You are on page 1of 10

PRE PLANNING

SUPERVISI INTERAKSI KOMUNIKASI TERAPEUTIK BAGI


PERAWAT DI WISMA IRAWAN RSJ Prof. Dr. SOEROYO
MAGELANG

Oleh:
Rizal Husaeni, S.Kep
070109a041

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES NGUDI WALUYO
UNGARAN
2010

PRE PLANNING
PENGEMBANGAN SOP INTERAKSI KOMUNIKASI TERAPEUTIK
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang didirikan dan
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat khususnya pasien dan
keluarganya. Oleh karena itu, tujuan utama pelayanan rumah sakit adalah
memberkan pelayanan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan pasien
dan keluarganya. Pasien dan keluarganya merupakan subjek yang penting
dalam pelayanan rumah sakit.
Pelayanan yang berkualitas didukung oleh sumber-sumber yang
memadai antara lain sumber daya manusia, standar pelayanan termasuk
standar praktek keperawatan, dan fasilitas. Sumber-sumber yang tersedia
dimanfaatkan sebaik-baiknya agar berdaya guna, sehingga tercapai kualitas
yang tinggi dengan biaya yang seminimal mungkin.
Supervisi merupakan cara ampuh untuk mencapai tujuan pelayanan
rumah sakit, khususnya pelayanan keperawatan. Supervisi keperawatan adalah
proses

pemberian

sumber-sumber

yang

dibutuhkan

perawat

untuk

menyelesaikan tugas dalam rangka pencapaian tujuan. Tujuan dari supervisi


adalah pemenuhan dan peningkatan kepuasan pelayanan pada pasien dan
keluarganya. Untuk mencapai tujuan akhir ini ditetapkan tujuan awal supervisi
yang berfokus pada kebutuhan, ketrampilan, dan kemampuan perawat untuk
dapat melakukan tugasnya. Di dalam proses supervisi dilakukan :
Apa yang dibutuhkan perawat agar ia mengetahui tugasnya dan dapat
melakukan tugasnya.
Membantu perawat untuk mengembangkan ketrampilan yang diperlukan
dalam melakukan tugasnya.
Mempunyai kemampuan penuh yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Supervisi adalah salah satu fungsi pokok yang harus dilaksanakan oleh
pengelola (manajer) dari yang terendah, menengah, dan atas. Manajer yang
melakukan fungsi supervisi disebut supervisor. Di dalam rumah sakit yang
termasuk manajer keperawatan yang melakukan fungsi supervisi adalah

kepala ruangan, pengawas, kepala seksi, kepala bidang, dan wakil direktur
keperawatan. Pada situasi nyata, jenjang manajer keperawatan bervariasi baik
macamnya maupun pemegang posisi manajer keperawatan tersebut. Semua
manajer keperawatan perlu mengetahui, memahami, dan melaksanakan peran
dan fungsinya sebagai supervisor.
Supervisi modern berfokus pada keunikan individu. Supervisor
diharapkan dapat menghargai potensi tiap individu dan menerima perbedaan
tiap individu serta mengembangkan potensi tiap individu untuk mencapai
kepuasan individu, kepuasan pasien dan keluarganya. Kepuasan pasien akan
pelayanan keperawatan tergantung pada antusias, kepuasan, dan kemampuan
dari perawat. Supervisor merupakan contoh peran dalam praktek klinik dan
pengembangan profesionalisme keperawatan.
Di dalam asuhan keperawatan, komunikasi memegang peranan penting
dalam proses pemberian asuhan keperawatan. Hal tersebut menjadi penting
karena keperawatan jiwa banyak sekali berhubungan dengan perilaku mal
adaptif menjadi adaptif. Menurut Stuart dan Sundeen (199%), semua perilaku
adalah komunikasi dan komunikasi mempengaruhi perilaku, sehingga
keberhasilan pencapaian tujuan suatu tindakan keperawatan sangatlah
ditentukan oleh tingkat keterampilan seorang perawat dalam berkomunikasi
dengan klien.
Hubungan antara perawat dan klien yang terapeutik bisa terwujud dengan
adanya interaksi yang terapeutik antara keduanya. Interaksi tersebut harus
dilakukan sesuai dengan tahapan baku interaksi terapeutik antara perawat
dengan klien. Karena setiap tahapan itu yang harus dilaksanakan oleh perawat
agar hubungan yang dibangun bisa optimal. Keempat itu adalah pra interaksi,
tahap orientasi, tahap kerja dan terminasi (Asnindari, 2004).
Abraham (1997) menyatakan bahwa interaksi melibatkan kkomunikasi,
Stuart & Sundeen (1995) juga menyatakan bahwa dalam menjalin hubungan
terapeutik (berinteraksi) dengan klien diperluka, karena komunikasi adalah
hubungan itu sendiri, dimana tanpa komunikasi tersebut hubungan tidak
terjadai. Komunikasi adalah sarana yang sangat efektif dalam memudahkan
perawat membangun suatu interaksi dengan klien sehingga dapat
melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan supervisi interaksi komunikasi terapeutik, perawat
mampu mengaplikasikan interaksi komunikasi terapeutik dengan klien di
Bangsal P15 RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan supervisi interaksi komunikasi terapeutik diharapkan
KaRu di Bangsal P15 RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang mampu:

a. Melatih staff dalam melaksanakan interaksi komunikasi terapeutik


b. Memberikan arahan dalam pelaksanaan interaksi komunikasi terapeutik
c. Meningkatkan kesadaran akan peran dan fungsi dalam pelaksanaan
interaksi komunikasi terapeutik
C. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan supervisi:
Observasi dan penilaian oleh Karu
D. Sasaran
Karu dan 2 Katim di Bangsal P15 RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang.
E. Tempat dan Waktu
Hari/ tanggal
: Selasa, 25 Mei 2010
Waktu
: Jam 10.00-12.00
Tempat
: di Bangsal P15 RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang
F. Persiapan
1. Tempat
Seting ruangan: meja, kursi, dll

Meja dan kursi supervisor


Pasien

Perawat

2. Alat
Ballpoint
Buku
3. Materi dan checklist observasi supervise interaksi komunikasi terapeutik
Terlampir
G. Pengorganisasian dan Susunan Acara
1. Pengorganisasian
Penanggung jawab
: Rizal Husaeni, S.Kep
Anggota
: I Gusti Agung Mega Putra, S.Kep
2. Susunan acara
a. Pembukaan
1) Mengucapkan salam pembuka
2) Menjelaskan tentang supervisi
3) Menjelaskan tentang intruksional umum dan tujuan intruksional
khusus
b. Penyampaian isi supervisi
Diskusi yang akan menjelaskan tentang:

1) Pengertian interaksi terapeutik


2) Tujuan supervisi interaksi komunikasi terapeutik
c. Aplikasi
1) Membagikan checklist observasi interaksi komunikasi terapeutik
2) Melaksanakan supervisi pada salah satu perawat pelaksana yang
melakukan interaksi
3) Mengevaluasi hasil interaksi
d. Penutup
1) Diskusi (Tanya jawab)
2) Menyimpulkan hasil diskusi
3) Evaluasi dari materi yang telah didiskusikan
4) Salam penutup
H. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi terstruktur
a. Tersedianya pre planning supervisi Interaksi Terapeutik bagi perawat di
Bangsal P15 RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang.
b. Tersedia tempat untuk supervisi Interaksi Terapeutik bagi perawat di
Bangsal P15 RSJ Prof. Dr. Soeroyo Magelang.
2. Evaluasi proses
Kepala ruang menunjukkan keaktifan dalam pelaksanaan supervisi
Interaksi Terapeutik bagi perawat di Bangsal P15 RSJ Prof. Dr. Soeroyo
Magelang
3. Evaluasi hasil
Supervisi Interaksi Terapeutik bagi perawat di Bangsal P15 RSJ Prof. Dr.
Soeroyo Magelang dapat dilakukan dan dipatuhi serta berjalan lancar.

MATERI SUPERVISI
1.

Pengertian
Supervisi adalah suatu tekhnik pelayanan yang tujuan utamanya adalah
mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama (Pier, 1997).

Supervisi keperawatan adalah proses pemberian sumber yang dibutuhkan


perawat untuk menyelesaikan tugas dalam rangka pencapaian tujuan.
2.

Tujuan supervisi keperawatan


Pemenuhan dan peningkatan kepuasan pelayanan klien dan keluarga

3.

Alur supervisi
Menetapkan
instrumen (alat

KARU

ukur

SUPERVISOR

Supervisi

Menilai kinerja

PP1

pendelegasian

PP2
pendelegasian

PA

PA

Klien

Klien

Feed back

Kualitas pelayanan

a. Corrective action
b. Reward/reinforcement
Dalam proses supervisi dilakukan :
a. Apa yang dilakukan perawat agar dia dapat menegtahui tugasnya dan
dapat melakukan tugasnya

b. Membantu

perawat

untuk

mengembangkan

ketrampilan

yang

diperlukan dalam melakukan tugasnya


c. Mempunyai kemampuan penuh yang dapat dikembangkan lebih lanjut
4.

Pelaksana Supervisi
a.

Kepala ruangan:
Bertanggung jawab dalam supervsi pelayanan keperawatan untuk
klien
Merupakan ujung tombak penentu tercapai atau tidaknya tujuan
pelayan kesehatan di rumah sakit.
Mengawasi

perawat

pelaksana

dalam

melakukan

praktek

keperawatan
b.

Pengawas Perawatan
Betanggung jawab dalam supervisi pelayan keperawatan pada kepala
ruangan yang ada pada SMF

c.

Kepala seksi Perawatan


Kasi mengawasi pengawas SMF dalam melaksanakan tigas secara
langsung dan sekuruh perawt secara tidak langsung

d.

Kepala Bidang Pearawatan


Kabid bertanggung jawab untuk supervisi pada kasi perawatan
secara langsung dan semua perawat secra tidak langsung

5.

Prinsip Supervisi keperawtan


a.

Supervisi dilakukan sesuai denga struktur organisasi

b.

Supervisi memerlukan pengetahuan dasar manajemen, ketrampilan


hubungan

antar

manusia

dan

kemampuan

menerapkan

prinsip

menejemen
c.

Fungsi supervisi diuraikan dengan jelas, terorganisasi, dan dinyatakan


melalui petunjuk, perauran atau kebijakan dan uraian tugas standar.

d.

Supervisi adalah proses kerja sama yang demokratis antara supervisor


dan staff perawat.

e.

Supervsisi menggunakan proses manajemen termasuk menerapkan


misi,falsafah, tujuan, dan rencana spesifik untuk mencapai tujuan.

f.

Supervisi menciptakan lingkungan yang mendukung komunikasi efektif ,


merangsang kreatifitas dan motifasi

g.

Supervisi mempunyai tujuan utaman atau ahiryang memberi keamanan,


hasil guna dan daya guna pelayanan keperawatan yang memberi
kepuassan klein , perawat dan manager.

6.

Peran dan Fungsi Supervisi Keperawatan


Peran dan fungsi manager dalam supervisi terutama adalah mempertahankan
keseimbangan manager pelayanan keperawatan, sumberdaya dan managemen
anggaran yang tersedia.
a. Manajemen Pelayanan Keperawatan
Supervisi terlibat dalam mendukung pelayanan keperawatan, rencana
uasi program keperawatan, implementasi dan evaluasi system pelayanan
keperawatan. Hasil pelayanan dicapai ,melalui kerja sama dengan
disiplin ilmu lain dengan biaya seminimal mungkin
Tanggung jawab Supervisor adalah :
Menetapkan dan mempertahankan standar praktek keperawtan
Menilai kualitas asuhan dan pelayan yang diberikan dengan
membandingkan dengan standar keperawatan.
Mengembangkan peraturan dan prosedur yang mengatur pelayann
keperawatan, bekerjasama dengan tenaga kjesehatan lain yang erkait.
Hal ini diperlukan untuk meningkatkan kuleitas pelayanan yang ada
Memantapkan kemampuan perawat
Memastikan praktek perawatan professional dilaksanakan

b. Managemen Sumber Daya


Supervisor membantu seleksi, latihan dan mempertahan staf keperawatan
tang handal. Supervisor membnatu staf menggunakan sumber- sumber
dan fasilitas secara ekonomi. Perawat merupakan tenaga kesehatan yang
paling banyak terlibat dalam penggunaan dan pemeliharaan alat
kesehatan

c. Manajemen Anggaran
Manajer keperawatan berperanaktif dalam membantu perencanaan,
pengembangan dengan penggunaan anggaran untuk area tanggung jawab
Supervisor berperan dalam :
Membantu menilai rencana keseluruhan dikaitkan dengan dana
tahunan ynag tersedia, mengembangkan tujuan unit yang dapat
dicapai sesuai dengan tujuan RS
Membnatu mendapatkan informasi statistik untuk merencanakan
anggaran keperawatan.
Memberi justifikasi proyeksi anggaran unit yang dikelola.
Supervisi yang berhasil guna dan berdaya guna tidak dapat terjadi begitu
tetapi memerlukan praktek dan evaluasi penampilan agar dapat dijalan
kan dengan tepat. Kegagalan supervisi dapat menimbulkan kesenjangan
dalam pelayanan keperawatan
7.

Tekhnik Supervisi
Proses supervisi praktek keperawatan, meliputi 3 element :
Standar praktek keperawatan sebagai acuan
Facta pelaksanaan praktek perawatan sebagai pembanding untuk
menetapkan pencapaian dan kesenjangan
Tindak

lanjut

baik

mempertahankan

kualitas

maupun

upaya

memperbaiki.
Area supervisi :
Pengetahuan dan pengertian tentang klien
Ketrampilan yang dilakukan disesuaikan dengan standar
Sikap penghargaan terhadap pekerjaan misalnya kejujuran, empai
Cara Supervisi :
a. Langsung
Supervisi keperawatan dilaksanakan pada kegiatan yang sedang
berlangsung. Pada supervisi modern diharapkan supervisor terlibat dalam
kegiatan agar pengarahan dan epmberian petunjuk tidak dirasakan

sebagai perintah. Umpan balik dan perbaikan dapat dilakukan saat


supervisi
Proses Supervisi langsung :
PA melakukan

secara

mandiri

suatu

tindakan

keperawatan

didampingi supervisor
Selama proses, supervisor dapat membri dukungan, reinforcement,
dan petunjuk
Setelah selesai, supervisor dan PA melakukan diskusi yang bertujuan
untuk menguatkan yang telah sesuai, dan memperbaiki apa yang
belum/kurang sesuai.
b. Tidak langsung
Supervisi dilakukan melalui laporan tertulis maupun lisan, Supervisor
tidak meliat langsung apa yang terjadi di lapangan, sehingga
memungkinkan terjadinya kesenjangan fakta/data. Umpan balik dapat
dilaksanakan secara tertulis.

You might also like