You are on page 1of 4

DIFTERI

I.DEFINISI
Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae.
Nama difteri diambil dari Bahasa yunani yang berarti leather hide.Bakteri ini pertama
ditemukan dalam membrane difteria oleh Klebs pada tahun 1883 dan disempurnakan oleh
Loffler pada tahun 1984.
II. Epidemiologi
-

Difteri dapat terjadi diseluruh dunia , terutama pada negara tropical dan berkembang.
Secara global, difteria pernah menjadi penyebab mayor morbiditas dan mortalitas

terhadap anak-anak Difteria jarang terjadi pada negara maju seperti Amerika Serikat.
Karier manusia yang asimptomatik dilaporkan menjadi reservoir untuk C. diphteriae ini.
Transmisinya sering secara kontak langsung yang menyebar melalui saluran pernafasan.

III. ETIOLOGI
Corynebacterium diphteriae adalah bakteri bacillus gram positif aerob. C. diphteriae
mempunya 4 biotipe yaitu gravis, intermedius, mitis, dan belfanti. Semua strain dapat
memproduksi toxin dan dapat menyebabkan keparahan suatu penyakit.
IV.PATOGENESIS
Difteri masuk kedalam tubuh berkembang dalam saluran nafas produksi toksin ( menyebar
local dan Sistemik ) Myocarditis dan Neuritis Perifer

Efek toksin menghambat sintesis protein nekrosis sel inflamasi


local bercak eksudat toksin meningkat dan infeksi makin menyebar pseudomembran

V. MANIFESTASI KLINIK
- Masa inkubasi 2- 5 hari
1

Pembagian masifestasi klinik diferi berdasarkan anatomi:


a. Anterior nasal difteria
-Terdapat secret mukopurulen di hidung.
-Kadang terbentuk membrane putih didaerah nasal septum
b. Faringeal dan Tonsiler Difteri
- Sindrom prodromal : malaise, sakit tenggorokan, anoreksia, dan demam yang tidak
tinggi.
-Dalam 2-3 hari terbentuk membrane putih didaerah tonsil dan menutupi palatum. Bila
dilepas dapat menimbulkan perdarahan.
-Dapat terjadi odem submandibular dan limfadenopati yang terlihat seperti bullneck.
c. Laringeal Difteri
- Kelanjutan dari faringeal difteri.
- Demam, serak, dan batuk keras. Pseudomembran menyebabkan sumbatan jalan nafas
yang lebih berat dapat menyebabkan koma dan kematian.
d. Cutaneus Difteri
- Scaling rash dan ulkus dengan batas antara membrane dan kulit yang tegas
VI. DIAGNOSIS
Difteria biasanya ditegakan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pewarnaan gram : Berbentuk seperti club shaped seperti karakter Chinese.
2. Culture swab pada area faring terutama pada ulkus, area berbeda warna dan kripta tonsil.
VII. TERAPI
1. Non medika mentosa:
- Isolasi
2. Medika mentosa :
a. Anti Toxin Difteria

b. Antibiotik : Procaine penicillin G , IM ,300.000 U/hari ( bb< 10kg) dan 600.000 U/


hari ( bb> 10kg) selama 14 hari
Eritromisin oral atau IV ( 40 mg/kgbb; maximum 2 gr/day) selama 14 hari.
c. Pencegahan preventive
Pada anak yang terkena kontak : antibiotic Benzatine penicil G ( 600.000 U/ hari <6
thaun dan 1.200.000 U/ hari , > 6 tahun.
VII. KOMPLIKASI
a. Myocarditis : Ritme abnormal jantung, bisa menjadi heart failure.
b. Neuritis Perifer : Paralisis dari palatum mole, otot bola mata, limbs, dan diafragma.

You might also like