Professional Documents
Culture Documents
kapasitas 50 Ton/Jam
Abstract
1. Pendahuluan
Belt conveyor dapat digunakan untuk memindahkan muatan satuan (unit load) maupun
muatan curah (bulk load) sepanjang garis lurus atau sudut inkliinasi terbatas. Belt
conveyor secara intensif digunakan di setiap cabang industri. Pada industri pengecoran
digunakan untuk membawa dan mendistribusikan pasir cetak, membawa bahan bakar di
pembangkit daya, memindahkan bijih batubara pada unit pertambangan batubara, di
antara langkah processing pada industri makanan dan sebagainya .
Belt conveyor digunakan pada berbagai industri sebagai transportasi berbagai
material dalam lingkungan industri tersebut. Material yang diangkut mulai dari raw
material hingga hasil produksi, termasuk memindahkan material antar work stasion.
Dengan menggunakan belt conveyor dapat menghemat biaya produksi serta
meningkatkan laju produksi.
Dipilihnya belt conveyor sistem sebagai sarana transportasi material adalah
karena tuntutan untuk meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya produksi dan juga
kebutuhan optimasi dalam rangka mempertinggi efisiensi kerja. Keuntungan penggunaan
belt conveyor adalah :
1.
Menurunkan biaya produksi saat memindahkan material
2.
Memberikan pemindahan yang terus menerus dalam jumlah yang tetap
3.
Membutuhkan sedikit ruang
4.
Menurunkan tingkat kecelakaan saat pekerja memindahkan material
5.
Menurunkan polusi udara
Belt conveyor mempunyai kapasitas yang besar (500 sampai 5000 m3/ jam atau
lebih), kemampuan untuk memindahkan bahan dalam jarak (500 sampai 1000 meter atau
lebih). Pemeliharaan dan operasi yang mudah telah menjadikan belt conveyor secara luas
digunakan sebagai mesin pemindah bahan.
Di dalam makalah ini, penulis ingin merancang suatu sistem konveyor yang akan
digunakan untuk mentransfer Bauksit dari proses pengolahan bauksit menuju stockpile
yang berjarak 35 m dengan kapasitas 50 ton per jam.
2. Teori
2.1 Konstruksi Belt Conveyor
Tail Pulley (dalam kasus tertentu dapat sebagai drive pulley dengan drive-unit yang
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
dipasangkan padanya).
Return idlers (return roller)
Carrying idlers
Bend pulleys
Head Pulley
Take-up pulley
Take-up unit
Impact idlers (impact roller)
Belt
1.
Tail Pulley
Tail pulley merupakan pulley terakhir (ujung) belt conveyor pada gambar 1 dan
bergerak mengikuti head pulley yang
conveyor menuju return roll. Tail pulley (Gambar 2) biasanya merupakan titik ujung
dari pemindahan material. Berikut ini adalah foto dari tail pulley yang ditinjau.
digunakan satu buah pada satu titik tumpuan dengan panjang yang hampir sama dengan
lebar belt. Return roll dapat dilihat pada Gambar 3.
membelokkan belt menuju take up pulley (yang berada di posisi lebih rendah). Gambar
5 berikut adalah foto salah satu bend pulley.
agar
kekencangan belt sama antara sisi yang bermuatan dan sisi yang tidak bermuatan, yang
seolah-olah menambah jarak antara head pulley dan tail pulley [2].
Take up pulley dibedakan menjadi dua jenis:
Screw Takeup
Screw takeup merupakan pengencang belt dengan memberi gaya tarik pada belt
dengan menggunakan ulir pada dudukan pulley dan biasanya di gunakan untuk belt
dengan panjang posisi angkut sekitar 50 100 m.
Gravity Take-up
Gravity Take-up merupakan pengencang belt horizontal dan vertical yang cara kerjanya
adalah dengan memberi gaya tarik pada belt menggunakan gaya gravitasi bumi, dan
dipakai untuk sistem yang panjangnya lebih dari 100 m. Belt conveyor yang ditinjau
menggunakan take up pulley jenis ini dan fotonya adalah pada Gambar 7 berikut.
sifat ringan, fleksibel, kekuatan tinggi dan tahan lama. Belt yang dipakai di PT.Pusri
fotonya bisa dilihat pada Gambar 10.
Size of largest
characteristic particle a
(mm)
Over160
60 160
10 60
0,5 10
dibawah 0,5
Dari ukuran karakteristik material, akan membentuk sudut surcharge atau sudut
tumpukan material pada bagian atas belt conveyor. Sudut ini menentukan luas area
angkutnya. Jika ukuran material berupa butiran kecil, maka akan mengalami abrasi dan
membentuk sudut surcharge yang kecil sedangkan jika ukuran material
l angkut berupa gumpalan besar tidak akan terjadi abrasi sehingga akan
membentuk sudut surcharge yang besar.
Tabel 3. Sudut sudut yang di bentuk dari karakteristik material
Gambar 11 memperlihatkan luas cross-section beban pada belt yang dibentuk oleh
idler dengan sudut troughing () tertentu. Untuk mempercepat pencarian luas daerah
tersebut, tabel 4 dapat langsung digunakan.
2.5
Kecepatan Belt
Kecepatan conveyor dapat dicari juga dengan rumus kapasitas setelah
diketahui lebar belt, karakteristik material, dan penentuan kapasitas. Kecepatan
belt dapat meningkat sebanding dengan lebar belt dan kecocokkan kecepatan yang
tergantung pada karakteristik material, khususnya ukuran lump material.
Tabel 5. Tabel Rekomendasi kecepatan belt maksimum
= L x Kx x Kt
Tyc
Tyr
Tym
Tm
Tp
Tam
Tac
Kt
Ky
= faktor untuk menghitung gaya belt dan beban flexure pada idler
Wb
Wm
= kapasitas konveyor
v0
(fpm)
Dimana,
Tc
3. Metodelogi
Gambar 12. Flowchart Perhitungan Lebar Belt dan Daya Motor Listrik
: 25 ton/jam
: Outdoor
: 23oC-37oC
Jenis Material
Massa jenis
Sudut repose
Sudut surcharge
Inklinasi maksimum
: Bauksit
: 1,281 t/m3(80 lbs/cu ft)
: 30o
: 20o
: 20o
KecepatanBelt
: 0.28 m/s = 55 fpm
Angle of Surcharge () : 20o
Through Angle ()
: 35o
Q ( kapasitas)
: 25 t/h
Lihat rumus 2 , hal 8)
Berdasarkan Tabel , maka data yang paling mendekati dengan sudut surharge 200
adalah 0.212ft2, sehingga didapatkan lebar belt dengan nilai 18 (457 mm).
4.3 Perhitungan Berat Material dan Berat Belt
4.3.1 Berat Material (Wm)
Berdasarkan data lebar belt (18) dan massa jenis bauksit (80 lbs/cu ft),
maka didapatkan berat belt sebagai berikut :
Berdasarkan data maximum lump size (40 mm = 1,58 4) dan massa jenis
bauksit (80 lbs/cu ft), maka didapatkan lump adjustment factor sebagai berikut:
K1 = 1,0
Tabel 11. Beban untuk CEMA B Idelrs, lbs (rigid frame)
Berdasarkan table di atas, dengan diketahui lebar belt (18) dan trough angle
(350) maka didapatkan load rating idler sebesar 410 lbs (185,97 kg), kemudian dilakukan
perhitungan sebagai berikut:
D = Missalignment
Si = Idler Spacing
= 0,25 (asumsi)
= 5 ft
T = Belt Tension
= T2 + Te
= (Cw x Te) + Te
= Te (Cw + 1)
Mengacu kepada perhitungan tegangan efektif belt pada butir 6 subbab ini,
didapatkan Te sebesar 1710,625 lbs, sedangkan untuk nilai Cw sebesar 1 didapatkan dari
tabel di bawah ini dengan mengambil tipe puli single with snub, sudut wrap sebesar 2000,
dan manual take up bare pulley.
Tabel 12. Faktor penyelimutan, Cw (Rubber-surfaced belt)
Sehingga,
T = Te (Cw + 1)
= 2631,25 lbs
= Te (1 + 1)
Dengan demikian,
IML = (D x T) / (6 x Si)
= 21,93 lbs
= Te x 2
= 1315,625 x 2
= (0,25 x 2631,25) / (6 x 5)
Maka,
Dengan nilai rasio carrying idler sebesar 0,29 dan menggunakan roller bearing,
maka didapatkan faktor K2 sebesar 10,0.
dengan kecepatan sudut sebesar 52.52 rpm, maka didapatkan faktor K3A sebesar
10,0.
Sehingga umur pakai idler dapat dihitung sbb:
Bearing Lah
0,102 m
Si = 10 ft
3,048 m
CILR = (
) + 21,93
Dengan cara yang sama seperti carrying idler, maka didapatkan nilai faktor K2
untuk return idler sebesar 10,0, sehingga umur pakainya menjadi :
Bearing Lah
Lebar Belt
= 0,457 m = 18 in
Wb
Berat Belt
= 6 kg/m = 4 lbs/ft
Wm
Berat material
Si
panjang konveyor
= 35 m
= 115 ft
sudut kemiringan
Cw
= 18,05 ft
= 8o
= 55 fpm
= 210o
4.10
1,0
Untuk diameter idler roller 4 dan Class CEMA B4, maka didapatkan sbb:
sehingga
4.11
Faktor Perhitungan Gaya Belt dan Beban Flexure pada Idler (Ky)
Tabel 13. Nilai Faktor Ky
=35 m = 115 ft
Berdasarkan tabel di atas, Ky senilai 0.031 adalah valid untuk nilai Si 4,5; dengan
menggunakan interpolasi maka untuk nilai Si 5,0 didapatkan Ky senilai 0.032.
4.12
Tegangan Efektif
Head
Pulley
Tail
Pulley
Snub
Pulley
Gambar 16.
=2
=1
=0
= 2 x 200
= 400 lbs
= 1 x 150
= 150 lbs
= 0 x 100
= 0 lbs
= 400 + 150 + 0
= 550 lbs
4.13
4.14
Dengan mempertimbangkan faktor keamanan, rugi-rugi akibat slip pada beltpuli dan effisiensi motor AC, maka didapatkan daya motor AC seperti pada tabel di
bawah ini :
Tabel 16. Perhitungan Daya Motor
No Parameter/peralatan
1
Daya Desain
Effisiensi (%)
Daya [HP]
2,19
Daya [kW]
1,63
200
4,38
3,27
Faktor Keamanan
Dinamis
200
8,76
6,53
80
10,95
8.17
80
13,69
10,21
Motor AC
90
15,21
11,34
4.15
Pemilihan Motor
Tabel 17. Data Motor
Berdasarkan katalog motor AC di atas, maka motor AC yang dipilih adalah type
Teco AEEVUK 4 poles 50 Hz 1460 rpm 11 kW.
4.16
a. Jenis material yang di angkut : bauksit, ukuran butir maksimum 10 mm (0,4), lembab
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
Berdasarkan tabel di atas, maka dipilih belt cover grade II, karena ukuran bauksit
sudah di klasifikasi dengan rentang 1 10 mm, memiliki sifat abrasif, dan tanpa resistansi
terhadap minyak.
Tabel 19. Suggested Minimum Carry Thickness for Normal Conditions RMA-Grade II
Belting
Berdasarkan tabel di atas, maka ditentukan ketebalan belt cover dengan rentang 1/8
hingga 3/16 inchi.
Tabel 20. Some Materials Used in Belting Reinforcement (belt carcass)
Berdasarkan tabel di atas, maka dipilih profil sabuk Chevron dengan ketinggian
profil 15 mm.
4.17
4.18
Gambar 17.
Pemilihan pulley dilakukan berdasarkan belt tension pada pulley. Tegangan yang
terjadi pada pulley tersebut antara lain :
Putaran Motor
= 1460 rpm
Putaran pada motor direduksi oleh dua buah pulley yang berbeda diameternya
sesuai denga rasio reduksi yang telah dipilih yaitu 1:1,25 nilai rasio ini didapat
berdasarkan iterasi dengan memilih diameter (d) sebesar 137,2 mm dan (D) sebesar 381.0
mm sebagaimana dapat dilihat pada tabel di atas.
Tabel 4.2. Kebutuhan Puli
No.
1
Item
d
Pulley in (1)
137,2 mm
1460 rpm
744 rpm
dan C ditentukan 411 mm maka panjang belt dapat dihitung sebagai berikut:
1460 mm
Tabel 4.3.
4.19
Berdasarkan tabel di atas maka digunakan gearbox reducer putaran tipe WPA, size 175,
rasio 1:25, diameter poros input 45 mm, dan diameter poros output 65 mm.
4.20
Item
d
Sproket In (1)
195,29 mm
16
23
26,25 RPM
20,7 RPM
pitch (P)
38,1 mm
38,1 mm
Gambar 4.1.
mm.
Selanjutnya adalah penentuan jarak titik pusat dari masing-masing sprocket (C)
dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Sehingga dapat disimpulkan bahwa jarak antar pusat sproket adalah 1.451,5 mm
4.21
Bearing
1) Bearing Head Pulley
Berdasarkan pada diameter bore maksimum head pulley sebesar 89 mm (3,5),
dengan menggunakan tabel di bawah ini maka didapatkan diameter borebearing yang
terdekat yaitu 85 mm.
4.22
Peralatan
Motor AC
Tipe
TECO AEEVUK 4 Poles 50 Hz 1460 rpm 11 kW
Puli 1
Sabuk
Puli 2
Gearbox Reducer
No
4.23
Peralatan
Putaran
Tipe
Sproket 1
Rantai
Sproket 2
Head Pulley
10
Sabuk
11
Tail Pulley
12
13
Perhitungan Stockpile
Stock pile yang dibuat berbentuk kerucut. Besarnya stock pile berdasarkan kapasitas
OS material bauksit yang ada di RDS per hari. Jika kapasitas RDS 25 TPH dan dalam satu
hari beroperasi 10 jam
maka kapasitas total per hari nya menjadi 250 ton atau
Trough Belt
Conveyor
Stockpile