Professional Documents
Culture Documents
STEP 1
1. Waham suatu keadaan dimana seseorang yakin kepada sesuatu yg tidak masuk akal,
aneh dan jelas salah.
2. Waham paranoid sesorang meyakini secara berlebihan/ mencurigai orang secara
berlebihan shg berpikiran bahwa orang lain merugikan dirinya. Tingkat kecurigaan
berlebihan.
3. Fungsi global GAF merupakan skala numerik 0-100 untuk menilai fungsi sosial,
okupasi dan psikologi.
4. Halusinasi akustik phonema halusinasi : gangguan persepsi panca indera.
Halusinasi yang berhubungan dengan pendengaran yg berhubungan dengan suarasuara yang terdengar jelas yang terjadi dalam kesadaran penuh dengan hilangnya
kemampuan menilai realitas.
5. Fungsi okupasi kemampuan untuk berinteraksi dengan sekitar dipengaruhi oleh
kebiasaan, peran, kemauan, motorik halus. Fungsi dari tubuh yg bisa memproses
gerak tubuh secara normal/fisiologis tubuh (motorik tubuh).
6. Fungsi psikososial berguna untuk berinteraksi dan beradaptasi thd lingkungan
sekitar
7. Stressor psikososial stressor : peristiwa yang dapat menimbulkan stres. Yang
mengganggu fungsi psikososial
8. Zat psikoaktif zat kimia yang bisa melewati BBB shg dapat mempengaruhi
suasana hati, kognisi sampai perubahan perilaku. Contoh : narkotika, kafein
9. Pemeriksaan status mental pemeriksaan utk mengetahui gambaran umum
( penampila, perilaku, akt psikomotor, sikap thd pemeriksa) mood, affect an
kesesuaian, karakteristik berbicara, gangguan persepsi, isi dan proses pikir, sensorium
dan kognisi(kesadaran, orientasi dan memori, konsentrasi, kemampuan baca dan tulis,
kemampuan abstrak), pengendalian impuls, reliabilitas
10. Gangguan jiwa sindroma pola psikologis sec klinis yg dikaitkan dengan
distres(nyeri), disabilitas(tidak bisa fokus)
STEP 2
1. Mengapa wanita sering marah-marah tanpa sebab dan berbicara kacau kurang lebih
10hari?
2. Apa hubungan pasien ditinggal menikah dengan calon suami dengan gejala di
skenario?
3. Apa saja macam-macam waham? Sebut dan jelaskan!
4. Mengapa pasien mengalami waham dan halusinasi akustik?
5. Apa saja klasifikasi dari gangguan jiwa dan bagaimana manifestasinya?
6. Apa saja macam-macam stressor yang bisa mengakibatkan gangguan jiwa?
7. Perbedaan waham, ilusi dan halusinasi?
8. Apa saja macam-macam dari halusinasi? Sebut dan jelaskan!
9. Apa saja jenis obat psikotik dan psikososial yang diberikan dokter e pasien?
STEP 3
1. Apa saja klasifikasi dari gangguan jiwa dan bagaimana manifestasinya?
-
Psikotik/ gila tidak bisa berpikir jernih. Berperilaku tidak normal. Ada 4 gejala
utama : halusinasi, waham/ delusi, kekacauan pikiran dalam bentuk berbicara kacau,
melompat2 dan ucapan dan akt tiba2 berhenti, tidak adanya kesadaran diri. Contoh :
skizofrenia,
Gangguan kecemasan rasa takut, khawatir terus menerus min.6bulan . contoh :
GAD, OCD (paling sering)
gangguan suasana hati (mood), contohnya gangguan bipolar, depresi, maniak.
Ada 4 klasifikasi :
-gangguan organik gangguan pada organnya, ada 2 : organik dan karena alkohol
- gangguan psikotik(berat)
- gangguan neurotik
- gangguan perkembangan anak2 yang mengalami retardasi mental
Ilusi
Ada objek yg dilihat
Terkait dgn panca indera
halusinasi
Tidak ada objek yg dilihat
Terkait dgn panca indera
stressor
organik
psikotik
waham
halusinasi
neurotik
kekacauan
Gangguan
perkembangan
Insight
Gangguan fungsi
global
Step 7
1. Waham
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai
dengan fakta dan keyakinan tersebut mungkin aneh (misalnyasaya
adalah nabi yang menciptakan biji mata manusia) atau bias pula tidak
aneh (hanya sangat tidak mungkin, contoh masyarakat di surge selalu
menyertai saya kemanapun saya pergi) dan tetap dipertahankan
meskipun telah diperlihatkan bukti-bukti yang jelas untuk mengoreksinya
(Purba dkk, 2008)
Sumber : http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31777/4/Chapter%20II.pdf
2. Waham paranoid
3. Fungsi global
4. Halusinasi akustik phonema
Halusinasi adalah suatu sensori persepsi terhadao suatu hal tanpa adanya stimulus.
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersiapkan sesuatu yang
sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa adanya rangsangan dari
luar. (Maramis, 2004)
a. Halusinasi Pendengaran (akustik)
Halusinasi ini sering kali berbentuk :
-
dapat
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-attinining-5120-2-bab2.pdf
5.
6.
7.
8.
Fungsi okupasi
Fungsi psikososial
Stressor psikososial
Zat psikoaktif
Zat psikoaktif ialah zat atau bahan yang apabila masuk ke dalam tubuh
manusia akan mempengaruhi tubuh, terutama susunan saraf pusat,
sehingga menyebabkan perubahan aktivitas mental-emosional dan
perilaku. Apabila digunakan terus menerus akan menimbulkan
ketergantungan (oleh karena itu disebut juga sebagai zat adiktif).
Walaupun zat psikoaktif tertentu bermanfaat bagi pengobatan, tetapi
apabila disalahgunakan atau digunakan tidak sesuai dengan standar
pengobatan, akan sangat merugikan yang menggunakan.
Tiga golongan zat yang termasuk kategori ini ialah opioda,tanaman ganja,
dan kokain.
Dalam Ilmu Kedokteran Forensik, narkotika dan obat pada umumnya
digolongkan sebagai racun, sebab bila zat tersebut masuk ke dalam tubuh
akan menimbulkan reaksi biokimia yang dapat menyebabkan penyakit
atau kematian. Penyakit atau kematian itu tentunya bergantung pada
takaran (dosis), cara pemberian, bentuk fisik dan struktur kimia zat, serta
kepekaan korban. Kepekaan korban dipengaruhi pula pada usia, penyakit
terdahulu atau yang bersamaan, kebiasaan, keadaan hipersensitif
tertentu, dan sebagainya. Narkotika masuk ke dalam tubuh koban dapat
akibat unsur kesengajaan ataupun kebetulan. Kesengajaan dapat akibat
ulah orang lain (penganiayaaan atau pembunuhan) maupun akibat ulah
diri sendiri (penyalahgunaan atau usaha bunuh diri). Sedang unsur
kebetulan dapat terjadi akibat kecelakaan industri, keteledoran dalam
rumah tangga, kesalahan pengobatan, dan lain-lain.
Golongan opidia terdiri dari turunn opium dan zat sintetiknya, seperti
misalnya morpin, diasetilmorfin atau diamorfin (dikenal sebagai heroin,
smack, horse, dope), metadon, kodein, oksikodon (percodan, percocet),
hidromorfin (dilaidid, levodromoran), pentazosin (talwin), meferidin
(demerol, petidin), dan propoksipen (darvon). Turunan opium menjadi
sangat beragam dan luas pemakaiannya karena penggunaan medik dan
kemajuan ilmu farmakologi. Jenis-jenis opidia yang digunakan dalam dunia
kedokteran jarang sekali disalahgunakan karena ketatnya pengendalian
dan pemakai tetap akan menyebabkan kerusakan pada otak, sistem saraf,
dan prilaku emosi yang tidak terkontrol.
Phencyclidine ( PCP), contohnya : Angel dust, ketamin , zat ini
menyebabkan mati rasa, dan penggunaan hanya untuk hewan, pemakai
zat ini bisa mengubah sifat seseorang menjadi keras, pemarah, bunuh diri
dan kontraksi otot dan retak tulang.
http://chemistry35..com/2012/07/zat-psikoaktif-zat-adiktif.html Susilo Tri
Atmojo,S.Si
Gangguan jiwa adalah gangguan yang mengenai satu atau lebih fungsi
jiwa.Gangguan jiwa adalah gangguan otak yang ditandai oleh
terganggunya emosi, proses berpikir, perilaku, dan persepsi (penangkapan
panca indera).Gangguan jiwa ini menimbulkan stress dan penderitaan bagi
penderita (dan keluarganya) (Stuart & Sundeen, 1998).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32281/3/Chapter%20II.pdf
Stress perasaan
: cemas,
mudah marah, rasa sedih, menangis, rasa
tidak diperlukan.
d. Stres fisiologik
Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ
tubuh diantaranya gangguan dari struktur tubuh, fungsi
jaringan, organ dan lain-lain.
e. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan
Stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan
perkembangan seperti pada pubertas, perkawinan dan
proses lanjut usia.
f. Stres psikis atau emosional
Stres yang disebabkan kkarena gangguan stimulus
psikologis atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk
menyesuaikan diri seperti hubungan interpersonal, sosial
budaya atau faktor keagamaan (Alimul, 2008).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31775/4/C
hapter%20II.pdf
Sumber Stresor
Sumber stresor merupakan asal dari penyebab suatu
stres yang dapat mempengaruhi sifat dari stresor seperti
lingkungan, baik secara fisik, psikologis maupun spiritual.
Sumber stresor lingkungan fisik dapat berupa fasilitasfasilitas seperti air minum. Makanan, atau tempat-tempat
umum sedangkan lingkungan psikologis dapat berupa
suara atau sikap kesehatan atau orang yang ada
disekitarnya, sedangkan lingkungan spiritual dapat berupa
tempat pelayanan keagamaan seperti fasilitas ibadah atau
lainnya.
Sumber stresor yang lain adalah diri sendiri yang dapat
berupa perubahan fisiologis dalam tubuh, seperti adanya
operasi, obat-obatan atau lainnya. Sedangkan sumber
stresor dari pikiran adalah berhubungan dengan penilaian
seseorang terhadap status kesehatan yang dialami serta
pengaruh terhadap dirinya.
Selain sumber stresor di atas, menurut Alimul (2008),
stres yang dialami manusia dapat berasal dari berbagai
sumber dari dalam diri seseorang, keluarga dan lingkungan
a. Sumber Stres di Dalam Diri
Sumber stres dalam diri sendiri pada umumnya
dikarenakan konflik yang terjadi antara keinginan dan
kenyataan berbeda, dalam hal ini adalah berbagai
permasalahan yang terjadi yang tidak sesuai dengan
dirinya dan tidak mampu diatasi, maka dapat menimbulkan
suatu stres.
b. Sumber Stres di Dalam Keluarga
Bila terjadi stress, kecemasan, kegelisahan, maka tubuh akan bereaksi secara
otomatis berupa perangsangan hormon dan neurotransmiter, untuk menahan
stresor, sehingga penting untuk mempertahankan kondisi mental dan fisik
mahluk hidup. Dalam hal ini stress akan merangsang pusat hormonal di otak
yang bernama hipotalamus (raja endokrin).
Fungsi Hipotalamus disini adalah: mengatur keseimbangan air, suhu tubuh,
pertumbuhan tubuh, rasa lapar, mengontrol marah, nafsu, rasa takut, integrasi
respons syaraf simpatis, mempertahankan homeostasis.
Bila syaraf simpatis terangsang maka, denyut nadi dan jantung akan meningkat,
aliran darah ke jantung, otak, dan ototpun
meningkat, sehingga tekanan darah pun akan ikut terpengaruhi, pemecahan
gula di hati meningkat sehingga gula darah ikut meningkat di darah. Kortisol
yang dikeluarkan oleh korteks adrenal karena perangsangan hipotalamus,
menyebabkan rangsangan susunan
syaraf pusat otak. Tubuh waspada dan menjadi sulit tidur (insomnia). Kortisol
merangsang sekresi asam lambung yang dapat merusak mukosa lambung.
Menurunkan daya tahan tubuh.
Menurut Maramis bila kita tidak dapat mengatasinya stress dengan baik, maka
akan muncul gangguan badan atau gangguan jiwa. Sumber stress psikologik
adalah masalah penyesuaian atau keadaan stress yang dapat bersumber pada
frustasi, konflik, tekanan atau krisis. Dalam stress ada yang disebut daya tahan
stress atau disebut juganilai ambang frustasi (stress/frustation tolerance,
frustratic drempel), yang pada setiap orang berbeda-beda tergantung somatopsiko-sosial orang tersebut. (Maramis, 1980:65)
Frustasi timbul bila ada aral melintang antara kita dan maksud (tujuan) kita.
Konflik terjadi bila kita tidak dapat memilih antara atau dua lebih macam
kebutuhan atau
tujuan. Tekanan juga dapat menimbulkan masalah penyesuaian, biarpun kecil,
bila bertumpuk-tumpuk dapat menjadi stress yang hebat, tekanan seperti juga
frustasi boleh berasal dari dalam maupun dari luar (Maramis, 1980:67-68).
Frustasi digunakan psikolog untuk mengetahui keadaan yang timbul apabila ada
halangan dalam usaha untuk memenuhi keinginan, kebutuhan tujuan, harapan
atau tindakan tertentu.
Frustasi sendiri adalah keadaan dimana satu kebutuhan tidak bisa dipenuhi,
tujuan tidak bisa tercapai. Frustasi ini juga bisa menimbulkan situasi positif atau
yang destruktif (negatif). Reaksi frustasi dengan demikian sifatnya bisa negatif
bisa positif.
(Ardani,Rahayu, Solichatun 2006:39)
Faktor Pengaruh Respon Terhadap Stresor
Reaksi fisiologis tubuh terhadap perubahan-perubahan akibat stress disebut sebagai general
adaption syndrome, yang terdiri dari tiga fase:
a. Alarm reaction(reaksi peringatan) pada fase ini tubuh dapat mengatasi stressor(perubahan)
dengan baik. Apabila ada rasa takut atau cemas atau khawatir tubuh akan mengeluarkan
adrenalin, hormon yang mempercepat katabolisme untuk menghasilkan energi untuk
persiapan menghadapi bahaya mengacam. Ditambah dengan denyut jantung bertambah dan
otot berkontraksi.
b. The stage of resistance( reaksi pertahanan). Reaksi terhadap stressor sudah mencapai atau
melampaui tahap kemampuan tubuh. Pada keadaan ini sudah dapat timbul gejala-gejala psikis
dan somatis. Respon ini disebut juga coping mechanism. Coping berarti kegiatan menghadapi
masalah, misalnya kecewa diatasi dengan humor, rasa tidak senang dihadapi dengan ramah
dan sebagainya
c.
a.
Stage of exhaustion( reaksi kelelahan). Pada fase ini gejala-gejala psikosomatik tampak
dengan jelas. Gejala psikosomatis antara lain gangguan penceranaan, mual, diare, gatal-gatal,
impotensi, exim, dan berbagai bentuk gangguan lainnya. Kadang muncul gangguan tidak mau
makan atau terlalu banyak makan.
Menurut Hans Selya membagi stress membagi stress dalam 3 tingkatan,
Eustress adalah respon stress ringan yang menimbulkan rasa bahagia, senang, menantang,
dan menggairahkan. Dalam hal ini tekanan yang terjadi bersifat positif, misalnya lulus dari
ujian, atau kondisi menghadapi suatu perkawinan.
b. Distress merupakan respon stress yang buruk dan menyakitkan sehingga tak mampu lagi
diatasi
c.
Optimal stress atau Neustress adalah stress yang berada antara eustress dan
distres, merupakan respon stress yang menekan namun masih seimbang untuk menghadapi
masalah dan memacu untuk lebih bergairah, berprestasi, meningkatkan produktivitas kerja
dan berani bersaing.
Menurut Lazarus dan Folkman, kondisi fisik, lingkungan, dan sosial merupakan penyebab
dari kondisi stres disebut dengan stressor.Istilah stressor pertama kali diperkenalkan oleh
selye. Jenis jenis stressor dikelompokkan sebagai berikut : masalah perkawinan, masalah
keluarga, masalah hubungan interpersonal, masalah pekerjaan, lingkunagn hidup, masalah
hukum, keuangan, perkembangan penyakit fisis dan lain-lain
Macam-macam Stressor
Adapula yang membagi stressor menjadi:
a. Stressor fisis : seperti panas, dingin, suara bising dan sebagainya
b. Stressor
masalah
c.
politik,
pekerjaan,
karir,
Stessor psikis misalnya frustasi, rendah diri,perasaan berdosa, masa depan yang tidak jelas
dan sebagainya.
juga dapat diartikan sebagai efek psikologis terhadap situasi yang mengancam, seperti
misalnya timbul reaksi marah, penolakan maupun depresi.
3. Konflik
Konflik terjadi ketika individu berada dalam tekanan dan merespon langsung terhadap dua
atau lebih dorongan, juga munculnya dua kebutuhan maupun motif yang berbeda dalam
waktu bersamaan. Ada 3 jenis konflik yaitu :
a. Approach approach conflict, terjadi apabila individu harus satu diantara dua alternatif yang
sama-sama disukai, misalnya saja seseorang sulit menentukan keputusan diantara dua pilihan
karir yang sama-sama diinginkan. Stres muncul akibat hilangnya kesempatan untuk
menikmati alternatif yang tidak diambil. Jenis konflik ini biasanya sangat mudah dan cepat
diselesaikan.
b. Avoidence avoidence conflict, terjadi bila individu diharapkan pada dua pilihan yang samasama tidak disenangi, misalnya wanita muda yang hamil muda yang hamil diluar nikah, di
satu sisi ia tidak ingin aborsi tapi di sisi lain ia belum mampu secara mental dan finansial
untuk membesarkan anaknya nanti. Konflik jenis ini lebih sulit diputuskan dan memerlukan
lebih banyak tenaga dan waktu untuk menyelesaikannya karena masing-masing alternatif
memilki konsekuensi yang tidak menyenangkan.
c. Approach avoidence conflict, adalah situasi dimana individu merasa tertarik sekaligus
tidak menyukai atau ingin menghindar dari seseorang atau suatu objek yang sama, misalnya
seseorang yang berniat berhenti merokok, karena khawatir merusak kesehatannya tetapi ia
tidak dapat membayangkan sisa hidupnya kelak tanpa rokok
1. Represi
Represi merupakan paling dasar diantara mekanisme lainnya. Suatu cara pertahanan untuk menyingkirkan dari
kesadaran pikiran dan perasaan yang mengancam. Represi terjadi secara tidak disadarai. 7 Ini merupakan sarana
pertahanan yang biasa mengusir pikiran serta perasaan yang menyakitkan dan mengancam keluar dari
kesadaran.2 Mekanisme represi secara tidak sadar menekan pikiran keluar pikiran yang mengganggu,
memalukan dan menyedihkan dirinya, dari alam sadar ke alam tak sadar.
Bila seseorang bersama-sama dengan saudaranya mengalami sesuatu kecelakaan dan saudaranya kemudian
meninggal maka oia merasa lupa terhadap kejadian tersebut. Dengan cara hynosis atau suntikan
Phenobarbital, pengalaman yang direpresi itu dapat dipanggil (direcall) dari alam tak sadar kealam sadar.
Represi mungkin tidak sempurna bila itu yang terjadi maka hal-hal yang direpresikan akan muncul ke dalam
impian, angan-angan, lelucon dan keseleo lidah. Menurut Freud, represi merupakan mekanisme pertahanan
yang penting dalam terjadinya neurosis.
2. Supresi
Suatu proses yang digolongkan sebagai mekanisme pertahanan tetapi sebetulnya merupakan analog represi
yang disadari; pengesampingan yang sengaja tentang suatu bahan dari kesadaran seseorang; kadang-kadang
dapat mengarah pada represi yang berikutnya.6 Rasa tidak nyaman dirasakan tetapi ditekan.4Perlu dibedakan
dengan represi, karena pada supresi seseorang secara sadar menolak pikirannya keluar alam sadarnya dan
memikirkan yang lain. Dengan demikian supresi tidak begitu berbahaya terhadap kesehatan jiwa, karena
terjadinya dengan sengaja, sehingga ia mengetahui apa yang dibuatnya.
3. Penyangkalan (denial)
Mekanisme pertahanan ini paling sederhana dan primitive. Penyangkalan berusaha untuk melindungi diri sendiri
terhadap kenyataan yang tidak menyenangkan. Hal ini dilakukan dengan cara melarikan diri dari kenyataan atau
kesibukan dengan hal-hal lain. Penghindaran penyangkalan aspek yang menyakitkan dari kenyataan dengan
menghilangkan data sensoris. Penyangkalan dapat digunakan dalam keadaan normal maupun patologis.4
Sebagai contoh, mereka tidak mau mengerti bahwa dirinya berpenyakit yang berbahaya, menutup mata karena
tidak mau melihat sesuatu yang ngeri, tidak mau memikirkan tentang kematian, tidak mau menerima anaknya
yang terbelakang dan sebagainya.1,2
4. Proyeksi
Impuls internal yang tidak dapat diterima dan yang dihasilkannya adalah dirasakan dan ditanggapi seakan-akan
berasal dari luar diri. Pada tingkat psikotik, hal ini mengambil bentuk waham yang jelas tentang kenyataan
eksternal, biasanya waham kejar, dan termasuk persepsi persaan diri sendiri dalam orang lain dan tindakan
selanjutnya terhadap persepsi (waham paranoid psikotok). Impuls mungkin berasal dari id atau superego
(tuduhan halusinasi) tetapi dapat mengalami tranformasi dalam proses. Jadi menurut analisis Freud tentang
proyeksi paranoid, impuls libido, homoseksual dirubah menjadi rasa benci dan selanjutnya diproyeksikan kepada
sasaran impuls homoseksual yang tidak dapat diterima.4 Proyeksi merupakan usaha untuk menyalahkan orang
lain mengenai kegagalannya, kesulitannya atau keinginan yang tidak baik. Misalnya presentasi olah raga yang
kurang baik dengan alasan sedang sakit flu atau tidak naik kelas karena gurunya sentiment. Mekanisme proyeksi
ini digunakan oleh pasien yang menyebabkan gejala waham atau pasien paranoid.
5. Sublimasi
Sublimasi merupakan dorongan kehendak atau cita-cita yang yang tak dapat diterima oleh norma-norma di
masyarakat lalu disalurkan menjadi bentuk lain yang lebih dapat diterima bahkan ada yang mengagumi. 2 Orang
yang mempunyai dorongan kuat untuk berkelahi disalurkan dalam olah raga keras misalnya bertinju. Dokter yang
agresif disalurkan menjadi dokter ahli bedah, mengisap permen sebagai sublimasi kenikmatan menghisap ibu
jari.5
6. Reaksi Formasi
Reaksi formasi atau penyusunan reaksi mencegah keinginan yang berbahaya baik yang diekspresikan dengan
cara melebih-lebihkan sikap dan prilaku yang berlawanan dan menggunakannya sebagai rintangan untuk
dilakukannya. Misalnya seorang anak yang iri hati terhadap adiknya, ia memperlihatkan sikap yang sebaliknya,
yaitu sangat menyayangi secara berlebihan. Contoh lain seorang yang secara fanatik melarang perjudian dan
kejahatan lain dengan maksud agar dapat menekan kecendrungan dirinya sendiri ke arah itu.
7. Introyeksi
Introyeksi akan terjadi bila seseorang menerima dan memasukkan ke dalam penderiannya berbagai aspek
keadaan yang akan mengancamnya. Hal ini dimulai sejak kecil, pada waktu seseorang anak belajar mematuhi
dan menerima serta kan menjadi milikinya beberapa nilai serta peraturan masyarakat. Lalu ia dapat
mengendalikan prilakunya dan dapat mencegah pelanggaran serta hukuman sebagai akibatnya. Dalam
pemerintahan dan kekuasaan yang otoriter maka banyak orang mengintroyeksikan nilai-nilai kepercayaan baru
sebagai perlindungan terhadap perilaku yang dapat menyusahkan mereka.
8. Pengelakan atau salah pindah (Displacement)
Terjadi apabila kebencian terhadap seseorang dicurahkan atau dielakkan kepada orang atau obyek lain yang
kurang membahayakan. Seseorang yang dimarahi oleh atasannya dielakkan atau dicurahkan kepada istri,
anaknya atau pembantunya. Kritik yang distruktif dan desus-desus (gossip) sebagai pembalas dendam
merupakan cara yang terselubung dalam menyatakan perasaan permusuhan.
9. Rasionalisasi
Rasionalisasi merupakan upaya untuk membuktikan bahwa prilakunya itu masuk akal (rasional) dan dapat
disetujui oleh dirinya sendiri dan masyarakat. Contohnya membatalkan pertandingan olah raga dengan alasan
sakit dan akan ada ujian, padahal iya takut kalah. Melakukan korupsi dengan alasan gaji tidak cukup.
10. Simbolisasi
Simbolisasi merupakan suatu mekanisme apabila suatu ide atau obyek digunakan untuk mewakili ide atau obyek
lain, sehingga sering dinyatakan bahwa simbolisme merupakan bahasa dari alam tak sadar. Menulis dengan
tinta merah merupakan symbol dari kemarahan. Demikian pula warna pakaian, cara bicara, cara berjalan, tulisan
dan sebagainya merupakan simbol-simbol yang tak disadarai oleh orang yang bersangkutan.
11. Konversi
Konversi merupakan proses psikologi dengan menggunakan mekanisme represi, identifikasi, penyangkalan,
pengelakan dan simbolis. Suatu konflik yang berakibat penderitaan afek akan dikonversikan menjadi
terhambatannya fungsi motorik atau sensorik dalam upayanya menetralisasikan pelepasan afek. Dengan
paralisis atau dengan gangguan sensorik, maka konflik dielakkan dan afek ditekan. Hambatan fungsi merupakan
symbol dari keinginan yang ditekan. Seringkali konversi memiliki gejala atas dasar identifikasi.
12. Identifikasi
Identifikasi merupakan upaya untuk menambah rasa percaya diri dengan menyamakan diri dengan orang lain
atau institusi yang mempunyai nama. Misalnya seseorang yang meniru gaya orang yang terkenal atau
mengidentifikasikan dirinya dengan jawatannya atau daerahnya yang maju.
13. Regresi
Regresi merupakan upaya untuk mundur ke tingkat perkembangan yang lebih rendah dengan respons yang
kurang matang dan biasanya dengan aspirasi yang kurang. Contohnya ; anak yang sudah besar mengompol
atau mengisap jarinya atau marah-marah seperti anak kecil agar keinginannya dipenuhi.
14. Kompensasi
Kompensasi merupakan upaya untuk menutupi kelemahan dengan menonjolkan sifat yang diinginkan atau
pemuasan secara frustasi dalam bidang lain. Kompensasi ini dirangsang oleh suatu masyarakat yang bersaing.
Karena itu yang bersangkutan sering membandingkan dirinya dengan orang lain. Misalnya karena kurang
mampu dalam pelajaran di sekolah dikompensasiakan dalam juara olah raga atau sering berkelahi agar ditakuti.7
15. Pelepasan (Undoing)
Pelepasan merupakan upaya untuk menembus sehingga dengan demikian meniadakan keinginan atau tindakan
yang tidak bermoral. Contohnya, misalnya seorang pedagang yang kurang sesuai dengan etika dalam
berdagang akan memberikan sumbangan sumbangan besar untuk usaha social.
16. Penyekatan Emosional (Emotional Insulation)
Penyekatan emosional akan terjadi apabila seseorang mempunyai tingkat keterlibatan emosionalnya dalam
keadaan yang dapat menimbulkan kekecewaan atau yang menyakitkan. Sebagai contoh, melindungi diri
terhadap kekecewaan dan penderitaan dengan cara menyerah dan menjadi orang yang menerima secara pasif
apa saja yang terjadi dalam kehidupan.
17. Isolasi (Intelektualisasi dan disosiasi)
Isolisasi merupakan bentuk penyekatan emosional. Misalnya bila orang yang kematian keluarganya maka
kesedihan akan dikurangi dengan mengatakan sudah nasibnya atau sekarang sudah tidak menderita lagi
dan sambil tersenyum.
18. Pemeranan (Acting out)
Pemeran mempunyai sifat yaitu dapat mengurangi kecemasan yang dibangkitkan oleh berbagai keinginan yang
terlarang dengan membiarkan ekspresinya dan melakukannya. Dalam keadaan biasa, hal ini tidak dilakukan.
Kecuali bila orang tersebut lemah dalam pengendalian kesusilaannya. Dengan melakukan perbuatan tersebut,
maka akan dirasakan sebagai meringankan agar hal tersebut cepat selesai.7
DAFTAR PUSTAKA
1.
Maramis, W. F. : catatan Ilmu Kedokteran Jiwa, Airlangga University Press; Surabaya, 1980 p 37-38, 65-84
2.
Hatta Kusumawati, Dra. M.Pd SEKILAS TENTANG TEORI KEPRIBADIAN SIGMUD FREUD DAN APLIKASINYA DALAM
4.
Kaplan, H.I Sadock, B.J., Grebb, J.A : Synopsis of Psychiatry, Bahavioral Sciences Clinical Psychiatry, seventh edition.
9 Juli 2009
6.
juli 2009
7.
Waham
Tidak ada objek yg dilihat
Tidak Terkait dgn panca
indera
Keyakinan tidak dapat
diubah
Tidak terjadi pada orang
normal
Ilusi
Ada objek yg dilihat
Terkait dgn panca indera
halusinasi
Tidak ada objek yg dilihat
Terkait dgn panca indera
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31777/4/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3393/1/10E00570.pdf
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/135/jtptunimus-gdl-aidatuzzuy-6728-2babii.pdf
http://download.portalgaruda.org/article.php?
article=174385&val=970&title=GANGGUAN%20WAHAM%20MENETAP
%20PADA%20PASIEN%20DENGAN%20RIWAYAT
%20PENYALAHGUNAAN%20GANJA:%20SEBUAH%20LAPORAN
%20KASUS
5. Apa saja macam-macam dari halusinasi? Sebut dan jelaskan!
1. Klasifikasi
b. Halusinasi Pendengaran (akustik)
Halusinasi ini sering kali berbentuk :
-
dapat
Halusinasi Autoskopi
Penderita seolah-olah melihat dirinya dihadapannya (Bercermin)
(Psikiatri II SIMTOMATOLOGI, FK UNDIP SEMARANG)
2. Kriteria
Halusinasi Harus :
- ditangkap oleh panca indera
- Terjadi berkali-kali
- Diterima dalam keadaan sadar
Pada orang Normal dapat terjadi :
-
Sumber : http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/103/jtptunimus-gdl-attinining-5120-2bab2.pdf
2.
sangat
jauh.
Dari
aspek
pendidikan
klien,
materi,
pengalaman,
5.
Fase comforting
Klien merasa nyaman dengan keyakinan dan kebohongannya serta menganggap bahwa
semua orang sama yaitu akan mempercayai dan mendukungnya. Keyakinan sering
disertai halusinasi pada saat klien menyendiri dari lingkungannya. Selanjutnya klien
lebih sering menyendiri dan menghindar interaksi sosial ( Isolasi sosial ).
6.
Fase improving
Apabila tidak adanya konfrontasi dan upaya-upaya koreksi, setiap waktu keyakinan yang
salah pada klien akan meningkat. Tema waham yang muncul sering berkaitan dengan
traumatik masa lalu atau kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi ( rantai yang
hilang ). Waham bersifat menetap dan sulit untuk dikoreksi. Isi waham dapat
menimbulkan ancaman diri dan orang lain. Penting sekali untuk mengguncang
keyakinan klien dengan cara konfrontatif serta memperkaya keyakinan relegiusnya
bahwa apa-apa yang dilakukan menimbulkan dosa besar serta ada konsekuensi sosial.
Daftar pustaka :
Stuart G.W. and Sundeen (1995). Principles and Practice of Psykiatric Nursing (5 th ed). St. Louis Mosby Year Book.
Stuart dan Laraia (2001). Principle and Practice of Psychiatric Nursing, Edisi 6, St. Louis Mosby Year Book.
Townsend. (1998). Diagnosis Keperawatan Pada Keperawatan Psikiatri : pedomanan Untuk Pembuatan Rencana
Keperawatan EGC, Jakarta (terjemahan).
Yosep, I. (2009). Keperawatan Jiwa, Edisi Revisi, Refika Aditama, Jakarta.
7. Mengapa wanita sering marah-marah tanpa sebab dan berbicara kacau kurang lebih
10 hari?
Neuropsikiatrik, hormonal
Setiap orang memiliki respons terhadap amarah yang berbedabeda, ada yang meluap-luap tapi ada pula yang biasa saja.
Penyebab orang mudah marah ini ternyata dipengaruhi
oleh kadar serotonin di dalam otak.
Studi ini memerupakan yang pertama dalam menunjukkan
bagaimana bahan kimia ini membantu mengatur perilaku
dalam otak. Hasil studi ini diterbitkan dalam jurnal Biological
Psychiatry.
Didapatkan kadar serotonin yang rendah dalam otak membuat
komunikasi antara daerah otak dari sistem limbik yang
mengatur emosional (amigdala) dan lobus frontal menjadi lebih
lemah dibanding dengan orang yang kadar serotoninnya
normal.
Kondisi ini menunjukkan ketika kadar serotonin di otak rendah
maka akan sulit bagi daerah otak korteks prefrontal untuk
mengontrol respons emosional terhadap kemarahan yang
dihasilkan dalam amigdala.
Jika komunikasi lemah maka lebih sulit bagi korteks prefrontal
untuk mengontrol perasaan marah yang dihasilkan dalam
amigdala. Akibatnya orang-orang ini akan cenderung lebih
agresif dan paling sensitif.
http://www.solopos.com/2011/09/16/penyebab-orang-mudah-marah-115756
NEUROTRANSMIT
ER
LOKASI DAN
FUNGSI
IMPLIKASI PADA
PENY.JIWA
Kolinergik:
Asetil kolin
Monoamin
Norepinefrin
Dopamin
Serotonin
Meningkatkan
derajat depresi
Menurunkan
derajat penyakit
alzeimer, korea
hutington, penyakit
parkinson.
Menurunkan
derajat depresi
Meningkatkan
derajat mania,
keadaan
kecemasan,
skizofrenia.
Menurunkan
derajat penyakit
parkinson dan
depresi Meningkatkan
derajat mania dan
skizofrenia
Menurunkan
derajat depresi
Meningkatkan
derajat kecemasan
Histamin
Asam amino
GABA (gamma
Amino butyric
Acid
Glisin
Glutamat dan
Aspartat
Hipotalamus,
hipocampus, korteks,
serebelum,
basal ganglia, medula
spinalis, retina
Fungsi kemunduran
aktivitas tubuh
Medula spinalis,
batang otak
Fungsi: menghambat
motor neuron berulang
Neuropeptida
Endorfin dan
Enkefalin
Sel-sel piramid/kerucut
dari korteks,
serebelum
dan sistem sensori
aferen primer,
hipocampus,
talamus, hipotalamus,
medula spinalis
Fungsi: menilai
informasi sensori,
mengatur
berbagai motor dan
reflek spinal
Substansi P
Hipotalamus , talamus,
Menurunkan
derajat depresi
Menurunkan
derajat korea
huntington, gangguan
ansietas,
skizofrenia, dan
berbagai jenis
epilepsy
Derajat
toksik/keracunan
glycine
encephalopaty
Menurunkan
tingkat derajat yang
berhubungan
dengan gerakan
motor spastic
Modulasi aktivitas
dopamin oleh opiod
peptida dapat
menumpukkan
berbagai ikatan
terhadap gejala
skizofrenia
Somatostatin
Hipotalamus struktur
limbik otak tengah,
batang
otak, talamus, basal
ganglia, dan medula
spinalis, juga
ditemukan pada
traktus
gastrointestinal dan
kelenjar saliva
Fungsi: pengaturan
nyeri
Korteks serebral,
hipokampus, talamus,
basal
ganglia, batang otak,
medula spinalis
Fungsi: menghambat
pelepasan
norepinefrin,
merangsang pelepasan
serotonin, dopamin
dan
asetil kolin
Menurunkan
derajat korea
hutington
Menurunkan
derajat penyakit
alzeimer
Meningkatkan
derajat korea
Hutington
http://adiwarsito.files.com/2010/03/6224830-otak-manusia-neurotransmiter-danstress-by-dr-liza-pasca-sarjana-stain-cirebon.pdf
Dopamin
Berbagai penelitian menunjukkan dopamin juga makin
mendekatkan pada kesimpulan bahwa neurotransmiter jenis ini
mempengaruhi proses pengingatan. Melalui mekanisme kompensasi
yang di munculkan oleh dopamin, maka hubungan zat kimia ini
dalam proses belajar dan ingatan dapat terlihat jelas.
Dopamin di produksi pada inti-inti sel yang terletak dekat dengan
sistem aktivasi retikuler. Dopamin di bentuk dari asam amino tirosin,
yang berfungsi membantu otak mengatasi depresi,
Serotonin
Neuron serotonergik berproyeksi dari nukleus rafe dorsalis batang
otak ke korteks serebri, hipotalamus, talamus, ganglia basalis,
septum, dan hipokampus. Proyeksi ke tempat-tempat ini mendasari
keterlibatannya dalam gangguan-gangguan psikiatrik. Ada sekitar
14 reseptor serotonin, 5-HT1A dst yang terletak di lokasi yang
berbeda di susunan syaraf pusat.
Serotonin berfungsi sebagai pengatur tidur, selera makan, dan
libido. Sistem serotonin yang berproyeksi ke nukleus suprakiasma
hipotalamus berfungsi mengatur ritmik sirkadian (siklus tidurbangun, temperatur tubuh, dan fungsi axis HPA). Serotonin
bersama-sama dengan norepinefrin dan dopamin memfasilitasi
gerak motorik yang terarah dan bertujuan. Serotonin menghambat
perilaku agresif pada mamalia dan reptilia.
Kelainan Serotonin (5HT) berimplikasi terhadap beberapa
jenis gangguan jiwa yang mencakup ansietas, depresi,
psikosis, migren, gangguan fungsi seksual, tidur, kognitif,
dan gangguan makan.
Banyak tindakan dalam perawatan gangguan jiwa adalah dengan
jalan mempengaruhi sistem serotonin tersebut.
Fungsi Utama dari Serotonin (5HT) adalah dalam pengaturan
tidur, persepsi nyeri, mengatur status mood dan temperatur
tubuh serta berperan dalam perilaku aggresi atau marah
dan libido.
http://tumbuhkembanganakku.com/2012/11/04/neurotransmiterotak-gangguan-perilaku-dan-gangguan-psikiatrik/
8. Apa hubungan pasien ditinggal menikah dengan calon suami dengan gejala di
skenario?
9. Mengapa pasien mengalami waham dan halusinasi akustik?
10. Apa saja jenis obat psikotik dan psikososial yang diberikan dokter e pasien?
11. DD?
Delerium
Dementia
Sindroma Amnestik dan halusinosis organic
Sindroma waham organic
Sindroma afektif organic
Sindroma Kepribadian
organik Intoksikasi dan Sindroma Putus Zat
Gangguan Psikotik
Skizofrenia
Gangguan afektif berat
Gangguan Paranoid
Psikosis Non Organik lainnya
penderita,
dikarakteristikan
dengan
disorganisasi
hipokampus,
gyrus
yang
awal
(prekoks)mengalami
menggantikan
prekoksperpecahan
(schism)
demensia
antara
longgar),
afektif,
autism,
ambivalensi
Gejala pelengkap (sekunder)halusinasi,
dan waham
o Gabriel Langfeldt
Pasien dengan gejala psikotik berat dibagi
menjadi
dua
kelompokskizofrenia
autism,
memiliki
suatu
terlalu
banyaknya
dopaminergikterlalu
aktivitas
banyaknya
dopamine,
atau
kombinasi
mekanisme tsb
Traktus dopaminergik dalam system saraf
pusat :
Traktus nigrostriatalgejala motorik,
mood
Traktus
mesolimbik-
mesokortikalemosi
Traktus
tuberoinfundibularinhibisi
prolaktin hipofifi anterior
Peningkatan
aktivitas
norepinefrin, hilangnya GABA
serotonin,
Penurunan
ukuran
daerah
amigdala,
meliputi
waham,
halusinasi,
disorganisasi
berupa
penyerangan
secara
fisik
atau
verbal
atau
kurang
dari
sebulan
jika
pengobatan
berhasil.
1. Waham
2. Halusinasi
3. Bicara disorganisasi
4. Perilaku disorganisasi atau katatonik yang jelas
5. Simptom negatif contohnya afek datar, alogia atau
avolition
Dapat hanya 1 gejala bila dijumpai waham bizarre atau
halusinasi
dengar
berupa
mengkomentari
perilaku
gangguan
perkembangan
pervasif,
berlebihan,
tetapi
waxy
tidak
oleh
posturing,
seperti
gerakan
yang
stereotipik,
waham,
halusinasi,
disorganisasi
gangguan
seperti
yang
keyakinan
yang
aneh,
pengalaman
atau
delusionof passivity
c. Halusinasi suara (berupa komentar terus-menerus
atau mendiskusikan tentang pasien).
d. Waham menetap jenis lain yang tidak sesuai dengan
budaya.
2. Minimal terdapat ua gejala dari gejala-gejala di bawah
ini, apabila semua gejala di atas tidak ditemukan yaitu:
e. Halusinasi yang menetap
f. Arus pikir terputus atau mengalami sisipan sehingga
inkoheren atau pembicaraan yang tidak relevan
g. Perilaku katatonik
h. Gejala negative
3. Gejala-gejala tersebut di atas (gejala a,b,c,d,e,f,g,h)
khas dan berlangsung 1 bulan atau lebih. Kriteria ini
tidak dapat digunakan apabila penderita masih fase
prodromal dari skizofrenia.
4. Skizofrenia tidak dapat ditegakkan jika terdapat: gejalagejala depresif atau manic secara luas, penyakit otak
yang nyata atau epilepsi (penyakit otak lain), intoksikasi
atau withdrawal zat.
5. Apabila gejala skizofrenia dan gejala afektif bekembang
bersama-sama secara seimbang dan sama banyak
maka gangguan tersebut dikenal dengan Gangguan
skizoafektif.
Tipe Skizofrenia menurut PPDGJ III
1. Tipe Paranoid (F20.0)
a. Merupakan tipe skizofrenia yang
paling
sering
ditemukan.
b. Gambaran klinisnya didominasi oleh waham stabil
disertai halusinasi dan gangguan persepsi.
c. Kriteria diagnosis:
halusinasi atau waham harus menonjol
gangguan afektif, dorongan kehendak
dan
bunyi
tawa.
Halusinasi
penciuman
atau
kegelisahan,
rigiditas,
waxy
outomatisme.
c. Apabila
pasien
posturing,
fleksibilitas,
tidak
negativism,
atau
komunikatif
command
sementara
dan
telah
menimbulkan
sindrom
negative.
Tidak terdapat dimensia, penyakit otak organic
atau depresi kronis.
6. Tipe Simpleks (F20.6)
a. Simpton negative bersifat
berlahan-lahan
progresif.
b. Tidak terdapat waham atau halusinasi
c. Kurang nyata gejala psikotik jika
dengan skizofrenia tipe lain
tetapi
dibandingkan
d. Simpton negative timbul tanpa didahului oleh gejalagejala psikotik yang nyata.
7. Tipe Depresi Pasca Skizofrenia (F20.4)
a. Skizofrenia sudah berlangsung selama 12 bulan (I
tahun)
b. Gejala skizofrenia masih tetap ada
c. Terdapat gejala-gejala depresif yang menonjol dan
mengganggu,
memenuhi
episode
depresif
dan
bergema
dlm
kepalanya
dari
luar
masuk
ke
dalam
oleh
bermakna
khas
bagi
disertai
baik
oleh
waham
yang
kandungan
afektif
yang
jelas,
ataupun
terjadi
setiap
hari
selama
tubuh
ttt
atau
fleksibilitas
cerea,
jarang
menumpul
dan
atau
respons
tidak
emosional
yang
biasanya
yang
wajar,
kebenaran
pikiran
5.Tidak dpt dirubah oleh orang lain, sekalipun dg jalan
yg logis dan rasional
Psikiatri : Simtomatologi II, FK UNDIP
Psikiatri : Simtomatologi II, FK UNDIP
Anamnesis
I. Data identifikasi
II. Keluhan utama
III. Riwayat penyakit sekarang
Onset
Faktor pencetus
IV. Penyakit sebelumnya
Psikiatrik
Medis
Riwayat alkohol dan zat lain
V. Riwayat pribadi
Prenatal dan perinatal
Masa anak-anak awal (sampai 3 tahun)
Masa anak-anak pertengahan (3-11 tahun)
Masa anak-anak akhir (puberitas sampai masa
remaja)
Masa dewasa
1. Riwayat pekerjaan
2. Riwayat perkawinan dan hubungan
3. Riwayat militer
4. Riwayat pendidikan
5. Keagamaan
6. Aktivitas Sosial
7. Situasi hidup sekarang
8. Riwayat hukum
Riwayat psikososial
Riwayat keluarga
Mimpi, khayalan, nilai hidup
Teknik wawancara yang umum
1. Dapatkan rapport seawal mungkin pada
wawancara
2. Tentukan keluhan utama pasien
3. Gunakan
keluhan
utama
untuk
mengembangkan diagnosis banding sementara
4. Singkirkan dan masukan berbagai kemungkinan
diagnostik dengan menggunakan pertanyaan
yang terpusat dan terperinci
Format
menata
mudah
dan
menangkap
dan
sistematik
sehingga
mengkomunikasikan
kompleksitas
situasi
membantu
informasi
klinis,
klinis,
dan
diagnosis
gangguan
jiwa,
4. Terapi
Farmakoterapi
Psikoterapi
Terapi sosial
Terapi okupasi
Lain-lain
5. Tindak-lanjut
Evaluasi terapi
Evaluasi diagnosis
Lain-lain
(Buku saku
PPDGJ-III)
diagnosis
gangguan
jiwa,
100-91
90-81
80-71
70-61
60-51
50-41
40-31
(missal,
kadang-kadang
pelajaran sekolah)
tertinggal
dalam
30-21
20-11
10-1