You are on page 1of 8

1.

Anatomi Sistem Darah

Darah adalah suatu jaringan tubuh yang terdapat di dalam pembuluh darah yang
warnanya merah.warna merah itu keadaannya tidak tetap bergantung pada banyak
oksigen dan karbon dioksida di dalamnya. Darah yang banyak mengandung karbon
dioksida berwarna merah tua. Adanya oksigen dalam darah diambil dengan jalan
bernapas, dan zat ini sangat berguna paada peristiwa pembakaran/metabolisme di
dalam tubuh. Viskositas atau kekentalan darah kental lebih daripada air yang
mempnayi berat jenis (BJ) 1,041-1,067, temperature 38o C, dan pH 7,37-7,45.
Pada tubuh orang yang sehat atau orang dewasa terdapat darah sebanyak kira-kira 1/ 13
dai berat badan atau kira-kira 4 sampai 5 liter. Keadaan jumlah tersebut pada tiap-tiap
orang tidak sama, bergantung pada umur, pekerjaan, keadaan jantung atau pembuluh
darah (Syaifuddin, 2006).

Fungsi darah

Fungsi darah terdiri atas:


1. Sebagai alat pengangkut yaitu,
a. Mengambil oksigen/zat pembakaran dari paru-paru untuk diedarkan kesluruh
jaringan tubuh.
b. Mengangkat karbondioksida dari jaringan untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
c. mengambil zat-zat makanan dari usus halus untuk diedarkan dan dibagikan ke
seluruh jaringan/alat tubuh.
d. Mengangkat/maengeluarkan zat-zat yang tidak berguna bagi tubuh untuk
dikeluarkan melalui kulit dan ginjal.
2. Sebagai pertahanan tubuh terhadap serangan penyakit dan racun dalam tubuh dengan
perantaran leukosit dan antibodi/ zat-zat anti racun.
3. Menyebarkan panas keseluruh tubuh.
Jika darah dilihat begitu saja maka ia merupakan zat cair yang warnanya merah, tetapi
apabila dilihat dibawah mikroskpp maka nyatalah bahwa dalam darah terdapat benda-
benda kecil bundar yang disebut sel-sel darah. Sedang caran berwarna kekuning-
kunigan disebut plasma (Syaifuddin, 2006).

Darah terdiri dari dua bagian yaitu:


1. Sel-sel darah
a. Eritrosit (sel darah merah)
b. Leukosit (sel darah puti)
c Trombosit (sel pembeku darah)
2. Plasma darah

Eritrosit (sel darah merah)


Bentuknya sepertti cakram /bikonkaf dan tidak mempunyai inti. Ukuran diameter kira-
kira 7,7 unit (0.007 mm), tidak dapat bergerak. Banyaknya kira-kira 5 juta dlam I mm 3 (4
1
/2 juta). Warnanya kuning kemerah-merahan, karena didalamnya mengadung oksigen.
Fungsinya, mengikat oksigen dari paru-paru untuk diedarka ke seluruh jaringan tubuh
untuk dikeluarkan melalui paru-paru.
Sel darah merah di dalam tubuh dibuat di dalam sum-sum tulang merah, limpa dan hati,
yang kemudian akan beredar didalam tubuh selama 14-15 hari, setelah itu akan mati.
Hemoglobin yang keluar dari eritrosit yang mati akan akan terurau\ menjadi dua zat yaitu
hematin yang mengandung Fe yang terdapat di dalam eritrosi yang berguna untuk
mengikat oksigen dan karbon dioksida. Jumlah normal pada orang dewasa kira-kira 11,5-
15 gram dala 100cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0%(Syaifuddin,
2006).

Leukosit (sel darah putih)


Bentuk dan sifat leukosit berlainan dengan eritrosit apabila kita lihat dibawah mikroskop
maka akan terlihat bentuknya yang dapat berubah-ubah dan dapat bergerk dengan
perantaraan kaki palsu (pseudopodia), mempunyai bermacam-macam inti sel sehingga ia
dapat dibedakan menurut inti selnya, warnanya bening(tidak berwarna), banyaknya
dalam 1 mm3 darah kira-kira 6000-9000.
Fungsinya sebagai serdadu tubuh yaitu membunuh dan memakan bibit penyakit/bakteri
yang masuk ke dalam RES(system retikuloendotel), tempat pembiakannya didalam limpa
dan kelenjar limfe; sebgaia pengangkut yang mengangkut atau membawah zat lemak dari
dinding usus melalui limpa terus ke pembuluh darah. Sel leukosit di samping berada did
lam pembuluh darah juga terdapat diseluruh jaringan tubuh manusia. Pada kebanyakan
penyakit disebabkan oleh masuknya kuman/infeksi maka jumlah leukosit yang ada si
dalam darah akan lebih banyak dari biasanya.
Hal ini disebabkan sel leukosit yag biasanya tinggal di dalam kelenjar limfe, selarang
beredar di dalam darah untuk mempertahankan tubuh dar serangan penyakit tersebut. Jika
jumlah leukosit dalam darah melebihi 10000/mm 3 disebut leukositosis dan kurang dari
dari 6000/mm3 disebut leukopenia.

Macam-macam Leukosit
1. Agranulosit, sel leukosit yang tidak mempunyai granula di dalamnya, yang terdiri
dari:
a. Limfosit, macam leukosit yang dihasilkan dari jaringan RES dan kelenjar life,
bentuknyaada yang besar dan ada yang kecil, dai dalam sitoplasmanya tidak
terdapat granula dan intinya besar, banyaknya 20%-25% dan fungsinya
membunuh dan memakan bakteri yang masuk ke dalam jaringan tubuh.
Peningkatan limfosit terdapat pada leukemia limfositik, infeksi virus, infeksi
kronik, penyakit Hodkin’s, mieloma multiple, dan hipofungsi adrenokortikal.
Penurunan limfosit terdapat pada penderita kanker, leukemia myeloid, hiperfungsi
adrenokortikal, anemia aplastik, agranulositosis, gagal ginjal, scleosis multiple,
sindrom nefrotik, dan SLE.
b. Monosit, terbanyak dibuat di sum-sum tulang merah. Lebih besar dai limfosit,
fungsinya sebagai fagositosis dan banyaknya 34%. Dibawah mikroskop terlihat
bahwa protoplasmanya lebar, wanra biru sedikit abu-abu mempubyai bintik-bintik
sedikit kemerahan. Inti selnya bulat atau panjang, warnanya lembayung mudah.
Peningkatan monosit terdapat pada infeksi viral, penyakit parasit, leukemia
monosit, kanker dan penyakit kolagen.
Penurunan monosit terdapat pada leukemia limfosit dan anemia aplastik.
Granulosit disebtu juga leukosit granular terdiri dari :
a. Neutrofil atau polimorfonukleat leukosit, mempuyai inti sel yang kadang-kadang
seperti terpisah-pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus/bergranula,
banyaknya 60-70%.
Peningkatan neutrofil biasanya pada kasus infeksi akut, penyakit radang,
kerusakan jaringan (AMI), penyakit Hodkin’s, hemolitik pada bayi baru lahir,
apendiksitis akut, dan pankreatitis akut.
Penurunan neutrofil terdapat pada infeksi virus, leukemia, agranulositosis, anemia
aplastik, dan anemia defisiensi besi.
b. Eusinofil, ukuran dan bentuknya hamper sama dengan neutrofil tetapi granula
dalam sitoplasmanya lebih besar, banyaknya kira-kira 24%.
Peningkatan eusinofil terdapat pada peristiwa alergi, infeksi parasit, flebitis,
kanker pada tulang, otak, testis, dan ovarium.
Penurunan eusinofil ditenukan pada hiperfungsi adrenokortikal, stress, shock dan
luka baker.
c. Basofil, sel ini kecil dari eusinofil dan bentuknya hamper sama tetapi mempunyai
inti yang bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula
besar. Banyaknya setengah bagian dari sum-sum merah (Syaifu.
Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi, leukemia, dan fase
penyembuhan infeksi.
Penurunan basofil terdapat pada penderita stress, reaksi hipersensitif dan
kehamilan (Sutedjo, 2007).
Trombosit
Adalah komponen sel darah yang dihasilkan oleh jaringan hemopoetik, dan berfungsi
utama dalam proses pembekuan darah.
Penurunan sampai dibawah 100.000/Mcl berpotensi terjadi perdarahan dan hambatan
pembekuan darah

1. Pengkajian dan pemeriksaan diagnostik pada penyakit hematologi


. Data yang paling penting yang harus digali, baik melalui anamnesis maupun
pemeriksaan fisik meliputi antara lain :

DATA DEMOGRAFI
- Usia (data dasar, ada beberapa penyakit darah yang menyebabkan klien tidak
berusia panjang).
- Golongan darah (untuk memperoleh kecocokan dengan donor darah klien dan
untuk keperluan transfusi darah).
- Tempat tinggal (untuk mengetahui lingkungan klien, ada beberapa penyakit
hematologi yang dikaitkan dengan lingkungan).

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


- Mengkaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan
seperti yang dialami klien.
- Adanya gangguan tertentu yang yang berhubungan langsung dengan hematologi
seperti perdarahan dan anemia.

MASALAH KESEHATAN SEKARANG


1. Tanda-tanda infeksi seperti demam dan menggigil  ditemukan pada klien
dengan leukemia, limfoma, dan multiple mieloma
2. Perdarahan
 Epistaksis, perdarahan gusi, patekia, ekimosis, dan menoragi 
ditemukan pada klien dengan trombositopenia, leukemia dan gangguan
pembekuan.
 Hematrosis  ditemukan pada klien dengan defisiensi faktor pembekuan.
3. Warna kulit
 Pucat  ditemukan pada klien anemia
 Ikterik/jaudice  ditemukan pada klien dengan hemolisi.
4. Dispenia, Nyeri dada, dan ortostasis  ditemukan pada klien dengan anemia.
5. Pica  ditemukan pada klien dengan anemia kekurangan zat besi.
6. Perut terasa penuh, mudah kenyang  menunjukkan adanya splenomegali.
7. Alkholik, kekurangan gizi, vegetarian  ditemukan pada anemia megaloblastik.
8. Neurologi
Sakit kepala dengan gangguan neurologis  ditemukan pada klien dengan
leukostatis, trombositopenia, atau trombosis.
9. Pruritus  ditemukan pada klien dengan polisitemia dan penyakit Hodgkin.

RIWAYAT KESEHATAN KLIEN


Perawat mengkaji kondisi yang pernah dialami oleh klien yang berhubungan
dengan gangguan sistem hematologi seperti berikut ini :
 Keganasan, kemoterapi  dapat menyebabkan terjadinya leukemia atau
mielodisplasia.
 Risiko tinggi HIV  dapat menyebabkan terjadinya anemia dan
trombositopenia.
 Hepatitis  dapat menyebabkan anemia.
 Kehamilan  dapat menyebabkan terjadinya anemia dan sindrom HELLP
(hemolisys elevated liver enzyme and low platelet count).
 Trombosit vena  dapat menyebabkan terjadinya trombopilia.

PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan daerah kepala, telinga, mata, hidung, dan tenggorokan didapatkan :
 Konjungtiva anemis, mukosa pucat  anemia.
 Joundice/ ikterik  hemolisis, hiperbilirubinemia.
 Petekia  trombositopenia.
 Glositis (peradangan pada lidah)  anemia defisiensi zat besi, anemia
defisiensi vitamin B12.
 Limfadenopati  limfoma.
2. Sistem Integumen
 Pucat  anemia.
 Joundice  hiperbilirubinemia.
 Koilonisia (kaku seperti sendok)  anemia defisiensi zat besi,.
 Ekimosis dan petekie  trombositopenia.
3. Sistem Kardiovaskular
 Takikardi, S4  anemia berat dengan gagal jantung.
4. Abdomen
 Splenomegali  polisitemia,limfoma.
5. Sistem Neurologi
 Kehilangan sensasi getar (vibration sense)  anemia megaloblastik
6. Sistem muskuloskeletal
 Nyeri tulang/ tenderness  mieloma multiple.

PEMERIKSAAN DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan hal penting dalam perawatan klien di
rumah sakit sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari rangkaian
pengobatan dan perawatan. Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi
hal-hal berikut ini :
1. Hitung sel darah lengkap (CBC) : meliputi perhitungan jumlah
sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit permilimeter kubik darah
vena, dalam darah (mis, persentase polimorfonuklear,presentase limfosit).
a. Hitung platelet : bila nilainya < 10.000/mm3 maka terdapat resiko
terjadinya perdarahan spontan. Bila nilainya < 50.000/mm3, maka resiko
perdarahan meningkat pada trauma dan pembedahan. Bila nilainya >
2.000.000/mm3 maka terdapat resiko tinggi trombosis. (Handayani, 2008)
 Hitung Neutrofil : bila nilainya < 500/mm3 maka terdapat resiko
tinggi infeksi.
 Hitung Jenis Leukosit : adalah perhitungan jenis leukosit yang ada
dalam darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh
jumlah leukosit
2. Pemeriksaan Hct : bila nilainya > 70 % artinya terdapat
indikator untuk dilakukan flebotomi dengan segera.
3. PT (Protrombin Time) : bila nilainya < 1,5 x kontrol, maka
tidak ada resiko perdarahan. Akan tetapi, bila nilainya <2,5 x kontrol dapat
terjadi resiko tinggi perdarahan spontan. Pada pemeriksaan PTT : bila
nilainya 1,5 x kontrol maka tidak ada resiko tinggi terjadinya perdarahan
spontan.
4. waktu perdarahan : bila nilainya > 20 menit, maka terdapat
resiko tinggi terjadi trombosis spontan.
5. Tes Analisis Pembekuan Darah : pemeriksaan terhadap
komponen-komponen yang berpengaruh terhadap proses pembekuan
darah, meliputi faktor I s/d XIII. (Sutedjo, 2008)

2. Biopsi Limpa
Pemeriksaan ini memperlihatkan proliferase sel leukemia dan sel yang
berasal dari jaringan limpa yang terdesak, seperti limfosit normal, RES,
granulosit, dan pulp cell.

3. Pungsi Sumsum Tulang


Pungsi sumsum tulang merupakan pengambilan sedikit cairan sumsum
tulang, yang bertujuan untuk penilaian terhadap simpanan zat besi,
mendapatkan spesimen untuk pemeriksaan bakteriovirologis (biakan
mikrobiologi), untuk diagnosa sitomorfologi/ evaluasi produk pematangan sel
asal darah. Tempat yang biasanya digunakan aspirasi untuk pungsi sumsum
tulang adalah spina iliaka posterior superior (SIPS), krista iliaka, spina iliaka
anterior superior (SIAS), sternum di antara iga ke-2 dan ke-3 midsternal atau
sedikit di kanannya (jangan lebih dari 1 cm), spina dorsalis/prosesus spinosus
vertebra lumbalis.

4. Pungsi Vena
Pungsi Vena merupakan uji hematologis yang sering dilakukan pada
darah vena yang biasanya diperoleh dari vena antekubital. Prosedur ini sama
dengan mengambil spesimen darah. Tujuan : untuk mengumpulkan darah,
memasukan obat, memulai infus IV, atau menginjeksi bahan kontras untuk
pemeriksaan sinar X dari bagian atas sistem tubuh atau menginjeksi substansi
untuk uji nuklir.
5. Biopsi Sumsum Tulang
Merupakan metode pemeriksaan sistem hematologi dengan cara
mengambil sedikit jaringan yang berada dalam sumsum tulang. Tujuan dari
biopsi ini adalah untuk menilai seluleritas sumsum tulang, untuk menentukan
adanya keganasan hmatologi dan non hematologi (metastasis), menentukan
adanya fibrosis sumsum tulang.
6. Flebotomi
Flebotomi merupakan suatu tindakan menurunkan volume darah dengan
cara mengeluarkan melalui pembuluh vena secara bertahap dan cepat. Tujuan
nya adalah untuk menghilangkan distres. (Handayani, 2008)

2. Intervensi keperawatan, pemeriksaan diagnostik sistem hematologi


Sebelum pemeriksaan diagnostik akan menyebabkan rasa cemas dan takut :
1. Jelaskan prosedur pemeriksaan diagnostik
2. Jelaskan sifat, ketidaknyamanan, dan keterbatasan aktivitas sehubungan
dengan prosedur pemeriksaan diagostik
3. Dukung pasien dan keluarganya mengekspresikan kecemasannya.
4. Lakukan promosi relaksasi dan kenyamanan nyeri
5. Berikan informasi tentang nyeri, penyebab nyeri, seberapa lama akan
berlangsung dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur.
Selama pemeriksaan diagnostik, kebanyakan pemeriksaan akan menyebabkan nyeri
6. Hadir di dekat pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan
aktivitas lain untuk membantu relaksasi, menyarankan klien nafas dalam.
7. Bantu klien untuk lebih berfokus pada hal yang lain daripada nyeri yang
dirasakan
8. Pastikan pemberian analgesia prapenanganan dan atau strategi
nonfarmakologis sebelum dilakukan prosedur yang menimbulkan nyeri.
Sesudah pemeriksaan diagnostik, dapat menyebabkan nyeri dan memungkinkan
adanya resiko perdarahan.
9. Lalukan pengkajian nyeri pasien yang komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, awitan/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau keparahan
nyeri dan faktor presipitasinya.
10. Instruksikan pasien untuk mengiformasikan kepada perawat jika
pengurangan nyeri tidak dicapai.
11. Jika terjadi perdarahan, jaga pasien tetap beristirahat selama terjadi
perdarahn.
12. Gunakan jarum kecil bila melakukan pemberian obat melalui injeksi.
13. observasi adanya gejala perdarahan internal.

3. Tanda dan Gejala yang sering menyertai penyakit/ gangguan darah.


a. Leukemia
Gejala yang khas leukemia secara umum :
 Pucat
 Panas
 Splenomegali
 Hepatomegali
 Limfadenopati
 Perdarahan dapat berupa ekimosis, petekia, epitaksis, dan perdarahan
gusi
 Gejala yang tidak khas
 Sakit/ nyeri sendi atau sakit tulang disalahtafsirkan sebagai reumatik
 Lesi purpura pada kulit
 Efusi pleura
 kejang
b. Anemia
 Sistem kardiovaskular : lesu, cepat lelah, takikardi, sesak nafas, saat
beraktivitas, angina pectoris dan gagal jantung.
 Sistem saraf : sakit kepala, pusing, telinga mendenging
 Sistem urogenital : gangguan haid dan libido menurun
 Epitel : warna pucat pada kulit dan mukosa, elastisitas kulit
menurun, serta rambut tipis dan halus.
c. Hemofilia
 Perdarahn berlebihan secara spontan setelah luka ringan
 Pembengkakan
 Nyeri
 Kkelainan-kelainan degenaratif pada sendi
 Perdarahan gastrointestinal
DAFTAR PUSTAKA

- Handayani, Wiwik dan Andi Sulistyo Haribowo. 2008. Asuhan Keperawatan


pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Salemba Medika.
Jakarta
- Sutedjo, AY. 2008. Buku Saku Mengenal Penyakit melalui Hasil Laboratorium.
Amara Books. Yogyakarta
- Syaifuddin. 2006. Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. EGC.
Jakarta
- Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia. Yrama Widya.
Bandung.

You might also like