You are on page 1of 6

LAPORAN KASUS

ILMU KESEHATAN JIWA

Oleh:
Auliza Wihardias
112011101012

Dosen Pembimbing :
dr. Alif Mardijana, Sp.KJ

Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya


SMF Psikiatri di RSD dr.Soebandi Jember

LAB/SMF PSIKIATRI RSD DR. SOEBANDI JEMBER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016

I.

II.

IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Status Perkawinan
Suku Bangsa
Alamat

: Tn. K
: 52 tahun
: Laki-laki
: SD
: Petani
: Islam
: Sudah menikah
: Jawa
: Dusun Bedadung Desa Kaliwining Kecamatan

Tanggal Pemeriksaan

Rambipuji Jember
: 16 Februari 2016

ANAMNESIS
Keluhan Utama
Pasien merasa tubuhnya keluar cacing
Riwayat Penyakit Sekarang
Autoanamnesis (16 Februari 2016)
Pasien datang dengan berpakaian kemeja dan celana panjang rapi
sesuai usia. Pasien mengeluhkan kakinya seperti dirambati cacing yang
menjalar ke seluruh tubuh. Awalnya pasien bekerja di Sulawesi sebagai
penambang di tambang emas pada tahun 2012. Setelah itu pasien mengeluh
kaki kirinya nyeri. Kemudian pasien pulang ke Jawa tahun 2012 dan pasien
masih merasakan kaki kirinya nyeri tetapi diabaikan oleh pasien. Sampai
akhirnya, 9 bulan yang lalu pasien merasa ada cacing yang merambati kaki
kirinya. Cacing-cacing tersebut merambat ke seluruh tubuh. Pasien sering
menggaruk-garuk kulitnya dan merasa menemukan cacing tetapi cacing
tersebut hilang saat akan diambil. Pasien tidak tahu darimana asal cacingcacing tersebut. Menurut pasien, pasien menduga bahwa cacing-cacing itu
mungkin didapatkannya karena bekerja pada orang Bali saat di Sulawesi
dulu. Saat ini pasien bekerja sebagai petani. Saat pasien bekerja di sawah,
pasien sudah tidak merasa dirambati cacing setelah menggunakan autan.
Namun akibat dari cacing-cacing tersebut, pasien merasa kurang semangat
saat bekerja karena takut cacing-cacing tersebut merambati kakinya lagi.
Pasien dapat makan dengan baik. Pasien juga dapat tidur nyenyak saat
malam hari setelah mengoleskan autan ke tubuhnya.
Heteroanamnesis (16 Februari 2016)

Menurut anak pasien, sejak 9 bulan yang lalu pasien merasa tubuhnya
seperti dirambati cacing. Sebelumnya pasien tidak mengeluhkan apa-apa,
bahkan mengeluh kakinya sakit pun tidak. Anak pasien mengaku sering
melihat pasien menggaruk-garuk badannya. Pasien menggaruk tubuhnya
terutama saat sedang tidak ada kesibukan. Jika sudah ada kesibukan, pasien
lupa akan keluhannya tetapi saat kesibukan tersebut selesai, pasien akan
kembali menggaruk-garuk badannya. Kadang-kadang pasien terlihat seperti
menggunting sesuatu yang menurut pasien adalah cacing padahal tidak
terdapat apa-apa pada gunting tersebut. Pasien dapat tidur nyenyak setelah
mengoleskan autan di seluruh tubuhnya.
Follow Up
Autoanamnesis (21 Februari 2016)
Saat pemeriksaan, pasien mengenakan kemeja dan celana panjang yang rapi
sesuai usianya. Pasien masih mengeluhkan ada banyak cacing yang
merambati badannya meskipun sudah minum obat secara teratur. Pasien
masih merasa terganggu dengan cacing-cacing tersebut. Namun cacingcaing yang merambat tersebut dapat diatasi dengan mengoleskan autan ke
seluruh badannya. Pasien juga masih mengoleskan autan ke seluruh
badannya sebelum tidur agar pasien dapat tidur nyenyak. Pasien mengaku
bahwa cacing tersebut dapat diambil dari badannya tetapi cacing tersebut
menghilang saat pasien akan membuangnya. Pasien juga masih sering
mencoba untuk menggunting cacing yang pasien ambil dari badannya.
Pasien juga masih meyakini bahwa cacing-cacing itu didapatkan saat pasien
bekerja pada orang Bali saat di Sulawesi dulu. Pasien dapat makan dengan
baik.
Heteroanamnesis (21 Februari 2016)
Menurut anak pasien, pasien masih mengeluhkan bahwa banyak cacing
yang merambat di kaki hingga ke badannya. Pasien meminum obatnya
secara teratur. Pasien juga masih sering terlihat menggaruk-garuk badannya
saat sedang tidak beraktivitas. Pasien juga masih sering membawa gunting
dan pasien berkata gunting tersebut digunakan untuk menggunting cacingcacing yang telah dikeluarkan dari badannya.
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengaku tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya


Riwayat Pengobatan
Pasien belum pernah berobat sebelumnya
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang sedang atau pernah mengalami gejala
serupa dengan pasien

Riwayat Sosial
Faktor premorbid
Pendidikan
Status pernikahan
Hubungan sosial

III.

: Kepribadian pendiam
: SD
: Sudah menikah
: Hubungan dengan keluarganya baik tetapi pasien

pendiam kepada istri dan anak-anaknya


Faktor pencetus
: Pasien bekerja sebagai penambang di tambang

emas milik orang Bali


Faktor organik
: Tidak ada

PEMERIKSAAN FISIK STATUS INTERNA


Keadaan Umum
Kesadaran
: Kompos mentis
Tekanan darah
: 110/80 mmHg

Nadi
Pernafasan
Suhu aksila
Pemeriksaan Fisik
Kepala/leher
Thoraks
Cor
Pulmo
Abdomen
Ekstrimitas

: 82x/menit
: 36,3C
: 18x/menit
: a/i/c/d : -/-/-/:
: S1S2 tunggal
: Vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/: Datar, bising usus normal, timpani, soepel
: Akral hangat pada keempat ekstrimitas dan tidak

ada edema pada keempat ekstrimitas


IV.

STATUS PSIKIATRI
Kesan umum
: Pasien tampak berpakaian rapi dan bersih, seusai

dengan usia, tidak ada cacat fisik, pasien cenderung diam


Kontak
: Mata (+), verbal (+), relevan, kurang lancar
Kesadaran
: Kualitatif : berubah
Kuantitatif : GCS 4-5-6
Afek/emosi
: Dangkal
Proses berpikir
:
Bentuk
: Non realistik
Arus
: Blocking
Isi
: Waham (-)
Persepsi
:
Halusinasi visual : (+)
Halusinasi taktil : (+)
Depersonalisasi
: (-)
Derealisasi
: (-)
Intelegensia
: Dalam batas normal
Kemauan
:
Pekerjaan
: Menurun
Sosial
: Normal
Perawatan diri
: Normal
Psikomotor
: Dalam batas normal
Tilikan
: 3 (sadar akan adanya penyakit tetapi menyalahkan
orang lain, faktor luar medis, atau faktor organik yang tidak diketahui)

V.

DIAGNOSIS
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV

: F 20.0 Skizofrenia paranoid


: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada

Aksis V

: Global Assesment of Functioning Scale 40-31 (beberapa

disabilitas dalam hubungan dengan realita & komunikasi, disabilitas


berat dalam beberapa fungsi)
VI.

DIAGNOSIS BANDING
Paranoia (F 22.0)

VII.

TERAPI
Farmakoterapi
- Risperidone 2x2 mg
- Trihexypenidil 2x2 mg
Psikoterapi suportif
- Memotivasi pasien agar pasien lebih terbuka terhadap keluarganya.
- Memotivasi keluarga untuk terus membangun lingkungan sosial
yang rendah stress bagi pasien dan memperlakukan pasien secara

wajar dengan segala suka serta dukanya.


Edukasi
- Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang sakit yang dialami
pasien supaya keluarga pasien dapat memahami dan menerima
-

keadaan pasien serta memperhatikan kepatuhan minum obat.


Meminta keluarga pasien supaya mempertahankan perasaan aman

pasien.
Mencukupi kebutuhan kasih sayang, rasa masuk hitungan serta

dihargai.
Meminta supaya keluarga pasien member dukungan moral kepada
pasien

VIII. PROGNOSIS
Dubia ad bonam, karena
Kepribadian sebelumnya (tertutup)
Perjalanan penyakit (kronis)
Umur permulaan sakit (dewasa)
Riwayat pengobatan (tidak ada)
Jenis skizofrenia (skizofrenia paranoid)
Faktor keturunan (tidak ada)
Sosial ekonomi (cukup)
Pencetus (diketahui)
Perhatian keluarga (cukup)

: buruk
: buruk
: baik
: baik
: baik
: baik
: baik
: baik
: baik

You might also like