Professional Documents
Culture Documents
OBAT ANTIDEPRESSAN
Oleh:
Oleh:
Fitri Maya A, S. Ked
04054821517036
04054821517060
04054821517076
04054821517085
04054821618013
Pembimbing:
dr. H. M. Zainie Hassan AR, Sp.KJ (K)
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh:
Fitri Maya A, S. Ked
04054821517036
04054821517060
04054821517076
04054821517085
04054821618013
Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat dalam mengikuti ujian kepaniteraan
klinik senior di Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas
Sriwijaya Palembang.
Palembang,
Juli 2016
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tinjauan pustaka yang berjudul Obat
Antidepressan. Laporan ini merupakan salah satu syarat Kepaniteraan Klinik Senior (KKS)
di Bagian Psikiatri RSMH Palembang.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. H. M. Zainie Hassan AR, Sp.KJ (K)
selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulisan dan penyusunan
tinjauan pustaka ini, serta semua pihak yang telah membantu hingga selesainya laporan kasus
ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan tinjauan pustaka ini
disebabkan keterbatasan kemampuan penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan di masa yang akan
datang. Semoga tinjauan pustaka ini dapat memberi manfaat bagi yang membacanya.
Palembang,
Juli 2016
Penulis
iii
DAFTAR ISI
5
8
10
12
16
21
26
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan depresif adalah gangguan psikiatri yang menonjolkan mood sebagai
masalahnya, dengan berbagai gambaran klinis yakni gangguan episode depresif, gangguan
distimik, gangguan depresif mayor dan gangguan depresif unipolar serta bipolar. The Oxford
Dictionary mendefinisikan depresi sebagai keadaan low spirits or vitality (lemah jiwa atau
semangat hidup). 1,2,3
Depresi ditemukan pada 14 juta orang dewasa di Amerika Serikat setiap tahunnya.
Prevalensi depresi di Amerika Serikat diperkirakan sebesar 16% pada orang dewasa (21% wanita,
13% pria), atau lebih dari 32 juta orang. Gejala utama depresi yaitu afek depresif, kehilangan
minat dan kegembiraan serta berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah
lelah dan menurunnya aktivitas. Sedangkan gejala lainnya berupa konsentrasi dan perhatian
berkurang, harga diri dan kepercayaan diri berkurang, gagasan tentang rasa bersalah dan tidak
berguna, dan pandangan masa depan yang suram dan pesimmistis, gagasan atau perbuatan
membahayakan diri atau bunuh diri, tidur terganggu dan nafsu makan berkurang.1,4,5
Farmakoterapi atau terapi obat merupakan komponen penting dalam pengobatan
gangguan depresif. Ada banyak faktor yang harus diperhitungkan, misalnya target simptom, kerja
obat, farmakokinetik, cara pemberian, efek samping, interaksi obat, sampai pada harga obat.
Transmitter utama yang terlibat dalam depresi adalah dopamin, norepinefrin, dan serotonin.
Penelitian telah menunjukkan bahwa proses transduksi sinyal neuronal yang melampaui tingkat
reseptor adalah target potensial untuk kerja antidepressan.. Pemikiran terakhir adalah beberapa
mekanisme reseptor yang berbeda memicu kaskade sinyal interseluler yang berbeda yang dapat
mengaktifkan faktor transkripsi, yang pada akhirnya, meningkatkan ekspresi gen yang mengkode
protein, yang berperan penting dalam pemulihan fungsi saraf yang terlibat dalam pengaturan
mood. 2
Meskipun obat antidepresan sudah cukup banyak tersedia saat ini, prevalensi depresi dan
angka bunuh diri akibat depresi tetap saja tinggi. Sekitar 15% penderita depresi mayor meninggal
karena bunuh diri, 20%-40% pernah melakukan percobaan bunuh diri. Angka bunuh diri lebih
tingggi pada orang tua dan anak muda. Walaupun depresi lebih sering pada wanita, angka bunuh
diri lebih tinggi pada laki-laki daripada wanita.6
Antidepresan terbagi menjadi beberapa golongan, yaitu trisiklik antidepresan (TCA),
seletive serotinin reuptake inhibitors (SSRI), dan monoamine oksidase inhibitors (MAOI).
Perbedaan jenis antidepresan membedakan efektivitas, keamanan dan efek samping oleh karena
5
itu pemilihan antidepresan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain, tolerabilitas, reaksi obat
sebelumnya, kondisi medis yang menyertai, interaksi obat dan faktor harga yang sesuai dengan
kemampuan pasien.1,7,8
1.2 Tujuan Umum
Tinjauan pustaka ini di harapkan bisa bermanfaat bagi semua pembacanya. Dengan
membaca makalah ini di harapkan bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca tentang Obat
Antidepressan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Definisi Antidepressan
Antidepresan terutama digunakan untuk mengobati depresi, gangguan obsesif-kompulsif,
gangguan ansietas menyeluruh, gangguan panik, gangguan fobik dan pada kasus tertentu, enuresis
nokturnal (antidepresan trisiklik) dan bulimia nervosa (fluoxatine).9
2.2
Klasifikasi Antidepressan
Sistem klasifikasi berdasarkan mekanisme kerja dianggap lebih rensponsif untuk efek
karena lebih ditolerir dengan lebih baik dan level puncak dalam plasma dicapai setelah 2-6 jam,
namun reaksi klinik optimum setelah 2-4 minggu pemberian.1
Trisiklik
dopamin pada tingkat yang lebih rendah. Beberapa trisiklik mempunyai potensi yang lebih untuk
menghambat pompa reuptake serotonin dan yang lainnya lebih selektif untuk norepinefrin
daripada serotonin.9
Pada dasarnya semua antidepresan trisiklik mempunyai sedikitnya 3 mekanisme kerja
yaitu blokade reseptor kolinergik muskarinik, blokade reseptor histamin H1, dan blokade reseptor
alpha 1 adrenergik.9
2.2.1.1 Farmakodinamik
TCA setidaknya memiliki lima atau lebih obat yang terkandung didalamnya; inhibitor
aktivitas pengambilan kembali serotonin, inhibitor aktivitas pengambilan kembali norepinefrin,
anti-muskarinik, antagonis alfa-1 adrenergik, serta anti histamin. TCA juga menghambat kanal
sodium pada tingkat overdosis yang dapat menyebabkan aritmia jantung dan kejang yang
berpotensi letal.11
dua neurotransmitter yang penting pada sistem saraf pusat, yang akan kembali ke sel otak.
Neurotransmitter, seperti serotonin dan norepinefrin, adalah senyawa kimia yang diproduksi oleh
sel otak yang disebut neuron yang memungkinkan terjadinya hubungan antara senyawa tersebut.
Neurotransmitter dilepaskan oleh satu neuron pada ruang antara neuron yang satu dengan neuron
berikutnya. Kemudian, neurotransmitter tersebut berhubungan dengan sisi spesifik pada
permukaan membran neuron yang disebut reseptor. 12
Karena TCA menghambat neuron kolinergik pada sistem saraf, sehingga menimbulkan efek
samping antikolinergik, yaitu mulut dan kulit kering, penglihatan kabur, konstipasi, dan susah
buang air kecil.12
Pasien juga dapat merasakan pusing. Pusing disebabkan oleh efek obat yang dapat menurunkan
8
Kenaikan berat badan juga merupakan masalah yang lain, terutama pada penggunaan Elavil
(amitriptylin), Pamelor (nortriptilin), dan sinequan (doxepin).12
Efek samping lainnya adalah narrow-angle glaucoma, aritmia jantung (paling sering
ditemukan). Pada pasien dengan riwayat kejang maka TCA harus dimonitor karena
antidepressan TCA dapat menjadi pemicu terjadinya kejang.12
Gambar 2. Efek samping antidepresan trisiklik (Diambil dari: Stahl SM. Essential
Psychopharmacology. United Kingdom: Cambridge University Press; 2000).
Gambar 3. Efek samping antidepresan trisiklik (Diambil dari: Stahl SM. Essential
Psychopharmacology. United Kingdom: Cambridge University Press; 2000).
2.2.1.4 Cara Pemberian dan Dosis Obat
Nama Obat
Dosis
Dosis
Awal
Pengobatan
Efek Samping
9
(mg/hari)
(mg/hari)
Antidepressan
Trisiklik
- Ampitriptilin
- 50-75
- 100-300
- Klomipramin
- 25
- 100-250
- Doksepin
- 50-75
- 100-300
- Imipramin
- 25-75
- 100-300
- Trimipramin
- 50-75
- 100-300
- Amoxapin
- 50-100
- 200-500
- Desipramin
- 50-75
- 100-300
Tabel 1. Ringkasan obat antidepressan (Diambil dari Michael G. Gelder, Juan J. Lpez-Ibor Jr, Nancy C.
Andreasen New Oxford Textbook of Psychiatry.2000, Sadock,Benjamin James;Sadock, Virginia Alcott. Kaplan
Williams &Wilkins. 2007, Hardman, Joel.G; Limbird, Lee. E. Gilman, Alfred Goodman. Goodman & Gilman
Dasar Farmakologi Terapi, Ed.10, Vol.1Jakarta. EGC. 2007. )
Dosis berlebih.
Antidepresan trisiklik sebaiknya diresepkan dalam jumlah yang terbatas untuk satu waktu
tertentu karena efek obat-terhadap kardiovaskular berbahaya pada dosis berlebih.
Khususnya dosis berlebih karena dosulepin (dotiepin) dan amitriptilin dapat berakibat
fatal.17
Penghentian obat
10
Interaksi
Antidepresan trisiklik dan sejenisnya (atau SSRI atau antidepresan sejenis) baru boleh
mulai diberikan 2 minggu setelah pemberian penghambat MAO dihentikan (3 minggu
apabila yang akan diberikan adalah klomipramin atau imipramin). Sebaliknya,
penghambat MAO baru boleh diberikan setelah antidepresan trisiklik dan sejenisnya
dihentikan (kurang lebih 7-14 hari, atau 3 minggu pada kasus dengan klomipramin atau
imipramin). 17
12
Tabel 2. Farmakokinetik antidepressan (Diambil dari Michael G. Gelder, Juan J. LpezIbor Jr, Nancy C. Andreasen New Oxford Textbook of Psychiatry.2000)
Dosis Awal
Dosis
Efek Samping
(mg/hari)
Pengobatan
(mg/hari)
Mengantuk,
Fenelzin
Tranilsipromin
Selegilin
Moclobemid
Isocarboxazid
15
20
5
100
10
15-90
20-60
5-20
300-600
20-60
hipotensi,
Tabel 3. Ringkasan obat antidepressan (Diambil dari Michael G. Gelder, Juan J. Lpez-Ibor Jr, Nancy C.
Andreasen New Oxford Textbook of Psychiatry.2000, Sadock,Benjamin James;Sadock, Virginia Alcott. Kaplan
Williams &Wilkins. 2007, Hardman, Joel.G; Limbird, Lee. E. Gilman, Alfred Goodman. Goodman & Gilman
Dasar Farmakologi Terapi, Ed.10, Vol.1Jakarta. EGC. 2007. )
Penghentian obat
Jika memungkinkan, penghambat MAO sebaiknya dihentikan secara bertahap.17
Interaksi
Penghambat MAO menghambat monoamin-oksidase yang akan menyebabkan akumulasi
dari
neurotransmiter
amin.
Metabolisme
beberapa
obat
golongan amin
seperti
simpatomimetik kerja tidak langsung (terkandung di dalam obat batuk dan dekongestan)
13
juga
akan
dihambat
dan
aksi
penekannya
dapat
dipotensiasi.
Efek penekanan dari tiramin (terdapat dalam beberapa makanan seperti keju matang, ikan
baring yang diawetkan, kacang polong, daging-dagingan, ekstrak ragi atau ekstrak kedelai
yang difermentasi) dapat juga dipotensiasi sehingga menjadi berbahaya. Interaksi ini dapat
menyebabkan peningkatan tekanan darah yang berbahaya. Peringatan awal dari gejala
dapat berupa sakit kepala yang berdenyut. Pasien sebaiknya dianjurkan untuk hanya
menkonsumsi makanan yang segar dan hindari makanan yang dicurigai sudah basi.
Terutama daging-dagingan, ikan, dan ayam, sebaiknya dihindari. Bahaya dari interaksi ini
dapat bertahan selama 2 minggu setelah pengobatan dengan penghambat MAO dihentikan.
Pasien juga sebaiknya menghindari minuman beralkohol ataupun minuman beralkohol
rendah. Antidepresan lain baru boleh digunakan setelah pengobatan dengan penghambat
MAO dihentikan selama 2 minggu (3 Minggu jika yang akan diberikan adalah
klomipramin atau imipramin). Beberapa dokter menggunakan golongan trisiklik bersama
dengan penghambat MAO, tetapi hal ini berbahaya bahkan berpotensi dapat menyebabkan
kematian kecuali dilakukan oleh dokter yang berpengalaman. Namun belum ada bukti
nyata bahwa penggunaan kombinasi lebih efektif dibanding sediaan tunggal. Kombinasi
tranilsypromin dengan klomipramin khususnya berbahaya. Penghambat MAO baru boleh
digunakan setelah penggunaan trisiklik atau antidepresan terkait dihentikan sedikitnya 7
14 hari (3 minggu jika menggunakan klomipramin atau imipramin). Sebagai tambahan,
suatu penghambat MAO baru boleh digunakan setelah penggunaan penghambat MAO
sebelumnya dihentikan paling tidak 2 minggu (kemudian dimulai dengan dosis yang
diturunkan lebih dahulu). 17
Interaksi
Potensiasi terhadap efek penekanan tiramin juga lebih kecil dibanding penghambat MAO
(penghambat MAO ireversibel), tetapi pasien tetap sebaiknya menghindari mengkonsumsi
makanan yang banyak mengandung tiramin (seperti keju matang, ekstrak ragi, dan produk
kedelai fermentasi) dalam jumlah banyak. Risiko interaksi obat memang dinyatakan lebih
kecil, tetapi pasien tetap harus menghindari obatobat simpatomimetik seperti efedrin dan
pseudoefedrin. Sebagai tambahan, moklobemid tidak boleh diberikan dengan antidepresan
14
lainnya. Karena durasi kerja obat ini pendek, tidak diperlukan waktu jeda setelah
penggunaan obat ini dihentikan. Tetapi obat ini baru boleh mulai diberikan setelah
antidepresan trisiklik dan sejenisnya serta SSRI dan sejenisnya lainnya dihentikan paling
tidak 1 minggu (2 minggu jika menggunakan sentralin, dan paling tidak 5 minggu pada
fluoksetin) atau paling tidak 1 minggu setelah penghambat MAO lain dihentikan. 17
2.2.3 Penghambat Pengambilan Kembali Serotonin Selektif (Selective Serotonin Reuptake
Inhibitors (SSRIs)
Selective Serotonin Reuptake Inhibitors (SSRIs) telah mengganti antidepressan trisiklik
sebagai obat pilihan dalam pengobatan kelainan depresi, hal ini disebabkan karena SSRI dapat
dilorensi lebih baik dan dapat digunakan dalam dosis tinggi. SSRIs memblok pengambilan
kembali serotonin (5-HTIA, 5-HT2C, dan 5-HT3C) ke dalam presinaps nervus terminal, dengan
demikian neurotransmisi serotonin meningkat, yang menghasilkan efek dari antidepressan.15
2.2.3.1 Farmakodinamik
SSRI terdiri dari 5 anggota utama, yaitu flouxetin, sertralin, paroxetin, fluvoxamin, dan
citalopram. Walaupun masing-masing dari kelima jenis SSRi ini memiliki struktur kimia yang
berbeda, namun semuanya mempunyai gambaran farmakologi yang sama yaitu merupakan
inhibisi selektif dan poten pada reuptake serotonin yang lebih kuat daripada kerjanya pada
reuptake norepinefrin atau pada alpha 1, histamin 1 atau reseptor kolinergik muskarinik dan
hampir tidak ada kemampuan untuk memblok sodium chanel walaupun pada dosis berlebih. Kerja
SSRI pada presinaptik axon terminal, mekanisme kerja tersebut terjadi pada somatodendritik
ujung saraf serotonin (dekat cell body).9
Gambar
6.
Mekanisme
Kerja
SSRI
(Diambil
dari:
Stahl
SM.
Essential
Gambar
7.
Mekanisme
Kerja
SSRI
(Diambil
dari:
Stahl
SM.
Essential
saraf postsinaptik dimana targetnya adalah serotonin. Reaksi genom pada saraf posstsinaptik juga
memerintahkan untuk downregulasi atau merangsang reseptor-reseptor tersebut. Waktu
perangsangan ini berhubungan dengan onsset toleransi dengan efek samping dari SSRI. 9
Gambar
8.
Mekanisme
Kerja
SSRI
(Diambil
dari:
Stahl
SM.
Essential
Gambar
9.
Mekanisme
Kerja
SSRI
(Diambil
dari:
Stahl
SM.
Essential
17
Tabel 4. Farmakokinetik antidepressan (Diambil dari Michael G. Gelder, Juan J. LpezIbor Jr, Nancy C. Andreasen New Oxford Textbook of Psychiatry.2000)
2.2.3.3. Efek Samping
-
Stimulasi reseptor 5-HT3 diduga ikut menyebabkan efek merugikan yang menjadi ciri
golongan obat ini, termasuk efek pada gastrointestinal (mual, muntah) dan seksual
(orgasme lambat atau terganggu).11,13
Gambar 10. Efek samping antidepresan SSRI (Diambil dari: Stahl SM. Essential
Psychopharmacology. United Kingdom: Cambridge University Press; 2000).
Gambar 11. Efek samping antidepresan SSRI (Diambil dari: Stahl SM. Essential
Psychopharmacology. United Kingdom: Cambridge University Press; 2000).
18
Gambar 12. Efek samping antidepresan SSRI (Diambil dari: Stahl SM. Essential
Psychopharmacology. United Kingdom: Cambridge University Press; 2000).
Gambar 13. Efek samping antidepresan SSRI (Diambil dari: Stahl SM. Essential
Psychopharmacology. United Kingdom: Cambridge University Press; 2000).
-
Stimulasi reseptor 5-HT2C dapat ikut menimbulkan risiko agitasi atau kegelisahan yang
kadang-kadang diinduksi oleh inhibitor ambilan kembali serotonin. 11,13
Gambar 14. Efek samping antidepresan SSRI (Diambil dari: Stahl SM. Essential
Psychopharmacology. United Kingdom: Cambridge University Press; 2000).
2.2.3.4 Cara Pemberian dan Dosis Obat
Nama Obat
Dosis Awal
Dosis
(mg/hari)
Pengobatan
Efek Samping
(mg/hari)
Semua
Fluoxetine
10-20
10-80
dapat
Sertraline
Fluvoxamine
Citralopram
50
50
10
50-200
50-300
10-40
insomnia,
jenis
SSRIs
menyebabkan
agitasi,
19
Paroxetine
10-20
20-60
Tabel 5. Ringkasan obat antidepressan (Diambil dari Michael G. Gelder, Juan J. Lpez-Ibor Jr, Nancy C.
Andreasen New Oxford Textbook of Psychiatry.2000, Sadock,Benjamin James;Sadock, Virginia Alcott. Kaplan
Williams &Wilkins. 2007, Hardman, Joel.G; Limbird, Lee. E. Gilman, Alfred Goodman. Goodman & Gilman
Dasar Farmakologi Terapi, Ed.10, Vol.1Jakarta. EGC. 2007. )
Penghentian obat
Gangguan saluran cerna, sakit kepala, ansietas, pusing, paraestesia, gangguan tidur, lelah,
gejala seperti flu, serta berkeringat merupakan hal yang umum timbul dari penghentian
obat SSRI secara tiba-tiba, atau penurunan dosis yang nyata secara tiba-tiba. Dosis
sebaiknya diturunkan sedikit demi sedikit selama beberapa minggu untuk menghindari
efekefek tersebut.17
Interaksi
SSRI dan antidepresan terkait baru boleh digunakan setelah penggunaan MAO dihentikan
2 minggu. Sebaliknya, MAO baru boleh digunakan setelah SSRI dan antidepresan terkait
dihentikan paling tidak 1 minggu (2 minggu pada penggunaan sertralin, paling tidak 5
minggu pada penggunaan fluoksetin). 17
Kontraindikasi
SSRI tidak boleh digunakan jika pasien memasuki fase manik.17
norepinefrin. Jenis spesifik dari kelas ini adalah venlafaxine, adalah derivat fenil bisiklik
20
dopaminergik, noradrenergik, dan jalur nikotinat dengan sedikit efek pada jalur serotonergik
(Ascher, 1995). Efek dari bupropion sebagian besar adalah memblok pengambilan kembali
dopamin, mungkin dengan cara menempati pompa pengambilan dopamine. 10
tetap saja trisiklik tidak begitu selektif karena masih memblok alpha 1, histamin 1 dan resptor
kolinergik muskarinik seperti trisiklik lainnya. Penghambat reuptake noradrenergik selektif
sebenarnya adalah reboxetine. Reboxetin adalah komplemen farmakologi yang logis daripada
SSRIs, karena reboxetin memberikan hambatan reuptake noradrenergik selektif yang lebih
kuat daripada penghambat reuptake serotonin.9
Gambar
Mekanisme
NRI
15.
Kerja
21
Walaupun belum diketahui siapa yang mungkin respon terhadap agen serotonergik
dan siapa yang respon terhadap agenn noradrenergik, tetapi diduga bahwa pasien dengan
sindrom defisiensi serotonin (depresi dengan anxietas, panik, fobia, gangguan stres
postraumatik, obsesif kompulsif dan gangguan makan) mungkin akan berespon terhadap
antidepresan serotonergik. Disisi lain pasien dengan sindrom defisiensi noradrenergik
(depresi dengan fatique, apatis, gangguan kognitif, gangguan konsentrasi, gangguan atensi,
penurunan daya ingat) mungkin lebih respon terhadap agen noradrenergik.9
Gambar
16.
Mekanisme
Kerja
NRI
(Diambil
dari:
Stahl
SM.
Essential
22
Gambar 17. Badan sel neurons noradrenergik (Diambil dari: Stahl SM. Essential
Psychopharmacology. United Kingdom: Cambridge University Press; 2000).
Pada kerja antidepresan, bukti menunjukan proyeksi neuron noradrenergik dari
lokus coerulus ke korteks frontal sebagai substrat dari efek terapeutik ini. Subtipe reseptor
noradrenergik yang memperantarai kerja antidepresan norepinefrin yaitu reseptor
postsinaptik beta 1. Pengetahuan tentang kerja terapeutik belum pasti tetapi secara teoritis
diperantarai oleh jalur norepinefrin dari lokus coerulus ke area lain pada korteks frontal.9
2.2.4.2 Farmakokinetik
menjukkan bukti bahwa ginjal klirens dari bupropion mencapai 80% dan waktu paruhnya
diperpanjang hingga 34 jam. 10
Dosis Awal
Dosis Pengobatan
(mg/hari)
(mg/hari)
100
150- 450
Efek Samping
Insomnia, agitasi,
distress GI
Nefazodon
100
200-600
Sedasi
Trazodon
50-150
150-400
Mengantuk, hipotensi
ortostatik, aritmia
jantung, distress GI,
Venlafaxin
37,5-75
150-375
distress GI,
discontinuation
Mianserin
10
syndrome
Sedasi, aritmia jantung,
30-120
Williams &Wilkins. 2007, Hardman, Joel.G; Limbird, Lee. E. Gilman, Alfred Goodman. Goodman & Gilman
Dasar Farmakologi Terapi, Ed.10, Vol.1Jakarta. EGC. 2007
tetrasiklik,
mirtazapine
dan
maprotilin,
bekerja
dengan
meningkatkan
neurotransmisi, noradrenergik dan serotonergik (5-HT1). Metode pecapaian hasil akhir antara
kedua jenis obat ini berbeda. Mirtazapin bekerja terutama sebagai antagonis poten pada postsinaps
24
5-HT2 dan 5-HT3 (serotonergik) dan pusat reseptor a-1 adrenergik (noradrenergik). Maprotilin
tidak memiliki tingkat spesifitas terhadap subtipe reseptor. Mirtazapin juga merupakan antagonis
kuat pada reseptor histamin pusat dan perifer (H 1), hal inilah yang menjelaskan efek sedatif dari
obat ini. 18
2.2.5.2 Farmakokinetik
Mirtazapine dengan cepat diserap setelah pemberian oral. Konsentrasi serum puncak
dicapai dalam waktu 2 jam mengikuti dosis. Biovaibilitas absolut mirtazapin adalah sekitar 50%
dan tidak dipengaruhi oleh makanan. 85% mirtazapin terikat dengan protein.18
2.2.5.3 Efek Samping
Efek samping yang paling sering dilaporkan dari mirtazapin adalah mengantuk (54%),
mulut kering (25%), konstipasi (13%), dan nafsu makan meningkat (17%), asthenia, agitasi,
gelisah, bingung, atau pusing.18
2.2.5.4 Cara Pemberian dan Dosis Obat
Nama Obat
Maprotilin
Dosis Awal
Dosis Pengobatan
(mg/hari)
(mg/hari)
25-75
25-150
Efek Samping
ruam kulit, pada dosis
tinggi risiko kejang
Mirtazapin
15
15-45
meningkat;
Sedasi, penambahan
berat badan
Tabel 7. Ringkasan obat antidepressan (Diambil dari Michael G. Gelder, Juan J. Lpez-Ibor Jr, Nancy C.
Andreasen New Oxford Textbook of Psychiatry.2000, Sadock,Benjamin James;Sadock, Virginia Alcott. Kaplan
25
BAB III
PENUTUP
Depresi
merupakan
gangguan
mood
yang
disebabkan
adanya
serta
dopamin.
Sehingga
memungkinkan
semakin
banyak
neurotransmitter yang berada pada celah sinaps. Penggolongan secara garis besar
yaitu antidepressan trisiklik, antidepressan tetrasiklik, MAOIs, SSRIs, serta
antidepressan atipikal.
26
DAFTAR PUSTAKA
th
28
29