You are on page 1of 4

LPLPO berisi daftar total penggunaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di

Puskesmas pusat, Puskesmas pembantu, dan Puskesmas keliling selama satu bulan. Formulir
LPLPO terdiri dari: Nomor urut, Nama pasien, Keterangan (Jamkes/bayar), Kode obat dan
Jumlah obat.
LPLPO di serahkan oleh apoteker Puskesmas Depok II kepada petugas POAK
kemudian Apoteker akan mengisi buku permintaan obat sesuai dengan jumlah obat yang diminta
yang mana jumlah obat yang diminta disesuaikan dengan jumlah pemakaian obat setiap
bulannya. Jumlah obat yang diminta akan dilebihkan sebanyak 10% sebagai stok aman. Apabila
dikemudian hari terjadi kekurangan atau kehabisan stok, maka apoteker berhak untuk menulis
bon obat untuk diserahkan ke POAK.
3. Penerimaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Setelah petugas POAK melakukan penyiapan obat sesuai dengan permintaan, obat-obat
tersebut kemudian di serahkan kepada Apoteker Puskesmas Depok II dengan menandatangani
lembar penerimaan obat. Setelah itu Apoteker kembali melakukan pengecekkan sediaan yang
diterima dengan permintaan. Pengecekkan yang dilakukan meliputi jumlah sediaan, kondisi fisik
sediaan, dan waktu kadaluarsa. Setelah obat diterima oleh Apoteker, obat tersebut kemudian
dibawa menuju Puskesmas pusat menggunakan ambulance.
1. Penyimpanan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Obat dan bahan medis habis pakai yang diterima Puskesmas Depok II kemudian
disimpan di gudang obat dan di ruang pelayanan resep. Obat yang disimpan digudang dan di
ruang pelayanan resep ditulis dalam kartu stok dan log book. Formulir kartu stok dan log book
antara lain: Nama obat, Sumber, Stok minimal, tanggal, masuk, keluar, tanggal kadaluarsa, sisa
stok dan keterangan.
Gudang penyimpanan obat dan ruanga pelayanan resep di Puskesmas Depok II
dilengkapi dengan termometer dan AC untuk memastikan suhu ruangan tetap pada suhu 25
C . Ruang penyimpanan vaksin terpisah dari gudang obat karena gudang obat terletak di
lantai 2 dan untuk memudahkan pengambilan vaksin maka disimpan diruang konseling psikologi
di lantai 1. Vaksin disimpan di dalam sebuah Freezer yang dilengkapi dengan pengatur suhu dan
alat pendeteksi kenaikan suhu secara ekstreme. Suhu di freezer dijaga antara 5C - 8C. Pada
Puskesmas Pembantu (Pustu), terdapat dua rak obat di dalam ruang pelayanan resep. Rak

pertama digunakan untuk menyimpan obat-obat yang sering digunakan (fast moving), sedangkan
rak yang satu di gunakan untuk menyimpan stok obat karena di Pustu tidak terdapat gudang atau
ruang khusus penyimpanan obat.
Penyimpanan dan penyusunan obat di Puksesmas Depok II dilakukan dengan
menggunakan metode penyusunan secara alfabetis dan penyusunan menggunakan sistem FEFO
(First Expired First Out). Selain itu, penyimpanan dilakukan di rak obat dan untuk obat
golongan psikotropika disimpan di dalam lemari khusus yang terkunci. Pengendalian obat
psikotropika dilakukan dengan menggunakan kartu stok dan log book yang disimpan bersama
dengan obat psikotropika.
2. Pendistribusian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Kegiatan distribusi dilakukan untuk memenuhi kebutuhan obat dan bahan medis habis
pakai diseluruh unit pelayanan kesehatan. Setelah obat diterima dari POAK, obat dan bahan
medis habis pakai disimpan dalam gudang obat dan separuhnya disimpan di ruang resep. Obatobat yang disimpan di dalam ruang resep adalah obat-obat yang sering digunakan (fast moving).
Semua resep dari setiap unit di Puskesmas Depok II dilayani di ruang pelayanan resep sedangkan
bahan medis habis pakai seperti alkohol, kasa, dan lain sebagainya diletakkan di masing-masing
unit pelayanan seperti poli umum dan poli gigi.
Pelaksanaan distribusi obat ke subunit Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Puskesmas
Keliling (pusling) dilakukan menggunakan sistem distribusi Individual Prescribing, dimana obat
yang didistribusikan disesuaikan dengan pola peresepan individu pasien. Ketika stok obat sudah
mulai menipis asisten apoteker akan mencatat kebutuhan obat dan dapat mengajukan bon obat
kepada apoteker penanggung jawab di Puskesmas pusat sesuai dengan obat yang dibutuhkan.
Pendistribusian bahan medis habis pakai ke unit pelayanan seperti laboratorium dan poli
gigi dilakukan oleh apoteker penanggung jawab yang berpusat di pelayanan resep. Puskesmas
Depok II juga menyelenggarakan perawatan Pasien Rujuk Balik (PRB) dari RS Sardjito.
Pendistribusian obat kepada pasien PRB bekerja sama dengan apotek tertentu yang kemudian
akan menyiapkan obat dan didistribusikan ke Puskesmas Depok II. Sebelum obat diserahkan
kepada pasien, obat tersebut dicatat dalam sebuah buku yang berisi data pasien seperti tanggal,
nama pasien, alamat, jenis pembayaran, diagnosis, nama obat, jumlah obat, keterangan dan paraf.
3. Penanganan obat rusak/ED
Penanganan obat rusak dan expired date (ED) dilakukan dengan cara pendataan obatobat yang masuk dalam kategori rusak dan ED kemudian memisahkan obat rusak/ED dari obat-

obat yang lain dan kemudian obat diletakkan di dalam keranjang khusus dan disimpan di gudang
obat. Sebelum disimpan ke dalam keranjang khusus, dilakukan pencatatan terhadap nama, nomor
batch, jumlah obat, dan tanggal kadaluarsa obat. Setelah dilakukan pendataan dan penyimpanan
khusus, selanjutnya dibuat laporan terhadap obat rusak/ED untuk kemudian dikirim ke Dinas
Kesehtaan Kabupaten Sleman. Pihak Dinkes akan mengirim saksi ke Puskesmas Depok II untuk
melakukan pemusnahan obat rusak/ED. Namun karena alasan tidak tersedianya alat pemusnahan
di Dinas Kesehatan, maka Puskesmas Depok II melakukan kerjasama dengan pihak ketiga.
Setelah pemusnahan dilakukan obat rusak/ED dilakukan, pihak Puskesmas depok II menyiapkan
berita acara pemusnahan obat.
A. Aspek Distribusi Sediaan Farmasi
Proses distribusi sediaan farmasi di Puskesmas Depok II dilakukan secara merata dan
teratur ke masing - masing sub unit pelayanan di puskesmas induk seperti unit ruangan obat, BP
umum, BP gigi, unit KIA, laboratorium, puskesmas pembantu, posyandu, dan puskesmas keliling
sesuai dengan formulir LPLPO permintaan kebutuhan obat masing masing unit. Masing
masing unit pelayanan melakukan perencanaan permintaan sediaan farmasi dan BMHP yang
kemudian diberikan kepada bagian gudang penyimpanan farmasi. Kemudian, penanggung jawab
gudang penyimpanan akan merespon permintaan dari tiap unit pelayanan dan siap menyalurkan
sediaan farmasi atau BMHP yang diminta dari masing masing unit. Obat yang keluar dari
gudang untuk tiap unit pelayanan dicatat pada kartu stock.
Distribusi obat di Puskesmas Depok II menggunakan sistem individual prescribing dan
floor stock. Sistem individual prescribing dilakukan untuk pasien rawat jalan sedangkan floor
stock dilakukan untuk

obat dan alat kesehatan di puskesmas induk, puskemas pembantu,

posyandu, BP umum, BP gigi, BP KIA dan KB, dan laboratorium.


Alur distribusi sediaan farmasi berawal dari penyiapan LPLPO yang dibuat 2 rangkap
(untuk DinKes dan puskesmas) yang kemudian diminta tanda tangan kepala puskesmas untuk
dibawa ke UPT POAK Kabupaten Sleman. LPLPO diverifikasi oleh petugas UPT POAK, lalu
obat disiapkan. Sebelum obat dikirimkan ke puskesmas Depok II, terlebih dahulu dilakukan
verifikasi oleh APJ puskesmas untuk memastikan obat yang disiapkan sudah sesuai dengan
permintaan. Pendistribusian obat dari UPT POAK Kabupaten Sleman ke puskesmas induk
melalui Apoteker Penanggung Jawab sediaan farmasi menggunakan ambulance Puskesmas
Depok II. APJ akan membagikan sediaan farmasi ke subunit pelayanan di puskesmas induk

dalam keranjang masing-masing sub unit serta puskesmas pembantu dan posyandu yang
dilakukan sehari setelah penerimaan obat dari UPT POAK Kabupaten Sleman.
Ketika terdapat kekurangan stock pada sub unit pelayanan di Puskesmas Depok II,
maka petugas sub unit pelayanan tersebut dapat mengajukan bon obat kepada APJ yang akan
didokumentasikan dalam buku gudang obat untuk menghindari adanya kekeliruan pengambilan
obat dan memantau pengeluaran serta penggunaan obat.

You might also like