Professional Documents
Culture Documents
I. Pendahuluan
Letter of Credit adalah alat pembayaran yang dikenal baik secara nasional maupun
internasional. Di Indonesia, L/C merupakan salah satu alat pembayaran utama dalam
transaksi ekspor-impor.
“The use of the letter of credit as a tool to reduce risk has grown substantially
over the past decade. Letter of credit accomplish their purpose by substituting the credit
of bank for that of the customer, for the purpose of facilitating trade.”1
L/C walaupun telah menjadi salah satu alat pembayaran utama dalam bisnis, tapi belum
Pemerintah No.1 Tahun 1982 yang merupakan dasar hukum L/C di Indonesia tidak
mengatur secara rinci pedoman mengenai L/C, berikut pula peraturan Bank Indonesia
yang berfungsi sebagai peraturan pelaksana dari PP tersebut belum bisa menjelaskan
secara detail tentang L/C. Dalam dunia bisnis internasional juga demikian. Maka
mengenai L/C.
www.crfonline.org/cro/cro-9-2.html
1
Dalam transaksi L/C, Bank Indonesia mendukung2 agar semua L/C tunduk pada Uniform
Customs and Practice for Documentary Credits (UCP) yang diterbitkan oleh ICC, Paris
dan merupakan tatanan ketentuan L/C yang diterima secara Internasional. UCP yang
secara hukum tidak dapat disamakan kekuatan mengikatnya dengan produk hukum
legislatif atau produk hukum yudikatif tingkat nasional atau Konvensi tingkat
kalau para pelaku L/C mau tunduk pada ketentuan UPC, maka harus jelas dinyatakan
dalam kontraknya.3 Dengan demikian pemberlakuan ketentuan UPC sesuai dengan asas
Tetapi perlu diingatkan, bahwa pilihan hukum hanya dapat dilakukan dalam batasan
bahwa sistem hukum tersebut mempunyai keterkaitan yang relevan dengan kontrak.
Bilamana L/C tidak memuat klausul mengenai pilihan hukum, maka hakim harus
menentukan hukum nasional yang berlaku atas L/C dalam hal terjadi sengketa.
Berdasarkan teori tempat pelaksanaan kontrak, hukum yang berlaku adalah hukum
2
Surat Edaran Bank Indonesia No.26/34/ULN tanggal 17-12-1993 mengatakan L/C yang diterbitkan bank
umum boleh tunduk atau tidak pada UCP 1993 Revision, ICC Publication No.500. Tapi secara implisit
Bank Indonesia tetap menginginkan agar semua L/C yang diterbitkan bank umum tunduk pada UCP sebab
UCP merupakan satu-satunya ketentuan L/C yang berlaku secara Internasional.
3
UCP 500 article 1 Application of UCP The Uniform Customs and Practice for Documentary Credits,
1993 Revision, ICC Publication No.500, shall apply to all Documentary Credits (including to the extent to
which they may be applicable, Standby Letter(s) of Credit) where they are incorporated into the text of the
Credit. They are binding on all parties thereto, unless otherwise expressly stipulated in the Credit.
2
L/C merupakan kontrak baku (kontrak standar) yang berlaku secara Internasional. L/C
yang bentuknya menyimpang dari kontrak baku dan L/C yang sesuai dengan kontrak
perbankan atau kepentingan nasional suatu negara. Bila Perbankan atau kepentingan
negara menghendaki lain, maka kontrak baku dapat disimpangi untuk disesuaikan dengan
kepentingan tersebut.
L/C dibuat secara terpisah dari kontrak dasar dan dibuat untuk merealisasikan
dasarnya adalah kontrak penjualan. Jadi pelaksanaan L/C terpisah dari pelaksanaan
kontrak penjualan. Berkenaan dengan ini ada teori yang disebut Absolute Payment
Theory, yaitu dengan penerbitan L/C maka pembeli telah memenuhi kewajibannya
penjual hanya berhak mendapat pembayaran dari bank penerbit. Penjual tidak dapat
mutlak.
- Agency Theory:
Pembayaran L/C dilakukan oleh bank penerbit atau kuasanya hanya jika penjual
- Trust Theory:
3
Dana pembeli yang merupakan dana khusus, dibayarkan langsung kepada bank
penerbit untuk alat pembayaran kepada pemegang wesel apakah penerima atau bank
Letter of Credit atau biasa disingkat dengan L/C adalah janji dari bank penerbit untuk
membayar sejumlah uang kepada eksportir sepanjang ia dapat memenuhi syarat dan
Definisi menurut Bank Indonesia ini intinya mengatakan L/C adalah janji pembayaran.
Selain definisi dari Bank Indonesia, ada definisi lain mengenai L/C dari UCP yang
menyebutkan bahwa L/C adalah janji membayar dari bank penerbit kepada penerima
yang pembayarannya hanya dapat dilakukan kepada bank penerbit jika penerima
L/C. L/C ini berlaku secara internasional dan dapat digunakan untuk mengimpor barang
Adapula L/C yang berlaku nasional di Indonesia disebut dengan Surat Kredit
untuk mendorong ekspor non-migas. Disebut juga sebagai 4c Lokal, SKBDN digunakan
untuk transaksi dalam negeri sehingga semua pihak dan perpindahan barang harus
dilakukan di dalam negeri. SKBDN tidak boleh digunakan untuk mengimpor barang dari
4
luar negeri karena bertentangan dengan tujuan. Tetapi tetap teknis pelaksanaannya sama
L/C ini dapat diubah atau dibatalkan oleh bank penerbit setiap saat tanpa ada
Surat kredit yang tidak dapat diubah atau ditarik kembali atau dibatalkan tanpa
Selain itu ada jenis L/C yang dilihat dari sistem pembayarannya. Jenis L/C tersebut
adalah:
b. Acceptance L/C
http://www.perencanakeuangan.com
5
c. Negotiation L/C
e. Confirmed L/C
f. Transferable L/C
Dapat dialihkan oleh penerima kepada pemasok melalui perantara bank jika bank
g. Assignment L/C
Hak atas pembayaran L/C dapat diserahkan kepada pihak lain sesuai dengan
Selain itu ada jenis-jenis L/C yang tidak diatur dalam UCP, tetapi dalam praktek masih
Transaksi L/C ini melibatkan satu L/C sebagai pelindung untuk L/C yang lain
6
c. Revolving L/C
Standby L/C atau Guarantee L/C: Untuk menjamin pembayaran kembali pada oblige jika
obligor wanprestasi. Standby L/C harus memuat persyaratan minimal yaitu bersifat tidak
dapat diubah atau dibatalkan (irrevocable), keterikatan bank penerbit untuk membayar
atas pengajuan keterangan atau pernyataan yang menyatakan wanprestasi, tanggal jatuh
Standby L/C merupakan independent guarantee yang tidak tergantung pada kontrak
dasar.
Secara hukum, L/C merupakan kontrak independen yang terpisah dari kontrak dasarnya,
yaitu kontrak penjualan, dan permintaan penerbitan L/C. Jadi secara hukum, hambatan
semua dokumen terpenuhi, L/C wajib dibayar terlepas dari kenyataan bahwa barang
impor tidak sesuai dengan kontrak penjualan. Berhasilnya pelaksanaan L/C tergantung
Payment Theory yang mengatakan bahwa dengan penerbitan L/C, maka pembeli telah
7
IV. Hubungan hukum dalam transaksi L/C
Hubungan hukum didasarkan pada kontrak yang dinamakan permintaan penerbitan L/C.
sebagai kontrak
Hubungan hukum timbul atas dasar L/C yang diterbitkan bank penerbit dan disetujui
penerima.
d. Hubungan hukum antara bank penerbit dan bank penerus berdasarkan kontrak
keagenan
8
Hubungan hukum berdasarkan pada instruksi bank penerbit kepada bank penerus yang
pembayaran L/C
Hubungan hukumnya tergantung dari fungsi yang dilakukan oleh bank penerus. Bank
penerus dapat berfungsi sebagai bank penerus semata-mata, bank pengkonfirmasi, bank
Dalam praktek bank-bank umum Indonesia mengikuti definisi L/C menurut UCP. Hal ini
dikarenakan pada masa berlakunya Peraturan Pemerintah No.16 Tahun 1970, Bank
(HKPLLD) sebagai ketentuan pelaksanaan yang mengharuskan L/C yang diterima dari
luar negeri maupun yang diterbitkan di Indonesia ke luar negeri tunduk pada UCP.
Peraturan ini kemudian dicabut oleh Peraturan Pemerintah No.1 Tahun 1982. Sebagai
No.17/14/ULN tanggal 29 September 1984 yang mewajibkan L/C yang diterbitkan bank
devisa Indonesia tunduk pada ketentuan UCP 400. Kemudian muncul Surat Edaran Bank
9
pilihan kepada bank devisa untuk menentukan L/C yang diterbitkannya tunduk atau tidak
pada UCP 500. Pada prakteknya bank devisa tetap menundukkan diri pada UCP 500.
Selain itu beberapa peraturan dari Bank Indonesia yang mengatur mengenai L/C dapat
dilihat di:
- Keputusan Presiden No.24 Tahun 1998 tentang Penerbitan Jaminan Bank Indonesia,
serta penerbitan jaminan bank untuk penerimaan pinjaman luar negeri oleh Bank
Persero dan Bank Pembangunan Daerah yang telah diizinkan melakukan kegiatan
Format permintaan penerbitan L/C atau disebut dengan form of application atau
instruction to issue Letter of Credit yang umumnya baku secara internasional, meliputi
hal-hal berikut:
10
c. Tipe L/C
h. Tempat pengiriman barang, tempat muat barang, dan tempat tujuan barang
Hal-hal yang dimuat dalam permintaan penerbitan L/C ini adalah juga hal-hal yang
dibuat dalam L/C karena L/C merupakan perwujudan dari permintaan penerbitan L/C.
Format ini tidak mengikat secara hukum, dan format dapat disesuaikan dengan
Permintaan Pembukuan L/C yang memuat klausul yang menyimpang dari format baku
surveyor di negara asal barang atau pelabuhan muat barang terhadap impor Indonesia
11
yang nilainya di atas US$5.000,00 dan pernyataan bahwa L/C yang diterbitkan oleh bank
penerbit di Indonesia hanya dapat dialihkan ke negara ketiga atas persetujuan dari bank
penerbit di Indonesia. Selain itu, semua L/C yang diterbitkan oleh bank penerbit di
Indonesia yang menyimpang dari format baku, baik itu formulir permintaan penerbitan
L/C dan juga dalam L/C sendiri tetap saja diterima secara Internasional.
1. Faktur dagang
2. Dokumen transportasi:
3. Dokumen Asuransi
4. Dokumen lainnya:
12
C. Prosedur dasar pembentukan L/C:
Berikut adalah langkah-langkah dasar yang digunakan dalam transaksi L/C. Prosedurnya
sebagai berikut:5
beberapa macam kredit yang dibuat di bank untuk memenuhi jaminan tunai untuk
L/C.
termasuk semua instruksi dari pembeli kepada penjual untuk hal yang
pengiriman.
kepada penjual.
ditentukan di dalam L/C. Jika penjual tidak setuju dengan ketentuan yang ada,
www.crfonline.org/orc.cro-9-2.html
13
6. Syarat-syarat yang telah disepakati, penjual mengirimkan
dokumen. Jika dokumen tersebut sesuai dengan ketentuan yang telah diterapkan,
pembeli. Jika L/C telah ditetapkan, maka bank penasihat/penerus akan membayar
10. Jika bank penerbit pihak pembeli telah menerima dan meninjau dokumen, baik itu
(1) akan membayar apabila tidak ada ketidakcocokan; atau (2) menyampaikan
ibid
14
Bagi penjual untuk mengubah syarat-syarat yang ada di dalam irrevocable L/C harus
mengajukan permintaan perubahan L/C dari si pembeli. Proses perubahan L/C adalah
sebagai berikut:
a. Bagi penjual:
pihak pembeli. Bank dari pihak penjual akan mendampingi penjual dalam
penyelidikan tersebut.
ibid
15
2. Dalam banyak kasus, bank penerbit akan menentukan bank
keuangannya.
pihak penjual harus harus mau untuk memastikan L./C yang sudah
dikeluarkan oleh bank dari pihak pembeli. Jika bank penasihat menolak
dengan syarat L/C. Penjual harus memperhatikan setiap detil yang ada
dalam spesifikasi L/C, karena jika tidak teliti maka keamanan yang
kembali (irrevocable)
16
tetap mengingat tanggal kadaluarsa L/C sewaktu proses merubah L/C
berjalan.
dalam L/C dan tanggungan yang disebutkan dalam L/C adalah benar.
Biasanya asuransi menjamin CIF (cost, insurance and freight) dan harga
pembayaran.
b. Bagi pembeli:
singkat pembelian.
atau negosiasi ulang syarat-syarat yang ada dalam L/C dengan pihak
17
tipe yang sering digunakan, semua pihak harus menyetujui untuk merubah
isi dokumen.
contract)
penerbit.
persediaan.
dengan dasar barang-barang yang dikirim tidak sesuai dengan apa yang
18
9. Dokumen yang ditetapkan di dalam
L/C harus dimasukkan pada izin bea cukai (custom clearance) yang
dibutuhkan pembeli.
VII. Kesimpulan
Letter of Credit telah digunakan oleh para pihak dari seluruh dunia yang melaksanakan
memudahkan jalannya transaksi. Prosedur L/C yang berstuktur dan tidak bertele-tele
memberikan kemudahan bagi para pihak dalam berdagang. L/C akan memberikan
keuntungan penuh bagi pihak yang berkepentingan, jika mengikuti semua ketentuan yang
berlaku sebagai syarat dalam penerbitan L/C. Walaupun L/C bersifat independen, dan
terpisah dari kontrak dasarnya (yaitu kontrak penjualan antara penjual dengan pembeli),
jaminan pembayaran akan berjalan bila penjual telah melengkapi semua dokumen yang
menjadi syarat dalam L/C. Bank menjamin bahwa pihak yang mengirimkan barang
(penjual) telah mendapatkan pembayaran dari bank penerbit, berikut juga bank menjamin
pihak pembeli bahwa pembayaran L/C telah dilakukan sesuai prosedur dan dengan
jaminan bahwa dokumen yang diberikan oleh penjual ke bank adalah sebagai bukti
19