You are on page 1of 16

FORUM IPTEK

Vol 13 No. 03

TROUBLESHOOTING PADA GAS LIFT


Oleh : Ir. Edi Untoro. MT*)
INTISARI
Makalah ini menyajikan dasar dan aplikasi dari berbagai teknik troubleshooting gas lift
yang dipakai di operasi produksi pada lapangan Lake Maraicabo di Venezuela. Dengan
memadukan model-model fisik sederhana dan prosedur-prosedur analitis, para ahli teknik produksi
dapat mendiagnosa suatu sumur gas lift.
Teknik yang disajikan ini telah berhasil diaplikasikan pada sejumlah besar sumur gas lift,
dengan memberikan suatu alternatif terhadap berbagai metodologi yang terdapat pada literatur.
Kasus-kasus lapangan yang mewakili juga diberikan untuk lebih menjelaskan permasalahan yang
ada.

1. Pendahuluan
Di lapangan Lake Maraicabo di
Venezuela (Gambar 1), gas lift dipakai sebagai
suatu metoda pengangkatan buatan sejak awal
tahun 1960-an. Sebagai akibat dari penurunan
produksi dari reservoir-reservoirnya dan
bertambahnya wilayah produksi baru, sejumlah
sumur yang ditetapkan dengan metoda
pengangkatan buatan bertambah banyak.
Dikarenakan banyaknya sumur dan
pengembangan geografisnya termasuk dalam
sistem produksi, lapangan Lake Maraicabo
dapat dianggap sebagai suatu lapangan minyak
lepas pantai dengan metoda gas lift yang
terbesar di dunia. Pada suatu sistem produksi
sebesar itu, deteksi awal dari suatu kesalahan
fungsi gas lift sangat diperlukan untuk
mendapatkan laju produksi yang diinginkan.
Troubleshooting juga dilakukan untuk
memperbaiki teknik-teknik perancangan dengan
melakukan analisa respon dari sumur-sumur gas
lift. Pada makalah ini, teknik perancangan gas
lift kontinyu, terputus-putus, dan kolom (slug)
telah dikembangkan.
Alasan-alasan yang dikemukakan di atas
telah banyak sekali didapatkan pada pekerjaan
operasional
dan
keteknikan
untuk
mengembangkan dan memperbaiki teknikteknik untuk troubleshooting peralatan gas lift
dibawah kondisi operasi produksi tertentu di
lapangan Lake Maraicabo 1). Begitu juga filosofi
dibalik metodologi-metodologi ini dapat secara
mudah dipakai pada berbagai lapangan gas lift

lain di dunia. Teknik-teknik ini telah berhasil


diaplikasikan pada lebih dari 6000 sumur dalam
satu perioda 10 tahun.
Untuk mentroubleshooting sumursumur gas lift, perancangan perhitungan
dilakukan dimana data lapangan dipakai untuk
memudahkan perilaku sistem. Penyelarasan
hasil-hasilnya dengan data-data lapangan akan
menunjukkan dimana gas untuk gas lift
diinjeksikan. Penyimpangan antara model
tersebut
dengan
data
lapangan
akan
menghasilkan problema yang mungkin terjadi.
Makalah ini memfokuskan pada modelmodel numerik sebaik prosedur-prosedur
analitis untuk troubleshooting sumur-sumur gas
lift kontinyu dan terputus-putus. Kasus-kasus
lapangan yang mewakili dipakai untuk
melukiskan penggunaan teknik-teknik ini.

2. Sistem Gas Lift


Jenis sistem gas lift yang dipakai untuk
tujuan troubleshooting dapat dilihat pada
Gambar 3. Gas bertekanan tinggi dari stasiun
kompresor diterima dan distribusikan di
manifold-manifold gas, dimana laju injeksi gas
dikontrol dan diukur dengan suatu jepitan
(choke) dan suatu alat ukur aliran gas (orifice
plate meter). Pada sumur tersebut, gas mengalir
dari annulus ke tubing melalui katup operasi gas
lift yang diletakkan dalam suatu mandrel. Fluida
yang dihasilkan oleh reservoir kemudian
didorong oleh gas tersebut ke permukaan.

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

89

FORUM IPTEK

Vol 13 No. 03

Gambar 3 menunjukkan suatu alat ukur tekanan


yang dipasang pada kepala sumur yang mencatat
tekanan casing dan tubing. Fluida sumur
diterima/ditampung dalam suatu separator. Laju
gas produksi total diukur dengan suatu orifice
plate meter dan laju produksi cairan dengan
suatu flow meter cairan.

3. Metoda Gas Lift


Tiga jenis metoda gas lift dipakai di
lapangan Lake Maraicabo, yaitu ; kontinyu,
terputus-putus, dan aliran kolom. Masingmasing dicirikan dengan suatu pola aliran yang
berbeda didalam tubing di atas titik injeksi gas
dan juga mempunyai suatu metodologi
troubleshooting yang berbeda.
Eksistensi dari masing-masing metoda
produksi gas lift tersebut dapat ditentukan
melalui suatu pengujian yang seksama (teliti)
dari grafik tekanan permukaan seperti terlihat
pada Gambar 4, dimana suatu jenis kurva
tekanan Vs waktu disajikan untuk setiap metoda
gas lift.
Gas Lift Kontinyu (Gambar 4A)
Pada gas lift kontinyu 2), gas yang
dialirkan (diinjeksikan) secara kontinyu melalui
katup operasi akan membentuk suatu campuran
yang homogen antara gas dan cairan di atas titik
injeksi. Gas yang diinjeksikan ini akan
memperkecil densitas kolom fluida sehingga
cukup untuk membuat tekanan reservoir dapat
mengangkat fluida sumur mengalir ke separator.
Bentuk dari grafik tekanan casing dan tubing
merupakan suatu garis lurus. Drawdown tekanan
juga konstan.
Gas lift kontinyu dipakai pada sumur
dengan produktivitas tinggi sehingga kesinambungan produksi menjadi seperti pada sumur
sembur alami.
Gas Lift Terputus-putus (Gambar 4B)
Pada gas lift terputus-putus3),4), gas yang
diinjeksikan dalam siklus, memungkinkan
reservoir tersebut dapat mengangkat sejumlah
fluida yang membentuk kolom di atas titik
injeksi. Energi yang berasal dari pengembangan

kolom gas bertekanan tinggi akan mendesak


kolom fluida tersebut sampai ke permukaan.
Pada saat gas tersebut diinjeksikan maka
tekanan casing akan mengecil, dan selama
perioda peningkatannya (build up), suatu kolom
cairan baru akan terbentuk didalam tubing
tersebut. Bentuk dari grafik tekanan casing dan
tubing berupa garis bergelombang dengan harga
tinggi dan rendah tergantung pada setiap tahap
selama proses pengangkatan.
Aliran Kolom (Gambar 4C)
Gas lift aliran kolom (slug flow)5)
berbeda dengan terputus-putus karena dua atau
lebih kolom cairan diangkat gas pada waktu
yang sama. Waktu siklus biasanya sangat
singkat (kurang dari 20 menit/siklus), dan energi
untuk pengangkatan gas tersebut yang utama
diberikan oleh reservoirnya.
Pada gas lift aliran kolom, penginjeksian gas bertekanan tinggi mencegah
bercampurnya gas dengan cairan, dan untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya busa.
Produksi cairan dalam metoda ini adalah hampir
konstan.
Metoda ini hanya diterapkan pada lapangan
Urdaneta (Lake Maraicabo, Venezuela) untuk
mengangkat minyak mentah berat (API 12)
dari kedalaman 8000 sampai 10000 feet
sehingga tidak akan dibahas pada makalah ini.
Data Dalam Perhitungan-Perhitungan
Troubleshooting
Ahli produksi harus mengumpulkan
semua data yang dibutuhkan untuk melakukan
analisa troubleshooting dari instalasi gas lift.
Pada Tabel 1 semua data yang berbeda dan
sumber-sumbernya dapat dilihat.
Pendekatan Umum Dalam Troubleshooting
Sumur Gas Lift
Tujuan
dari
penganalisaan
dan
troubleshooting sumur gas lift adalah memeriksa
kinerja sistem gas lift untuk mempertahankan
laju produksi maksimum dan laju produksi
paling ekonomis.

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

90

FORUM IPTEK

Dalam troubleshooting sumur gas lift, seluruh


kasus yang ada dapat dikelompokkan dalam 4
katagori utama, yaitu :
1. sumur tidak menerima gas injeksi
2. sirkulasi gas injeksi
3. aliran kontinyu
4. aliran terputus-putus.
Katagori (2), (3) dan (4) dikelompokkan
menurut kondisi pengangkatan yang ada dalam
tubing di atas titik injeksi.
Sebagian problema dapat dideteksi dari suatu
interpretasi langsung terhadap chart-chart
tekanan permukaan. Begitu juga, kita
menghitung harga tekanan dasar sumur yang
setelah dikembalikan ke permukaan dapat
dibandingkan dengan data yang ada pada chart
tekanan sehingga memungkinkan perkiraan titik
injeksinya.
Pada makalah ini, hanya persamaanpersamaan untuk troubleshooting gas lift
kontinyu dan terputus-putus yang dijelaskan.
Pengetahuan bagaimana menghitung tekanan
casing dan tubing diasumsikan.

Gas Lift Kontinyu


Dua situasi berbeda yang harus diperhatikan
adalah :
- gas diinjeksikan melalui suatu katup
gas lift, atau
- gas diinjeksikan melalui suatu ruang
(komunikasi) diantara tubing dan
annulus.
Katup operasi gas lift ditentukan dengan
menghitung tekanan casing operasi permukaan
(Psop), dimana kedalaman suatu komunikasi
dideteksi dengan menghitung tekanan alir di
tubing yang dikembalikan ke permukaan
(Ptosc).
Baik
Psop
maupun
Ptosc
diperbandingkan Vs chart tekanan permukaan di
casing (Pcsoc). Prosedurnya dibahas di lembar
berikutnya.

Vol 13 No. 03

gas secara kontinyu harus secara proporsional


merespon
perubahan-perubahan
didalam
tekanan tubing. Pada saat katup terbuka, tekanan
casing gas (Pcso) diperkirakan seperti dijelaskan
pada Lampiran A.
Ketika katup tersebut bekerja, dia akan
melukiskan suatu tekanan permukaan yang
disebut tekanan casing operasi permukaan
(Psop).
Lampiran
B
memperlihatkan
pengembangan suatu persamaan untuk Psop.
Untuk
mendeteksi
berbagai
kemungkinan katup operasi, hitung Psop untuk
setiap katup gas lift dan bandingkan dengan
Pcsoc. Katup gas lift dengan perbedaan
minimum (Pcsoc-Psop) adalah kemungkinan
besar dipakai sebagai katup operasi.
Komunikasi Antara Tubing dan Ruang
Anulus
Ketika terdapat komunikasi antara
tubing dan ruang annulus , tekanan tubing (Pt)
pada kedalaman komunikasi (Dtac) harus lebih
besar daripada tekanan casing (Pc).
Tekanan casing diestimasi dengan
menganggap hanya terdapat gas dalam casing,
sedangkan tekanan tubing diprediksi memakai
korelasi multifasa vertikal yang sama dengan
yang digunakan untuk tujuan perancangan gas
lift kontinyu.
Lampiran C berisi suatu kelompok
persamaan untuk memperkirakan tekanan alir
permukaan (Ptosc) seperti yang dipakai untuk
memeriksa kemungkinan suatu komunikasi
antara tubing dan ruang annulus. Pada Gambar
6, suatu penjelasan secara grafis dari analisa
tersebut disajjikan.
Ptosc dibandingkan dengan Pcsoc dengan alasan
berikut :
1. Jika (Pcsoc Ptosc) > 100 untuk
seluruh kedalaman, maka tidak terdapat
komunikasi antara tubing dan casing
2. Jika (Pcsoc Ptosc) 100, maka
terdapat komunikasi antara tubing dan
casing pada suatu kedalaman tertentu
sebesar Dtac.

Penentuan Katup Gas Lift Operasi


Untuk memungkinkan terjadinya suatu
tekanan draw down kontinyu pada dasar sumur,
katup gas lift yang digunakan untuk mengangkat
Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

91

FORUM IPTEK

Vol 13 No. 03

Gas Lift Terputus-Putus


Ide dasarnya adalah menggunakan
energi yang dihasilkan oleh pengembangan gas
injeksi untuk mengangkat suatu kolom cairan
tunggal menuju permukaan.
Secara fundamental, hal ini merupakan
suatu proses pendesakan yang terjadi didalam
tubing tersebut setelah gas diinjeksikan melalui
suatu katup pada suatu laju volumetrik dan
tekanan
yang
cukup
tinggi
untuk
menghindarkan gas tersebut masuk kedalam
kolom cairan.
Dua kondisi utama dalam penggunaan gas
lift terputus-putus sebagai metoda gas lift paling
baik adalah :
1. Reservoir tidak cukup memiliki energi
dan pengecilan densitas kolom fluida
dengan menggunakan gas lift kontinyu
tidak memungkinkan perolehan laju
produksi yang diinginkan.
2. Pada sumur-sumur tersebut, produksi
minyak mentah dengan gravitas rendah,
viscositas tinggi, dan GLR formasi
rendah. Gas lift kontinyu dapat
mengakibatkan terjadinya busa formasi
dan menimbulkan kehilangan tekanan
karena gesekan.
Diskripsi Proses Gas Lift Terputus-putus
Gambar 7 dapat dipakai untuk
melukiskan model tersebut. Katup operasi
merupakan suatu katup gas lift yang
dioperasikan dengan tekanan casing (biasanya
suatu katup yang dioperasikan dengan pilot).
Gas yang diinjeksikan dikontrol dengan suatu
jepitan yang dipasang di permukaan, dalam
manifold, atau dalam saluran gas (gas line).
Gambar 7A menggambarkan ketika
katup gas lift dalam kondisi terbuka. Selama
perioda waktu tertentu, kolom cairan akan
mencapai suatu ketinggian (Q) pada suatu
kecepatan yang ditentukan dengan indeks
produktivitas dan tekanan reservoir (Psbh).
Tekanan casing akan mencapai harga
maksimum sesuai dengan tekanan buka katup
(Pcvo). Pada saat ini, tekanan tubing pada

kedalaman katup tersebut (Dov) menunjukkan


harga minimum.
Gambar 7B melukiskan kejadian setelah
katup terbuka dan gas injeksi masuk kedalam
tubing. Ketika hal ini terjadi, tekanan casing
terus mengecil sampai akhirnya sama dengan
tekanan tutup katup (Pcvc). Dianggap bahwa
kolom (slug) cairan diam sebelum mulai
bergerak ke atas menuju permukaan, sehingga
energi
terbesar
yang
diberikan
oleh
pengembangan gas yang diinjeksikan adalah
dipakai untuk menghasilkan inersia dari kolom
cairan.
Kolom fluida akan mencapai suatu
kecepatan maksimum sebelum meninggalkan
tubing, pada kejadian ini tekanan tubing pada
Dov akan menjadi maksimum (Ptm). Gas akan
terbuang jika kita tetap menginjeksikannya
setelah kejadian ini, sehingga menghindarkan
formasi dari suatu kolom fluida baru.
Ketika bergerak ke permukaaan, gas
yang mengembang mencoba untuk menerobos
kolom fluida dan sebagian kolom aslinya (Q)
melekat ke dinding tubing. Inilah yang disebut
jatuh kembali (fallback), dan merupakan hasil
suatu panjang kolom Qp yang terproduksikan.
Pada Gambar 7C, katup gas lift tertutup
dan kolom tersebut telah bergerak didalam
saluran alir. Reservoir akan membentuk suatu
kolom fluida baru dimulai dengan kehilangan
karena fallback. Jumlah fluida ini ekivalen
dengan suatu panjang kolom Qr.
Kecepatan
kolom
cairan
pada
kebanyakan sumur-sumur gas lift terputus-putus
tidak melebihi 1000 ft/menit. Suatu kecepatan
rata-rata (Vat) dipakai untuk tujuan-tujuan
perancangan dan pendiagnosaan. Kolom
tersebut akan mencapai permukaan pada suatu
waktu sebesar Dov/Vat.
Seluruh proses selama suatu perioda
disebut waktu siklus, yang merupakan hasil dari
penjumlahan waktu yang diperlukan untuk
membentuk kolom tersebut dan waktu untuk
kolom fluida bergerak sejarak tertentu dengan
kedalaman katup operasi pada suatu kecepatan
rata-rata.

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

92

FORUM IPTEK

Waktu siklus dapat diamati dan


dianalisa secara tidak langsung dengan melihat
tekanan casing dan tubing yang diukur
dipermukaan dengan perekam tekanan.
Gambar 8 memperlihatkan bagaimana
suatu chart tekanan Vs waktu tersajikan. Dengan
mengukur waktu dari satu tahap A ke tahap A
lainnya, waktu satu siklus dapat diperkirakan.
Menginterpretasi Tekanan Casing
Permukaan
Perilaku tekanan casing permukaan
biasanya merupakan suatu
nnulus r yang
sangat akurat mengenai apa yang terjadi dengan
peralatan gas lift. Suatu operasi yang baik dari
peralatan gas lift akan menggambarkan suatu
perilaku yang ditandai dengan :
1. Kenaikan tekanan casing yang sama di
setiap siklus. Ketika variasi tekanan
terjadi, awalnya dapat diketahui dengan
: (a) perubahan di tekanan saluran gas,
(b) problema di peralatan pengukur,
atau (c) perubahan pada kedalaman
injeksi.
2. Suatu pengecilan tekanan casing yang
cepat. Ketika tekanan casing mengecil
secara perlahan, penyebabnya dapat
berupa : (a) operasi katup gas lift yang
salah, (b) volume yang diberikan ruang
nnulus terlalu besar, (c) suatu beda
tekanan yang rendah antara casing dan
tubing ketika gas diinjeksikan, dimana
kondisi terakhir ini dapat diakibatkan
oleh suatu tekanan balik tubing yang
tinggi.

Vol 13 No. 03

masing katup gas lift pada saat pembukaan


(Pcso) adalah dihitung dan dibandingkan dengan
chart tekanan permukaan casing (Pcsoc).
Pcso dihitung menggunakan persamaanpersamaan yang diberikan pada Lampiran A.
Pada persamaan untuk Pcso, diperlukan untuk
menghitung tekanan tubing ketika gas mulai
diinjeksikan. Tekanan ini (Pto) diperkirakan
menggunakan persamaan yang diberikan dalam
Lampiran E.
Pedoman-pedoman berikut dipakai saat
menginterpretasi hasil dari perhitunganperhitungan intermittent :
1. Jika Pcsoc Pcso (1), katup 1
merupakan katup operasi
2. Jika Pcso (n-1) > Pcsoc Pcso (n),
katup n merupakan katup operasi
3. Jika Pcsoc < Pcso (N), katup terdalam
pada D(N) merupakan katup operasi
4. Jika Pcsoc << Pcso(N), tekanan casing
terlalu rendah untuk suatu katup dapat
beroperasi dengan normal.
Pada kasus dimana gas tidak
diinjeksikan melalui suatu katup gas lift, dapat
diasumsikan bahwa gas diinjeksikan melalui
suatu komunikasi. Komunikasi tersebut dapat
merupakan suatu hasil dari suatu kebocoran
tubing, packer, atau katup gas lift. Hal ini juga
dapat disebabkan oleh suatu katup gas lift yang
keluar dari suatu ruang mandrel.
Tekanan casing pada kejadian dimana
gas diinjeksikan melalui suatu komunikasi
diantara tubing dan casing disebut Pcmax.
Lampiran E menunjukkan cara untuk
memperkirakan Pcmax.
Gambar 10 memperlihatkan seberapa
besar Pcmax. Pcmax terjadi ketika gas
masuk kedalam tubing melalui suatu
komunikasi antara tubing dan casing. Pada
kejadian ini tekanan casing tersebut mencapai
harga maksimumnya.
Kemungkinan adanya suatu komunikasi
adalah diperkirakan dengan membandingkan
Pcmax dengan chart tekanan casing (Pcsoc).
Jika kita dapatkan suatu kedalaman pada Pcmax
Pcsoc berarti suatu komunikasi antara tubing
dan casing didapatkan (berada) dan keda-

Perhitungan Troubleshooting Gas Lift


Terputus-putus
Seperti pada gas lift kontinyu, dua
situasi yang dipertimbangkan adalah :
1. injeksi gas melalui suatu katup gas lift
2. melalui suatu komunikasi.
Gambar 9 menunjukkan suatu diagram
alir yang memperlihatkan semua langkah yang
diperlukan untuk troubleshooting gas lift
terputus-putus.
Untuk menentukan katup mana yang
merupakan tekanan operasi untuk masingLembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

93

FORUM IPTEK

lamannya dapat dihitung dengan interpolasi.


Gambar 11 menunjukkan interpolasi ini.

4. Aplikasi Ke Kasus Lapangan


Empat kasus lapangan digunakan untuk
melukiskan perhitungan-perhitungan troubleshooting gas lift dan hasil-hasil interpretasinya.
Pada Tabel 2, suatu ringkasan dari hasil-hasil
interpretasi tersebut diberikan. Satu kasus gas
lift kontinyu dan tiga kasus gas lift terputusputus dianalisa dan hasilnya dituliskan dalam
Tabel 3 sampai 6.

Vol 13 No. 03

menit/siklus dan bahwa katup di mandrel nomor


2 merupakan katup operasi.
Hasil-hasil perhitungan menunjukkan bahwa :
- Pcsoc (990 psig) adalah lebih kecil dari
Pcso dari katup nomor 1 (1082 psig),
sehingga katup nomor 1 bukan
merupakan katup operasi.
- Harga Pcso dari katup nomor 2 (992
psig) lebih besar dari Pcsoc (990 psig),
sehingga katup nomor 2 merupakan
katup operasi.
- Karena tidak terdapat suatu kedalaman
pada Pcmax lebih besar dari Pcsoc,
maka tidak terdapat komunikasi antara
casing dan tubing.

Dalam melakukan perhitungan-perhitungan


troubleshooting untuk kasus-kasus gas lift
intermittent, asumsi berikut ini dibuat :
- Koefisien fallback (FF) = 0.05
Sumur LL-895 (Tabel 5)
- Densitas fluida (t) = 0.150 psi/ft
Sumur ini ditemukan berproduksi
- Kecepatan rata-rata kolom cairan (Vat) = 1
dengan
suatu waktu siklus sebesar 600
Mft/menit
menit/siklus dalam gas lift terputus-putus.
Bentuk tekanan casing permukaan menunjukkan
suatu kenaikan (buildup) perlahan.
Sumur LL-1481 (Tabel 3)
Sumur ini diproduksikan dengan gas lift Hasil-hasil perhitungan menunjukkan bahwa :
- Pada saat tekanan tubing pada berbagai
kontinyu dan dari perhitungan mengindikasikan
kedalaman dibawah mandrel nomor 1
bahwa katup di mandrel nomor 2 merupakan
lebih bdari Pcsoc, tidak mungkin katup
katup operasi. Kesimpulan ini didapat setelah
nomor 2, 3, dan 4 dapat beoperasi.
menginterpretasi hasil-hasilnya dengan cara
- Pcmax untuk mandrel nomor 2 (989
berikut :
psig) lebih besar dari Pcsoc (665 psig),
- Harga Ptosc tidak lebih besar dari
sehingga dapat disimpulkan bahwa
Pcsoc, bahkan pada kedalaman packer,
terdapat suatu komunikasi tubing-casing
sehingga tidak ada komunikasi casingdiantara mandrel 1 dan 2. Kedalaman ini
tubing.
dapat diperkirakan dengan interpolasi.
- Harga Pcsoc (950 psig) lebih besar dari
Pcso (935 psig) pada katup nomor 2,
sehingga tekanan tidak cukup untuk Sumur TJ-922 (Tabel 6)
Sumur ini diproduksikan dalam gas lift
membuka katup terdalam.
terputus-putus
dengan waktu siklus 142
- Katup nomor 2 menunjukkan harga
menit/siklus.
Perhitungan
menunjukkan bahwa
Pcso terdekat (942 psig) terhadap Pcsoc
(950 psig). Sehingga dapat disimpulkan katup nomor 2 bocor. Inilah interpretasinya :
- Ketika membandingkan Pcso mandrel 2
bahwa katup inilah yang merupakan
dan 3 (869 dan 752 psig) vs Pcsoc (690
katup operasi.
psig), dapat disimpulkan bahwa tidak
satupun katup-katup ini bertindak
Sumur LL-1532 (Tabel 4)
sebagai katup operasi (Pcsoc < Pcso).
Sumur diproduksikan dengan gas lift
- Dengan kalimat lain, Pcmax pada
terputus-putus. Dari chart tekanan permukaan
mandrel nomor 3 (894 psig) nyatanya
dapat diperkirakan bahwa waktu siklusnya 18
lebih besar dari Pcsoc (690 psig), yang
94
Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

FORUM IPTEK

Vol 13 No. 03

dekat dengan harga Pcmax dari mandrel


nomor 2. Maka dapat disimpulkan
bahwa katup ini rusak dan tidak
mengontrol proses gas lift.

5. Penutup
Dari makalah ini dapat disimpulkan
bahwa :
1. Metodologi-metodologi yang disajikan
ini menawarkan suatu alternatif
pendekatan
untuk
troubleshooting
sumur-sumur gas lift. Keuntungan
utama adalah analisa mereka didasarkan
pada kemungkinan aplikasi di berbagai
lapangan gas lift di dunia.
2. Metodologi ini sangat baik karena
perkiraan-perkiraan yang wajar dari
variable-variabel
tertentu
seperti
fallback, kecepatan kolom cairan,
tekanan alir tubing, tidak berpengaruh
besar
terhadap
hasil-hasil
akhir
perhitungan-perhituungan
troubleshootingnya.
Inilah
yang
terutama penting dalam kasus gas lift
terputus-putus.
3. Interpretasi data lapangan produksi
diperlukan untuk memastikan hasil-hasil
numeriknya benar yang menghasilkan
diagnosa yang benar.
4. Penggunaan katup-katup yang bekerja
dengan tekanan casing (casing pressureoperated valves), selagi memungkinkan,
membuat analisa dan diagnosa instalasi
gas lift ini menjadi lebih mudah.
5. Pengalaman dalam menginterpretasi
data
produksi
dan
hasil-hasil
perhitungan troubleshootingnya adalah
penting untuk menyelesaikan bermacam
kasus berwawasan luas. Begitu juga,
data yang tersedia untuk metodologi
yang
tersaji
sangat
membantu
mengurangi kebutuhan pengalaman
dalam
tugas
khusus
pada
troubleshooting sumur-sumur gas lift.

DAFTAR NOTASI
Simbol Latin
= Faktor koreksi temperatur nitrogen
a2
Ab
= Area bellow katup gas lift, (sq.in)
Ap
= Area port katup gas lift, (sq.in)
API
= API gravitas dari minyak, (1/1)
b2
= Faktor koreksi temperatur nitrogen
Ba
= Kapasitas volumetrik dari ruang
annulus, (Bls/Mft)(m3/m)
Bt
= Kapasitas volumetrik dari tubing,
(Bls/Mft)(m3/m)
= Koefisien discharge, (tanpa satuan)
CD
CF
= Faktor gesekan, (1/1)
Cm
= Fraksi kolom awal yang berkurang
karena fallback, (1/1)
Cp,Cv = Panas khusus pada tekanan dan
volume tetap, (tanpa satuan)
dc
= Diameter dalam casing, (inci)(cm)
dp
= Diameter port katup gas lift,
(inci) (cm)
DH
= Kedalaman suatu komunikasi casingtubing pada gas lift terputus-putus,
(Mft)
D(n) = Kedalaman mandrel nomor n, (Mft)
D(N) = Kedalaman mandrel terdalam, (Mft)
Dov
= Kedalaman katup operasi gas lif,
(Mft)
Dpd
= Kedalaman packer, (Mft) (m)
Dpt
= Kedalaman puncak interval produksi,
(Mft)(m)
dt
= Diameter dalam tubing produksi,
(inci)(cm)
Dtac = Kedalaman suatu komunikasi casingtubing pada gas lift kontinyu, (Mft)
dto
= Diameter luar tubing produksi,
(inci)(cm)
f1
= (1-f2), (1/1)
f2
= Fraksi area dudukan/bellow = Ap/Ab
FF
= Koefisien fallback, (%)
FGLR = Perbandingan gas-cairan formasi,
(scf/stb)
Fgy
= Faktor gas yang diestimasi pada
puncak kolom Q pada gas lift
terputus-putus, (1/1).
fr
= Koefisien faktor gesekan, (1/1)
g
= Percepatan gravitasi, 32.17 ft/detik2
Gg
= Gravitas gas (udara = 1)

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

95

FORUM IPTEK

Gt
k
n

Vol 13 No. 03

= Total gas, (Mscf/hari) (103 m3/hari)


= Perbandingan panas khusus (tanpa
satuan)
= Jumlah pon mole (1 pon mole
merupakan berat molekul gas
dalam pon)

DAFTAR PUSTAKA
- Jaimes.R & Zimmerman,W : Lagovens
Slug Flow Gas Lift of Heavy Oil
Production, 3rd International Unitar Heavy
Crude & Tar Sand Conference, 1985.
- Ortiz,J.L : Intermittent Gas Lift
Troubleshooting, International Tcchnical
Report, Lagoven, 1988
- Ortiz,J.L : Analysis and Diagnosis of Gas
Lift Well, Primer Seminario, Maracaibo,
Septiembre, 1985.
- Zimmerman,W:Basic Gas Lift Manual ,
Petroleum
Engineering
Organization,
Lagoven, 1977.
- Zimmerman,W:Intermittent
Gas
Lift
Specification,
Petroleum
Engineering
Organization, Lagoven, 1984.

Kembali Pcvo bawa ke permukaan dengan


persamaan berikut :

Pcso =

Pcvo
(A-4)
Fg

Di mana :
a2 dan b2 merupakan faktor koreksi temperatur
untuk nitrogen, dan dapat dihitung dengan :
a2 = 0,083 {1-(n)} ..(A-5)
b2 = 0,86302 + 0,002283 (n) ..(A-6)
di mana :
(n) merupakan temperatur alir pada kedalaman
mandrel ke-n.

LAMPIRAN B
Tekanan Casing Operasi Permukaan (Psop)
Persamaan Thornhill-Craver(7) digunakan untuk mengembangkan suatu persamaan
untuk memperkirakan tekanan casing operasi
permukaan (Psop).
Kita mulai dengan persamaan berikut untuk
memperkirakan laju alir gas melalui suatu
orifice pada variabel area :
k +1

121,74.CD .d p .P1 2 g .(

k (r 2k r ( k
)
k 1

LAMPIRAN A

QGI =

Perhitungan tekanan gas di casing yang


diperlukan untuk membuka setiap valve
(Pcvo)
Untuk suatu katup nitrogen charged bellow :

...(B-1)
Di mana :
r = perbandingan antara tekanan upstream dan
downstream pada katup gas lift orifice,
r = P1/P2 .(B-2)
Tekanan downstream adalah tekanan tubing,
P2 = Pt + 14,7 .(B-3)
Dan tekanan upstream adalah tekanan casing
buka katup (Pcvo),
P1 = Pcvo + 14,7 ..(B-4)
dimana :
k = Cp/Cv ....(B-5)

Pcvo =

( Ptro Pr).b2. f1 f 2 .Pto a2


+ Pr
f1

..(A-1)
Untuk suatu spring operated valve :
Dikalibrasi dengan tekanan tutup

Pcvo =

Ptrc f 2 .Pto
...(A-2)
f1

Dikalibrasi dengan tekanan buka

Pcvo =

Ptro. f1 f 2 .Pto
...(A-3)
f1

Gg . R

Untuk kondisi lapangan Lake Maracaibo


(Venezuela), k dapat didekati dengan (8) :
Cp = 0,211 + 6,25 x 10-4. R 8,28 x 10-8. R2
.(B-6)

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

96

FORUM IPTEK

Vol 13 No. 03

Cv = 0,0873 + 6,25 x 10-4. R 8,28 x 10-8. R2


....(B-7)
Persamaan diatas pada suatu temperatur sebesar
615 0 R akan menghasilkan :
Cp = 0,5641
Cv = 0,4404
k = 1,282
Perbandingan tekanan alir kritis diberikan
dengan persamaan :

Persamaan B-11 mengganti dp2 pada persamaan


B-9. Setelah beberapa subtitusi didapatkan :
QGI =

1804,3( Pcvo + 14,7)( Pvop Pcvo) dp 2 .Fr


fp Gg . R

...(B-12)
Dari persamaan B-12, simbol penulisan
pengelompokan berikut dapat ditentukan :

ro = (

2 ( k +1 )
)
...(B-8)
k +1

setelah dihitung menjadi ro = 0,55


Buat seluruh substitusi yang dibutuhkan
dalam persamaan A-1 dan anggap CD = 1, kita
dapatkan persamaan aplikasi berikut untuk
kondisi lapangan Lake Maracaibo :

QGI =

1804,3.P1.dp 2 .Fr
..(B-9)
Gg. R

Di mana :
Fr adalah faktor alir kritis dan tergantung pada
harga r.
Jika r > 0,55 maka ;

Fr = r

1.561

1.781

..(B-10)

Ketika r 0,55 maka Fr = 0,22, dan ketika r > 1


maka tidak mungkin untuk melakukan berbagai
perhitungan berikutnya.
Suatu katup gas lift dianggap sebagai
suatu orifice, dimana suatu kemiringan dalam
tekanan casing akan memperbesar area aliran
gas efektif. Pada kebanyakan katup gas lift,
suatu tekanan sebesar 80 psig diatas tekanan
buka casing cukup baik untuk membuka katup
tersebut secara penuh. Hal ini membutuhkan
tekanan gas yang disebut fp dan akan
diasumsikan untuk tujuan-tujuan pengembangan
Psop.
Area yang tersedia untuk gas dapat
mengalir, dituliskan sebagai :

Area =

n = ( Pcvon + 14,7) 2 +

QGI . fp Gg . R
451.dp 2 .Fr

.(B-13)
Jika n0 maka kita tidak akan dapat
menghitung Pvop.
Asumsikan kita mendapatkan suatu
persamaan untuk memperkirakan faktor gas
sebagai berikut :

Fg =

Pvop
.(B-14)
Psop

Maka persamaan akhir untuk Psop akan menjadi


:

Psop =

Pcvo + 14,7 +
14,7 (B-15)
2 Fg

LAMPIRAN C
Memperkirakan kedalaman komunikasi
antara tubing dan casing
Hitung tekanan tubing pada kondisi
dinamis, dan kaitkan ke permukaan (Ptosc).
Lakukan ini untuk semua mandrel, packer, dan
puncak interval produksi.
Pada kepala sumur, kita dapat mengasumsikan
Ptsoc=Pwh

Ptosc =

Pt
.(C-1)
Fg

Fg harus dievaluasi memakai tekanan casing


permukaan yang diberikan oleh tekanan alat
perekam (Pcsoc).

Pvop Pcvo 2
dp (B-11)
fp

100 psi ditemukan sebagai suatu asumsi yang


baik untuk harga fp.
Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

97

FORUM IPTEK

Vol 13 No. 03

SC .TSC .Z SC

Kedalaman komunikasi (Dtac) dapat


diperkirakan dengan persamaan berikut :

ctual =

( Ptosc ) gr Pcsoc
Dtac =
( Dgr Dls ) + Dls

( Ptosc ) gr ( Ptosc )ls


.(C-2)
Di mana :
(Ptosc)gr = Harga Ptosc yang paling
dekat Dgr tetapi lebih besar dari Pcsoc
(Ptosc)ls = Harga Ptosc yang paling
dekat Dls tetapi lebih kecil dari Pcsoc

Densitas udara pada kondisi standard dapat


dikaitkan ke gravitas gasnya (Gg) dengan
memakai persamaan berikut,

LAMPIRAN D
Faktor Gas (Fg)
Tujuan faktor-faktor gas adalah untuk
memungkinkan perhitungan tekanan gas pada
berbagai kedalaman dari suatu harga tekanan
permukaan gas yang diketahui; atau untuk
mengembalikan suatu harga tekanan permukaan
gas ke berbagai kedalaman. Persamaan faktor
gas dituliskan sebagai berikut :
Pn = Ps.Fg (D-1)
dimana :
Pn = Tekanan gas pada berbagai
kedalaman (Dn), psia
Ps = Tekanan gas di permukaan, psia
Fg = Faktor gas, 1/1
Kita mulai dengan persamaan yang melukiskan
suatu gas nyata :
PV=znRT.(D-2)
di mana :
P = Tekanan, psia
V = Volume, ft3
Z = Faktor kompresibilitas gas,
1/1
n = Jumlah pon mole (berat
molekul gas dalam pon)
R = Kontanta gas universal,
10,732 ft/lb.mole.R
Dengan menggunakan konservasi massa dari
suatu kuantitas gas tertentu sebagai :
( .V ) SC = ( .V ) actual ..(D-3)
Menggunakan persamaan (D-1) untuk volume
dalam persamaan (D-2),

PSC

P
..(D-4)
T .Z

SC = 0,07634.Lb / cuft = 0,53011. psi / 1000 ft


Kita tentukan Rg sebagai suatu parameter yang
merupakan
kelompok
dari
parameterparameter,berikut:

Rg =

SC .TSC .Z SC
PSC

.(D-5)

Menggunakan kondisi standard berikut :


TSC = 529 0 R
ZSC = 1
PSC = 14,7 psia
Maka Rg menjadi :
Rg = 18,752.Gg ...(D-6)
Dan persamaan (D-3) dapat ditulis sebagai :

actual = Rg .

P
(D-7)
T .Z

Parameter tekanan gas dengan kedalaman dapat


ditulis dengan :
dP = g .dX ..(D-8)
Subtitusi g dengan actual pada persamaan (D-7)
:

dP = Rg .
.dX ...(D-9)
T .Z
Temperatur dapat didekati sebagai suatu fungsi
kedalaman menggunakan gradient geothermal
berikut :
T = a + b. X .(D-10)
Kita juga dapat mengembangkan suatu persamaan
yang
menghubungkan
faktor
kompresibilitas gas dengan kedalaman, sebagai :
Z = A.Z + B.Z.X ..(D-11)
Kombinasikan persamaan (D-9), (D-10), dan
(D-11) :

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

98

FORUM IPTEK

Vol 13 No. 03

1 dP
dX
. (D-12)
=

Rg PS P
( AZ + BZ )(a + b + X )
0
Pengelompokkan parameter berikut diaplikasikan pada persamaan (D-12) :
A=a.BZ...(D-13)
B=a.BZ+b.AZ....(D-14)
C=b.BZ..(D-15)
Sr= B 2 4. A.C ..(D-16)
Memakai persamaan (D-13) dan (D-16)
kedalam persamaan (D-12) dan mengintegrasikannya :
Rg [ln P ]Ps =
P

2Cx + B ( B 2 4 AC )1 / 2
1
ln

( B 2 4. A.C )1 / 2 2Cx + B ( B 2 4 AC )1 / 2 0

(D-17)
Parameter berikut ditentukan untuk manipulasi
aljabar dalam persamaan (D-17);
K5=2C(B+Sr) ...(D-18)
K6=2C(B-Sr) ....(D-19)
K7=B2Sr2 ...(D-20)
mg=

1
...(D-21)
R.Sr

Kita lanjutkan manipulasi aljabarnya :


Rg [ln P ln Ps ] =

1 2Cx + B Sr
B Sr
ln
ln
B + Sr
Sr 2Cx + B + Sr

Persamaan E-1 sampai E-11 dibutuhkan untuk


memperkirakan berbagai parameter dalam
prosedur troubleshooting gas lift aliran terputusputus.
Kapasitas Volumetrik Tubing
Bt=0,97143dr2 .(E-1)
Kapasitas Volumetrik Anulus
Ba=5,45415(dc2dto2) .(E-2)
Gradien Fluida Terproduksi

141,5(1 W )

f =
+ W 0,433

131,5 + API
...(E-3)
Korelasi Viscositas Minyak
u, CEPT, y dan S merupakan persamaan parsial
yang dipakai untuk memperkirakan viscositas.
141,5
u = 23,825 23,711
.(E-4)
131,5 + API

e u e u
...(E-5)
2
2130,4 5

CEPT = 2,8847 +
.10
sinh 2 u

sin.u =

...(E-6)

141,5

8,9903
131,5 + API

y = 11.526

.(D-22)

.(E-7)

1
K 5x + K 7
P
=
ln
ln
Ps Sr.Rg K 6 x + K 7 (D-23)

S = cos y =

P K 5x + K 7
=
Ps K 6 x + k 7

mg

.(D-24)

Akhirnya persamaan untuk faktor gas adalah :

K 5x + K 7
Fg =
K 6 x + k 7

e y ey
.(E-8)
2

100

o = CEPT
88,8 + 15,6.Dpt
..(E-9)
Faktor Gesekan
Rey =

6,217.dt.Vat.f

mg

.(D-25)

CF = 1 +

o
51,808. fr.Vat 2
dt

Bila Rey < 1185  fr = 64/Rey


LAMPIRAN E (Gas Lift Aliran Terputusputus)
Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

.(E-10)
..(E-11)

99

FORUM IPTEK

Vol 13 No. 03

Bila Rey > 35000  fr = 0,09292 Rey

-0,124

Kedalaman Komunikasi Casing-Tubing (DH)


1185 Rey 35000  fr = 0,26153 Rey 0,2229
Panjang Kolom Terproduksi Dalam Setiap
Siklus

Qp =

qf .Tc
..(E-12)
1,44.Bt

Panjang kolom sebenarnya

Q=

qf .Tc
..(E-13)
1,44.Bt (1 Cm)

Cm adalah fraksi kolom sebenarnya yang hilang


karena jatuh kembali (fallback) dan diperkirakan
dari :
Cm=FF.D(n) ..(E-14)
FF adalah koefisien fallback, yang untuk
perhitungan Lake Maracaibo diasumsikan sama
dengan 0,05.

Tekanan Tubing Pada Kedalaman Berbagai


Mandrel (Pto)
Suatu persamaan untuk menghitung tekanan
tubing pada saat itu segera setelah gas
diinjeksikan melewati katup kedalam tubing
(Gambar 12).
Tekanan di titik A adalah tekanan Pwh yang
dihubungkan ke kedalaman D(n)-Q :
PA=Pwh.Fgy ....(E-15)
Fgy= 1 +

(D (n) Q ) 1,524
54

..(E-16)

Pto(n)= Pwh 1 + (D ( n) Q )
54

SLUG =

Q.f
E-18)
t

Jika SLUG > D(n), maka D(n) dapat digunakan.


Asumsikan tekanan casing sama dengan tekanan
tubing pada saat gas masuk kedalam tubing
tersebut, tekanan ini disebut Pcmax dan dapat
diperkirakan dari :
Pcmax = Pwh + SLUG.LUG..1000 ..(E-19)

Tekanan pada D(n) didalam tubing tersebut akan


dituliskan dengan PA pada berat kolom Q :

Gambar 10 menyajikan peristiwa dimana gas


diinjeksikan melewati suatu komunikasi tubingcasing. Pada kejadian ini, tekanan casing
tercapai pada maksimumnya. Tekanan tubing
pada kedalaman komunikasi merupakan jumlah
Pwh dan gesekan yang diakibatkan oleh berat
kolom yang bergerak.
Ada beberapa parameter dalam gas lift terputusputus yang kita asumsikan, didasarkan pada
pengalaman atau diperkirakan dari data yang
dihasilkan oleh survey tekanan bawah
permukaan (dengan Amerada). Yaitu densitas
sesungguhnya dari kolom fluida. Yaitu densitas
fluida yang mempertimbangkan gas terlarut
pada kondisi dasar sumur. Di Lake Maracaibo
suatu hasil survey bawah permukaan yang
ditemukan sebesar 150 psi/Mft merupakan suatu
bilangan yang secara sukses dipakai dalam
perhitungan-perhitungan
troubleshooting
terputus-putus.
Panjang kolomnya dihitung dengan :

1,524

...(E-17)

Fg

Kedalaman komunikasi dihitung dengan


interpolasi (lihat Gambar 11) menggunakan :

+ 1000.Q.f

DH=

Pcsoc Pcmax
(D(n + 1) D(n) ) + D(n)
Pcmax(n + 1) Pcmax(n)

(E-20)

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

100

FORUM IPTEK

Vol 13 No. 03

LAMPIRAN F (DAFTAR GAMBAR)

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

101

FORUM IPTEK

Vol 13 No. 03

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

102

FORUM IPTEK

Vol 13 No. 03

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

103

FORUM IPTEK

Vol 13 No. 03

Lembaran Publikasi Ilmiah Pusdiklat Migas

104

You might also like