You are on page 1of 3

1.

Definisi
Osteomielitis adalah suatu penyakit infeksi yang terjadi pada tulang. Infeksi
yang mengenai tulang lebih sulit disembuhkan daripada infeksi yang terjadi pada
jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi,
tingginya tekanan jaringan, dan pembentukan tulang baru di sekeliling jaringan tulang
mati atau involukrum. (brunner & suddart, 2000)
Osteomielitis adalah infeksi tulang. Infeksi tulang lebih sulit disembuhkan
daripada infeksi jaringan lunak karena terbatasnya asupan darah, respon jaringan
terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan infolukrum
(pembentukan tulang baru dijaringan tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi
masalah kronis yang akan mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan
kehilangan ekstremitas.
Infeksi bisa disebabkan olehpenyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus
infeksi ditempat lain (misal tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi, infeksi
saluran nafas atas). Osteomielitis akaibat penyebaran hematogen biasanya terjadi
ditempat dimana terdapat trauma atau dimana terdapat resistensi rendah,
kemungkinan akibat trauma suubklinis (tidak jelas).
Osteomielitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak
(misalnya ulkus dekubitus yang terinfeksi atau lkus vaskuler) atau kontaminasi
langsung tulang (misalnya fraktur terbuka, cedera traumatik seperti luka tembak,
pembedahan tulang).
Pasien yang berisiko tinggi mengalami osteomielitis adalah mereka yang
nutrisinya buruk, lansia, kegemukan, atau penderita diabetes. Selain itu, pasien yang
menderita artritis reumaoid, telah dirawat lama dirumah sakit, mendapat terapi
kortikosteroid jangka panjang, menjalani pembedahan sendi sebelum operasi
sekarang, atau sedang mengalami sepsis rentan, begitu pula yang menjalani
pembedahan ortopedi lama, mengalami infeksi luka, mengeluarkan pus, mengalami
nekrosis insisi marginal atau dehisensi luka, atau memerlukan evakuasi hematoma
paska operasi.

Page 1

Osteomielitis Pada Sistem Muskuloskeletal

Staphylococcus aureus merupakan ppenyebab 70-80% osteomyelitis,


organisme patogenik laiinya yang sering dijumpai yaitu proteus, pseudomonas, dan
escherichia coli. Infeksi dapat terjadi melalui :
1. Penyebaran hematogen dari fokus infeksi di tempat lain : tonsil yang
terinfeksi, infeksi gigi, infeksi saluran nafas bagian atas
2. Penyebaran infeksi jaringan lunak : ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus
vaskular
3. Kontaminasi langsung dengan tulang : fraktur terbuka, cedera traumatik (luka tembak,
pembedahan tulang.
2. Epidemiologi
3. Patogenesis
4. Manifestasi klinis
Jika infeksi dibawa oleh darah, biasanya awitannya mendadak, sering terjadi
dengan manifestasi klinis septikemia (misalnya menggigil, demam tinggi, denyut nadi
cepat, dan malaise umum). Gejala sistemik pada awalnya dapat menutupi gejala lokal
secara lengkap. Setelah infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang, akan
mengenai periosteum dan jaringa lunak, dengan bagian yang terinfeksi menjadi nyeri,
bengkak, dan sangat nyeri tekan. Pasien menggambarkan nyeri konstan berdenyut yang
semakin memberat dengan gerakan dan berhubungan dengan tekanan pus yang
berkumpul.
Bila osteomielitis terjadi akibat penyebaran dari infeksi disekitarnya atau
kontaminasi langsung, tidak akan ada gejala septikemia. Daerah infeksi membengkak,
hangat, nyeri dan nyeri tekan.
Pasien dengan osteomielitis kronik ditandai dengan pus yang selalu mengalir
keluar dari sinus atau mengalami periode berulang, nyeri, inflamasi, pembengkakan, dan
pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah dapat terjadi pada jaringan parrut akibat
kurangnya asupan darah.
5. Penegakan Diagnosa
6. Penatalaksanaan
Daerah yang terkena harus diimobilisasi untuk mengurangi ketidaknyamanan dan
mencegah terjadinya fraktur. Dapat dilakukan rendaman saline hangat selama 20 menit
beberapa kali per hari untuk meningkatkan aliran darah.
Sasaran awal terapi adalah mengontrol dan menghentikan proses infeksi. Kultur
darah dan swab dan kultur abses dilakukan untuk mengidentifikasi organisme dan
memilh antibiotika yang terbaik. Kadang, infeksi disebabkan oleh lebih satu dari
patogen.
Page 2

Osteomielitis Pada Sistem Muskuloskeletal

Begitu spesimen kultur telah diperoleh, dimulai pemberian terapy antibiotika


intravena, dengan asumsi bahwa dengan infeksi staphylococcus yang pekat yang peka
terhadap penisilin senisintetik atau sefalosporin. Tujuannya adalah mengontrol infeksi
sebelum aliran darah ke daerah tersebut menurun akibat terjadinya trombosis. Pemberian
dosis antibiotika terus menerus sesuai waktu sangat penting untuk mencapai kadar
antibiotika dalam darah yang terus menerus tinggi. Antibiotika yang paling sensitif
terhadap organisme penyebab yang diberikan bila telah diketahui biakan dan
sensitifitasnya. Bila infeksi tampak telah terkontrol, antibiotika dapat diberiakan per oral
dan dilanjutan sampai tiga bulan. Untuk meningkatkan absorepsi antibiotika oral, jangan
diminum bersama makanan.
Bila pasien tidak menunjukan respon terhadap terapy antibiotika, tulang yang
terkena harus dilakukan pembedahan, jaringan kurulen dan nekrotik diangkat dan daerah
itu diirigasi secara langsung dengan larutan salin fisiologis steril. Terapy antibiotika
dilanjutakan.
Pada osteomyelitis kronik, antibiotika merupakan ajuvan terhadap debridemen
bedah. Dilakukan sequestrektomi (pengangkatan infolukrum secukupnya supaya ahli
beda dapat mengangkat sequestrum). Kadang harus dilakukan pengaangkatan tulang
untuk memajankan rongga yang dalam menjadi cekungan yang dangkal (saucerijation).
Semua tulang dan kartilago yang terinfeksi dan mati diangkat supaya dapat terjadi
penyembuhan yang permanen.
Luka dapat ditutup rapat untuk menutup rongga mati (deacspace) atau dipasang
tampon agar dapat diisi oleh jaringan granulasi atau dilakukan grafting dikemudian hari.
Dapat dipasang drainase berpenghisap untuk mengontrol hematoma dan membuang
depristitik dapat diberikan irigasi larutan salin normal selama tujuh sampai delapan hari.
Dapat terjadi infeksi samping dengan pemberian irigasi ini.
Rongga yang debridemen dapat diisi dengan grafet tulang kanselus untuk
merangsang penyembuhan. Pada defek yang sangat besar, rongga dapat diisi dengan
transfer tulang berpembuluh darah atau flap otot (dimana suatu otot diambil dari jaringan
sekitarnya namun dengan pembuluh darah yang utuh). Teknik bedah mikro ini akan
meningkatkan asupan darah perbaikan asupan darah kemudian akan memungkinkan
penyembuhan tulang dan eradikasi infeksi. Prosedur bedah ini dapat dilakukan secara
bertahap untuk menyakinkan penyembuhan. Debridemen bedah dapat melemahkan
tulang, yang kemudian memerlukan stabilisasi atau penyokong dengan fiksasi interna
atau alat penyongkong eksterna untuk mencegah terjadinya pata tulang.
7. Komplikasi
Page 3

Osteomielitis Pada Sistem Muskuloskeletal

You might also like