You are on page 1of 20

Nama : Feddy Febriyanto Manurung

04054821517123

Makna Kedalaman Karies


D1
:
perubahan awal pada tampilan enamel. Saat kondisi basah,
tidak terlihat perubahan warna yang berasal dari aktivitas karies, namun setelah
dikeringkan dengan udara selama 5 detik, enamel terlihat opak.
D2
:
terdapat perubahan yang jelas pada enamel, yaitu terlihat opak
atau terdapat diskolorisasi yang tidakkonsisten degan tampilan klinis enamel
normal. Lesi ini dapat langsung diketahui ketika diamati dari arah bukal atau lingual.
Ketika diamati dari arah oklusal, diskolorisasi dapat terlihat seperti bayangan yang
dibatasi enamel.
D3
:
kerusakan awal enamel karena karies dan tidak melibatkan
dentin. Ketika dikeringkan selama 5 detik, akan terlihat hilangnya integritas enamel
yang dapat diihat dari arah bukal atau lingual.
D4
permukaan gigi tidak mengalami kavitas, namun ada bayangan gelap
dibawahnya yang berasal dari dentin. Lesi ini tampak sebagai bayangan dentin
yang mengalami diskolorisasi. Marginal ridge, dinding lingual serta bukal masih
utuh.
D5
:
terdapat kavitas yang terlihat jelas, dentin juga terlihat. Kavitas
ditandai dengan enamel yang opak atau mengalami diskolorisasi dengan dentin
yang terekspos.
D6
:
kavitas trlihat jelas dan ekstensif dan dentin terekspos. Tampak
dengan jelas ada struktur gigi yang hilang. Kavitas bias dalam atau lebar. Dinding
dan dasar dentin terlihat dengan jelas.

Patogenesis Karies Gigi


Patofisiologi Karies Gigi dapat dijelaskan dengan baik. Karies gigi
adalah proses kerusakan yang dimulai dari email berlanjut ke dentin.
Karies gigi merupakan penyakit yang berhubungan dengan banyak
faktor yang saling memepengaruhi. Terdapat empat etiologi penyebab
karies, yaitu host, agent, substrat dan waktu. Faktor tersebut
merupakan faktor utama, dimana bila terdapat keempat faktor utama
tersebut yang saling berinteraksi dan dalam waktu tertentu maka
terjadilah karies. Selain faktor tersebut diatas ada juga beberapa
faktor resiko seseorang terkena karies, antara lain penggunaan fluor,
oral hygiene, saliva,pola makan, keturunan, ras dan jumlah bakteri.

Semua permukaan gigi yang terbuka beresiko terserang karies dari


gigi erupsi hingga gigi tersebut tanggal. Mekanisme terjadinya karies
gigi dimulai dengan adanya plak (lapisan yang menutupi permukaan
gigi), dimana 70% dari volume plak terdiri dari bakteri. Bakteri
tersebut berasal dari streptococcus mutans dan lactobacillus akan
mengubah dan menfermentasikan gula dari sisa makanan yang
tertinggal pada gigi dalam jangka waktu tertentu sehingga berubah
menjadi asam yang akan menurunkan pH mulut menjadi rendah
(sekitar pH 5,5) dan menyebabkan terganggunya keseimbangan
kondisi di sekitar mulut, diikuti dengan terjadinya demineralisasi yang
akan yang akan berlanjut pada jaringan-jaringan gigi didalamnya
sehingga terbentuklah lubang (kavitas) yang sering disebut karies gigi.
Pada kondisi ini proses supersaturasi fisikokimia akan terjadi berulang
kali dalam mulut dan akan kecenderungan email untuk mendapatkan
Ca dan P dari dalam rongga mulut dalam upaya untuk mengganti
elemen yang hilang pada proses demineralisasi. Bila proses tersebut
tercapai maka menghasilkan keadaan yang disebut remineralisasi
email. Karies sebagai akibat ketidakseimbangan demineralisasi dan
remineralisasi yang terjadi pada gigi. Jika gigi dapat dipertahankan
kebersihannya dari plak dan konsumsi gula dikurangi, maka proses
remineralisasi pada daerah tersebut dapat terjadi dengan adanya
deposit kristal dari mineral-mineral yang terdapat pada saliva. Dengan
kata lain ada aliran mineral keluar dari gigi. Namun jika lebih banyak
kristal mineral yang larut pada suartu bagian permukaan gigi dapat
rusak. Apabila hal ini terjadi proses remineralisasi tidak mungkin
terjadi dan lubang pada gigi mulai terlihat.

Karies diawali dengan lesi karies berwarna putih akibat dekalsifikasi


dan akan berkembang menjadi lubang berwarna coklat atau hitam
yang mengikis gigi. Warna putih terbentuk karena hilangnya mineral
interprismata dan larutannya mineral pada perifer prismata sehingga
garis-garis pertumbuhan yang bermuara pada permukaan email
hilang sehingga mudah terjadi keausan. Akumulasi plak pada
permukaan gigi utuh dalam dua sampai tiga minggu menyebabkan
terjadinya bercak putih.
Waktu berlangsungnya bercak putih menjadi kavitas tergantung pada
mulut dan kondisi individu. Biasanya kavitas di dalam email tidak
menyebabkan nyeri, email tidak sensitif dalam rangsangan nyeri.
Nyeri baru timbul apabila sudah mencapai dentin, dimana dentin
memiliki serabut syaraf dan saluran-saluran yang sangat halus, yang
rentan terhadap asam yang dihasilkan oleh fermentasi karbohidrat.
Pada tahap akhir adalah saat kerusakan gigi sudah mencapai lapisan
email dan dentin kemudian mencapai bagian syaraf ditenggah gigi
yaitu pulpa. Sewaktu bakteri dan plak mencapai pulpa, bakteri
tersebut menyebarkan infeksi kumannya dan gigi mulai terasa sakit.
Rasa sakit itu disebabkan oleh adanya peradangan pada pulpa yang
menyebabkan peningkatan tekanan di dalam ruang pulpa. Tekanan
tersebut menyebabkan pembuluh darah di dalam pulpa rusak
sehingga rasa sakit bertambah. Karies yang timbul sampai pulpa
menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki.

Inervasi pada Gigi

Serabut saraf yang terapat pada gigi baik rahang atas dan rahang bawah juga padamata terhubung
melalui saraf trigeminus ( nervus V/ganglion gasseri).
N.V1 Cabang Opthalmicus
N.V2 Cabang Maxillaris
N.V3 Cabang Mandibula

Cabang maxillaris (rahang atas) dan mandibularis (rahang bawah) penting padakedokteran gigi.
Cabang maxillaris memberikan inervasi sensorik ke gigi maxillaris, palatum, dan
gingiva.
Cabang mandibularis memberikan persarafan sensorik ke gigi mandibularis,
lidah, dangingiva. Variasi nervus yang memberikan persarafan ke gigi diteruskan ke alveolaris,
kesoket di mana gigi tersebut berasal.Nervus alveolaris superior ke gigi maxillaris berasal dari
cabang maxillaris nervustrigeminus.
Nervus alveolaris inferior ke gigi mandibularis berasal dari cabang mandibularis
nervustrigeminus.

Anatomi Gigi
Struktur gigi pada manusia terbagi dalam dua bagian yaitu
bagian mahkota dan bagian akar. Pada bagian mahkota
merupakan bagian gigi yang terlihat dalam mulut, sedangkan
pada bagian akar merupakan bagian yang tertanam di dalam
tulang rahang. Gigi merupakan salah satu jaringan keras
tubuh yang terdiri dari enamel/email, dentin dan sementum.
Menurut tugasnya, gigi termasuk bagian dari sistem
pencernaan. Gigi tumbuh di dalam lesung pada rahang dan
memiliki jaringan seperti pada tulang, tetapi gigi bukanlah
bagian dari kerangka. Menurut perkembangannya, gigi lebih
banyak persamaannya dengan kulit daripada dengan tulang.
Dalam
pertumbuhannya,
gigi
mengalami
dua
fase

pergantian. Diawali dari pertumbuhan gigi susu yang lengkap


pada kisaran umur tiga tahun dengan jumlah 20 gigi,
kemudian diganti dengan fase gigi tetap yang diawali pada
kisaran umur 13 tahun keatas. Pertumbuhan gigi tetap ini
menjadi lengkap setelah jumlah gigi menjadi 32 gigi, sekitar
umur 17 sampai dengan umur 21 tahun. Fase diantara awal
fase gigi tetap sampai gigi tetap yang lengkap disebut fase
gigi campuran, yaitu antara umur 13 sampai dengan umur 17
tahun.
Pada manusia dapat ditemui 4 (empat) macam gigi yang
terdapat pada mulut disertai dengan arti definisi dan
pengertian antara lain sebagai berikut :
1. Gigi Seri

Dikenal dengan istilah "Incisivus", adalah gigi yang memiliki


satu akar yang berfungsi untuk memotong dan mengerat
makanan atau benda lainnya. Jumlahnya ada 8, dengan
pembagian 4 berada di rahang atas dan 4 berada di rahang
bawah. Gigi seri susu mulai tumbuh pada bayi berkisar
antara usia 4 hingga 6 bulan, kemudian diganti dengan gigi
seri permanen pada usia 5 hingga usia 6 tahun pada rahang
bawah dan pada usia 7 hingga 8 tahun pada rahang atas.
2. Gigi Taring

Dikenal dengan istilah "Caninus", adalah gigi yang memilki


satu akar dan memiliki fungsi untuk mengoyak makanan atau
benda lainnya. umlahnya ada 4, dengan pembagian 2 ditiap
rahang, 1 di kiri dan 1 di kanan. Gigi susu caninus ini diganti
dengan gigi caninus permanen pada usia 11 hingga 13 tahun.
Selanjutnya adalah gigi geraham. Gigi geraham terdiri atas
dua bagian, antara lain sebagai berikut:

3. Gigi Geraham Kecil

Dikenal dengan istilah "Pra-Molar", adalah gigi geraham kecil


adalah gigi yang punya dua akar yang berfungsi untuk
menggilas dan mengunyah makanan atau benda lainnya.
Umumnya tumbuh pada usia 10 hingga usia 11 tahun dan
menggantikan posisi dari gigi molar susu. Bersama gigi
molar, gigi ini berfungsi untuk melumatkan makanan, dan
pada proses orthodontie.
4. Gigi Geraham

Dikenal dengan istilah "Molar", adalah gigi yang memiliki tiga


akar yang memiliki fungsi untuk melumat dan mengunyah
makanan atau benda-benda lainnya. Gigi molar susu
berjumlah 8 seperti gigi premolar, kemudian lepas pada usia
10 hingga 11 tahun dan digantikan oleh gigi premolar.
Sedangkan gigi molar permanen tumbuh di belakang gigi
premolar setelah gigi molar susu lepas dan digantikan oleh
gigi premolar. Jumlah dari gigi molar permanen adalah 12,
dengan pembagian 6 di tiap rahang, 3 di tiap sisi kanan dan

kiri. Gigi molar permanen inilah yang paling banyak keluhan


karena umumnya mudah berlubang, sehingga dokter gigi
menganjurkan minimal setiap 6 bulan sekali cek kesehatan
gigi.
Pada bagian gigi manusia terstruktur / tersusun atas 4
(empat)
jaringan
yakni
:
1. Mahkota
Merupakan
bagian
yang
menonjol
dari
rahang
2. Leher
Merupakan bagian yang terletak antara mahkota dengan
bagian
akar
gigi
3. Akar
Merupakan bagian yang tertanam di dalam rahang
4. Email
Dikenal juga dengan istilah "Enamel", merupakan jaringan
yang berfungsi untuk melindungi tulang gigi dengan zat yang
sangat keras yang berada di bagian paling luar gigi manusia.
merupakan bagian gigi yang paling keras. Enamel inilah yang
melapisi mahkota gigi dan mempunyai ketebalan yang
bervariasi mulai bagian puncak mahkota dan akan semakin
menipis ketebalannya pada dasar mahkota, tepatnya pada
perbatasan mahkota dengan akar gigi. Warna email gigi pun
sebenarnya tidak putih mutlak, kebanyakan lebih mengarah
keabu-abuan dan semi translusen. Kecuali pada kondisi
enamel yang abnormal seringkali menghasilkan warna yang
menyimpang dari warna normal enamel dan cenderung
mengarah ke warna yang lebih gelap. Semakin menuju ke
bagian dalam dari enamel, kekerasannya akan semakin
berkurang. Bagian email ini pula yang menjadi awal
terjadinya lubang pada gigi, karena sifatnya mudah larut
terhadap asam, dan kelarutannya juga meningkat seiring
dengan semakin dalamnya lapisan enamel. Untuk itu kenapa
kita sering mendengar anjuran untuk sering menggosok gigi

adalah agar kondisi enamel gigi kita bisa dicegah dari kondisi
asam seminimal mungkin.
5. Tulang
Dikenal juga dengan istilah "Dentin" yaitu tulang merupakan
lapisan yang berada pada lapisan setelah email yang
dibentuk dari zat kapur. Dentin juga merupakan bagian yang
terluas dari struktur gigi, meliputi seluruh panjang gigi mulai
dari mahkota hingga akar. Dentin pada mahkota gigi dentin
dilapisi oleh enamel, sedangkan dentin pada akar gigi dilapisi
oleh semen. Kalau kita amati, bagian ini memegang peranan
yang sangat penting yaitu sebagai pelindung dari ruang
pulpa. Jadi sebenarnya bagian inilah yang menjadi
pertahanan kedua gigi kita setelah enamel.
6. Rongga Gigi
Rongga gigi adalah rongga yang di dalamnya terdapat
pembuluh darah kapiler dan serabut-serabut syaraf.
7. Semen
Dikenal juga dengan istilah "Sementum", merupakan bagian
dari akar gigi yang berdampingan dan berbatasan langsung
dengan bagian tulang rahang di mana gigi manusia tumbuh.
Seperti halnya pada bagian email yang melapisi dentin,
semen juga melapisi dentin namun untuk dentin pada bagian
akar gigi. Sementum ini secara normal tidak tampak dari
pandangan kita, namun tertutup oleh tulang dan dilapisi oleh
gusi. Pada beberapa kondisi abnormal, sementum akan
tampak.
Semua struktur jaringan keras gigi akan berintegrasi
membentuk struktur yang lebih kuat. Bayangkan jaringanjaringan keras ini melindungi struktur-struktur di bawah gigi
bahkan
struktur
lain
di
sekitar
gigi
8. Pulp

Adalah rongga yang di dalamnya terdapat pembuluh darah


kapiler dan serabut-serabut saraf.

White spot lession


adalah proses awal terjadinya lubang gigi namun pada fase ini permukaan gigi
masih utuh. Bercak putih (White spot) timbul akibat pelepasan ion kalsium dan
fosfat dari email gigi yang disebut dengan demineralisasi. Biasanya white spot
terbentuk di bagian gigi yang dekat dengan perbatasan gusi. Kabar baiknya, white
spot ini bersifat reversibel artinya ion ion yang terlepas dapat diletakkan kembali
ke dalam gigi. Proses ini disebut dengan remineralisasi yang dijalankan oleh ludah
(saliva). Ludah akan menetralkan asam sehingga ion ion mineral dari cairan di
sekitar gigi dapat diletakkan kembali pada gigi. Dengan kata lain, proses gigi
berlubang dianggap sebagai hasil ketidakseimbangan antara proses demineralisasi
dan remineralisasi yang terjadi terus menerus.
Jika white spot lession dibiarkan saja, akan berkembang menjadi gigi berlubang
yang dalam keadaan parah bisa menyerang hingga beberapa gigi (gigis). White
spot lession dapat diatasi dengan dengan rajin menjaga kebersihan mulut,
melakukan aplikasi fluor dan mengganti pola diet.

Karies memiliki kedalaman yang berbeda. Derajat keparahannya


dikelompokan menjadi :
1. Karies pada email
Biasanya tidak menimbulkan rasa sakit, namun bila ada ransangan yang
berasal dari makanan atau minuman yang dingin akan terasa linu.
2. Karies pada dentin
Ditandai dengan adanya rasa sakit apabila tertimbun sisa makanan. Apabila
sisa makanan disingkirkan maka rasa sakit akan berkurang.
3. Karies pada ke pulpa

Gigi terasa sakit terus menerus sifatnya tiba tiba atau muncul dengan
sendirinya. Rasa sakit akan hilang sejenak apabila diberi obat pengurang
rasa sakit

PENYAKIT JARINGAN PULPA


KELAINAN-KELAINAN PULPA

1.

Iritasi pulpa / karies mengenai email

Iritasi pulpa adalah suatu keadaan dimana lapisan enamel gigi mengalami
kerusakan sampai batas dentino enamel junction
Gejala-gejala :

Kadang-kadang ngilu bila makan/ minum dingin,manis,asam dan bila


sikat gigi

Rasa ngilu akan hilang bila rangsangan dihilangkan

Pemeriksaan objektif :

Terlihat karies yang kecil

Dengan sonde : tidak memberi reaksi, tetapi kadang-kadang terasa


sedikit

Tes thermis : dengan chlor etil terasa ngilu, bila rangsang dihilangkan
biasanya rasa ngilu juga hilang

Therapi :diberi tumpatan sesuai indikasinya

2.

Hyperemi pulpa / karies mengenai dentin

Hyperemi pulpa merupakan lanjutan dari iritasi pulpa. Hyperemi pulpa


adalah suatu keadaan dimana lapisan dentin mengalami kerusakan , terjadi
sirkulasi darah bertambah karena terjadi pelebaran pembuluh darah halus di
dalam pulpa.Pulpa terdiri dari saluran pembuluh darah halus, urat-urat
syaraf,dan saluran lympe
Gejala-gejala :


Terasa lain jika terkena makanan/ minuman manis,asam panas dan
dingin.

Makanan / minuman dingin lebih ngilu daripada makanan / minuman


panas

Kadang-kadang sakit kalau kemasukan makanan

Pemeriksaan objektif :

Terlihat karies media atau propunda

Bila di tes dengan chlor etil terasa ngilu

Di test dengan sonde kadang terasa ngilu,kadang tidak

Perkusi tidak apa-apa

Therapi :

bila ada karies media ditambal sesuai indikasinya,bila mahkota cukup


baik.

Bila karies propunda dilakukan pulpa capping , bila mahkotanya baik

3.

Pulpitis

Pulpitis dibagi dalam beberapa macam yaitu :


a.

Pulpitis acuta
Pulpitis parttialis acuta

Yaitu keadaan dimana sebagian pulpa mengalami peradangan.


Gejala-gejala :
-

Rasa nyeri spontan

Rasa nyeri dapat berlangsung beberapa menit

Berdenyut sesuai dengan denyut nadi

Kadang-kadang tidur terganggu

Pemeriksaan objektif :
-

Terlihat caries propunda

Test dengan sonde sakit

Test dengan chlor etil sakit

Perkusi dapat sakit atau tidak

Test vitalitas bereaksi

Therapi : bila mahkota masih bagus dilakukan perawatan syaraf


(mumifikasi), bila disertai periodontitis, lakukan perawatan periodontitis nya
terlebih dahulu,baru kemudian perawatan urat syaraf.

Pulpitis totalis acuta

Yaitu keadaan dimana seluruh jaringan pulpa mengalami peradangan


Gejala-gejala :
-

Rasa sakit yang lebih hebat daripada pulpitis parttialis

Rasa sakit yang terus-menerus tanpa ada penyebabnya

Penderita tidak dapat tidur

Rasa sakit menjalar ke pelipis hingga ke telinga

Pemeriksaan objektif :
-

Terlihat karies propunda

Biasanya pulpa sudah terbuka / perforasi

Test dengan sonde sakit

Perkusi sakit

Test thermis sakit

Test vitalitas sakit

Therapi : pemberian antibiotik dan analgetik untuk menghilangkan


periodontitis, setelah rasa sakit periodontitisnya hilang dilakukan pencabutan
(ekstraksi)

Pulpitis kronis

Suatu peradangan pulpa yang sudah berlangsung lama dan tidak


menmbulkan keluhan berat.
Gejala- gejala :
- Kadang-kadang terasa sakit kemudian hilang
- Dulu pernah sakit sekali
- Tidak ada keluhan yang berat
- Bila terkena makanan/ minuman panas dingin, terasa agak nyeri

Pemeriksaan objektif :
-

Terlihat adanya karies propunda

Pulpa dapat terbuka atau tidak

Test sonde sakit

Perkusi terasa agak sakit

Test thermis hampir tidak bereaksi

Gigi masih vital

4.

Necrosa pulpa

Yaitu suatu proses kematian pulpa yang tidak disertai dengan bakteri ini
merupakan kematian yang steril.
Gejala gejala :
-

Tidak ada keluhan sakit

Warna gigi berubah

Pemeriksaan objektif :
-

Gigi berubah warna

Gigi dengan tumpatan silikat

Dengan test termis tidak menimbulkan reaksi apa-apa

Test vitalitas tidak mempunyai reaksi

Therapi :
Untuk gigi yang mempunyai akar satu diadakan perawatan urat
syaraf
Untuk gigi yang mempunyai akar lebih dari satu diadakan pencabutan
bila ada keluhan

5.

Gangraen pulpa

Yaitu kematian pulpa yang disertai dengan invasi bakteri pembusuk. Proses
kematian pulpa ini adalah suatu kematian yang tidak steril.
Gejala gejala :
-

Bau tidak enak

- Bila makan-makanan yang panas terasa sakit (oleh karena lobang gigi
tertutup sisa makanan)
Pemeriksaan objektif :
-

Biasanya gigi berubah warna

Terlihat karies propunda atau gigi dengan tumpatan besar

Test dengan sonde pulpa terbuka,tidak terasa sakit

Percusi dapat terasa sakit dan tidak terasa sakit

Test thermis, dengan panas tersa sakit

Bau busuk

Test vitalitas tidak bereaksi menandakan gigi sudah mati

Therapi :

Untuk gigi permanent berakar satu dilakukan perawatan gangraen


bila akarnya sudah cukup kuat dan oral hygenisnya baik
-

Untuk gigi permanent berakar lebih satu ,dilakukan ekstraksi

Untuk gigi decidui diadakan trepanasi (melobangi atau pulpa sampai


perforasi)

Periodontitis
adalah inflamasi jaringan periodontal yang ditandai
dengan migrasi epitel jungsional ke arah apikal, kehilangan perlekatan
tulang
dan resorpsi tulang alveolar. Pada pemeriksaan klinis terdapat peningkatan
kedalaman probing, perdarahan saat probing (ditempat aktifnya penyakit)
yang dilakukan dengan perlahan dan perubahan kontur fisiologis. Dapat juga
ditemukan kemerahan, pembengkakan gingiva dan biasanya tidak ada rasa
sakit.

Trepanasi
diartikan sebagai tindakan penembusan tulang alveolar
untuk melepaskan eksudat jaringan yang bermasalah, akan tetapi
efektivitas dari prosedur ini masih kontroversial.

Berikut Daftar Obat Antibiotik yang aman dan berbahaya untuk Ibu
Hamil/Kehamilan & Menyusui :

Lactation Risk Categories

Pregnancy Risk Categories

L1 (safest)

A (controlled studies show no risk)

L2 (safer)

B (no evidence of risk in humans)

L3 (moderately safe)

C (risk cannot be ruled out)

L4 (possibly hazardous)

D (positive evidence of risk)

L5 (contraindicated)

X (contraindicated in pregnancy)

NR: Not Reviewed. This drug has not yet been reviewed by Hale.

Antibiotika
Amoxicillin
Aztreonam
Cefadroxil
Cefazolin
Cefotaxime
Cefoxitin
Cefprozil
Ceftazidime
Ceftriaxone
Ciprofloxacin [more]
Clindamycin

Erythromycin

Fleroxacin
Gentamicin

Kanamycin
Moxalactam
Nitrofurantoin
Ofloxacin
Penicillin
Streptomycin
Sulbactam
Sulfisoxazole
Tetracycline
Ticarcillin
Trimethoprim/sulfamethoxazole

Akan kami sebutkan obat-obat antibiotik yang YANG PERLU PERHATIAN


KHUSUS atau TIDAK BOLEH DIMINUM UNTUK IBU HAMIL dan MENYUSUI :
1.

Golongan Aminoglikosida (biasanya dalam turunan garam sulfate-nya),

seperti amikacin sulfate, tobramycin sulfate, dibekacin sulfate, gentamycin


sulfate, kanamycin sulfate, dan netilmicin sulfate.
2.

Golongan Sefalosporin, seperti : cefuroxime acetyl, cefotiam diHCl,

cefotaxime Na, cefoperazone Na, ceftriaxone Na, cefazolin Na, cefaclor dan
turunan garam monohydrate-nya, cephadrine, dan ceftizoxime Na.
3.

Golongan Chloramfenicol, seperti : chloramfenicol, dan thiamfenicol.

4.

Golongan Makrolid, seperti : clarithomycin, roxirhromycin, erythromycin,

spiramycin, dan azithromycin.

5.

Golongan Penicillin, seperti : amoxicillin, turunan tridydrate dan turunan

garam Na-nya.
6.

Golongan Kuinolon, seperti : ciprofloxacin dan turunan garam HCl-nya,

ofloxacin, sparfloxacin dan norfloxacin.


7.

Golongan Tetracyclin, seperti : doxycycline, tetracyclin dan turunan HCl-

nya (tidak boleh untuk wanita hamil), dan oxytetracylin (tidak boleh untuk wanita
hamil).

You might also like