Professional Documents
Culture Documents
Tujuan:
Mempelajari metode perubahan zat warna menggunakan metode kolorimetri.
II.
Dasar Teori
Kolorimetri adalah suatu metode anaisa kimia yang didasarkan pada
tercapainya kesamaan besaran warna antara larutan sampel dengan larutan standar
dengan menggunakan sumber cahaya polikromatis dan detector mata. Metode ini
didasarkan pada penyerapan cahaya tampak dan energi radiasi lainnya oleh suatu
larutan.
Analisis Kolorimetri merupakan suatu analisis yang didasarkan pada
perubahan
konsentrasi
suatu
komponen
di
dalam
suatu
sistem
yang
senyawa berwarna dengan menambah reagen yang tepat. Sehingga warna itu
melekat dalam penyusun yang diinginkan, dimana intensitasnya dapat
dibandingkan dengan warna yang diperoleh dengan menangani kuantitas dari zat
tersebut.
Warna yang tampak dari cahaya bermacam-macam. Hal ini disebabkan
karena adanya radiasi dari panjang gelombang yang bermacam-macam. Misalnya
cahaya putih. Cahaya putih tersusun atas gelobang yang berbeda dan pada
umumnya tampak pada rentang gelombang 400-760 nm. Warna yang tampak pada
mata kita diakibatkan adanya cahaya penyerapan pemantulan dan penerusan
cahaya oleh benda yang kita lihat.
Meotde ini juga dapat digunakan dalam penentuan komponen zat
berwarna, namun dengan menggunaan reagen pewarna yang sesuai dapat
menghasilkan senyawa berwarna yang merupakan fungsi dari dari kandungan
komponennya. Jika telah tercapai kesamaan warna berat jumlah molekul zat
penyerap yang dilewati sinar pada kedua sisi tersebut telah sama dan ini menjadi
dasar perhitungan. Contoh: Larutan nitrit dibuat berwarna dengan pereaksi sulfani
-acl
atau
log
Io
=acl
, dimana a= absorptuisitas yang merupakan
It
karakteristik dari tiap zat, c adalah konsentraso zat (mol/dm3) dan l merupakan
tebal medium.
Hukum Beer-Lambert ini hanya berlaku apabila:
1. Jika suatu berkas radiasi monokromatik yang sejajar jatuh pada medium
pengadsorbsi tegak lurus setiap lapisan yang sangat keecil maka akan
menurunkan intensitas berkas.
Warna ditransisikan
UV
Violet
Biru
Hijau-Biru
Biru-Hijau
Hijau
Kuning-Hijau
Kuning
Jingga
Merah
IR=dekat
Warna Kompelementer
Kuning-hijau
Kuning
Jingga
Merah
Ungu
Biru-Ungu
Biru
Biru-Hijau
Biru-Hijau
-
dimana:
(konsentrasi)
grafik hubungan antara abornasi dan konsentrasi
III.
IV.
MSDS
1. Asam Oksalat
Nama resmi
Berat Molekul
Warna
Bentuk
Bau
Bahaya
: KMNO4
: 158.63 g/mol
: Ungu (gelap)
: padatan
: tidak berbau
: iritasi pada mata, kulit, terbakar pada suhu
Penanganan
tinggi
2. Metilen Blue
Berat molekul : 416.05 g/mol
Titik didih
:Titik Beku
: 190oc
Bahaya
: iritasi pada mata, kulit, pernafasan dan
pencernaan
Penanganan pertama : bilas bagian kulit yang terkena dengan air bersih dan
sabun untuk mencegah terjadinya iritasi pada kulit
V.
Skema Kerja
VI.
Cara Kerja
A. Penentuan Kadar KMNO4
1. Buat larutan KMNO4 dengan standar konsentrasi 1,2,3,5,10,15,20 ppm
2. Setiap larutan 5 ml KMNO4 standar dimasukkan dalam tabung reaksi yang
berbeda (tandai)
3. Berikan label skala 1-7 untuk tingkat intensitas warna yang ditunjukkan
(semakin tinggi semakin skalanya semakin pekat suatu intensitas)
4. Kurva standar KMNO4 dibuat dengan standar (x) vs skala warna (y)
5. Pengamatan warna pada sampel KMNO4 juga diberi skala dan perkiraan letak
skala warna sampel dalam kurva standar serta perkiraan rentang konsentrasi
KMNO4 yang terkandung dalam sampel.
B. Penentuan Kadar Metilen Blue
1. Buat Larutan metilen blue denga standar yang sama dengan KMNO4
2. Setiap larutan blue metilen standar dimasukkan dalam tabung reaksi yang
berbeda.
3. Berikan label skala 1-7 untuk intensitas warna
4. Buat kurva stanadar metilen blue standar (x) dan skala warna (y)
5. Pengamatan yang sama dengan larutan KMNO4 (sama dengan cara kerja A no
5)
VII.
Daftar Pustaka
Keenan, C.W.,dkk.1996.Kimia Untuk Universitas Jilid 1 Edisi Kelima.
Jakarta:Erlangga.
Khophar, S.M. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI-Press.
Day, R.A.Jr, Underwood. 1996. Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Chang,et al. 2011. General Chemistry: The Essential Concepts 6th Edition. USA:
Mc.Graw Hill