Professional Documents
Culture Documents
Nur Alfiani
Nama Wahana : RS PKU Muhammadiyah Gombong
Topik : Kasus medikolegal Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga
Tanggal (kasus) : 28 Februari 2016
Presenter : dr. Nur Alfiani
Nama Pasien : Ny. E
No. RM : 306077
Tanggal Presentasi : 19 Februari 2016
Pendamping : dr. Fatah
Tempat Presentasi : RS PKU Muhammadiyah Gombong
Obyektif Presentasi :
Keilmuan
Ketrampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus Bayi
Anak
Remaja
Dewasa Lansia
Bumil
Deskripsi : wanita, usia 36 th, mengalami kekerasan dalam rumah tangga
Tujuan :
Melakukan pemeriksaan status lokalis dan pemeriksaan penunjang, dan menyimpulkan
hasilnya.
Bahan bahasan Tinjauan Pustaka Riset
Cara membahas Diskusi
Presentasi
Kasus
Audit
Pos
dan diskusi
Data pasien :
Nama : Ny. E
No CM :
306077
Nama RS : PKU Muhammadiyah Gombong
Telp : (0287) 471639
Data utama untuk bahan diskusi :
1. Diagnosis/ Gambaran klinis :
Pasien (Ny. E) datang untuk meminta visum et repertum setelah mengalami
kekerasan fisik oleh suami korban. Namun, Ny. E belum melaporkan kasus kekerasan
tersebut ke Polisi.
Ny. E mengeluhkan pusing setelah dipukul di kepala oleh suaminya 6 jam SMRS.
Pasien juga mengeluh perut terasa nyeri dan pinggang terasa sakit kalau berjalan setelah
ditendang di bagian perut oleh suaminya. Pasien mengaku tidak mengetahui sebab suami
pasien memukulinya. Kejadian tersebut terjadi ketika Ny. E sedang duduk dan suami
pasien tiba-tiba memukulinya. Menurut pasien, suaminya dalam kondisi sadar dan tidak
mabuk.Menurut pasien, kekerasan ini adalah yang kedua kali dialaminya. Dua bulan yll,
pasien mengaku ditendang di bagian paha.
Pasien menikah dengan suaminya sejak tahun 2000. Dari pernikahannya, pasien dan
suami sudah mempunyai dua orang anak.
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien mengaku belum melakukan pengobatan apapun sejak dipukuli 6 jam SMRS
Riwayat pengobatan TB Paru (-)
3. Riwayat kesehatan/penyakit :
TERAPI
Rawat Jalan
- Antasida syr 3 x CI a.c
- Meloxicam 2 x 7.5mg
- Neurodex 2 x 1tab
- Ranitidine 2 x 1tab
Edukasi mengenai visum et repertum.
Daftar Pustaka :
Abdul W, Irfan M (2001). Perlindungan terhadap korban kekerasan. Bandung: Refika
Aditama.
Budiyanto (1997). Ilmu kedokteran forensik. Jakarta: Bagian Kedokteran Forensik FK UI,
pp:3-11, 15-16, 26-33, 55-57, 64-70.
Departemen Hukum dan Ham (2004). Undang-Undang No 23 tahun 2004 tentang
Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (PKDRT). Jakarta: Cemerlang.
Rika S (2006). Perempuan dan penyelesaian kekerasan dalam rumah tangga. Bandung: PT
Citra Aditya Bakti.
Soeparmono R (2002). Keterangan ahli dan visum et repertum dalam aspek hokum acara
pidana. Bandung: Mandar Maju, p: 98.
Ihromi TO (2000). Penghapusan diskriminasi terhadap wanita. Bandung: Penerbit Alumni.
Hasil pembelajaran :
1.
2.
3.
4.
SUBJEKTIF :
Dari hasil pemeriksaaan fisik didapatkan pasien datang dengan kondisi baik,
composmentis. Frekuensi napas 20 x/menit, nadi normal yaitu 84x/menit, suhu tubuh
normal (36.8 C), dan tekanan darah 110/70 mmHg. Pemeriksaan abdomen didapatkan
palpasi nyeri tekan (+) di regio epigastrium. Pemeriksaan status lokalis temporal sinistra
tampak 2 buah luka memar berukuran masing-masing 2 X 1 cm berada di lateral ocular
sinistra, dan 3x1 cm di lateral alis kiri, eritem (+), nyeri tekan (+). Sedangkan,
pemeriksaan status lokalis lumbal sinistra tampak memar berukuran 4 X 1 cm, eritem (+),
nyeri tekan (+), ROM full.
ASSESSMENT : Kontusio regio temporal et lumbal sinistra, dispepsi
PLAN:
Rawat Jalan
- Antasida syr 3 x CI a.c
- Meloxicam 2 x 7.5mg
- Neurodex 2 x 1tab
- Ranitidine 2 x 1tab
Edukasi mengenai visum et repertum.
Pada pasien, diberikan obat-obatan untuk mengurangi keluhan yang dirasakan.
visum
et
repertum
berguna
untuk
mengungkapkan perkara. Bagi Penuntut Umum (Jaksa) keterangan itu berguna untuk
menentukan pasal yang akan didakwakan, sedangkan bagi Hakim sebagai alat bukti formal
untuk menjatuhkan pidana atau membebaskan seseorang dari tuntutan hukum. Untuk itu,
perlu dibuat suatu Standar Prosedur Operasional Prosedur (SPO) pada suatu rumah sakit
tentang tatalaksana pengadaan visum et repertum.
B. JENIS
1. VeR hidup
a. VeR definitif
VeR yang dibuat seketika, di mana korban tidak memerlukan perawatan dan
pemeriksaan lanjutan sehingga tidak menghalangi pekerjaan korban. Kualifikasi
luka yang ditulis pada bagian kesimpulanya itu luka derajat I atau luka golongan C.
b. VeR sementara
VeR yang dibuat untuk sementara waktu karena korban memerlukan
perawatan dan pemeriksaan lanjutan sehingga menghalangi pekerjaan korban.
Kualifikasi luka tidak ditentukan dan tidak ditulis pada kesimpulan. Manfaat
dibuatnyaVeR sementara, yaitu
1) Menentukan apakah ada tindak pidana atau tidak
2) Mengarahkan penyelidikan
3) Berpengaruh terhadap putusan untuk melakukan penahanan sementara terhadap
terdakwa
4) Menentukan tuntutan jaksa
5) Medical record
c. VeR lanjutan
VeR yang dibuat di mana luka korban telah dinyatakan sembuh atau pindah
rumah sakit atau pindah dokter atau pulang paksa. Bila korban meninggal, maka
dokter membuat VeR jenazah. Dokter menulis kualifikasi luka pada bagian
kesimpulanVeR.
2. VeR jenazah
VeR yang dibuat terhadap korban yang meninggal. Tujuan pembuatan VeR ini
adalah untuk menentukan sebab, cara, dan mekanisme kematian.
3. Ekspertise
VeR khusus yang melaporkan keadaan benda atau bagian tubuh korban,
misalnya darah, mani, liur, jaringan tubuh, tulang, rambut, dan lain-lain. Ada sebagian
pihak yang menyatakan bahwa ekspertise bukan merupakanVeR.
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (KDRT)
A. DEFINISI KDRT
Kekerasan dalam Rumah Tangga seperti yang tertuang dalam Undang-undang
No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga, memiliki arti
setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya
kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran
rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau
perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga (Pasal 1
Butir 1). Pasal 2 menjabarkan selanjutnya:
1) Lingkup rumah tangga dalam undang-undang ini meliputi:
a. Suami, istri, dan anak
b. Orang-orang yang mempunyai hubungan keluarga dengan orang sebagaimana
dimaksud dalam huruf a karena hubungan darah, perkawinan, persusuan,
pengasuhan, dan perwalian, yang menetap dalam rumah tangga; dan/atau
c. Orang yang bekerja membantu rumah tangga dan menetap dalam rumah tangga
tersebut.
2) Orang yang bekerja sebagaimana dimaksud dalam huruf c dipandang sebagai
anggota keluarga dalam jangka waktu selama berada dalam rumah tangga yang
bersangkutan.
Tindak kekerasan yang dilakukan suami terhadap istri sebenarnya merupakan
unsur yang berat dalam tindak pidana, dasar hukumnya adalah KUHP (kitab undangundang hukum pidana) pasal 356 yang secara garis besar isi pasal yang berbunyi:
Barang siapa yang melakukan penganiayaan terhadap ayah, ibu, isteri atau anak
diancam hukuman pidana
B.
BENTUK KDRT
Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2004, tindak kekerasan terhadap istri
dalam rumah tangga dibedakan ke dalam 4 macam :
1. Kekerasan fisik
Kekerasan fisik adalah perbuatan yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit
atau luka berat. Prilaku kekerasan yang termasuk dalam golongan ini antara lain
adalah menampar, memukul, meludahi, menarik rambut (menjambak), menendang,
3.
memaksakan kehendak.
Kekerasan seksual
Kekerasan jenis ini meliputi pengisolasian (menjauhkan) istri dari kebutuhan
batinnya, memaksa melakukan hubungan seksual, memaksa selera seksual sendiri,
tidak memperhatikan kepuasan pihak istri. Kekerasan seksual berat berupa:
a. Pelecehan seksual dengan kontak fisik, seperti meraba, menyentuh organ
seksual, mencium secara paksa, merangkul serta perbuatan lain yang
menimbulkan rasa muak/jijik, terteror, terhina, dan merasa dikendalikan.
b. Pemaksaan hubungan seksual tanpa persetujuan korban atau pada saat korban
tidak menghendaki.
c. Pemaksaan hubungan seksual dengan cara tidak disukai, merendahkan dan atau
menyakitkan.
d. Pemaksaan hubungan seksual dengan orang lain untuk tujuan pelacuran dan
atau tujuan tertentu.
e. Terjadinya
hubungan
seksual
di
mana
pelaku
memanfaatkan
posisi
Kekerasan ekonomi
menurut
hukum,
Perlindungan dan pelayanan diberikan oleh institusi dan lembaga sesuai tugas
dan fungsinya masing-masing:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
penuntutan
dan
pemeriksaan
pengadilan,
mendengarkan
dan
7.
KASUS MEDIKOLEGAL
KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA
Disusun oleh :
Nur Alfiani., dr.
Dokter Internsip RS PKU Muhammadiyah Gombong
Pendamping :
Dr. Fatah
Judul/topik
Nama Pendamping
: dr. Fatah
Nama wahana
Keterangan
Tanda tangan
1.
Presentan
2.
Dokter internship
3.
Dokter internship
4.
Dokter internship
5.
Dokter internship
6.
Dokter internship
Dokter Pendamping
Presentan
dr. Fatah