You are on page 1of 46

1

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 ANATOMI FISIOLOGI MATA
A. Pengertian Mata
Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia. Secara
konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan
perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang
kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak. (Riska.blogspot.2011)
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya.
Bola mata merupakan organ sferis dengan diameter kurang lebih 2,5
cm, yang terletak pada bagian anterior orbit. Bola mata terdiri dari beberapa
lapisan. (Indriana. 2005)

1
B.
Organ-

organ pada mata


1. Organ Bagian Luar
a. Alis mata (supersilium)

Alis yaitu batas orbital dan potongan kulit tebal yang melengkung,
ditumbuhi oleh bulu pendek. Alis mata berfungsi sebagai kosmetik
atau alat kecantikan dan sebagai pelindung mata dari sinar matahari
yang sangat terik serta mencegah masuknya air atau keringat dari dahi
ke mata. (syaifuddin, 2006)
b. Bulu Mata
Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak
mata. Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari benda-benda
asing.
c. Kelopak Mata (Palpebra)
Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang
terletak di depan bulbus okuli. Kelopak mata atas lebih lebar dari
kelopak mata bawah. Kelopak mata berfungsi pelindung mata
sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata (menutup dan
membuka mata). Kelopak mata atas lebih mudah digerakkan yang
terdiri dari muskulus levator palpebra superior. (syaifuddin, 2006)

2. Organ Bagian Dalam


Konjungtiva, Sklera,

Otot-otot, Kornea, Koroid, Iris (pupil), Lensa,

Retina, Fovea (bintik kuning), Bintik nouta, Vitreous humor (humor


bening), Aqueous humor (humor berair).

a. Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak
bagian belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui
konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang
dihasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat membasahi bola mata
terutama kornea.
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1) Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar
digerakkan dari tarsus.
2) Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari
sklera di bawahnya.
3) Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan
tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat
longgar dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah
bergerak. (Ilyas, Prof dr H Sidarta. 2010).
Permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva palpebra,
merupakan lapisan mukosa. Bagian yang membelok dan kemudian
melekat pada bola mata disebut konjungtiva bulbi. Pada

konjungtiva ini banyak sekali kelenjar-kelenjar limfe dan pembuluh


darah. Konjungtiva berfungsi melindungi kornea dari gesekan.
(http://detra.blogspot.com.2011)
b. Sklera
Sklera merupakan selaput jaringan ikat yang kuat dan berada pada
lapisan terluar mata yang berwarna putih. Sebagian besar sklera
dibangun oleh jaringan fibrosa yang elastis. Bagian depan sklera
tertutup oleh kantong konjungtiva. Skelera berfungsi melindungi bola
mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melakatnya otot
mata. (http://detra.blogspot.com.2011)
c. Otot-otot
Muskulus okuli (otot mata) merupakan otot ekstrinsik mata, terdiri
dari 7 buah otot, 6 buah otot di antaranya melekat dengan os kavum
orbitalis, 1 buah mengangkat kelopak mata keatas,
Otot-otot yang melekat pada mata :
1) Muskulus levator palpebralis superior inferior.

Fungsinya

mengangkat kelopak mata


2) Muskulus orbikularis okuli otot lingkar mata, fungsinya untuk
menutup mata.
3) Muskulus rektus okuli inferior (otot disekitar mata), fungsinya
untuk menutup mata.
4) Muskulus rektus okuli medial (otot disekitar mata), fungsinya
menggerakkan mata dalam (bola mata).
5) Muskulus obliques okuli inferior, fungsinya menggerakkan bola
mata ke bawah dan kedalam.
6) Muskulus obliques okuli superior, fungsinya memutar mata ke atas
ke bawah dan keluar. (syaifuddin. 2006)

Pergerakan mata, enam otot berdempet ke sklera mengendalikan


pergerakan mata dalam orbit. Enam otot ini diatur oleh saraf kranial III
(okulomotor), IV (trochlear) dan VI (abducens).

Otot

Menghasilkan gerakan

Saraf kranial

1. Rektus superior

Ke atas

Okulomotor (III)

2. Rektus inferior

Ke bawah

Okulomotor (III)

3. Rektus medialis

Ke dalam arah hidung

Okulomotor (III)

4. Rektus lateralis

Jauh dari hidung

Abducens (VI)

5. Oblique superior

Ke bawah dan masuk

Trochlear (IV)

6. Oblique inferior

Ke atas dan keluar

Okulomotor (III)

d. Kornea

Kornea merupakan selaput yang tembus cahaya, melalui kornea kita


dapat melihat membran pupil dan iris. Penampang kornea lebih tebal
dari sklera, terdiri dari 5 lapisan epitel kornea, 2 lamina elastika

anterior (bowmen, 3 substansi propia, 4 lamina elastika posterior, dan


5 endotelium. Kornea tidak mengandung pembuluh darah peralihan,
antara kornea ke sklera disebut selero corneal junction. Kornea juga
merupakan jalan masuk cahaya pada mata dengan menempatkannya
pada retina.

Kornea berfungsi menerima cahaya yang masuk ke

bagian dalam mata dan membelokkan berkas cahaya sedemikian rupa


sehingga dapat difokuskan (memungkinkan lewatnya cahaya dan
merefraksi cahaya). (http://detra.blogspot.com.2011)
Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening
mata, bagian selaputmata yang tembus cahaya, merupakan lapis
jaringan yang menutup bola mata sebelah depandan terdiri atas lapis :

1) Epitel
Tebalnya 50 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk
yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan
sel gepeng.
a) Pada sel basal Bering terlihat mitosis sel, dan sel muds ini
terdorong ke depan menjadi lapissel sayap dan semakin maju ke
depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan
sel basal di sampingya dan sel poligonal di depannya melalui
desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat
pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.

b) Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat


kepadanya. Bila terjadi gangguanakan mengakibatkan erosi
rekuren.
c) Epitel berasal dari ektoderm permukaan. (Ilyas, 2010 : 4-6)
2) Membran Bowman
a) Terletak di bawah membran basal epitel komea yang merupakan
kolagen yang tersusuntidak teratur seperti stroma dan berasal
dari bagian depan stroma.
b) Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi
3) Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang
sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang
teratur sedang di bagian perifer serat kolagen ini bercabang;
terbentuknya kembali serat kolagen memakan waktu lama yang
kadang-kadangsampai 15 bulan.
Keratosit merupakan sel stroma kornea yang merupakan
fibroblas terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit
membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan
embrio atau sesudah trauma. (Ilyas, 2010 : 4-6)
4) Membran Descement
Merupakan membrane aselular dan merupakan batas belakang
stroma komea dihasilkan selendotel dan merupakan membran
basalnya.
Bersifat sangat elastik dan berkembang seumur hidup,
mempunyai tebal 40 m.
5) Endote

Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal,


besar 20-40 pm. Endotel melekat pada membran descement
melalui hemidesmosom dan zonula okluden.
Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris terutama berasal
dari saraf siliar longus,saraf nasosiliar, saraf ke V saraf siliar longus
berjalan suprakoroid, masuk ke dalam stromakornea, menembus
membran Bowman melepaskan selubung Schwannya. Seluruh lapis
epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada akhir
saraf. Bulbul Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah
limbus. Daya regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus
terjadi dalam waktu 3 bulan.
Trauma atau penyakit
mengakibatkan
dekompensasi

sistem
endotel

yang

merusak

pompaendotel
dan

terjadi

endotel

terganggu

edema

kornea.

akan

sehingga
Endotel

tidak mempunyai daya regenerasi.


Kornea merupakan bagian mata yang tembus cahaya dan
menutup bola mata disebelah depan. Pembiasan sinar terkuat
dilakukan oleh kornea, dimana 40 dioptri dari 50dioptri pembiasan
sinar masuk kornea dilakukan oleh kornea. (Ilyas, 2010 : 4-6)

e. Koroid
Koroid adalah

lapisan yang dibangun oleh jaringan ikat yang

memiliki banyak pembuluh darah dan sejumlah sel pigmen. Letaknya


disebelah dalam sklera. Dibagian depan mata, lapisan koroid
memisahkan diri dari sklera membentuk iris yang tengahnya
berlubang. Koroid berfungsi penyuplai retina (mengandung pembuluh
darah) dan melindungi refleksi cahaya dalam mata. (syaifuddin, 2006)
f. Iris (Pupil)
Iris merupakan diafragma yang terletak diantara kornea dan mata.
Pada iris terdapat dua perangkat otot polos yang tersusun sirkuler dan
radial. Ketika mata berakomodasi untuk melihat benda yang dekat atau
cahaya yang terang otot sirkuler berakomodasi sehingga pupil
mengecil, begitu pula sebaiknya. Iris (pupil) berfungsi mengendalikan

10

ukuran pupil, sedangkan pigmenya mengurangi lewatnya cahaya.


(http://detra.blogspot.com.2011)
g. Lensa
Lensa adalah sebuah benda transparan bikonveks (cembung depanbelakang) yang terdiri atas beberapa lapisan. Lensa berada tepat
dibelakang iris dan tergantung pada ligamen suspensori. (pearce,
2009). Bentuk lensa dapat berubah-ubah, diatur oleh otot siliaris ruang
yang terletak diantara lensa mata dan retina disebut ruang viretus,
berisi cairan yang lebih kental (humor viterus), yang bersama dengan
humor akueus berperandalam memelihara bentuk bola mata. Lensa
berfungsi memfokuskan pandangan dengan mengubah bentuk lensa.
(http://detra.blogspot.com.2011)
h. Retina
Retina merupakan lapisan bagian dalam yang sangat halus dan sangat
sensitive

terhadap

cahaya.

Pada

retina

terdapat

reseptor

(fotoreseptor). Fotoreseptor berhubungan dengan badan sel-sel saraf


yang serabutnya membentuk urat saraf optik yang memanjang sampai
ke otot. Bagian lapisan retina yang dilewati berkas urat saraf yang
menuju ke otot tidak memiliki reseptor dan tidak peka terhadap
sinar. Apabila sinar mencapai bagian ini kita tidak dapat mengenali
cahaya. Oleh karena itu, daerah ini disebut bintik buta. Pada bagian
retina, terdapat sel batang berjumlah sekitar 125 juta buah dalam
setiap mata. Sel batang sangat peka terhadap intensitas cahaya rendah,
tetapi tidak mampu membedakan warna. Oleh karena itu kita mampu

11

melihat dimalam hari tetapi yang terlihat hanya warna hitam dan putih
saja. Bayangan yang dihasilkan dari sel ini tidak tajam. Sel kerucut
jumlahnya sekitar 5 juta pada setiap mata. Sel kerucut sangat peka
terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk penglihatan
siang hari dan untuk membedakan warna. Retina berfungsi untuk
menerima

cahaya,

mengubahnya

menjadi

impuls

saraf

dan

menghantarkan impuls ke saraf optic (II). Pada bagian retina, terdapat


sel batang berjumlah sekitar 125 juta buah dalam setiap mata. Sel
batang, sangat peka terhadap intensitas cahaya rendah, tetapi tidak
mampu membedakan warna. Oleh karena itu, kita mampu melihat
dimalam hari tetapi yang terlihat hanya warna hitam dan putih saja.
Bayangan yang dihasilkan dari sel ini tidak tajam. Selain sel batang
terdapat juga sel kerucut (sel konus) berjumlah sekitar 5 juta pada
bagian mata. Sel kerucut sangat peka terhadap intensitas cahaya tinggi
sehingga

berperan

untuk

penglihatan

siang

hari

dan

untuk

membedakan warna. (http://detra.blogspot.com.2011)


i. Vitreous Humor (Humor Bening)
Badan bening ini terletak dibelakang lensa. Bentuknya berupa zat
transparan seperti jeli (agar-agar) yang jernih. Zat ini mengisi pada
mata dan membuat bola mata membulat. Vitreous humor(humor
bening) berfungsi menyokong lensa dan menolong dalam menjaga
bentuk bola mata. (http://detra.blogspot.com.2011)
j. Aqueous Humor (Humor Berair)
Aquaeous humor atau cairan berair terdapat dibalik kornea.
Strukturnya sama dengan cairan sel, mengandung nutrisi bagi kornea

12

dan dapat melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea.
Aqueous humor(humor berair) berfungsi menjaga bentuk kantong
depan bola mata. (http://detra.blogspot.com.2011)

C. Bola Mata
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di
bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga
terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda.
Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu :
1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk
Pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian
terdepan sklera disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan
sinar masuk ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar
dibanding sklera.
2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea
dibatasi oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi

13

perdarahan

pada ruda paksa yang disebut perdarahan

suprakoroid.

Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris
didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar
masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh para-simpatis,
sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi oleh parasim-patis. otot siliar
yang terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan
akomodasi. Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan
bilik mata (akuos humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang
terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera. (ilyas, 2010:3-4)
3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan
mempunyai susunan lapis sebanyak l0 lapis yang merupakan lapis
membran

neurosensoris yang akan merubah sinar menjadi rangsangan

pada saraf optik dan diteruskan ke otak. Terdapat rongga yang potensial
antara retina dan koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid yang
disebut ablasi retina.
Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang
hanya menempel papil saraf optik, makula dan pars plana. Bila terdapat
jaringan ikat di dalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina,
maka akan robek dan terjadi ablasi retina.
Lensa terletak dibelakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya
pada badan siliar melalui zonula zinn. Lensa mata mempunyai peranan
pada akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan
didaerah makula lutea. (ilyas, 2010:3-4)

14

D. Sistem Lakrimal
Sistem ekskresi

air

mata

atau

lakrimal

terletak

di daerah

temporal bola mata. Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal,


kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal, duktus nasolakrimal, meatus inferior.
Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :
1. Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak di
temporo antero superior rongga orbita.
2. Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum

lakrimal, kanalikuli

lakrimal, sakus lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal


terletak di- bagian depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal
akan mengalir ke dalam rongga hidung di dalam meatus inferior.
Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akan
masuk ke dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtum
lakrimal tidak menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melalui
margo palpebra yang disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibat
pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar lakrimal.
Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus naso lakrimal, maka
sebaiknya dilakukan penekanan pada sakus lakrimal. Bila terdapat
penyumbatan yang disertai dakriosistitis, maka cairan

berlendir kental

akan keluar melalui pungtum lakrimal. (ilyas, 2010:2)


E. Fisiologi Penglihatan
1. Rodopsin (visual ungu) adalah pigmen yang terkandung dalam sel batang

15

2. Pemutihan rodopsin, dari ungu menjadi merah muda terjadi saat cahaya
masuk ke retina.
3. Resintesis rodopsin, terjadi dalam gelap, yaitu saat semua all trans retinal
diubah kembali menjadi 11 cis retinal dan berikatan dengan opsin.
4. Sel batang berfungsi dalam intensitas cahaya rendah karenanya reaksi
pemutihan hanya membutuhkan sedikit cahaya.
5. Adaptasi terhadap gelap dan terang, adalah penyesuaian penglihatan secara
otomatis terhadap intensitas cahaya yang memasuki retina saat bergerak
dari tempat gelap ke tempat terang atau sebaliknya
6. Penglihatan warna ; setiap mata mengandung 6 7 juta sel kerucut bipolar,
yang mengandung iodopsin yaitu retinal yang terikat pada opsin yang
berbeda dengan opsin dalam sel batang. Iodopsin bersifat sensitif biru,
sensitif merah atau sensitif hijau sehingga setiap sel kerucut memiliki
sensitivitas membedakan warna
Apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang tersebut
akan diteruskan mulai dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous
humor dan terakhir retina. Kemudian akan diteruskan ke bagian saraf
penglihat atau saraf optik yang berlanjut dengan lobus osipital sebagai pusat
penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital kanan akan menerima
rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan menerima

16

rangsang mata kanan. Di dalam lobus osipital ini rangsang akan diolah
kemudian

diinterpretasikan.

Sehingga

apabila

seseorang

mengalami

kecelakaan dan mengalami kerusakan lobus osipital ini maka dia akan
mengalami buta permanen, walaupun bola matanya sehat.
Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda
jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya
yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang
meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak
sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak
nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di
bagian bintik buta pada retina. (www.peutuah.com)
F. Gangguan Dan Kelainan Serta Teknologi Pengobatan Yang Berkaitan
Dengan Sistem Pengindraan Pada Manusia.
Struktur maupuan fungsi sistem pengindraan

manusia

dapat

mengalami gangguan atau kelainan. Kelainan tersebut dapat disebabkan oleh


berbagai hal.
Macam-macam kelainan pada mata, antara lain:
1. Hipermotropia (rabun dekat)
Penyebab : lensa mata tidak dapat mencembung atau bola mata terlalu
pendek

sehingga

bayangan

benda

jatuh

di

belakang

Teknologi : ditolong dengan lensa cembung (konvergen/positif).

retina.

17

2. Miopia (rabun jauh)


Penyebab : lensa mata terlalu cembung atau bola mata terlalu panjang
sehingga bayangan benda jatuh di depan retina.
Teknologi : ditolong dengan lensa cekung (divergen/negatif).

3. Presbiopia
Penyebab : elastisitas lensa mata berkurang karena usia tua.
Teknologi : ditolong dengan lensa rangkap (dua macam lensa).
4. Astigmatisme
Penyebab : permukaan lensa mata tidak sama sehingga fokusnya tidak
sama, dan bayangan benda yang terbentuk tidak sama.
Teknologi : ditolong dengan lensa silindris(silinder)
5. Katarak

18

Penyebab : lensa mata buram, tidak elastis akibat pengapuran, sehingga


daya akomodasi berkurang.
Teknologi : operasi.

6. Glaukoma
Penyebab : adanya penambahan tekanan dalam mata, karena cairan dalam
bilik anterior mata(aqueous humor) belum sempat disalurkan keluar
sehingga tegangan yang ditimbulkan dapat menyebabkan tekanan pada
saraf optik; lama-kelamaan akan menyebabkan hilangnya daya penglihatan.
Teknologi:

obat-obatan,

operasi

dengan

menggunakan

laser.

(www.peutuah.com)

2.2 PENGKAJIAN UMUM MATA


Dalam pengkajian pengelihatan klien, perawat harus melengkapi riwayat
klien. Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi proses visual. Pengetahuan
tentang informasi dibawah ini dapat memebantu perawat dalam memulai
pengumpulan data, meneggakan diagnosis keperawatan dan merencanakan
intervensi keperawatan yang tepat dan berhubungan.
A. Anamnesis
1. Data Demografi
a. Umur

19

Umur klien merupukan factor penting dalam mengkaji proses visual dan
proses mata. Pada lansia, insiden beberapa kondisi seperti glaucoma dan
terbentuk nya katarak meningkat. Keparahan myopia cenderung
meningkat pada individu berusia kurang dari 30 tahun dan presbiopia
mulai terjadi pada usia decade keempat.
b. Latar belakang atau etnis
Informasi tentang hal ini juga penting karena beberapa penyakit atau
kondisi lebih banyak terjadi pada kelompok populasi tertentu, misalnya,
etnis Yahudi lebih mudah mengalami penyakit Tay-Sachs yang
mempunyai efek pada mata.
c. Jenis kelamin
Jenis kelamin klien juga signifikan, misalnya ablasio retina lebih sering
terjadi pada pria.
d. Alamat
Alamat dan nomor telepon klien juga perlu dicatat terutama jika klien
harus menjalani perawatan tidak lanjut.
e. Keluhan Utama
Yang paling sering : perubahan penglihatan; berkurang atau hilang.
Kurang spesifik : sakit kepala (headache), nyeri pada mata. (Istiqomah.
2005)
2. Riwayat Personal dan Keluarga
a. Riwayat keluarga

20

Perawat perlu menanyakan adanya riwayat keluarga yang berhubungan


dengan masalah mata seperti strabismus, ambliopia, glaucoma, katarak
dan masalah retina seperti ablasio retina atau degenerasa makula.
b. Rawayat personal
Kecelakan, cedera, pembedahan yang lalu. Klien juga ditanya tentang
kecelakaan, cedera, pembedahan atau adanya pukulan/ benturan yang
terjadi pada kepala di waktu yang lalu yang dapat menyebabkan keluhan
saat ini. Perawat mungkin perlu menanyakan secara spesifik tentang
riwayat pembedahan atau prosedur laser karena klien sering tidak
menggolongkan tindakan laser sebagai tindakan pembedahan.
Kondisi medis sistemik. Perawat menanyakan pada klien tentang
adany kondisi seperti diabetes mellitus, hipertensi, sistemik lupus,
eritematosus, sarkoidosis, penyakit menular saksual, anemi sel sabit,
AIDS, sklerosis multiptl yang dapat mrngenai mata. Selain itu, tindakan
pengobatan pada mata dapat berpengaruh kurang baik terhadap
beberapa kondisi medis yang ada.
Medikasi, klien juga ditanya tentang tipe medikasi yang sedang
digunakan, terutama obat-obat yang penting dicatat yang meliputi
dekongestan dan antihismin terhadap efek okuler. Beberapa klien sering
menggunakan obat-obat yang dijual bebas tanpa pertimbangan.
(Istiqomah. 2005)
3. Riwayat diet

21

Perawat menanyakan tentang makanan yang dikonsumsi klien


karena beberapa masalah mata berhubungan dengan defisisensi bermacammacam vitamin. Kurangnya asupan vitamin biasanya terjadi akibat
malnutrisi. Tanyakan pula tentang penggunaan suplemen vitamin terutama
pada klien dengan asupan makanan yang tidak adekuat.
4. Status Sosial dan Ekonomi
Tajam pengelihat dan lapang pandang yang penuh, diperlukan pada
beberapa pekerjaan ketika seseorang harus membaca ukuran, melihat obek
kecil, mengoperasikan peralatan atau menyiapkan materi tertulis.Perawat
menanyai

klien tentang sifat pekerjaan klien dan mata mana yang

digunakan. Pada pekerjaan seperti computer programming.


5. Masalah kesehatan sekarang
Kumpulkan informasi tentang hal berikut.
a. Awitan perubahan visual
Apakah perubahan terjadi secara cepat atau lambat. Beberapa
klien dengan penurunan penggelihatan yang mendadak atau persisten
dalam 48 jam harus segera diperiksa oleh ahli oftalmologi, seperti pada
klien yang mengalami trauma, benda asing pada mata atau nyeri
mendadak pada mata.
Jika terjadi cedera atau trauma mata, ajukan pertanyaan berikut. Kapan
terjadinya cedera dan beberapa lama? Jika terdapat benda asing, apa
sumbernya? Apakah pertolongan pertama yang dilakukan di
b. Factor presipitasi

22

Factor presipitasi atau pencetus seperti penggunaan medikasi dapat


menyebabakan distress mata, misalnya, klien hipertensi yang diturunkan
tekanan darahnya secara tiba-tiba dapat mengeluhkan adanya efek
ocular.
c. Perkiraan durasi
Durasi atau lamanya masalah perlu diketahui untuk mengeruaikn
manisfestasi klinis dan pola kejadiannya.
d. Lokasi gangguan mata
Apakah gejala terjadi pada satu atau kedua mata? Apakah sama
pengaruhnya terdapat kedua mata ataukah satu dipengaruhi lebih besar
disbanding yang lain?
e. Tindakan yang dilakukan
Klien juga ditanyakan tentang tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi atau memperbaiki manisfestasiklinis seperti kompres
dingin, istirahat, atau menghendtikan pengguanaan lensa kontak.
(Istiqomah. 2005)
B. Pemeriksaan Mata
1. Pemeriksaan Ketajaman Mata
a. Uji penglihatan dekat (Trial lens set)

23

b. Uji penglihatan Jauh (snellen chat)

2. Uji penglihatan warna

Ishiharas test
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN BLEFARTIS
A. Pengertian

24

Blefaritis adalah peradangan bilateral subakut atau menahun pada tepi


kelopak mata ( margo palpebra) . ciri kasnya bersifat dan eksaserbasi . gejala
utama berupa iritsi ( kemerahan , edema) perasaan seperti tebakar dan gatal
pada tepian palpebra disertai pembentukan skuama dan krusta . kondisi ini
makin berat jika klien banyak merokok atau mengerjakan pekerjaan dekat
seperti membaca sampai malam atau terlalu lama. (Istiqomah. 2005)
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi
pada kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak
atau tidak pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut.
(http://medicinestuffs.blogspot.com/2008)

blefaritis
B. Anatomi
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan
kornea.

Palpebra

merupakan

alat

penutup

mata

yang

berguna

untukmelindungi bola mata terhapat trauma, trauma sinar dan pengeringan


mata.

25

Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedang
di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva
tarsal.
Pada kelopak terdapat bagian-bagian :
1. Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat,
kelenjar zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus.
2. Otot seperti : M. Orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam
kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. M.
Orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. fasial. M.
Levator palpebra berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka
mata.
3. Di dalam kelopak terdapak tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan
kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo
palpebra.
4. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosa berasal dari rima orbita
merupakan

pembatas

isi

orbita

dengan

kelopak

depan.

(http://medicinestuffs.blogspot.com/2008)
C. Etiologi
Terdapat 2 jenis blefaritis, yaitu :
1. Blefaritis anterior : mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat
melekatnya bulu mata). Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus dan
seborrheik. Blefaritis stafilokok dapat disebabkan infeksi dengan
Staphylococcus aureus, yang sering ulseratif, atau Staphylococcus
epidermidis atau stafilokok koagulase-negatif. Blefaritis seboroik(nonulseratif) umumnya bersamaan dengan adanya Pityrosporum ovale.

26

2. Blefaritis posterior : mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian kelopak


mata yang lembab, yang bersentuhan dengan mata). Penyebabnya adalah
kelainan pada kelenjar minyak. Dua penyakit kulit yang bisa menyebabkan
blefaritis posterior adalah rosasea dan ketombe pada kulit kepala
(dermatitis seboreik). (http://medicinestuffs.blogspot.com/2008)

D. Fatoflow

27

E. Patofisiologi
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. Hal
ini mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan
,kerusakan sistem imun atau kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin
bakteri, sisa buangan dan enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat
ditingkatkan dengan adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi kelenjar
meibom.
F. Klasifikasi
Terdapat dua macm blefaritis yaitu blefaritis ulseratif dan blefaritis seboreik
1. Blefaritis uleratif
Blefaritis uleratif atau stafilokok adalah infeksi yang terjadi pada
kelopak mata. Penyebab nya staphylococcus aureus atau stafilokokus
epidermidis. Pada ksus ini bulu mata rontok dan tidag di ganti yang baru
karena ada destruksi folikel rambut. Pada pangkalan rambut terdapat sisik

28

kring (krusta) berwarna kning pada bulu mata . jika sisik di lepaskan
tampak ulkus-ulkus kecil disepanjang atau tepian palpra.palpebra merah
(mata bertepi merah ) apabila menetap akan menyebabkan distruksi
permanen dan folikel-folikel rambut dan akhir nya akan terjadi
pertumbuhan bulu mata yang mengarah ke arah atau kedalam bola mata
(trikiasis) yang akan menyebabkan ulsirasi kornea. Infeksi ini juga bisa
timbul karena kesehatan atau kebersihn yang buruk dalam mal nutrisi.
(Istiqomah. 2005)

2. Blefaritis seboreik
Blefaritis seboreik atau non- ulseratif adalah inflamasi kelnjar kulit di
daerah bulu mata atau kelenjar bulu mata penyebab bya adalah kelainan
metabolisme dan jamur pitirustorum ovale . pada kasus ini bulu mata cpat
jatuh tetapi dapat digantikan yang aru karena tidak ada distuksi foliel
rambut . pada pangkal bulu mata tidak nampak krusta tetapi didapatkan
sikuama ( sisi berminyak ) tidak terjadi ulserasis dan tepian palpebra tidak
begtu merah . seborea / ketombe dikepala , alis mata atau teliga sering kali
menyertai blefaritis seboreik sering terlihat pada anak-anak dan remaja.
Kodisi dapat diperberat dengan menggosok atau mengucek palpebra.
(Istiqomah. 2005)
G. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala blefaritis meliputi:
1. Mata berair

29

2. Mata merah
3. Rasa terbakar di mata
4. Kelopak mata yang berminyak
5. Gatal pada kelopak mata
6. Merah dan bengkak pada kelopak mata
7. Pengelupasan kulit di sekitar mata
8. Bulu mata berkerak saat bangun tidur
9. Peka terhadap cahaya
10. Bulu mata yang muncul tidak normal atau salah arah
11. Kerontokan bulu mata. (http://health.detik.com)
H. Komplikasi blefaritis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Hordeolum
Kalazion
Konjungtivits
Keratitis superfisia (1/3 bagian bawah)
Infiltrat tepian kornea
Madarosis ( kehilangan bulu mata) trikiasis
Hipertropi margo palpebra dan palpebra menjadi berat . jika terjadi di
margo palpebra superior , palpebra seolah jatuh dan memberi kesan
mengantuk (tilosis). Jika terjadi di inferior palpebra dapat membelok kluar

I.

dan mnyebabkan ektropion. (Istiqomah. 2005)


Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Keperawatan :
1. Membersihkan daerah yang terkena secara teratur. Membersihkan kelopak
mata dengan kain lap hangat dapat membantu mengontrol tanda-tanda dan
gejala.

30

2. Air mata buatan. Obat tetes mata atau air mata buatan yang tersedia tanpa
resep dokter dapat membantu meringankan mata kering.
Penatalaksanaan Medis :
1. Antibiotik. Menggunakan obat tetes mata yang mengandung antibiotik
pada kelopak mata dapat membantu mengontrol blefaritis yang disebabkan
oleh infeksi bakteri. Dalam kasus tertentu, antibiotik diberikan dalam
bentuk krim, salep atau pil.
2. Steroid obat tetes mata atau salep. Obat tetes mata atau salep yang
mengandung steroid dapat membantu mengontrol peradangan mata dan
kelopak mata.
3. Mengobati kondisi yang mendasarinya. Blefaritis bisa juga disebabkan oleh
dermatitis seboroik, rosacea atau penyakit lainnya dapat dikontrol dengan
cara mengobati penyakit yang mendasarinya. (http://health.detik.com)
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Anamnesis. Klien mengeluh mata lengket terutama pada pagi hari
karena banyak sisik dan granulasi, mata terasa panas, gatal pada
konjugtiva, tak tahan cahaya (fotofobia) lekas capai jika kerja dekat.
2. Pemeriksaan
Pada blefaritis seboreik terdapat sisik halus berwarna putih , penebalan
palpebra yang disertai madarosis jika sisik diangkat terdapat dasar
permukaan kulit yang tidak begitu merah tetapi tidak trdapat ulserasi pada
blefaritis ulseratif, terdapat krusta kekuningan yang melengketkan bulu
mata . jika kursta diangkat terdapat lubus-lubus kecil yang mudah berdarah
diskeliing bulu mata, Kemerahan, Edema kelopak mata, Pengeluaran pus,
Kelopak mata dapat menjadi rapat ketika tidur. (Istiqomah. 2005)

31

3. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


a. Nyeri akut b/d iritasi peningkatan secret dan fotofobia sekunder akibat
b.
c.

peradangan di margo papebra


Gangguan persepsi sensori perseptual
Kerusakan integritas kulit b/d pelepasan lapisan tanduk di kulit dan di

d.
e.
f.

daerah bulu mata,pelepasan krusta warna kuning


Harga diri rendah b/d bulu mata rontok dan tidak diganti dg yang baru
Ansietas b/d penyakit yang diderita
Kurang pengetahuan (tentang penyakit dan penatalaksanaannya) yang

b/d keterbatasan informasi


4. Intervensi Dan Rasional
a. Nyeri akut b/d iritasi peningkatan secret dan fotofobia sekunder akibat
peradangan di margo papebra
kriteria : Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2x24 jam
diharapkan nyeri dapat ditoleransi dg KH klien:
1) Mengalami perbaikan keluhan
2) Menjelaskan tanda-tanda perbaikan keluhan
3) Skala nyeri 0-1
Intervensi
a. Observasi tingkat nyeri

b. Observasi TTV
c. Jelaskan penyebab nyeri

d. Kompres daerah mata dengan air


hangat
e. Oleskan
kelopak
yang
sudah
dibersihkan
dgn
obat
salep
mata,menggunakan aplikator kapas
(yang
meliputi
antibiotika,
antistafilokok, sulfonamide, AgNO3

Rasional
a. Mengetahui tingkat nyeri untuk
memudahkan intervensi selanjutnya
b. Untuk mengetahui (TD, Nadi, Suhu,
Pernafasan)
c. Untuk menambah pengetahuan pasien
d. Kompres menggunakan air hangat
dapat mengurangi rasa nyeri
e. Mengurangi
peradangan
dan
mencegah terjadinya infeksi lebih
lanjut

32

1% - 2% untuk blefaritis ulseratif,


kortikosteroid untuk peradangan.
b.

Gangguan persepsi sensori perseptual


Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
pasien dapt melihat normal dgn KH : Peningkatan ketajaman penglihatan
dalan batas situasi individu.
Intervensi
Rasional
a. Observasi
kemampuan
melihat. a. Untuk mengetahui sejauh mana
mengorientasikan pasien terhadap
kemampuan melihat
lingkungan dan aktifitas.
b. Menjelaskan terjadinya gangguan b. Untuk meningkatkan pemahaman dan
persepsi penglihatan
mengurangi ansietas pasien

c.

Kerusakan integritas kulit b/d pelepasan lapisan tanduk di kulit dan di daerah
bulu mata,pelepasan krusta warna kuning
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
kerusakan integritas kulit dapat teratasi dgn KH:
1) Skuama/sisik berkurang
2) Gatal berkurang sampai hilang
3) Bulu mata tidak lengket
Intervensi
Rasional
a. Kopmpres tepi kelopak mata 3 kali a. Kompres membersihkan tepi kelopak
atau sesuai kebutuhan , sambil
mata dari krusta /skuama
menekan-nekan
kelenjar
untuk
mengeluarkan isinya.
b. Kolaborasi pemberian salep mata
b. Dapat mengurangi terjadinya iritasi
lebih lanjut

d.

Harga diri rendah b/d bulu mata rontok dan tidak diganti dg yang baru

33

Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan


pasien tidak merasa malu dan dapat menyesuaikan diri dengan keadaan
fisiknya dgn KH : pasien dapat menyatakan gambaran diri lebih nyata.
Intervensi
Rasional
a. Kaji tingkat ansietas, pengalaman a. Ansietas,
pengalaman
dan
dan pengetahuan Klien tentang
pengetahuan dapat mempengaruhi
kondisi saat ini.
persepsi
klien
tehadap
penyakit,penerrimaan klien dan upaya
klien untuk mengontrol penyakit.
b. Mengurangi ansietas dan memberikan
dasar fakta untuk menerima informasi
b. Berikan informasi yang akurat dan
tentang pengobatan
jujur tentang penyakitnya dan beri
tahu bahwa pengawasan dan
c. Member
kesempatan
menerima
pengobatan
dapat
mencegah
situasi nyata, mengklarifikasi salah
gangguan penglihatan .
konsepsi dan pemecahan masalah.
c. Dorong klien untuk mengakui
masalah
dan
mengekspresikan
perasaannya.

e.

Ansietas b/d penyakit yang diderita


Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x24 jam diharapkan
klien tidak cemas lagi dan dapat beradaptasi terhadap penyakitnya dgn KH :
1) Melaporkan pengetahuan yang cukup terhadap penyakitnya
2) Klien menerima penyakt yang dialami
Intervensi
Rasional
a. Tekankan dan beri tahu klien tetang a. Ansietas, pengalaman dan pengetahuan
penting nya perbaikan keadaan
dapat mempengaruhi persepsi klien
umum,
meliputi
kebersihan
tehadap penyakit,penerrimaan klien dan
perorangan terutama mata dan
upaya klien untuk mengontrol penyakit.
b. Mengurangi ansietas dan memberikan
peningkatan gizi.
dasar fakta untuk menerima informasi

34

b. Anjurkan klie n untuk tidak


tentang pengobatan
c.
Memberi kesempatan menerima situasi
mengerjakan pekerjaan dekat terlalu
nyata, mengklarifikasi salah konsepsi
lama.
dan pemecahan masalah.
c. Anjurkan klien untuk tidak merokok.
f.

Kurang pengetahuan (tentang penyakit dan penatalaksanaannya) yang b/d


keterbatasan informasi
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 1x60 mnt diharapkan
klienmendapat informasi yang cukup tentang tindakan yang akan dilakukan
dgn KH:
Mengetahui dan mampu menyebutkan kembali tintakan yang harus dilakukan
untuk meningkatkan keadaan umum, penggunaan obat-obatan.
Intervensi
Rasional
a. Tekankan dan beri tahu klien tetang a. Blefaritis dapat timbul karena
penting nya perbaikan keadaan
penurunan status kesehatan dan
umum,
meliputi
kebersihan
malnutrisi.
perorangan terutama mata dan
peningkatan gizi.
b. Anjurkan klie n untuk tidak b. Akomodasi mata yang berlebihan
mengerjakan pekerjaan dekat terlalu
akan menimbulkan kelelahan pada
lama.
mata
c. Anjurkan klien untuk tidak merokok. c. Pemajanan asap pada mata akan
d. Beri tahu klien bahwa pengobatan
memperhebat iritasi pada mata.
harus dilakukan secara teratur dan d. Pengobatan yang tidak memadai akan
tuntas.
membuat blefaritis dari kedua tipe
bercampur dan menjadi menahun
serta menimbulkan berbagai macam
komplikasi dan kerusakan kornea
karena
timbulnyatrikiasis
Memberikan data
(Istiqomah. 2005)

35

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
A. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Organ Bagian
Luar mata : Alis mata (supersilium), Bulu Mata, Kelopak Mata
(Palpebra). Organ Bagian Dalam mata : Konjungtiva, Sklera, Otot-otot,
Kornea, Koroid, Iris (pupil), Lensa, Retina, Fovea (bintik kuning), Bintik
nouta, Vitreous humor (humor bening), Aqueous humor (humor berair).
B. Pengkajian secaraumum: anamnesa, pemeriksaan fisik, umur, alamat,
jenis kelamin, riwayat keluarga, penyakit yang pernah diderita, riwayat
diet, dan lainnya
C. Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata yang ditandai dengan
kelopak mata yang berminyak. Disebabkan karena bakteri jamur dan

36

virus atau juga karena gangguan aliran kelenjar meibom pada kelopak
mata. Blefaritis memberikan gejala mata merah, berair dan nyeri, serta
rontoknya bulu mata. Blefaritis sebenarnya bisa hilang tanpa pengobatan,
karena prinsip utama pengobatan blefaritis adalah kebersihan kelopak
mata, namun untuk membantu mempercepat penyembuhan biasanya
diberikan theraphy khusus sesuai dengan penyebab dari blefaritis tersebut

38
3.2 Saran
Sebagai seorang perawat kita harus memahami suatu penyakit dari sudut
medik maupun keperawatan adalah hal yang mutlak sebelum berhadapan
dengan kasus yang nyata, seperti pengkajian untuk menemukan masalah
dari tanda dan gejala. Oleh sebab itu, baik sekali bila perawat
menumbuhkan minat baca untuk menambah wawasan.

37

DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Mata
http://medicinestuffs.blogspot.com/2008/01/blefaritis.html
http://detra2509blogger.blogspot.com/2011/04/anatomi-fisiologi-sistempenginderaan_9944.html
http://health.detik.com/readpenyakit/855/blefaritis?mode_op=pengobatan
Ilyas, Prof dr H Sidarta. 2010. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: FKUI
Tamsuri, Ns Anas. 2011. Klien Gangguan Mata dan Penglihatan. Jakarta: EGC
N. Istiqomah, Ns Indriana. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata.
Jakarta: EGC
Pearce, evelyn. 2009. Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta: Gramedia
Syaifuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: EGC

38

Lembar Konsultasi
Judul

: Anatomi Fisiologi mata, pengkajian umum mata, dan


asuhan keperawatan Blefaritis.

Tingkat/Semester

: II B / Semester IV

Dosen Pembimbing

: Suratun S.Kep Ns

NO

TANGGAL

TOPIK

KOMENTAR

PARAF

39

ANATOMI FISIOLOGI MATA, PENGKAJIAN UMUM MATA,


DAN ASUHAN KEPERAWATAN BLEFARITIS

DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK I
Anggota : 1. Ade Ineke Aprilyani
2. Agung Febriawan
3. Ahmad Zanuar Anggara
4. Anggun Siswati
5. Ani Yulita

40

6. Apandi
7. Apriansyah
8. Dedi Iskandar
9. Delva Febitazari
10. Deva Amalia
Dosen Pembimbing : Suratun S.Kep Ns

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MUHAMMADIYAH PALEMBANG
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati penulis memanjat kan puji syukur kehadirat
Allah SWT atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini dalam Promosi Kesehatan yang berjudul Anatomi Fisiologi mata,
pengkajian umum mata, dan asuhan keperawatan Blefaritis.
Mungkin dalam pembuatan makala ini masih banyak kekurangan baik itu dari
segi penulis , isi dan lain sebagainya, maka penulis sangat mengharap kan kritik dan
saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah yang akan datang .
Demikianlah sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga
tulisan sederhana ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca atas semua ini
penulis mengucapkan ribuan terima kasih yang tak terhingga, semoga segala bantuan

41

dari semua pihak mudah-mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah
SWT.

Palembang,

Maret 2012

Penulis

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang............................................................................................

1.2

Tujuan..........................................................................................................

1.3

Perumusan Masalah....................................................................................

1.4

Metode Penulisan........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1.

Anatomi fisiologi Penglihatan.......................................................................

2.2.

Pengkajian umum penglihatan ....................................................................

42

2.3.

Asuhan Keperawatan Blefaritis...................................................................

BAB III PENUTUP


4.1 Kesimpulan......................................................................................................
4.2 Saran................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LEMBARAN KONSUL

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indera adalah kumpulan dari reseptor yang membentuk organ atau alat
khusus.sedangkan reseptor adalah ujung syaraf yang berfungsi untuk menerima
rangsang, propioseptor adalah kumpulan reseptor yang tidak membentuk alat
khusus.
Mata adalah alat indra penglihat yang di dalam nya terdapat jaringan-jaringan
indera penglihatan tersebut berpotensi menimbul kan penyakit atau kelainan
dalam penglihatan.

43

Dalam mengatasi penyakit atau kelainan mata atau indera penglihatan dapat
menggunakan berbagai cara.mahluk hidup selalu berhubungan dengan perubahan
lingkungan luar.untuk mengatasi perubahan lingkungan mahluk hidup di lengkapi
dengan organ yang dapat menerima impuls syaraf dengan berbagai bentuk.organ
tersebut ialah reseptor yang mampu menerima impuls dan disebut indra
Mata seperti organ tubuh yang lain juga dapat mengalami kelainan. Beberapa
kelainan dan gangguan kesehatan pada mata adalah sebagai berikut.
Kelainan ini terjadi pada sel-sel retina yang dikenal dengan buta warna, Pada
kelainan

ini

penderita

tidak

dapat

membedakan

warna-warni

benda.

Warna dibedakan berdasarkan intensitas penguraian terhadap masing-masing


iodopsin. Orang yang buta warna tidak memiliki satu atau lebih pigmen iodopsin.
Contoh : pada penderita buta warna merah tidak memiliki iodopsin merah,
iii hijau dan biru atau campurannya.
penderita hanya dapat melihat warna
Buta warna didefinisikan sebagai kelainan atau gangguan dalam melihat warna.
Paling sering ditemui adalah gangguan melihat warna merah-hijau. Gangguan
warna biru-kuning lebih jarang. Sedangkan buta warna total, yaitu tidak dapat
melihat warna sama sekali, lebih jarang lagi.
Buta warna disebabkan oleh dua hal, yaitu karena turunan dan karena dapatan
(acquired). Buta warna turunan terjadi akibat kurang atau tidak adanya sel konus.
Fungsi sel ini adalah 'menangkap" warna. Ada tiga jenis sel konus, yaitu yang
sensitif terhadap warna merah, hijau, dan biru. Warna yang kita lihat merupakan
perbaduan dari ketiganya.

44

Jika hanya satu atau dua jenis sel konus yang jumlahnya kurang atau tidak ada,
disebut buta warna sebagian atau parsial. Artinya, penderita masih mampu
melihat warna tertentu. Sedangkan jika ketiganya tidak ada atau tidak berfungsi
sama sekali, maka penderita akan melihat dunia ini hitam, putih, dan abu-abu.
Jenis yang terakhir ini dinamakan buta warna total.
Kelainan pada Akomodasi Lensa Mata: Astigmat adalah suatu keadaan mata
yang mengalami pandangan kabur. Ini disebabkan karena rusaknya kornea mata.
Untuk mengatasinya seseorang harus menggunakan kacamata silindris. Miopi
(Mata dekat) Kelainan ini disebabkan karena daya akomodasi yang lemah,
sehingga bayangan benda tidak tepat pada bintik kuning melainkan di depan
bintik kuning. Gejala kelainan ini yaitu hanya dapat melihat dalam jarak lebih
dekat dari normal, sekitar kurang dari 30 cm, Untuk mengatasinya penderita harus
menggunakan kacamata lensa negative. Hipermetropi (mata jauh) Gejala penyakit
hipermetropi adalah seseorang hanya ivdapat melihat dengan jarak yang jauh
sekitar lebih jauh dari 30 cm. Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan
kacamata lensa positif. Presbiopi Kelainan presbiop sering diderita oleh orang tua,
disebabkan karena daya akomodasi berubah-ubah akibat titik proksimum dan
remotum penglihatan berubah-ubah. Untuk mengatasinya penderita harus
menggunakan kacamata berlensa rangkap yaitu positif dan negatif.
Penyakit pada Mata, Penyakit yang terjadi pada mata antara lain seperti
berikut: Katarak merupakan keadaan pengeruhan pada lensa mata. Sebabsebabnya adalah diabetes melitus, sinar X, obat-obat kortison dalam waktu lama.
Penyakit ini dapat disembuhkan melalui operasi, dengan menanam lensa buatan di

fe
frf

45

dalam bola mata. Trakhoma merupakan penyakit yang disebabkan terjadinya


peradangan konjungktiva, yang diakibatkan karena infeksi virus. Apabila
dibiarkan penyakit ini dapat menimbulkan kebutaan. Kekurangan vitamin A,
Kelainan yang terjadi karena kekurangan vitamin A yaitu rabun senja. Vitamin A
sangat penting untuk kerja retina.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui Anatomi fisiologi mata
b. Untuk mengetahui Pengkajian umum mata
c. Untuk mengetahui Asuhan keperawatan Blefariti
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah

menyelasaikan

seminar,

di

harapkan

mahasiswa

mampu

mengelolah asuhan keperawatan Medikal yaitu:


v
a. Mahasiswa mampu menjelaskan Anatomi fisiologi mata
b. Mahasiswa mampu menjelaskan Pengkajian umum mata
c. Mahasiswa mampu menjelaskan Asuhan keperawatan Blefaritis
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mengerti dan dapat mengaplikasikan makalah ini dengan
pengalaman, pemahaman dan mencapai tujuan asuhan keperawatan
berkualitas pada situasi yang nyata di lapangan.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Agar mahasiswa lebih mandiri, kreatif dalam pembuatan makalah sehingga
untuk kedepannya dapat membekali mahasiswanya dengan keterampilan
yang di butuhkan.
1.4 Metode Penulisan
Makalah ini dibuat dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari berbagai
sumber baik dari internet, buku, peran sehari-hari dan penalaran.

46

vi

iv

You might also like