You are on page 1of 42

BAB I

ORGANISASI KOMPETENSI, TUJUAN SATUAN


PENDIDIKAN, DAN STRUKTUR KURIKULUM
A. Organisasi Kompetensi
Mata pelajaran adalah unit organisasi terkecil dari Kompetensi Dasar. Untuk kurikulum MTs,
organisasi Kompetensi Dasar dilakukan dengan cara mempertibangkan kesinambungan antar
kelas dan keharmonisan antar mata pelajaran yang diikat dengan Kompetensi Inti.
Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi dasar mata pelajaran
sehingga Struktur Kurikulum MTs menjadi lebih sederhana karena Mata pelajaran dan
jumlah materi berkurang.
Substansi muatan lokal termasuk bahasa daerah diintegrasikan kedalam mata pelajaran Seni
Budaya, Substansi muatan local yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, olahraga, dan Kesehatan.
sedangkan pelajaran Prakarya merupakan pelajaran yang berdiri sendiri.

B. Tujuan Satuan Pendidikan


Penyelenggaraan pendidikan dasar dan menengah sebagaimana yang dinyatakan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang :
a. Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha esa, berakhlak mulia, dan
berkepribadian luhur;
b. Berilmu, cakap, kritis, kreatif, dan inovatif;
c. Sehat, mandiri, dan percaya diri; dan
d. Toleran, peka social, demokratis, dan bertanggung jawab.

C. Struktur Kurikulum dan Beban belajar


1. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam
bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi
konten/ mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata
pelajaran dan beban belajar perminggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum
adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam system

belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam system pembelajaran,


pengorganisasian konten dalam system belajar yang digunakan untuk kurikulum
yang akan dating adalah system semester sedangkan pengorganisasian beban
belajar dalam system pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum
mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan
atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide
kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus
menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah
kurikulum member kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan.
Struktur kurikulum MTs Miftahul Ulum Gisting adalah sebagai berikut :
MATA PELAJARAN
KELOMPOK A
1 Pendidikan Agama dan

ALOKASI WAKTU BELAJAR


PERMINGGU
KELAS VII
KELAS VIII
KELAS IX

Budi pekerti
a. Aqidah ahlak
b. Quran Hadis
c. Fiqih
d. Sejarah kebudayaan
Islam
2 Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia
4 Bahasa Arab
4 Matematika
5 Ilmu Pengetahuan Alam
6 Ilmu Pengetahuan Sosial
7 Bahasa Inggris
KELOMPOK B
1 Seni Budaya
2 Pendidikan Jasmani, Olah
raga dan Kesehatan
3 Prakarya
4 Bahasa lampung
Jumlah Alokasi Waktu Per

2
2
2
2

2
2
2
2

2
2
2
2

5
3
6
5
4
4

5
3
6
5
4
4

5
3
6
5
4
4

2
2

2
2
48

2
2

48

Minggu

48

Keterangan :
Penambahan : Mata Pelajaran matematika ditambah alokasi 1 jam sebelumnya 5
jam menjadi 6 jam diambil dari mata pelaaran bahasa Indonesia
mengingat pokok bahasan pelajaran matematika lebih banyak dan
lebih rumit dibandingkan dengan pelajaran bahasa Indonesia
Pengurangan : Mata pelajaran bahasa Indonesia dikurangi 1 jam sebelumnya 6
jam menjadi 5 jam untuk menambah mata pelajaran matematika.
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum
diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler MTs Miftahul Ulum Gisting antara
lain Pramuka ( Wajib ), organisasi Siswa Intra Sekolah melalui kegiatan PASIS /
Pasukan Pengibar Bendera, usaha kesehatan Sekolah dan Palang Merah Remaja.
Mata pelajaran kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran kelompok B yang terdiri atas mata
pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan
Prakarya adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh
pusat dan dilengkapi dengan konten local yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.
Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum menambah 3 jam pelajaran permingggu
untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.
Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dikembangkan sebagai
mata pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai
pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidiksn berorientasi aplikatif,
pengembangan kemampuan berfikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan
pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan social
dan alam. Disamping itu, tujuan pendidikan Ilmu pengetahuan Sosial menekankan
pada pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, priotisme, serta
aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah Negara
Kesatuan republic Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam juga ditujukan untuk
pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai
keunggulan wilayah nusantara.
Seni Budaya terdiri dari empat aspek, yakni seni rupa, seni music, seni tari, dan
seni teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah, dan MTs Miftahul

Ulum Gisting hanya memilih tiga aspek saja yakni seni rupa, seni music dan seni
tari menyesuaikan dengan kemampuan guru dan fasilitas yang ada.
Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajianan, rekayasa, budidaya, dan
pengolahan. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan MTs Miftahul
Ulum Gisting menyelenggrakan prakarya kerajinan dan rekayasa, sesuai dengan
potensi daerah Gisting.
2. Beban belajar
Beban belajar di MTs Mftahul Ulum Gisting untuk kelas VII adalah 48 jam
perminggu. Jam belajar MTs Miftahul Ulum Gisting adalah 40 menit.
Dalam struktur kurikulum MTs Miftahul Ulum ada penambahan jam belajar
perminggu dari semula 42 menjadi 48. Sedangkan lama belajar untuk setiap jam
belajar di MTs Miftahul Ulum Gisting tetap yaitu 40 menit per jam.
Dengan adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi
Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses
pembelajaran yang berorientasi siswa aktif belajar. Proses pembelajaran siswa
aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran
penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk melakukan
pengamatan, menanya, asosiasi, menyaji, dan komunikasi. Proses pembelajaran
yang dikembangkan guru menghendaki kesabaran dalam menunggu respon
peserta didik karena mereka belum terbiasa. Selain itu, bertambahnya jam belajar
memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

BAB II
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
A. Komptensi Inti
Kompetensi inti merupakan terjemahan atau operasioalisasi SKL, dalam bentuk
kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan
pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi
utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
( afektif, kognitif, dan psikomotor ) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu
jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan
kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skils dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsure pengorganisasi ( organizing element )
Kompetensi Dasar . sebagai unsure pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan

pengikat untuk organisasi vertical dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar.


Organisasi vertical Kompetensi dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi
dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga
memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan
antara konten yang dipelajari siswa. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara
konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi dasar dari
Mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama
sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan
dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap social (Kompetensi Inti 2),
pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan social dikembangkan secara tidak
langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (Kompetensi Inti 3 ) dan penerapan pengetahuan ( Kompetensi Inti 4 ).
Kompetensi Inti MTs Miftahul Ulum Gisting adalah sebagai berikut :
KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI INTI

KOMPETENSI INTI

KELAS VII

KELAS VIII

KELAS IX

1. Menghargai dan

1. Menghargai dan

1. Menghargai dan

menghayati ajaran
agama yang dianutnya

menghayati ajaran
agama yang dianutnya

2. Menghargai dan
menghayati perilaku jujur,
disiplin,tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara efektif
dengan
lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan
keberadaannya

2. Menghargai dan
menghayati perilaku
jujur, disiplin,
tanggungjawab,
peduli(toleransi, gotong
royong),santun, percaya diri,
dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan
sosial
dan
alamdalam
jangkauan
pergaulan
dan
keberadaannya

3. Memahami pengetahuan

3. Memahami dan

menghayati ajaran
agama yang dianutnya
2. Menghargai dan
menghayati perilaku jujur,
disiplin,tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong
royong),santun, percaya
diri, dalam berinteraksi
secara efektif
denganlingkungan sosial
dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan
keberadaannya
3. Memahami danmenerapkan
pengetAHUuan (faktual,

(faktual, konseptual, dan prosedural)


berdasarkan
rasa
ingin
tahunyatentang ilmu
pengetahuan,
teknologi,
seni,
budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata

menerapkanpengetahuan
(faktual, konseptual,dan
prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait
fenomena dan
tampak mata

4. Mencoba, mengolah,dan menyaji


dalamranah konkret

kejadian

4. Mengolah, menyaji, dan


menalar dalam ranah

(menggunakan,mengurai,merangkai,
memodifikasi,dan membuat) dan
ranah

konkret
(menggunakan,
mengurai,
merangkai,
memodifikasi, dan

abstrak
(menulis,membaca,menghitung,
menggambar, danmengarang)
sesuaidengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam

membuat) dan ranah

sudut pandang/teori

abstrak (menulis,
membaca,
menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam

konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak
mata

4. Mengolah, menyaji, dan


menalar dalam ranah
konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak
(menulis,
membaca,
menghitung,
menggambar, dan
mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari
di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam
sudut pandang/teori

sudut pandang/teori

B. Kompetensi dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.
Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta cirri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai
sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu
diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi
esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang
dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan
menurut filosofi rekonstruksi social, progresifisme, atau pun humanism. Karena

filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian
landasan filosofi, maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum
yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan
perenialisme.
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Madrasah Tsanawiyah Miftahul Ulum yang
merupakan satu kesatuan ide masing-masing mata pelajaran dimuat dalam table-tabel
berikut ini :

1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Agama dan Budi Pekerti
a. Pendidikan Al-quran hadits
KELAS VII SEMESTER 1
KOMPETENSI INTI
1. Memahami Al-Quran
dan Al-Hadits sebagai
pedoman hidup

KOMPETENSI DASAR
1.1
Menjelaskan pengertian dan
fungsi Al-Quran dan Al-hadis
1.2
Menjelaskan cara-craa
memfungsikan Al-Quran dan AlHadis
1.2
Menerapkan Al-Quran sebagai
pedoman hidup umat Islam

2. Mencintai Al-Quran
dan Al-hadis

2.1 Menjelaskan cara mencintai AQuran


dan Al-hadis

2.2 Menjelaskan perilaku ornag yang


mencintai Al-Quran dan Al-Hadis
2.3 Menerapkan perilaku mencintai AlQuran dan Al-Hadis dalam
kehidupan
3. Menerapkan Al-Quran
surat-surat pendek
pilihan dalam
kehidupan sehari-hari
tentang Tauhid
Rububiyah dan
Uluhiyyah
4. Memahami Hadis
tentang cirri iman
dan Ibadah yang
diterima Allah

3.1 memahami isi kandungan QS. AlFatihah, An-Nas, Al-falaq dan AlIkhlas tentang Tauhid Rububiyah
dan Uluhiyyah
3.2 Menerapkan kandungan QS. AlFatihah, An-Nas, Al-Falaq dan Al
Ikhlas dalam kehidupan sehari-hari
4.1 Menulis Hadis tentang iman dan
ibadah
4.2 menerjemahkan makna hadis
tentang iman dan ibadah
4.3 menghafal Hadis tentang iman
dan Ibadah
4.4 menjelaskan keterkaitan isi
kandungan Hadis tentang iman dan
ibadah dalam fenomena kehidupan
dan akibatnya
4.5 menerapkan isi kandungan Hadis
tentang cirri iman dan ibadah yang
diterima Allah

KELAS VII SEMESTER 2


KOMPETENSI INTI
5. Membaca Al-Quran surat
Pendek pilhan

KOMPETENSI DASAR
5.1 Menerapkan hokum bacaan
mim sukun dalam Q.S. Al-

Bayyinah dan Al-kafirun


6. Menerapkan Al-Quran surat
pendek pilihan
dalamkehidupan sehari-hari
tentang toleransi

6.1 Memahami isi kandungan Q.S


Al-kafirun dan Al-Bayyinah
tentang Toleransi
6.2 Memahami keterkaitan isi
kandungan Q.S Al-kafirun dan
Al-Bayyinah tentang
membangun kehidupan umat
beragama dalam fenomena
kehidupan.
6.3 Menerapkan kandungan Q.S
Al-Kafirun dan Al-Bayyinah
dalam kehidupan sehari-hari

7. Menerapkan Al-Quran surat


pendek pilihan dalam
kehidupan sehari-hari tentang
problema dawah

7.1 memahami isi kandungan


QS.Al-Lahab dan An-nashr
tentang problematika dakwah
7.2 Menerapkan kandungan QS.
Al-lahab dan An-nashr dalam
kehidupan sehari-hari.

b. Pendidikan Aqidah Akhlak


KELAS VII SEMESTER 1
KOMPETENSI INTI
Akidah
1. Memahami dasar dan tujuan
Akidah Islam

2. Meningkatkan keimanan
kepada Allah melalui
pemahaman sifat-sifat Nya

KOMPETENSI DASAR
1.1 Menjelaskan dasar dan tujuan
Akidah Islam
1.2 Menunjukkan dalil tentang
dasar dan tujuan Akidah islam
1.3 Menjelaskan hubungan Iman,
Islam, danIkhsan
1.4 Menunjukkan dalil tentang
Iman, Islam dan Ikhsan
2.1
mengidentifikasi sifat-sifat
wajib Allah yang nafsiah,
salbiyah, maani dan
Maknawiyah.

2.2
Menunjukkan bukti/dalil naqli
dan aqli dari sifat-sifat wajib Allah
yang nafsiyah, salbiyah, maani
dan maknawiyah
2.3
Menguraikan sifat-sifat
mustahil dan jaiz bagi Allah SWT
2.4
Menunjukkan cirri-ciri/tanda
perilaku orang beriman kepada
sifat-sifat wajib, mustahil dan jaiz
Allah SWT dalam kehidupan
sehari-hari
Akhlak
3. Menerapkan Akhlak terpuji
kepada Allah SWT.

3.1 menjelaskan pengertian dan


pentingnya ikhlas, taat, khauf
dan taubat
3.2 mengidentifikasi bentuk dan
contoh-contoh perilaku ikhlas,
taat, khauf, dan taubat
3.3 menunjukkan nilai-nilai positif
dari perilaku ikhlas, taat, khauf,
dan taubat dalam fenomena
kehidupan.
3.4 Membiasakan perilaku ikhlas,
tat, khauf, dan taubat dalam
kehidupan sehari-hari.

KELAS VII SEMESTER 2


KOMPETENSI INTI
Akidah
4. Memahami AlAsma al- Khusna

KOMPETENSI DASAR
4.1 menguraikan 10 al-Asma al-Husna
(Al-Aziz, Al-Ghoffar, Al- Baasith, AnNaafiu, Ar-Rouf, Al-Barr, Al-Ghaffar,
Al-fattah, Al-Adl, Al-Qayyum )
4.2 menunjukkan bukti kebenaran
tanda-tanda kebesaran Allah melalui
pemahaman terhadap 10 Al-Asma AlHusna (Al-Aziz, Al-Ghoffar, AlBaasith, An-Naafiu, Ar-Rouf, Al-Barr,
Al-Ghaffar, Al-fattah, Al-Adl, AlQayyum )

10

4.3 menunjukkan perilaku orang yang


mengamalkan 10 al-Asma Al-Husna
((Al-Aziz, Al-Ghoffar, Al- Baasith, AnNaafiu, Ar-Rouf, Al-Barr, Al-Ghaffar,
Al-fattah, Al-Adl, Al-Qayyum )
4.4
meneladani sifat-sifat Allah yang
terkandung dalam 10 Al-Asma AlHusna (Al-Aziz, Al-Ghoffar, AlBaasith, An-Naafiu, Ar-Rouf, Al-Barr,
Al-Ghaffar, Al-fattah, Al-Adl, AlQayyum )
5. Meningkatkan
keimanan
kepada malikatmalaikat Allah
SWT dan
Makhluk ghaib
selain malaikat

Akhlak
6. Menghindari
akhlak tercela
kepada Allah

5.1
menjelaskan pengertian iman
kepada malaikat Allah SWT dan
Makhluk Ghoib lainnya; seperti Jin,
Iblis dan Setan.
5.2
Menunjukkan bukti/dalil kebenaran
adanya malaikat Allah dan makhluk
ghoib lainnya ; seperti jin, Iblis dan
setan.
5.3
Menjelaskan tugas, dan sifat-sifat
malaikat Allah serta makhluk ghoib
lainnya; seperti Jin, Iblis dan setan
5.4
Menerapkan perilaku beriman
kepada malaikat Allah dan makhluk
ghoib lainnya ; seperti Jin, Iblis dan
setan dalam fenomena kehidupan.

6.1
menjelaskan pengertian riya dan
nifaq
6.2
mengidentifikasi bentuk dan
contoh-contoh perbuatan riya dan
nifaq
6.3
menunjukkan nilai-nilai negative
akibat perbuatanriya dan nifaq dalam
fenomena kehidupan
6.4
membiasakan diri untuk
menghindari perbuatan riya dan nifaq
dalam kehidupan sehari-hari

11

MTs adalah madrasah terpadu yang merupakan lembaga pendidikan lanjutan tingkat pertama
yang berciri khas Islam dan budaya lingkungan yang sehat untuk menyiapkan generasi yang
cerdas dan kompetitif dibidang IPTEK dan IMTAQ. Untuk mencapai kearah tersebut maka
dilakukan beberapa kegiatan terencana, salah satunya dengan penyusunan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).
Penyususnan KTSP ini didasari pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2003 tentang system Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar Nasional Pendidikan. Dalam PP Nomor 19 tahun 2005
dikatakan bahwa kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan dasar dan
menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan megacu kepada Standar Isi (SI) dan
Standar Kelulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP).
Untuk merealisasikan amanat Undang-Undang nomor 20 tahun 2003, PP no 19 tahun 2005
dan mencapai tujuan pendidikan Nasional, serta tujuan pendidikan MTs sebagai lembaga
pendidikan tingkat menengah pertama maka disusun dan dikembangkan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP).

12

Penyusunan KTSP ini melibatkan seluruh warga sekolah dengan berkoordinasi dengan
Depag, dan steakholder. KTSP MTs ini isinya meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.

Struktur dan muatan kurikulum


Beban belajar peserta didik
Kalender pendidikan
Silabus, dan
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

D. Landasan
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Ketentuan dalam UU No 22/2003 yang mengatur KTSP, adalah
Pasal 1 ayat (19);
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Pasal 17 ayat (1,2,3);
1) Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah.
2) Pendidikan dasar berbentuk sekolah dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah Pertama (SMP) dan
Madrasah Tsanawiyah(MTs) atau bentuk lain yang sederajat.
3) Ketentuan mengenai pendidikan dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan
(2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 35 ayat (2);
Standar Nasional Pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pegelolaan dan pembiayaan.
Pasal 36 ayat(1,2,3,4 );
1) Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar nasional
pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan Nasional
2) Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan
prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi dan daerah dan
peserta didik
3) Kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan :
a. Peningkatan iman dan taqwa

13

b. Peningkatan ahlak mulia


c. Peningkatan potensi, kecerdasan, minat dan peserta didik
d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan
e. Tuntunan dunia kerja
f. Perkembangan ilmu pengetahuan dan seni
g. Agama
h. Dinamika perkembangan globl dan
i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
4) Ketentuan mengenai kurikulum sebagaimana dimaksud dalam ayat 1,2, dan 3
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 37 ayat (1 dan 3);


1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat;
a. Pendidikan agama
b. Pendidika kewarganegaraan
c. Bahsa
d. Matematika
e. Ilmu pengetahuan alam
f. Ilmu Pengetahuan social
g. Seni dan budaya
h. Pendidikan jasmani dan olahraga
i. Keterampilan/ kejuruan dan
j. Muatan local
Dan ayat 3)Ketentuan mengenai kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.
Pasal 38 ayat 1,2.
1) Kerangka dasar dan struktur kurikulum ditetapkan oleh pmerintah
2) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan
relevansinya oleh setiap kelompok/satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan supervise dinas pendidikan provinsi
untuk pendidikan menengah.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
standar Nasional Pendidikan.
Ketentuan didalam PP 19/2005 yang mengatur KTSP, adalah :
Pasal 1 ayat 5,13,14 15
Ayat 5
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan kompetensi yang dituankan dalan criteria
tentang kompetensi tamatan badan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus
pembelajaran yang hasrus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu.
Ayat 13

14

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebgai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Ayat 14
Kerangka dasar kurikulm adalah rambu-rambu yang ditetapkan dalam peraturan
pemerintah untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabusnya pada setiap satuan pendidikan.
Ayat 15
Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun oleh
masing-masing tingkat satuan pendidikan
Pasal 5 ayat 1 dan 2;
ayat 1
Standar isi mencakup uraian materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai
kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu
Ayat 2
Standar isi sebagaiman dimaksud pada ayat 1 memuat kerangka dasar dan struktur
kurikulum, beban belajar, kurikulum tingkat satuan, dan kalender pendidikan
akademis
Pasal 7 ayat (1,3,4,5,6,7,dn 8);
Pasal 8 ayat 1,2,3;
1) Kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam
kompetensi pada setiap dan atau semester sesuai dengan standar nasional
pendidikan
2) Kompetensi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 terdiri atas standar kompetensi
dan kompetensi dasar.
3) Ketentuan mengenai kedalaman kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat 1
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan dengan peraturan menteri.

Pasal 10 ayat 1 dan 3;


(1) Beban belajar untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB,
SMK/MAK atau bentuk lain yang sederajat menggunakan jam pembelajaran
setiap minggu setiap semester dengan system tatap muka, penugasan terstruktur,
dan kegiatan madiri tidak terstruktur, sesuai kebutuhan dan cirri khsas masingmasing
(3) Ketentuan mengenai beban belajar, jam pembelajaran waktu efektif tatap muka
dan persentase beban belajar setiap kelompok mata pelajaran ditetapkan dengan
peraturan menteri berdasarkan usulan BSNP.
Pasal 13 ayat 1,2,3,4 ;
1). Kurikulm untuk SMP/MTs/SMPLB, atau bentuk lain yang sederajat,
SMA/MA/SMALB, atau bentuk alin yang sederajat, SMK/MAK atau bentuk alain
yang sederajat dapat memasukkan pendidikan kecakapan hidup.
2). Pendidikan kecakapan hidup sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 mencakup
kecakapan pribadi, kecakapan social, kecakapan akademik dan kecakapan
vokasional

15

3) pendidikan kecakapan hidup sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1 dan 2 dapat
merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia, pendidikan kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, pendidikan
kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan tekhnologi, kelompok pelajaran
estetika, atau kelompok pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan
4) pendidikan kecakapan hidup sebagaimana yang dimaksud pada ayat 1,2, dan 3
dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang bersangkutan atau dari
satuan pendidikan non formal yang telah memperoleh akreditasi
Pasal 14 ayat 2, 3 ;
Ayat 2 : pendidikan berbasis keunggulan local sebagaimana yang dimaksud pada
ayat 1 dapat merupakan bagian dari pendidikan kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia, pendidikan kelompok kewarganegaraan dan kepribadian,
pendidiakn kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tekhnologi, kelompok
pelajaran estetika, atau kelompok pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.
Ayat 3 : Pendidikan berbasis keunggulan local sebagaimana yang dimaksud pada
ayat 1 dan 2 dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan yang
bersangkutan atau dari satuan pendidikan non formal yang telah memperoleh
akreditasi.
Pasal 16 ayat 1,2,3,4,5 ;
(1) Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar
dan menengah berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP
(2) Panduan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 berisi sekurang-kurangnya
a. Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB,SMK/MAK pada jalur pendidikan
formal kategori standar
b. Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan untuk SD/MI/SDLB,
SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB,SMK/MAK pada jalur pendidikan
formal kategori mandiri
(4) Model-model kurikulum tingkat satuan pendidikan sebagaiman dimaksud pada
ayat 2 dan 4 sekurang-kurangnya meliputi model kurikulum tingkat satuan
pendidikan apabila menggunakan system paket dan model kurikulum tingkt
satuan pendidikan menggunakan system kredit semester.
Pasal 17 ayat 1, 2
1) KTSP SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB,SMK/MAK atau
bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, karakteristik daerah, social budaya masyarakat setempat, dan
peserta didik.
2) Sekolah dan komite sekolah mengembangkan KTSP dan silabusnya berdasarkan
kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan dibawah supervise
dinas kabupaten kota yang bertanggung jawab dibidang pendidikan
SD,SMP,SMA,SMK dan departemen yang menangani urusan pemerintah
dibidang agama untuk MI,MTs,MA dan MAK.
Pasal 18 ayat 1,2,3

16

1. Kalender pendidikan/ akademis mencakup permulaan tahun ajaran, Minggu


efektif, waktu pembelajaran efektif dan hari libur
2. Hari libur sebagaimana dimaksud pada ayat satu dapat berbentuk jeda tengah
senester selama-lamanya minggu, dan jeda antar semester.
3. Kalender pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 untuk setiap satuan
pendidikan diatur lebih lanjut dengan peraturan menteri.

Pasal 20
Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar,
metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar
E.

TUJUAN DAN PRINSIP PENGEMBANGAN KTSP

Oreantasi penyusunan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan MTs mengarah pada visi,
misi dan tujuan MTs yang mengacu pada standar nasional pendidikan serta bermuara pada
pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) merupakan acuan utama bagi MTs dalam mengembangkan kurikulum selain standar
nasional lainnya (standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana
dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidiakn)
Melalui KTSP inilah MTs melaksanakan program pendidikan khususnya kegiatan
pembelajaran sesuai dengan karakteristik, keberagaman potensi, dan kebutuhan peserta didik.

Prinsip Pengembangan KTSP


1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan


lingkunganya.
Beragam dan Terpadu
Tanggap terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan,Teknologi dan Seni.
Relevan dengan kebutuhan.
Menyeluruh dan berkesinambungan.
Belajar sepanjang hayat.
Seimbang antara kepentingan global, nasional dan local.

Selain itu KTSP disusun dengan memperhatikan acuan operasional sebagai berikut:
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
2. Peningkatan potensi kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan
kemampuan siswa.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.
5. Tuntutat dunia kerja.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan agama.
7. Dinamika perkembangan global.
8. Persatuan nasional dan nilai kebangsaan.
9. Kondisi social budaya masyarakat setempat.
10. Kesetaraan gender.
11. Karakteristik satuan pendidikan.

17

BAB II
A. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

B. Identitas Madrasah
1. Nama Madrasah
: MTs Miftahul Ulum Gisting
2. No. Statistik Madrasah
: 121218060033
3. Alamat
: Jl. Bahari Blok 13 Gisting Atas
a. Pekon
: Gisting Atas
b. Kecamatan
: Gisting
4. Status Kepemilikan Gedung
: Milik Yayasan Miftahul Ulum Gisting
5. No. Dan Tanggal Sk Izin Operasional: Wh/6/PP.00.5/1367/2002 , 29 September 2002
6. No dan Tanggal SK Akriditasi
: D/KW/MTs/TGM/150/2006, 28 Februari 2007
7. Jenjang Akriditasi
: 4 Tahun
8. Jumlah Gedung / Lokal
: 8 Lokal
9. Waktu Belajar / Jml Jam
: Pagi Hari / 336 /minggu
10. Keadaan Gedung
: 3 lokal Baik, lainnya rusak ringan
11. Ruang Kepala Madrasah
: 1 lokal ( dalam kantor )
12. Ruang Guru
: 1 lokal ( dalam Kantor )
13. Ruang TU
: 1 lokal ( dalam Kantor )
14. Ruang Sholat
: Dekat sekolah ada Masjid Masyarakat
15. Perpustakaan
: 1 ruang
16. Laboratorium
: - ruang
17. Luas bangunan
: 448 M2
18. Luas tanah seluruhnya
: 3000 M2
19. Jarak Tempuh
:
a. Dari Madrasah ke sekolah lain : 5 Km
b. Dari Ibu kota kecamatan
: 6 Km
c. Dari Ibu kota Kabupaten
: 6 Km
d. Dari Ibukota
:
e. Propinsi
: 80 Km

18

C. Visi Madrasah
Visi MTs Miftahul Ulum Gisting
MENUJU MADRASAH YANG UNGGUL DAN BERAKHLAKUL KARIMAH

D. Misi Madrasah
Misi MTs Miftahul Ulum Gisting :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Melaksanakan pendidikan/ pengajaran IPTEK yang berkwalitas, efektif dan efisien


Melaksanakan pengembangan kurikulum
Melaksanakan pengembangan Tenaga Kependidikan
Melaksanakan pengembangan proses pembelajaran
Melaksanakan rencana induk pengembangan fasilitas pendidikan
Melaksanakan pengembangan/ peningkatan ketuntasan dan kelulusan
Melaksanakan pengembanagn kelembagaan dan menejemen sekolah.

E. Tujuan Madrasah
Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan untuk hidup mandiri
dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Untuk mencapai standar mutu pendidikan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara nasional, kegiatan pembelajaran disekolah mengacu pada
standar kompetensi lulusan yang telah ditetapkan oleh BSNP.
Berkaitan dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional dan Standar Kompetensi
Lulusan yang telah ditetapkan maka kepala Sekolah dan civitas madrasah serta dengan
komite sekolah menetapkan sasaran program/kegiatan pokok strategis, baik untuk jangka
pendek, jangka menengah, dan jangka panjang. Sasaran program dimaksudkan untuk
mewujudkan visi dan misi MTs.
Adapun tujuan atau sasaran program secara lebih rinci dari MTs adalah sebagai berikut :
Kegiatan
pokok strategis

Program yang akan dilaksanakan 4 tahun mendatang


2011
2012
2013
2014

Pembentukan

Kehadiran

Kehadiran

Kehadiran

Kehadiran

budaya kerja,

peserta didik,

peserta didik,

peserta didik,

peserta didik,

19

sikap dan

Guru dan

Guru, dan

guru dan

guru dan

amalilah islam

karyawan lebih

karyawan lebih

karyawan lebih

karyawan lebih

Pengembangan

dari 65%
Target

dari 70 %
Target

dari 75 %
Target

dari 80 %
Target

kualitas

pencapaian rata-

pencapaian rata-

pencapaian rata-

pencapaian

pembelajaran

rata nilai UN

rata nilai UN

rata nilai UN

rata-rata nilai

dan bimbingan

lulusan 5,0

lulusan 5,5

lulusan 6,0

UN lulusan 6,5

50 % lulusan

55 % lulusan

60 % lulusan

65 % lulusan

dapat diterima di dapat diterima di dapat diterima di dapat diterima


Sekolah

Sekolah

Sekolah

di Sekolah

unggulan
70 % peserta

unggulan
80 % peserta

unggulan
90 % peserta

unggulan
100 % peserta

didik khatam Al- didik khatam Al- didik khatam Al- didik khatam
Quran dan

Quran dan

Quran dan

Al-Quran dan

dapat membaca

dapat membaca

dapat membaca

dapat

Al-Quran

Al-Quran

Al-Quran

membaca Al-

dengan baik dan

dengan baik dan

dengan baik dan

Quran dengan

Pengembangan

benar
15 % peserta

benar
25 % peserta

benar
35 % peserta

baik dan benar


45 % peserta

pola hidup

didik mampu

didik mampu

didik mampu

didik mampu

sehat dan

melakukan

melakukan

melakukan

melakukan

ramah

budidaya salah

budidaya salah

budidaya salah

budidaya salah

lingkungan

satu jenis

satu jenis

satu jenis

satu jenis

tumbuhan atau

tumbuhan atau

tumbuhan atau

tumbuhan atau

menghasilkan

menghasilkan

menghasilkan

menghasilkan

karya seni yang

karya seni yang

karya seni yang

karya seni

bernilai

bernilai

bernilai

yang bernilai

ekonomis

ekonomis

ekonomis

ekonomis

Sasaran program tersebut selanjutnya ditindaklanjuti dengan strategi pelaksanaan yang


wajib dilaksanakan oleh seluruh warga sekolah sebagai berikut :
1. Melakukan pembiasaan mengaji (tadarus) dan shalat dhuha.
2. Mengadakan pembinaan terhadap peserta didik, Guru dan Karyawan secara
berkelanjutan;

20

3. Mengadakan jam tambahan pada pelajaran tertentu;


4. Mengintensifkan komunikasi dan kerja sama dengan orang tua dan pelaporan kepada
orang tua secara berkala;
5. Kerja sama dengan orang tua atau masyarakat yang diwujudkan dengan kegiatan POS
(Persatuan Orang Tua Siswa)
6. Kerja sama dengan majelis madrasah diantaranya adalah: dunia usaha (kesesama
saling menguntungkan misalnya system sponsor), pameran hasil kreasi yang bisa
menarik minat masyarakat untuk membeli atau menggunakan hasil produksi.
( misalnya hasil kerajinan tangan siswa, telor asin dan sebagainya)
7. Pengaturan situasi lingkungan dan tata kerja serta pelayanan yang baik kepada pihak
pengguna atau masyarakat
8. Meningkatkan kualitas pengelolaan lingkungan didalam kawasan sekolah untuk
mencapai sarana pendukung pengelolaan lingkungan sekolah dengan situasi yang
baik, pencahayaan kelas yang memadai dan pohon peneduh yang imbang.
9. Pengadaan buku penunjang dan buku perpustakaan
10. Kerja sama dengan diknas, dinas kesehatan, kebersihan, dinas lingkungan atau pihak
lain untuk terwujudnya penerapan gizi seimbang bagi warga sekolah dan pelaksanaan
program sekolah sehat, hijau dan produktif.
11. Kerja sama dengan dinas kebersihan untuk pengembangan sistim pemngelolaan
sampah untuk pengelolaan dan pemanfaatan sampah menjadi kompos dan produk
lainya.
12. Kerjasama kegiatan berbasis parsifatif meliputi program kegiatan :
ekstrakurikuler/kurikuler, bidang lingkungan hidup melalui wadah : pramuka, cinta
Alam dan seni tari.

BAB III
A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum MTs memuat kelompok mata pelajaran sebagai berikut ini :
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia

21

b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;


c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan tekhnologi;
d. Kelompok mata pelajaran estetika;
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Realisasi dari tiap kelompok mata pelajaran tersebut dituangkan dalam kegiatan
pembelajaran, artinya aplikasi dari setiap cakupan kelompok mata pelajaran dapat
diwujudkan melalui mata pelajaran yang terkait. Cakupan setiap kelompok mata
pelajaran adalah sebagai berikut :
CAKUPAN KELOMPOK MATA PELAJARAN
No
1

Kelompok mata
Pelajaran
Agama dan Akhlak
Mulia

Kewarganegaraan dan
kepribadian

IPTEK

Estetika

Jasmani, olahraga dan


kesehatan

Cakupan
Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup
etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari
pendidikan agam
Kelompok mata pelajaran kewarganegaraaan dan
kepribadian dimaksud untuk peningkatan kesadaran dan
wawasan peserta didik akan status, hak, dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara,
serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotism
bela Negara, penghargaaan terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup,
kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab social,
ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak, dan sikap
serta perilaku anti korupsi, kolusi dan nepotisme.
Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
pada MTs dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
lanjut ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan
berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri
Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan
dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan
keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi,
baik dalam kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam
kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yang harmonis.
Kelompok mata pelajaran Jasmani, olahraga dan kesehatan
pada MTs dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik
serta membudayakan sikap sportif, disiplin, kerjasama, dan
hidup sehat.

22

Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap, dan prilaku


hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat
kolektif kemasyarakatan seperti keterbatasan dari perilaku
seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam
berdarah, muntaber, dan penyakit lain yang potensial untuk
mewabah.
Dengan memperhatikan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata
pelajaran yang telah ditetapkan oleh BSNP serta maka penyusunan Struktur kurikulum di
MTs akan diuraikan berikut ini.
Untuk pengelolan kelas MTs dengan mempertimbangkan masukan komite Sekolah,
segala potensi yang dimiliki, dan ketersediaan sarana belajar serta input peserta didik, maka
dikelola sebagai berikut ini.
1) MTs menerapkan system paket, peserta didik mengikuti pembelajaran sesuai dengan
yang telah diprogramkan dalam struktur kurikulum
2) Jumlah rombongan belajar berjumlah 7 (tujuh) rombongan belajar pada masingmasing tingkatan kelas.
Struktur Kurikulum Kelas VII,VIII, dan IX
1) Kurikulum Kelas MTs terdiri atas :
-

12 mata pelajaran

Muatan lokal

2) Alokasi Waktu satu jam pembelajaran adalah 40 menit dan minggu efektif dalam satu
tahun pelajaran (2 semester ) adalah 34 38 minggu.
3) Sekolah menambah alokasi waktu untuk mata pelajaran : SKI, Matematika, IPA, Seni
Budaya dan Keterampilan, untuk lebih rincinya seperti terpaparkan berikut ini.

Jumlah jam
No

Kelas

VII

VIII

Bidang study
SKI
Matematika
IPA
Seni Budaya dan Keterampilan
SKI

23

tambahan
1
1
1
1
1

IX

Matematika
IPA
Seni Budaya dan Keterampilan
SKI
Matematika
IPA
Seni Budaya dan Keterampilan

1
1
1
1
1
1
1

STRUKTUR KURIKULUM MADRASAH TSANAWIYAH MIFTAHUL ULUM


GISTING-TANGGAMUS
KELAS DAN ALOKASI WAKTU
VII
VIII
IX

KOMPONEN
A. MATA PELAJARAN
1. Pendidikan Agama Islam
a. Quran Hadits
b. Aqidah Akhlak
c. Fiqih
d. SKI
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. IPA
8. IPS
9. Seni Budaya dan Keterampilan
10. Penjaskes
11. TIK
B. Muatan Lokal
a. Bahasa Lampung
b. BK
JUMLAH
C. Pengembangan Diri (diluar KBM)
a. BPI
b. Seni Baca Al-Quran
JUMLAH

2
2
2
2
2
4
2
4
5
5
5
3
2
2

2
2
2
2
2
4
2
4
5
5
5
3
2
2

2
2
2
2
2
4
2
4
5
5
5
3
2
2

2
2
46

2
2
46

2
2
46

2
2
4

2
2
4

2
2
4

B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum MTs meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ditetapkan oleh BSNP,
Depag, dan muatan local yang dikembangkan oleh sekolah serta kegiatan pengembangan diri.

24

1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran terdiri dari mata pelajaran : Al-quran Hadis, Fiqih, SKI, Aqidah Ahlak,
Bahasa Arab, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika,
IPA, IPS, Penjaskes, Seni & Budaya, dan tekhnologi Informasi Komunikasi.
Pembelajaran setiap mata pelajaran dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan,
kontekstual, saling menerima, menghargai, akrab, terbuka, dan saling belajar antara peserta
didik dan pendidik. Metode pembelajaran diarahkan berpusat pada siswa dengan menekankan
pada pembelajaran kontekstual (CTL) dengan memperhatikan perkembangan kekinian dari
berbagai aspek kehidupan. Guru sebagai fasilitator mendorong dan memberikan ruang
peserta didik mengembangkan potesinya, belajar secara aktif, kreatif, dan menyenangkan.
Selain itu, dalam pencapaian setiap kompetensi pada masing-masing mata pelajaran diberikan
secara kontekstual.
2. Muatan Lokal
Letak strategis MTs yang berada dikawasan pendidikan dan seiring dengan program
khususnya dalam hal pada Bahasa Daerah lampung yang sangat digalakan oleh kementerian
Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama tentunya akan banyak memberi warna
terhadap proses pembelajaran dikelas. Oleh karena progam yang dipilih adalah yang
berkaitan dengan kondisi dan potensi MTs kabupaten Tanggamus.
Progam Muatan Lokal disusun secara bertahap dan terprogram dengan target akhir
menghasilkan tugas akhir berupa Mata pelajaran Bahasa Lampung. Muatan Lokal ini juga
sekaligus merupakan unggulan MTs sesuai dengan misi MELAKSANAKAN PENDIDIKAN
ATAU PENGAJARAN IPTEK YANG BERKWALITAS, EFEKTIF DAN EFISIEN SERTA
MENYELENGGARAKAN

KEHIDUPAN

DIMADRASAH

YANG

BERWAWASAN

KEISLAMAN TERTIB DAN BERAKHLAK MULIA.


Muatan lokal tersebut bertujuan menyiapkan siswa untuk terampil dalam sastra
lampung dan menjadikan bekal pada jenjang selanjutnya.
PROGRAM MUATAN LOKAL
A. Latar belakang
Bahasa Daerah Lampung menjadi sebuah tuntutan yang tidak terelakan. Disisi lain
kemampuan dan ketrampilan menulis dan sastra lampung masih perlu ditingkatkan.
Ketrampilan menulis Bahasa Lampung berkaitan erat terhadap berbagai aspek kehidupan,

25

bahkan perilaku dan aktifitas manusia kini banyak bersentuhan dengan kegiatan di
masyarakat lampung.
Mata pelajaran ini perlu diperkenalkan, dipraktikan dan dikuasai peserta didik sedini
mungkin agar mereka terbiasa dan memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan
global yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat. Untuk menghadapi perubahan
tersebut diperlukan kepekaan yang terlatih, kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat
dengan cepat dan cerdas. Dengan demikian selain sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari,
dapat dimanfaatkan untuk merekam, merefleksi, merevitalisasi proses belajar dalam sebuah
tulisan yang pada akhirnya dapat memberdayakan peserta didik untuk lebih peka dan terampil
serta mengkomunikasikan.
Mata pelajaran Bahasa lampung diajarkan sebagai salah satu mata pelajaran yang
pelaksanaanya dapat dilakukan secara terpisah atau bersama-sama dengan mata pelajaran
keterampilan

lainya,

misalnya

Bahasa

Indonesia,Bahasa

Arab,

Alokasi

waktu

pemebelajaranya secara keseluruhan bidang study untuk jenjang SMP/MTS adalah 48 jam
pelajaran selama 1 tahun, atau ekivalen dengan 1 jam pelajaran per minggu untuk waktu 1
tahun jika mata pelajaran ini dibelajarakan secara terpisah atau mandiri.
B. Tujuan
Mata pelajaran Bahasa Lampung siswa bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut :
1. Memahami tentang aksara lampung dan penerapanya
2. Mengembangkan keterampilan berbahasa lampung dan mengkomunikasikan
3. Mengembangkan sikap kritis, kreatif, apresiatif dan mandiri dalam berkomunikasi.
C. RUANG LINGKUP
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa lampung bisa mliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Mengenal Bahasa Daerah, mengidentifikasi masalah berbahasa dan sastra lampung
2. Menyusun Standar kompetensi dan kompetensi Dasar sebagai materi ajar pada
pelajaran bahasa Daerah Lampung yang secara terpisah menurut jenjang kelas
masing-masing secara tertulis.
NB : Sk/kd terlampir
D. PELAKSANAAN MUATAN LOKAL
Muatan lokal merupakan bagian integral dari struktur kurikulum yang diberikan kepada
peserta didik mulai kelas VII sampai kelas IX dengan waktu yang telah diatur dan
ditentukan sebagai berikut :

26

1. Jenis mata pelajaran dalam muatan lokal yang ditetapkan dalam KTSP ini adalah
Bahasa Lampung
2. Pelaksanaan muatan lokal disusun berdasarkan SKL, dan SK KD mata pelajaran
3. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan mata pelajaran, setiap kegiatan
dilakukan selama 2 jam pelajaran, dengan alokasi waktu 40 menit/jam pelajaran.
4. Proses pembelajaranya menekankan kepada pendekatan praktik langsung, dan system
penilainya dilakukan melalui ujian madrasah.

3. Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan diluar mata pelajaran sebagai integral
dari kurikulum sekolah/madrasah. Pengembangan diri MTs diarahkan untuk pengembangan
karakter peserta didik yang ditujukan untuk mengatasi persoalan dirinya, persoalan
masyarakat dilingkungan sekitarnya, dan persoalan kebangsaan.
Kegiatan pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian
peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling, permasalahan yang dikaji
dalam bimbingan kkonseling adalah masalah pribadi dan kehidupan social, kegitan belajar,
dan pengembangan karir, pengembangan kreativitas serta kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan konseling difasilitasi/dilaksanakan
oleh konselor, dan kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan tersebut dapat dibina oleh konselor,
guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan kewenangannya.
Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan pelayanan konseling dan kegiatan
ekstrakurikuler dapat mengembangkan kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan seharihari peserta didik.
Secara umum tujuam pengembangan diri adalah memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, potensi,
bakat, minat, kondisi dan perkembangan peserta didik serta bersifat kontekstual. Dengan
adanya kegiatan pengembangan diri maka diharapkan menunjang pendidikan peserta didik
dalam mengembangkan :
-

Bakat

Minat

Kretivitas

27

Kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan

Kemampuan kehidupan keagamaan

Kemampuan social

Kemampuan belajar

Wawasan dan perencanaan karir

Kemampuan pemecahan masalah

Kemandirian

Ruang Lingkup
Bentuk pengembangan diri dilaksanakan dalam kegiatan terprogram dan tidak terprogram.
Untuk kegiatan terprogram direncanakan secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi pribadinya. Kegiaatan tidak terprogram dilaksanakan secara
langsung oleh pendidik dan tenaga kependidikan dimadrasah yang diikuti oleh semua peserta
didik.
Kegiatan terprogram terdiri atas 2 komponen :
1. Pelayanan konseling, meliputi pengembangan :
a. Kehidupan pribadi
b. Kemampuan social
c. Kemampuan belajar
d. Wawasan dan perencanaan kegiatan
2. Ekstrakurikuler, meliputi kegiatan :
a. Kepramukaan
b. Olah raga ( bola kaki, Bola Voli, Futsal )
c. Pasis
d. Seni Baca Alquran
e. Khitobah.
f. Seni tari
Pengembangan diri dalam bentuk ekstra kurikuler dilaksanakan sebagian besar di luar
kelas ( ekstrakurikuler ) diasuh oleh guru Pembina. Pelaksanaannya secara regular setiap hari
ahad dan selasa sore,
Kegiatan pengembanga diri secara tidak terprogram dilaksanakan sebagai berikut :
a. Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti : ucapacara bendera, senam,
sholat jamaah, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.
b. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti :
pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri,

28

c. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti : berpakaian


rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca Al-Quran dan buku, memuji
Kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu, secara lebih rinci, kegiatan
pengembangan diri dilakukan seperti dilakukan seperti berikut ini,

Rutin

Keterangan

Upacara
Sholat berjamaah
Minggu bersih
Amal kamis
Membaca Al-Quran
Berbaris sebelum masuk kelas
Membersihkan lingkungan
Membaca Mandiri
Sarapan pagi di rumah

Spontan
Membiasakan antri berwudhu
Memberi / menjawab salam
Membuang sampah pada tempatnya

Keteladanan
Datang tepat waktu
Membimbing sholat
Memberikan pujian/ motivasi
Berbicara dan berpakaian dengan sopan
Hidup sederhana
Membaca Al-quran bersama
Pengembangan diri atau pembiasaan ini dilaksanakan ini dilaksanakan sepanjang
waktu belajar di sekolah. Seluruh guru ditugaskan untuk membina program Pengembangan
diri yang telah ditetapkan oleh sekolah.
Penilaian kegiatan pengembangan diri dengan memperhatikan aspek karakteristik
keragaman peserta didik. Potensi, ekspresi, prilaku, dan kondisi psikologis peserta didik.
Dengan portofolio yang digunakan untuk penilaian.

4. Pengaturan Beban Belajar


Sekolah menetapkan beban belajar peserta didik sebagai berikut
a. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan 40
menit
b. Beban belajar kegiatan tatap muka per minggu MTs adalah 48 Jam
pembelajaran

29

c. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri


tidak terstruktur 0-50 % dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan.
d. Alokasi waktu untuk praktik adalah satu jam tatap muka setara
dengan dua jam kegiatan praktik di sekolah atau empat jam praktik
di luar sekolah.

Tabel 2.4 Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan


untuk
Madrasah Tsanawiyah

Kelas

Satu jam
pembelajaran
tatap muka/menit

Jumlah jam
pembelajaran
per minggu

Minggu
efektif per
tahun ajaran

Waktu
pembelajara
n / jam per
tahun

40

48

35

1920

VII
IX

5. Ketuntasan Belajar
Berdasarkan ketuntasan dari Depag dan Dinas Pendidikan Kabupaten Tanggamus dan
memperhatikan kemampuan peserta didik dari hasil tes awal, sumber daya maka MTs
menetapkan target pencapaian Kompetensi (TPK) pada masing-masing mata pelajaran
sebagai berikut ini.
Mata Pelajaran
1. Al- Quran Hadis
2. Akidah Ahlak
3. Fiqih
4. SKI
1. Pendidikan Kewarganegaraan
2. Bahasa Indonesia

Tahun Pelajaran 2012/2013 TPK


75
75
75
75
75
65

30

3. Bahasa Inggris
4. Bahasa Arab
5. Matematika
6. Ilmu Pengetahuan Alam
7. Ilmu Pengetahuan Sosial
8. Seni Budaya
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
Keterampilan/Teknologi Informasi dan Komunikasi
Bahasa Lampung
BPI
SBA

60
70
60
60
65
75
75
75
70
75
70

A. Sistem Penilaian dan Pelaporan


a) Penilaian
1. Prinsip penilaian di MTs mengacu pada belajar tuntas (mastery learning),
siswa tidak diperkenankan pekerjaan/kompetensi berikutnya, sebelum mampu
menyelesaikan pekerjaan/kompetensi dengan prosedur yang benar, dan hasil
yang baik sesuai kreteria ketuntasan materi.
2. Siswa harus mencapai standar ketuntasan materi minimal 75% (semua bidang
studi, kecuali bahasa Arab 65% dan PKn 80%) sebelum beralih pada
kompetensi/ modul/ topic berikutnya.
3. Siswa yang belum tuntas harus mengikuti program remedial dan nilai remedial
tidak melebihi nilai minimum batas ketuntasan yang ditetapkan. Khusus untuk
program remidi dapat dilakukan melalui :
-

Pemberian tugas

Pembelajaran ulang

Belajar mandiri

Belajar kelompok dengan bimbingan atau tutor sebaya dan lain-lain yang
semuanya diakhiri dengan ujian

4. Adapun jenis penilaian dapat berupa :


-

Kuis, isian atau jawaban singkat

Pertanyaan lisan, mengukur pemahaman

Ulangan Harian, dilakukan secara periodic

Ulangan Blok,

Tugas Individu

Tugas kelompok

Response atau ujian praktik

31

Laporan kerja Praktik

c. Pelaporan.
1. Pelaporan dengan menggunakan Rapor. Rapor merupakan dokumen yang
menjadi penghubung komunikasi baik antara sekolah dengan orang tua peserta
didik dalam kurun waktu tertentu
2. Portofolio siswa merupakan penghububg komunikasi perkembangan belajar
secara berkelnjutan/ setiap hari antara sekolah dengan orangtua peserta didik,
yang berisi bukti fisik proses pembelajaran selama menjadi siswa akselerasi.

6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


1. Mekanisme Penentuan Naik Kelas
a. Kenaikan kelas dilaksanakan MTs Pada setiap akhir tahun pelajaran
b. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila :
-

Telah mencapai criteria ketuntasan minimal

Terdapat maksimal tiga mata pelajaran yang nilainya dibawah criteria


ketuntasan minimal (KKM)

Kehadiran dikelas mencapai minimal 90 %

c. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran


d. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan
dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan
e. Peserta didik dinyatakan harus mengulang dikelas yang sama bila :
1. Jika peserta didik tidak menuntaskan standar kompetensi dan kompetensi
dasar lebih dari empat mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun pelajaran
2. Jika karena alas an kuat, missal karena gangguan kesehatan fisik, emosi atau
mental sehingga tidak mungkin berhasil dibantu mencapai kompetensi yang
ditargetkan.
f. Ketika mengulang dikelas yang sama, nilai peserta didik untuk semua indicator,
kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang ketuntasan belajar minimumnya
sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya
2. Mekanisme Penentu Kelulusan

32

Peserta didik dinyatakan lulus dari MTs setelah memenuhi persyaratan berikut ini , yaitu :
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran
agama dan ahlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan.
c. Lulus ujian sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Lulus ujian Nasional
e. Mempertimbangkan kehadiran dikelas mencapai mnimal 90 %.
d. Mutasi
Pindah sekolah atau mutasi dalam proses pendidikan adalah sebuah realita
yang mesti diatur secara cermat. Persyaratan pindah peserta didik meliputi beberapa aspek
dengan tetap berpedoman pada menejemen berbasis madrasah. Adapun ketentuan
pada/mutasi peserta didik adalah sebagai berikut :
a. Surat permohonan orang tua yang bersangkutan ke Madrasah
b. Memiliki Laporan Hasil Belajar (Rapor) dengan nilai lengkap dari sekolah asal
c. Memiliki Ijazah SD/MI sederajat
d. Memiliki surat tanda lulus dengan nilai yang tidak lebih rendah dari nilai minimal
( UPM pada tahunnya)
e. Memiliki surat pindah dari sekolah asal yang diketahui oleh pengawas dengan
dilampirkan daftar status peserta didik yang bersangkutan
f. Menyesuaikan bentuk laporan hasil belajar siswa ( LHBS) dari sekolah asal sesuai
dengan bentuk raport yang digunakan di sekolah tujuan
g. Mengikuti tes yang diberikan oleh pihak MTs dan hasilnya dievaluasi serta
diumumkan/dilaporkan.

33

BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
A. KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan disusun dan disesuaikan setiap tahun oleh sekolah untuk mengatur
waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu kepada Standar Isi dan
disesuaikan dengan kebutuhan MTs. Adapun pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran adalah sebagai berikut :
1. Permulaan Tahun Pelajaran
Permulaan tahun pembelajaran dimulai pada Hari Selasa minggu ketiga bulan Juli (12
Juli 2011), atau apabila hari tersebut merupakan hari libur, maka permulaan tahun pelajaran

34

dimulai pada hari berikutnya yang bukan hari libur. Hari-hari pertama masuk sekolah dengan
pengaturan sebagai berikut :
-

Kelas VII melaksanakan Masa Orientasi Sekolah

Kelas VIII pembentukan perangkat kelas

Kelas IX pembentukan perangkat kelas

2. Waktu Belajar
Waktu belajar menggunakan system semester yang membagi 1 tahun pelajaran
menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua). Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama
6 (enam) hari, yaitu :
1. Sabtu Kamis
Jam
Ke
1
2
3
4

Waktu
07.15 - 07.55
07.55 - 08.35
08.35 - 09.15
09.15 - 09.55
09.55 - 10.10

5
6
7

Keterangan

Istirahat

10.10 - 10.50
10.50 - 11.30
11.30 - 12.05
12.05 - 12.40
12.40
13.15

Istirahat Shalat

2. Ahad, selasa
Untuk pengembangan diri bagi siswa dan pengembangan profesionalisme bgi guru.
Kegiatan Pengembangan diri siswa dimulai pukul 13.30. menyesuaikan jenis pengembangan
diri yang diminati oleh masing-masing siswa, tetapi batas akhir kegiatan adalah pukul 15.00
WIB. Kegiatan pengembangan profesionalisme guru meliputi : MGMP, workshop dan
seminar yang sudah deprogram oleh coordinator rumpun biang study.

35

Sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah, waktu pembelajaran efektif belajar
ditetapkan sebanyak 35 minggu untuk setiap tahun pelajaran, dengan rincian hari efektif
tahun pelajaran 2012/2013 untuk semester I adalah 110 hari dan semester II adalah 106 hari.
3. Kegiatan Tengah Semester
Kegiatan tengah semester direncanakan selama 5 (lima) hari dan hari senin untuk
pengembangan diri. Kegiatan tengah Semester akan di isi oleh peserta didik untuk
mengadakan lomba kelas, olahraga dan pentas seni (pensi)
4. Libur Sekolah
Hari libur sekolah adalah hari yang ditetapkan oleh sekolah, pemerintah pusat, provinsi
dan kabupaten/kota untuk tidak diadakan proses pembelajaran di Sekolah. Dengan
memperhatikan keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan/atau Menteri Agama dalam
hal yang terkait dengan hari raya keagamaan dan peraturan pemerintah
Pusat/Propinsi/Kabupaten/Kota dalam hal penentuan hari libur umum/nasional atau
penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis pendidikan, maka MTs
mengambil Kebijakan hari libur sebagai berikut :

a. Hari Libur Akademik


No
1 Awal Puasa
2 Semester I
3 Semester II

Libur

Tanggal-Bulan-Tahun
19 21 Juli 2012
1 10 Desember 2012
1 10 Juni 2013

b. Hari Libur yang ditentukan oleh peraturan pemerintah pusat


antara lain
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

Libur
IsroMiraj Nabi Muhammad
Hari Kemerdekaan RI
Idul fitri dan cuti bersama
Idul Adha
Tahun Baru Hijriah
Hari raya Natal
Tahun Baru Masehi
HAB Kementrian Agama
Maulid Nabi Muhammad SAW
Wafat Isa Almasih
Kenaikan Isa Almasih

36

Tanggal-bulan-tahun
17 Juni 2012
17 Agustus 2012
19 20 Agustus 2012
26 Oktober 2012
15 November 2012
25 Desember 2012
1 Januari 2013
3 januari 2013
24 Januari 2013
29 Maret 2013
9 mei 2013

12
13
14

Peringatan Isro Miraj


Hari pendidikan nasional
UAS Genap

6 Juni 2013
2 May 2013
1 - 10 Juni 2013

A. JADWAL KEGIATAN
Rencana kegiatan sekolah tahun pelajran 2012/2013 adalah
sebagaimana tertera pada table berikut ini :
N

JENIS KEGIATAN

PELAKSANAAN

O
1
2
3
4
5
6
7
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

Rapat Persiapan PSB


Penerimaan PSB
Rapat Persiapan KBM Semester 1
Hari Pertama Tahun pelajaran 2012/2013
Masa Orientasi Peserta Didik Kelas VII
Rapat Koordinasi Wakil kepala
Rapat koordinasi wali kelas
Libur awal puasa
Libur Idul fitri
Rapat Evaluasi semester ganjil
Pelaporan Hasil belajar Smt 1
Rapat Evaluasi semester genap
Perkiraan UN MTs ( Utama )
Perkiraan UN MTs ( susulan)
Perkiraan UAMBN MTs
Pembagian Raport
Libur Kenaikan kelas
Hari Pertama TP 2013/2014

37

3 May 2012
18 Juni 8 Juli 2012
7 Juli 2012
9 Juli 2012
10 12 Juli 2012
Setiap Kamis, Ahad
Setiap Ahad minggu ke 4
19 21 Juli 2012
14 26 Agustus 2012
7 okt 2012
15 desember 2012
3 Januari 2013
22 25 April 2013
5 8 may 2013
13 20 Maret 2013
15 Juni 2013
16 juni 6 Juli 2013
8 Juli 2013

B. ALOKASI WAKTU
KELAS DAN ALOKASI WAKTU
VII
VIII
IX

KOMPONEN
A. MATA PELAJARAN
1. Pendidikan Agama Islam
e. Quran Hadits
f. Aqidah Akhlak
g. Fiqih
h. SKI
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3. Bahasa Indonesia
4. Bahasa Arab
5. Bahasa Inggris
6. Matematika
7. IPA
8. IPS
9. Seni Budaya dan Keterampilan
10. Penjaskes
11. TIK

2
2
2
2
2
4
2
4
5
5
5
3
2
2

2
2
2
2
2
4
2
4
5
5
5
3
2
2

2
2
2
2
2
4
2
4
5
5
5
3
2
2

B. Muatan Lokal
a. Bahasa Lampung
b. BPI

2
2

2
2

2
2

C. Pengembangan Diri
e. Seni Baca Al-Quran
JUMLAH

2
48

2
48

2
48

38

BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah sebuah kurikulum operasional
pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. KTSP
terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan ,struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan kalender pendidikan dan silabus.KTSP diberlakukan di Indonesia mulai tahun
ajaran 2006/2007.menggantikan kurikulm 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensis)
pemberlakuan KTSP di dasarkan pada peraturan menteri pendidikan nasional No.24 tahun
2006,menurut permendiknas tersebut.KTSP adalah kurikulum yang di kembangkan dan di
tetapkan tingkat sekolah [Satuan Pendidikan].baik satuan pendidikan dasar [Sekolah Dasar
dan Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah atas dan Sekolah Menengah Kejuruan].
KTSP,Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan santuan potensial untuk mendukung
paradikma baru manajemen berbasis sekolah dalam konteks otonomi daerah dan
desentralisasi pendidikan di Indonesia,sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.Meskipun demikian dalam pengembangannya Indonesia
harus belajar banyak dari pengalaman-pengalaman pelaksanaan kurikulum di negara
lain,kemudian memodifikasi,mengadaptasi,merumuskan dan mengembangkan model yang
khas sesuai dengan karakteristik masyarakat,situasi dan kondisi actual serta budaya sekolah
atau madrasah yang mutikultural.
Saran
Mengingat penyunsunan KTSP dilakukan oleh sekolah dan satuan pendidikan,di
harapkan guru,kepala sekolah,komite sekolah dan dewan pendidikan akan sangat bersahabat
dengan kurikulum tersebut.
Alhamdulillah, walaupun harus dengan susah payah dan pengorbanan yang cukup
banyak, berkat taufik dan hidayah ALLAH SWT. Tim dapat menyelesaikan penulisan
KTSP , Tim penyusun yakin dalam penyusunan KTSP ini masih banyak kekurangan maka
dari itu Tim mengharapkan masukan-masukan demi perbaikan dalam penyusunan KTSP
selanjutnya.
Mudah-mudahan KTSP ini memberikan manfaat bagi kita semua amiiiin..

39

REVISI DAN PENGEMBANGAN KURIKULUM SERTA KERJASAMA


DENGAN MASYARAKAT
A. Revisi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Upaya untuk selalu mengembangkan dan meningkatkan pelayanan kualitas pendidikan
adalah sebuah keniscayaan. Kurikulum adalah salah satu aspek yang terkait dengan
pembelajaran. Untuk itu menjaga dan megembangkan kurikulum dalam sebuah pendidikan
adalah hal yang memang mesti dilakukan. Untuk menjaga, mengantisipasi keberlanjutan dan
reliabilitas kurikulum yang digunakan sehingga tetap dinamis serta adaptif maka perlu diatur
ketentuan terkait dengan revisi dan atau perubahan. Secara detail ketentuan perubahan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini bias direvisi dan diubah apabila ada
perubahan kebijakan pemerintah dalam kurikulum pendidikan menengah,
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini hanya bias direvisi dan diubah demi
mempertimbangkan kebutuhan peserta didik pada rapat kerja madrasah.
3. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan direvisi dan diubah dengan
mempertimbangkan masukan dati tim penyusunan KTSP yang dibentuk madrasah
dengan melibatkan semua elemen yang dibutuhkan,
4. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini bisa direvisi dan diubah apabila pelaku
pendidikan yang ada dalam madrasah ingin merubah visi, misi dan tujuan pendirian
madrasah.
5. Apabila tidak ada perubahan Kurikulum pendidikan menengah secara nasional oleh
pemerintah, maka Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini setidak-tidaknya
direvisi dan diubah, serta dikaji pada setiap awal tahun pelajaran baru.
B. Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan
1. Pengembangan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dimaksudkan untuk
selalu mengikuti perkembangan teori pendidikan dan perkembangan zaman.

40

2. Pada setiap guru mata pelajaran yanga ada di madrasah, demi perkembangan
kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan diharuskan membuat perangkat
pembelajaran secara terpadu pada setiap mata pelajaran yang menjadi
tanggung jawabnya.
3. Perubahan perangkat pembelajaran yang ada pada setiap mata pelajaran yang
menjadi tanggung jawab setiap guru mata pelajaran setidak-tidaknya
dikembangkan pada setiap semester.
4. Perangkat pembelajaran yang ada, khususnya pengembangan silabus dan
system penilaian harus selalu berkembang mengikuti teori-teori pembelajaran
baru yang berkembang didunia pendidikan Indonesia.
5. System penilaian yang ada dalam perangkat pembelajaran harus selalu
disesuaikan ketuntasan belajar yang ada pada madrasah tersebut.
C. Kerja Sama MTs dengan Masyarakat
Hubungan kerja sama antara MTs dengan masyarakat, Komite Sekolah, persatuan orang tua,
Diknas, perguruan tinggi, Secara rinci bentuk kegiatan kerja sama tersebut seperti pada
uraian berikut ini :
1. Kerja sama dengan orang tua/ masyarakat
2. Kerja sama dengan Majelis Madrasah diantaranya dengan : Dunia Usaha (kerjasama
saling menguntungkan misalnya system seponsor), pameran hasil kreasi yang bisa
menarik minat masyarakat untuk membeli atau menggunakan hais produksi,
( misalnya hasil kerajinan tangan siswa, telor asin dan sebagainya )
3. Kerjasama dengan Diknas, Dinas Kesehatan, Kebersihan, Dinas Lingkungan atau
pihak lain untuk terwujudnya penerapan gizi seimbang bagi warga sekolah dan
pelaksanaan program sekolah sehat, hijau dan produktif.
4. Kerjasama dengan Dinas Kebersihan untuk pengembangan system pengelolaan
sampah untuk pengelolaan dan pemanfaatan sampah menjadi kompos dan produk
lainnya.
5. Kerjasama kegiatan berbasis parsipatif meliputi program kegiatan : ekstrakurikuler/
kurikuler bidang lingkungan hidup melalui wadah, Pramuka, Pasis, dengan instansi
terkait

41

42

You might also like