Professional Documents
Culture Documents
Kasus 2
Topik: Prematur+BBLR
Tanggal (kasus): 29/04/2013
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi:
By.Ny.R, 4 hari, lahir spontan, prematur diusia gestasi 6 bulan, tidak segera menangis.
Tujuan: Mengetahui perawatan dan meningkatkan kualitas hidup bayi prematur
Bahan bahasan:
Tinjauan pustaka
Data pasien:
Riset
Kasus
Nama: By.Ny.R
Usia: 4 hari
Audit
Pos
No registrasi: 15.92.07
Terdaftar sejak: -
MS, Yunanto A, Dewi R, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Edisi ke 5. Jakarta: Badan
Penerbit IDAI, 2008. h.11-29
2. Initial Assessment pada Gawat Darurat. Diunduh pada 15 Agustus 2010. Dalam
http://www.slideshare.net/puskesmasmojoagung/initial-assessment-pada-gawatdarurat-presentasi
3. Kosim MS. Gawat darurat neonatus pada persaliann preterm. Diunduh dari URL:
http://www.slideshare.net/msholehkosim/gawat-daruratneonatus-pada-persalinanpreterm-web-3567497
4. Lissauer T, Clayden G. The preterm infant. Dalam: Lissauer T, Clayden G. Illustrated
textbook of paediatrics. Edisi ke 3. United Kingdom: Mosby Elsevier, 2001. h145-57.
5. Sastroasmoro S. Panduan Pelayanan Medis Departemen Ilmu Kesehatan Anak tahun
2005-2007. Jakarta: RSUP dr. Cipto Mangunkusumo.
6. Anonymous.
Premature
infant.
Diunduh
daru
URL:
http://www.merck.com/mmpe/sec19/ch272/ch272g.html
7. Dharmasetiawani N. Asfiksia dan resusitasi bayi baru lahir. Dalam: Kosim MS,
Yunanto A, Dewi R, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Edisi ke 5. Jakarta: Badan Penerbit
IDAI, 2008. h.103-25
8. Stoll BJ, Kliegman RM. High risk infant. Dalam: Behrmann R, Kliegman R, Jenson
H. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Pennnsylvania: Saunders,
2004;86:547-59
9. Kosim MS. Gangguan nafas pada bayi baru lahir. Dalam: Kosim MS, Yunanto A,
Dewi R, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Edisi ke 5. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 2008.
h.126-45
10. Stoll BJ, Kliegman RM. High risk infant. Dalam: Behrmann R, Kliegman R, Jenson
H. Nelson Textbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Pennnsylvania: Saunders,
2004;86:547-59
11. Tim Adaptasi Indonesia. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit.
Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota. Jakarta:
World Health Organization, 2009.
Hasil pembelajaran:
1.
2.
3.
4.
Diagnosis prematur
Patogenesis prematur
Penatalaksanaan dan perawatan bayi prematur
Edukasi tentang perjalanan penyakit dan penatalaksanaan yang tepat
Subyektif
Bayi Ny.R dilahirkan tanggal 25 April 2013 pk.18.10 dengan kelahiran spontan,
prematur(usia gestasi dari ibu sekitar 6 bulan), tidak segera menangis, suction dilakukan
melalui hidung dan mulut, diberikan oksigen. Wajah berwarna biru, ekstremitas seluruh tubuh
merah. Riwayat kehamilan ibu G1P0A0, kehamilan rutin kontrol di bidan, namun lupa
dengan HPHT(hanya ingat bulan haid terakhir adalah bulan Oktober 2012). Pada 3 jam
SMRS, ibu pasien merasa nyeri perut dan keluar lendir dan darah dari kemaluan ibu pasien.
2
Riwayat demam, perdarahan saat kehamilan, penyakit gula, hipertensi atau coitus
sebelumnya pada ibu pasien disangkal.
Obyektif
Pasien dirawat di ruang perinatologi RS TK.IV.Dr.Bratanata
APGAR Score: 5
Parameter
Apgar Score
Frekuensi
Tak ada
<100
>100
jantung
Usaha nafas
Tak ada
Lambat
tak Menangis
Tonus otot
Lumpuh
teratur
Ekstremitas
kuat
Gerakan aktif
Refleks
Tidak respon
fleksi sedikit
Pergerakan
Menangis
Biru/pucat
sedikit
Tubuh
Seluruh
kemerahan
tubuh
ekstremitas
kemerahan
Warna
membiru
-
Suhu: 35.9 C
Nafas: 60 kali/menit
Kepala
Mata
: Terpasang CPAP
Bibir
: Sianosis (+)
Thoraks
: Gerakan simetris, tidak ada ketinggalan gerak, retraksi sela iga +/+
Bunyi jantung 1 dan 2 reguler, mur-mur (-), gallop (-)
Suara nafas bronchovesicular, ronchi -/-, wheezing -/-
Abdomen
Genitalia
Ekstremitas
Skor Downe=6
Laboratorium :
a. Laboratorium(25/04/2013, pk.19:15:54) :
Pemeriksaaan
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
MCV/MCH/MCHC/RDWCV
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
Golongan darah/Rh
Mixed (Eo/Mo/Ba)
Limfosit
Neutrofil
CRP
Hasil
Nilai rujukan
Satuan
17.5
53.40
5.5
292
5.0
11-16
35-47
4.0-11.0
150-450
4.40-5.50
g/dL
%
ribu/ul
ribu/ul
juta/ul
107.2
35.1
33
17.3
B, Rh (+)
3.2
80.1
16.7
(-)
80.0-100.0
26.0-34.0
32.0-36.0
11.5-14.5
Fl
Pg
g/dl
%
3-10
20-40
40-70
%
%
%
Pemeriksaan
26/04/13
26/04/13
27/04/13
27/04/13
GDS
pk.19.00
84
pk.23.00
80
pk.06.00
128
pk.11.00
140
grafik
Lubchenco.1
Namun,
biasanya
bayi
prematur
adalah
BBLR.
Kegawatdaruratan diartikan sebagai kondisi karena cedera atau tidak yang mengancam
nyawa pasien dan membutuhkan pertolongan segera.2
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
Penyakit atau infeksi yang tidak diobati seperti infeksi saluran kemih dan infeksi
kulit ketuban/amnionitis
Abnormalitas uterus dan serviks
Ketuban pecah dini
Plasenta previa
Pre-eklamsi
Diabetes mellitus
Penyaki jantung
Skrining selanjutnya pada bayi prematur adalah dengan memonitor apnea dan bradikardi
hingga berumur 34-35 minggu. Sebelum pulang dari rumah sakit, bayi prematur harus
menjalani evaluasi car seat monitoring menggunakan oksimetri nadi untuk mempastikan
mereka bisa mempertahankan jalan nafas paten dan saturasi O2 saat diletakkan di kursi mobil.
Setelah dipulangkan, bayi prematur harus mendapatkan follow-up perkembangan saraf yang
teliti dan rujukan awal yang sepatutnya untuk program intervensi yang diperlukan untuk
terapi fisik, okupasi dan bahasa. 1
Penilaian umur kehamilan1
1. Antenatal : Cara sederhana yang telah dan terus digunakan yaitu Hari Pertama Haid
Terakhir (HPHT) dan kejadian-kejadian penting selama kehamilan misalnya gerakan
janin, suara jantung janin dan tinggi serangkaian pemeriksaan ultrasonografi pada
janin.1
2. Pasca persalinan1
a. Ciri fisik luar
Ciri- ciri fisik luar bayi baru lahir yang berubah progresif dengan pola teratur
selama kehamilan.
b. Pemeriksaan neurologis
Penilaian harus dilakukan saat bayi dalam keadaan tenang dan istirahat.
Penilaian neurologis sebagai alat untuk menetukan umur kehamilan seringkali
tidak praktis karena dilema yang dialami untuk menilai bayi yang depresi,
asfiksia, mengalami kerusakan neurologis, atau berada dalam keadaan sakit
yang tidak akurat kapan saja penilaian dilakukan
c. Temuan fisik dan neurologis
Ciri-ciri fisik yang digambarkan oleh Farr dan temuan neurologis oleh Amiel
Tison telah digabungkan oleh Dubowitz.1
d. Pemeriksaan vaskularisasi anterior kapsul lensa
Perubahan terus-menerus pembuluh vaskuler anterior kapsul lensa sesuai
dengan pertambahan umur kehamilan selama minggu ke 27-34 kehamilan.
Hubungan ini tidak dipengaruhi oleh berat lahir.
Masalah yang sering dihadapi pada bayi prematur termasuklah memerlukan resusitasi
saat kelahiran, kelainan respiratori, hipotensi, paten duktus arteriosus (PDA), pengaturan
suhu,
metabolik,
nutrisi,
infeksi,
ikterus,
perdarahan
intraventrikuler/leukomalacia
GANGGUAN PERNAFASAN
10
Sindrom Gawat Nafas (SGN) pada neonatus merupakan kumpulan gejala klinis pada
bayi baru lahir berupa kesulitan bernafas, yang ditandai dengan gejala utama takipnea
(frekuensi nafas >60 kali/menit), sianosis sentral (lidah biru pada suhu ruangan), retraksi
dinding dada, dan merintih. Tanda lain adalah nafas cuping hidung dan apnea periodik. SGN
atau Penyakit Membran Hialin (PMH) disebabkan oleh defisiensi surfaktan dalam paru-paru
neonatus, yang sering terjadi pada yang lahir kurang dari 37 minggu usia kehamilan. Risiko
bertambah dengan bertambahnya derajat prematuritas. 9
Etiologi dari SGN adalah surfaktan yang diproduksi tidak mencukupi pada usia hamil
tua yang menyebabkan risiko SGN meningkat dengan tingkat prematuritas yang lebih tinggi.
Faktor risiko yang lain termasuklah kehamilan ganda, diabetes maternal, jenis kelamin lakilaki dan ras kulit putih. Risiko berkurang pada pertumbuhan janin terhambat, pre-eklamsia
atau eklamsia, hipertensi maternal, ketuban lambat pecah dan penggunaan kortikosteroid dari
ibu. Jarang-jarang kasus yang diturunkan yang disebabkan oleh mutasi gen protein surfaktan
(SP-B dan SP-C) dan gen ATP-binding cassette transporter A3 (ABCA3). 5
Patofisiologi dari SGN adalah seperti berikut. Surfaktan pulmonal adalah campuran
fosfolipid dan lipoprotein yang disekresi oleh pneumosit tipe II. Surfaktan ini menghilangkan
tegangan permukaan dari cairan yang melapisi alveoli, yang mengurangi kecenderungan
alveoli untuk kolaps dan mengurangi beban yang dibutuhkan untuk mengembangkan alveoli.
Bila terjadi kekurangan surfaktan, paru-paru menjadi atelektasis yang difus, merangsang
inflamasi dan edema pulmonal. Oleh karena darah yang mengalir lewat bagian yang telah
atelektasis tidak teroksigenasi (membentuk shunt intrapulmonal kanan-ke-kiri), bayi
menjadi hipoksemia. Kompliens paru berkurang, mengakibatkan beban pernafasan
bertambah. Pada kasus yang lebih parah, kecapaian diafragma dan otot interkosta, dan retensi
CO2 dan asidosis respiratori bisa terjadi. Komplikasi dari SGN termasuklah perdarahan
intraventrikular atau periventrikular, iskemi substansi alba, pneumothorak, displasia
bronkopulmonal, sepsis, dan kematian neonatus. Komplikasi intrakranial adalah disebabkan
oleh hipoksemia, hiperkarbia, hipotensi, tekanan darah arteri yang tidak tetap, dan perfusi
serebral yang rendah. 5
Tanda dan gejala dari SGN adalah respirasi yang cepat, dipaksakan dan merintih yang
muncul sebaik atau beberapa jam setelah lahir, dengan retraksi suprasternal dan substernal
serta nafas cuping hidung. Bila atelektasis dan kegagalan respirasi berlanjut, gejala
memburuk dengan terjadinya sianosis, letargi, pernafasan irregular dan apnea. Neonatus
dengan berat kurang dari 1000 gram bisa mempunyai paru yang sangat kaku hingga tidak
bisa untuk memulai atau mempertahankan pernafasan di kamar persalinan. Pada
11
pemeriksaan, bunyi nafas berkurang. denyut nadi perifer berkurang, edema ekstremitas
perifer, dan pengeluaran urin yang berkurang.
5,7
< 60 kali/menit
60-80 kali/menit
> 80 kali/menit
Retraksi ringan
Retraksi berat
nafas
Retraksi
Sianosis
Tidak sianosis
Sianosis hilang
Sianosis menetap
dengan O2
walaupun diberi
O2
Air entry
Merintih
Skor Downe
1-3
4-5
6
Udara masuk
Tidak merintih
Penurunan ringan
udara masuk
masuk
Dapat didengar
Dapat didengar
dengan stetoskop
Diagnosis
Gangguan nafas ringan
Gangguan nafas sedang
Gangguan nafas berat
Untuk mendiagnosis SGN, dilihat pada presentasi klinis (menilai faktor risiko), analisa gas
darah (hipoksemia dan hiperkapnea), foto Rontgen dada (atelektasis difus ground glass
appearance dengan visible air bronchogram ), dan kultur darah, cairan serebrospinal dan
aspirat trakea. Diagnosis banding antaranya pneumonia dan sepsis streptococcal grup B,
takipnea transien pada neonatus, hipertensi pulmonal persisten, aspirasi, edema pulmonal,
dan anomali kardiopulmonal kongenital. Neonatus biasanya memerlukan kultur darah, cairan
serebrospinal dan aspirat trakea. Diagnosis klinis untuk pneumonia streptococcal grup B
adalah sangat sulit. Oleh itu antibiotika biasanya sudah dimulai tanpa menunggu hasil kultur.
SGN bisa diantisipasi sejak prenatal dengan tes maturitas paru fetus, yang mengukur
surfaktan yang diperoleh secara amniosentesis atau diambil dari vagina (jika ketuban sudah
pecah) yang bisa membantu menentukan saat yang tepat untuk melahirkan. Cara ini
diindikasikan pada persalinan elektif sebelum minggu ke-39 bila denyut jantung, kadar
human chorionic gonadotrpin (HCG), dan pengukuran ultrasonografi tidak dapat menentukan
usia kehamilan dan untuk persalinan non-elektif antara minggu ke-34 dan 36. Risiko SGN
12
Plan
Diagnosis:
Prematur+berat badan lahir rendah
Gangguan nafas berat
Terapi (25/04/2013):
(26/04/2013):
13
(27/04/2013):
(28/04/2013):
(29/04/2013):
Tatalaksana 10
Gangguan nafas berat
1. Teruskan pemberian O2 dengan kecepatan aliran sedang
2. Tangani sebagai kemungkinan besar sepsis
3. Bila terjadi perburukan atau tanda sianosis sentral, naikkan pemberian O2 pada
kecepatan aliran tinggi. Bila masih menetap, segera rujuk ke rumah sakit yang mampu
memakai ventialsi mekanik
4. Jika gangguan nafas masih meneatap setealah 2 jam, pasang pipa lambung untuk
5.
6.
7.
8.
9. Pantau setiap 3 jam frekuensi nafas, tarikan dinding dada atau suara merintih, episode
apnea
10. Periksa kadar glukosa darah tiap hari sekali sampai setengah kebutuhan minum dapat
dipenuhi secara oral
11. Amati bayi selama 24 jam setelah pemberian antibiotika dihentikan.
Prioritas manajemen dan evaluasi bayi dengan gangguan nafas
1. Ventilasi
a. Pemberian O2
Oksigenisasi untuk mempertahankan saturasi O2
BB <1000 gram: 85-92%
ventilator
b. Continuous positive airway pressure (CPAP)
c. Ventilator mekanik
2. Sirkulasi
a. Auskultasi suara jantung, ukur tekanan darah, palpasi denyut nadi dan periksa
hematokrit
b. Pertahankan sirkulasi dan volume darah agar tetap adekuat. Beri cairan atau
transfusi darah atau cairan pengganti darah 100 cc/kg pada bayi prematur bila
ada tanda hipovolemik atau anemia
c. Pertimbangkan obat inotropik bila pemberian carian gagal
3. Koreksi asidosis metabolik
a. Segera tentukan penyebab
b. Koreksi dengan pemberian bikarbonat natrikus dengan dosis 2 mEq/kg dengan
kecepatan pemberian < 1 mEq/kg/menit
4. Jaga kehangatan suhu bayi sekitar 36,5C-36,8C (suhu aksiler) dengan merawat bayi
dalam inkubator untuk mencegah vasokonstriksi perifer
5. Mencari penyebab distres respirasi
6. Terapi pemberian surfaktan
a. Calfactant 3 ml/kgBB lahir dalam 2 aliquot
b. Beractant 4 ml/kgBB lahir dalam 4 dosis
c. Calfosceril 5 ml/kgBB lahir dalam 4 menit
d. Porcine 2,5 ml/kgBB lahir dalam 2 aliquots
7. Bila tidak tersedia fasilitas NICU segera rujuk ke rumah sakit yang tersedia NICU
15
8. Terapi suportif
a. Jaga kehangatan
b. Pemberian cairan dan elektrolit dan nutisi yang baik
c. Pemberian nutrisi intravena ditamabah dengan asam amino. Mulai pemberian
ASI
d. Pemberian antibiotika
e. Berikan dukungan emosional pada orang tua dan keluarga
Indikasi pemasangan CPAP:
oksigenasi.
Mencegah kolaps alveolus dan atelektasis
Meningkatkan daya kembang paru
Mengurangi usaha nafas yang berlebihan
Mempertahakan produksi dan fungsi surfaktan
Mempertahankan jalan nafas dan meningkatkan diameternya
Memberikan kesesuaian perfusi ventilasi yang lebih baik dengan menurunkan pirau
intrapulmonar
Menstimulasi pertumbuhan paru
Analisa terapi:
protein.
Aminofilin/teofilin dapat diberikan untuk mencegah idiopatik apnea pada prematuritas,
dengan dosis 5-6 mg/kg/hari dengan menjaga tingkat pada darah berkisar 10-12g/dL.
Lacedim(ceftazidime pentahydrate) sefalosporin generasi ketiga dengan spektrum
luas, aktivitas gram-negatif, termasuk pseudomonas; efikasi yang lebih rendah melawan
16
organisme gram positif; efikasi yang lebih tinggi melawan organisme resisten.
Menghambat pertumbuhan bakterial dengan mengikat pada satu atau lebih protein yang
terkait penisilin, yang, pada waktunya, menghambat langkah transpeptidasi final dari
sintesis peptidoglikan dari dinding sel bakteri, menginhibisi biosintesis dinding sel.
Injeksi ranitidine antagonis reseptor H-2; menghambat reseptor H-2 dari sel parietal
dinding sel dengan mengikat pada protein yang terkait dengan penisilin.
Ferriz dengan komposisi Na Fe EDTA, membantu memenuhi kebutuhan zat besi (Fe),
Prognosis
17
Follow Up
T
30/04/13
01/05/13
02/05/13
03/05/13
04/05/13
06/05/13
07/05/13
08/05/13
10/05/13
11/05/13
Menangis
Menangis
Menangis
Menangis
Menangis
Menangis
Menangis
Menangis
Menangis
lemah/gera
lemah/gera
lemah/gera
lemah/gera
lemah/gera
lemah/gera
lemah/gera
lemah/gera
lemah/gera
g
l
S O Menangis
lemah/gera
k
kurang k
kurang k
kurang k
kurang k
kurang k
kurang k
kurang k
kurang k
kurang k
kurang
aktif
aktif
aktif
aktif
aktif
aktif
aktif
aktif
aktif
aktif
TV:
TV:
TV:
TV:
TV:
TV:
TV:
TV:
N:137kali/
N:148kali/
N:130kali/
N:137kali/
N:135kali/
(+)
N:149kali/
N:142kali/
N:138kali/
N:144kali/
menit
menit
menit
menit
menit
TV:
menit
menit
menit
menit
SatO2:
SatO2:
SatO2:
SatO2:
SatO2:
N:142kali/
SatO2:
SatO2:
SatO2:
SatO2: 92%
99%
98%
90%
90%
90%
menit
95%
92%
98%
P:
P:
58 P:
64 P:
68 P:
58 P:
60 SatO2:
P:
kali/menit
kali/menit
kali/menit
kali/menit
kali/menit
93%
Suhu:
Suhu:
Suhu:
Suhu:
Suhu:
P:
35,9C
36,2C
36,0C
35,2C
36,2C
kali/menit
Retraksi
Retraksi
Retraksi
Retraksi
Retraksi
Sianosis
Sianosis
Sianosis
sentral (+)
sentral (+)
sentral (+)
Ikterik (+)
70 P:
60 kali/menit
kali/menit
kali/menit
Suhu:
Suhu:
Suhu:
36,5C
36,3C
34,6C
36,0C
Retraksi
Suhu:
Retraksi
Retraksi
Retraksi
35,4C
Sianosis
Sianosis
Sianosis
Retraksi
Sianosis
Sianosis
Sianosis
sentral (-)
sentral (+)
sentral (+)
sentral (+)
sentral (+)
sentral (+)
Ikterik (+)
kali/menit
65 P:
62
65 Suhu:
Sianosis
18
Prematur+
Prematur+
Prematur+
Prematur+
sentral (+)
Prematur+
berat
berat
berat
berat
berat
berat
berat
berat
berat
berat
badan
badan
badan
badan
badan
badan
badan
badan
badan
badan
lahir
lahir
lahir
lahir
lahir
lahir
lahir
lahir
lahir
lahir
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
rendah
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
Gangguan
A Prematur+
Prematur+
Prematur+
Prematur+
Prematur+
nafas berat nafas berat nafas berat nafas berat nafas berat nafas berat nafas berat nafas berat nafas berat nafas berat
P NK
1-2 NK
1-2 Nafas
NK
Sepsis
1-2 NK
1-2 CPAP
1-2 NK
30- CPAP
L/menit
L/menit
spontan
L/menit
L/menit
L/menit
60%
60%
L/menit
L/menit
IVFD
IVFD
IVFD
IVFD
IVFD
IVFD
IVFD
IVFD
IVFD
IVFD
Benutri
Benutri
Benutri
Benutri
Benutri
Benutri
KaEN
KaEN
KaEN
KaEN
on
on
on
on
on
on
1B
1B
1B
1B
50
50
50
50
50
+KaEN
+KaEN
+KaEN
+KaEN
+KaEN
1B 100
1B 100
1B 100
1B 100
150
150
150
cc
cc
cc
tpm
Inj
tpm
Inj
tpm
Inj
50
+KaEN
1B 100
1B 100
5tpm
FFP
150
150
150
Merope
Merope
Merope
cc
cc
cc
20cc
Inj
nem
nem
nem
Merope
3x75cc
3x75cc
3x75cc
nem
IV
IV
IV
tpm
Inj
tpm
Inj
tpm
Inj
Etaphyl
Etaphyl
Etaphyl
Etaphyl
Etaphyl
Etaphyl
3x75cc
ine 0,1
ine 0,1
ine 0,1
ine 0,1
ine 0,1
ine 0,1
IV
7tpm
Inj
7tpm
Inj
7tpm
Inj
19
mL+Na
mL+Na
mL+Na
mL+Na
mL+Na
mL+Na
Cl
Cl
Cl
Cl
Cl
Cl
0,1
mL
0,1
mL
0,1
mL
0,1
mL
0,1
mL
0,1
mL
kali
kali
kali
kali
kali
kali
sehari
sehari
sehari
sehari
sehari
sehari
(8,
(8,
(8,
(8,
(8,
(8,
16,
24)
Inj
16,
24)
Inj
16,
24)
Inj
16,
24)
Inj
16,
24)
Inj
16,
24)
Inj
Ranitidi
Ranitidi
Ranitidi
Ranitidi
Ranitidi
Ranitidi
ne
ne
ne
ne
ne
ne
2x0,2
2x0,2
2x0,2
2x0,2
2x0,2
2x0,2
mL
Bluelig
mL
mL
mL
Bluelig
mL
mL
ht
jam
24
ht ulang
PO:
-
Ferriz
1x0,1m
L
Prolacta
1x1
20
Tanggal
S
O
13/05/2013
Menangis kuat/gerak aktif
14/05/2013
Menangis kuat/gerak aktif
15/05/2013
Menangis kuat/gerak aktif
16/05/2013
Menangis kuat/gerak aktif
TV: N:128kali/menit
TV: N:129kali/menit
TV: N:138kali/menit
TV: N:138kali/menit
SatO2: 95%
SatO2: 93%
SatO2: 97%
SatO2: 97%
P: 60 kali/menit
P: 60 kali/menit
P: 60 kali/menit
P: 60 kali/menit
Suhu: 36,0C
Suhu: 36,0C
Suhu: 36,6C
Suhu: 36,6C
rendah
nafas
dengan perbaikan
O2 NK 1-2L/menit
berat Gangguan
rendah
nafas
dengan perbaikan
IVFD KaEN 1B 7 tpm
berat Gangguan
rendah
nafas
dengan perbaikan
-
berat Gangguan
nafas
berat
dengan perbaikan
Boleh pulang, terapi pulang:
Ferriz 1x0,1mL
Inj Meropenem2x75cc
Prolacta 1x1
21
Parameter
Hb
Ht
Leukosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
RDW-CV
Mixed (EO/Mo/Ba)
Limfosit
Neutrofil
Bilirubin Total
Bilirubin Direk
Bilirubin Indirek
30/04/2013
18.0
57.80
4.4
258
105.7
34.6
33
18.0
42
23.1
55.1
18.70
2.70
16.00
04/05/2013
18.8
56.90
3.8
148
103.5
34.2
33
17.5
8.0
29.8
62.2
07/05/2013
15.5
45.20
7.1
26
99.8
34.2
34
17.0
6.5
33.4
60.1
08/05/2013
15.6
47.20
7.3
14
105.0
34.0
32
16.1
6.1
33.5
60.4
22