Professional Documents
Culture Documents
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 ANATOMI FISIOLOGI MATA
A. Pengertian Mata
Mata merupakan alat indra yang terdapat pada manusia. Secara
konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan
perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran yang
kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak. (Riska.blogspot.2011)
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya.
Bola mata merupakan organ sferis dengan diameter kurang lebih 2,5
cm, yang terletak pada bagian anterior orbit. Bola mata terdiri dari beberapa
lapisan. (Indriana. 2005)
1
B.
Organ-
Alis yaitu batas orbital dan potongan kulit tebal yang melengkung,
ditumbuhi oleh bulu pendek. Alis mata berfungsi sebagai kosmetik
atau alat kecantikan dan sebagai pelindung mata dari sinar matahari
yang sangat terik serta mencegah masuknya air atau keringat dari dahi
ke mata. (syaifuddin, 2006)
b. Bulu Mata
Bulu mata yaitu rambut-rambut halus yang terdapat ditepi kelopak
mata. Bulu mata berfungsi untuk melindungi mata dari benda-benda
asing.
c. Kelopak Mata (Palpebra)
Kelopak mata merupakan 2 buah lipatan atas dan bawah kulit yang
terletak di depan bulbus okuli. Kelopak mata atas lebih lebar dari
kelopak mata bawah. Kelopak mata berfungsi pelindung mata
sewaktu-waktu kalau ada gangguan pada mata (menutup dan
membuka mata). Kelopak mata atas lebih mudah digerakkan yang
terdiri dari muskulus levator palpebra superior. (syaifuddin, 2006)
a. Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopak
bagian belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui
konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin yang
dihasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat membasahi bola mata
terutama kornea.
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1) Konjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, konjungtiva tarsal sukar
digerakkan dari tarsus.
2) Konjungtiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari
sklera di bawahnya.
3) Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang merupakan
tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan konjungtiva bulbi.
Konjungtiva bulbi dan forniks berhubungan dengan sangat
longgar dengan jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah
bergerak. (Ilyas, Prof dr H Sidarta. 2010).
Permukaan dalam kelopak mata disebut konjungtiva palpebra,
merupakan lapisan mukosa. Bagian yang membelok dan kemudian
melekat pada bola mata disebut konjungtiva bulbi. Pada
Fungsinya
Otot
Menghasilkan gerakan
Saraf kranial
1. Rektus superior
Ke atas
Okulomotor (III)
2. Rektus inferior
Ke bawah
Okulomotor (III)
3. Rektus medialis
Okulomotor (III)
4. Rektus lateralis
Abducens (VI)
5. Oblique superior
Trochlear (IV)
6. Oblique inferior
Okulomotor (III)
d. Kornea
1) Epitel
Tebalnya 50 pm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk
yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan
sel gepeng.
a) Pada sel basal Bering terlihat mitosis sel, dan sel muds ini
terdorong ke depan menjadi lapissel sayap dan semakin maju ke
depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan
sel basal di sampingya dan sel poligonal di depannya melalui
desmosom dan makula okluden; ikatan ini menghambat
pengaliran air, elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier.
sistem
endotel
yang
merusak
pompaendotel
dan
terjadi
endotel
terganggu
edema
kornea.
akan
sehingga
Endotel
e. Koroid
Koroid adalah
10
terhadap
cahaya.
Pada
retina
terdapat
reseptor
11
melihat dimalam hari tetapi yang terlihat hanya warna hitam dan putih
saja. Bayangan yang dihasilkan dari sel ini tidak tajam. Sel kerucut
jumlahnya sekitar 5 juta pada setiap mata. Sel kerucut sangat peka
terhadap intensitas cahaya tinggi sehingga berperan untuk penglihatan
siang hari dan untuk membedakan warna. Retina berfungsi untuk
menerima
cahaya,
mengubahnya
menjadi
impuls
saraf
dan
berperan
untuk
penglihatan
siang
hari
dan
untuk
12
dan dapat melakukan difusi gas dengan udara luar melalui kornea.
Aqueous humor(humor berair) berfungsi menjaga bentuk kantong
depan bola mata. (http://detra.blogspot.com.2011)
C. Bola Mata
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Bola mata di
bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang lebih tajam sehingga
terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang berbeda.
Bola mata dibungkus oleh 3 lapis jaringan, yaitu :
1. Sklera merupakan jaringan ikat yang kenyal dan memberikan bentuk
Pada mata, merupakan bagian terluar yang melindungi bola mata. Bagian
terdepan sklera disebut kornea yang bersifat transparan yang memudahkan
sinar masuk ke dalam bola mata. Kelengkungan kornea lebih besar
dibanding sklera.
2. Jaringan uvea merupakan jaringan vaskular. Jaringan sklera dan uvea
dibatasi oleh ruang yang potensial mudah dimasuki darah bila terjadi
13
perdarahan
suprakoroid.
Jaringan uvea ini terdiri atas iris, badan siliar, dan koroid. Pada iris
didapatkan pupil yang oleh 3 susunan otot dapat mengatur jumlah sinar
masuk ke dalam bola mata. Otot dilatator dipersarafi oleh para-simpatis,
sedang sfingter iris dan otot siliar di persarafi oleh parasim-patis. otot siliar
yang terletak di badan siliar mengatur bentuk lensa untuk kebutuhan
akomodasi. Badan siliar yang terletak di belakang iris menghasilkan cairan
bilik mata (akuos humor), yang dikeluarkan melalui trabekulum yang
terletak pada pangkal iris di batas kornea dan sklera. (ilyas, 2010:3-4)
3. Lapis ketiga bola mata adalah retina yang terletak paling dalam dan
mempunyai susunan lapis sebanyak l0 lapis yang merupakan lapis
membran
pada saraf optik dan diteruskan ke otak. Terdapat rongga yang potensial
antara retina dan koroid sehingga retina dapat terlepas dari koroid yang
disebut ablasi retina.
Badan kaca mengisi rongga di dalam bola mata dan bersifat gelatin yang
hanya menempel papil saraf optik, makula dan pars plana. Bila terdapat
jaringan ikat di dalam badan kaca disertai dengan tarikan pada retina,
maka akan robek dan terjadi ablasi retina.
Lensa terletak dibelakang pupil yang dipegang di daerah ekuatornya
pada badan siliar melalui zonula zinn. Lensa mata mempunyai peranan
pada akomodasi atau melihat dekat sehingga sinar dapat difokuskan
didaerah makula lutea. (ilyas, 2010:3-4)
14
D. Sistem Lakrimal
Sistem ekskresi
air
mata
atau
lakrimal
terletak
di daerah
lakrimal, kanalikuli
berlendir kental
15
2. Pemutihan rodopsin, dari ungu menjadi merah muda terjadi saat cahaya
masuk ke retina.
3. Resintesis rodopsin, terjadi dalam gelap, yaitu saat semua all trans retinal
diubah kembali menjadi 11 cis retinal dan berikatan dengan opsin.
4. Sel batang berfungsi dalam intensitas cahaya rendah karenanya reaksi
pemutihan hanya membutuhkan sedikit cahaya.
5. Adaptasi terhadap gelap dan terang, adalah penyesuaian penglihatan secara
otomatis terhadap intensitas cahaya yang memasuki retina saat bergerak
dari tempat gelap ke tempat terang atau sebaliknya
6. Penglihatan warna ; setiap mata mengandung 6 7 juta sel kerucut bipolar,
yang mengandung iodopsin yaitu retinal yang terikat pada opsin yang
berbeda dengan opsin dalam sel batang. Iodopsin bersifat sensitif biru,
sensitif merah atau sensitif hijau sehingga setiap sel kerucut memiliki
sensitivitas membedakan warna
Apabila ada rangsang cahaya masuk ke mata maka rangsang tersebut
akan diteruskan mulai dari kornea, aqueous humor, pupil, lensa, vitreous
humor dan terakhir retina. Kemudian akan diteruskan ke bagian saraf
penglihat atau saraf optik yang berlanjut dengan lobus osipital sebagai pusat
penglihatan pada otak besar. Bagian lobus osipital kanan akan menerima
rangsang dari mata kiri dan sebaliknya lobus osipital kiri akan menerima
16
rangsang mata kanan. Di dalam lobus osipital ini rangsang akan diolah
kemudian
diinterpretasikan.
Sehingga
apabila
seseorang
mengalami
kecelakaan dan mengalami kerusakan lobus osipital ini maka dia akan
mengalami buta permanen, walaupun bola matanya sehat.
Pembiasan cahaya dari suatu benda akan membentuk bayangan benda
jika cahaya tersebut jatuh di bagian bintik kuning pada retina, karena cahaya
yang jatuh pada bagian ini akan mengenai sel-sel batang dan kerucut yang
meneruskannya ke saraf optik dan saraf optik meneruskannya ke otak
sehingga terjadi kesan melihat. Sebaliknya, bayangan suatu benda akan tidak
nampak, jika pembiasan cahaya dari suatu benda tersebut jatuh di
bagian bintik buta pada retina. (www.peutuah.com)
F. Gangguan Dan Kelainan Serta Teknologi Pengobatan Yang Berkaitan
Dengan Sistem Pengindraan Pada Manusia.
Struktur maupuan fungsi sistem pengindraan
manusia
dapat
sehingga
bayangan
benda
jatuh
di
belakang
retina.
17
3. Presbiopia
Penyebab : elastisitas lensa mata berkurang karena usia tua.
Teknologi : ditolong dengan lensa rangkap (dua macam lensa).
4. Astigmatisme
Penyebab : permukaan lensa mata tidak sama sehingga fokusnya tidak
sama, dan bayangan benda yang terbentuk tidak sama.
Teknologi : ditolong dengan lensa silindris(silinder)
5. Katarak
18
6. Glaukoma
Penyebab : adanya penambahan tekanan dalam mata, karena cairan dalam
bilik anterior mata(aqueous humor) belum sempat disalurkan keluar
sehingga tegangan yang ditimbulkan dapat menyebabkan tekanan pada
saraf optik; lama-kelamaan akan menyebabkan hilangnya daya penglihatan.
Teknologi:
obat-obatan,
operasi
dengan
menggunakan
laser.
(www.peutuah.com)
19
Umur klien merupukan factor penting dalam mengkaji proses visual dan
proses mata. Pada lansia, insiden beberapa kondisi seperti glaucoma dan
terbentuk nya katarak meningkat. Keparahan myopia cenderung
meningkat pada individu berusia kurang dari 30 tahun dan presbiopia
mulai terjadi pada usia decade keempat.
b. Latar belakang atau etnis
Informasi tentang hal ini juga penting karena beberapa penyakit atau
kondisi lebih banyak terjadi pada kelompok populasi tertentu, misalnya,
etnis Yahudi lebih mudah mengalami penyakit Tay-Sachs yang
mempunyai efek pada mata.
c. Jenis kelamin
Jenis kelamin klien juga signifikan, misalnya ablasio retina lebih sering
terjadi pada pria.
d. Alamat
Alamat dan nomor telepon klien juga perlu dicatat terutama jika klien
harus menjalani perawatan tidak lanjut.
e. Keluhan Utama
Yang paling sering : perubahan penglihatan; berkurang atau hilang.
Kurang spesifik : sakit kepala (headache), nyeri pada mata. (Istiqomah.
2005)
2. Riwayat Personal dan Keluarga
a. Riwayat keluarga
20
21
22
23
Ishiharas test
2.3 ASUHAN KEPERAWATAN BLEFARTIS
A. Pengertian
24
blefaritis
B. Anatomi
Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan
kornea.
Palpebra
merupakan
alat
penutup
mata
yang
berguna
25
Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedang
di bagian belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva
tarsal.
Pada kelopak terdapat bagian-bagian :
1. Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat,
kelenjar zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus.
2. Otot seperti : M. Orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam
kelopak atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. M.
Orbikularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. fasial. M.
Levator palpebra berfungsi untuk mengangkat kelopak mata atau membuka
mata.
3. Di dalam kelopak terdapak tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan
kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo
palpebra.
4. Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosa berasal dari rima orbita
merupakan
pembatas
isi
orbita
dengan
kelopak
depan.
(http://medicinestuffs.blogspot.com/2008)
C. Etiologi
Terdapat 2 jenis blefaritis, yaitu :
1. Blefaritis anterior : mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat
melekatnya bulu mata). Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus dan
seborrheik. Blefaritis stafilokok dapat disebabkan infeksi dengan
Staphylococcus aureus, yang sering ulseratif, atau Staphylococcus
epidermidis atau stafilokok koagulase-negatif. Blefaritis seboroik(nonulseratif) umumnya bersamaan dengan adanya Pityrosporum ovale.
26
D. Fatoflow
27
E. Patofisiologi
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. Hal
ini mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan
,kerusakan sistem imun atau kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin
bakteri, sisa buangan dan enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat
ditingkatkan dengan adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi kelenjar
meibom.
F. Klasifikasi
Terdapat dua macm blefaritis yaitu blefaritis ulseratif dan blefaritis seboreik
1. Blefaritis uleratif
Blefaritis uleratif atau stafilokok adalah infeksi yang terjadi pada
kelopak mata. Penyebab nya staphylococcus aureus atau stafilokokus
epidermidis. Pada ksus ini bulu mata rontok dan tidag di ganti yang baru
karena ada destruksi folikel rambut. Pada pangkalan rambut terdapat sisik
28
kring (krusta) berwarna kning pada bulu mata . jika sisik di lepaskan
tampak ulkus-ulkus kecil disepanjang atau tepian palpra.palpebra merah
(mata bertepi merah ) apabila menetap akan menyebabkan distruksi
permanen dan folikel-folikel rambut dan akhir nya akan terjadi
pertumbuhan bulu mata yang mengarah ke arah atau kedalam bola mata
(trikiasis) yang akan menyebabkan ulsirasi kornea. Infeksi ini juga bisa
timbul karena kesehatan atau kebersihn yang buruk dalam mal nutrisi.
(Istiqomah. 2005)
2. Blefaritis seboreik
Blefaritis seboreik atau non- ulseratif adalah inflamasi kelnjar kulit di
daerah bulu mata atau kelenjar bulu mata penyebab bya adalah kelainan
metabolisme dan jamur pitirustorum ovale . pada kasus ini bulu mata cpat
jatuh tetapi dapat digantikan yang aru karena tidak ada distuksi foliel
rambut . pada pangkal bulu mata tidak nampak krusta tetapi didapatkan
sikuama ( sisi berminyak ) tidak terjadi ulserasis dan tepian palpebra tidak
begtu merah . seborea / ketombe dikepala , alis mata atau teliga sering kali
menyertai blefaritis seboreik sering terlihat pada anak-anak dan remaja.
Kodisi dapat diperberat dengan menggosok atau mengucek palpebra.
(Istiqomah. 2005)
G. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala blefaritis meliputi:
1. Mata berair
29
2. Mata merah
3. Rasa terbakar di mata
4. Kelopak mata yang berminyak
5. Gatal pada kelopak mata
6. Merah dan bengkak pada kelopak mata
7. Pengelupasan kulit di sekitar mata
8. Bulu mata berkerak saat bangun tidur
9. Peka terhadap cahaya
10. Bulu mata yang muncul tidak normal atau salah arah
11. Kerontokan bulu mata. (http://health.detik.com)
H. Komplikasi blefaritis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Hordeolum
Kalazion
Konjungtivits
Keratitis superfisia (1/3 bagian bawah)
Infiltrat tepian kornea
Madarosis ( kehilangan bulu mata) trikiasis
Hipertropi margo palpebra dan palpebra menjadi berat . jika terjadi di
margo palpebra superior , palpebra seolah jatuh dan memberi kesan
mengantuk (tilosis). Jika terjadi di inferior palpebra dapat membelok kluar
I.
30
2. Air mata buatan. Obat tetes mata atau air mata buatan yang tersedia tanpa
resep dokter dapat membantu meringankan mata kering.
Penatalaksanaan Medis :
1. Antibiotik. Menggunakan obat tetes mata yang mengandung antibiotik
pada kelopak mata dapat membantu mengontrol blefaritis yang disebabkan
oleh infeksi bakteri. Dalam kasus tertentu, antibiotik diberikan dalam
bentuk krim, salep atau pil.
2. Steroid obat tetes mata atau salep. Obat tetes mata atau salep yang
mengandung steroid dapat membantu mengontrol peradangan mata dan
kelopak mata.
3. Mengobati kondisi yang mendasarinya. Blefaritis bisa juga disebabkan oleh
dermatitis seboroik, rosacea atau penyakit lainnya dapat dikontrol dengan
cara mengobati penyakit yang mendasarinya. (http://health.detik.com)
J. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Anamnesis. Klien mengeluh mata lengket terutama pada pagi hari
karena banyak sisik dan granulasi, mata terasa panas, gatal pada
konjugtiva, tak tahan cahaya (fotofobia) lekas capai jika kerja dekat.
2. Pemeriksaan
Pada blefaritis seboreik terdapat sisik halus berwarna putih , penebalan
palpebra yang disertai madarosis jika sisik diangkat terdapat dasar
permukaan kulit yang tidak begitu merah tetapi tidak trdapat ulserasi pada
blefaritis ulseratif, terdapat krusta kekuningan yang melengketkan bulu
mata . jika kursta diangkat terdapat lubus-lubus kecil yang mudah berdarah
diskeliing bulu mata, Kemerahan, Edema kelopak mata, Pengeluaran pus,
Kelopak mata dapat menjadi rapat ketika tidur. (Istiqomah. 2005)
31
d.
e.
f.
b. Observasi TTV
c. Jelaskan penyebab nyeri
Rasional
a. Mengetahui tingkat nyeri untuk
memudahkan intervensi selanjutnya
b. Untuk mengetahui (TD, Nadi, Suhu,
Pernafasan)
c. Untuk menambah pengetahuan pasien
d. Kompres menggunakan air hangat
dapat mengurangi rasa nyeri
e. Mengurangi
peradangan
dan
mencegah terjadinya infeksi lebih
lanjut
32
c.
Kerusakan integritas kulit b/d pelepasan lapisan tanduk di kulit dan di daerah
bulu mata,pelepasan krusta warna kuning
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan
kerusakan integritas kulit dapat teratasi dgn KH:
1) Skuama/sisik berkurang
2) Gatal berkurang sampai hilang
3) Bulu mata tidak lengket
Intervensi
Rasional
a. Kopmpres tepi kelopak mata 3 kali a. Kompres membersihkan tepi kelopak
atau sesuai kebutuhan , sambil
mata dari krusta /skuama
menekan-nekan
kelenjar
untuk
mengeluarkan isinya.
b. Kolaborasi pemberian salep mata
b. Dapat mengurangi terjadinya iritasi
lebih lanjut
d.
Harga diri rendah b/d bulu mata rontok dan tidak diganti dg yang baru
33
e.
34
35
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
A. Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Organ Bagian
Luar mata : Alis mata (supersilium), Bulu Mata, Kelopak Mata
(Palpebra). Organ Bagian Dalam mata : Konjungtiva, Sklera, Otot-otot,
Kornea, Koroid, Iris (pupil), Lensa, Retina, Fovea (bintik kuning), Bintik
nouta, Vitreous humor (humor bening), Aqueous humor (humor berair).
B. Pengkajian secaraumum: anamnesa, pemeriksaan fisik, umur, alamat,
jenis kelamin, riwayat keluarga, penyakit yang pernah diderita, riwayat
diet, dan lainnya
C. Blefaritis adalah peradangan pada kelopak mata yang ditandai dengan
kelopak mata yang berminyak. Disebabkan karena bakteri jamur dan
36
virus atau juga karena gangguan aliran kelenjar meibom pada kelopak
mata. Blefaritis memberikan gejala mata merah, berair dan nyeri, serta
rontoknya bulu mata. Blefaritis sebenarnya bisa hilang tanpa pengobatan,
karena prinsip utama pengobatan blefaritis adalah kebersihan kelopak
mata, namun untuk membantu mempercepat penyembuhan biasanya
diberikan theraphy khusus sesuai dengan penyebab dari blefaritis tersebut
38
3.2 Saran
Sebagai seorang perawat kita harus memahami suatu penyakit dari sudut
medik maupun keperawatan adalah hal yang mutlak sebelum berhadapan
dengan kasus yang nyata, seperti pengkajian untuk menemukan masalah
dari tanda dan gejala. Oleh sebab itu, baik sekali bila perawat
menumbuhkan minat baca untuk menambah wawasan.
37
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Mata
http://medicinestuffs.blogspot.com/2008/01/blefaritis.html
http://detra2509blogger.blogspot.com/2011/04/anatomi-fisiologi-sistempenginderaan_9944.html
http://health.detik.com/readpenyakit/855/blefaritis?mode_op=pengobatan
Ilyas, Prof dr H Sidarta. 2010. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta: FKUI
Tamsuri, Ns Anas. 2011. Klien Gangguan Mata dan Penglihatan. Jakarta: EGC
N. Istiqomah, Ns Indriana. 2005. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata.
Jakarta: EGC
Pearce, evelyn. 2009. Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta: Gramedia
Syaifuddin. 2006. Anatomi fisiologi untuk mahasiswa keperawatan. Jakarta: EGC
38
Lembar Konsultasi
Judul
Tingkat/Semester
: II B / Semester IV
Dosen Pembimbing
: Suratun S.Kep Ns
NO
TANGGAL
TOPIK
KOMENTAR
PARAF
39
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK I
Anggota : 1. Ade Ineke Aprilyani
2. Agung Febriawan
3. Ahmad Zanuar Anggara
4. Anggun Siswati
5. Ani Yulita
40
6. Apandi
7. Apriansyah
8. Dedi Iskandar
9. Delva Febitazari
10. Deva Amalia
Dosen Pembimbing : Suratun S.Kep Ns
41
dari semua pihak mudah-mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah
SWT.
Palembang,
Maret 2012
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang............................................................................................
1.2
Tujuan..........................................................................................................
1.3
Perumusan Masalah....................................................................................
1.4
Metode Penulisan........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1.
2.2.
42
2.3.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
43
Dalam mengatasi penyakit atau kelainan mata atau indera penglihatan dapat
menggunakan berbagai cara.mahluk hidup selalu berhubungan dengan perubahan
lingkungan luar.untuk mengatasi perubahan lingkungan mahluk hidup di lengkapi
dengan organ yang dapat menerima impuls syaraf dengan berbagai bentuk.organ
tersebut ialah reseptor yang mampu menerima impuls dan disebut indra
Mata seperti organ tubuh yang lain juga dapat mengalami kelainan. Beberapa
kelainan dan gangguan kesehatan pada mata adalah sebagai berikut.
Kelainan ini terjadi pada sel-sel retina yang dikenal dengan buta warna, Pada
kelainan
ini
penderita
tidak
dapat
membedakan
warna-warni
benda.
44
Jika hanya satu atau dua jenis sel konus yang jumlahnya kurang atau tidak ada,
disebut buta warna sebagian atau parsial. Artinya, penderita masih mampu
melihat warna tertentu. Sedangkan jika ketiganya tidak ada atau tidak berfungsi
sama sekali, maka penderita akan melihat dunia ini hitam, putih, dan abu-abu.
Jenis yang terakhir ini dinamakan buta warna total.
Kelainan pada Akomodasi Lensa Mata: Astigmat adalah suatu keadaan mata
yang mengalami pandangan kabur. Ini disebabkan karena rusaknya kornea mata.
Untuk mengatasinya seseorang harus menggunakan kacamata silindris. Miopi
(Mata dekat) Kelainan ini disebabkan karena daya akomodasi yang lemah,
sehingga bayangan benda tidak tepat pada bintik kuning melainkan di depan
bintik kuning. Gejala kelainan ini yaitu hanya dapat melihat dalam jarak lebih
dekat dari normal, sekitar kurang dari 30 cm, Untuk mengatasinya penderita harus
menggunakan kacamata lensa negative. Hipermetropi (mata jauh) Gejala penyakit
hipermetropi adalah seseorang hanya ivdapat melihat dengan jarak yang jauh
sekitar lebih jauh dari 30 cm. Untuk mengatasinya penderita harus menggunakan
kacamata lensa positif. Presbiopi Kelainan presbiop sering diderita oleh orang tua,
disebabkan karena daya akomodasi berubah-ubah akibat titik proksimum dan
remotum penglihatan berubah-ubah. Untuk mengatasinya penderita harus
menggunakan kacamata berlensa rangkap yaitu positif dan negatif.
Penyakit pada Mata, Penyakit yang terjadi pada mata antara lain seperti
berikut: Katarak merupakan keadaan pengeruhan pada lensa mata. Sebabsebabnya adalah diabetes melitus, sinar X, obat-obat kortison dalam waktu lama.
Penyakit ini dapat disembuhkan melalui operasi, dengan menanam lensa buatan di
fe
frf
45
menyelasaikan
seminar,
di
harapkan
mahasiswa
mampu
46
vi
iv