Professional Documents
Culture Documents
Hubungan Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
midwives will determine the behaviour of mothers to breastfeed their children exclusively. The
purpose of this study is to determine the relation of midwives support exclusive breastfeeding
with mothers behaviour of exclusive breastfeeding in Ambarawa Health Center Semarang
Regency.
This research was an analytic survey with a cross-sectional study design with the
population of 308 mothers and the samples were 76 breastfeeding mothers who had a baby of
> 6 months old-12 months old. The sampling technique used proportionate stratified random
sampling. The analysis of bivariate data used Chi Square and = 0.05.
The results showed that most respondents got less support from midwives about
exclusive breastfeeding, 64.5%. Most respondents did not give exclusive breastfeeding who
were 72.4%. The result of chi square test with SPSS indicated p value of 0.0001, there was a
significant relation between midwives support on exclusive breastfeeding and mothers
behaviour of exclusive breastfeeding in Ambarawa Health Center Semarang Regency and PR
grade = 2,48 means the mother whose supported by the midwife have 2,48 times opportunities
to give breastfeeding exclusively compared to the mother whose less supported by the midwife.
This research is an input to midwives that they had to increase their support for
exclusive breastfeeding to get the target of it.
Keywords: midwives support, behaviour, exclusive breastfeeding
PENDAHULUAN
Angka Kematian Bayi (AKB) di
Indonesia berdasarkan Profil Kesehatan
Indonesia tahun 2012 mencapai 34/1000
kelahiran hidup, jauh dari target penurunan
AKB oleh
Departemen
Kesehatan
(Depkes) yaitu 23/1000 kelahiran hidup.
Penyebab utama kematian bayi adalah
infeksi saluran pernafasan akut (ISPA),
demam, dan diare. Gabungan ketiga
penyebab ini menyebabkan 32% kematian
bayi (Profil Kesehatan Indonesia, 2012).
Penyakit infeksi seperti diare, ISPA,
dan berbagai penyakit yang disebabkan
oleh virus dapat dicegah dengan pemberian
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif kepada bayi
(Permenegpp, 2010). ASI eksklusif adalah
Air Susu Ibu yang diberikan kepada bayi
sampai bayi berusia 6 bulan tanpa
diberikan makanan dan minuman, kecuali
obat dan vitamin. World Health
Organization (WHO) merekomendasikan
agar ASI eksklusif diberikan kepada bayi
yang baru lahir sampai usia 6 bulan untuk
mencapai pertumbuhan, perkembangan,
dan kesehatan yang optimal. Bayi dapat
diberikan makanan tambahan setelah
berusia 6 bulan berupa Makanan
Hubungan Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
Hubungan Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
Hubungan Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
Sampel
Sampel yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah 76 ibu yang
mempunyai bayi umur bayi umur >6
bulan-12 bulan.
Teknik sampling dalam penelitian ini
adalah proportionate stratified random
sampling yaitu setiap unit yang
mempunyai karakteristik umum yang
sama, dikelompokkan pada satu kelompok,
kemudian dari masing-masing kelompok
diambil sampel yang mewakilinya.
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di 9 Wilayah
Kerja Puskesmas Ambarawa dengan
melakukan kunjungan ke rumah responden
berdasarkan data alamat dari bidan desa.
Penelitian telah dilakukan pada tanggal 316 Juli 2014.
Pengumpulan Data
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder.
Data primer dalam penelitian ini
adalah data dukungan tenaga kesehatan
Analisis Data
Analisis Univariat (Analisis Deskriptif)
Analisis univariat bertujuan untuk
menjelaskan
atau
mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian.
Data skor dukungan tenaga kesehatan
tentang pemberian ASI eksklusif akan
dideskripsikan besarnya mean, median dan
standar deviasi. Data kategori dukungan
tenaga kesehatan tentang pemberian ASI
eksklusif dan data kategori perilaku
Hubungan Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
pemberian
ASI
eksklusif
akan
dideskripsikan proporsi hasil jawaban
responden dengan distribusi frekuensi
(Notoatmodjo, 2012).
Analisis Bivariat
Dalam
analisa
penelitian
ini
menggunakan analisa bivariat karena
mengetahui hubungan dukungan tenaga
kesehatan tentang pemberian ASI eksklusif
dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.
Untuk mengetahui apakah hipotesis
diterima atau ditolak. Untuk mengetahui
hubungan antara variabel independen dan
variabel dependen, dengan menggunakan
X (Chi Square).
Perhitungan dengan rumus di atas
dilakukan dengan menggunakan program
SPSS. Dalam program ini akan
ditampilkan p value. Dengan nilai p value
ini kita dapat menggunakan untuk
keputusan
statistik
dengan
membandingkan nilai p dengan (0,05).
Hasil penelitian didapatkan p> 0,05 Ho
diterima maka Ha ditolak. Nilai p 0,05
Ho ditolak maka Ha diterima.
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Responden
Umur Responden
Tabel 1.
Distribusi
Frekuensi
Responden Berdasarkan Umur
di Wilayah Kerja Puskesmas
Ambarawa Tahun 2014
Umur (tahun)
f Persentase
(%)
Remaja Akhir (184
5,3
<21)
Dewasa Dini (21-<35) 65
85,5
Dewasa Madya (35- 7
9,2
<45)
Total
76
100,0
Dari Tabel 1 diketahui bahwa
sebagian besar responden termasuk
kategori dewasa dini yaitu 85,5% (65
orang), sangat sedikit dari responden
termasuk dalam kategori dewasa madya
besar
lulus
SMP
dari
yaitu
Pekerjaan Responden
Tabel 3.
Distribusi
Frekuensi
Responden
Berdasarkan
Pekerjaan di Wilayah Kerja
Puskesmas Ambarawa Tahun
2014
Pekerjaan
f
Persentase
(%)
Swasta
34
44,7
IRT
29
38,2
Pedagang
9
11,8
Petani
3
3,9
PNS
1
1,3
Total
76
100,0
Dari Tabel 3 dapat diketahui bahwa
sebagian besar responden bekerja, sebagai
pekerja swasta 44,7% (34 orang),
pedagang 11,8% (9 orang), petani 3,9% (3
orang), PNS 1,3% (1 orang). Sebagian
kecil responden tidak bekerja (sebagai ibu
rumah tangga) yaitu sebesar 38,2% (29
orang).
Hubungan Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
Analisis Univariat
Dukungan Bidan tentang ASI Eksklusif
Tabel 4.
Distribusi
Frekuensi
Dukungan Bidan tentang ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Ambarawa Tahun
2014
Dukungan Bidan
f
Persentase
tentang ASI
(%)
Eksklusif
Mendukung
27
35,5
Kurang Mendukung
49
64,5
Total
76
100,0
Persentase responden (ibu) yang
mendapat dukungan pemberian ASI
eksklusif yaitu 35,5% (27 orang) lebih
kecil dibanding responden (ibu) yang
kurang mendapat dukungan dari bidan
tentang ASI eksklusif yaitu 64,5% (49
orang).
Analisis Bivariat
Tabel 6.Tabel Silang Hubungan Dukungan Bidan tentang ASI Eksklusif dengan
Perilaku Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa
Tahun 2014
Perilaku Pemberian ASI
Eksklusif
Dukungan Bidan
Total
P value
PR
tentang ASI
Tidak
Eksklusif
Eksklusif
Eksklusif
f
%
f
%
f
%
Kurang Mendukung
45
91,8
4
8,2
49
100,0
0,0001
2,48
Mendukung
10
37,0
17
63,0
27
100,0
Total
55
72,4
21
27,6
76
100,0
Tabel
6
menunjukkan
bahwa
responden yang tidak memberikan ASI
eksklusif dan kurang mendapatkan
dukungan bidan yaitu 91,8% (45 orang),
lebih besar dibandingkan responden yang
tidak memberikan ASI eksklusif dan
mendapatkan dukungan bidan yaitu 37,0%
(10 orang). Responden yang memberikan
ASI eksklusif dan kurang mendapatkan
dukungan bidan yaitu 8,2% (4 orang),
lebih kecil dibandingkan responden yang
memberikan
ASI
eksklusif
dan
mendapatkan dukungan bidan yaitu 63%
(17 orang).
Hubungan Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
PEMBAHASAN
Analisis Univariat
Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI
Eksklusif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sebagian besar responden menyatakan
bidan kurang mendukung pemberian ASI
eksklusif yaitu 64,5% (49 orang), sisanya
menyatakan bidan mendukung pemberian
ASI eksklusif yaitu 35,5% (27 orang).
Sebagian besar responden yaitu 64,5%
(49 orang) menyatakan bidan kurang
mendukung pemberian ASI eksklusif,
dipengaruhi oleh sikap bidan terhadap
pemberian ASI eksklusif. Sikap bidan yang
kurang mendukung terhadap pemberian
ASI eksklusif misalnya bidan tidak
menanyakan
keluhan,
bidan
tidak
memfasilitasi IMD, dan bidan tidak
menyarankan pemberian ASI eksklusif.
Terbukti dari hasil penelitian bahwa
sebagian
responden
yaitu
44,7%
menyatakan bidan tidak menanyakan
keluhan kepada ibu setiap kali ibu
melakukan kunjungan ke posyandu.
Sebanyak 30,3% responden menyatakan
bidan tidak memfasilitasi IMD untuk
mendukung ASI eksklusif, dan 23,7%
responden menyatakan bidan tidak
melarang pemberian makanan dan
minuman tambahan sebelum bayi berusia 6
bulan.
IBI (2005) menyatakan bahwa
keberhasilan kompetensi bidan dalam
memberikan dukungan dipengaruhi oleh
sikap. Notoatmodjo (2004) menyatakan
sikap bidan yang dapat ditunjukkan untuk
mendukung pemberian ASI eksklusif
adalah memberikan jawaban apabila
ditanya,
menanyakan
keluhan,
mengerjakan dan menyelesaikan tugas
yang diberikan.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan
penelitian dari Setiarni (2012) tentang
faktor-faktor yang berhubungan dengan
kinerja bidan dalam IMD dan ASI
eksklusif bahwa ada hubungan yang
signifikan antara sikap positif bidan
dengan
dukungan
bidan
terhadap
keberhasilan ASI eksklusif dengan nilai
p=0,002. Sikap positif bidan ditunjukkan
dengan
bidan
mau
membantu
melaksanakan IMD dan bidan tidak
memberikan susu botol.
Faktor lain yang menyebabkan
kurangnya dukungan bidan adalah
kurangnya keterampilan konseling bidan
dalam mendukung pemberian ASI. Bidan
yang mempunyai keterampilan konseling
yang baik akan lebih dipercaya oleh
masyarakat. Kepercayaan ini akan
menimbulkan percaya diri bidan untuk
mendukung keberhasilan ASI eksklusif,
sehingga bidan mampu berkomunikasi
dengan baik dan dapat dengan mudah
diterima oleh klien. Selain itu bidan yang
terampil
akan
merasa
memiliki
kemampuan yang baik untuk memberikan
dukungan. Hal ini yang akan memotivasi
bidan untuk meningkatkan dukungan
terhadap pemberian ASI eksklusif.
Keterampilan konseling bidan yang
kurang, dibuktikan dengan hasil penelitian
bahwa sebagian besar responden yaitu
61,8%
menyatakan
bidan
tidak
memberikan kesempatan kepada ibu untuk
bertanya setelah diberikan penjelasan
tentang pemberian ASI eksklusif. Sebagian
dari responden yaitu 44,7% mengatakan
bidan tidak terampil dalam memberikan
konseling karena tidak menanyakan
keluhan menyusui ketika ibu datang ke
fasilitas kesehatan. Sebagian responden
yaitu 44,7% menyatakan bidan tidak
mengajari teknik menyusui sambil
memberikan
contoh
dengan
cara
menyentuh bayi dan ibu agar lebih mudah
dipahami.
Sesuai dengan teori Maryam (2012)
bahwa Keterampilan (skill) merupakan
salah satu faktor untuk mencapai
kompetensi bidan dalam memberikan
dukungan. Keterampilan juga mencakup
keterampilan sebagai konselor yaitu
seorang bidan mampu memberikan
informasi dan penjelasan, termasuk
mendengarkan, menanyakan keluhan, dan
membantu klien dan keluarga dalam
Hubungan Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
Hubungan Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
10
Hubungan Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
Hubungan Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
11
12
Hubungan Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
Hubungan Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
13
th-2013-ttg-Fasilitas-KhususMenyusui-dan-Memerah-ASI.pdf.
[14] Desty, Natalia. (2012). Motivasi Bidan
Desa dalam Pelaksanaan Program
ASI Eksklusif di Puskesmas Bergas
Kabupaten
Semarang.
Jurnal
Kesehatan Masyarakat, vol.1 (No.2),
91-96.
[15] Dinas Kesehatan Jawa Tengah.
(2012). Buku Profil Kesehatan
Propinsi Jawa Tengah Tahun 2012.
Semarang: Dinkes Jateng.
[16] Eva, Irma. (2009). Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Perilaku Ibu dalam
Memberikan ASI di 6 Kabupaten di
Sumatera Barat. Diakses pada tanggal
8
Maret,
2014,
dari
ejournal.litbang.depkes.go.id/index.ph
p/pgm/article/view/ 14592929.
[17] Feig, Christy. (2011). Exclusive
breastfeeding for six months best for
babies everywhere. Retrieved March
6, 2014, from http://www.who.int/
mediacentre
/news/statements/2011/breastfeeding_
20110115/en/
[18] Fikawati, Sandra., & Ahmad, Syafiq.
(2010). Kajian Implementasi dan
Kebijakan ASI Eksklusif dan IMD di
Indonesia. MAKARA Kesehatan,
vol.14 (No.1), 17-24.
[19] Kementrian Kesehatan RI. (2013).
Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
2013. Jakarta: KEMENKES-RI.
[20] Kementrian Kesehatan RI. (2012).
Profil Data Kesehatan Indonesia.
Jakarta: KEMENKES-RI.
[21] Kementrian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak. (2010).
Penerapan Sepuluh Langkah Menuju
Keberhasilan
Menyusui.
Jakarta:
Kementrian Pemberdayaan Perempuan
dan Perlindungan Anak.
[22] Marliyah, Lina,. Fransisca, Dewi.,
Tomy, Suyasa. (2004). Persepsi
terhadap Dukungan Orang Tua dan
Pembuatan
Keputusan.
Jurnal
Provitae, vol.1 (suppl.1), 64.
14
Hubungan Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
http://www.depkes.go.id/downloads/U
U_No._36_Th_2009_ttgKesehatan.pdf
[34] Pemerintah
Republik
Indonesia.
(2012).
Peraturan
Pemerintah
Republik Indonesia No.33 Tahun 2013
tentang Pemberian ASI Eksklusif.
Diakses pada tanggal 18 Februari,
2014,
dari
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/
download/
regulasi/pp/
PP_ASI_Eksklusif2012.pdf
[35] Pemerintah
Republik
Indonesia.
(1996). Peraturan Pemerintah Nomor
32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan. Diakses pada tanggal 18
Februari,
2014,
dari
www.bpkp.go.id/uu/filedownload/4/70
/1410.bpkp
[36] Perkumpulan Perinatologi Indonesia.
(2011). Manajemen Laktasi. Jakarta:
PERINASIA.
[37] Rahmawati, Meiyana. (2010). Faktorfaktor yang Mempengaruhi Pemberian
ASI Eksklusif pada Ibu Menyusui di
Kelurahan Pedalangan Kecamatan
Banyumanik Kota Semarang. Jurnal
Kesmadaska, vol.1 (No.1), 8-17.
[38] Riyanto, Agus. (2011). Metodologi
Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.
[39] Pieter, Herri. 2010. Pengantar
Psikologi untuk Kebidanan. Jakarta:
Prenada Media Group
[40] Proverawati, Atikah. (2010). ASI dan
Menyusui. Yogyakarta: Nuha Medika.
Hubungan Dukungan Bidan tentang Pemberian ASI Eksklusif dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
di Wilayah Kerja Puskesmas Ambarawa Kabupaten Semarang
15