Professional Documents
Culture Documents
KONSEP MEDIS
A. ANATOMI
Jaringan gelatinosa otak dan medulla oblongata spinal dilindungi oleh tulang
belakang dan tulang tengkorak dan oleh tiga lapisan jaringan penyambung yaitu pia mater,
arakhnoid dan duramater. Masing-masing merupakan suatu lapisan yang terpisah dan
kontinu, antara lapisan pia mater dan arakhnoid terdapat hubungan yang dikenal dengan
nama trabekula.
Gambar.1. Penampang kranium dan korteks
Pia mater langsung berhubungan dengan otak dan jaringan spinal, pia mater
merupakan lapisan vaskuler dimana pembuluh-pembuluh darahnya berjalan menuju
susunan saraf pusat (SSP) untuk memberi nutrisi pada jaringan saraf. Arakhnoid
merupakan suatu membran fibrosa yang tipis, halus dan avaskuler. Arakhnoid meliputi
|1
otak dan medulla spinalis, tetapi tidak mengikuti kountur luar seperti pia mater disebut
ruang subarakhnoid dimanan terdapat arteri, vena serebral.
Dura mater merupakan suatu jaringan ikat, tidak elastis dan mirip kulit sapi yang
terdiri dari dua lapisan, lapisan luar dinamakan dura endosteal dan bagian dalam
dinamakan dura meningeal.
Medulla spinalis di pertahankan di sepanjang kanalis vertebralis oleh 20 sampai 22
pasang ligamentum yang melekat pada dura pada jarak-jarak tertentu ini, merupakan
perpanjangan lateral dari jaringan kolagen pia mater yang memisahkan radiks dorsal dan
radialis ventral
Pada umumnya arteri serebri mempunyai fungsi konduksi. Arti konduksi (arteri
karotis interna, serebri anterior, media dan posterior, arteri vertebro-basilaris, dan cabangcabang utama dari arteri ini) membentuk suatu jalinan pembuluh darah yang luas meliputi
permukaan otak.
Otak manusia kira-kira merupakan 2 % dari berat badan orang dewasa. Otak
menerima 20% dari curah jantung dan memerlukan sekitar 20% pemakaian oksigen tubuh
dan sekitar 400 kkal energi setiap hari. Metabolisme otak merupakan proses tetap dan
kontinu, tanpa ada masa istirahat. Bila aliran darah terhenti selama 10 detik saja, maka
kesadaran mungkin akan hilang dan penghentian dalam beberapa menit dapat
menimbulkan kerusakan irreversibel (Sjamsuhidajat, 2005).
B. DEFENISI
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang
jelas selain vaskuler.
Stroke atau cedera serebrovaskuler (CVA), adalah kehilangan fungsi otak yang
diakibatkan oleh berhentinya suplai darah ke bagian otak.
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut disebabkan oleh
perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma
kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler.
C. ETIOLOGI
1. Trombosis (penyakit tromboklusif)
|2
5. Usia lanjut
Pada usia lanjut terjadi proses kalsifikasi pembuluh darah termasuk pembuluh darah
otak.
6. Polositemia
Pada polisitemia terjadi peningkatan viskositas darah dan aliran darah menjadi lambat
sehingga perfusi otak menurun.
7. Peningkatan kolesterol (lipid total)
Kolesterol yang tinggi dapat menyebabkan aterosklerosis dan terbentuknya embolus
dari lemak.
8. Obesitas
Pada obesitas dapat terjadi hipertensi dan peningkatan kadar kolesterol sehingga
dapat mengakibatkan gangguan pada pembuluh darah, salah satunya di otak.
9. Perokok
Pada perokok akan timbul plaque pada pembuluh darah dan nikotin sehingga terjadi
aterosklerosis.
10. Kurang aktifitas fisik
Kurang aktifitas fisik dapat juga mengurangi kelenturan fisik termasuk kelenturan
STROKE
pembuluh darah (pembuluh darah menjadi
kaku) salah satunya pembuluh darah otak.
4.
PATOFISIOLOGI
Hemoragi
stroke menyebabkan terjadinya iskemik
kaitan/berkurangnya
Hemoragik
Nondalam
Hemoragik
atau hilangnya persediaan darah bagi otak, yang disebabkan oleh rufturnya pembuluh
darah serebral. Jaringan otak berhenti berfungsi jika oksigen defisit lebih dari 60-90
Pecah pembuluh darah
Oklusi/sumbatan aliran darah
detik dan setelah beberapa jam akan menyebabkan nekrosis yang sifatnya irreversibel
yang mungkin menyebabkan ke arah kematian. Perdarahan serebri termasuk urutan
Perfusi
jaringan
otakpembuluh darah otak. Perdarahan
ketiga dari semua penyebab utama
kasus
gangguan
Menurun
intrakranial biasanya disebabkan oleh
ruftur arteri serebri. Sehingga darah dipaksa
masuk/menekan ke dalam jaringan otak, merusak neuron (sel-sel otak) sehingga
bagian otak yang terkena tidak dapat
berfungsi dengan benar. Darah sangat
Iskemia
mengiritasi jaringan otak, sehingga mengakibatkan vasospasme pada arteri di sekitar
perdarahan.
Metabolisme anaerob
Asam laktat
Edema otak
|4
5. MANIFESTASI KLINIK
a) Kehilangan Motorik
Stroke adalah penyakit motor neuron atas dan mengakibatkan kehilangan control
volunteer terhadap gerakan motorik. Disfungsi motorik yang paling umum terjadi
adalah :
Hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sisi otak yang
berlawanan.
Hemiparesis, atau kelemahan salah satu sisi tubuh.
b) Kehilangan Komunikasi
Disartria (kesulitan berbicara), ditunjukkan dengan bicara yang sulit
dimengerti disebabkan oleh paralisis otot yang bertanggung jawab
menghasilkan bicara.
Disfasia atau afasia (bicara defktif atau kehilangan bicara), yang terutama
sebelumnya.
c) Gangguan Persepsi
Gangguan persepsi adalah ketidakmampuan untuk menginterpretasikan sensasi.
Gangguan persepsi yang dapat ditimbulkan yaitu:
|5
Disfungsi persepsi visual karena gangguan jaras sensori primer diantara mata
dan korteks visual.
o Homonimus hemianopsia (kehilangan setengah lapang pandang) dapat
terjadi karena stroke dan mungkin sementara atau permanen. Sisi visual
yang terkena berkaitan dengan sisi tubuh yang paralisis.
o Amorfosintesis, kepala pasien berpaling dari sisi tubuh yang sakit dan
objek dalam area spasial. Sering terlihat pada pasien dengan hemiplegia kiri.
Kehilangan sensori, karena stroke dapat berupa kerusakan sentuhan ringan
atau mungkin lebih berat, dengan kehilangan propriosepsi (kemampuan untuk
merasakan posisi dan gerakan bagian tubuh) serta kesulitan dalam
|6
Embolisme serebral dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium atau
dapat berasal dari katup jantung prostetik. Embolisme akan menurunkan aliran
darah ke otak dan selanjutnya menurunkan aliran darah serebral.
7. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Pemeriksaan Radiologi
Angiografi serebral, membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik
infark.
Lumbal pungsi, menunjukkan adanya tekanan normal dan biasanya ada
thrombosis, emboli serebral, dan TIA (Transient Ischemia Attack) atau
serangan iskemik sepintas. Tekanan meningkat dan cairan yang mengandung
darah menunjukkan adanya hemoragik subarachnoid atau perdarahan
intracranial.
MRI (Magnetic Resonance Imaging), menunjukkan daerah yang mengalami
b) Pemeriksaan Laboratorim
Pungsi lumbal : pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai pada
perdarahan yang masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna
turun kembali.
Pemeriksaan darah lengkap : unutk mencari kelainan pada darah itu sendiri.
|7
8. PENATALAKSANAAN
a) Penatalaksanaan pada fase akut
Pasien ditempatkan pada posisi lateral atau semi telungkup dengan kepala
jantung kongestif.
b) Pengobatan
Diuretic, untuk menurunkan edema serebral, yang mencapai tingkat
BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
a. Aktivitas / istirahat
|8
malformasi vaskuler.
Nadi : frekuensi dapat bervariasi (karena ketidak stabilan fungsi jantung, obat-
paralitik)
e. Makanan / Cairan
Gejala :
Tanda :
Tingkat kesadaran: biasanya terjadi koma pada tahap awal hemoragik
Afasia : gangguan atau kehilangan fungsi bahasa
Kehilangan kemampuan untuk mengenali, gangguan persepsi
Kehilangan kemampuan motorik saat pasien ingin menggerakan (apraksia)
g. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda
Tanda : tingkah laku yang tidak stabil, gelisah, ketegangan pada otot / pasia
h. Pernapasan
Gejala : merokok (faktor resiko)
Tanda : ketidakmampuan menelan / batuk / hambatan jalan napas
i. Interaksi social
Tanda : masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi
j. Penyuluhan dan pembelajaran
Gejala : adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke (faktor resioko),
kecanduan alcohol (resiko)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
| 10
Ketidakmampuan bergerak.
Gangguan koordinasi.
Keterbatasan rentang gerak.
Penurunan kekuatan/ kontrol otot
4. Gangguan
komunikasi
verbal
dan
atau
tertulis
berhubungan
dengan
kata-kata,
ketidakmampuan
Data :
Disorientasi waktu, tempat, orang
Perubahan pola prilaku/respon biasanya terhadap rangsang; respon
emosi
berlebihan.
Perubahan proses pikir/berpikir kacau.
Perubahan dalam ketajaman sensori: hipoparestesia, perubahan rasa kecap.
Ketidakmampuan mengenal objek (agnosia visual)
| 11
otot,
kerusakan
perseptial/kognitif,
nyeri/ketidaknyamanan,
Depresi.
Data :
kognitif.
Data :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
2.
R/ Hipotensi dapat terjadi karena syok (kolaps sirkulasi). Peningkatan TIK dapat
terjadi karena edema, adanya bekuan darah, tersumbatnya arteri subklavia dapat
dinyatakan dengan perbedaan tekanan pada kedua lengan, Disritmia dan
murmur mungkin mencerminkan adanya penyakit sebagai pencetus (katub).
4. Catat pola dan irama pernafasan
R/ Ketidakteraturan pernafasan memberikan gambaran peningkatan TIK dan
kebutuhan
pernafasan.
5. Evaluasi pupil, catat ukuran, bentuk, kesamaan dan reaksi terhadap cahaya.
R/ Reaksi pupil diatur oleh saraf cranial okulomotor (III) berguna dalam
menentukan apakah batang otak tersebut masih baik. Ukuran dan kesamaan
pupil ditentukan oleh keseimbangan antara saraf simpatis dan parasimpatis.
Respon terhadap refleks cahaya mengkombinasikan. Fungsi saraf cranial
optikus (II) dan saraf cranial okulomotor (III).
6. Letakkan kepala dengan posisi agak ditinggikan dalam posisi anatomis (netral).
| 13
mencegah
pembekuan, Kontra indikasi pada pasien dengan hipertensi sebagai akibat dari
peningkatan resiko perdarahan.
11. Kolaboratif : Dilaritin, fenobarbital.
R/ Mengontrol kejang dan atau untuk sedative.
12. Kolaboratif pelunak feces.
R/Proses mengejan selama defekasi berhubungan dengan peningkatan TIK.
| 14
lengan.
terbentuknya
edema.
8. Tempelkan Hand Roll keras pada telapak tangan dengan jari-jari dan ibu jari
saling berhadapan.
R / Alas / dasar yang keras menurunkan stimulasi fleksi jari-jari, mempertahankan
jari-jari dan ibu jari pada posisi anatomis (normal).
9. Posisikan lutut dan panggul dalam posisi ekstensi.
| 15
| 16
visual
(gerakan
tangan,
gambar-gambar,
daftar
kebutuhan,
demonstrasi).
R / Memberikan komunikasi tentang kebutuhan berdasar keada-an/defisit yang
mendasarinya.
7. Anjurkan orang terdekat mempertahankan untuk komunikasi dengan pasien,
seperti diskusi tentang hal-hal yang terjadi pada keluarga.
R/ Mengurangi isolasi social pasien dan meningkatkan penciptaan komunikasi
yang efektif.
8. Diskusikan mengenai hal-hal yang dikenal pasien seperti pekerjaan, keluarga dan
hobby.
R /Meningkatkan percakapan yang bermakna dan memberikan kesempatan
untuk keterampilan praktis.
9. Kolaborasi
Rujuk ke ahli terapi wicara.
membahayakan.
R / Meningkatkan keamanan dan menurunkan resiko trauma.
Menetralkan
hiperekstensi,
membantu
mencegah
aspirasi
dan
| 19
| 20