Professional Documents
Culture Documents
Kata Pengantar
Direktur Jenderal Sumber Daya Air
foreword from director general of water resources
03
Daftar Isi
Daftar Isi
Table of Contents
Kata Pengantar
Direktur Jenderal Sumber Daya Air
Foreword from
Director General of Water Resources
02
Pengelolaan
Sumber Daya Air Terpadu
Integrated Water
Resources Management
24
Daftar Isi
Table of Contents
04
26
28
31
Gerakan Nasional-Kemitraan
Penyelamatan Air
The National Movement of The
Partnership of Water Preservation
35
37
39
41
Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air
08
Struktur Organisasi
Organizational Chart
10
12
Pengelolaan Sumber
Daya Air Terpadu
Integrated Water
Resources Management
18
20
Sistem Informasi
Water Resources
Information System
Reformasi Birokrasi
Bureaucracy Reform
43
45
Capaian Kegiatan
Bidang Sumber Daya
Air Tahun 2010-2011
Achievements Water Resources
Management year 2010-2011
Renstra Sumber Daya Air
2010-2014 dan Capaian Kegiatan
Bidang Sumber Daya Air 2010-2011
Strategic Planning in Water
Resources Sector Year 2010-2014
and Achievement of Water Resources
Sector Performance Year 2010-2011
50
56
Aceh Aceh
57
60
61
Riau Riau
63
Jambi Jambi
65
67
Bengkulu Bengkulu
69
71
72
Lampung Lampung
74
75
Banten Banten
76
78
DI Yogyakarta Yogyakarta
81
82
Kegiatan 2010-2011
84
Kalimantan Barat
West Kalimantan
87
Kalimantan Tengah
Central Kalimantan
89
Kalimantan Selatan
South Kalimantan
90
Kalimantan Timur
East Kalimantan
92
Sulawesi Utara
North Sulawesi
93
Gorontalo Gorontalo
94
Sulawesi Tengah
Central Sulawesi
95
Sulawesi Barat
West Sulawesi
97
Sulawesi Selatan
South Sulawesi
98
Sulawesi Tenggara
South East Sulawesi
100
Bali Bali
101
104
105
108
Maluku Maluku
111
112
Papua Papua
113
05
1
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
Directorate General of Water Resources
Konservasi
SumberDaya Air
Water Resources
Conservation
Proses Pengelolaan
Sumber Daya Air
The Process of Water
Resources Management
Peran
Masyarakat
Public
Involvement
Pendayagunaan
Sumber
Daya Air
Water Resources
Utilization
Pengendalian
Daya Rusak Air
Controlling
The Destructive
Force of Water
Kegiatan 2010-2011
Proses Internal
Internal Process
Kesiapan SDM/Personel
kompeten dalam pengelolaan
sumber daya air terpadu
Employee readiness in
integrated water resources
management
Akuntabilitas Lembaga
Institution Accountability
Ketersediaan program
& anggaran
Program & budget availability
Akuntabel secara finansial
Financial way accountability
Peningkatan efektivitas
pembangunan
The effectiveness of
development increased
NSPK Efektif
Effective NSPK
Infrastruktur tersedia
Infrastructure availability
Kepatuhan meningkat
Employee compliance increased
Fungsi terjaga
Maintained infrastructure function
Pelayanan terpelihara
Maintained service
Optimalisasi pemanfaatan
Teknologi Informatika
Optimizing the utilization of
information technology
09
Struktur Organisasi
Organizational Chart
Direktorat
Bina Program
Directorate of Program
Management
SubBag TU
SubBag TU
Office Administration
Office Administration
Sub Direktorat
Kebijakan dan Strategi
Sub Direktorat
Hidrologi dan Kualitas Air
Subdit. of Policy
and Strategy
Subdit. of Hidrology
and Water Quality
Subdit. of Program
and Budgeting
Subdit. of Regulation
Subdit. of Water
Resources Institution
Sub Direktorat
Evaluasi Kinerja
Sub Direktorat
Pengendalian Pemanfaatan
Subdit. of Performance
Evaluation
Kegiatan 2010-2011
Bagian Kepegawaian
dan Ortala
Bagian Keuangan
dan Umum
Bagian Hukum
dan Per-UU-an
Bagian Pengelolaan
BMN
Legal
Division
Asset Management
Division
Direktorat Sungai
dan Pantai
Direktorat Irigasi
dan Rawa
Directorate of River
and Coastal
Directorate of Irrigation
and Lowland
Directorate of Operation
& Maintenance
SubBag TU
SubBag TU
SubBag TU
Office Administration
Office Administration
Office Administration
Sub Direktorat
Perencanaan Teknis
Sub Direktorat
Perencanaan Teknis
Sub Direktorat
Perencanaan OP
Subdit. of Region (
Subdit. of Region I
Subdit. of River
and Coastal O&M
Sub Direktorat
OP Bendungan
Subdit. of Region II
Subdit. of Region II
Subdit. of Irrigation
and Lowland O&M
Sub Direktorat
Penanggulangan Bencana
Subdit. of Conservation
& Sediment Infrastructure
Subdit. of
Disaster Management
11
Kegiatan 2010-2011
131
wilayah sungai
di Indonesia
Indonesias river
basin territories
15
Lokasi / Provinsi
Location / Province
1.
BWS Sumatera I
Aceh
WS Meureudu-Baro,
WS Jambo-Aye,
WS Woyla-Seunagan,
WS Tripa-Bateu, WS Alas-Singkil
2.
BWS Sumatera II
Sumatera Utara
WS Belawan-Ular Padang WS
Toba-Asahan, WS Batang Angkola-Batang Gadis, WS Batang
Natal-Batang Batahan
3.
Riau
13
No.
Lokasi
Location
4.
BWS Sumatera IV
Kepulauan Riau
WS P. Batam-P. Bintan
5.
BWS Sumatera V
Sumatera Barat
WS Anai-Kuranji-ArauMangau-Antokan
6.
BWS Sumatera VI
Jambi
WS Batanghari
7.
Bengkulu
WS Air Majunto-Sebelat
8.
Sumatera Selatan
Bangka Belitung
WS Nasal-Padang Guci,
WS Musi-Sugihan-BanyuasinLemau, WS Mesuji-Tulang
Bawang
9.
BBWS Mesuji-Sekampung
Lampung
10.
BBWS Ciliwung-Cisadane
DKI Jakarta
WS Ciliwung-Cisadane dan WS
Kep. Seribu
11.
BBWS Cidanau-CiujungCidurian
Banten
WS Cidanau-Ciujung-Cidurian
12.
BBWS CimanukCisanggarung
WS Cimanuk-Cisanggarung
13.
BBWS Citanduy
WS Citanduy
14.
BBWS Citarum
WS Citarum
15.
BBWS Serayu-Opak
DI Yogyakarta
WS Serayu-Bogowonto dan WS
Progo-Opak-Serang
16.
WS Bengawan Solo
17.
BBWS Pemali-Juana
WS Pemali-Comal
dan WS Jratunseluna
18.
BBWS Brantas
Jawa Timur
WS Brantas
19.
BWS Kalimantan I
Kalimantan Barat
WS Kapuas, WS Pawan,
WS JelaiKendawangan
20.
BWS Kalimantan II
Kalimantan Tengah
Kalimantan Selatan
WS Seruyan, WS Kahayan,
WS Barito-Kapuas
21.
Kalimantan Timur
WS Sesayap, WS Mahakam
22.
BWS Bali-Penida
Bali
WS Bali-Penida
Kegiatan 2010-2011
No.
Lokasi
Location
23.
NTB
WS Pulau Lombok
24.
NTT
WS Aesesa, WS Benanain,
WS Neo-Mina
25.
BBWS PompenganJeneberang
Sulawesi Selatan,
Sulawesi Tenggara,
Sulawesi Barat,
Sulawesi Utara,
WS Pompengan-Larona,
WS Sadang, WS WalanaeCenranae, WS Jeneberang dan
WS Lasolo-Sampara
26.
BWS Sulawesi I
Sulawesi Utara
WS Sangihe-Talaud,
WS Tondano-Likupang,
WS Dumoga-Sangkub
27.
BWS Sulawesi II
Gorontalo
WS Limboto-Bulango-Bone,
WS Paguyaman, WS Randangan
28.
Sulawesi Tengah
29.
BWS Sulawesi IV
Sulawesi Tenggara
30.
BWS Maluku
Maluku
Maluku Utara
31.
Maluku Utara
WS Halmahera Utara, WS
Halmahera Selatan, WS Kep.
Sula-Obi
32.
BWS Papua
Papua
WS Omba, WS Wapoga-Mimika,
WS Mamberamo-Tami-Apauvar,
WS Einlanden-Digul-Bikuma
33.
WS Kepundan-Sebyar, WS Omba
Wilayah Sungai.
Basin Territory
15
2
Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu
Integrated Water Resources Management
Sumatera
738
18,4
Kalimantan
1.008
98,8
Sulawesi
247
18,3
Jawa
187
1,6
Maluku
& Papua
Bali &
Nusa Tenggara
981
251,5
60
5,5
Indonesia in Total:
16,8 m3/kapita/tahun
Kegiatan 2010-2011
th
potensi potential
3.221.000
in the
world
POSISI CADANGAN
AIR INDONESIA
kapasitas mantap
reliable capacity
Indonesia's Water
Potential Rank
sudah dimanfaatkan
utilized
175.100
irigasi
irrigation
141.100
belum dimanfaatkan
unutilized
25%
80,5%
6.400
691.300
3,7%
516.200
74,7%
industri
industry
27.700
15,8%
19
Laju Deforestasi
Deforestation Rate
4,00
3,50
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
1990-1996
Seluruh Indonesia
Throughout Indonesia
1996-2000
Di dalam kawasan hutan
Within the forest
2000-2003
Di luar kawasan hutan (APL)
Outside the forest
2003-2006
Kegiatan 2010-2011
Proporsi Rumah Tangga dengan Akses Terhadap Air Minum Layak (Perkotaan dan Perdesaan)
The Proportion of Household with Proper Drinking Water Access (Urban and Rural)
80
49.8
50.2
54.1
54.6
55.6
56.8
57.3
58.2
59.5
46.0
53.0
52.7
54.9
53.8
51.7
51.5
50.6
70
Target MDGs
45.7
43.0
43.9
42.7
41.5
41.0
40.3
40.4
31.3
35.2
35.6
35.9
30.7
30.8
20
31.6
30
34.5
40
42.9
50
37.7
38.0
41.3
42.7
42.0
42.2
37.5
48.7
48.3
47.7
48.8
47.6
47.8
48.3
46.5
47.7
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
37.7
10
1993
Persentase
Percentage
60
68.9%
75.3%
65.8&
21
Kegiatan 2010-2011
1000
900
800
672
700
607
600
500
430
409
399
400
297
300
200
150
186
191
2002/2003
2003/2004
100
0
2001/2002
2004/2005
2005/2006
2006/2007
2007/2008
2008/2009
2009/2010
2010/2011
Tahun Year
23
Pelaksanaan pengelolaan sumber daya air terpadu The implementation of integrated water resources
management based on three pillars, namely:
didasari oleh tiga pilar, yaitu:
1. Payung Kebijakan, indikator:
1. Tersedianya kebijakan, pola, dan rencana
pengelolaan sumber daya air;
2. Tersedianyan perundang-undangan yang
mendukung pengelolaan sumber daya air
wilayah sungai;
3. Terterapkannya sistem cost recovery untuk
pengelolaan sumber daya air wilayah sungai;
2. Perangkat Kelembagaan, indikator:
4. Tersedianya dasar hukum pendirian
institusi pengelolaan sumber daya air
wilayah sungai yang kuat dan tidak
tumpang tindih;
5. Tersedianyan job description yang jelas;
6. Aktifnya wadah
koordinasi
stakeholder
7. Dilaksanakannya
kegiatan capacity
building;
Kegiatan 2010-2011
Melaksanakan Executing
Memantau Monitoring
Mengevaluasi Evaluating
Penyelenggaraan Activities
Konservasi Sumber Daya Air
Conservation
Penatagunaan Administration
Penyediaan Supply
Penggunaan Usage
Pengembangan Development
Pengusahaan Operation
sumber air
Water sources protection
and preservation
Pengawetan air
Water preservation
Pengelolaan Kualitas air dan
pengendalian pencernaan air
Water quality management & water
pollution control
Tujuan:
Menjaga kelangsungan keberadaan
daya dukung, daya tampung, dan fungsi
sumber daya air
Maintaining sustainable water resources
supportability, capacity, and functionality.
Tujuan:
Memanfaatkan sumber daya air secara
berkelanjutan dengan mengutamakan
pemenuhan kebutuhan pokok
kehidupan masyarakat secara adil
Sustainable water resources utilization
by prioritizing equal water provision for
public primary needs.
Tujuan:
Mencegah, menanggulangi, dan
memulihkan kerusakan kualitas
lingkungan hidup akibat daya rusak air
Preventing, handling and recovering
environmental damages caused by water
destructive force.
25
Inventarisasi Data
Data Inventory
Analisis Analysis
Skenario Scenario
Penyempurnaan Rancangan Pola Strategic Water Resources Management Plan Design Improvement
Penetapan Pola Pengelolaan SDA WS
Establishment of Strategic Water Resources Management Plan in a specific River Basin Territories
Kegiatan 2010-2011
Tahap I
Inventarisasi
Sumber Daya Air
Phase I Water
Resources Inventory
Pemilihan Strategi
Strategy selection
Dipilih oleh Wadah Koordinasi SDA WS
Selected by Water Resources Coordination Board in related River Basin Territories
Strategi Terpilih Selected Strategy
Pengumpulan Data dan Informasi SDA
Water Resources Data & Information Collection
Pertemuan Konsultasi Masyarakat (PKM) 1 Public Consultation Meeting 1
Analisa Data Data Analysis
Tahap II
Penyusunan
Phase II
Development
27
UUD 1945
UU No. 7/2004 tentang Sumber Daya Air
UU No. 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah
UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang
UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan
Bencana
UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
PP No. 35/1991 tentang Sungai
PP No. 16/2006 tentang Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum
PP No. 20/2008 tentang Irigasi
PP. No. 42/2008 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Air
PP. No 43/2008 tentang Air Tanah
PP. No. 37/2010 tentang Bendungan
Perpres No. 12/2008 tentang Dewan Nasional
Sumber Daya Air
Permen PU No. 04/2008 tentang Pembentukan
Wadah Koordinasi Pengelolaan Sumber Daya Air
tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota
& Wilayah Sungai
Kegiatan 2010-2011
29
Kegiatan 2010-2011
1.
Tingginya potensi konflik penggunaan sumber daya air pada wilayah sungai;
The high potential conflict of use of water resources in river basin.
2.
3.
31
Kegiatan 2010-2011
Bantuan sosialisasi
melalui Dinas
Socialization through Dinas assist
Daftar ORNOP
NGOs list
Pengelompokkan
ORNOP menurut unsur
Grouping NGOs according to element
Pengumuman daftar
ORNOP per unsur
melalui cetak
Announcement NGO per
element through the media
Usulan nama
wakil unsur
NGOs list
Ketetapan Menteri
PU/Gubernur/Walikota
Ministry of Public Works/Governor/
Regent/Mayors Provision
Media
Penyampaian nama wakil unsur
kepada tim
Deliver NGOs list to the team
33
Kegiatan 2010-2011
35
Hilir Downstream
Hulu Upstream
Konservasi SDA; Pendayagunaan SDA; Pengendalian daya rusak air; Proses Pengelolaan SDA (Perencanaan, O&P); Sistem Informasi SDA;
Pemberdayaan dan Pengawasan (Peran serta masyarakat)
Conservation of Water Resources; Utilization of Water Resources; Control of Water Destructive Force; Water Resources; Management Process; Water Resources
Information System; Empowerment and Supervision (Community Participation)
Tindak nyata 6 komponen kegiatan GN-KPA
Implementation of Six Component Activities of GN-KPA
Kegiatan 2010-2011
37
PERSYARATAN PERMOHONAN
APPLICATION REQUIREMENTS
Identitas pemohon
Applicant identity
Lokasi, jenis peruntukan, tujuan
Location, type, designation, purpose
Jumlah, cara, dan jangka waktu pengambilan
air
Amount, stages and the length of time taking
water
Gambar, spesifikasi teknis bangunan
Images, technical specifications
of infrastructures
Dokumen amdal/UKL-UPL/SPPL
Document of analysis on environmental impact
Izin yang sudah dimiliki, bukti pembayaran
pajak air permukaan (untuk perpanjangan)
The license already owned, invoice of payment of
tax on water surface (for extended)
14 hari kerja
14 working days
REKOMENDASI TEKNIS
TECHNICAL RECOMMENDATIONS
EVALUASI AWAL PRELIMINARY EVALUATION
14 hari kerja
14 working days
VERIFIKASI VERFICATION
IZIN LICENSE
Kegiatan 2010-2011
Siklus Hidrologi
Hydrological Cycle
39
INPUT
INPUT
PROSES
PROCESS
OUTPUT
OUTPUT
1. Pembiayaan Financing
2. Sumber daya manusia Human resources
3. Sistem mutu Quality Assurance
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Masukan/umpan balik
untuk perbaikan
Feedback for improvement
Kegiatan 2010-2011
Pola &
Rencana
SDA
Strategic
WRM Plan &
WRM Plan
SID
LA
COM
Survey,
Investigation,
Design
Land
Acquisition
Construction,
Operation &
Maintenance
Pemanfaatan
Utilization
41
Kegiatan 2010-2011
Sistem Informasi
Water Resources Information System
Pengelolaan sumber daya air yang baik
memerlukan dukungan data dan informasi yang
memadai. Pentingnya data dan informasi untuk
mendukung tercapainya visi dan misi pengelolaan
sumber daya air sejak dari penentuan kebijakan,
perencanaan sampai dengan pelaksanaan
konstruksi tercermin dari diamanatkannya sistem
informasi pada bab tersendiri di dalam UndangUndang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber
Daya Air.
Program percepatan Reformasi Birokasi di
lingkungan Ditjen SDA menekankan tersedianya
data dan informasi yang mudah diakses oleh
masyarakat, sebagaimana diamanatkan dalam
Undang-Undang No. 14 tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik.
43
Kegiatan 2010-2011
Reformasi Birokrasi
bureaucracy reform
Ditjen SDA, berdasarkan Perpres No. 47/2009
Tentang Pembentukan dan Organisasi
Kementerian Negara serta Perpres No.
24/2010 Tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Kementerian Negara serta Susunan Organisasi,
Tugas, dan Fungsi Eselon 1 Kementerian Negara,
merupakan lembaga pemerintah yang mempunyai
tanggung jawab dan tugas untuk merumuskan
serta melaksanakan kebijakan dan standarisasi
teknis di bidang sumber daya air sesuai peraturan
perundang-undangan.
Untuk menjalankan mandat, tugas, dan fungsi
tersebut, Ditjen SDA saat ini membawahi 33
UPT/Balai Besar dan Balai Wilayah Sungai,
dengan didukung oleh sejumlah 8639 orang
pegawai dan pejabat.
Landasan budaya kerja Kementerian Pekerjaan
Umum adalah Bekerja Keras, Bergerak Cepat
dan Bertindak Tepat. Seiring dengan hal tersebut
Ditjen SDA telah melaksanakan Organization Culture
Assessment (sebuah aktivitas untuk mendapatkan
gambaran budaya organisasi yang berkembang
saat ini, maupun budaya organisasi yang
diharapkan guna merealisasikan tujuan organisasi)
untuk mengidentifikasi budaya organisasi, hasil
tergambarkan sebagai berikut:
Perbandingan
antara current
and future
The Clan
The Adhocracy
50
50
40
40
30
30
20
20
10
Internal
Focus and
Integration
External
Focus and
Differentiation
10
10
20
30
40
50
Comparison
between current
and future
10
20
30
Kondisi Sekarang
Current
40
50
The Hierarchy
The Market
Kondisi yang
Diinginkan
Future
H: Hierarchy
Working
Planning & organizing (H)
Policies, processes, and
procedures (H)
Continous improvement (M)
Delivering result (M)
Stakeholder service (M)
Quality focus (M)
Relating
Team work & collaborating (H)
Motivating others (H)
M: Market
Kegiatan 2010-2011
47
3
Capaian KEGIATAN Bidang
SUmber Daya Air TA 2010-2011
Achievement of Water Resources Sector
Performance Year 2010-2011
43,23 m3/dtk
12,3 m3/dtk
6,43 m3/dtk
3,76 m3/dtk
8,6 m3/dtk
4,74 m3/dtk
Legenda Legend
500.000 Ha
1.340.944 Ha
115.000 Ha
393.044 Ha
66.249 Ha
284.137,26 Ha
Renstra 2010-2014
Capaian 2010
Capaian 2011
Kegiatan 2010-2011
3.000 Ha
37.501 Ha
1.673 Ha
8.787 Ha
3.027 Ha
10.790 Ha
548.500 Ha
450.000 Ha
8.100 Ha
85.000 Ha
70.509,53 Ha
120.810 Ha
Legenda Legend
25.000 Ha
176.000 Ha
1.021 Ha
2.800 Ha
10.706 Ha
7.297 Ha
Renstra 2010-2014
Capaian 2010
Capaian 2011
51
44,75 m3/dtk
11.120.058 Ha
2,90 m3/dtk
1.817.685 Ha
13,17 m3/dtk
2.143.589 Ha
43.840 Ha
5,644.277 Ha
8.763 Ha
126.251,49 Ha
2.733 Ha
1.040.005 Ha
Legenda Legend
Waduk/Embung/Situ/Bangunan Penampungan
Air Lainnya yang Dioperasikan dan Dipelihara
Operation and Maintenance of Dam, Water Retention,
Situ, and Other Water Reservoir Infrastructures
98.737 Ha
1.199 buah
0 Ha
75 buah
64.993 Ha
298 buah
Renstra 2010-2014
Capaian 2010
Capaian 2011
Kegiatan 2010-2011
6.603 Km
316 buah
129,40 Km
11 buah
648 Km
5 buah
Legenda Legend
52 buah
200 buah
17 buah
32 buah
9 buah
105 buah
Renstra 2010-2014
Capaian 2010
Capaian 2011
53
140 buah
300 buah
12 buah
21 buah
7 buah
41 buah
63 kawasan
1.000 Km
7 kawasan
524,41 Km
9 kawasan
463,06 Km
Legenda Legend
750 Km
28 buah
15,28 Km
13 buah
143,62 Km
43 buah
Renstra 2010-2014
Capaian 2010
Capaian 2011
Kegiatan 2010-2011
85 buah
180 Km
5 buah
33 Km
18 buah
51,08 Km
50 Km
3 Km
2,45 Km
Legenda Legend
Renstra 2010-2014
Capaian 2010
Capaian 2011
55
ACEH
18.542 Ha
18,542 Ha
57
ACEH
ACEH
Luas Genangan
Vast pool of
2,72 Km2
8 Ha
SUMATERA UTARA
SUMATERA BARAT
Pembangunan DI Anai II
bermanfaat untuk:
Meningkatkan intensitas
tanam sampai dengan
100-200%
Menambah produksi padi
menjadi 5-6 ton/Ha
Anai Tahap II
6.840 Ha
Anai Tahap I
6.764 Ha
61
SUMATERA BARAT
RIAU
330 KK
456 KK
385 KK
63
RIAU
JAMBI
Pembangunan DI
Sei Siulak Deras
bermanfaat untuk
meningkatkan luas
fungsional jaringan
dan intensitas tanam
menjadi tiga kali
dalam setahun
65
JAMBI
KEPULAUAN RIAU
2010
Pengamanan Pantai
Pulau Laut bertujuan
untuk melindungi
kawasan pesisir pantai
di wilayah penyangga
pulau terluar kawasan
NKRI dari abrasi
2011
Desa Kador
1.300 m
1.300 m
67
KEPULAUAN RIAU
Kapasitas
Tampungan Air Baku
Raw Water Retention
Capacity
188 liter/
detik
Luas Tampungan
Water Retention Area
38,49 Ha
Volume Tampungan
Water Retention Volume
1,46
million m2
BENGKULU
Drainase Primer
Primary Lining
Drainase Sekunder
Secondary Lining
Drainase Tersier
Tertiary Lining
Pekerjaan Inspeksi
Inspection Work
4.700 m
1.592 m
8.000 m
7.500 m
69
BENGKULU
SUMATERA SELATAN
PEMBANGUNAN DI LAKITAN II
DEVELOPMENT OF LAKITAN IRRIGATION AREA II
Pembangunan Daerah Irigasi
Air Lakitan II berlokasi di
Kecamatan Bengkalis Ulu
Terawas dan Kecamatan
Megang Sakti, Kabupaten
Musi Rawas, Provinsi
Sumatera Selatan. Air untuk
mengairi Daerah Irigasi Air
Lakitan II bersumber dari
Sungai Air Lakitan. Pada
tahap pembangunan tahun
2010-2012, luas area yang
dibangun mencakup 4.924
Ha.
Beberapa pembangunan
yang saat ini sedang
dilakukan diantaranya
pekerjaan bangunan utama
yang meliputi pembangunan
2 intake dan 1 settling
basin, pekerjaan jaringan
utama meliputi saluran
primer sepanjang 2,6
kilometer, 15 buah struktur
dan perlindungan sungai
sepanjang 200 meter, serta
pekerjaan saluran sekunder
sepanjang 18 kilometer dan
62 bangunan.
DI Air Lakitan II berguna
untuk meningkatkan
produksi beras, menambah
pendapatan penduduk lokal,
meningkatkan standar
hidup petani, meningkatkan
kesempatan kerja di area DI
dan memberikan kontribusi
dalam pembangunan sosial
ekonomi di pedesaan.
Pembangunan DI Lakitan II
berfungsi untuk:
Meningkatkan produksi beras
Menambah pendapatan
penduduk lokal
Meningkatkan standar
hidup petani
Meningkatkan kesempatan
kerja di area DI
Memberikan kontribusi dalam
pembangunan sosial ekonomi
di pedesaan
71
Mempertahankan
ketahanan pangan
Melestarikan
swasembada pangan
73
LAMPUNG
DKI JAKARTA
The East Flood Canal passes through 13 Village with length of 23.5
kilometers and depth of 3-7 meters. The canal is planned to discharge flood
stream with return period of 100 years. The East Flood Canal consisted of
three weirs, seven inlets and four outlets. Its development as pilot project
for green infrastructure served as water conservation area to create a
waterfront city nuances in the future.
The East Flood Canal with catchment area of 207 km2, protecting East
Jakarta and North Jakarta area
of 256 km2 of flooding due to overflowing rivers (Cipinang River, Sunter River,
Buaran River, Kramat Jati River, and Cakung River), and also reducing 13
inundation area (11 village in East Jakarta and 2 village in North Jakarta)
The East Flood Canal development is expected to control flooding in Eastern
and Northern part of Jakarta. The canal is also used as ground water
conservation, port facilities, tourism facilities and marinas, green line (green
belt), and as a driving force for North-Eastern region growth.
BANTEN
BENDUNGAN GINTUNG
THE GINTUNG DAM
Bendungan Gintung awalnya merupakan
sebuah situ yang berfungsi untuk pariwisata
air, pengendalian banjir dan konservasi sumber
daya air di sekitar DKI Jakarta dengan Sungai
Pesanggrahan sebagai sungai induknya. Pasca
keruntuhan tanggul dan bangunan pelimpah,
dilakukan studi secara komprehensif untuk
mengembalikan dan meningkatkan fungsi Situ
Gintung yang menghasilkan konsep desain
rehabilitasi dan rekonstruksi Bendungan Gintung.
Bendungan Gintung, dengan volume tampungan
+ 720.000 m, terletak di Kelurahan Cirendeu,
Kecamatan Ciputat Timur, Kota Tangerang
Selatan, Banten. Bendungan yang pengisian
awalnya dilakukan pada tahun 2011 ini berfungsi
sebagai pencegah banjir di daerah hilir, penyedia
air baku daerah Ciputat Timur dan Tangerang
Selatan, sebagai tempat pariwisata, perikanan
darat, dan konservasi air tanah.
BANTEN
Induk
1 Saluran
Primary Channel
Saluran Sekunder
7 Secondary
Channel
30.919 km
30.367 km
77
JAWA BARAT
BENDUNGAN JATIGEDE
JATIGEDE DAM
Produksi PLTA
Power Plant Production
690 GWH/tahun
Air Irigasi
Irrigation Water
90.000 Ha
3.500 liter/detik
JAWA BARAT
79
JAWA BARAT
Mount Merapi
erupted again on 26
October 2010 and
5 November 2010.
The last eruption
produced 140
million m3 sediment
at the top of Mount
Merapi and its
surrounding areas.
Along with the rain, cold lava sediment flowing
downstream into 15 rivers that disgorge at Mount Merapi
and cause most of the sabo dam filled with 18.24 million
m3 sediment or 90% of sabo dam capacity
The sabo dam damages can not be avoided, siltation
of rivers resulted in cold lava overflows to the right
and left bank, thus damaging residential areas and
paddy fields. Some of the irrigation schemes covered
with sand that interrupted irrigation water supply.
In order to reduce the impact of losses which caused
by cold lava emergency response activities is carried
out, which include lava sand pockets by increasing
sediment sand pocket capacity, maintenance
riverbed capacity, cleaning driphole, excavation or
dredging of sediment in both buildings retrieval and
irrigation channels.
As for the advanced emergency response, especially
in the White River that passes through the streets of
Yogyakarta-Magelang that potentially buried by cold
lava during the rain, will be align to the river and it
will create a new bridge at the confluence of the road.
81
JAWA TENGAH
BENDUNGAN JATIBARANG
JATIBARANG DAM
Berlokasi di Kecamatan
Gunungpati dan Kecamatan
Mijen, Semarang, bendungan
tipe urugan batu berzona
dengan inti di tengah ini
direncanakan memiliki
tampungan total waduk
sebesar 20.400.000 m.
Bendungan Jatibarang
bermanfaat untuk
menghasilkan tenaga listrik
dengan kapasitas 1.500 KW,
menghasilkan air baku untuk
air minum sebesar 10,9 juta
m3 dengan debit 1.005 liter/
detik, mengurangi debit
banjir sebesar 270 m3/detik,
konservasi lingkungan dan
objek pariwisata di
Kota Semarang.
GAH
Pemenuhan kebutuhan
air bersih untuk
mensejahterakan rakyat
200 liter/detik
Kabupaten Tegal
200 liter/detik
Kota Tegal
250 liter/detik
83
JAWA TIMUR
Meningkatkan
produksi beras
Meningkatkan
standar hidup petani
Meningkatkan
kesempatan kerja
di daerah
JAWA TIMUR
9.237 Ha
Daerah Pertanian
5.824 Ha
Daerah Pekarangan
2.044 Ha
Daerah Pemukiman
870 Ha
Area Lainnya
499 Ha
85
JAWA TIMUR
50 liter/jiwa/hari
Meningkatkan
intensitas tanam
menjadi
150%
KALIMANTAN BARAT
110 m
Konstruksi
Sheet Pile
di sungai Kapuas
Concrete Pile Length
in Kapuas River
122 m
87
KALIMANTAN BARAT
KALIMANTAN TENGAH
89
Meningkatkan
penyediaan air pada
persawahan yang ada di
sepanjang aliran Sungai
Karau seluas 3.794 Ha
Meningkatkan
intensitas tanam 200%
Penyediaan air baku
Pengendali banjir
Sungai Karau
KALIMANTAN SELATAN
6.000 Ha
Meningkatkan
intensitas tanam
menjadi
200 %
KALIMANTAN SELATAN
Mengairi areal
persawahan
seluas
5.472 Ha
91
KALIMANTAN TIMUR
SULAWESI UTARA
6-10 ton/Ha
93
GORONTALO
5 ton/Ha
Palawija/jagung sebesar
5 ton/Ha
SULAWESI TENGAH
Mengairi Daerah
Irigasi Sausu yang
memiliki total luas
potensial
9.161 Ha
300%
termasuk
mengembangkan
areal menjadi
200%
95
SULAWESI TENGAH
SULAWESI BARAT
Mendukung
Pola Tanam dengan
intensitas tanam
300%
97
SULAWESI SELATAN
Mengairi areal :
Tambak seluas
1.100 Ha
Persawahan seluas
5.829 Ha
Sulawesi Selatan
merupakan salah
satu lumbung padi
Indonesia. Provinsi
ini memberikan
kontribusi suplai
beras bagi 17
provinsi lainnya
Daerah Irigasi Bajo dengan luas areal 3.194 Ha terletak
di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan.
SULAWESI SELATAN
99
SULAWESI TENGGARA
BALI
Mengairi DI Saba
dan Puluran seluas
1.794 Ha
Meningkatkan
intensitas tanam
menjadi
275 %
Mengatasi kekeringan
Penanggulangan banjir
101
BALI
BALI
457.962 jiwa
103
Melayani
areal sawah
Total rice
field served
5.168 Ha
EMBUNG HAEKRIT
HAEKRIT WATER RETENTION
Embung Haekrit terletak di
Desa Manleten, Kecamatan
Tasifeto Timur, Kabupaten
Belu, Nusa Tenggara Timur,
yang dimaksudkan untuk
pengembangan sarana dan
prasarana sumber air guna
memenuhi kebutuhan air
bagi masyarakat setempat.
29,4 km
300 Ha
30 liter/detik
Intensitas tanam
Cropping intensity
250%
105
Peningkatan
intensitas tanam
sebesar
Daerah Irigasi Malaka secara administratif
terletak di 25 desa yang berada di Kecamatan
Malaka Tengah, Koba Lima, Weliman dan
Kecamatan Malaka Barat, dengan sumber air
utama adalah Sungai Benanain yang memiliki luas
Daerah Aliran Sungai 3.158 km2.
Daerah Irigasi Malaka ditujukan untuk
memanfaatkan sumber air yang tersedia, agar
secara optimal dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sistem jaringan irigasi teknis seluas
10.000 Ha.
Manfaat Daerah Irigasi Malaka ini antara lain
untuk meningkatkan produksi beras melalui
peningkatan intensitas tanam sebesar 240%,
meningkatkan taraf hidup masyarakat atau petani
setempat dan membuka peluang atau lapangan
pekerjaan. Selain itu daerah irigasi ini bermanfaat
sebagai suplesi air irigasi, pengendalian daya
rusak air dan konservasi sumber daya air.
240%
107
MALUKU UTARA
MALUKU UTARA
109
MALUKU UTARA
Meningkatkan indeks
pertanaman menjadi
Increase cropping
intensity up to
200%
Menyuplai kebutuhan
air irigasi
Irrigation water supply
1.003 Ha
MALUKU
111
PAPUA BARAT
Normalisasi
Sungai Wondiboy
1,5 km
Normalisasi
Sungai Sandoway
1 km
2,7 km
PAPUA
Melindungi pusat-pusat
permukiman, pertanian, dan
pusat-pusat produksi seluas
100 Ha
113
PAPUA
PERNYATAAN
DISCLAIMER
Segala isi yang tercetak dalam buku ini adalah benar dan dapat dipertanggungjawabkan
pada Mei 2012
All printed contents within this booklet are actual and validated to May 2012