Professional Documents
Culture Documents
TAS
SERANG
RAYA
FAKULTA
S TEKNIK
TEKNIK
SIPIL
2014
TUGAS BESAR
STRUKTUR KAYU
DI SUSUN OLEH
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS BESAR STRUKTUR KAYU
DISUSUN OLEH :
M Dheny Nugraha
Andi Wijaya
Nofra Gusnadi
Robie Okupa
Bahrul Ulum
MENYETUJUI
Dosen Struktur Kayu
K AT A PE N G AN TAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat,
berkah, dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas besar ini yang
berjudul STRUKTUR KAYU dari mata kuliah STRUKTUR KAYU.
Makalah ini disusun agar dapat menambah referensi pustaka yang
berhubungan dengan Struktur Kayu dan Perhitungan Kuda Kuda Kayu sebagai
salah satu pemenuhan Tugas Besar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua sumber-sumber media dan
buku buku yang telah saya jadikan referensi untuk penyusunan tugas besar ini,
semoga dapat memberikan terwujudnya generasi masa depan yang lebih
baik. Kami berharap, semoga informasi dan perhitungan yang ada dalam tugas besar
ini dapat berguna bagi kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Kami menyadari bahwa tugas besar ini masih jauh dari sempurna, masih ada
kekurangan dan kesalahannya. Saya menerima kritik dan saran yang membantu guna
penyempurnaan makalah ini.
Serang,
Penulis
April 2014
LEMBAR ASISTENSI
No
Tanggal
Asistensi
Paraf
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan kita sehari-hari, kayu merupakan bahan yang sangat sering
dipergunakan untuk tujuan penggunaan tertentu. Terkadang sebagai barang tertentu,
kayu tidak dapat digantikan dengan bahan lain karena sifat khasnya. Kayu sampai saat
ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang untuk memenuhi kebutuhan seperti
veneer biasa, veneer mewah, korek api, patung dan ukiran kayu, bantalan kereta api,
perkakas (mebel), arang dan untuk bahan konstruksi bangunan.
Penyelidikan perumahan dengan memanfaatkan material local sebagai bahan
utama struktur dapat mengurangi biaya konstruksi dan membuka lapangan pekerjaan.
Upaya-upaya untuk pemanfaatan material- material local sebagai bahan struktur di
negara kita perlu di kembangkan mengingat bangsa kita memiliki potensi sumber
daya alam yang beraneka ragam. Bukan hanya desain rumah dan gedung atau
bangunan besar saja yang memiliki bentuk atap yang tertentu, namun desain desain
rumah masa kini pun mempunyai atap rumah yang beragam. Agar bentuk atap yang
direncanakan sesuai dengan rencana maka perlu dibuatkan gambar rencana rangka
atap yang sesuai. Atap adalah bagian atas dari suatu bangunan, yang melindungi
gedung dan penghuninya secara fisik maupun metafisik (mikrokosmos/makrokosmo).
Permasalahan atap tergantung pada luasnya ruang yang harus dilindungi, bentuk dan
konstruksi yang dipilih, dan lapisan penutupnya. Di daerah tropis atap merupakan
salah satu bagian terpenting.
Menentukan konstruksi atap yang baik adalah tugas yang cukup rumit karena
banyak factor yang saling mempengaruhi seperti bentuk, struktur, konstruksi, maupun
bahan bangunan. Pembentukan atap mengakibatkan persoalan antara bentuk luar dan
ruang atap yang diciptakan. Pada struktur dan konstruksi diadakan sistemrangka
batang atau pelat maupun bahan bangunan yang dipilih sebagai konstruksi atau kudakuda atap sehingga mempengarihi kemiringan.
Rangka atap ini terdiri dari kuda-kuda yang bentuk dan ukuranya sesuai
dengan atap yang direncanakan. Kuda-kuda memegang peranan penting dari atap ke
tanah, umumnya terbuat dari kayu karena murah, ringan, dan mudah didapat.
Dibutuhkan inovasi-inovasi baru mengenai bentuk kuda-kuda dan material
C. Manfaat Penulisan
Penulisan laporan Tugas Besar Struktur Kayu ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai aplikasi dalam bidang pembangunan yang sesungguhnya sebagai sumbangsih
pemikiran dalam inovasi pembuatan struktur kuda-kuda.
BAB II
TEORI UMUM
A. KAYU
Kayu sebagai hasil tumbuhan hutan merupakan sumber kekayaan alam yang
mengikuti peredam alam dengan rantai bahan yang tidak mengalami perubahan yang
mempengaruhi keseimbangan keadaan entropi maupun peredaran karbon dioksida
(CO2). Sebagai bahan bangunan, kayu dapat diperoses dan dikerjakan dengan mudah,
dengan membandingkan energy sedikit dan akhirnya dapat dimusnahkan tanpa
merusak lingkungan. Kayu sampai saat ini masih banyak dicari dan dibutuhkan orang.
Diperkirakan pada abad-abad yang akan datang kayu masih akan selalu dibutuhkan.
Dari segi manfaat bagi kehidupan manusia, kayu dinilai mempunyai sifat-sifat utama
yang menyebabkan kayu selalu dibutuhkan manusia. Membicarakan masalah kayu,
mengerjakan kayu, atau mengkonstruksikan sesuatu kayu berarti harus mengenal
sifat-sifatnya dan mengingat pohon hidup. Kita sebagai pengguna dari kayu yang
setiap jenisnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda, perlu mengenal sifat-sifat kayu
setiap tersebut sehingga dalam pemilihan atau penentuan jenis untuk tujuan
penggunaan tertentu hatus betul-betul sesuai dengan yang kita inginkan.
1. Berat Jenis Kayu
Berat suatu kayu tergantung dari jumlah zat kayu, rongga sel, kadar air dan zat
ekstraktif didalamnya. Berat jenis adalah perbandingan antara kepadatan kayu dengan
kepadatan air pada volume yang sama. Kayu terdiri dari bagian pada (sel kayu), air
dan udara. Ketika kayu dimasukan kedalam oven atau dikeringkan maka volume yang
tinggal adalah volume bagian padat dan volume udara saja sedangkan airnya sudah
menguap/hilang. Berat suatu jenis kayu berbanding lurus dengan berat jenisnya (BJ).
Kayu mempunyai berat jenis yang berbeda-beda, berkisaran antara BJ minimum 0,2
(kayu biasa) sampai BJ 1,28 (kayu nani). Umumnya semakin tinggi BJ kayu, semakin
berat dan semakin kuat pula kayunya.
Disebut balok
Disebut papan
Disebut usuk atau kaso
Disebut reng
Disebut plepet
Konstruksi bangunan kayu adalah ilmu yang sangat kompleks. Tidak ada
penyelesaian yang pasti bagi suatu permasalahan seperti pada ilmu
matematika. Tetapi, ilmu konstruksi kayu mutahir yang berdasarkan penelitian
dan ilmu pengetahuan teknik dapat memberikan penyelesaian yang optimal
dengan menghindari cacat konstruksi pada setiap bangunan. Konstruksi kayu
mengalami perkembangan luar biasa sejak perang dunia kedua, walaupun
belum demikian terwujud pada bangunan Indonesia.
B. Konstruksi Kuda-Kuda
Konstruksi kuda-kuda kayu di Indonesia sangat kuat dalam hal khazanah
arsitektur dan kebudaan yang beragam-ragam. Konstruksi kuda-kuda kayu umumnya
merupakan suatu konstruksi penyanggah atau pendukung utama dari atap. Konstruksi
kuda-kuda kayu mempunyai syarat tidak boleh berubah bentuk, terutama jika sudah
berfungsi. Beban-beban atap yang harus diterima konstruksi kuda-kuda kayu melalui
gording-gording yang sedapat mungkin disalurkan/diterima tepat pada titik buhul.
Dengan demikian rangka batang dapat bekerja sesuai dengan perhitungan besarnya
gaya-gaya batang dan juga batang tersebut tidak terjadi tegangan lentur melainkan
hanya terdapat tegangan normal tekan dan tarik. Dimensi konstruksi kuda-kuda kayu
umumnya tidak ditentukan oleh perhitungan yang disebabkan oleh beban saja,
melaikan banyak juga yang ditentukan oleh persyaratan-persyaratan cara tata letak
sambung. Perhitungan harus mempertimbangkan beban-beban yang ada diatap biasa
disebut beban nominal, yaitu beban yang ditentukan dalam Pedoman Perencanaan
Pembebanan untuk Rumah dan Gedung, SKBI-1.3.53.1987. SNI 03-1727-1989 Tata
cara perencanaan pembebanan rumah dan gedung atau penggantinya.
Beban nominal yang ditinjau adalah sebagai berikut:
D : beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk dinding,
atap, plafon, partisitetap, tangga, peralatan layap tetap.
L : beban hidup yang timbul oleh penggunaan gedung, termasuk pengaruh kejut, tetapi
tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain.
La : beban hidup diatap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan, dan
material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak.
H : beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan oleh genangan air
W : beban angina termasuk dengan memperhitungkan bentuk aerodinamik bangunan dan
peninjauan terhadap pengaruh terhadap angina topan, puyuh, tornado bila diperlukan.
E : beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03-1726-1989, atau penggantinya.
Kombinasi Pembebanan
Perencanaan struktur dengan menggunakan kombinasi pembebanan yang dipakai
adalah sebagai berikut :
1.4D
1.2D + 0.5La
1.2D + 1.6 La + 0.8 W
1.2D + 1.3W + 0.5 La
Kerena keterbatasan panjang kayu yang ada perdagangakan maka untuk suatu
b. Beban Angin
Tekanan angin tergantung pada bentuk dan tinggi konstruksi serta
besarnya kemiringan atap, dan juga tergantung dari lokasi dimana akan
dibangun dibuat.
Bagian bangunan yang berhadapan dengan datangnya angin menerima
angin tekan dan bagian dibelakangnya menerima angin. Beban angin bekerja
pada bidang yang dikenainya. Pada konstruksi rangka kuda-kuda, beban angin
diasumsikan bekerja di bidang atap pada tiap titik simpul batang tepi atap.
Beban angin terdiri dari :
a. Angin Tekan (W)
W = c.l.a.Wa ..( 2-3 )
b. Angin Hisap
W = -0,4.l.a.Wa ..( 2-4 )
Dimana :
W
= tekanan angin/titik simpul
c
= koefisien angin tekan
l
= jarak kuda-kuda
a
= jarak titik simpul
Wa
= tekanan angin per m2
-0,4
= koefisien angin hisap
c. Beban Plafon
Untuk bangunan yang ada konstruksi plafon perlu dihitung beban plafon pada
kuda-kuda. Beban plafon dianggap vertical pada tiap titik simpul batang tepi
bawah.
Pf = . l . gf (kg) (2-5)
Pf
l
gf
D. Alat Sambung
Alat sambung yang dipakai untuk tugas besar struktur kayu ini adalah paku. Paku
merupakan alat sambung yang umum dipakai dalam konstruksi maupun struktur kayu.
Ini karena alat sambung ini cukup mudah pemasangannya. Paku tersedia dalam
berbagai bentuk, dari paku lolos hingga paku ulir. Spesifikasi produk paku dapat
dikenali dari panjang paku dan diameter paku. Ilustrasi produk paku ditujukan pada
gambar 2.1
Gambar 2.1
Ujung paku dengan bagian runcing yang relatif panjang umumnya memiliki kuat
cabut yang besar. Namun ujung yang runcing bulat tersebut sering menyebabkan
pecahnya kayu terpaku. Ujung yang tumpul dapat mengurangi pecah dapa kayu,
namun karena ujung tumpung tersebut merusak serat, maka kuat cabut paku pun akan
berkurang pula. Kepala paku, badap berbentuk datar bulat, oval maupun kepala
benam (counter sunk) umumnya cukup kuat menahan tarikan langsung. Besar kapala
paku ini umumnya sebnding dengan diameter paku. Paku kepala benam di masukan
untuk dipasang masuk terbenam dalam kayu.
E. Spesifikasi Bahan
Bahan untuk kuda-kuda kali ini harus dipilih dari kayu yang baik dan ukurannya
mencukupi dengan ukuran yang dibutuhkan dan mencakup soal yang diberikan. Kayu
bangkirai memiliki mutu kayu E23 dengan dimensi 12cm x 14cm.
F. Kayu Bangkirai
Di dalam negeri lebih dikenal dengan nama kayu bengkirai, sedangkan di luar
Indonesia lebih dikenal dengan nama Yellow Balau atau kadang hanya disebut Balau,
yang sebenarnya merupakan nama dari Malaysia. Kayu ini banyak di temukan di
Indonesia, Malaysia, & Filipina. Hasil penelitian menunjukan bahwa kekuatan ratarata kayu bangkirai, kruing dan kelapa secara beturut-turut untuk kuat tekan sebesar
222,88 kg/cm2, 152,95 kg/cm2 dan 171,12 kg/cm2, serta kuat lentur 435,91 kg/cm2,
194,42 kg/cm2 dan 181,49 kg/cm2, serta untuk kuat geser 18,81 kg/cm2, 19,14 kg/cm2
dan 8,20 kg/cm2. Hasil ini juga menunjukan, bahwa ketiga kayu tersebut termasuk
kelas kuat I terhadap kuat tekan dan kuat lentur. Untuk kuat geser, kayu bangkirai dan
ruing termasuk kelas kuat II, sedangkan kayu kelapa termasuk kelas kuat III.
a. Pohon
Bangkirai bisa berdiameter hingga 120 cm dan tinggi pohon mencapai 40 m.
Diameter rata-rata adalah 70-90 cm.
b. Warna Kayu
Kayu berwarna kuning dan kadang agak kecoklatan, oleh karena itulah disebut
yellow balau. Perbedaan antara kayu gubal dan kayu teras cukup jelas, dengan
warna gubal lebil terang. Pada saat baru saja dibelah/dipotong, bagian kayu
teras terkadang terlihat coklat kemerahan.
c. Densitas
Kekerasan kayu Bangkirai cukup tinggi, antara 880-990 kg/cm 3 pada
kekeringan MC 12%. Bahkan bisa mencapai 1050 kg/cm3.
d. Pengeringan
Proses pengeringan Bangkirai dengan suhu normal adalah 12-25 hari. Resiko
paling besar adalah kayu melengkung arau bahkan retak pada saat masih di
dalam ruang.
e. Proses mesin
Jenis serat dengan ikatan kuat, proses mesin akan cukup mudah dan halus,
namun setelah beberapa jam berada di udara terbuka, serat bangkirai memiliki
kecenderungan terbuka dan menlintir sehingga kurang cocok untuk konstruksi
yang membutuhkan kesetabilan tinggi.
f. Nilai kuat acuan (MPa) berdasarkan atas pemilahan secara mekanis pada
kadar air 15%.
Kode
Mutu
Modulus
Elastisitas
Lentur
Ew
Kuat
Lentur
Fb
Kuat Tarik
Sejajar
Serat
Ft
Kuat Tekan
Sejajar
Serat
Fc
Kuat
Geser
Kuat Tekan
Tegak Lurus
Serat
Fc
E26
25000
66
60
46
Fv
6.6
E25
24000
62
58
45
6.5
23
E24
23000
59
56
45
6.4
22
E23
22000
56
53
43
6.2
21
E22
21000
54
50
41
6.1
20
E21
20000
56
47
40
5.9
19
E20
19000
47
44
39
5.8
18
E19
18000
44
42
37
5.6
17
E18
17000
42
39
35
5.4
16
E17
16000
38
36
34
5.4
15
E16
15000
35
33
33
5.2
14
E15
14000
32
31
31
5.1
13
E14
13000
30
28
30
4.9
12
E13
14000
27
25
28
4.8
11
E12
13000
23
22
27
4.6
11
E11
12000
20
19
25
4.5
10
E10
11000
18
17
24
4.3
BAB III
24
ANALISA PEMBEBANAN
H
S11
F
S5
A
S6
40
S1
C
200
S12
G
S13
S7
S8
S2
S10
S9
S3
E
D
200
S4
200
200
800
Ketentuan :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Jenis Atap
Jenis Kayu
Jarak Kuda-kuda
Bentang
Sudut
Macam Sambungan
Gaya Angin
Mutu Kayu
P
: Genting
: Bangkarai Balau
: 3,5 m
:8m
: 40
: Paku
: 25 kg/m2
: E-23
: 4 kN
No
Nama
Batang
Panjang
Batang
(m)
Keterangan
S1
2,00
Batang Datar
S2
2,00
Batang Datar
S3
2,00
Batang Datar
S4
2,00
Batang Datar
S5
2,61
Batang Miring
S6
1,68
Batang Tegak
S7
2,61
Batang Miring
S8
2,61
Batang Miring
S9
1,68
Batang Tegak
10
S10
2,61
Batang Miring
11
S11
2,61
Batang Miring
12
S12
2,61
Batang Miring
13
S13
3,36
Batang Tegak
30,38
= 50 kg/m2
= 11 kg/m2
= 7 kg/m2
=8m
b.
Jarak kuda-kuda
c.Berat kuda-kuda
4. Berat Gording
Ukuran Kayu
(b)
(h)
Jenis kayu
Berat Jenis kayu
Berat Gording
= 3,5 m
= 990 kg/m3
= 0,12 m
= 0,14 m
= Bangkirai
= 0,99 g/cm3 = 990 kg/m3
= b x h x BJ x L
= 58,212 kg
a1 = 2,61 m
a2 = 2,61 m
261 a1
261 X
261 a2
X = 1/2 a1 + 1/2 a2
= 1/2 x 2,61 + 1/2 x 2,61
= 2,61 m
a. Chek
terhadap
tetap
Berat gording
x h x BJ
Berat Atap
qa
I.
Chek Lentur
Dukungan Jepit Jepit
M
= 1/12 x qa x L2 + 1/8 x p x L
= 1/12 x 147,132 x 3,52 + 1/8 x 100 x 3,5
= 193,947 kg/m
M cos
= 193,947 cos 40
= 148,572
M sin
= 193,947 sin 40
= 124,667
Wx
= 1/6 x b x h2
= 1/6 x 0,12 x (0,14)2
= 0,00039 m3
Wy
= 1/6 x b2 x h
beban
= b
M cos M sin
+
Wx
Wy
148,572 124,667
+
0,00039 0,00034
= 747621,64 kg/m2
= 74,762 kg/cm2
74,762 kg/cm2 < lt
(daftar II PKKI 1961 hal.6)
74,762 kg/cm2 < 100 kg/cm2
II.
Chek Lendutan
Akibat Beban Merata
M
= 1/384 x qa x L4
= 1/384 x 147,132 x 3,54
= 57,4974 kg/m3
M cos
= 57,4974 cos 40
= 44,046 kg/m3
M sin
= 57,4974 sin 40
= 63,959 kg/m3
lx
Fx
= 1/12 x b x h3
= 1/12 x 0,12 x (0,14)3
= 0,0000274 m4
= 1/12 x b3 x h
= 1/12 x (0,12)3 x 0,14
= 0,0000202 m4
= 22000 kg/cm2
= 2,2E+8 kg/m2 (daftar I PKKI 1961 hal.6)
M . cos
=
= 7,31 E-3 m
E . Ix
Fy
M . sin
E . Iy
= 1,44 E-3 m
F1
Fx 2 + Fy2
= 7,45 E-3 m
ly
E
Fx
= 0,893 x sin 40
= 0,574 kg/m3
M . cos
=
= 1,13 E-4 m
E . Ix
Fy
M . sin
E . Iy
F2
Fx 2 + Fy2
M sin
= 1,29 E-4 m
= 1,72 E-4 m
Check Lentur
Dukungan Jepit-Jepit
M
= 1/12 x qb x L2
= 176,839 kg/m
M.cos
= 176,839 cos 40
= 135,467 kg/m
M.sin
= 176,839 sin 40
= 113,669 kg/m
= 1/6 x b x h2
= 1/6 x 0,12 x 0,142
= 0,000392 m3
Wx
Wy
= 1/6 x b2 x h
= 1/6 x 0,122 x 0,14
= 0,000336 m3
lt
M . cos
Wx
M . sin
Wx
135,467
0,000392
113,669
0,000336
= 683879,68 kg/m2
hal.6)
= 68,388 kg/cm2 < 100 kg/cm3
B. Beban akibat muatan mati
1. Berat kuda-kuda
Berat kuda-kuda
555,8
8
2. Berat gording
3. Berat Atap
a. Penutup Atap
q Atap
Buhul A=B
Buhul F=G
Buhul H
= 69,475 kg
= Berat sendiri x L
= 16,632 x 3,5
= 58,212 kg
= Genting
= 50 kg/m2 (PPPURG 87 hal.6)
= Berat Sendiri x L x Panjang Miring Batang
= 50 x 3,5 x 2,61/2
= 228,38 kg
= Berat Sendiri x L x Panjang Miring Batang
= 50 x 3,5 x (2,61 + 2,61)/2
= 456,75 kg
= Berat Sendiri x L x Panjang Miring Batang
= 50 x 3,5 x (2,61 + 2,61)/2
= 456,75 kg
= 126 kg
C. Beban Hidup
1. Beban Pekerja
a.Beban Pekerja (Tepi)
= 200 kg (PPPURG 87 hal.8)
b.
Beban Pekerja (Tengah)
= 100 kg (PPPURG 87 hal.8)
2. Beban Air Hujan
a.Berat
b.
Buhul H
D. Beban Angin
Berat (P)
Berat tiap tiap buhul
= 25 kg/m2
a. Buhul A=B
Akibat angin kiri
Tekan
= (0,02 0,4)P x L x Panjang Miring Batang
= 0,4 x 25 x 3,5 x 2,61/2
= 45,68 kg
Akibat Angin Kanan
Hisap
= (-0,4)P x L x Panjang Miring Batang
= (-0,4) x 25 x 3,5 x 2,61/2
= -45,68 kg
b. Buhul F=G
Akibat angin kiri
Tekan
= (0,02 0,4)P x L x Panjang Miring Batang
= 0,4 x 25 x 3,5 x (2,61 + 2,61)/2
= 91,35 kg
Akibat Angin Kanan
Hisap
= (-0,4)P x L x Panjang Miring Batang
= (-0,4) x 25 x 3,5 x (2,61 + 2,61)/2
= -91,35 kg
c. Buhul H
Akibat angin kiri
Tekan
REAKSI BATANG
A. BEBAN MATI
584,437
H
S11
S12
584,437
584,437
S13
S7
S5
S10
S8
S6
413,067
S9
413,067
40
S1
S2
C
195,475
200
S3
195,475
200
S4
195,475
200
200
800
MB = 0
8 RAV 413,067 x 8 584,537 x 6 195,475 x 6 584,437 x 4 195,475 x 4 584,437 x 2
195,475 x 2 = 0
8 RAV 3304,536 3507,222 1172,850 2337,748 781,90 1168,874 390,95 = 0
8 RAV = 12664,08
RAV = RBV = 1583,01 kg ( SIMETRIS )
KONTROL
V = 0
RAV + RBV -P = 0
1583,01 + 1583,01 (413,067 x 2) (195,475 x 3) (584,437 x 3) 69,475 = 0
3166,02 3165,87 = 0
Titik Buhul A
Ok
413,067
V = 0
S5
S1
S5 =
1169,943
0,643
= - 1819,507 kg
H = 0
S1 + S5 cos 40 = 0
S1 + (-1819,507 x 0,766) = 0
S1 = 1393,742 kg
Titik Buhul C
V = 0
S6
S6 195,476 = 0
S2
S1
S6 = 195,476 kg
C
H = 0
195,475
S1 S2 = 0
1393,437 S2 = 0
S2 = 1393,437 kg
Titik Buhul F
V = 0
584,437
S11
S7
S5
S6
Titik Buhul H
v = 0
584,437
H
S12
S11
S13
B. BEBAN HIDUP
100
H
S11
S12
100
100
S13
S7
S5
S10
S8
S6
200
S9
200
40
S1
S2
S3
200
200
200
MB = MA = 0
RAV.8 200.8 100.6 100.4 100.2 = 0
RAV.8 1600 600 400 200 = 0
8 RAV = 2800
RAV = 2800 / 8 = 350 kg ( Simetris )
Titik Buhul A
V = 0
RAV + S5 sin 40 200 = 0
S5
S1
RAV
H = 0
S5 COS 40 + S1 = 0
233,281 . 0,766 + S1 = 0
S1 = - 178,704 kg
Titik Buhul C
0,643 S5 = - 150
S5 = - 233,281 kg
800
200
S4
200
V = 0
S6 -100 = 0
S6
S6 = 100 kg
S1
S2
H = 0
S1 S2 = 0
-178,704 S2 = 0
S2 = - 178, 704 kg
Titik Buhul F
100
S11
V = 0
S11 SIN 40 100 S6 S7 SIN 40 S5 SIN 40 = 0
0,643 S11 100 100 0,643 S7 + 149,950 = 0
S7
S5
S6
H = 0
S5 COS 40 S11 COS 40 S7 COS 40 = 0
-233,281 . 0,766 0,766 S11 0,766 S7 = 0
0,766 S11 0,766 S7 = 178,693 .**
Eliminasi
0,643 S11 0,643 S7 = 50,05
X 0,766
-0,766 S11 0,766 S7 = 178,693 X 0,643
0,493 S11 0,493 S7 = 38,388
-0,493 S11 0,493 S7 = 114,899 +
-0,986 S7 = 153, 237
S7 = 153,237 / -0,986 = - 155,413 kg
0,643 S11 0,643 (-155,413) = 50,05
0,643 S11 + 99,931 = 50,05
S11 = -49,881 / 0,643 = - 77,574 kg
Titik Buhul H
V = 0
100
H
S12
S11
S13
C. BEBAN HUJAN
S13 = - 0,273 kg
73,08
H
S11
S12
73,08
73,08
S13
S7
S5
S10
S8
S6
36,54
S9
36,54
40
S1
S2
200
S3
200
200
MB = 0
RAV . 8 36,54 . 8 73,08 . 6 73,08 . 4 73,08 . 2 = 0
8RAV 292,32 438,48 292,32 146,16 = 0
8RAV = 1169,28
RAV = 1169,28 / 8 = 146,16
RAV = RBV = 146,16 kg ( Simetris )
Titik Buhul A
V = 0
S5
RAV
H = 0
S1 + S5 COS 40 = 0
S1 + (-170,482 . 0,766 ) = 0
S1 130,589 = 0
S1 = 130,589 kg
Titik Buhul C
800
36,54
S4
200
V = 0
S6 73,08 = 0
S6
S6 = 73,08 kg
S1
S2
H = 0
S2 S1 = 0
S2 130,589 = 0
S2 = 130,589
Titik Buhul F
73,08
S11
V = 0
S7
S5
S6
H = 0
S11 COS 40 + S7 COS 40 S5 COS 40 = 0
0,766 S11 + 0,766 S7 + 130,589 = 0
0,766 S11 + 0,766 S7 = - 130,589 ..**
Eliminasi
0,643 S11 0,643 S7 = 36,54
X 0,766
0,766 S11 + 0,766 S7 = - 130,589 X 0,643
0,493 S11 0,493 S7 = 27,989
0,493 S11 + 0,493 S7 = - 83,97
0,986 S7 = 111,989 .
S7 = 111,989 / 0,986 = 113,549 kg
0,643 S11 0,643 (113,549) = 36,54
Titik Buhul H
73,08
V = 0
-S13 73,08 S11 SIN 40 S12 SIN 40 = 0
H
S12
S11
S13
D. BEBAN ANGIN
69,98 69,98
58,72
58,72
S11
S12
69,98
69,98
58,72
S13
S7
S5
S10
S8
S6
34,99
S9
S2
S3
200
200
200
MB = 0
RAV.8 34,99 . 8 69,98 . 6 69,98 . 4 + 69,98 . 4 + 69,98 . 2 = 0
8RAV 279,92 419,88 279,92 + 279,92 + 139,96 = 0
8RAV 559,84 = 0
RAV = 559,84 / 8 = 69,98 kg
RAV = RBV = 69,98 ( SIMETRIS )
H = 0
RAH 29,36 58,72 58,72 58,72 58,72 29,36 = 0
RAH = 293,6 kg
Titik Buhul A
34,99
V = 0
S5
A
RAV
H = 0
S4
800
29,36
34,99
40
S1
29,36
58,72
0,643 S5 = - 34,99
S5 = 34,99 / 0,643 = 54,37 kg
200
29,36
Titik Buhul C
V = 0
69,98
S6 69,98 = 0
S6
S6 = 69,98 kg
S1
S2
C
H = 0
S2 S1 = 0
S2 222,59 = 0
S2 = 222,59 kg
Titik Buhul F
V = 0
69,98
S11
58,72
S5
S6
H = 0
S11 COS 40 + S7 COS 40 58,72 S5 COS 40 = 0
0,766 S11 + 0,766 S7 58,72 41,65 = 0
0,766 S11 + 0,766 S7 = 100,37 **
ELIMINASI * DAN **
Titik Buhul H
V = 0
69,98 69,98
58,72
58,72
S12
S11
S13