Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan matematika adalah sebagai salah satu ilmu dasar
satu sarana dalam membentuk siswa untuk berpikir secara alamiah. Hal ini sesuai
siswa dapat tercapai sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah
yang ditetapkan.
hasil belajar matematika. Mutu hasil belajar matematika ditentukan oleh mutu
faktor, antara lain adalah penggunaan media dan model pembelajaran. Dengan
penggunaan media dan model pembelajaran yang tepat maka hasil belajar
Tabel l. Hasil Belajar Matematika siswa kelas Vb SDN 002 Tualang Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2008/2009
Persentase
Banyak Siswa Yang
No Materi Pokok Ketercapaian
Mencapai KKM
KKM ( % )
1 Bilangan cacah dan bilangan
17 44,7
bulat
2 Waktu 19 50
3 Sudut 19 50
4 Satuan 18 47,3
5 Luas bangun datar 16 42,1
6 Volume kubus dan balok 16 42,1
Dari tabel di atas dapat dikatakan bahwa materi pokok bilangan cacah dan
bilangan bulat masih banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan
Minimal KKM yang telah ditetapkan sekolah. Dari 38 orang siswa hanya 17
orang yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Hal ini nanti akan
berpengaruh pada materi pokok pecahan karena materi bilangan cacah dan
bilangan bulat merupakan materi prasyarat pada materi pokok operasi perkalian
pada pecahan.
dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa. Peneliti juga ingin
3
menggunakan media gambar yang mudah dipahami siswa dan mudah dikerjakan
siswa. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa,
Sadiman (2006) yaitu (1) Sifatnya kongkrit; (2) Dapat mengatasi batasan ruang
dan waktu; (3) Dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita; (4) Dapat
Berdasarkan teori dan uraian di atas pembelajaran seperti ini terdapat pada
yang dilaksanakan guru, materi yang diajarkan selangkah demi selangkah melalui
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
belajar matematika.
2. Bagi guru khususnya guru Kelas Vb SD Negeri 002 Tualang sebagai salah
3. Bagi SD Negeri 002 Tualang dapat dijadikan salah satu bahan masukan
matematika.
BAB II
LANDASAN TEORETIS
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk
mencapai suatu perubahan sikap maupun tingkah laku yang baik yang bersifat
latihan dan pengalaman berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan belajar adalah
usaha yang dilakukan seseorang perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari
belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka-angka atau skor melalui tes
penyesuaian tingkah laku. Beliau membedakan belajar menjadi dua macam yaitu
pertama, belajar sebagai proses dan kedua belajar sebagai hasil. Dalam hubungan
ini belajar sebagai hasil merupakan akibat wajar dari belajar sebagai proses.
Dengan kata lain proses belajar menyebabkan hasil belajar. Belajar merupakan
suatu cara yang digunakan untuk mendapatkan ilmu dan pengalaman yang baru.
6
Keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar siswa, dan hasil yang
belajar dalam bentuk angka dan skor melalui tes hasil belajar setelah
matematika yang dimiliki atau dicapai siswa dalam angka atau skor dari hasil test
dan informasi yang dilakukan secara bertahap, dan dapat diterapkan dalam bidang
studi yang berorientasi pada penampilan dan kinerja seperti menulis, membaca
lembaga tertinggi, dan para anggotanya ditetapkan untuk jabatan selama 5 tahun.
adalah bagaimana cara pemilihan dan penetapan anggota MPR tersebut di atas.
dan prosedur penilaian hasil belajar; (2) Sintaks atau pola keseluruhan dan alur
kegiatan pembelajaran; dan (3) Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar yang
pemberian umpan balik terhadap keberhasilan siswa. Pada tahap penelitian dan
alat-alat peraga.
3) Membimbing pelatihan
C. Media Gambar
dalam waktu relatif lama atau menyerap semua pelajaran yang diberikan guru.
Mereka sering terpengaruh dengan hal-hal sepele antara sesama siswa didalam
kelas. Guru harus mampu menarik perhatian siswa terhadap pembelajaran yang
dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu
Briggs (1970) berpendapat bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, film
diperoleh melaui indra penglihatan (mata), 13% melalui indra dengar (telinga),
dan selebihnya melalui indra lain. Menurut Djamarah (2002), media adalah alat
10
bantu apa saja yang dapat dijadikan penyalur pesan guna mencapai tujuan
c. Media audiovisual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur
gambar.
1) Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh, dan harganya murah, cara
2) Media kompleks
Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya sulit
tujuan pengajaran.
11
bosan.
media visual ini ada yang menampilkan gambar diam seperti film strip (film
rangkai), slides (film bingkai), foto, gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media
visual yang menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu,
berikut :
1) Sifatnya konkrit
perkalian pada pecahan penulis memilih media gambar yang berbentuk gambar
model luasan. Media gambar model luasan ini, peneliti menggunakan dengan
memakai tanda arsiran hitam dan arsiran merah. Untuk menentukan nilai pecahan
12
yang dimaksud pada operasi perkalian pada pecahan. Peneliti berharap agar siswa
lebih dapat memahami konsep operasi perkalian pecahan dengan media gambar
model luasan.
dilaksanakan :
1. Kegiatan Awal
yang akan dipelajari siswa dan mempersiapkan segala sesuatu yang akan
2. Kegiatan Inti
b. Membimbing pelatihan
kerjanya.
sehari – hari.
3. Kegiatan Akhir
tindakan.
keterlibatan siswa agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang lebih baik.
dilakukan guru dan siswa, memberikan siswa mempelajari keterampilan dasar dan
langsung membuat siswa menjadi lebih termotivasi dan aktif dalam proses
berperan lebih aktif sehinggan proses pembelajaran tidak hanya berpusat pada
guru.
sudah terpusat pada siswa. Dengan memahami konsep suatu materi pembelajaran
suatu materi pembelajaran yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan hasil
F. Hipotesis Tindakan
Tualang semester genap Tahun Pelajaran 2008-2009 pada materi pokok operasi
BAB III
METODE PENELITIAN
bulan Januari 2009 sampai bulan Juli 2009 di SD Negeri 002 Tualang pada materi
B. Bentuk Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindak Kelas (PTK) dalam bentuk guru
sebagai peneliti. Peneliti di bantu guru lain sebagai pengamat dalam proses
langsung dengan media gambar pada materi perkalian pada pecahan. Penelitian
Empat tahap dalam PTK yaitu : (1) perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3)
Model siklus Penelitian Tindak Kelas (PTK) dapat dilihat sebagai berikut :
17
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
a) Perencanaan :
b) Tindakan :
c) Pengamatan :
d) Refleksi :
C. Subjek Penelitian
19
D. Isntrumen Penelitian
1. Perangkat Pembelajaran
a. Silabus
dan pengelolaan.
sebanyak dua kali, yaitu Ulangan Harian I dan Ulangan Harian II. Soal –
pembelajaran dan data tentang ketuntasan belajar siswa pada materi pokok
perkalian pecahan.
Analisis data tentang aktifitas guru dan siswa didasarkan dari hasil
Apabila suatu aspek yang diamati kurang sesuai dengan yang diharapkan
22
menyempurnakannya.
peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari tabel distribusi frekuensi, yaitu
Dikatakan meningkat jika Ulangan Harian I lebih baik dari tes awal, dan
BAB IV
A. Pelaksanaan Tindakan
1. Tahap Persiapan
dari perangkat pembelajaran yang terdiri dari Silabus (Lampiran 1), Rencana
untuk setiap kali pertemuan dan seperangkat tes hasil belajar matematika yang
terdiri dari kisi-kisi penulisan soal ulangan harian I dan II, naskah soal ulangan
24
harian I dan II serta kunci jawaban Ulangan Harian I dan II yang dapat dilihat
menyajikan materi dan dua kali pertemuan mengadakan tes. Selanjutnya proses
campuran
menempelkan alat peraga dipapan tulis yaitu gambar dari karton berupa
membagi gambar bangun datar tersebut menjadi tiga bagian secara vertikal
dan mengarsir satu bagian dari tiga bagian yang sama. Kemudian langkah
bagian secara horizontal dan mengarsir satu bagian dari empat bagian yang
bagian yang mendapat arsiran dua kali untuk menentukan hasil perkalian
menggunakan warna hitam dan untuk arsiran kedua, guru menyuruh siswa
siswa untuk menanyakan hal – hal yang belum dipahami siswa. Untuk
Kemudian pada kegiatan akhir, guru dan murid mengadakan tanya jawab
memberikan bimbingan dan arahan pada siswa. Guru juga belum mampu
siswa dengan lebih baik. Guru harus mampu mengatur penggunaan waktu
perkalian asli dengan pecahan biasa. Seperti biasanya kegiatan awal dimulai
Setelah kegiatan awal berakhir, guru masuk pada kegiatan inti. Guru
siswa secara langsung. Pada pertemuan kedua ini, media yang diguakan
adalah media gambar model luasan. Guru meminta seorang siswa kedepan
kelas untuk membagi bangun datar yang disediakan pada gambar yang
dibagi menjadi empat bagian. Kedua bangun datar dibagi empat bagian yang
27
masing – masing satu bagian dari emat bagian yang sama. Kemudian siswa
pecahan biasa.
LKS pada siswa. Pada kegiatan ini, guru berusaha membimbing dan
dengn baik, guru memberikan pujian, dan bagi siswa yang belum, guru
masih ada siswa yang belum mampu memahami langkah kegiatan yang
terdapat pada LKS dengan benar, masih ada siswa yang menyontek
sebelumnya, walaupun masih ada siswa yang belum terlibat secara aktif
28
peraga gambar dari karton. Salah seorang siswa maju kedepan kelas untuk
membagi gambar bangun datar yang ada pada gambar. Pada pertemuan ini
disuruh membagi bagian datar yang disediakan sebanyak empat buah. Dua
bagian datar pertama dibagi menjadi tiga bagian yang sama. Begitu juga
bagian dua bagian datar berikutnya masing – masing dibagi menjadi tiga
bagian datar yang kedua diarsir satu bagian dari tiga bagian yang sama.
Begitu juga selanjutnya untuk bagian datar yang lainnya. sehingga banyak
kotak yang diarsir dan banyak kotak merupakan hasil perkalian bilangan asli
siswa sudah semakiin baik dari pertemuan terdahulu. Terlihat dari jumlah
siswa yang terlibat aktif sudah semakin banyak. Sebagian siswa telah
dengan baik.
pelajaran yang akan dicapai setelah belajar. Setelah kegiatan awal, guru
masuk pada kegiatan inti dengan menempelkan alat peraga media gambar
pada karton.
kedua diarsir satu bagian dari tiga bagian yang sama. Selanjutnya siswa
dengan tiga bagian yang sama. Kemudian siswa disuruh mengarsir dua
bagaian dari tiga bagian yang sama untuk bangun datar pertama dan
mengarsir bangun datar kedua sebanyak dua bagian dari tiga bagian yang
sama.
Siswa dibimbing untuk menghitung bagian yang diarsir dua kali untuk
dan memberikan umpan balik terhadap kegiatan yang dilakukan siswa pada
gambar.
dituntut secara mandiri. Dari aktivitas guru, belum semua siswa mendapat
arahan dan bimbingan yang maksimal hal ini menyebabkan siswa kurang
berikutnya pada siklus kedua diharapkan guru mampu mengajak siswa untuk
sehingga dalam hal ini dituntut kemampuan guru untuk senantiasa mampu
menciptakan situasi belajar yang nyaman dan terarah, sehingga hasil belajar
alat peraga. Media yang digunakan adalah media gambar pada karton.
Hanya saja gambar yang ditampilkan pada pertemuan ini sedikit berbeda.
pertama yang bernilai satu ( pembilang dan penyebut sama ) dengan pecahan
pada pecahan yang bernilai satu dan menghitung jumlah kotak seluruhnya
yang terhubung pada garis horizontal dan vertikal, untuk menentukan hasil
yang akan dicapai. Kegiatan inti dimulai dengan menempelkan alat peraga
pada kertas karton. Media gambar yang digunakan pada pertemuan ini sama
caranya sama dengan yang diuraikan pada pertemuan pertama, begitu juga
dan dilanjutkan dengan latihan sebagai latihan lanjutan. Setelah itu, guru
35
Pada pertemuan akhir, guru dan murid mengadakan tanya jawab dan
pertanyaan dan tanggapan terhadap hasil kerja siswa yang lain. Beberapa
siswa telah sudah mau maju kedepan kelas untuk menyelesaikan tugas yang
pembelajaran.
siswa pada pelajaran yang lalu dan mengaitkannya dengan pelajaran dan
pelajaran yang akan dicapai oleh siswa pada pertemuan itu. Pada kegiatan
inti guru menjelaskan tentang cara menetukan hasil perkalian tiga pecahan
kepada siswa sebagai Latihan Lanjutan yang berkaitan dengan materi cara
kearah yang lebih baik. Kemandirian siswa dalam mengerjakan LKS sudah
baik.
sebelumnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa aktifitas guru dan siswa sudah
sesuai dengan perencanaan. Dalam hal ini aktifitas guru dan siswa sudah
Pada pertemuan ini peneliti mengadakan Ulangan Harian II. Ulangan ini
Secara keseluruhan, siklus kedua sudah lebih baik dari siklus pertama.
gunakan adalah tes lisan dan tulisan. Pada pertemuan pertama dan kelima
digunakan tes lisan, sementara pertemuan lainnya digunakan tes tulisan pada
Hasil tindakan yang dianalisis adalah aktivitas guru dan siswa selama proses
(lampiran G1) dan Ulangan Harian II (lampiran G2) yang diperoleh siswa
dapat dinyatakan jumlah siswa yang mencapai KKM seperti tabel 3 berikut.
Tabel 3. Frekuensi Siswa yang memiliki Nilai Lebih Sama dengan 60 pada
Ulangan Harian I untuk Setiap Indikator
ketercapaian KKM siswa sama yaitu 17 siswa, hal ini disebabkan karena
Tabel 4. Frekuensi Siswa yang Memiliki Nilai Lebih Sama dengan 60 pada
Ulangan Harian II untuk Setiap Indikator
Persentase
Jumlah Siswa
(%) Siswa
yang
yang
No Indikator mencapai
mencapai
nilai sama
nilai sama
dengan 60
dengan 60
40
2. Keberhasilan Tindakan
Tabel 5. Daftar Distribusi Frekuensi Skor Dasar, Ulangan Harian I dan Ulangan
Harian II.
Frekuensi
Interval Skor Frekuensi Skor Frekuensi Ulangan
Ulangan Harian
Hasil Belajar Dasar Harian I
II
10 – 19 0 0 1
20 – 29 0 1 1
30 – 39 2 3 1
40 – 49 4 3 0
50 – 59 14 8 0
60 – 69 14 1 1
41
70 – 79 1 9 7
80 – 89 0 4 9
90 – 100 3 9 18
∑f 38 38 38
Jumlah siswa
18 23 35
mencapai KKM
% jumlah siswa
47,36 60,52 92,10
mencapai KKM
Dari tabel di atas dapat dilihat yakni pada interval 40-69 dari skor dasar
yang memperoleh nilai rendah. Pada interval 70-100 dari nilai skor dasar ke
Untuk jumlah siswa yang mencapai KKM untuk seluruh indikator adalah
sebagai berikut :
terdapat 2 soal, dan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 34 siswa.
Indikator kedua juga terdapat 2 butir soal, dan jumlah siswa yang mencapai
langkah pengerjaan Lembar Kerja Siswa yang dilakukan secara individu siswa
masih banyak yang bekerjasama dengan teman dekatnya. Hal ini menunjukkan
kegiatan yang terdapat pada lembar kerja tersebut. Sehingga tidak dapat
memberikan jawaban yang benar. Pada Ulangan Harian I sebagian besar siswa
kurang teliti dalam memahami dan menganalisis cara mengarsir gambar sesuai
dengan nilai kurang yang dimaksud, sehingga arsiran gambar tidak sesuai dengan
biasa sehingga siswa lambat dan cenderung salah dalam menyelesaikan soal.
lanjutan pada setiap pertemuan sudah semakin baik pada setiap pertemuan lembar
siklus kedua hingga akhir siklus kedua aktivitas siswa sudah biasa dikatakan baik,
kurang bisa berperan jujur dalam mengisi kolom aktifitas guru, sehingga terlihat
pada setiap pertemuan kriteria pengamatan guru pada setiap indikator tidak
diamati telah memberikan arahan sesuai dengan indikator yang terdapat pada
aktivitas guru dan pengamat dapat menuliskan sesuai dengan apa yang diamati
Secara umum dari analisis tindakan jumlah siswa yang mencapai KKM yang
mencapai KKM setelah tindakan yaitu pada Ulangan harian I dan Ulangan Harian
II lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah siswa yang mencapai KKM pada skor
dasar (sebelum tindakan). Dengan demikian hasil analisis tindakan ini mendukung
media gambar dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas Vb SDN
002 Tualang.
44
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
2. Bagi guru SDN 002 Tualang yang mau dan tertarik dalam menerapkan
DAFTAR PUSTAKA
Jamarah dan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar , Rhineka Cipta, Jakarta
Dimyati dan Mujiono, 2006, Belajar dan Pembelajaran, Rhineka Cipta, Jakarta
Ritonga Z dan Natuna D, 2006, Teknik Analisis Data, Cendikia Insani, Pekanbaru