Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka pembangunan dan peningkatan kegiatan siswa di
masyarakat perlu adanya suatu kegiatan terencana yang bertujuan untuk melatih
dan mendidik siswa sebagai insan sekolah dan warga masyarakat yang terampil
dan berkualitas. Kegiatan yang dilakukan oleh sekolah kejuruan ini dilaksanakan
untuk menunjang keberhasilan siswa pada akhir tahun pembelajaran.
Praktek Industri (Prakerin) merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh
semua sekolah kejuruan khususnya tingkat SMK, untuk mengenalkan pada setiap
siswanya bagaimana rasanya, caranya mengenal dunia luar (dunia usaha) dan juga
untuk menambah pengalaman khususnya SMK Cendana DDI Samarinda, dimana
selama ini siswa yang melakukan pembelajaran praktek-praktek dengan skala
yang kecil, hal itu membuat siswa merasa bosan dengan itu saja yang mereka lihat
dan lakukan setiap harinya.
Untuk mengatasi hal itulah maka SMK Cendana DDI Samarinda
melaksanakan program Praktek Industri (Prakerin). Dengan diadakannya program
seperti ini dapat membuat siswa yang dididik akan merasa senang dan juga
menambah pengetahuan mereka. Selain mereka dapat mengasah kemampuan yang
mereka pelajari selama ini di sekolah, mereka juga dapat mengenal dunia usaha
atau lembaga di tempat mereka magang.
Praktek Industri (Prakerin) adalah kegiatan kerja siswa pada suatu lokasi
dan waktu tertentu. Dalam Praktek Industri (Prakerin), siswa dituntut agar tidak
kaku/gugup dalam menghadapi ujian teori dan ujian praktek yang diperoleh di
1
sekolah selama dalam waktu setahun pertama, tetapi siswa juga dituntut belajar
dari pengalaman selama praktek industri di tempat praktek dan disesuaikan
dengan waktu yang sudah ditetapkan.
Tanpa adanya Praktek Industri (Prakerin), sulit bagi siswa untuk dapat
terjun langsung ke dunia usaha maupun dunia industri. Oleh karena itu, siswa
perlu menggali hal-hal yang beru dan menuangkan ilmu yang didapat selama di
bangku sekolah. Semoga dengan diadakannya program ini pendidikan di negara
kita akan semakin maju dan berkembang khususnya dibidang sekolah kejuruan.
B. Tujuan Praktek Industri (Prakerin)
Adapun tujuan dari praktek industri ini adalah untuk :
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali hal-hal yang baru di
dunia usaha atau di dunia industri dan meningkatkan ilmu baik teori maupun
praktik yang diterima di bangku sekolah.
2. Memberi kesempatan kepada siswa untuk dapat menyesuaikan diri dan
beradaptasi dengan lingkungan kerja selama melaksanakan praktek industri.
3. Sebagai bahan pertimbangan bagi siswa tentang ilmu yang didapat atau
diperoleh di sekolah dan selama praktek di dunia usaha.
4. Memberikan dan menetapkan sikap profesional dan keterampilan serta bekal
untuk memasuki lingkungan kerja.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan laporan Praktek Industri (Prakerin) antara lain :
1. Sebagai bentuk tanggung jawab dan disiplin selama melaksanakan kegiatan
praktek industri yang diberikan oleh sekolah yang dibuat dalam bentuk
laporan.
2. Sebagai bentuk percaya diri, disiplin, dan kreativitas terhadap tugas yang
dilakukan selama praktek industri.
3. Sebagai bentuk pengalaman dan komunikasi tertulis untuk disampaikan
kepada generasi penerus SMK Cendana DDI Samarinda.
4. Sebagai syarat untuk mengikuti uji kompetensi produktif akhir tahun kegiatan
pembelajaran.
BAB II
GAMBARAN UMUM
B. Bidang Usaha
3
pelayanan jasa perbengkelan, yang khusus melayani reparasi mobil seprti mobil
yang penyok, duco, dan perawatan suku cadang mesin dll.
C. Struktur Organisasi
K
BM
oe
dkp
ya
nl
Ria
ek
pb
ae
in
rgrg
k
e
l
BAB III
OVERHAUL
A. Prinsip Kerja
Udara dan bahan bakar yang tercampur didalam carburator, terhisap
kedalam ruang bakar dan dikompresikan hingga mencapai tekanan dan temperatur
tertentu. dan akhir langkah kompresi, busi memercikan api sehingga terjadi
pembakaran. Adapun prinsip kerja motor bensin 4 tak yaitu:
1. Langkah Hisap
Piston bergerak dari TMA ke TMB. Saat piston bergerak turun, katup
masuk dalam keadaan terbuka, sehingga campuran bahan baker dan udara terisap
masuk kedalam silinder. Ketika piston mencapai TMB, katup masuk dalam
keadaan tertutup. Dapat dikatakan bahwa langkah kompresi I selesai.
2. Langkah Kompresi
Pada langkah kompresi II, kedua katup (katup masuk dan katup buang)
dalam keadaan tertutup. Piston bergerak naik dari TMB menuju TMA mendorong
campuran bahan baker dan udara dalam silinder, sehingga menyebabkan tekanan
udara dalam silinder meningkat. Sebelum piston mencapai TMA campuran bahan
baker dan udara yang bertekanan tinggi dibakar oleh percikan api busi.
3. Langkah Usaha
Pada langkah kompresi II, kedua katup (katup masuk dan katup buang)
dalam keadaan tertutup. Piston bergerak naik dari TMB menuju TMA mendorong
campuran bahan baker dan udara dalam silinder, sehingga menyebabkan tekanan
udara dalam silinder meningkat. Sebelum piston mencapai TMA campuran bahan
baker dan udara yang bertekanan tinggi dibakar oleh percikan api busi
4. Langkah Buang
Pada langkah buang, piston bergerak naik dari TMB menuju TMA. Katup
masuk dalam keadaan tertutup dan katup buang dalam keadaan terbuka. Gas sisa
hasil pembakaran terdorong keluar menuju saluran pembuangan. Dengan
terbuangnya gas sisa pembakaran, berarti kerja keempat langkah mesin untuk satu
kali proses kerja (siklus) telah selesai.
a.
b.
c.
d.
e.
a.
b.
c.
d.
3. Torak (Piston)
Piston berbentuk seperti silinder. Piston bekerja dan bergerak secara
translasi (gerak bolak-balik) di dalam silinder, yang biasa disebut gerak dari TMA
ke TMB atau sebaliknya. Piston selalu menerima temperatur dan tekanan yang
tinggi, bergerak dengan kecepatan tinggi dan terus menerus. Dalam silinder piston
melakukan empat macam pekerjaan, yaitu hisap, kompresi, expansi, dan buang.
a.
b.
c.
d.
4.
10
11
Adapun fungsi dari crankshaft adalah untuk merubah gerak naik turun
piston (torak) menjadi gerak putar yang akhirnya dapat menggerakkan roda gila
(fly wheel). Tenaga yang dipergunakan untuk menggerakkan roda kendaraan
dihasilkan pada oleh hasil pembakaran (langkah usaha), kemudian hasil
12
pembakaran ini dapat menggerakan torak, kemudian melalui batang torak dan
dirubah menjadi gerakan putar oleh poros engkol atau crankshaft. Poros engkol
menerima beban yang sangat besar dari piston (torak) dan connecting rod,
ditambah dengan cara kerjanya yang bekerja pada kecepatan tinggi. Dengan
alasan tersebut, maka poros engkol biasanya dibuat dari baja karbon dengan
tingkatan dan daya tahan yang tinggi, dan dibuat dari bahan yang berkualitas
tinggi.
7. Roda gila (Flywheel)
Poros engkol menerima tenaga putar dari piston (torak) selama langkah
usaha. Akan tetapi tenaga itu hilang pada lang kah langkah lainnya seperti, inertia
loss, dan hilang disebapkan karena gesekan.
13
dapat berputar danmesin dapat mulai hidup. Pada kendaraan dengan transmisi
otomatis, sebagai pengganti roda gila adalah torgue converter.
8. Bak oli (Carter)
Carter atau bak oli Terletak dibawah blok silinder digunakan sebagai
penampung oli, terbuat dari plat baja yang kuat dan tahan terhadap tekanan dari
luar, karena posisi nya di bawah sendiri, maka resiko bertumbukkan dengan benda
keras di jalan sangat mungkin terjadi.bak carter ini dihubungkan dengan blok
silinder dan diberikan perapat atau gasket supaya tidak terjadi kebocoran oli.
Desain dari carter ini berbeda- beda tiap pabrikan akan tetapi hampir semuanya
bernetuk di bawah ini, ada ruang cekungan yang di dalamnya nanti digunakan
untuk tempat pompa oli, dan di bagian paling bawah ada baut yang digunakan
untuk mengeluarkan oli pada saat ganti oli mesin.
14
masuk dapat mengalir dengan lancar. Daun katup masuk diameternya dibuat lebih
besar jika dibandingkan dengan daun katup buang. Tujuannya agar pemasukan
gas bersih dapat lebih sempurna.
Temperatur rata-rata yang terjadi pada daun katup hisap adalah antara 250
derajat celcius sampai dengan 275 derajat celcius, sedangkan untuk katup buang
berkisar antara 700 derajat celcius sampai dengan 760 derajat celcius. Dengan
temperatur seperti tersebut di atas, maka daun katup buang dibuat dari bahan yang
lebih kuat dari pada daun katup masuk. Agar katup menutup rapat pada
dudukannya, maka permukaan sudut katup (valve face angle) dibuat pada 44,5
derajat atau 45,5 derajat.
15
Adapun fungsi dari valve sheal yaitu untuk menutup celah sehingga tidak
terjadi kebocoran pada valve
11. Per klep (Valve spring)
16
17
Adapun fungsi dari rocker arm yaitu menekan katup katup sehingga
dapat terbuka.
15. Batang penumbuk (Pushrod)
Adapun fungsi dari push rod yaitu meneruskan gerak lifter ke rocker arm
Batang penekan berbentuk batang kecil yang masing-masing dihubungkan pada
pengangkat katup dan rocker arm pada mesin OHV (Over Head Valve). Batang
katup ini meneruskan gerakan dari valve lifter ke rocker arm.
16. Poros bubungan (Camshaft)
Camshaft dilengkapi dengan jumlah nok yang sama yaitu untuk katup
hisap dan katup buang.
Adapun fungsi dari camshaft yaitu membuka dan menutup katup sesuai
dengan timing yang ditentukan.
17. Piston Pin
18
Adapun fungsi dari thrust washer yaitu menahan poros engkol agar tidak
bergerak maju mundur.
19. Timing belt / Timing chain / Timing gear
19
20
Dari gambar tersebut dapat diuraikan pada sistem motor bakar 4 tak, untuk
memasukkan campuran bahan bakar-udara dan membuang gas bekas hasil
pembakaran dari dalam silinder, diperlukan adanya katup masuk dan katup buang,
yang berfungsi menutup dan mebuka salura masuk dan buang.
21
22
23
4. Keadaan yang sama bila tutup pemegang kopling akan dipasang berilah tanda
pada tutup kopling dan roda penerus sehingga tutup kopling dapat
dipasangkan pada posisinya semula.
5. Kendorkan pengikat selang dan lepaskan selang by pass pompa air.
6. Lepaskan baut-baut pompa air dan lepaskan pompa air berikut kipasnya dan
batang penyetel tali kipas.
7. Lepaskan pengeluaran air dan rumah saluram buang dari kepala silinder.
8. Lepaskan pipa vakum dari distributor dan pipa bensin dan pipa antara
karburator dan pompa bensin, lepaskan vakum dan pipa bensin.
9. Lepaskan kabel-kabel busi dan kabel penyalaan dari koil, lepaskan kabel
primer dari baut terminal distributor, lepaskan baut pengikat distributor dan
keluarkan distributor, lepas tuas pengukur minyak.
10. Lepaskan koil penyalaan dari kepala siinder.
11. Lepaskan baut pompa bensin dan lepakan pompa bensin.
12. Lepaskan baut pengikat klem tabung saringan minyak pada tutup oenekan
katup kemudian putar keluar tabung saringan minyak dari blok silinder.
13. Lepaskan mur pengikat maniolf (saluran masuk dan buang) pada kepala
silinder, kemudian lepaskan saluran masuk dan buang bersama gasketnya.
14. Lepaskan tutup kepala silinder serta gasketnya.
15. Lepaskan mekanisme katupnya.
16. Keluarkan poros nok, lepaskan tutup pengangkat katup serta gasketnya,
kemudian keluarkan pengangkat katup dari blok gasketnya, bila sukar
mengeluarkan pengangkat katup miringka blok silinder dengan jalan memutar
penyokongnya, pengangkat katup dan poros nok arus ditempatkan di atas
pada dengan teratur, dngan demikian pemasangannya nanti pada tempatnya
semula di blok silinder akan mudah dilakukan.
17. Lepaskan baut-baut kepala silinder menurut urutanya untuk mencegah
melengkungnya kepala silinder. Jangan mengendorkan dan melepaskan bautbaut kepala sililinder secara sekaligus. Lakukanlah pekerjaan ini dua atau tiga
kali, lepaskan kepala silinder dan gasket.
24
18. Miringkan blok silinder dan lepaskan baut-baut karet dan lepaskan karter
serta gasketnya.
19. Lepaskan saringan minyak, lepaskan pipa pompa minyak pada blok silinder,
putuskan kawat penyetelan dan lepaskan baut pompa minyak dan tarik keluar
pompa minyak.
20. Lepaskan puli poros engkol dengan menggunakan alat khusus (Puli).
21. Lepaskan tutup roda penentu waktu dan gasketnya.
22. Lepaskan 2 buah baut plat poros nok melalui lubang yang terdapat pada roda
penentu waktu.
23. Lepaskan sumbu nok dengan jalan menarik keluar dari bagian depan blok
silinder.
24. Usahakanlah sebaik mungkin agar pada waktumembuka poros nok tidak
merusak bantalannya.
25. Lepaskan skrup-skrup dan buat pengikat plat ujung pada blok silinder dan
kemudian keluarkan bersama gasketnya..
26. Bila perlu lepaskan roda gigi poros nok sebelum melepaskan roda gigi ini
lepaskan dulu kunci pengikatnya yang terdapat pada poros nok dengan
menggunakan Puli poros nok.
27. Kepaskan pen koter dan mur kap batang torak, lepaskan kap batang torak,
doronglah keluar, batan gtorak dan torak ke bagian atas silinder dengan jalan
diketok dengan tangkai palu.
28. Usahakanlah agar batang torak ini tidak merusak permukaan dinding silinder,
pasang kembali kap batang torak, berilah tanda pada batang torak dan toraktorak sehingga memudahkan pemasangannya nanti pada tempatnya semula.
29. Kendorkan dan lepaskan baut-baut kap bantalan poros engkol, bantalanbantalan serta shim (perapat) nya.
30. Keluarkan dengan hat-hati poros engkol serta bantalannya dari blok silinder,
lepaskan perapat minyak (oil seal) yang terdapat pada bagian belakang poros
25
dahulu.
Kendorkan mur pengikat knalpot dan pipa pemasukan udara dengan
merata, agar tdak terjadi momen bengkok pada baut, gunakan kunci pas
atau kunci ring, kemudian lepaskan mur-mur dan selanjutnya melepaskan
26
Lepaskan baut pengikat pada pipa pelumas dengan kunci pas kemudian
lepaskan pipa pelumas dari hubungannya dengan instalasi pada kepala
silinder.
Lepaskan hubungan pipa bahan bakar dengan injektor.
Kendorkan semua mur pengikat kepala silinder dengan merata agar tidak
samping
kepala
silinder
dengan
palu
yang
lunak
(plastic/kayu/karet), jagalah agar alas dari kepala silinder yang rata itu
-
27
Pasanglah kepala silinder pada alat pemegang, kalau tidak tersedia kepala
silinder tersebut dapat diletakan miring pada bangku kerja yang rata,
halus dan tidak dapa menggores. Pasanglah alat pelepas katup pada
tempatnya, tekanalh pegas katup dengan alat tersebut sehingga bus
pekerjaan selanjutnya.
Lepaskan semua sumbatan air pendingin pada kepala silinder, ini
dilakukan terakhir untuk mrnjaga bagian-bagian yang kecil tidak masuk
ruang pendingin.
Perhatikan tempat dari bagian-bagian tersebut kalau perlu berilah tanda
agar tidak tertukar tempat. Berilah tempat yang aman supaya tidak
28
29
30
katup.
Pasanglah alat itu pada satu sisi menahan kepala katup dan satu sisi
lainya menahan piring pegas, tekanlah alat itu dengan perlahan-lahan
sehingga ujung batang katup menonjol keluar dari piring pegas dan
mudah dapat memasang klem bus ked ala lubang piring pegas.
Pasanglah plat penjamin sehingga posisi katup tetap, pasang ring
penahan didalam rumahannya pada piring pegas selanjutnya lepaskan
31
32
33
Menggerinda sudut katup harus dibuat 1 derajat lebih kecil dari sudut
dudukan katupnya, misalnya sudut katupnya 44 derajat maka sudut
dudukan katup 45 derajat. Perlu mendapatkan perhatian bahwa
pelaksanaan menggerinda katup harus mendapatkan pendinginan dengan
cairan yakni air dicampur dengan minyak bor, agar bahan dari katup tidak
menjadi lunak karena panas. Setelah pekerjaan ini selesai maka perlu
diadakan pemeriksaan kembali apakah katup itu masih memenuhi syarat
kalau tidak sebaiknya diganti yang baru tetapi kalau masih memenuhi
34
katup tidak sempurna, batang katup kasar, timing penyetelan katup tidak
-
tepat, katup yang ausnya sudah parah maka sebaiknya diganti yang baru.
Dudukan katup yang akan dipasang, diameter luar, garis tengah dala m
dan tebalnya harus sama dengan ukuran yang diganti, jika bahan dudukan
yang lama dibuat dari bahan besi tuang atau dari baja tahan panas maka
penggantinya harus dibuat dari bahan yangsama.memangsa dudukan
katup harus menggunakan alat penekan khusus, pasang batang pengarah
pada lubang penghantar katup, letakkan dudukan katup diatas lubang
dudukan dan tidak boleh terbalik. Pasang alat penekan pada batang pilot,
kemudian kepala alat tersebut dipukul dengan palu sampaindudukan
katup bagian atas rata dengan permukaan kepala silinder dan bagian
35
jangan terlalu tebal, pasang penghantar pada dudukannya dengan hatihati jangan sampai terbalik kemudian tekan menggunakan batang
pendorong khusus sampai ukuran tertentu. Penghantar katup yang
lubangnya aus dapat diperbaiki dengan jalan mereamer (melaskan)
kemudian katupnya diganti dengan yang lebih besar.
2. Cara Memasang Katup
Semua bagian yang akan dipasang harus dalam keadaan bersih, kemudian
pengghantar katup, batang katupnya harus diberi minyak pelumas, masukkan
katup kepada masing-masing penghantarnya.
Pada beberapa motor yang tidak menggunakan penyetelan celah bebas
katup, tinggi batung katup dari blok mesin harus diukur dengan sebuah alat
pengukur khusus , jika bagian sudut katup dan dudukan katup telah digerinda
untuk perbaikan,maka batang katupnya ketika dipasang akan lebih menonjol oleh
karena itu bagian tuas ungkit akan menekan batang pendorong ke bawah
kemudian menekan piston (torak) penumbuk katup, jika hal itu terjadi maka
batang katupnya harus dipotong sedik atau katupnya dig anti dengan yang baru.
Pada katup yang menggunakan kap seal miyak (perapat minyak) pada
penghantar katup, jangan lupa untuk memasang cincin baja pada bagian
penghantar dan menempe dengan kepala silinder kemudian kap (tutup) perapat
tersebut dipasang.
Pasang pegas katup, bagian ujung yang lilitannya rapat harus menempel
pada kepala silinder, jika menggunakan pegas ganda atau pegas peredam maka
ujung pegas-pegas tersebut dipasang 180 derajat terpisah. Pasang cincin penutup
pegas, tekan pegasnya dengan kompresor pegas sampai alur tepat perapat minyak
36
tampak, pasang perapat minyak pada alur kemudian pasang kunci katupnya,
lepaskan kompresor pegass perlahan-lahan sampai katup terkunci.
Katup-katup dalam perbaikan harus dipasang ke tempat asalnya kecuali
jika katup penghantar katup tersebut di ganti yang baru. Jika tinggi pegas
mempunyai selisih yang berlebih, pegas terseebut harus dibuka lagi kemmudian
dapat diperbaiki dengan myesipkan plat ganjal (shim) yang mempunyai tebal
tertentu antara kepala silinder dan pegasnya supaya tegangan pegas katup sama
seperti semula, hati-hati memilih tebal plat karena jika terlalu tebal akan
mengakibatkan tegangan pegas tersebut bertambah hal ini akan merusak bagian
poros bubungan.
H. Cara Mengukur Blok Silinder
Adapun cara-cara dalam mengukur blok silinder adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama ialah melepas kepala silinder kemudian membersihkan
bagian-bagian yang akan diperiksa. Periksa seluruh bagian blok secara visual
kemudian periksa kehalusan dan kerataan permukaan blok periksa dengan
sebuah mistar baja dan pelat ukur. Jika keausan melebihi batas yang
ditentukan maka permukaan blok tersebut harus diratakan kembali dengan
jalan digerinda.
2. Menggrinda permukaan blok tidak boleh terlalu tebal, karena akan mengubah
perbandingan kompresi dan mengganggu kerja dari bagian-bagian mesin
lainnya, setelah permukaan digerinda pemakaian paking (gasket) kepala
silinder harus dipilih yang tebal.
3. Bersihkan blok silinder baik-baik dan periksalah kemungkinan retak, periksa
juga permukaan gasket dari kekasaran dan takikan, meneliti keretakan kecil
dengan mata agak sukar tetapi bila perlu dapat mempergunakan alat system
maknit, bila blok silinder retak maka blok silinder harus diganti.
37
38
tersebut.
Pemeriksa diteruskan dengan memeriksa ketirusan silinder, masukkan
pengukur dalam silinder kebagian bawah silinder, tempatkan jarum pada
39
pembersih alur.
Diameter torak pada bagian ata dibawah celah pegas minyak dapat diukur
dengan menggunakan alat ukur mikrometer, torak yang ukurannya sudah
kurang dari ukuran semula perlu diganti dengan torak ukuran semula
40
41
terletak diatas saluran buang agar supaya gas-gas buang masih panas itu dapat
memberikan pemanasan pada campuran gas dan selebihnya menguap. Saluran
buang (manifold buang) untuk mengalirkan gas buang yang sudah terbakar
didalam silinder ke kenalpot (saluran gas buang). Manifold tersebut dibautkan ke
nlok slinder motor, di bagian bawah manifold buang terdapat katup pengontrol
panas dan bekerja atas dasar perubahan suhu gas di dalam manifold.
Manifold buang dirancang sedemikian rupa untuk mengurangi tekanan
pada bagian belakang sampai sekecil mungkin. Dibagian dalam saluran buang ini
terdapat katup pengontrol (pengatur) panas yang gerakannya diatur oleh
thermostat, katup pengontrol panas ini menyalrkan gas yang paas ke dalam
manifold isap pada waktu mesin dalam keadaan dingin.
Pada waktu mesin menjadi panas koil manutup katup pengontrol ini dan
gas buang mengallir keluar dari saluran isap. Pengaturan katup oleh thermostad
ini menyebabkan selalu terdapatnya temperature yang baik dari gas yang masuk
dalam semua kondisi kerja. Ketegangan koil katup pengatur panas mempunyai
peanan yang amat penting, hal ini akan menyebabkan gas yang masuk menjadi
beberapa kali lebih besar dari keadaan normal dan tidak mngkin terdapat
pengisian bahan bakar yang normal ke dalam silinder-silinder.
Jika keadaan ini berlangsung terus yakni jika terus berada dalam keadaan
panas akan mengakibatkan kerja mesin tidak baik yakni terjadi ledakan atau pana
akan mengakibatkan kerja mesin tidak baik yakni terjadi ledakan atau panas
berlebih. Cara melepaskan manifold ini adalah sebagai berikut:
a. Lepaskan saringan udara dari pegangannya.
b. Lepaskan saluran masuk dan keluar darri saringan oli, lepaskan pemegang
saringan oli dari manifold isap.
42
c. Lepaskan batang pengatur, batang cuk, kabel percepat, pipa vakum lalu
lepaskan pemegang karburator.
d. Lepaskan pipa buang, longgarkan dan kemudian bukalah mu-murpenahan
manifold lalu lepaskan manifold isap dan buang beserta gasket (perapat) nya.
Langkah pemeriksaan yang perlu dilakukan :
a. Periksalah manifold dari karatan, keretakan atau kerusakan lain jika terdapat
kerusakan berat gantilah yang baru.
b. Periksalah penggeliatan (distorsi) permukaan gasket, perbaiki atau gantilah
gasketnya apabila kelengkungan melebihi 2 mm.
c. Periksalah katup pengontrol panas apakah berkaitan dengan pene dowel,
penring untuk diperhatikan bahwa koil dililit dengan kawat sekedar cukup
untuk mengikatkan ujungnya pada pena dowel, ini kira-kira setengah putaran
koil dari posisi yang tidak berkaitan.
43
a. Ikutilah prosedur pada waktu melepas tetapi dengan urutan yang berlawanan.
b. Pada waktu memasang koil katup pengontrol panas harus diingat bahwa koil
dikaitkan pada pena dowel sehingga terdapat setengah bagian koil dihitung
dari posisi yang tidak dikaitkan.
c. Pada waktu memasang manifold pakailah gasket yang baru. Keraskan murmur penahan manifold pada momen sekitar 2-3 kgm.
2. Pipa Pembuangan dan Peredam Suara (Mufler)
Pipa pembuangan memanjang dari saluran buang ke peredam suara (mufler)
dan diikatkan dengan du buah mur, hubungkan antara saluran buang dan pipa
pembuangan dilapiisi oleh gasket. Ujung belakang dari pipa pembuangan
dihubungkan dengan peredam suara dan diikat klem, peredam suara didukung
oleh braket dan klem dibagian rangka (frame), ujung depan dari pipa ekor
dipasang pada peredam suara dengan sebuah klem sedangkan ujung beakang
diikat pada rangka dengan sebuah klem juga.
Penggantian pipa pembuangan dilakukan dengan prosedur berikut:
Kendorkan klem yang mengikatkan ujung bagian belakang pipa pembuang pada
peredam suara, bukalah mur-mur penahan dari baut-baut pada flens pipa
pengeluaran/pembuangan, lepaskan ujung pipa bagian depan dari manifold dan
dikeluarkan dari bawah kendaraan.
Untukk memasang pipa pembuangan berilah klem pada ujung bagian
depan peredam suara, pasanglah ujung belakang pipa pembuangan pada peredam
suara dan ujung depan pada manifold, dengan menggunakan gasaket baru,
44
pasanglah flens pipa dan keraskan mur-murnya baik-baik, keraskan baul klem
pada bagian belakang pengeluaran.
Pengantian peredam suara dan pipa ekor adalah sebagai berikut:
Kendorkan klem pengikat pipa ekor pada peredam suara dan lepaskan klem yang
mengikatnya pipa pada rangka, lepaskan pipa dari peredam suara. Kendorkan pipa
pada rangka, lepaskan pipa dari peredam suara. Kendorkan klem pipa
pengeluaran, lepaskan mur dan washer (perapat) dari baut klem peredam suara
dan bukalah baut dari klem, lepaskan peredam suara kea rah belakang kendaraan.
Waktu memasang jangan lupa member klem pada ujung depan peredam
suara dan pasanglah pipa pembuangan pada peredam suara, pasanglah peredam
suara pada klem dan amankan dengan baut, mur dan perapat washer. Pasangkna
klem pada ujung belakang peredam suara dan keraskan bautnya baik-baik, berilah
klem pada ujung belakang pipa dan keraskan baut sehingga pipa terpasang dengan
aman.
45
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dalam laporan ini adalah sebagai
berikut :
1. Ada satu sumber yang menurut saya bisa jadikan acuan yang menyebutkan
bahwa engine overhaul adalah suatu prosedur
(pekerjaan / program)
teorganisir yang dilakukan untuk merekondisi komponen yang aus atau rusak
2.
46
B. Saran saran
Dalam penyusunan laporan ini penulis memberikan beberapa saran sebagai
berikut :
1. Saat membongkar mesin perhatikan di mana letak baut baut dan jangan
sampai tertukar.
2. Selalu gunakan peralatan kerja seperti sepatu safety, sarung tangan, helm
keselamatan kerja, dan kotak P3K.
3. Saat membersihkan komponen jangan sampai kotoran atau plak plak masuk
ke lobang baut.
47