You are on page 1of 3

Super Depo Sutorejo merupakan depo pengolahan sampah modern yang ada

di Surabaya. Dikatakan modern karena depo ini didukung dengan sarana dan
prasarana yang canggih, ramah lingkungan, dan mudah dioperasikan. Sarana dan
prasarana yang ada di Super Depo Sutorejo adalah gerobak sampah, garputala, sapu,
timbangan, konveyor, alat pencacah sampah, alat pencucian plastik, dan alat penekan
(press) plastik. Dilihat dari segi kuantitas, ketersediaan sarana dan prasarana pada
Super Depo Sutorejo untuk mendukung aktivitas pemilahan sampah sudah terpenuhi.
Sedangkan dari segi kualitas, keadaan sarana dan prasarana pada depo
tersebut secara keseluruhan masih baik dan layak untuk digunakan. Keadaan alat
yang masih baik, seperti konveyor, alat pencacah sampah, alat pencucian plastik, dan
alat penekan (press) plastik, sapu, garputala, dan timbangan. Keadaan alat yang
kurang baik atau kurang layak dioperasikan adalah gerobak sampah. Gerobak sampah
terdapat lubang yang menyebabkan air lindi tercecer saat proses pengangkutan dari
sumber menuju ke depo.
Jika dilihat dari segi sanitasi lingkungan, Super Depo Sutorejo ini sebenarnya
cukup bersih, tetapi sampah-sampah yang masuk ke dalam depo ini membuat depo
menjadi bau, kotor, ada cukup banyak lalat, dan lindi dari gerobak tercecer di
halaman depan depo. Padahal prinsip sanitasi pada solid waste adalah no odor, no
leachat, no disease, and no gas.

Jika pengelolaan sampah di Surabaya dikatakan high cost management dan


long distance transportation, menurut saya itu benar. Alasan pengelolaan sampah
Kota Surabaya high cost management karena sampai saat ini paradigma pengelolaan
sampah yang diterapkan di Kota Surabaya masih kumpul-angkut-buang. Paradigma

ini memiliki konsekuensi pada tingginya biaya operasional pengelolaan sampah


karena sebagian besar biaya pengelolaan sampah digunakan untuk biaya
pengangkutan.
Kota Surabaya belum menerapkan teknologi modern dalam pengelolaan
sampah. Pemerintah Kota Surabaya cenderung mengabaikan pengolahan dalam
pengelolaan sampah. Jika pemerintah Kota Surabaya membangun depo modern,
seperti Super Depo Sutorejo, maka pemerintah Surabaya dapat mengurangi beban
sampah yang dihasilkan setiap tahunnya. Selain itu, pemerintah Kota Surabaya juga
dapat meminimalisir pengeluaraan biaya transportasi pengangkutan sampah.
Biaya pengangkutan sampah juga berkaitan dengan rute pengangkutan. Kota
Surabaya dikatakan long distance transportation karena rute yang diterapkan di Kota
Surabaya masih belum optimum. Sesuai dengan UU No. 18/2008 pasal 6 (d), tugas
pemerintah adalah melaksanakan pengelolaan sampah dan memfasilitasi penyediaan
sarana dan prasarana pengelolaan sampah. Hal ini mengartikan bahwa pemerintah
memiliki tanggung jawab dalam penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan
sampah, termasuk pembuatan rute pengangkutan dari TPS sampai TPA. Seharusnya,
rute pengangkutan sampah itu harus efektif dan efisien sehingga pengangkutan
sampah menjadi mudah, cepat, dan biaya relatif murah.

Secara keseluruhan, TPA Kabupaten Sidoarjo belum menerapkan prinsip


sanitasi tentang solid waste, yaitu no odor, no leachat, no disease, and no gas. Hal ini
dapat dilihat pada Gambar 1. yang menunjukkan sarana dan prasarana pengangkutan
yang kurang memadai. Seharusnya, dalam proses pengangkutan, dump truck harus
tertutup agar tidak bau dan sampah tidak meluber atau berterbangan di jalan, dan
harus tidak bocor agar air lindi yang ada pada sampah tidak berceceran keluar.

Gambar 2. merupakan gambar TPA Kabupaten Sidoarjo yang penuh lalat.


Lalat merupakan sejenis serangga yang mampu menyebarkan penyakit (vektor)
karena cara hidup dan sifatnya yang sering terbang ke tempat yang kotor, seperti
hinggap di kotoran hewan, tempat sampah, dan sebagainya. Hal ini menunjukkan
bahwa lingkungan TPA Kabupaten Sidoarjo tidak baik untuk kesehatan manusia,
terutama orang-orang yang bekerja di situ.
Gambar 4. menunjukkan gambar air lindi di selokan. Hal ini menunjukkan
bahwa TPA Kabupaten Sidoarjo belum menangani air lindi ini secara maksimal. TPA
Kabupaten Sidoarjo belum menyediakan saluran pipa khusus untuk air lindi. Jika air
lindi dibiarkan pada saluran terbuka, seperti pada gambar, maka akan menimbulkan
gas yang dapat memicu kebakaran. Seharusnya, TPA Kabupaten Sidoarjo dapat
memanfaatkan gas yang dihasilkan dari air lindi, misalnya menjadikan gas tersebut
sebagai tenaga listrik.

You might also like