Professional Documents
Culture Documents
Vol 13 No. 03
1. Pendahuluan
Di lapangan Lake Maraicabo di
Venezuela (Gambar 1), gas lift dipakai sebagai
suatu metoda pengangkatan buatan sejak awal
tahun 1960-an. Sebagai akibat dari penurunan
produksi dari reservoir-reservoirnya dan
bertambahnya wilayah produksi baru, sejumlah
sumur yang ditetapkan dengan metoda
pengangkatan buatan bertambah banyak.
Dikarenakan banyaknya sumur dan
pengembangan geografisnya termasuk dalam
sistem produksi, lapangan Lake Maraicabo
dapat dianggap sebagai suatu lapangan minyak
lepas pantai dengan metoda gas lift yang
terbesar di dunia. Pada suatu sistem produksi
sebesar itu, deteksi awal dari suatu kesalahan
fungsi gas lift sangat diperlukan untuk
mendapatkan laju produksi yang diinginkan.
Troubleshooting juga dilakukan untuk
memperbaiki teknik-teknik perancangan dengan
melakukan analisa respon dari sumur-sumur gas
lift. Pada makalah ini, teknik perancangan gas
lift kontinyu, terputus-putus, dan kolom (slug)
telah dikembangkan.
Alasan-alasan yang dikemukakan di atas
telah banyak sekali didapatkan pada pekerjaan
operasional
dan
keteknikan
untuk
mengembangkan dan memperbaiki teknikteknik untuk troubleshooting peralatan gas lift
dibawah kondisi operasi produksi tertentu di
lapangan Lake Maraicabo 1). Begitu juga filosofi
dibalik metodologi-metodologi ini dapat secara
mudah dipakai pada berbagai lapangan gas lift
89
FORUM IPTEK
Vol 13 No. 03
90
FORUM IPTEK
Vol 13 No. 03
91
FORUM IPTEK
Vol 13 No. 03
92
FORUM IPTEK
Vol 13 No. 03
93
FORUM IPTEK
Vol 13 No. 03
FORUM IPTEK
Vol 13 No. 03
5. Penutup
Dari makalah ini dapat disimpulkan
bahwa :
1. Metodologi-metodologi yang disajikan
ini menawarkan suatu alternatif
pendekatan
untuk
troubleshooting
sumur-sumur gas lift. Keuntungan
utama adalah analisa mereka didasarkan
pada kemungkinan aplikasi di berbagai
lapangan gas lift di dunia.
2. Metodologi ini sangat baik karena
perkiraan-perkiraan yang wajar dari
variable-variabel
tertentu
seperti
fallback, kecepatan kolom cairan,
tekanan alir tubing, tidak berpengaruh
besar
terhadap
hasil-hasil
akhir
perhitungan-perhituungan
troubleshootingnya.
Inilah
yang
terutama penting dalam kasus gas lift
terputus-putus.
3. Interpretasi data lapangan produksi
diperlukan untuk memastikan hasil-hasil
numeriknya benar yang menghasilkan
diagnosa yang benar.
4. Penggunaan katup-katup yang bekerja
dengan tekanan casing (casing pressureoperated valves), selagi memungkinkan,
membuat analisa dan diagnosa instalasi
gas lift ini menjadi lebih mudah.
5. Pengalaman dalam menginterpretasi
data
produksi
dan
hasil-hasil
perhitungan troubleshootingnya adalah
penting untuk menyelesaikan bermacam
kasus berwawasan luas. Begitu juga,
data yang tersedia untuk metodologi
yang
tersaji
sangat
membantu
mengurangi kebutuhan pengalaman
dalam
tugas
khusus
pada
troubleshooting sumur-sumur gas lift.
DAFTAR NOTASI
Simbol Latin
= Faktor koreksi temperatur nitrogen
a2
Ab
= Area bellow katup gas lift, (sq.in)
Ap
= Area port katup gas lift, (sq.in)
API
= API gravitas dari minyak, (1/1)
b2
= Faktor koreksi temperatur nitrogen
Ba
= Kapasitas volumetrik dari ruang
annulus, (Bls/Mft)(m3/m)
Bt
= Kapasitas volumetrik dari tubing,
(Bls/Mft)(m3/m)
= Koefisien discharge, (tanpa satuan)
CD
CF
= Faktor gesekan, (1/1)
Cm
= Fraksi kolom awal yang berkurang
karena fallback, (1/1)
Cp,Cv = Panas khusus pada tekanan dan
volume tetap, (tanpa satuan)
dc
= Diameter dalam casing, (inci)(cm)
dp
= Diameter port katup gas lift,
(inci) (cm)
DH
= Kedalaman suatu komunikasi casingtubing pada gas lift terputus-putus,
(Mft)
D(n) = Kedalaman mandrel nomor n, (Mft)
D(N) = Kedalaman mandrel terdalam, (Mft)
Dov
= Kedalaman katup operasi gas lif,
(Mft)
Dpd
= Kedalaman packer, (Mft) (m)
Dpt
= Kedalaman puncak interval produksi,
(Mft)(m)
dt
= Diameter dalam tubing produksi,
(inci)(cm)
Dtac = Kedalaman suatu komunikasi casingtubing pada gas lift kontinyu, (Mft)
dto
= Diameter luar tubing produksi,
(inci)(cm)
f1
= (1-f2), (1/1)
f2
= Fraksi area dudukan/bellow = Ap/Ab
FF
= Koefisien fallback, (%)
FGLR = Perbandingan gas-cairan formasi,
(scf/stb)
Fgy
= Faktor gas yang diestimasi pada
puncak kolom Q pada gas lift
terputus-putus, (1/1).
fr
= Koefisien faktor gesekan, (1/1)
g
= Percepatan gravitasi, 32.17 ft/detik2
Gg
= Gravitas gas (udara = 1)
95
FORUM IPTEK
Gt
k
n
Vol 13 No. 03
DAFTAR PUSTAKA
- Jaimes.R & Zimmerman,W : Lagovens
Slug Flow Gas Lift of Heavy Oil
Production, 3rd International Unitar Heavy
Crude & Tar Sand Conference, 1985.
- Ortiz,J.L : Intermittent Gas Lift
Troubleshooting, International Tcchnical
Report, Lagoven, 1988
- Ortiz,J.L : Analysis and Diagnosis of Gas
Lift Well, Primer Seminario, Maracaibo,
Septiembre, 1985.
- Zimmerman,W:Basic Gas Lift Manual ,
Petroleum
Engineering
Organization,
Lagoven, 1977.
- Zimmerman,W:Intermittent
Gas
Lift
Specification,
Petroleum
Engineering
Organization, Lagoven, 1984.
Pcso =
Pcvo
(A-4)
Fg
Di mana :
a2 dan b2 merupakan faktor koreksi temperatur
untuk nitrogen, dan dapat dihitung dengan :
a2 = 0,083 {1-(n)} ..(A-5)
b2 = 0,86302 + 0,002283 (n) ..(A-6)
di mana :
(n) merupakan temperatur alir pada kedalaman
mandrel ke-n.
LAMPIRAN B
Tekanan Casing Operasi Permukaan (Psop)
Persamaan Thornhill-Craver(7) digunakan untuk mengembangkan suatu persamaan
untuk memperkirakan tekanan casing operasi
permukaan (Psop).
Kita mulai dengan persamaan berikut untuk
memperkirakan laju alir gas melalui suatu
orifice pada variabel area :
k +1
121,74.CD .d p .P1 2 g .(
k (r 2k r ( k
)
k 1
LAMPIRAN A
QGI =
...(B-1)
Di mana :
r = perbandingan antara tekanan upstream dan
downstream pada katup gas lift orifice,
r = P1/P2 .(B-2)
Tekanan downstream adalah tekanan tubing,
P2 = Pt + 14,7 .(B-3)
Dan tekanan upstream adalah tekanan casing
buka katup (Pcvo),
P1 = Pcvo + 14,7 ..(B-4)
dimana :
k = Cp/Cv ....(B-5)
Pcvo =
..(A-1)
Untuk suatu spring operated valve :
Dikalibrasi dengan tekanan tutup
Pcvo =
Ptrc f 2 .Pto
...(A-2)
f1
Pcvo =
Ptro. f1 f 2 .Pto
...(A-3)
f1
Gg . R
96
FORUM IPTEK
Vol 13 No. 03
...(B-12)
Dari persamaan B-12, simbol penulisan
pengelompokan berikut dapat ditentukan :
ro = (
2 ( k +1 )
)
...(B-8)
k +1
QGI =
1804,3.P1.dp 2 .Fr
..(B-9)
Gg. R
Di mana :
Fr adalah faktor alir kritis dan tergantung pada
harga r.
Jika r > 0,55 maka ;
Fr = r
1.561
1.781
..(B-10)
Area =
n = ( Pcvon + 14,7) 2 +
QGI . fp Gg . R
451.dp 2 .Fr
.(B-13)
Jika n0 maka kita tidak akan dapat
menghitung Pvop.
Asumsikan kita mendapatkan suatu
persamaan untuk memperkirakan faktor gas
sebagai berikut :
Fg =
Pvop
.(B-14)
Psop
Psop =
Pcvo + 14,7 +
14,7 (B-15)
2 Fg
LAMPIRAN C
Memperkirakan kedalaman komunikasi
antara tubing dan casing
Hitung tekanan tubing pada kondisi
dinamis, dan kaitkan ke permukaan (Ptosc).
Lakukan ini untuk semua mandrel, packer, dan
puncak interval produksi.
Pada kepala sumur, kita dapat mengasumsikan
Ptsoc=Pwh
Ptosc =
Pt
.(C-1)
Fg
Pvop Pcvo 2
dp (B-11)
fp
97
FORUM IPTEK
Vol 13 No. 03
SC .TSC .Z SC
ctual =
( Ptosc ) gr Pcsoc
Dtac =
( Dgr Dls ) + Dls
LAMPIRAN D
Faktor Gas (Fg)
Tujuan faktor-faktor gas adalah untuk
memungkinkan perhitungan tekanan gas pada
berbagai kedalaman dari suatu harga tekanan
permukaan gas yang diketahui; atau untuk
mengembalikan suatu harga tekanan permukaan
gas ke berbagai kedalaman. Persamaan faktor
gas dituliskan sebagai berikut :
Pn = Ps.Fg (D-1)
dimana :
Pn = Tekanan gas pada berbagai
kedalaman (Dn), psia
Ps = Tekanan gas di permukaan, psia
Fg = Faktor gas, 1/1
Kita mulai dengan persamaan yang melukiskan
suatu gas nyata :
PV=znRT.(D-2)
di mana :
P = Tekanan, psia
V = Volume, ft3
Z = Faktor kompresibilitas gas,
1/1
n = Jumlah pon mole (berat
molekul gas dalam pon)
R = Kontanta gas universal,
10,732 ft/lb.mole.R
Dengan menggunakan konservasi massa dari
suatu kuantitas gas tertentu sebagai :
( .V ) SC = ( .V ) actual ..(D-3)
Menggunakan persamaan (D-1) untuk volume
dalam persamaan (D-2),
PSC
P
..(D-4)
T .Z
Rg =
SC .TSC .Z SC
PSC
.(D-5)
actual = Rg .
P
(D-7)
T .Z
dP = Rg .
.dX ...(D-9)
T .Z
Temperatur dapat didekati sebagai suatu fungsi
kedalaman menggunakan gradient geothermal
berikut :
T = a + b. X .(D-10)
Kita juga dapat mengembangkan suatu persamaan
yang
menghubungkan
faktor
kompresibilitas gas dengan kedalaman, sebagai :
Z = A.Z + B.Z.X ..(D-11)
Kombinasikan persamaan (D-9), (D-10), dan
(D-11) :
98
FORUM IPTEK
Vol 13 No. 03
1 dP
dX
. (D-12)
=
Rg PS P
( AZ + BZ )(a + b + X )
0
Pengelompokkan parameter berikut diaplikasikan pada persamaan (D-12) :
A=a.BZ...(D-13)
B=a.BZ+b.AZ....(D-14)
C=b.BZ..(D-15)
Sr= B 2 4. A.C ..(D-16)
Memakai persamaan (D-13) dan (D-16)
kedalam persamaan (D-12) dan mengintegrasikannya :
Rg [ln P ]Ps =
P
2Cx + B ( B 2 4 AC )1 / 2
1
ln
( B 2 4. A.C )1 / 2 2Cx + B ( B 2 4 AC )1 / 2 0
(D-17)
Parameter berikut ditentukan untuk manipulasi
aljabar dalam persamaan (D-17);
K5=2C(B+Sr) ...(D-18)
K6=2C(B-Sr) ....(D-19)
K7=B2Sr2 ...(D-20)
mg=
1
...(D-21)
R.Sr
1 2Cx + B Sr
B Sr
ln
ln
B + Sr
Sr 2Cx + B + Sr
141,5(1 W )
f =
+ W 0,433
131,5 + API
...(E-3)
Korelasi Viscositas Minyak
u, CEPT, y dan S merupakan persamaan parsial
yang dipakai untuk memperkirakan viscositas.
141,5
u = 23,825 23,711
.(E-4)
131,5 + API
e u e u
...(E-5)
2
2130,4 5
CEPT = 2,8847 +
.10
sinh 2 u
sin.u =
...(E-6)
141,5
8,9903
131,5 + API
y = 11.526
.(D-22)
.(E-7)
1
K 5x + K 7
P
=
ln
ln
Ps Sr.Rg K 6 x + K 7 (D-23)
S = cos y =
P K 5x + K 7
=
Ps K 6 x + k 7
mg
.(D-24)
K 5x + K 7
Fg =
K 6 x + k 7
e y ey
.(E-8)
2
100
o = CEPT
88,8 + 15,6.Dpt
..(E-9)
Faktor Gesekan
Rey =
6,217.dt.Vat.f
mg
.(D-25)
CF = 1 +
o
51,808. fr.Vat 2
dt
.(E-10)
..(E-11)
99
FORUM IPTEK
Vol 13 No. 03
-0,124
Qp =
qf .Tc
..(E-12)
1,44.Bt
Q=
qf .Tc
..(E-13)
1,44.Bt (1 Cm)
(D (n) Q ) 1,524
54
..(E-16)
Pto(n)= Pwh 1 + (D ( n) Q )
54
SLUG =
Q.f
E-18)
t
1,524
...(E-17)
Fg
+ 1000.Q.f
DH=
Pcsoc Pcmax
(D(n + 1) D(n) ) + D(n)
Pcmax(n + 1) Pcmax(n)
(E-20)
100
FORUM IPTEK
Vol 13 No. 03
101
FORUM IPTEK
Vol 13 No. 03
102
FORUM IPTEK
Vol 13 No. 03
103
FORUM IPTEK
Vol 13 No. 03
104