You are on page 1of 12

Tuberculosis Lien Soliter: Laporan Kasus

dan Kajian Literatur


SaiFengLin1,LeiZheng1danLeiZhou2
Abstrak
LatarBelakang:Tuberkulosistetapmenjadisalahsatupenyakit
menular yang paling umum dan mematikan meskipun terjadi
perbaikan yang cukup signifikan di dalam ilmu kedokteran.
Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan yang penting di
negaranegara berkembang. Ada beberapa kasus tuberculosis
lien soliter dilaporkan dalam literatur internasional.
Tuberculosis lien soliter sangat langka dan sebagian besar
terlihat pada individu dengan imunosupresi. Pasien yang
menjadirentandalammengakuisisiTBlienbiasanyamemiliki
beberapa faktor risiko seperti imunosupresi, infeksi piogenik,
kelainan lien, trauma lien, penyakit sel sabit, dan sebagainya
(BasaJV,SinghL,JaoudeWA,SugiyamaG,IntJSurg8C:
117119,2015).

Presentasi kasus: Di sini kami melaporkan kasus tuberculosis


lien soliter pembentuk massa yang dikonfirmasi pembedahan
pada wanita berusia 64 tahun yang datang dengan keluhan
ketidaknyamanan pada perut selama dua bulan, tetapi tanpa
gejalalain.Datalaboratoriumyangtersediatidakmemberikan
informasi yang spesifik untuk diagnosis. Ultrasonografi
abdomenmenunjukkanlesihypoechoicbesardidalamlien.CT
scan abdomen menunjukkan lesi hipodens soliter. Diagnosis
tuberculosis lien soliter dikonfirmasi setelah splenektomi
dilakukandanpemeriksaanhistopatologimenunjukkanTBlien.
Kesimpulan:Tuberculosisliensoliteradalahlangkadanterkait
dengan pasien imunokompeten sangat jarang. Sangatlah sulit
untukmendiagnosadenganUSGatauCTscan.
Katakunci:tuberkulosislien
LatarBelakang
Meskipunterjadipeningkatanilmukedokterandalamdiagnosis
dan pengobatan penyakit infeksi selama bertahuntahun,
tuberculosis terus menjadi masalah kesehatan utama pada

negaranegara berkembang. Ada beberapa kasus tuberculosis


lien soliter yang dilaporkan dalam literatur internasional,
khususnyatuberculosislienbesartunggalpembentukmasa.TB
lien sangatlah jarang. Sekitar 1520% dari semua kasus TB
beradadiluarparu;sekitar311%beradadiabdomen.TBlien
sangattidakbiasa denganlaporan hanyaadabeberapakasus.
Dalamseriyangdievaluasisecararetrospektif,tingkatTBlien
dilaporkan sebanyak 8%, sedangkan dalam literatur tingkat
keterlibatantipemikronodulardilaporkansekitar5%.TBlien
dapattampakdenganberagamgejalaklinis.Gejalayangpaling
umumdikeluhkanpasienadalahdemam(82,3%),kelelahandan
penurunan berat badan (44,12%), dan splenomegali (13,2
100%). Oleh karena itu, sangatlah mungkin terjadi salah
diagnosis sebagai karsinoma lien, metastasis tumor, limfoma,
hemangioma,atauabseslien.Tingkatkesalahandiagnosisdapat
tinggi jika tidak ada riwayat tuberkulosis pada organ lain.
Melaluipengambilanliteratur,saatini,tidakadalaporantentang
dataangkakematianTBlien.

Dalamlaporankasusini,kamimenyajikankasuswanitaberusia
64 tahun TB lien soliter dan tanpa riwayat medis masa lalu
lainnyayangsignifikan.
PresentasiKasus
SeorangwanitaketurunanCinaberusia64tahundatangpada
pelayanan poliklinik kami dengan ketidaknyamanan perut
terkaitdenganmualselamaduabulan,tetapitidakadagejala
lain.Tidakadariwayatdemam,batuk,nyeridadaatauperut,
keringat malam, penurunan berat badan, atau anoreksia.
Riwayatnya termasuk kolesistektomi 4 tahun lalu. Riwayat
medisnyatidaktermasukinfeksiTBdimanapunmaupunHIV
(HumanImmunodeficiencyVirus).Padapemeriksaanfisik,suhu
tubuhnyaadalah36,5C.Palpasiabdomenmenunjukkannyeri
tekanepigastriumdantidakadahepatosplenomegali.
Analisis darah rutin menunjukkan anemia ringan, level
hemoglobin10g/L,jumlahtrombositdarah242103/L.Tes
fungsihatiyangdalambatasnormal(bilirubintotal:5mg/dL,
bilirubin direk: 2 mg/dL, bilirubin indirek: 3 mg/dL, protein

total: 68,1 gm/dL, albumin: 34.7gm / dL, SGOT: 17 U / L,


SGPT:12U/L).Penandatumorberadadalambatasnormaldan
reaksiantibodiHIVadalahnegatif.RadiografithoraxdanUSG
jantungtidakmenunjukkanadanyakelainan.
USGabdomenmenunjukkanliendenganlesihypoechoicbesar.
Ukuranmassaadalah6,96,96,7cmdenganmarginteratur
dan echo internal yang homogen. USG dengan kontras
menunjukkanbahwalesilienhypoechoicnampakbulat,batas
tegas, peningkatan heterogen, dan nekrosis terpusat ireguler.
Diagnosiskamipadawaktuituadalahlimfoma(Gbr.1).

Computedtomography(CT)scanabdomenyangmenunjukkan
lesihipodensbesar(6,46,5cm)padaliendenganbatastidak

jelas yang menjadi jelas setelah enhanced scanning dan


peningkatan lesi heterogen. Nekrosis terpusat ireguler dapat
dilihatpadamassatersebut.Diagnosiskamiadalahpseudotumor
inflamasi(Gbr.2).

PasientidakmelakukanpemeriksaanMRIsebelumoperasi.
Karenaposisimassadanrisikocederasaluranpencernaandan
perdarahantumor,biopsijarumdarimassalientidakdilakukan.
Olehkarenaitupasienmenjalanisplenektomilaparoskopiuntuk

tujuan diagnostik dan terapeutik. Laporan histopatologi


menunjukkan peradangan granulomatosa lien dengan nekrosis
inflamasi besar dan nekrosis kaseosa. Kami akhirnya
mendiagnosisTBlien.Setelahoperasi,pasienmemulaiterapi
antiTBquadruple(rimifon,streptomisin,rifapin,pirazinamid,
danethambutol)(Gambar.3adanb).

Tiga bulan setelah splenektomi, pasien datang pada layanan


rawatjalankamiuntukpemeriksaanulang.Analisisdarahrutin
menunjukkan anemia ringan, kadar hemoglobin 10,8 g / L,
jumlah trombosit darah adalah 258 103/L. Tes fungsi hati
dalambatasnormal,ujiderivatifprotein dimurnikanhasilnya
negatif.RadiografithoraxdanCTscanabdomenmenunjukkan
tidakadakelainan.

Diskusi
TuberkulosisadalahpenyakitmultisistemdanTBparuadalah
manifestasipalingumum.Penyakitdiluarparumerupakan15
20% dari semua tuberculosis [1]. TB lien pertama kali
dijelaskandalamliteraturpadatahun1846olehColey.Bentuk
yangtidakbiasaTBlienadalahketerlibatanprimeryangjarang
dilaporkandalamliteratur.PasienyangterinfeksiHIVatauyang
immunocompromisedtelahdiketahuimenjadirisikotinggiuntuk
TB lien. Banyak kasus abses tubercular lien yang dilaporkan
memilikiinfeksiHIVyangmendasarinya[2].Olehkarenaitu,
keterlibatanlientelahdipikirkanhanyaadapadaindividuyang
sanaimmunocompromised.Namun,adabeberapalaporankasus
TB lien pada pasien imunokompeten [3]. Sharma et al. dan
Guptaetal.,masingmasingmelaporkankasuslangkaabseslien
pada pasien immunocompromised dan imunokompeten [4, 5].
Seperti yang telah kami katakan sebelumnya, hal ini sangat
jarang terjadi. Pasien tidak memiliki riwayat TB atau
menunjukkan indikasi tuberculosis di organ lain. Tidak ada

kondisiimunosupresifyangdapatmenyebabkaninfeksiseperti
yang telah ditunjukkan sebelumnya. Temuan klinis dan
laboratorium rutin tidak spesifik. Gejala yang paling umum
ketika pasien datang adalah demam (82,3%), kelelahan dan
penurunan berat badan (44,12%), dan splenomegali (13,2
100%)[6] .Tidakadagejalayangspesifikuntukmenetapkan
diagnosis tuberculosis lien. Dalam kasus kami, keluhan
utamanyaadalahketidaknyamananabdomen,tanpademamatau
penurunanberatbadan.Tuberculosislienpadaseorangindividu
imunokompeten sangat langka dan menimbulkan kesulitan
diagnosis.
MeskipunkehandalanmetodeumumsepertiUSGdanCTdalam
membedakanlesisepertiini,daritumorprimerataumetastatik
pada lien, mereka memiliki keterbatasan. Tingkat kesalahan
diagnosistinggijikatidakadariwayatTBdiorganlain.
Dalamkasuskami,massatunggaldanpadatterlihatpadalien
dengan USG ditingkatkankontras. Lesi hypoechoic tampak
bulat, berbatas tegas, peningkatan heterogenitas, dan nekrosis

terpusat ireguler. Pada awalnya, kami salah mendiagnosis ini


sebagailimfoma.
CTditingkatkankontrasmenunjukkanlesihipodenslienyang
tampak bulat, berbatas jelas, peningkatan heterogenitas, dan
nekrosisireguler,yangpadaawalnyakamikelirumendiagnosis
dengan pseudotumor inflamasi. Ada banyak kondisi yang
mungkin memiliki presentasi masa tunggal dan solid, lesi
hipodens lien pada CT, dan lesi hypoechoic di USG seperti
limfomaganas,tumormetastatis,leukemiaakut,hemangioma,
ataubahkanpenyakitinfeksius.Pasienkamisalahdidiagnosis
padaawalnya.
Dalamhampirsemuakasusyangdilaporkan,diagnosispertama
kalidibuatdengantemuanradiologisdiikutiolehpemeriksaan
patologis dari aspirasi jarum halus, biopsi lien, atau
splenektomi.Biopsijarumdarilienmerupakanmetodepenting
untukdiagnosis.Jikabiopsigagal,splenectomylaparoskopik
telahdigunakandalammendiagnosistuberculosisliendantelah
terbukti menjadi pendekatan invasive yang minimal.

Pembedahan tetap merupakan gold standard untuk diagnosis


definitivedarikasusdenganetiologitidakterdefinisi.
Dalam kasus kami, karena posisi massa dan risiko perforasi
saluranpencernaandanpendarahantumorolehbiopsijarumdari
massadilien,makasplenektomilaparoskopikdilakukan.
Sejauhini,pemeriksaanhistopatologimasihmerupakanmetode
ideal untuk mengkonfirmasikan diagnosis. Ada lima jenis
klasifikasipathomorphologicaluntuktuberculosislientermasuk
tuberkulosismilier,tuberkulosisnodular,abseslientuberkulosa,
kalsifikasituberculosis,dantuberculosistipecampuran.
Seperti pengobatan tuberkulosis paru, pengobatan
antituberculosis adalah modalitas utama dalam mengobati TB
lien.PengobatanTBlienharusdilakukansesuaidenganprinsip
prinsip berikut: pengobatan tepat waktu dalam kombinasi,
secara teratur dan benar melalui seluruh langkah pengobatan
terlepasdaritindakanoperasidilakukanatautidak[7].
Kesimpulan
TB lien soliter adalah langka dan jika terkait dengan pasien

imunokompeten, hal ini sangatlah jarang. Sulit untuk secara


benarmendiagnosadenganUSGatauCTscan.Kamiberharap
bahwainformasilebihrincitentangdiagnosisdiferensial,
teknik pencitraan terutama yang noninvasif, akan terus
diperbaruisecarakonstan.

You might also like