Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Langkah Persiapan
- Pilih & definisikan pekerjaan yang akan diukur &
akan ditetapkan waktu standarnya
- Informasikan maksud & tujuan pengukuran kerja
pada supervisor / pekerja
- Pilih operator dan catat semua data yang berkaitan
dengan sistem operasi kerja yang akan diukur
waktunya
Elemental Breakdown
Bagi siklus kegiatan yang berlangsung ke
dalam elemen - elemen kegiatan sesuai
dengan aturan yang ada
Tidak
N' <= N
Ya
o Synthetic Rating
Merupakan metode untuk mengevaluasi tempo
kerja operator berdasarkan nilai waktu yang telah
ditetapkan terlebih dahulu (predetermined time
value). Rasio untuk menghitung indeks
performance dapat dirumuskan sebagai berikut :
R=P/A
R = indeks performance atau rating faktor
P = predetermined time (menit)
A = rata – rata waktu dari elemen kerja yang diukur
o Performance Rating atau Speed Rating
Penetapan rating didasarkan pada satu faktor
tunggal yaitu operator speed, space atau tempo.
Nilai performance rating biasanya dinyatakan
dalam prosentase atau angka desimal dimana
performance kerja normal akan sama dengan 100
% atau 1.00.
Nilai performance rating selanjutnya digunakan
untuk menentukan waktu normal dari waktu
pengamatan.
2.3.2 Waktu Normal
Waktu normal untuk suatu operasi kerja adalah
semata – mata menunjukkan bahwa seorang operator
yang berkualitas baik akan bekerja menyelesaikan
pekerjaan pada kecepatan atau tempo kerja yang
normal. Dalam menentukan waktu normal, digunakan
persamaan sebagai berikut:
13
2.5.2 Model
Menurut Ackoff, et al (1962) pengertian model dapat
dipandang dari tiga jenis kata yaitu kata benda, kata sifat,
dan kata kerja. Sebagai kata benda berarti sebuah
representasi (gambaran, perwakilan), misalnya : miniatur
sepeda motor yang merupakan gambaran dari sepeda motor
yang sebenarnya. Dalam proses permodelan, model
dirancang sebagai penggambaran operasi dari suatu sistem
nyata secara ideal guna menjelaskan atau menunjukkan
hubungan – hubungan penting yang terkait.
Pada dasarnya literatur tentang model sepakat untuk
mendefinisikan kata “model” sebagai suatu representasi
atau formalisasi dalam bahasa tertentu (yang disepakati)
dari suatu sistem nyata. Dengan demikian permodelan
adalah proses pembangun atau membentu sebuah model
dari sistem nyata.
Tujuan dari permodelan sistem antara lain :
1. Memperkecil biaya dan tenaga yang harus
dikeluarkan
2. Mempersingkat waktu percobaan
3. Memperkecil resiko
4. Model dari suatu sistem dapat berguna dalam
menggambarkan, memahami dan memperbaiki
sistem tersebut
5. Dapat mengetahui performansi dan informasi
yang ditunjukkan oleh suatu sistem
Klasifikasi model menurut Forrester (1961) adalah
sebagai berikut :
Model Fisik atau Abstrak
Model fisik adalah model yang paling mudah
dimengerti. Model ini biasanya berbentuk replika.
Model abstrak adalah sebuah model yang
lebih banyak menggunakan simbol daripada
bentuk fisik. Model abstrak dibagi menjadi 3
macam, yaitu mental bahasa/verbal dan
18
2.6 Simulasi
Simulasi adalah salah satu sistem pendukung keputusan
yang menawarkan pada pengambilan keputusan suatu
kemampuan untuk menghadapi adanya perubahan. Simulasi
dapat didefinisikan sebagai teknik analisa yang mengimitasi
performance dari sistem yang sebenarnya dalam suatu
lingkungan yang dikontrol untuk mengestimasi performance
yang sesungguhnya dari sistem (Hitler, Frederick S.
Lieberman, Gerald J. 1990 dalam Anggraini,2004)
Secara definisi sistem adalah kumpulan obyek yang
saling berinteraksi dan bekerja sama untuk mencapai tujuan
logis dalam suatu lingkungan yang kompleks. Ada pula yang
mendefinisikan sistem adalah kumpulan dari elemen – elemen
yang saling berinteraksi dan ada sesuatu yang mengikatnya
menjadi satu kesatuan, terdapat tujuan bersama sebagai hasil
akhir dan terdapat dalam suatu lingkungan yang kompleks dan
sistem merupakan kondisi nyata yang dapat kita amati secara
langsung (Simatupang, 1994).
Simulasi dapat digunakan sebagai alat yang dapat
memberikan informasi dalam kaitannya dengan pengambilan
keputusan. Simulasi ini sangat membantu dalam proses
pengambilan keputusan karena dapat mempersingkat waktu
untuk pengambilan keputusan, baik dengan bantuan simulasi
secara manual maupun dengan menggunakan software
Pada umumnya, simulasi dapat dipandang sebagai
aktivitas yang memiliki tiga fase (Pidd 1992, dalam Anggraini
2004)
1. Permodelan
Fase ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu :
o Formulasi Masalah dan Rencana Studi
Setiap studi dimulai dengan pernyataan yang jelas
akan tujuan studi.
o Pengumpulan Data dan Pendefinisian Model
Analisis simulasi mengumpulkan informasi
tentang prosedur urutan operasi dari kontrol
20