Professional Documents
Culture Documents
BAB 1
PENDAHULUAN
paling
umum
inflamasi
akut
pada
penduduk
(Kusumobroto , 2003).
Di Indonesia ada penurunan jumlah kasus dari tahun 2000-2005
terdapat 165-175 orang (30%-45%) pada wanita, gambaran hispatologi yang
normal pada hasil apendiksitis. Penelitian di rumah sakit, di Indonesia
berkisar 1254 orang dan yang mencapai pertolongan medis berkisar 1150
orang, sedangkan yang tidak mendapatkan pertolongan medis sekitar 104
orang (Saputra, 2003).
Berdasarkan data yang didapat di Rumah Sakit Umum Dr Djasarmen
Saragih Pematangsiantar tahun 2009-2013, jumlah penderita apendiksitis ada
beberapa orang. Hal ini dapat kita lihat di tabel 1.
Tabel 1
Jumlah Penderita Penyakit apendiksitis Tahun 2009-2013
No
Tahun
Jumlah Penderita
1
2009
250
2
2010
256
3
2011
312
4
2012
178
5
2013
151
Sumber : Data rekam medik Rumah Sakit Umum Dr Djasamen Saragih
Pematangsiantar tahun 2014
Peran perawat sebagai pelayanan perawat professional yaitu memberikan
metode dan pelayanan dalam sistem asuhan keperawatan yang professional tepat
tanggap serta akurat sehingga perawat mampu dan dapat mencegah komplikasi
yang timbul pada pasien apendiks akut. Dengan melihat permasalahan tersebut di
atas maka penulis tertarik melakukan studi kasus dengan judul Asuhan
Keperawatan pada Nn.W dengan Gangguan Sistem Pencernaan: Apendiksitis di
Ruang C3 Rumah Sakit Umum dr Djasamen Saragih Pematangsiantar.
B. Ruang Lingkup
Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis hanya membatasi satu kasus saja
yaitu asuhan keperawatan pada klien gangguan sistem pencernaan: Apendiksitis di
ruang C3, Rumah Sakit Umum dr Djasarmen Saragih Pematangsiantar yang
perawatannya mulai 5 Mei 2014 sampai dengan 6 Mei 2014.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
Masing-masing akan mendeskripsikan asuhan keperawatan yang ada pada klien
dan keluarga.
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini agar mampu mengetahui gambaran umum serta
mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pencernaan
apendiksitis sesuai dengan keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan yang
didapat selama pendidikan,untuk meningkatkan mutu pelayanan dan perawatan
sesuai dengan asuhan keperawatan berdasarkan prioritas yang dibuat dalam
rencana asuhan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam
sistem
pencernaan apendiksitis.
b. Penulis menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem pencernaan apendiksitis.
c. Penulis merumuskan rencana keperawatan dengan menetapkan tujuan,
intervensi dan rasionalisasi.
d. Penulis melaksanakan intervensi pada klien sesuai dengan kebutuhan.
e. Penulis mengevaluasi tujuan asuhan keperawatan pada klien.
f. Mendokumentasikan hasil dari asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan pencernaan: apendiksitis .
3. Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Hasil dari karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :
a.
b.
c.
d.
D. Metode Penulisan
Dalam penulisaan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan metode
deskriptif
b.
Pemeriksaan fisik atau memeriksa tubuh dengan alat atau tanpa alat
dengan tujuan mendapatkan informasi atau data yang menggambarkan
kondisi klien yang sesungguhnya.
c.
e.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ini terdiri dari empat bab, yaitu:
Bab 1 : Pendahuluan.
Yaitu terdiri dari latar belakang masalah, ruang lingkup penulisan, tujuan
penulisan, manfaat karya tulis ilmiah, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
Bab 2 : Tinjauan Teoritis.
Yaitu terdiri dari konsep dasar penyakit ,secara teoritis yang
meliputi,anatomi
yakni
yang
meliputi:
pengkajian,
diagnosa
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
Tinjauan teoritis adalah kajian atau review terhadap teori, kaidah atau
standar yang berlaku saat ini yang dapat dijadikan petunjuk tentang arah atau
dasar dari penelitian yang akan dilakukan (Machfoedz, 2009: 38).
2. Pengertian Apendiksitis
Appendiksitis adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari,
melekat pada secum tepat dibawah katup ileocecal . Apendiks adalah ujung
seperti jari - jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci), melekat
pada sekum tepat dibawah katub ileosekal (Smeltzer & Bare, 2001).
Apendiksitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis, dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Mansjoer, 2000:307)
Apendiks adalah suatu organ yang terdapat pada sekum yang terletak
pada proximal colon, yang sampai sekarang fungsinya belum diketahui
(Bagus, 2007
Apendiks adalah suatu organ yang terdapat pada sekum yang terletak pada
proximal colon, yang sampai sekarang fungsinya belum diketahui.(Anita, 2008).
3. Etiologi
Apendiksitis disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh
hyperplasia folikel, fekalit, benda asing, struktur karena fibrosis akibat
peradangan sebelumnya atau sitoplasma. Obstruksi menyebabkan mucus yang
diproduksi mukosa mengalami kandungan makin lama mucus tersebut makin
banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga
menyebabkan peningkatan intralumen. Bila sekresi terus berlanjut, tekanan
akan terus menungkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena,
odema bertambah dan bakteri akan menembus dinding (Nurcahyo, 2009).
Epidemiologi menujukan peran kebiasaan makan makanan rendah serat
dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendiksitis. Konstipasi akan
menaikkan tekanan
akut. Sesuai dengan yang disebutkan diatas, maka patologi yang di dapat pada
apendiksitis dapat dimulai di mukosa
10
Oris atau mulut . Mulut adalah saluran pencernaan yang terdiri atas 2
bagian yaitu :
a
Bagian luar yang sempit atau festibula yaitu ruang diantara gusi,
gigi, bibir dan pipi.
Bagian rongga mulut atau bagian dalam terdiri rongga mulut yang
dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis
disebelah belakang bersambung dengan faring.
1
Esofagus merupakan
saluran
yang menghubungkan
tekak
dengan lambung.
3
yang
Selaput lender
11
Jaringan ikat.
Cacing
sehingga
disebut
umbai
cacing,
panjangnya 6 cm.
8
lanjutan dari
kolon
desendens
Rektum, terletak
di bawah kolon
sigmid
yang
12
Anus
adalah
pencernaan yang
Fisiologi
1
Usus halus terbagi tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum),
usus kosong (jejenum), dan usus penyerapan (ileum).
a. Fungsi duodenum adalah untuk menyalurkan makanan ke usus
halus.
b. Fungsi jejunum adalah untuk penyerapan karbohidrat dan protein.
Pada permukaan bagian dalam terdapat vili yang berfungsi
meningkatkan luas permukaan untuk menyerap nutrisi.
c. Fungsi ileum adalah penyerapan vitamin B12, garam empedu, dan
apapun nutrisi yang tidak diserap oleh jejunum.
13
Gambar 1
Anatomi dan Fisiologi Saluran Pencernaan.
14
3. Klasifikasi Apendiks
Klasifikasi Apendiks menurut letaknya yaitu:
a
Apendiks Akut
Apendiks akut adalah radang pada jaringan apendiks. Apendiks akut pada
dasarnya adalah obsrtuksi lumen yang selanjutnya akan dimulai oleh
proses infeksi apendiks.
Penyebab obstruksi dapat berupa hiperplasi limfonid di sub mukosa
dinding apendiks, fekalit, benda asing, tumor.
Adanya
obstruksi
mengakibatkan
mucin
cairan
mukosa
yang
diproduksi yang diproduksi dapat keluar dari apendiks. Hal ini semakin
meningkatkan tekanan luminer. Sehingga menyebabkan
tekanan intra
15
apendiks
sehingga
terjadi
peradangan
sub puratif
yang
Apendiks Purulenta.
Tekanan
dari
lumen yang
terus
bertambah
disertai
odema
dalam
dinding
apendiks
menimbulkan
infeksi
serosa
sehingga serosa menjadi suram karna dilapisi eksudat dan fibrin pada
appendiks
dan
mesoa apendiks
menjadi
odema, hyperemia,
dan
b.
Apendiks Kronik
Diagnostik apendiks kronik baru dapat ditegakkan jika dipenuhi
semua syarat - syarat riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari dua
16
mikroskopik
apendiksitis
kronik
adalah
fibrosis
Apendiks Rekurens
Diagnostik
rekurens
baru
dapat
dipikirkan jika
ada
riwayat
yang mendorong,
Insiden
apendiks
biasanya
dilakukan
appendikstomi yang
17
d. Abdominal discomfort.
e.
Patofisiologi
Hyperplasia folikel limfosid, fekalit, benda asing, fibrosit
18
Obstruksi vena
Edema bertambah, bakteri menembus dinding
inflamasi
Tidak adekuatnya
pertahanan utama
Status
hipermetabolik
- Laporan nyeri
- Peningkatan
suhu tubuh
- Kelemahan
Resti infeksi
- Wajah meringis,
perilaku distreksi
Nyeri (akut)
Pembatasan
pasca operasi
Muntah pra
operasi
- Turgor kulit
buruk
Resti kekurangan
Volume cairan
Sebelum Operasi.
1. Observasi.
perforasi
Tidak mengenal
informasi
Kurang
informasi
- Menyatakan salah
konsepsi
- Terjadi
Komplikasi
Kurang
pengetahuan
19
dilakukan
tirah
baring
dan pasien
dipuasakan
dan
dengan
kasus
mencari
diagnosis
kemungkinan
penyakit
ditegakan dengan
lain.
Pada
lokalisasi
nyeri
3. Antibiotik
b
Operasi Apendiktomi.
Perlu dilakukan observasi tanda vital untuk mengetahui
apabila
20
dari
tahap yang
satu
ketahap
yang
Pengkajian.
Pengkajian adalah pemikiran dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk
mengumpulkan
informasi
atau
data pasien,
supaya
dapat
dengan kenyataan
21
Aktivitas/istirahat
Gejala : Gangguan pola tidur, misal; insomnia dini hari, kelelahan
Tanda : Periode hiperaktivitas, latihan terus-menerus
Sirkulasi
Gejala : Perasaan dingin meskipun pada ruang hangat
Tanda : Tekanan darah biasanya normal namun terkadang rendah
Integritas ego
Gejala : Ketidakberdayaan/putus asa, harapan diri tinggi
Tanda : Status emosi menolak, marah, ansietas
Eliminasi
Gejala : Diare/konstipasi, nyeri abdomen tidak jelas/distress, kembung,
penggunaan laksatif/diuretik
Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati, sendawa bau asam, tidak
toleran terhadap makanan, contoh makanan pedas, coklat, penurunan berat
badan dan tidak toleran terhadap makanan.
Tanda : Mual, muntah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa,
turgor kulit buruk, berat jenis menngkat.
Neurosensori
Tanda: Penurunan mental , nyeri dan kenyamanan.
Nyeri/keamanan
22
Gejala : Nyeri, pusing, sakit kepala, rasa ketidakberdayaan, perih dan nyeri
epigastrium.
Tanda : Wajah berkerut, berhati-hatipada daerah yang sakit, pucat, perhatian
menyempit.
8
Keamanan
Tanda: Penurunan suhu tubuh
Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan aktivitas perawat dalam mengumpulkan
informasi
tentang
klien.
Pengumpulan
data
yang
ditunjukan
untuk
Observasi, yaitu
dengan
mengamati
prilaku
keadaan
klien
untuk
23
Analisa Data.
Analisa data keperawatan adalah kemampuan pengembangan daya
pikir dan penalaran data keperawatan. Sesuai dengan kaidah-kaidah dalam
ilmu
keperawatan
keperawatan/diagnosis
untuk
mendapatkan
kesimpulan
permasalahan
analisa
data/
Identifikasi kesenjangan data dengan pedoman teori standar yang ada. Hal
ini
24
Ada
kekhawatiran yang
untuk
mengatasinya
f
5
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan
diambil
dari pengkajian
adalah
tentang
pernyataan atau
masalah
kesehatan
kesimpulan yang
pasien. Diagnosa
Resiko tinggi
terhadap
infeksi
berhubungan
dengan perforasi
pada
25
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan
asuhan
keperawatan
adalah
petunjuk
yang
pasiennya
sesuai
dengan
kebutuhannya
berdasarkan
diagnosa
lebih
lanjut. Kriteria
hasil
dikembangkan
untuk mengkhususkan
Diagnosa
Nyeri
Hasil
Klien
berhubungan
nyeri
dengan
yang
distensi
usus
aktivitas apabila
Rasional
Keperawatan
mengatakan a Kaji skala nyeri, aBerguna
berkurang
dan
bedrest
karateristik
nyeri.
pengawasan
keefektifan
berlebihan, total.
dalam
dan
obat,serta
kemajuan
jaringan
penyembuhan.
oleh
inflamasi ditandai
Kaji
tanda-tanda b
Adanya
rasa
nyeri
26
dengan
nyeri,
tampak
laporan
vital.
kemungkinan
wajah
mengalami
meringis
klien
penurunan
tekanan darah.
kesakitan, perilaku
distraksi.
Kaji
penyebab cKetidaknyamanan
nyeri.
kemungkina
adanya
gerak
seperti
aktif
Lakukan
gerak d
secara perlahan.
Perilaku
hati
berbaring
-hati,
kesamping
Ajarkan
teknik eMelepaskan
relaksasi,
seperti
tegangan
emosional
dan
otot,
latihan
nafas
meningkatkan perasaan
dalam
secara
perlahan.
dapat
meningkatkan
kemampuan koping.
27
pemberian
obat
analgesik
sesuai
indikasi.
2.
menujukan a
cairan keseimbangan
cairan
yang
pengeluaran cairan
tandavital
muntah.
kulit
normal.
Pengeluaran
dan
pemasukan
Ukur
dapat membantu
identifikasi
pengeluaran/kebutuhan
pergantian cairan.
b
urine
Kaji pengeluaran b
Mengidentifikasi
urine.
normal.
obstruksi
sistem
urinarius.
Awasi
tekanan cMembantu
mengidentifikasi
fluktuasi
volume
intravaskuler
Lihat
mukosa,
membran d
kaji
Indikator
keadekuatan
sirkulasi
perifer
hidrasi seluler
dan
28
Berikan
eMembantu
pemasukan cairan
memenuhi
per oral
pengganti elektrolit
IV
3
Kurangnya
Klien mendapatkan a
Kaji
tingkat aMemberikan
pengetahuan
pemahaman tentang
pengetahuan klien
berhubungan
penyakitnya dengan
tentang
yang
penyakit
dasar-dasar
memungkinkan
sembuh.
informasi.
perawatan
tentang
appendiksitis.
dan
prosedur
b
pengobatan.Klien
regangan
Identifikasi
dapat menunjukan
keterbatasan
pada
prosedur
aktivitas khusus.
bawah.
diperlukan
Mencegah
yang
perut
kanna
dan
menjelaskan alas an
suatu
tindakan. c
Klien
mengumpukan
mulai
istirahat
untuk penyembuhan.
merubah
gaya
adekuat.
hidup
yang
yang
Membantu
perkembangan
energy
29
serta
dalam d
perawatan.
Tekankan
penyembuhan
pentingnya
evaluasi
kunjungan
regimen
dan
keefektifan
lanjutan
eMemberikan
sumber-
Libatkan
orang
refrensi
setelah
terdekat
dalam
penghentian.
program
pengajaran.
4
Resiko
tinggi Infeksi
terhadap
berhubungan
dengan
tidak a
tanda-tanda infeksi
perhatikan
adanya
infeksi
(terjadinya sepsis)
demam,
perporasi
menggigil,
pada apendiksitis,
brkeringat,
abces
perubahan mental,
pada
apendiksitis, tidak
meningkatnya
adekuatnya
nyeri abdomen
pertahanan utama
ditandai
dengan
Lakukan
cuci b
peningkatan suhu
tangan
sebelum
tubuh.
dan
sesudah
melakukan tindaka
Menurunkan
resiko
penyebaran bakteri
30
Berikan
lingkungan
cMeminimalkan
yang
penyebaran infeksi
Kolaborasi dalam d
Untuk
menurunkan
pemberian
jumlah
organism
antibiotik
obat
Pelaksanaan.
Perencanan merupakan
Evaluasi
31
Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan sama sekali
dan bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji
dari data, analisis, diagnosis dan faktor lain yang tidak sesuai menjadi
penyebab tidak tercapainya tujuan.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
32
Proses
Keperawatan
Proses
keperawatan
akan
menguraikan
pengkajian,
asuhan
Pengkajian
Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan
klien dari masa lalu serta proses perawatan klien. Pengkajian ini terdiri dari
biodata, riwayat kesehatan , data biofisik, data penunjang dan pengobatan.
Biodata
Nama
: Nn.W
Alamat
Umur
: 20 tahun.
Jenis kelamin
: Perempuan.
Status
: Belum menikah
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SMA
Tanggal masuk RS
: 02-05-2014
Ruangan
:C3
Gol. Darah
:O
Tgl.Pengkajian
:04-05-2014
33
Dx.Medis
:Apendiksitis
Dokter
:dr.P.S.Sp.B
Penanggung Jawab
Nama
: Tn. E
: Ayah kandung
Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan terdiri dari keluhan utama, riwayat kesehatan
sekarang, riwayat kesehatan terdahulu, dan riwayat kesehatan keluarga
Keluhan Utama
Pada tanggal 04 Mei 2014, ketika perawat mewawancarai klien, klien
mengatakan
timbulnya
nyeri
pada
bagian
perut
mengatakan nyeri tersebut timbul ketika klien sedang makan dan ketika
melakukan aktivitas yang berlebihan,
makan sehingga klien sulit berjalan dan kesulitan tidur akibat nyeri dengan
skala nyeri 6 ( 0-10 ).
Keadaan Umum
Klien tampak meringis kesakitan dan merasa nyeri pada perut kanan
bawah sehingga klien merasa gelisah, cemas, nyeri, dengan suhu 38 0C, nadi
34
76 /menit, pernafasan
20 /menit
dan
tekanan
darah
110/80 mmHg,
sebelum
klien
masuk
RS setelah
sarapan
pagi, klien
merasakan nyeri pada perut kanan bawah, klien mengatakan bahwa nyeri
tersebut membuat badan demam dan menggigil sehingga klien tidak bisa
berjalan. Pada tanggal 02 Mei 2014, klien meminta kepada ibunya untuk
dibawa ke RS karena nyeri pada perut kanan bawah kembali sakit dan nyeri
tak tertahankan sehingga mendapat perawatan yang lebih intensif.
penderita pertama
Data Biofisik
Pada data biofisik akan dibahas mengenai pola aktivitas sehari-hari,
pengkajian fisik, data psikologis, data spiritual dan data sosial.
35
Tabel 3
Pola Aktivitas Sehari-hari
No
1
Aktivas
Pola tidur
Sebelum sakit
Sesudah sakit
Klien tidur 7 - 8 jam nyenyak dan Klien sulit tidur karena pasien le
tidak mengalami kesulitan tidur
Eleminasi
Olah raga
1 x /Hari
Klien berolah raga 1 x seminngu
Kebersihan diri
dengan keluarga.
Klien makan 3 x /hari dan minum 5 - Klien makan 3 x /hari dengan diet
Nutrisi
mual
dan
Pengkajian Fisik.
Tanda-tanda vital : suhu 380C, tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 77 x/menit dan pernafasan 20 x/menit.
2
muntah,
36
Dada
a
Inspeksi
Bentuk
menggunakan
otot
simetris,
dada,
pernafasan
tidak
terdapat
Data Psikologis
Dalam data psikologis akan dibahas mengenai ekspresi, emosi, cara
berkomunikasi, cara mengatasi masalah, respon terhadap perawat persepsi
klien terhadap penyakit dan yang dikeluhkan klien kepada perawat saat
perawat berinteraksi dengan klien.
37
klien
juga tampak
tenang,
terkadang
Komunikasi : klien
berkomunikasi
dapat
dengan
berkomunikasi
baik
dan
dapat
mau menjawab
Data Sosial
Dalam data sosial membahas tentang kehidupan klien yaitu cara
klien
berhubungan
dengan
keluarga, berhubungan
dengan
lingkungan,
masalah sosial ekonomi dan kebiasaan adat istiadat dalam kehidupan klien
sehari-hari.
38
Hubungan dengan keluarga tampak harmonis dan dekat, hal ini dapat
dilihat dari ibu dan tante yang selalu menemani klien di rumah sakit.
hubungan dengan
tetangga sekitar baik, hal ini dapat dilihat adanya tetangga yang
datang menjenguk ke rumah sakit.
3
bahasa
batak, melainkan
bahasa
Indonesia
dalam
kehidupan sehari-hari.
Data Spiritual
Pada data spiritual akan dibahas tentang kepercayaan klien, kebiasaan
klien dalam beribadah, keyakinan untuk sembuh dan arti kehidupan bagi
klien.
1
39
ingin
bersama dengan
keluarga
yang
dikasihinya.
Data Penunjang.
Dibawah ini
merupakan
hasil
yang
didapat
dari
pemeriksaan
Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium pada pasien mencakup pemeriksaan darah,
pemeriksaan urine, dan pemeriksaan kadar gula darah tanggal
ditunjukan
pada tabel 4.
Tabel 4.
Hasil Pemeriksaan Darah 3 Mei 2014.
Jenis Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
Sumber : Hasil Pemeriksaan
Hasil
Nilai Normal
10,3/gr%
12-14/gr%
13.000 mm3
5.000-10.000
3
5.20 juta/mm
4,0-5,4 juta
40,2 %
36-48 %
230.000 mm3
150.000-450.000
Laboratorium Rumah Sakit Djasarmen Saragih
PematangSiantar 2014.
Pengobatan.
Pada pengobatan akan diuraikan tentang indikasi dan kontraindikasi
tentang terapi yang diberikan kepada klien.
1
40
Indikasi
dehidrasi.
Kontraindikasi
2
saluran kemih dan kelamin, tulang dan sendi, meningitis, bakterimia dan
septikemia.
Kontraindikasi
3
Kontraindikasi
Ranitidin injeksi
Indikasi
: Hipersekresi gastrointestinal.
Kontraindikasi
Ciprofloxacin 2 x 500 mg
Indikasi
Sebagai
antibiotik
serta
mempercepat
proses
penyembuhan.
Kontraindikasi
41
Analisa Data
Berdasarkan data
tabel 5.
Tabel 5.
Analisa Data.
N
Aktivitas
Etiologi
o
1
atan
DO :
appendiks
Ekspresi
wajah
klien
Masalah
lumen
tampak Peradangan
meringis kesakitan
-
pada
appendiks
Inflamasi
Distensi
jaringan
usus
Laporan
nyeri,
wajah meringis
Nyeri
Nyeri
42
atan
Resiko
lumen gangguan
appendiks
pemenuha
DO: -
n nutrisi
Peradangan
pada
disediakan
Inflamasi
Status
hipermetabolik
Anoreksia
Mual/muntah
3
DS : Klien mengatakan
Obstruksi/Penyumb
appendiks
Gangguan
lumen pemenuha
n aktivitas
sehari-
DO:
Peradangan
appendiks
Inflamasi
pada hari
43
Kelemahan
Tidak
mampu
melakukan aktivitas
Gangguan
pemenuhan aktivitas
sehari-hari
4
DS:
Klien
mengatakan
badannya panas
atan
lumen an
appendiks
tubuh
DO:
-
Peradangan
pada
Tidak
adekuatnya
pertahanan utama
Peningkatan
tubuh
Peningkat
suhu
suhu
44
atan
DO:
appendiks
Gangguan
Peradangan
pada
appendiks
Distensi
jaringan
usus
Nyeri
DS
Klien
penyakitnya
mengatakan
cemas
akan Obstruksi/Penyumb
atan
lumen
pada
appendiks
Ancaman kesehatan
Ansietas
45
Ansietas
Diagnosa Keperawatan
46
Berdasarkan analisa
Prioritas Keperawatan.
1
Nyeri
47
Ansietas
Tabel 7
Asuhan Keperawatan.
Nama
: Nn. W
Dokter
:dr.P Sp.B
Umur
: 20 tahun
Diagnosa
: Appendiksitis
Jenis kelamin
:Perempuan.
No/
Diagnosa
Rencana Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
tang keperawatan
gal
1
Nyeri
Nyeri
berhubungan
berkurang/hilang
Mei
201
pada
ditandai dengan
DS
kriteria
Kaji karakteristik
nyeri
apendiks hasil:
mengatakan
Rasa
Klien
brkurang
nyeri -
Wajah
tampak
nyeri
Berguna
Implementasi
Evaluasi
Jam 09.00
Jam 12.00
dalam -
berada S:
Klien
pengawasan
dan
keefektifan
obat
serta
kemajuan
nyeri
penyembuhan
tidak -
Nyeri
bawah
Jam 09.15
vital
Mengkaji
bawah
meringis
DO:
kesakitan
keadaan
Klien
klien
Klien
tampak -
gelisah
-
tampak
meringis
kesakitan
- Klien
tampak
-
kesakitan
Klien
Kaji
penyebab
nyeri
tampak
memegangi
perutnya
Skala nyeri 6
(0-10)
gelisah
tenang
meringis
tanda vital
Ekspresi wajah
klien
Untuk mengetahui
TD:
Lakukan
mmHg, HR:84
memegangi
perutnya
kemungkinan
aktivitas
berlebihan
Perubahan
posisi
dapat mengurangi
raa
nyeri
dan
P:
Pasien
istirahat
dengan
posisi
terlentang
A: Masalah belum
teratasi
Jam 09.45
perubahan posisi
-
100/70
Jam 09.30
Ketidaknyaman
aktif
tampak
Intervensi
dilanjutkan
Temp: 380C
Ajarkan
teknik
meningkatkan
relaksasi latihan
sirkulasi
nafas dalam
Jam 10.00
-
Mengajarkan
Melepaskan
teknik
relaksasi
tegangan
latihan
nafas
emosional
dan
dalam
otot, meningkatkan
perasaan
yang
control
dapat
meningkatkan
koping
2
Peningkatan
suhu Untuk
Mei
dengan
201
infeksi
normal
Ukur temperatur
tubuh klien
Untuk mengetahui
Jam 10.30
Jam 12.00
S:
Mengukur
Klien
sehingga
klien,
dapat
demam
dan
dengan
dengan
DS:
demam
dan
demam
badannya panas
intervensi
tidak
dan -
Anjurkan
Suhu
tubuh
l/hari
Klien tampak
normal
dalam
menggigil,
rentang
36
berkeringat,
-37,50C
380C,
Temp:
berkeringat,
-
Dapat
Temp=370C
meningkatkan
A: Masalah belum
teratasi
melalui urinaria
banyak P:
Intervensi
x/i,
kompres
RR:
20
x/i,
sebagai
dan axilla
vasodilatasi
mmHg
Menganjurkan
Lakukan
88
100/70
klien
HR:
TD:
O: Klien tampak
klien
banyak minum 2
badannya panas
yang
tepat
badannya panas
DO:
Klien
Temp=380C
melakukan
Klien hasil:
mengatakan
kriteria
air
Air
hangat
500 cc
pembuluh
sehingga
Klien di kompres
menurunkan suhu
dengan
air
Anjurkan
untuk
klien
memakai -
Dapat
Jam 11.30
meningkatkan
pengeluaran panas
memakai
dan lembut
sehingga
suhu
tubuh menurun
Klien dianjurkan
bahan
baju
tipis
lembut
-
Cek tanda-tanda
vital
Mengetahui
kondisi
klien
TTV
an
Resiko
Mei
berhubungan
201
dengan
ditandai
anoreksia
Anjurkan
pada
kriteria hasil:
keluarga
agar
masukan
memberi
klien
atau
dengan
DS:
Klien
mengatakan
tidak
makan dan
Nafsu
dengan
klien
makan
meningkat
sering
minum
habis
satu
DO:
porsi
muntah
-
Porsi
habis
makan
dari
dengan
Memaksimalkan
nutrisi
kebutuhan
energi
Ibu
klien S:
Klien
memberi
klien mengatakan
tidak
makan
dari
Jam 13.00
makanan
sering
O:
-
dan muntah
makan
makan
Porsi
Temp: 380C
Jam 12.00
Berikan
Klien
tampak
mual
dan
muntah
perawatan mulut
Jam 12.30
-
Klien
menghabiskan
Menurunkan rasa -
Klien
sebelum
sesudah makan
berkumur
dan
porsi
diet
yang disajikan
porsiyang
yang
dapat
A: Masalah belum
disediakan
merangang
mual
teratasi
dan muntah
Jam 12.45
-
Klien
makan P:
makanan
yang
rumah sakit
menarik
Intervensi
dari dilanjutkan
Membantu dalam
mempertimbangka
n
keinginan
individu
dapat
memperbaiki
masukan diet
4
Gangggun
pola Kebutuhan
Mei
dengan
nyeri dengan
tidur
terpenuhi kriteria
Berikan
lingkungan yang
Meningkatkan
kenyamanan tidur
Jam 12.15
Jam 13.30
S:
Memberikan
Klien
201
ditandai dengan
hasil:
DS:
mengatakan
Klien
sulit
Klien
Wajah
mudah
untuk
tidur
tampak
dukungan
fisiologis/psikolog
Waktu
nyaman
O:
Jam 12.30
Tidak
hitam
tenang
ada
sekitar -
mata
klien
serta
nyaman
lingkaran
lemas
-
Klien
dan
malam
DO:
-
tenang
Kurangi
kebisingan
tidur
tampak sayup
klien
Waktu tidur 6
bertambah 8
jam
jam
lampu
Mengurangi
Meningkatkan
kebisingan
efek relaksasi
lampu
dan
Klien
tampak
lemas
dan yang
terang
Wajah
klien
tampak sayu
-
yang
Tampak
lingkaran hitam
terang
Jam 12.45
-
Bantu
di sekitar mata
dalam -
mengubah posisi
Waktu tidur 6
jam
Bantu
dalam
mengubah posisi
Membantu
kenyamanan tidur
sim kiri
A: Masalah belum
teratasi
Intoleransi
Aktifitas
aktivitas
dapat
terpenuhi
Mei
berhubungan
tanpa
bantuan
201
dengan
orang lain
kelemahan
ditandai
DS:
P:
klien
Pertahankan
istirahat
tirah
baring
penting
fisik
mencegah
dengan
kelelahan
Klien
tidak
Istirahat
merupakan
Klien istirahat di S:
tempat
untuk
dengan
tirah dan
kekuatan
dapat
baring
Memantau
aktivitas sehari-hari
pergerakan
Klien
tampak
melakukan aktivitas
Jam 10.00
dalam
Pantau
klien
dalam
proses
Untuk
meningkatkan
dapat
O:
tidak
dan
melakukan
DO:
Klien
hal
mempertahankan
mengatakan lemas
dan
dilanjutkan
Jam 13.00
Jam 09.30
-
Intervensi
klien
tampak
lemas
proses -
Klien
istirahat
ditempat tidur
-
Jam 10.30
Klien
Aktivitas
dibantu
oleh
lemas
-
pergerakan
Klien istirahat
kekuatan otot
Memberikan
keluarga
lingkungan yang
di tempat tidur
nyaman
dengan
Aktivitas
ruangan
klien
dibantu
keluarga
Berikan
lingkungan yang
nyaman
dibersihkan,
-
Menghindari
membatasi
cedera
pengunjung
kecelakaan
jatuh
akibat
Ibu
membantu
klien
pemenuhan
aktivitas
Libatkan
dalam
keluarga dalam
pemenuhan pola
aktivitas klien
Agar
pola
aktivitas
klien
terpenuhi
6
Ansietas
Cemas
berhubungan
dengan
dengan
kriteria -
ancaman hasil:
kesehatan ditandai
dengan
DS
hilang
tingkat
ansietas
Mengetahui
ansietas
yang
mengungkapkan
gelisah
dan
untuk
untuk mengurangi
perasaan
akan penyakitnya
gelisah
mengungkapkan
rasa cemasnya
dan
Ekspresi
perasaan cemas,
takut dan marah
O : Ekspresi wajah
klien
mengatakan cemas
klien
takut
dan
akan teratasi
P
Jam 12.40
Intervensi
dilanjutkan
Ibu memberikan
motivasi
cemas
penyakitnya
Klien
akan penyakitnya
Klien
Dorong
tidak
Membantu
Jam 12.30
cemas,
-
sedang
dialami klien
klien
Tingkat
tampak tenang -
DO
Klien
Kaji
Ekspresi wajah
tidak
Jam 12.15
dan
dukungan
-
Libatkan
keluarga
untuk
memberikan
Mengurangi
cemas
yang
timbul
dan
motivasi
dan
memberikan
dukungan
pada
ketenangan
klien
rasa
klien
pada
klien
pada
Tabel 8
Catatan Perkembangan Pasien
N
Tangga
o
1.
l
5
Perkembangan
Pelaksanaa
2014
n
Penulis dan
perawat
Ekspresi
wajah
ruangan
klien
tampak
meringis
kesakitan
-
P:
-
I : Jam 09.00
-
Jam 09.15
-
Jam 09.30
-
Jam 09.45
-
Jam 10.00
-
2014
panas
perawat
ruangan
P:
-
I : Jam 10.30
-
Jam 10.45
-
Jam 11.00
-
Jam 11.30
-
2014
Penulis dan
perawat
ruangan
O:
-
P:
-
I : Jam 12.00
-
Jam 12.30
-
Jam 12.45
-
2014
O:
Penulis dan
perawat
P:
-
ruangan
sim kiri
I : Jam 12.15
-
Jam 12.30
-
Jam 12.45
-
2014
melakukan aktivitas
perawat
ruangan
O:
-
P:
-
I : Jam 09.30
-
Jam 10.00
-
Jam 10.30
-
Jam 11.15
-
Ibu
membantu
klien
dalam
pemenuhan
aktivitas
2014
Penulis dan
perawat
P:
-
I:
Jam 12.15
-
Jam 12.30
-
Jam 12.40
ruangan
Mei S : Klien mengatakan masih nyeri pada perut kanan Penulis dan
2014
bawah
perawat
ruangan
P:
-
I : Jam 09.30
-
Jam 10.00
-
Jam 10.30
-
Jam 10.45
-
Jam 11.00
-
E : Klien mengatakan masih nyeri, skala nyeri 5 (010), masalah belum teratasi
8.
2014
Penulis dan
perawat
ruangan
P:
-
I: Jam 10.00
-
Mengukur
temperatur
tubuh
klien,
Temp=37,20C
Jam 10.30
-
Jam 11.00
-
Jam 11.30
-
Tahap Pengkajian
Dalam tahap pengkajian penulis menemukan perbedaan dalam tinjauan
teoritis dan tinjauan kasus yang dilakukan. Perbedaan tersebut terdapat dalam
diagnosa keperawatan pada teoritis dan diagnosa keperawatan yang muncul pada
kasus.
Diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan teoritis tetapi tidak ada pada
tinjauan kasus yaitu:
1
Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap perencanaan, penulis menemukan perbedaan antara teori dan
studi kasus yang dilakukan dalam hal merencanakan asuhan keperawatan.
Tahap Evaluasi
Setelah melakukan tindakan keperawatan maka dapat dibandingkan
keadaan klien dan tujuan keperawatan. Penulis menemukan tujuan intervensi
belum teratasi dengan sepenuhnya karena klien masih mengatakan nyeri dan
masih tampak lemas sehingga belum bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.
Dan akibat nyeri, klien juga masih sulit untuk tidur.
Tahap Perencanaan
Tersedianya alat-alat untuk mengukur tanda-tanda vital dan melakukan
pemeriksaan lainnya sangat membantu penulis dalam melakukan perencanaan
keperawatan. Dan terjalinnya kerja sama yang baik antara penulis, perawat, dan
pasien juga mendukung dalam tahap perencanaan keperawatan.
Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, penulis t menemukan sedikit
hambatan dan kesulitan yaitu tidak adanya pemeriksaan USG,Fhoto Thorax
yang dapat menunjang ketepatan keperawatan namun karena penulis menjalin
kerja sama yang baik antara pasien, keluarga pasien, dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya sehingga penulis memperoleh kepercayaan penuh dari semua
pihak untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang telah direncanakan.
Tahap Evaluasi
Setelah melakukan tindakan keperawatan, penulis dapat melakukan
evaluasi dengan baik karena pasien sangat kooperatif kepada penulis sehingga
perkembangan pasien dari hari ke hari dapat dipantau penulis dengan baik untuk
mengetahui kemajuan perkembangan kesehatan pasien.
Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini, penulis tidak menemukan hal-hal yang
menghambat karena tersedianya fasilitas yang memadai.
Tahap Pelaksanaan
Penulis tidak menemukan hambatan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan karena pasien kooperatif pada saat dilakukan intervensi keperawatan.
Tahap Evaluasi
Karena keterbatasan waktu, penulis tidak dapat memantau kondisi pasien
sampai pasien sembuh sehingga evaluasi yang diperoleh penulis masih tercapai
sebagian.
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1
Pada tahap pengkajian tidak seluruh tanda dan gejala apendiksitis pada teori
muncul pada pasien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi serta beberapa pemeriksaan laboratorium untuk
mendukung dalam proses pengkajian pasien.
Pada tahap evaluasi, masalah keperawatan belum dapat teratasi dengan baik
karena masih ada beberapa masalah keperawatan yang belum dapat ditangani
karena keterbatasan waktu penulis dalam memantau perkembangan pasien.
Saran
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan, maka penulis mengajukan
saran-saran untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini khususnya dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien dengan apendiksitis.
1
Kepada keluarga
Hendaknya tetap melakukan kerja sama dan dukungan yang baik dengan tim
tenaga kesehatan serta mengikuti anjuran yang diberikan dokter maupun
perawat sehingga program pengobatan klien dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan harapan dan tujuan yang diprogramkan.
Kepada Instansi
Khususnya mahasiswa Akper Surya Nusantara agar menambah wawasan
dan ilmu
pengetahuan dalam
memberikan
pelayanan
dan
asuhan
keperawatan.
3
Kepada perawat
Diharapkan kepada perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
hendaknya menciptakan dan mempertahankan kerja sama yang baik antara
perawat, pasien, dan keluarga sehingga masalah klien dapat teratasi dengan
baik dan perawat hendaknya membekali diri dengan pengetahuan dan
keterampilan yang cukup.
Kepada Penulis.
DAFTAR PUSTAKA
(2000). Kapita
selekta
Medika
Nurcahyo. (2009). Kapita selekta kedokteran. (Jilid 1 Edisis 3 ). Jakarta: EGC.
Nursalam,(2001).Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik,
Jakarta:EGC
Smeltzer. (2001). Keperawatan medikal bedah. ( Edisi 8). Jakarta: EGC.
Syaifudin. (2006). Panduan proses pelayanan kesehatan. Jakarta: EGC.
Tarwoto, (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas,Buku 2, Buku 2, Jakarta
Website
BIODATA
Nama
: Nur , Aini
Status
: Sudah Menikah
Agama
: Islam
Alamat
PENDIDIKAN
1988 - 1994
1994 - 1997
1997 - 2000
2012 2014
Nusantara
JADWAL BIMBINGAN
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Tanggal
20 /05/14
22/05 /14
25 /05/14
28/05 /14
30/05 /14
03/06/14
06/06/14
10/06/14
12/06/14
18/ 06/14
19/06/14
: Nur, Aini
Uraian Bimbingan / Kegiatan yang dilakukan
Penyerahan Bab 1dan 2
Perbaikan Bab 1dan 2
Penyerahan Perbaikan Bab 1
Penyerahan Perbaikan Bab 2
Penyerahan Bab 3 dan 4
Perbaikan Bab 3dan 4
Penyerahan perbaikan Bab 3dan 4
Penyerahan Perbaikan Bab 3 dan 4
Penyerahan perbaikan Bab 1,2,3,4
Penyerahan Perbaikan Bab 1,2,3,4
Acc untuk bundle
Tanda Tangan
JADWAL BIMBINGAN
Tanggal
20/05/14
22/05/14
28/05/14
30/06/14
03/06/14
06/06/14
10/06/14
12/06/14
19/06/14
: Nur,Aini
Uraian Bimbingan / kegiatan yang dilakukan
Penyerahan Bab 1dan 2
Perbaikan Bab 1dan 2
Penyerahan Perbaikan Bab 1dan 2
Penyerahan Bab 3 dan 4
Perbaikan Bab 3dan 4
Penyerahan perbaikan Bab 3dan 4
Penyerahan Perbaikan Bab 1,2,3,4
Perbaikan Bab 1,2,3,4
Acc untuk bundle
Tanda Tangan