Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 4:
FARIDA AGUSTININGRUM
NIM. 105070201131007
A. Definisi
Kejang
sementara
merupakan
perubahan
fungsi otak
mendadak dan
a. Otak
Gambar : 1
untuk mempertahankan
dan
berada
ventrikel
dan
penyambung
sensasi bau
sebagai
pusat
impuls
Hipofisis
dianggap sebagai
masker
kelenjar
Aferen
empat
hipotesis
utama
tentang
fungsi sebagai
pengaturan
pelepasan
Penyuntikan
prostaglandin
prostaglandin
lokal
di
kedalam
hipotalamus.
hipotalamus
D. Patofisiologi
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel atau organ otak
diperlukan suatu energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk
metabolisme otak yang terpenting adalah glaukosa. Sifat proses itu adalah
oksidasi dimana oksigen disediakan dengan peraataraan fungsi paru dan
diteruskan ke otak melalui system kardiovaskuler. Jadi sumber energi otak
adalah glukosa yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air.
Sel dikelilingi oleh suatu membrane yang terdiri dari permukaan
dalam adalah lipoid dan permukaan luar adalah ionic. Dalam keadaan
normal membrane sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion kalium
(K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (NA+) dan elektrolit lainnya,
kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi K+ dalam sel neuron
tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedangkan diluar sel neuron terdapat
keadaan sebaliknya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam
dan di luar sel, maka terdapat perbedaan yang disebut potensial membrane
dari selneuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial membrane ini
diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K-ATPase yang terdapat pada
permukaan sel. Keseimbangan potensial membrane ini dapat dirubah oleh
adanya :
1. Perubahan konsentrasi ion di ruang ekstraseluler.
2. Rangsangan yang datangnya mendadak misalnya mekanis, kimiawi
atau aliran listrik dari sekitarnya.
3. Perubahan patofisiologi dari membran sendiri karena penyakit atau
keturunan.
Pada keadaan demam kenaikan suhu 10C akan mengakibatkan
kenaikan metabolisme basal 10%-15% dan kebutuhan oksigen akan
meningkat 20%. Pada seorang anak berumur
yang singkat terjadi difusi dari ion kalium maupun ion Natrium melalui
membran tadi, dengan akibat terjadinya lepas muatan listrik.
Lepas muatan ini demikian besarnya sehingga dapat meluas keseluruh
sel maupun ke membran sel tetangganya dengan bantuan bahan yang disebut
neurotransmiter dan terjadilah kejang. Tiap anak mempunyai ambang kejang
yang berbeda dan tergantung dari tinggi rendahnya ambang kejang
seseorang anak menderita kejang pada kenaikan suhu tertentu.
Pada anak dengan ambang kejang yang rendah, kejang terjadi
pada suhu 38 0C sedangkan pada anak dengan ambang kejang yang tinggi,
kejang baru terjadi pada suhu 400C atau lebih. Dari kenyataan ini dapatlah
disimpulkan bahwa terulangnya kejang demam lebih sering terjadi
pada
pada
umumnya
tidak
berbahaya dan
tidak
oksigen
dan
energi
untuk
kontraksi
otot
skelet
yang
kejadian
diatas
adalah
faktor
penyebab
hingga
E. Pathway
Infeksi bakteri dan parasit
reaksi inflamasi
Resiko kekurangan
Evaporasi/Keringat
Demam/hipertermi
nutrisi
cairan
Melepaskan muatan listrik yang besar
Resiko Cidera
Kejang
Dehidrasi
Cemas
Na, O2
Defisit Volume
Kurang Pengetahuan
Cairan
Hipoksia
Terjadi Kerusakan Sel Otak
Gangguan perfusi jaringan
Gerakan mulut dan lidah
tidak terkontrol
Ketidakefektipan bersihan
jalan nafas tidak efektif
menjadi 3 bagian
yaitu :
lengan
gangguan kesadaran,
walaupun
pada
awalnya
lainnya.
4) Dapat tanpa otomatisme : tatapan terpaku
2. Kejang umum ( konvulsi atau non konvulsi )
a. Kejang absens
1) Gangguan kewaspadaan dan responsivitas
2) Ditandai dengan tatapan terpaku yang umumnya berlangsung
kurang dari 15 detik
3) Awitan dan akhiran cepat, setelah itu kempali waspada dan
konsentrasi penuh
b. Kejang mioklonik
1) Kedutan kedutan involunter pada otot atau sekelompok
otot yang terjadi secara mendadak.
2) Sering terlihat pada orang sehat selaam tidur tetapi bila
patologik berupa kedutan keduatn sinkron dari bahu, leher,
lengan atas dan kaki.
tonus
menyebabkan
secara
kelopak
mendadak
sehingga
dapat
jatuh ke tanah.
2) Singkat dan terjadi tanpa peringatan.
H. Komplikasi
Walaupun kejang demam menyebabkan rasa cemas yang amat
sangat pada orang tua, sebagian kejang demam tidak mempengaruhi
kesehatan jangka panjang, kejang demam tidak mengakibatkan kerusakan
otak, keterbelakangan mental atau kesulitan belajar / ataupun epiksi Epilepsy
pada anak di artikan sebagai kejang berulang tanpa adanya demam
kecil kemungkinan epilepsy timbul se telah kejng demam. Sekitar 2 4
anak kejang demam dapat menimbulkan epilepsy, tetapi bukan karena
kejang demam itu sendiri kejang pertama kadang di alami oleh anak
dengan epilepsy pada saat mereka mengalami demam. Namun begitu
antara 95 98 % anak yang mengalami kejang demam tidak menimbulkan
epilepsy.
Komplikasi yang paloing umum dari kejang demam adalah
adanya kejang demam berulang. Sekitar 33% anaka akan mengalami kejang
berulang jika ,ereka demam kembali. Sekitar 33% anka akan mengalami
10
dalam
perkembangan
atau
kelainan
saraf sebelum
11
Selain
menempati
ruang,
tumor
intrakranial
yang
intrakranial
juga
12
kepada
semua
gangguan
neurologik
13
14
( 0.5 mg / kg )
< 1 tahun
1-2 mg
2.5 5 mg
1 5 tahun
3 mg
7.5 Mg
5-10 tahun
5 mg
10 mg
>10 tahun
5-10 mg
10 15 mg
Usia
0.2 mg / kg
15
16
detik,
tetapi
akibat
yang
ditimbulkannya
dapat
18
Pola
napas
tidak
efektif
berhubungan
dengan
belum
juga
berhenti
dapat
diberikan
19
belum
juga
berhenti
dapat
diberikan
20
a. TTV
Tekanan darah
: Menurun
Suhu
: tinggi di atas 39 C
Respirasi
: Meningkat/menurun
Nadi
: Meningkat
Tindakan
: catat laporan
mual
tanda-tanda vital
2) Sirkulasi
Gejala
Tindakan
3) Integritas ego
Gejala
:stressor
eksternal/internal
yang
berhubungan
diri
terhadap
penanganan
yang
:inkontensia episodik
Tindakan
5) Makanan/cairan
Gejala
Tindakan
: catat laporan
mual
atau muntah
21
6) Neurosensori
Gejala
pingsan, pusing.
Tindakan
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala
:sakit kepala
Tindakan
8) Pernapasan
Gejala
Tindakan
9) Keamanan
Gejala
Tindakan
Tindakan
11) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala
Tindakan
c. Analisa Data
No
Data Fokus
1 Ds:Do: Suhu tubuh,
wajah
tampak
kebiruan, lengan dan
kakinya
tesentaksentak tak terkendali,
lidah tergigit
Etiologi
Kejang
Masalah
Ketidakefektifan
bersihan jalan
nafas
22
Ketidakefektipan
bersihan jalan nafas
Kejang
Ketidakefektipan
bersihan jalan nafas
Hipoksia
Gangguan perfusi
jaringan
Gangguan perfusi
jaringan
Hipertermi
Ds: Do:
bibir
pasien
tampak kering, pasien
tampak lemah, pasien
tampak berkeringat.
Suhu: 38C, Denyut
nadi, Tekanan darah
Ds: Do: pasien tampak
tidak tenang dan
meronta-ronta, GCS:
12
reaksi inflamasi
Proses demam
Hipertermi
Suhu tubuh
Gangguan pemenuhan
cairan
Dehidrasi
6.
Kejang
Kesadaran menurun
Resiko injuri
Devisit volume
cairan
Resiko injuri
B. Diagnosa
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul
23
1.
2.
3.
4.
napas paten.
Intervensi
Anjurkan
klien
untuk
mengosongkan mulut dari
benda/zat tertentu/gigi palsu
atau alat lainnya jika fase aura
terjadi dan untuk menghindari
rahang mengatup jika kejang
terjadi tanpa ditandai gejala
awal
Letakkan klien pada posisi
miring,
permukaan
datar,
miringkan
kepala
selama
serangan kejang
Tanggalkan
pakaian
pada
daerah leher, dada, dan
abdomen
Masukkan spatel lidah/ jalan
napas buatan atau gulungan
benda lunak sesuai indikasi
6. Siapkan/bantu
melakukan
intubasi jika ada indikasi
Rasional
1. Menurunkan resiko aspirasi atau
masuknya benda asing ke faring
25
(hiperekstensi),
mempertimbangkan pemasangan
intubasi nasofaring.
2. Atur suhu ruangan
2. Untuk menurunkan keparahan
dari poikilothermy.
3. Tinggikan ekstremitas bawah
3. Meningkatkan aliran balik
vena ke jantung.
4. Gunakan
servikal
collar, 4. Stabilisasi tulang servikal
imobilisasi
lateral
kepala,
meletakkan papan di bawah
tulang belakang.
Dx4 : Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan
Tujuan :setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 menit
.
diharapkan hipertermi tidak terjadi.
Kriteria Hasil : suhu tubuh normal (360c 37 0c), klien bebas dari
demam (Efendi,1995)
Interverensi
Beri kompres hangat
Beri dan anjurkan
minum
Rasional
Dapat membantu
mengurangi
demam
Anjurkan
klien untuk memakai Pakaian yang tipis akan memudahkan
pakaian tipis dan menyerap keringat sirkulasi dalam dan luar tubuh
Ciptakan suasana yang nyaman (atur Suhu ruangan harus
diubah
ventilasi)
untuk mempertahankan suhu
mendekati normal
peningkatan
suhu
atau
memanjangnya
demam
meningkatnya laju metabolic dan
kehilangan cairan melalui evaporasi
26
kaji
turgor kelembapan membrane Indikator
langsung
keadekuatan
mukosa ( bibir dan lidah )
voleme cairan meskipun membran
mukosa mulut mungkin
kering
karena napas mulut dan oksigen
tambahan.
catat laporan
muntah
mual
atau
adanya gejala
masukan oral
ini
menurunkan
memberikan
informasi tentang
keadekuatan volume cairan dan
kebutuhan pengganti
pemenuhan
kebutuhan
cairan,
menurunkan
dehidrasi
dasar
risiko
27
Kolaborasi
dengan dokter untuk Diharapkan dapat mempercepat
pemberian obat anti kejang
proses penyembuhan dan juga dengan
memantau efek samping secara
dini jika timbul efek samping
Rasional
Tindakan ini dapat membantu
menurunkan injuri
Bila terjadi kejang, pasang sudip Agar lidah tidak tergigit atau
Lidah
lidah menutup jalan napas.
Kolaborasi pemberian obat anti kejang Diharapkan dapat mempercepat
proses penyembuhan dan juga
dengan memantau efek samping
secara dini jika timbul
efek
samping
D. Implementasi
Sesuai dengan intervensi
E. EVALUASI
1.
2.
3.
28
DAFTAR PUSTAKA
Mardjono, Mahar, Prof. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat. Jakarta: 2006
Budiman, Gregory. Basic Neuroanatomical Pathways. Second Edition. FKUI.
Jakarta: 2009.
Dewanto, George, dkk. Panduan Praktis Diangnosis dan Tata Laksana Penyakit
Saraf. EGC. Jakarta: 2009.
Muttaqin, Arif. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system
mpersarafan.Salemba Medika. Jakarta: 2008
29