You are on page 1of 82

1

BAB 1
PENDAHULUAN

Pada dasarnya perawat memiliki tujuan untuk memberikan suatu


pelayanan kesehatan dan penyuluhan dalam mengatasi berbagai penyakit. Perawat
membantu dan melayani individu untuk mengatasi masalah kesehatan dalam
kehidupan sehari hari karena kesibukan

sering sekali membuat masyarakat

melupakan kesehatannya. Sekarang penyakit apendiks sering diderita oleh lapisan


masyarakat. Oleh karena itu dibutuhkan perawatan yang sesuai dengan asuhan
keperawatan yang profesional dan bermutu untuk mempercepat kesembuhan.
Apendiksitis adalah penyebab
kuadran

paling

umum

inflamasi

akut

pada

bawah kanan rongga abdomen. . Apendiksitis adalah ujung jari

yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci ), melekat pada sekum tepat


dibawah katub ileosekal. Apendiks berisi makanan dan mengosongkan diri
secara teratur ke dalam sekum. Karena pengosongannya tidak efektif dan
lumennya kecil dan apendiks cenderung menjadi tersumbat dan terutama
rentan terhadap infeksi ( Smeltzer dan Bare , 2002 )
Sehubungan dengan pentingnya asuhan keperawatan pada gangguan
sistem pencernaan maka penulis ingin mengambil penyakit dengan diagnosa
apendiks akut sebagai bahan karya tulis ilmiah untuk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan pendidikan diploma III Akademi Keperawatan Surya Nusantara
Pematangsiantar.

A. Latar Belakang Masalah


Dalam praktek keperawatan terdapat berbagai masalah keperawatan pada
pasien penderita apendiks akut diantaranya nyeri, demam, resiko tinggi infeksi,
kekurangan cairan dan lain-lain. Sebagai perawat profesional harus memberikan
metode dan sistem asuhan keperawatan yang professional tepat dan akurat
sehingga dapat mencegah komplikasi lanjut serta menurunkan angka mortalitas
pada pasien apendiks akut.
Menurut hasil penelitian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang
dikemukakan di Inggris dan Skapanadia pada tahun 2005 ditemukan prevalansi
apendiksitis berkisar 20% dari 47 per 100.000 penduduk tapi hanya 15 % yang
mencapai pertolongan medis, sedangkan di Asia Pasifik, penyakit apendiksitis
memiliki prevalensi berkisar 15-25% dari 14,9 per 100.000

penduduk

(Kusumobroto , 2003).
Di Indonesia ada penurunan jumlah kasus dari tahun 2000-2005
terdapat 165-175 orang (30%-45%) pada wanita, gambaran hispatologi yang
normal pada hasil apendiksitis. Penelitian di rumah sakit, di Indonesia
berkisar 1254 orang dan yang mencapai pertolongan medis berkisar 1150
orang, sedangkan yang tidak mendapatkan pertolongan medis sekitar 104
orang (Saputra, 2003).
Berdasarkan data yang didapat di Rumah Sakit Umum Dr Djasarmen
Saragih Pematangsiantar tahun 2009-2013, jumlah penderita apendiksitis ada
beberapa orang. Hal ini dapat kita lihat di tabel 1.

Tabel 1
Jumlah Penderita Penyakit apendiksitis Tahun 2009-2013
No
Tahun
Jumlah Penderita
1
2009
250
2
2010
256
3
2011
312
4
2012
178
5
2013
151
Sumber : Data rekam medik Rumah Sakit Umum Dr Djasamen Saragih
Pematangsiantar tahun 2014
Peran perawat sebagai pelayanan perawat professional yaitu memberikan
metode dan pelayanan dalam sistem asuhan keperawatan yang professional tepat
tanggap serta akurat sehingga perawat mampu dan dapat mencegah komplikasi
yang timbul pada pasien apendiks akut. Dengan melihat permasalahan tersebut di
atas maka penulis tertarik melakukan studi kasus dengan judul Asuhan
Keperawatan pada Nn.W dengan Gangguan Sistem Pencernaan: Apendiksitis di
Ruang C3 Rumah Sakit Umum dr Djasamen Saragih Pematangsiantar.

B. Ruang Lingkup
Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis hanya membatasi satu kasus saja
yaitu asuhan keperawatan pada klien gangguan sistem pencernaan: Apendiksitis di
ruang C3, Rumah Sakit Umum dr Djasarmen Saragih Pematangsiantar yang
perawatannya mulai 5 Mei 2014 sampai dengan 6 Mei 2014.

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan ini dibagi menjadi tujuan umum dan tujuan khusus.
Masing-masing akan mendeskripsikan asuhan keperawatan yang ada pada klien
dan keluarga.
1. Tujuan Umum
Tujuan penulisan ini agar mampu mengetahui gambaran umum serta
mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan pencernaan
apendiksitis sesuai dengan keperawatan berdasarkan ilmu keperawatan yang
didapat selama pendidikan,untuk meningkatkan mutu pelayanan dan perawatan
sesuai dengan asuhan keperawatan berdasarkan prioritas yang dibuat dalam
rencana asuhan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Adapun yang menjadi tujuan khusus dalam

penulisan karya tulis ini

adalah agar penulis mampu:


a. Penulis melakukan pengkajian pada klien dengan gangguan

sistem

pencernaan apendiksitis.
b. Penulis menegakkan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem pencernaan apendiksitis.
c. Penulis merumuskan rencana keperawatan dengan menetapkan tujuan,
intervensi dan rasionalisasi.
d. Penulis melaksanakan intervensi pada klien sesuai dengan kebutuhan.
e. Penulis mengevaluasi tujuan asuhan keperawatan pada klien.
f. Mendokumentasikan hasil dari asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan pencernaan: apendiksitis .
3. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Hasil dari karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :
a.

Perawat rumah sakit, agar dapat menyempurnakan kesehatan yang


lebih baik lagi di Rumah Sakit Umum Daerah dr Djasamen Saragih
Pematangsiantar.

b.

Instansi pendidikan, khususnya Mahasiswa Akedemi keperawatan


agar menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam memberikan
pelayanan dan asuhan keperawatan yang lebih kompoten dan profesional.

c.

Penulis, dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diterima


dalam memberikan asuhan keperawatan yang kompoten dan profesional.

d.

Keluarga, memberi dukungan kepada klien untuk selalu tepat


waktu saat minum obat dan membantu klien.

D. Metode Penulisan
Dalam penulisaan karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan metode
deskriptif

yang menggambarkan keadaan nyata, yang dijumpai pada pasien

dengan gangguan pencernaan apendiksitis dengan pendekatan studi kasus yang


bersifat menyimpulkan data, menganalisa data dan menarik kesimpulan sebagai
berikut:
a.

Wawancara yaitu dengan mengadakan tanya jawab langsung kepada


pasien, keluarga pasien dan dengan tim kesehatan lainnya yang berkaitan
dengan masalah yang dihadapi oleh klien, bisa juga disebut anamnese.

b.

Pemeriksaan fisik atau memeriksa tubuh dengan alat atau tanpa alat
dengan tujuan mendapatkan informasi atau data yang menggambarkan
kondisi klien yang sesungguhnya.

c.

Studi kepustakaan yaitu

dengan mempelajari buku buku

keperawatan dengan tujuan sebagai sumber informasi untuk mendapatkan


keterangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
d.

Studi dokumentasi yaitu tehnik yang digunakan dengan melihat


catatan medik dan status pasien di Rumah Sakit Umum dr Djasarmen
Saragih Pematangsiantar.

e.

Media elektronik yakni dengan mengambil keterangan - keterangan


tentang apendiksitis akut dari internet

E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan karya tulis ini terdiri dari empat bab, yaitu:
Bab 1 : Pendahuluan.
Yaitu terdiri dari latar belakang masalah, ruang lingkup penulisan, tujuan
penulisan, manfaat karya tulis ilmiah, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
Bab 2 : Tinjauan Teoritis.
Yaitu terdiri dari konsep dasar penyakit ,secara teoritis yang
meliputi,anatomi

fisiologi, etiologi, tanda dan gejala, patofisiologi,

penatalaksanaan, diagnostik penunjang, komplikasi, prognosis dan


konsep dasar keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data,
diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksaaan dan evaluasi.
Bab 3 : Tinjauan Kasus.
Yaitu terdiri dari pelaksanaan proses asuhan keperawatan langsung pada
klien Apendiksitis

yakni

yang

meliputi:

pengkajian,

diagnosa

keperawatan, asuhan keperawatan, catatan perkembangan dan pembahasan


yang meliputi kesenjangan antara tinjauan kasus dan tinjauan teori dan hal
hal yang mendukung dan menghambat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan
Bab 4 : Kesimpulan dan Saran.
DAFTAR PUSTAKA.
BIODATA.

BAB 2
TINJAUAN TEORITIS

Tinjauan teoritis adalah kajian atau review terhadap teori, kaidah atau
standar yang berlaku saat ini yang dapat dijadikan petunjuk tentang arah atau
dasar dari penelitian yang akan dilakukan (Machfoedz, 2009: 38).

1. Konsep Dasar Apendiksitis


Pada tinjauan konsep dasar ini penulis akan menguraikan konsep dasar
penyakit yang meliputi pengertian, anatomi dan fisiologi, etiologi, tanda dan
gejala, patofisiologi penatalaksanaan medis, pencegahan, diagnostik dan konsep
dasar asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, analisa data, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

2. Pengertian Apendiksitis
Appendiksitis adalah organ tambahan kecil yang menyerupai jari,
melekat pada secum tepat dibawah katup ileocecal . Apendiks adalah ujung
seperti jari - jari yang kecil panjangnya kira-kira 10 cm (4 inci), melekat
pada sekum tepat dibawah katub ileosekal (Smeltzer & Bare, 2001).
Apendiksitis adalah peradangan dari apendiks vermiformis, dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering (Mansjoer, 2000:307)
Apendiks adalah suatu organ yang terdapat pada sekum yang terletak
pada proximal colon, yang sampai sekarang fungsinya belum diketahui
(Bagus, 2007
Apendiks adalah suatu organ yang terdapat pada sekum yang terletak pada
proximal colon, yang sampai sekarang fungsinya belum diketahui.(Anita, 2008).

3. Etiologi
Apendiksitis disebabkan oleh penyumbatan lumen apendiks oleh
hyperplasia folikel, fekalit, benda asing, struktur karena fibrosis akibat
peradangan sebelumnya atau sitoplasma. Obstruksi menyebabkan mucus yang
diproduksi mukosa mengalami kandungan makin lama mucus tersebut makin
banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga
menyebabkan peningkatan intralumen. Bila sekresi terus berlanjut, tekanan
akan terus menungkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena,
odema bertambah dan bakteri akan menembus dinding (Nurcahyo, 2009).
Epidemiologi menujukan peran kebiasaan makan makanan rendah serat
dan pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendiksitis. Konstipasi akan
menaikkan tekanan

intrasekal yang mengakibatkan timbulnya apendiksitis

akut. Sesuai dengan yang disebutkan diatas, maka patologi yang di dapat pada
apendiksitis dapat dimulai di mukosa

dan kemudian melibatkan seluruh

lapisan dinding apendiks dalam waktu 24 - 48 jam pertama. Jika tidak


terbentuk abses, apendiksitis akan sembuh dan masa periapendikuler akan
menjadi tenang untuk selanjutnya akan mengenai diri sendiri secara lambat (
Nurcahyo, 2009).

4. Anatomi dan Fisiologi


Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan
dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses

10

pencernaan (pengunyahan, penelanan, dan pencampuran) dengan enzim dan zat


cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus (Syaifuddin, 2006).
a

Anatomi Sistem Pencernaan


Susunan saluran pencernaan terdiri dari:
1

Oris atau mulut . Mulut adalah saluran pencernaan yang terdiri atas 2
bagian yaitu :
a

Bagian luar yang sempit atau festibula yaitu ruang diantara gusi,
gigi, bibir dan pipi.

Bagian rongga mulut atau bagian dalam terdiri rongga mulut yang
dibatasi sisinya oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis
disebelah belakang bersambung dengan faring.
1

Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut


dan kerongkongan (esofhagus).

Esofagus merupakan

saluran

yang menghubungkan

tekak

dengan lambung.
3

Ventrikulus merupakan bagian saluran yang dapat mengembang


paling banyak terutama di daerah epigaster.

Intestinum minor merupakan bagian dari sistem pencernaan


makanan

yang

berpangkal pada pylorus dan berakhir pada

seikum, tempat proses pencernaan dan absorbs hasil pencernaan


terdiri dari Duodenem, Yeyenum, Ileum.`
5

Intestinum Mayor. Panjangnya kurang lebih 1 meter, lebarnya 5


- 6 cm. Lapisan - lapisan usus besar dari dalam ke luar adalah:
a

Selaput lender

11

Lapisan otot melingkar.

Lapisan otot memanjang.

Jaringan ikat.

Apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml perhari lendir itu secara


normal dicurahkan kedalam lumen dan selanjutnya mengalir
ke seikum

Seikum : dibawah seikum terdapat apendiks vermivormis yang


berbentuk seperti

Cacing

sehingga

disebut

umbai

cacing,

panjangnya 6 cm.
8

Kolon Asendens panjangnya 13 cm, terletak dibawah abdomen


sebelah kanan membujur keatas dari ileum kebawah hati.
Dibawah hati melengkung kekiri.

Kolon Tranversum panjangnya lebih kurang 38 cm membujur


dari kolon asendens berada dibawah abdomen, sebelah kanan
terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat fleksura
lienalis.

10 Kolon Desendens panjangnya lebih kurang 25 cm, terletak di


abdomen bagian kiri.
11 Kolon Sigmoid merupakan

lanjutan dari

kolon

desendens

terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri berbentuk


huruf S, ujungnya berhubungan dengan rektum.
a

Rektum, terletak

di bawah kolon

sigmid

yang

menghubungkan intertinum mayor dengan usus, terletak


pada rongga pelvis di depan os sacrum dan os kogsigis.

12

Anus

adalah

bagian dari saluran

pencernaan yang

menghubungkan rectum dengan dunia luar.


(Syaifuddin, 2006)
2

Fisiologi
1

Mulut berfungsi sebagai penerima makanan.

Faring berfungsi untuk menghubungkan rongga mulut dengan


kerongkongan.

Esofagus berfungsi untuk menghubungkan tekak dengan lambung.

Lambung berfungsi menampung makanan, menghancurkan dan


menghaluskan makanan oleh peristaltic lambung dan getah lambung.

Usus halus terbagi tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum),
usus kosong (jejenum), dan usus penyerapan (ileum).
a. Fungsi duodenum adalah untuk menyalurkan makanan ke usus
halus.
b. Fungsi jejunum adalah untuk penyerapan karbohidrat dan protein.
Pada permukaan bagian dalam terdapat vili yang berfungsi
meningkatkan luas permukaan untuk menyerap nutrisi.
c. Fungsi ileum adalah penyerapan vitamin B12, garam empedu, dan
apapun nutrisi yang tidak diserap oleh jejunum.

Kantong empedu berfungsi untuk menyimpan cairan empedu yang


dihasilkan hati.

Pankreas berfungsi untuk menghasilkan getah pancreas yang


mengandung enzim amylase, tripsin, dan lipase.

13

Usus besar berfungsi untuk mengabsorbsi air dan mineral, tempat


pembentukan vitamin K (dengan bantuan Escherichia coli), serta
melakukan melakukan gerak peristaltik untuk mendorong kotoran
menuju anus.

Rectum berfungsi menerima sisa-sisa makanan dari proses pencernaan


(feses) dari usus besar dan menahan feses sampai pengeluaran terjadi.

10 Anus berfungsi sebagai tempat keluarnya sisa-sisa makanan dari


proses pencernaan (feses) keluar dari tubuh.
11 Apendiks berfungsi sebagai organ imunologik dan secara aktif
berperan dalam sekresi immunoglobulin (suatu kekebalan tubuh) yang
memiliki/berisi kelenjar limfoid (Syaifuddin, 2006).

Gambar 1
Anatomi dan Fisiologi Saluran Pencernaan.

14

Sumber : Syaifuddin , 2009

3. Klasifikasi Apendiks
Klasifikasi Apendiks menurut letaknya yaitu:
a

Apendiks Akut
Apendiks akut adalah radang pada jaringan apendiks. Apendiks akut pada
dasarnya adalah obsrtuksi lumen yang selanjutnya akan dimulai oleh
proses infeksi apendiks.
Penyebab obstruksi dapat berupa hiperplasi limfonid di sub mukosa
dinding apendiks, fekalit, benda asing, tumor.
Adanya

obstruksi

mengakibatkan

mucin

cairan

mukosa

yang

diproduksi yang diproduksi dapat keluar dari apendiks. Hal ini semakin
meningkatkan tekanan luminer. Sehingga menyebabkan

tekanan intra

15

mukosa juga semakin tinggi, tekanan yang tinggi akan menyebabkan ke


dinding

apendiks

sehingga

terjadi

peradangan

sub puratif

yang

menghasilkan pus / nanah pada dinding apendiks. Obstruksi apendiks juga


dapat disebabkan oleh penyebaran infeksi dari organ lain yang kemudian
menyebar ke apendiks (Nurcahyo, 2009).
Menurut Fajarudin (2004), klasifikasi apendiks adalah:
a.

Apendiks Purulenta.
Tekanan

dari

lumen yang

terus

bertambah

disertai

odema

menyebabkan terbendungnya aliran vena pada dinding apendiks dan


menimbulkan thrombosis. Keadaan ini menyebabkan iskemik dan
odema pada apendiks. Mikrorganisme yang ada pada usus besar
berinvasi

dalam

dinding

apendiks

menimbulkan

infeksi

serosa

sehingga serosa menjadi suram karna dilapisi eksudat dan fibrin pada
appendiks

dan

mesoa apendiks

menjadi

odema, hyperemia,

dan

didalam lumen terdapat eksudet fibrino purulen, ditandai dengan


rangsangan peritoneum lokal. Seperti nyeri tekan, nyeri dititik mc
burney. Defans muskuler, dan nyeri pada gerak aktif maupun pasif.
Nyeri dan defans muscular dapat terjadi seluruh perut disertai tandatanda peritonitis umum.

b.

Apendiks Kronik
Diagnostik apendiks kronik baru dapat ditegakkan jika dipenuhi

semua syarat - syarat riwayat nyeri perut kanan bawah lebih dari dua

16

minggu, radang kronik apendiks secara macroskopik dan microskopik


dan keluhan menghilang setelah apendikstomi.
Kriteria

mikroskopik

apendiksitis

kronik

adalah

fibrosis

menyeluruh dinding apendiks. Sumbatan parsial atau total lumen


Apendiks adanya jaringan perut dan ulkus lama dimukosa dan
infiltrasi sel inflamasi kronik, insiden apendiks kronik antara 1 - 5 %
c.

Apendiks Rekurens
Diagnostik

rekurens

baru

dapat

dipikirkan jika

serangan nyeri berulang di perut kanan bawah

ada

riwayat

yang mendorong,

dilakukan apeomi dan hasil patologi menujukan peradangan akut.


Namun apendiks tidak pernah kembali ke bentuk aslinya karena
terjadi fibrosa jaringan perut resiko terjadinya serangan lagi berkisar
50 %.

Insiden

apendiks

biasanya

dilakukan

appendikstomi yang

diperiksa secara patologi. Pada apendiks rekurens biasanya dilakukan


apendikstomi karena penderita sering mendapat serangan akut

Tanda dan Gejala


Manisfestasi klinis apendiksitis menurut (Fajarudin, 2004 ) sebagai berikut :
a. Nyeri
1. Pada umblikalis, epigastrium disertai anoreksia, nausea dan muntah.
2. Pada titik Mc Burney Sign: nyeri tekan, nyeri lepas, defans muscular.
3. Pada kanan bawah bila tekanan daerah sebelah kiri dilepaskan
(Blumberg sign)

17

4. Pada kanan bawah jika peritoneum bergerak seperti nafas dalam,


berjalan, mengedan.
5. Apabila hiperrektensi atau fraksi pada muskulus psoas (psoas sign)
6. Nyeri meningkat saat batuk (Dumphys sign)
b. Leokositosis
c.

Demam: subfebris (37,50C-380C)

d. Abdominal discomfort.
e.

Mual dan muntah.

f. Nafsu makan menurun

Patofisiologi
Hyperplasia folikel limfosid, fekalit, benda asing, fibrosit

18

Obstruksi, penyumbatan lumen appendiks

Mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan


Peningkatan tekanan intrumen
Menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema

Obstruksi vena
Edema bertambah, bakteri menembus dinding

inflamasi

Tidak adekuatnya
pertahanan utama

Distensi jantung usus

Status
hipermetabolik

- Laporan nyeri
- Peningkatan
suhu tubuh
- Kelemahan
Resti infeksi

- Wajah meringis,

perilaku distreksi
Nyeri (akut)

Pembatasan
pasca operasi
Muntah pra
operasi
- Turgor kulit
buruk

Resti kekurangan
Volume cairan

Sumber Fajarudin ,2004 ).

Penatalaksanaan medik penunjang apendiksitis antara lain:


a

Sebelum Operasi.
1. Observasi.

perforasi
Tidak mengenal
informasi
Kurang
informasi
- Menyatakan salah
konsepsi
- Terjadi
Komplikasi
Kurang

pengetahuan

19

Dalam 8 - 12 jam sebelum timbulnya keluhan, tanda dan gejala


apendiksitis sering kali masih belum jelas dalam hal ini observasi
ketat perlu

dilakukan

tirah

baring

dan pasien

dipuasakan

dan

pemberian laktas tidak boleh diberikan bila dicurigai apendiksitis


ataupun bentuk peritonitis lainnya, pemeriksaan darah (leukosit dan
hitung jenis) di ulang secara periodik. Foto abdomen dan thorax tetap
dilakukan
kebanyakan

dengan
kasus

mencari
diagnosis

kemungkinan

penyakit

ditegakan dengan

lain.

Pada

lokalisasi

nyeri

didaerah kanan bawah dalam 12 jam setelah timbulnya keluhan.


2.

Inkubasi bila perlu.

3. Antibiotik
b

Operasi Apendiktomi.
Perlu dilakukan observasi tanda vital untuk mengetahui

apabila

adanya perdarahan di dalam, hipertemia, syok atau gangguan pernafasan,


angkat sonde lambung bila pasien telah sadar, sehingga aspirasi cairan
lambung dapat dicegah. Baringkan posisi flower, pasien dikatakan baik
bila 12 jam tidak ada gangguan, selama itu pasien dipuasakan, Bila
tindakan operasi tersebut lebih besar, misalnya pada perforasi akut atau
peritonitis akut umum dipuasakan diteruskan sampai fungsi usus kembali
normal.
c

Penatalaksanaan Gawat Darurat


Bila tidak ada fasilitas bedah, berikan pengobatan seperti dalam
peritonitis akut. Dengan demikian gejala apendiksitis akut akan mereda
dan kemungkunan terjadi komplikasi akan berkurang ( Mansjoer, 2000).

20

Konsep Dasar Proses Keperawatan.


Proses keperawatan merupakan proses

yang dinamis, memerlukan

dasar pengetahuan dan ketrampilan yang telah dipelajari dan diselidiki


dengan menggunakan pemikiran yang tajam.. Poses keperawatn dan kesehatan
terhadap keluarga menjadi lebih sistematis.
Tahap-tahap proses keperawatan saling bergantung satu sama lainnya
dan

bersifat dinamis dan sistematis untuk menggambarkan perkembangan

dari

tahap yang

satu

ketahap

yang

lain seperti: Pengkajian, diagnosa

keperawatan, perencanaan, implementasi tindakan keperawatan dan evaluasi.

Pengkajian.
Pengkajian adalah pemikiran dari proses keperawatan yang bertujuan
untuk

mengumpulkan

informasi

atau

data pasien,

supaya

dapat

mengidentifikasi, mengenal masalah kebutuhan kesehatan dan keperawatan


pasien baik fisik maupun mental, sosial dan lingkungannya. Tahap pengkajian
merupakan dasar utama memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan individu klien. Tahap pengkajian merupakan dasar utama dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien. Oleh karena
itu pengkajian yang benar, akurat, lengkap dan sesuai

dengan kenyataan

sangat penting dalam merumuskan diagnosa keperawatan dan memberikan


asuhan keperawatan sesuai dengan respon klien sebagai mana yang telah
dilakukan dalam standar praktek keperawatan ( Efendy, 1995)

21

Menurut Doenges (2000), pengkajian keperawatan pada pasien dengan


apendiksitis adalah sebagai berikut:
1

Aktivitas/istirahat
Gejala : Gangguan pola tidur, misal; insomnia dini hari, kelelahan
Tanda : Periode hiperaktivitas, latihan terus-menerus

Sirkulasi
Gejala : Perasaan dingin meskipun pada ruang hangat
Tanda : Tekanan darah biasanya normal namun terkadang rendah

Integritas ego
Gejala : Ketidakberdayaan/putus asa, harapan diri tinggi
Tanda : Status emosi menolak, marah, ansietas

Eliminasi
Gejala : Diare/konstipasi, nyeri abdomen tidak jelas/distress, kembung,
penggunaan laksatif/diuretik

Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia, mual, muntah, nyeri ulu hati, sendawa bau asam, tidak
toleran terhadap makanan, contoh makanan pedas, coklat, penurunan berat
badan dan tidak toleran terhadap makanan.
Tanda : Mual, muntah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa,
turgor kulit buruk, berat jenis menngkat.

Neurosensori
Tanda: Penurunan mental , nyeri dan kenyamanan.

Nyeri/keamanan

22

Gejala : Nyeri, pusing, sakit kepala, rasa ketidakberdayaan, perih dan nyeri
epigastrium.
Tanda : Wajah berkerut, berhati-hatipada daerah yang sakit, pucat, perhatian
menyempit.
8

Keamanan
Tanda: Penurunan suhu tubuh

Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan aktivitas perawat dalam mengumpulkan
informasi

tentang

klien.

Pengumpulan

data

yang

ditunjukan

untuk

mengidentifikasi dan mendapatkan data yang penting dan akurat tentang


klien. Metode utama yang dapat digunakan dalam pengumpulan data adalah
wawancara, observasi , dan pemeriksaan fisik serta diagnostik (Asmadi, 2008).
1

Wawancara, yaitu dengan tanya jawab langsung kepada klien, keluarga


pasien, perawat dan dokter yang menangani.

Observasi, yaitu

dengan

mengamati

prilaku

keadaan

klien

untuk

memperoleh data tentang masalah kesehatan dan keperawatan klien


secara langsung .
3

Pengkajian fisik, untuk menentukan kesehatan klien, mengidentifikasi


masalah, dan mengambil data dasar untuk menentukan rencana tindakan
keperawatan. Ada 4 teknik dalam pem eriksaan fisik yaitu:.
a.Inspeksi, yaitu dengan melihat dan mengamati kondisi atau respon klien
dan lebih memfokuskan pada ukuran,bentuk, posisi, kelainan anatomic
organ, warna, tekstur, penampilan, pergerakan, dan kesimetrisan.

23

b.Palpasi, yaitu menentukan karateristik struktur tubuh dibawah kulit, untuk


mengidentifikasi masalah kesehatan, ukuran, bentuk. tekstur, temperatur,
kelembaban, mobilitas dengan meraba.
c.Perkusi, yaitu dengan cara mengetuk dengan tangan atau alat bantu
untuk menghasilkan bunyi. Perkusi dilakukan untuk mengidentifikasi
ukuran, dan batas-batas suatu organ.
d

Auskultasi, yaitu dilakukan dengan mendengar bunyi yang dihasilkan


organ tubuh

Analisa Data.
Analisa data keperawatan adalah kemampuan pengembangan daya
pikir dan penalaran data keperawatan. Sesuai dengan kaidah-kaidah dalam
ilmu

keperawatan

keperawatan/diagnosis

untuk

mendapatkan

kesimpulan

keperawatan. Langkah - langkah

permasalahan
analisa

data/

identifikasi masalah, yaitu sebagai berikut:


1

Susun pengelompokan data yang sebelumnya secara sistematis dan logis


sesuai dengan teori model tertentu.

Identifikasi kesenjangan data dengan pedoman teori standar yang ada. Hal
ini

merupakan kesenjangan antara kenyataan dan seharusnya terjadi,

kesenjangan ini merupakan permasalahan atau diagnosis.


3

Apabila jenis permasalahan tersebut banyak, tentukan urutan prioritas


permasalahan.

Identifikasi kekuatan dan kelemahan dari data-data tersebut kemungkinan


yang akan dijumpai, adalah sebagai berikut:

24

Tidak ada kekhawatiran berarti status kesehatannya baik.

Tidak ada kekhawatiran namun ada potensi masalah.

Ada kekhawatiran namun klien dapat mengatasinya sendiri.

Ada kekhawatiran namun diperlukan pemeriksaan diagnostik lanjutan.

Ada

kekhawatiran yang

memberatkan kesanggupan klien

untuk

mengatasinya
f
5

Ada kekhawatiran yang kritis terhadap klien.

Dari kekhawatiran tersebut, tentukan status masalahnya apakah aktual atau


potensial.

Identifikasi masalah atau sebab akibat permasalahan.

Identifikasi kemampuan dan data yang menunjang asuhan keperawatan


yang dilakukan.

Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan
diambil

dari pengkajian

adalah

tentang

pernyataan atau

masalah

kesehatan

kesimpulan yang
pasien. Diagnosa

keperawatan yang mungkin timbul pada pasien apendiksitis ( Effendy, 2002 )


adalah:
1

Resiko tinggi

terhadap

infeksi

berhubungan

dengan perforasi

pada

apendiksitis, abces pada apendiksitis, tidak adekuatnya pertahanan utama


ditandai dengan peningkatan suhu tubuh.
2

Nyeri berhubungan dengan aktivitas yang berlebihan, distensi jaringan usus


oleh

inflamasi ditandai dengan laporan nyeri, wajah tampak meringis

kesakitan, perilaku distraksi.

25

Kurangnya pengetahuana tentang kondisi penyakit berhubungan dengan


tidak mengenal sumber informasi, salah interpretasi informasi ditandai
dengan sering bertanya, bingung dan pernyataan salah tentang konsep.

Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan muntah pra operasi ,


status hipermetabolik ditandai dengan turgor kulit buruk, kelemahan.

Perencanaan Keperawatan
Perencanaan

asuhan

keperawatan

adalah

petunjuk

yang

menggambarkan secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan


terhadap

pasiennya

sesuai

dengan

kebutuhannya

berdasarkan

diagnosa

keperawatan ( Efendi, 2002).


Tujuan dari perencanaan adalah untuk menyusun rencana keperawatan
yang

lebih

lanjut. Kriteria

hasil

dikembangkan

untuk mengkhususkan

penampilan atau tingkah laku pasien, suatu kritera menggambarkan suatu


tindakan sendiri.
Adapun perencanaan keperawatan pada apendiksitis adalah:
No
1.

Diagnosa

Tujuan dan Kriteria Intervensi

Nyeri

Hasil
Klien

berhubungan

nyeri

dengan
yang
distensi
usus

aktivitas apabila

Rasional

Keperawatan
mengatakan a Kaji skala nyeri, aBerguna
berkurang

dan

bedrest

karateristik

nyeri.

pengawasan
keefektifan

berlebihan, total.

dalam

dan

obat,serta

kemajuan

jaringan

penyembuhan.

oleh

inflamasi ditandai

Kaji

tanda-tanda b

Adanya

rasa

nyeri

26

dengan
nyeri,
tampak

laporan

vital.

kemungkinan

wajah

mengalami

meringis

klien

penurunan

tekanan darah.

kesakitan, perilaku
distraksi.

Kaji

penyebab cKetidaknyamanan

nyeri.

kemungkina

adanya

gerak

seperti

aktif

berjalan, bersin, batuk


dll.

Lakukan

gerak d

secara perlahan.

Perilaku

hati

berbaring

-hati,

kesamping

atau telentang dengan


hati-hati.

Ajarkan

teknik eMelepaskan

relaksasi,

seperti

tegangan

emosional

dan

otot,

latihan

nafas

meningkatkan perasaan

dalam

secara

kontrol yang mungkin

perlahan.

dapat

meningkatkan

kemampuan koping.

Kolaborasi dalam f Menghilangkan nyeri.

27

pemberian

obat

analgesik

sesuai

indikasi.
2.

Resti kekurangan Klien


voloume
berhubungan

menujukan a

cairan keseimbangan
cairan

dengan kehilangan adekuat,

yang

catat aDokumentasi yang akurat


dan

pengeluaran cairan

tandavital

muntah.

kulit

normal.
Pengeluaran

dan

pemasukan

cairan karena mual tanda


stabil.Turgor

Ukur

dapat membantu
identifikasi
pengeluaran/kebutuhan
pergantian cairan.

b
urine

Kaji pengeluaran b

Mengidentifikasi

urine.

adanya malfungsi atau

normal.

obstruksi

sistem

urinarius.

Awasi

tekanan cMembantu

darah dan nadi

mengidentifikasi
fluktuasi

volume

intravaskuler

Lihat
mukosa,

membran d
kaji

turgor kulit dan


pengisiian kapiler

Indikator

keadekuatan

sirkulasi

perifer

hidrasi seluler

dan

28

Berikan

eMembantu

pemasukan cairan

memenuhi

kebutuhan cairan tubuh

per oral

Kolaborasi dalam f Memberikan cairan dan


pemberian cairan

pengganti elektrolit

IV
3

Kurangnya

Klien mendapatkan a

Kaji

tingkat aMemberikan

pengetahuan

pemahaman tentang

pengetahuan klien

pengetahuan pada klien

berhubungan

penyakitnya dengan

tentang

yang

penyakit

dasar-dasar

memungkinkan

dengan kurangnya kriteria hasil:Klien

dan harapan untuk

membuat pilihan untuk

informasi tentang mampu memahami

sembuh.

informasi.

perawatan

tentang

appendiksitis.

dan

prosedur
b

pengobatan.Klien

regangan

Identifikasi

yang tidak diinginkan

dapat menunjukan

keterbatasan

pada

prosedur

aktivitas khusus.

bawah.

diperlukan

Mencegah

yang

perut

kanna

dan

menjelaskan alas an
suatu

tindakan. c

Klien

cMencegah kepenatan dan


Jadwalkan priode

mengumpukan

mulai

istirahat

untuk penyembuhan.

merubah

gaya

adekuat.

hidup

yang

diperlukan dan ikut

yang

Membantu
perkembangan

energy

29

serta

dalam d

perawatan.

Tekankan

penyembuhan

pentingnya

evaluasi

kunjungan

regimen

dan

keefektifan

lanjutan
eMemberikan

sumber-

sumber tambahan untuk


e

Libatkan

orang

refrensi

setelah

terdekat

dalam

penghentian.

program
pengajaran.
4

Resiko

tinggi Infeksi

terhadap

infeksi terjadi, tidak ada

berhubungan
dengan

tidak a

Awasi tanda-tanda aDugaan


vital,

tanda-tanda infeksi

perhatikan

adanya

infeksi

(terjadinya sepsis)

demam,

perporasi

menggigil,

pada apendiksitis,

brkeringat,

abces

perubahan mental,

pada

apendiksitis, tidak

meningkatnya

adekuatnya

nyeri abdomen

pertahanan utama
ditandai

dengan

Lakukan

cuci b

peningkatan suhu

tangan

sebelum

tubuh.

dan

sesudah

melakukan tindaka

Menurunkan

resiko

penyebaran bakteri

30

Berikan
lingkungan

cMeminimalkan
yang

penyebaran infeksi

nyaman dan batasi


pengunjung

Kolaborasi dalam d

Untuk

menurunkan

pemberian

jumlah

organism

antibiotik

obat

(infeksi yang ada)

Pelaksanaan.
Perencanan merupakan

tindakan yang sudah direncanakan. Tindakan

keperawatan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi. Tindakan


mandiri adalah aktivitas perawat yang didasarkan pada kebutuhan sendiri dan
bukan merupakan perintah dari petugas kesehatan lain. Sedangkan tindakan
kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan hasil keputusan bersama dengan
seperti dokter dan petugas kesehatan lain ( Tarwoto , 2009:6).
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Rencana tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi
faktot-faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan klien ( Nursalam , 2001:63).

Evaluasi

31

Evaluasi adalah langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara


melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau
tidak. Ada tiga macam kemungkinan evaluasi ( Ali, 2002) adalah:
1

Tujuan tercapai, apabila pasien sudah menunjukan perbaikan/kemajuan sesuai


dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan tercapai sepenuhnya sehingga masih


ada sebagian masalah yang belum teratasi

Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan perubahan sama sekali
dan bahkan timbul masalah baru. Dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji
dari data, analisis, diagnosis dan faktor lain yang tidak sesuai menjadi
penyebab tidak tercapainya tujuan.

BAB 3
TINJAUAN KASUS

Tinjauan kasus merupakan situasi nyata dari asuhan keperwatan pada


klien dengan apendiksitis. Hal ini dilakukan dengan proses keperawatan yang
mencakup pengkajian, diagnosa keperawatan, pelaksanaan, perawatan dan

32

pembahasan yang menguraikan kesenjangan antara tinjaun teoritis dan


tinjauan kasus.

Proses

Keperawatan
Proses

keperawatan

akan

menguraikan

pengkajian,

asuhan

keperawatan, dan catatan perkembangan klien.

Pengkajian
Pengkajian bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan
klien dari masa lalu serta proses perawatan klien. Pengkajian ini terdiri dari
biodata, riwayat kesehatan , data biofisik, data penunjang dan pengobatan.
Biodata
Nama

: Nn.W

Alamat

: Jl. Melanton Siregar.

Umur

: 20 tahun.

Jenis kelamin

: Perempuan.

Status

: Belum menikah

Bangsa

: Indonesia

Agama

: Islam

Pendidikan

: SMA

Tanggal masuk RS

: 02-05-2014

Ruangan

:C3

Gol. Darah

:O

Tgl.Pengkajian

:04-05-2014

33

Dx.Medis

:Apendiksitis

Dokter

:dr.P.S.Sp.B

Penanggung Jawab
Nama

: Tn. E

Hub dengan klien

: Ayah kandung

Riwayat Kesehatan
Riwayat kesehatan terdiri dari keluhan utama, riwayat kesehatan
sekarang, riwayat kesehatan terdahulu, dan riwayat kesehatan keluarga

Keluhan Utama
Pada tanggal 04 Mei 2014, ketika perawat mewawancarai klien, klien
mengatakan

timbulnya

nyeri

pada

bagian

perut

kanan bawah, klien

mengatakan nyeri tersebut timbul ketika klien sedang makan dan ketika
melakukan aktivitas yang berlebihan,

membuat klien kehilangan selera

makan sehingga klien sulit berjalan dan kesulitan tidur akibat nyeri dengan
skala nyeri 6 ( 0-10 ).

Keadaan Umum
Klien tampak meringis kesakitan dan merasa nyeri pada perut kanan
bawah sehingga klien merasa gelisah, cemas, nyeri, dengan suhu 38 0C, nadi

34

76 /menit, pernafasan

20 /menit

dan

tekanan

darah

110/80 mmHg,

terpasang infus di tangan kiri.

Riwayat Kesehatan Sekarang


Seminggu

sebelum

klien

masuk

RS setelah

sarapan

pagi, klien

merasakan nyeri pada perut kanan bawah, klien mengatakan bahwa nyeri
tersebut membuat badan demam dan menggigil sehingga klien tidak bisa
berjalan. Pada tanggal 02 Mei 2014, klien meminta kepada ibunya untuk
dibawa ke RS karena nyeri pada perut kanan bawah kembali sakit dan nyeri
tak tertahankan sehingga mendapat perawatan yang lebih intensif.

Riwayat Kesehatan Keluarga


Menurut keterangan dari keluaraga klien belum ada anggota keluarga
yang menderita penyakit apendiksitis, klien merupakan
yang masih mendapat

penderita pertama

perawatan. dan penyakit lainnya.Penyakit yang sering

diderita hanya penyakit influenza biasa.

Data Biofisik
Pada data biofisik akan dibahas mengenai pola aktivitas sehari-hari,
pengkajian fisik, data psikologis, data spiritual dan data sosial.

35

Tabel 3
Pola Aktivitas Sehari-hari
No
1

Aktivas
Pola tidur

Sebelum sakit
Sesudah sakit
Klien tidur 7 - 8 jam nyenyak dan Klien sulit tidur karena pasien le
tidak mengalami kesulitan tidur

dan merasa nyeri pada perut seb


kanan bawah.

Eleminasi

Waktu tidur : 6 jam


Klien BAK 2 3 x /hari dan BAB BAK 3 4 x /hari

Olah raga

1 x /Hari
Klien berolah raga 1 x seminngu

Kebersihan diri

raga, klien merasa lemas.


mandi dan sikat gigi pagi dan sore Klien mandi pagi dan sore dan

dan cuci rambut 3 x seminggu


5

BAB tidak teratur


Klien tidak melakukan latihan /

rambut 1 x seminggu. Klien dib

dengan keluarga.
Klien makan 3 x /hari dan minum 5 - Klien makan 3 x /hari dengan diet

Nutrisi

6 gelas air putih (1800 cc). klien Ada


menghabiskan makanan 1 porsi.

mual

dan

Pengkajian Fisik.
Tanda-tanda vital : suhu 380C, tekanan darah 110/80
mmHg, nadi 77 x/menit dan pernafasan 20 x/menit.
2

Kepala : Tidak terdapat benjolan, ketombe ataupun kutu,


rambut masih terlihat normal.

makan1/4 porsi, dan minum 3 - 4 g


air putih (1200 cc)

muntah,

Mata : Bentuk simetris, tidak terdapat katarak.

36

Hidung : Bentuk simetris, penciuman baik, tidak


terdapat kelainan.

Mulut : Bibir lembab, tidak ada kelaianan.

Leher : Inspeksi :Vena jugularis normal, tidak terdapat


benjolan, respon menelan baik dan palpasi, tidak
terdapat nyeri tekan, tidak ada kelainan.

Dada
a

Inspeksi

Bentuk

menggunakan

otot

simetris,
dada,

pernafasan

tidak

terdapat

pembengkakan atau kelainan organ.

Palpasi : Tidak ada nyeri pada dada.

Perkusi : Bunyi jantung dan paru normal.

Abdomen : Ada nyeri tekan pada perut kanan bawah,


kembung.

Ekstrimitas atas : Terpasang infuse RL 20 gtt/i di


tangan sebelah kiri.

10 Ekstrimitas bawah : Tidak ada kelaianan.


11 Genetalia : Tidak ada kelainan.

Data Psikologis
Dalam data psikologis akan dibahas mengenai ekspresi, emosi, cara
berkomunikasi, cara mengatasi masalah, respon terhadap perawat persepsi
klien terhadap penyakit dan yang dikeluhkan klien kepada perawat saat
perawat berinteraksi dengan klien.

37

Ekspresi wajah : Ekspresi wajah klien tampak cemas.

Emosi klien : Klien mengatakan emosinya terganggu,


terkadang

klien

juga tampak

tenang,

terkadang

tampak cemas akan penyakit yang dialaminya dan


klien mudah tersinggung.
3

Komunikasi : klien
berkomunikasi

dapat

dengan

berkomunikasi

baik

dan

dapat

mau menjawab

pertanyaan yang diajukan perawat.


4

Cara mengatasi masalah klien mengatakan apabila


ada masalah yang terjadi maka klien berkomunikasi
dengan keluarga.

Respon klien terhadap perawat klien senang kepada


perawat, sewaktu perawat datang mengunjunginya
klien terbuka terhadap perawat.

Persepsi klien terhadap penyakit klien sangat yakin


dan percaya dia akan sembuh.

Data Sosial
Dalam data sosial membahas tentang kehidupan klien yaitu cara
klien

berhubungan

dengan

keluarga, berhubungan

dengan

lingkungan,

masalah sosial ekonomi dan kebiasaan adat istiadat dalam kehidupan klien
sehari-hari.

38

Hubungan dengan keluarga tampak harmonis dan dekat, hal ini dapat
dilihat dari ibu dan tante yang selalu menemani klien di rumah sakit.

Hubungan dengan lingkungan, klien mengatakan

hubungan dengan

tetangga sekitar baik, hal ini dapat dilihat adanya tetangga yang
datang menjenguk ke rumah sakit.
3

Masalah sosial ekonomi, status ekonomi klien baik, klien tidak


mengalami kesulitan keuangan dalam membiayai pengobatan terhadap
penyakit yang dialaminya, karena biaya pengobatan ditanggung oleh
Perusahaan.

Kebiasaan adat istiadat klien dan keluarga tidak lagi berkomunikasi


menggunakan

bahasa

batak, melainkan

bahasa

Indonesia

dalam

kehidupan sehari-hari.

Data Spiritual
Pada data spiritual akan dibahas tentang kepercayaan klien, kebiasaan
klien dalam beribadah, keyakinan untuk sembuh dan arti kehidupan bagi
klien.
1

Klien beragama Islam dan percaya kepada Tuhan


YME.

Kebiasaan klien beribadah dan sholat lima waktu.

Klien sangat yakin sembuh dan selalu berdoa


kepada Tuhan YME dan memohon kesembuhan.

39

Arti kehidupan bagi klien sangat berarti dan klien


masih

ingin

bersama dengan

keluarga

yang

dikasihinya.

Data Penunjang.
Dibawah ini

merupakan

hasil

yang

didapat

dari

pemeriksaan

penunjang yang dilakukan terhadap klien berupa pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan Laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium pada pasien mencakup pemeriksaan darah,
pemeriksaan urine, dan pemeriksaan kadar gula darah tanggal

ditunjukan

pada tabel 4.
Tabel 4.
Hasil Pemeriksaan Darah 3 Mei 2014.
Jenis Pemeriksaan
Hemoglobin
Leukosit
Eritrosit
Hematokrit
Trombosit
Sumber : Hasil Pemeriksaan

Hasil
Nilai Normal
10,3/gr%
12-14/gr%
13.000 mm3
5.000-10.000
3
5.20 juta/mm
4,0-5,4 juta
40,2 %
36-48 %
230.000 mm3
150.000-450.000
Laboratorium Rumah Sakit Djasarmen Saragih

PematangSiantar 2014.

Pengobatan.
Pada pengobatan akan diuraikan tentang indikasi dan kontraindikasi
tentang terapi yang diberikan kepada klien.
1

Ringer laktat 20 gtt/menit

40

Indikasi

: Menambah keseimbangan elektrolit dan mencegah

dehidrasi.
Kontraindikasi
2

: Hipernatremia asidosis laktat.

Cefotaxim 500 mg / 8jam IV


Indikasi

: Sebagai antibiotik, untuk infeksi saliran nafas bawah,

saluran kemih dan kelamin, tulang dan sendi, meningitis, bakterimia dan
septikemia.
Kontraindikasi
3

: Hipersensitifitas terhadap sefalusporin.

Tramadol 1 ampul/ 8jam


Indikasi

: Mengurangi rasa nyeri akut dan kronik.

Kontraindikasi

: Hipersensitivitas, Intoksikasi akut dengan alkohol.

Ranitidin injeksi
Indikasi

: Hipersekresi gastrointestinal.

Kontraindikasi

: Gangguan funsi hati dan ginjal.

Ciprofloxacin 2 x 500 mg
Indikasi

Sebagai

antibiotik

serta

mempercepat

proses

penyembuhan.
Kontraindikasi

Hipersensitifitas, wanita hamil dan menyusui, anak

remaja sebelum akhir fase pertumbuhan

41

Analisa Data
Berdasarkan data

sudah ada maka di rumuskan analisa data seperti pada

tabel 5.
Tabel 5.
Analisa Data.
N

Aktivitas

Etiologi

o
1

DS : Klien mengatakan nyeri pada perut Obstruksi/Penyumb


kanan bawah

atan

DO :

appendiks

Klien tampak gelisah

Ekspresi

wajah

klien

Masalah

lumen

tampak Peradangan

meringis kesakitan
-

Klien tampak memegangi perutnya

Skala nyeri 6 (0-10)

pada

appendiks

Inflamasi

Distensi

jaringan

usus

Laporan

nyeri,

wajah meringis

Nyeri

Nyeri

42

DS : Klien mengatakan tidak selera makan Obstruksi/Penyumb


pada saat makan dan minum

atan

Resiko

lumen gangguan

appendiks

pemenuha

DO: -

n nutrisi

Klien mual dan muntah

Peradangan

Porsi makan habis dari porsi yang appendiks

pada

disediakan
Inflamasi

Status
hipermetabolik

Anoreksia

Mual/muntah
3

DS : Klien mengatakan

Obstruksi/Penyumb

lemas dan tidak dapat melakukan aktivitas atan


sehari-hari.

appendiks

Gangguan

lumen pemenuha
n aktivitas
sehari-

DO:

Peradangan

Klien tampak lemas

Klien istirahat ditempat tidur

Aktivitas dibantu oleh keluarga

appendiks

Inflamasi

pada hari

43

Kelemahan

Tidak

mampu

melakukan aktivitas

Gangguan
pemenuhan aktivitas
sehari-hari
4

DS:

Klien

mengatakan

demam dan Obstruksi/Penyumb

badannya panas

atan

lumen an

appendiks

tubuh

DO:
-

Klien tampak menggigil, berkeringat,

Peradangan

Temp: 380C, HR: 88 x/i, RR: 20 x/i, appendiks

pada

TD: 100/70 mmHg


Inflamasi

Tidak

adekuatnya

pertahanan utama

Peningkatan
tubuh

Peningkat

suhu

suhu

44

DS: Klien mengatakan sulit tidur pada Obstruksi/Penyumb


malam hari

atan

DO:

appendiks

Gangguan

lumen pola tidur

Klien tampak lemas, wajah klien


tampak sayu dan , waktu tidur: 6 jam

Peradangan

pada

appendiks

Distensi

jaringan

usus

Nyeri

Gangguan pola tidur


6

DS

Klien

penyakitnya

mengatakan

cemas

akan Obstruksi/Penyumb
atan

lumen

DO: Ekpresi wajah tampak klien tampak appendiks


cemas, gelisah.
Peradangan

pada

appendiks

Ancaman kesehatan

Gelisah, cemas akan


penyakitnya

Ansietas

45

Ansietas

Diagnosa Keperawatan

46

Berdasarkan analisa

data pada tabel di atas maka dapat diambil

diagnosa keperawatanan berdasarkan prioritas masalah yaitu:


1

Nyeri berhubungan dengan peradangan pada apendiks ditandai dengan klien


mengatakan nyeri pada perut kanan bawah, Klien tampak gelisah, ekspresi
wajah klien tampak meringis kesakitan, klien tampak memegangi perutnya.

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya infeksi ditandai dengan


klien mengatakan demam dan badannya panas, klien tampak menggigil,
berkeringat,temp:38 c,RR :20x/I,TD:100/70mmHg.

Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan klien


mengatakan sulit tidur pada malam hari,klien tampak lemas,wajah klien
tampak sayu,waktu tidur berkurang

Gangguan pemenuhan aktivitas sehari hari berhubungan dengan kelemahan


fisik ditandai dengan klien mengatakan lemas dan tidak dapat melakukan
aktivitas sehari-hari,klien tampak lemas,klien istirahat ditempat tidur,aktivitas
dibantu dengan keluarga.

Gangggun pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan klien


mengatakan sulit tidur pada malam hari, klien tampak lemas, wajah klien
tampak sayu, tampak lingkaran hitam di sekitar mata, waktu tidur 6 jam

Ansietas berhubungan dengan ancaman kesehatan ditandai dengan klien


mengatakan cemas akan penyakitnya, ekspresi wajah klien tampak cemas dan
gelisah

Prioritas Keperawatan.
1

Nyeri

47

Peningkatan suhu tubuh

Gangguan pola tidur

Gangguan pemenuhan aktivitas

Gangguan pola tidur

Ansietas

Tabel 7
Asuhan Keperawatan.
Nama

: Nn. W

Dokter

:dr.P Sp.B

Umur

: 20 tahun

Diagnosa

: Appendiksitis

Jenis kelamin

:Perempuan.

No/

Diagnosa

Rencana Keperawatan
Tujuan
Intervensi

Rasional

tang keperawatan
gal
1

Nyeri

Nyeri

berhubungan

berkurang/hilang

Mei

dengan peradangan dengan

201

pada

ditandai dengan
DS

kriteria

Kaji karakteristik
nyeri

apendiks hasil:

mengatakan

Rasa

Klien

brkurang

nyeri -

Wajah

pada perut kanan

tampak

nyeri

Berguna

Implementasi

Evaluasi

Jam 09.00

Jam 12.00

dalam -

berada S:

Klien

pengawasan

dan

dalam skala 6 (0- mengatakan

keefektifan

obat

10), lokasi nyeri pada perut kanan

serta

kemajuan

nyeri

pada perut kanan bawah

penyembuhan
tidak -

Nyeri

bawah

Kaji tanda -tanda

Jam 09.15

vital

Mengkaji

tanda- O: Klien tampak

bawah

meringis

DO:

kesakitan

keadaan

Klien

klien

Klien

tampak -

gelisah
-

tampak

Temp: 380C, HR: 84

meringis

x/i, RR: 18 x/i

kesakitan
- Klien

tampak
-

kesakitan
Klien

Kaji

penyebab

nyeri

tampak

memegangi
perutnya

Skala nyeri 6
(0-10)

gelisah

umum TD: 100/70 mmHg, - Wajah klien tampak

tenang

meringis

tanda vital

Ekspresi wajah
klien

Untuk mengetahui

TD:

Lakukan

mmHg, HR:84

memegangi

perutnya

Nyeri muncul saat


melakukan

kemungkinan

aktivitas

karena ada gerak

berlebihan

Perubahan

posisi

dapat mengurangi
raa

- Skala nyeri 6 (0-10)


yang

nyeri

dan

P:

Pasien

istirahat

dengan

posisi

terlentang

A: Masalah belum
teratasi

Jam 09.45

perubahan posisi
-

100/70

Jam 09.30

Ketidaknyaman

aktif

tampak

Intervensi

dilanjutkan

x/i, RR:18 x/i,

Temp: 380C

Ajarkan

teknik

meningkatkan

relaksasi latihan

sirkulasi

nafas dalam

Jam 10.00
-

Mengajarkan

Melepaskan

teknik

relaksasi

tegangan

latihan

nafas

emosional

dan

dalam

otot, meningkatkan
perasaan
yang

control
dapat

meningkatkan
koping
2

Peningkatan

suhu Untuk

tubuh berhubungan mempertahankan

Mei

dengan

201

infeksi

adanya suhu tubuh dalam


ditandai batas

normal

Ukur temperatur
tubuh klien

Untuk mengetahui

Jam 10.30

Jam 12.00

S:

Mengukur

Klien

suhu tubuh klien

temperatur tubuh mengatakan masih

sehingga

klien,

dapat

demam

dan

dengan

dengan

DS:

demam

dan

demam

badannya panas

intervensi
tidak
dan -

Anjurkan

Suhu

tubuh

l/hari

Klien tampak

normal

dalam

menggigil,

rentang

36

berkeringat,

-37,50C

380C,

Temp:

berkeringat,
-

Dapat

Temp=370C

meningkatkan

A: Masalah belum

pengeluaran panas Jam 10.45

teratasi

melalui urinaria

banyak P:

Intervensi

minum air putih dilanjutkan

x/i,

kompres

RR:

20

x/i,

hangat pada dahi

sebagai

dan axilla

vasodilatasi

mmHg

Menganjurkan

Lakukan

88

100/70

klien

HR:

TD:

O: Klien tampak

klien

banyak minum 2

badannya panas

yang

tepat

badannya panas

DO:

Klien

Temp=380C

melakukan

Klien hasil:

mengatakan

kriteria

air

Air

hangat

500 cc

pembuluh

darah Jam 11.00

sehingga

Klien di kompres

menurunkan suhu

dengan

air

tubuh secara tepat

hangat pada dahi


dan axilla

Anjurkan
untuk

klien

memakai -

Dapat

Jam 11.30

baju yang terbuat

meningkatkan

dari bahan tipis

pengeluaran panas

memakai

dan lembut

sehingga

yang terbuat dari

suhu

tubuh menurun

Klien dianjurkan

bahan

baju

tipis

lembut
-

Cek tanda-tanda
vital

Mengetahui
kondisi
klien

TTV

TD: 110/70 mmHg


umum HR: 80 x/i
RR: 20 x/i

an

Resiko

pemenuhan nutrisi terpenuhi

Mei

berhubungan

201

dengan

ditandai

gangguan Kebutuhan nutrisi

anoreksia

Anjurkan

pada

kriteria hasil:

keluarga

agar

masukan

memberi

klien

atau

dengan

DS:

Klien

mengatakan

tidak

selera makan pada


saat

makan dan

Nafsu

dengan

klien

makan

meningkat

porsi kecil tapi

Tidak ada mual

sering

minum

habis

satu

DO:

porsi

muntah
-

Porsi
habis

makan

dari

dengan

Memaksimalkan

nutrisi

kebutuhan

energi

Ibu

klien S:

Klien

memberi

klien mengatakan

tidak

makan

dari

Jam 13.00

dengan selera makan

porsi kecil tapi

makanan

sering

O:
-

dan muntah
makan

Klien mual dan

makan

Porsi

Temp: 380C
Jam 12.00

Berikan

Klien

tampak

mual

dan

muntah

perawatan mulut

Jam 12.30
-

Klien

Klien sikat gigi

menghabiskan

Menurunkan rasa -

Klien

tidak enak karena

sebelum

sisa makanan atau

sesudah makan

obat dalam mulut

berkumur
dan

porsi

diet

yang disajikan

porsiyang

yang

dapat

A: Masalah belum

disediakan

merangang

mual

teratasi

dan muntah

Jam 12.45
-

Klien

makan P:

Berikan pola diet

makanan

yang

rumah sakit

menarik

agar disukai klien

Intervensi

dari dilanjutkan

Membantu dalam
mempertimbangka
n

keinginan

individu

dapat

memperbaiki
masukan diet
4

Gangggun

pola Kebutuhan

tidur berhubungan klien

Mei

dengan

nyeri dengan

tidur

terpenuhi kriteria

Berikan
lingkungan yang

Meningkatkan
kenyamanan tidur

Jam 12.15

Jam 13.30

S:

Memberikan

Klien

lingkungan yang mengatakan masih

201

ditandai dengan

hasil:

DS:

mengatakan

Klien
sulit

tidur pada malam


hari

Klien

Wajah

mudah

untuk

tidur

tampak

dukungan

fisiologis/psikolog

Waktu

dan sulit untuk tidur

nyaman
O:
Jam 12.30

Tidak

hitam

tenang

ada

sekitar -

mata
klien

serta

nyaman

lingkaran

lemas
-

Klien

dan

malam

DO:
-

tenang

Kurangi
kebisingan

tidur

tampak sayup

klien

Waktu tidur 6

bertambah 8

jam

jam

lampu

Mengurangi

Meningkatkan

kebisingan

efek relaksasi

lampu

dan

Klien

tampak

lemas
dan yang

terang

Wajah

klien

tampak sayu
-

yang

Tampak
lingkaran hitam

terang

Jam 12.45
-

Bantu

di sekitar mata
dalam -

mengubah posisi

Waktu tidur 6
jam

sim kanan dan


-

Bantu

dalam

mengubah posisi

Membantu
kenyamanan tidur

sim kiri

A: Masalah belum
teratasi

sim kanan dan


sim kiri
5

Intoleransi

Aktifitas

aktivitas

dapat

terpenuhi

Mei

berhubungan

tanpa

bantuan

201

dengan

orang lain

kelemahan
ditandai
DS:

P:

klien
Pertahankan
istirahat

tirah

baring

penting

fisik

mencegah

dengan

kelelahan

Klien

tidak

Istirahat

merupakan

Klien istirahat di S:
tempat

tidur mengatakan lemas

untuk

dengan

tirah dan

kekuatan

dapat

baring

Memantau

aktivitas sehari-hari

pergerakan

Klien

tampak

melakukan aktivitas

Jam 10.00

dalam

Pantau

klien

dalam

proses

Untuk
meningkatkan

dapat

O:

tidak

dan

melakukan

DO:

Klien

hal

mempertahankan

mengatakan lemas
dan

dilanjutkan
Jam 13.00

Jam 09.30
-

Intervensi

klien

tampak

lemas

proses -

Klien

istirahat

ditempat tidur
-

Jam 10.30

Klien

Aktivitas
dibantu

oleh

lemas
-

pergerakan

fungsi otot dan

Klien istirahat

kekuatan otot

Memberikan

keluarga

lingkungan yang

di tempat tidur

nyaman

dengan

Aktivitas

ruangan

klien

dibantu

keluarga

Berikan
lingkungan yang
nyaman

dibersihkan,
-

Menghindari

membatasi

cedera

pengunjung

kecelakaan
jatuh

akibat

atau Jam 11.15


-

Ibu

membantu

klien
pemenuhan
aktivitas

Libatkan

dalam

keluarga dalam
pemenuhan pola

aktivitas klien

Agar

pola

aktivitas

klien

terpenuhi
6

Ansietas

Cemas

berhubungan

dengan

dengan

kriteria -

ancaman hasil:

kesehatan ditandai
dengan
DS

hilang

tingkat

ansietas

Mengetahui
ansietas

yang

mengungkapkan

gelisah

dan

untuk

untuk mengurangi

perasaan

akan penyakitnya

gelisah

mengungkapkan

rasa cemasnya

dan

Ekspresi

wajah klien tampak


cemas dan gelisah

perasaan cemas,
takut dan marah

O : Ekspresi wajah
klien

mengatakan cemas

klien

takut

dan

akan teratasi
P

Jam 12.40

Intervensi

dilanjutkan

Ibu memberikan
motivasi

cemas

cemas A : Masalah belum

penyakitnya

Klien

akan penyakitnya

Klien

Dorong

tidak

Membantu

ansietas mengatakan cemas

Jam 12.30

cemas,
-

sedang

dialami klien

klien

Tingkat

tampak tenang -

DO

Klien

Kaji

Ekspresi wajah
tidak

Jam 12.15

dan

dukungan
-

Libatkan
keluarga

untuk

memberikan

Mengurangi
cemas

yang

timbul

dan

motivasi

dan

memberikan

dukungan

pada

ketenangan

klien

rasa

klien

pada

klien

pada

Tabel 8
Catatan Perkembangan Pasien
N

Tangga

o
1.

l
5

Perkembangan

Pelaksanaa

Mei S : Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah

2014

n
Penulis dan
perawat

O : Klien tampak gelisah


-

Ekspresi

wajah

ruangan
klien

tampak

meringis

kesakitan
-

Klien tampak memegangi perutnya

Skala nyeri 6 (0-10)

A : Nyeri berhubungan dengan peradangan appendiks

P:
-

Kaji karakteristik nyeri

Kaji tanda-tanda vital

Kaji penyebab nyeri

Lakukan perubahan posisi

Ajarkan teknik relaksasi latihan nafas dalam

I : Jam 09.00
-

Nyeri berada dalam skala 6 (0-10), lokasi nyeri


pada perut kanan bawah

Jam 09.15
-

Mengkaji tanda-tanda vital

TD: 100/70 mmHg, Temp: 380C, HR: 84 x/i, RR: 18


x/i

Jam 09.30
-

Nyeri timbul karena melakukan aktivitas yang


berlebihan

Jam 09.45
-

Pasien istirahat dengan posisi terlentang

Jam 10.00
-

Mengajarkan teknik relaksasi latihan nafas


dalam

E : Klien mengatakan masih nyeri, masalah belum


teratasi
2

Mei S : Klien mengatakan masih demam dan badannya Penulis dan

2014

panas

perawat
ruangan

O : Klien tampak berkeringat, Temp=380C

A : Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan


adanya infeksi

P:
-

Ukur temperatur tubuh klien

Anjurkan klien banyak minum 2 l/hari

Lakukan kompres air hangat pada dahi dan


axilla

Anjurkan klien untuk memakai baju yang


terbuat dari bahan tipis dan lembut

I : Jam 10.30
-

Mengukur temperatur tubuh klien, Temp=380C

Jam 10.45
-

Klien minum 500 cc

Jam 11.00
-

Melakukan kompres air hangat pada dahi dan


axilla

Jam 11.30
-

Klien dianjurkan memakai baju yang terbuat


dari bahan tipis dan lembut

E : Klien mengatakan masih demam, temp = 38 0C,


masalah belum teratasi
3

Mei S : Klien mengatakan tidak selera makan

2014

Penulis dan
perawat
ruangan

O:
-

Klien tampak mual dan muntah

Klien menghabiskan porsi diet yang


disajikan

A : Resiko gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan


dengan anoreksia

P:
-

Anjurkan pada keluarga agar memberi klien


makan dengan porsi kecil tapi sering

Berikan perawatan mulut

Berikan pola diet yang menarik agar disukai


klien

I : Jam 12.00
-

Ibu klien memberi klien makan dengan porsi


kecil tapi sering

Jam 12.30
-

Klien sikat gigi

Klien berkumur sebelum dan sesudah makan

Jam 12.45
-

Klien makan makanan dari rumah sakit

E : Klien mengatakan tidak selera makan, porsi makan


habis dari porsi yang disediakan, masalah beum
teratasi
4

Mei S : Klien mengatakan masih sulit untuk tidur

2014

O:

Penulis dan
perawat

Klien tampak lemas

Wajah klien tampak sayu

Tampak lingkaran hitam di sekitar mata

Waktu tidur 6 jam

A : Gangggun pola tidur berhubungan dengan nyeri

P:
-

Berikan lingkungan yang tenang dan nyaman

Kurangi kebisingan dan lampu yang terang

Bantu dalam mengubah posisi sim kanan dan

ruangan

sim kiri

I : Jam 12.15
-

Memberikan lingkungan yang tenang dan


nyaman

Jam 12.30
-

Mengurangi kebisingan dan lampu yang terang

Jam 12.45
-

Bantu dalam mengubah posisi sim kanan dan


sim kiri

E : Klien mengatakan sulit tidur, wajah tampak sayu,


masalah belum teratasi
5

Mei S : Klien mengatakan lemas dan tidak dapat Penulis dan

2014

melakukan aktivitas

perawat
ruangan

O:
-

Klien tampak lemas

Klien istirahat ditempat tidur

Aktivitas dibantu oleh keluarga

A : Gangguan pemenuhan aktivitas sehari-hari

berhubungan dengan kelemahan fisik

P:
-

Pertahankan istirahat tirah baring

Pantau klien dalam proses pergerakan

Berikan lingkungan yang nyaman

Libatkan keluarga dalam pemenuhan pola


aktivitas klien

I : Jam 09.30
-

Klien istirahat di tempat tidur dengan tirah


baring

Jam 10.00
-

Memantau klien dalam proses pergerakan

Jam 10.30
-

Memberikan lingkungan yang nyaman dengan


ruangan klien dibersihkan

Jam 11.15
-

Ibu

membantu

klien

dalam

pemenuhan

aktivitas

E : Klien mengatakan masih lemas dan tidak mampu

melakukan aktivitas, masalah belum teratasi


6

Mei S : Klien mengatakan cemas akan penyakitnya

2014

Penulis dan
perawat

O : Ekspresi wajah klien tampak cemas dan gelisah

A : Ansietas berhubungan dengan ancaman kesehatan

P:
-

Kaji tingkat ansietas

Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan


cemas, takut dan marah

Libatkan keluarga untuk memberikan motivasi


dan dukungan pada klien

I:
Jam 12.15
-

Tingkat ansietas sedang

Jam 12.30
-

Klien mengungkapkan perasaan cemas dan


takut akan penyakitnya

Jam 12.40

ruangan

Ibu memberikan motivasi dan dukungan pada


klien

E : Klien mengatakan cemas akan penyakitnya,


ekspresi wajah tampak cemas
7.

Mei S : Klien mengatakan masih nyeri pada perut kanan Penulis dan

2014

bawah

perawat
ruangan

O : Klien masih tampak gelisah


-

Wajah klien tampak meringis kesakitan

Klien tampak memegangi perutnya

Skala nyeri 5 (0-10)

A : Nyeri berhubungan dengan peradangan appendiks

P:
-

Kaji karakteristik nyeri

Kaji tanda-tanda vital

Kaji penyebab nyeri

Lakukan perubahan posisi

Ajarkan teknik relaksasi latihan nafas dalam

I : Jam 09.30
-

Nyeri berada dalam skala 5 (0-10), lokasi nyeri

pada perut kanan bawah

Jam 10.00
-

Mengkaji tanda-tanda vital

TD : 110/60 mmHg, Temp : 37,20C, HR : 88 x/i, RR :


20 x/i

Jam 10.30
-

Nyeri timbul karena melakukan aktivitas yang


berlebihan

Jam 10.45
-

Pasien istirahat dengan posisi terlentang

Jam 11.00
-

Mengajarkan teknik relaksasi latihan nafas


dalam

E : Klien mengatakan masih nyeri, skala nyeri 5 (010), masalah belum teratasi
8.

Mei S: Klien mengatakan sudah tidak demam

2014

Penulis dan
perawat

O: Klien tampak berkeringat, Temp=37,20C

ruangan

A: Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan


adanya infeksi

P:
-

Ukur temperatur tubuh klien

Anjurkan klien banyak minum air putih

Lakukan kompres air hangat pada dahi dan axilla

Anjurkan klien untuk memakai baju yang terbuat


dari bahan tipis dan lembut

I: Jam 10.00
-

Mengukur

temperatur

tubuh

klien,

Temp=37,20C

Jam 10.30
-

Menganjurkan klien banyak minum air putih


500 cc

Jam 11.00
-

Melakukan kompres air hangat pada dahi dan


axilla

Jam 11.30
-

Klien dianjurkan memakai baju yang terbuat


dari bahan tipis an lembut

E : klien mengatakan sudah tidak demam lagi, temp =


37,20C, masalah teratasi
Pembahasan
Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada klien dengan
appendiksitis di RSUD Djasarmen Saragih Pematangiantar, penulis menemukan
beberapa kesenjangan antara tinjauan teoritis dan tinjauan kasus. Penulis
menemukan hal-hal yang mendukung dan hal-hal yang menghambat proses
keperawatan.

Tahap Pengkajian
Dalam tahap pengkajian penulis menemukan perbedaan dalam tinjauan
teoritis dan tinjauan kasus yang dilakukan. Perbedaan tersebut terdapat dalam
diagnosa keperawatan pada teoritis dan diagnosa keperawatan yang muncul pada
kasus.
Diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan teoritis tetapi tidak ada pada
tinjauan kasus yaitu:
1

Resti kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan.


Diagnosa ini tidak ditemukan pada kasus karena klien menunjukkan
keseimbangan cairan yang adekuat, turgor kulit baik, pengeluaran urin normal.

Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang


perawatan apendiksitis. Diagnosa ini tidak ditemukan pada kasus karena klien
mengerti tentang penyakitnya dan telah memperoleh informasi tentang
penyakit apendiksitis.

Resti terhadap infeksi berhubungan dengan perforasi pada apendiks.Diagnosa


ini tidak ditemukan pada kasus karna adekuatnya pertahanan utama dan cepat
tanggap dengan adanya informasi tentang apendiks.
Sedangkan diagnosa keperawatan yang terdapat pada tinjauan kasus tetapi
tidak terdapat pada tinjauan teoritis adalah:
1

Intoleransi aktivitas berhubungan dengan

kelemahan fisik ditandai

dengan klien mengatakan lemas dan tidak dapat melakukan aktivitas


sehari-hari, klien tampak lemas, klien istirahat ditempat tidur, aktivitas
dibantu oleh keluarga
2

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan adanya infeksi ditandai


dengan klien mengatakan demam dan badannya panas, klien tampak
menggigil, berkeringat, Temp: 380C, HR: 88 x/i, RR: 20 x/i, TD: 100/70
mmHg

Gangggun pola tidur berhubungan dengan nyeri ditandai dengan klien


mengatakan sulit tidur pada malam hari, klien tampak lemas, wajah klien
tampak sayu, tampak lingkaran hitam di sekitar mata, waktu tidur 6 jam.

Ansietas berhubungan dengan ancaman kesehatan ditandai dengan klien


mengatakan cemas akan penyakitnya, ekspresi wajah klien tampak cemas
dan gelisah

Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap perencanaan, penulis menemukan perbedaan antara teori dan
studi kasus yang dilakukan dalam hal merencanakan asuhan keperawatan.

Tahap Evaluasi
Setelah melakukan tindakan keperawatan maka dapat dibandingkan
keadaan klien dan tujuan keperawatan. Penulis menemukan tujuan intervensi
belum teratasi dengan sepenuhnya karena klien masih mengatakan nyeri dan
masih tampak lemas sehingga belum bisa melakukan aktivitas seperti biasanya.
Dan akibat nyeri, klien juga masih sulit untuk tidur.

Hal-hal yang Mendukung


Tahap Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian terjadi hubungan yang baik antara penulis
dengan perawat, pasien, keluarga pasien dan tim kesehatan lainnya sehingga
penulis mudah untuk mendapatkan informasi dan data tentang kesehatan pasien
dan sangat membantu dalam melakukan asuhan keperawatan.

Tahap Perencanaan
Tersedianya alat-alat untuk mengukur tanda-tanda vital dan melakukan
pemeriksaan lainnya sangat membantu penulis dalam melakukan perencanaan
keperawatan. Dan terjalinnya kerja sama yang baik antara penulis, perawat, dan
pasien juga mendukung dalam tahap perencanaan keperawatan.

Tahap Pelaksanaan
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, penulis t menemukan sedikit
hambatan dan kesulitan yaitu tidak adanya pemeriksaan USG,Fhoto Thorax
yang dapat menunjang ketepatan keperawatan namun karena penulis menjalin
kerja sama yang baik antara pasien, keluarga pasien, dokter, perawat, dan tenaga
kesehatan lainnya sehingga penulis memperoleh kepercayaan penuh dari semua
pihak untuk melaksanakan tindakan-tindakan yang telah direncanakan.

Tahap Evaluasi
Setelah melakukan tindakan keperawatan, penulis dapat melakukan
evaluasi dengan baik karena pasien sangat kooperatif kepada penulis sehingga
perkembangan pasien dari hari ke hari dapat dipantau penulis dengan baik untuk
mengetahui kemajuan perkembangan kesehatan pasien.

Hal-hal yang Menghambat


Tahap Pengkajian
Hambatan yang ditemukan penulis dalam melakukan pengkajian adalah
kondisi klien yang lemas dan keterbatasan waktu dalam melakukan pengkajian.

Tahap Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini, penulis tidak menemukan hal-hal yang
menghambat karena tersedianya fasilitas yang memadai.

Tahap Pelaksanaan
Penulis tidak menemukan hambatan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan karena pasien kooperatif pada saat dilakukan intervensi keperawatan.

Tahap Evaluasi
Karena keterbatasan waktu, penulis tidak dapat memantau kondisi pasien
sampai pasien sembuh sehingga evaluasi yang diperoleh penulis masih tercapai
sebagian.

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan


appendiksitis di RSUD Djasarmen Saragih, maka penulis dapat mengambil
kesimpulan dan saran yang berguna demi kemajuan dan untuk meningkatkan
mutu dalam memberikan pelayanan keperawatan khususnya pada pasien dengan
appendiksitis.

Kesimpulan
1

Apendiksitis adalah pada apendiks vermiformis atau peradangan pada umbai


cacing. Apendiksitis timbul setelah obstruksi apendiks oleh tinja akibat
terpuntirnya apendiks atau pembuluh darah. Asuhan keperawatan yang
komprehensif perlu diberikan yang meliputi aspek bio-psiko-sosial dan
spiritual.

Pada tahap pengkajian tidak seluruh tanda dan gejala apendiksitis pada teori
muncul pada pasien. Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui inspeksi,
palpasi, perkusi dan auskultasi serta beberapa pemeriksaan laboratorium untuk
mendukung dalam proses pengkajian pasien.

Pada tahap perencanaan, asuhan keperawatan pada pasien apendiksitis


ditujukan untuk mempertahankan kondisi kesehatan pasien seoptimal
mungkin dan mecapai proses kesembuhan pasien.

Pada tahap pelaksanaan, intervensi-intervensi keperawatan dapat dilakukan


dengan baik sesuai dengan perencanaan karena terjalinnya kerja sama yang
baik antara penulis, perawat, pasien, keluarga pasien dan tenaga kesehatan
yang lainnya.

Pada tahap evaluasi, masalah keperawatan belum dapat teratasi dengan baik
karena masih ada beberapa masalah keperawatan yang belum dapat ditangani
karena keterbatasan waktu penulis dalam memantau perkembangan pasien.

Saran
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan, maka penulis mengajukan
saran-saran untuk perbaikan karya tulis ilmiah ini khususnya dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien dengan apendiksitis.
1

Kepada keluarga
Hendaknya tetap melakukan kerja sama dan dukungan yang baik dengan tim
tenaga kesehatan serta mengikuti anjuran yang diberikan dokter maupun
perawat sehingga program pengobatan klien dapat berjalan dengan baik sesuai
dengan harapan dan tujuan yang diprogramkan.

Kepada Instansi
Khususnya mahasiswa Akper Surya Nusantara agar menambah wawasan
dan ilmu

pengetahuan dalam

memberikan

pelayanan

dan

asuhan

keperawatan.
3

Kepada perawat
Diharapkan kepada perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
hendaknya menciptakan dan mempertahankan kerja sama yang baik antara
perawat, pasien, dan keluarga sehingga masalah klien dapat teratasi dengan
baik dan perawat hendaknya membekali diri dengan pengetahuan dan
keterampilan yang cukup.

Kepada Penulis.

Agar menerapkan ilmu pengetahuan yang diterima dalam memberikan


asuhan

keperawatan yang professional.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, (2008). Konsep dasar keperawatan. Jakarta: EGC.


Ali,(2002), Dasar-Dasar Keperawatan Profesional: Widya Medika
Dongoes. (2000). Rencana asuhan keperawatan. ( Edisi 3). Jakarta: EGC
Efendy. (1995). Dasar-dasar keperawatan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC
Mansjoer.

(2000). Kapita

selekta

kedokteran. (Edisi 3). Jakarta: Salemba

Medika
Nurcahyo. (2009). Kapita selekta kedokteran. (Jilid 1 Edisis 3 ). Jakarta: EGC.
Nursalam,(2001).Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik,
Jakarta:EGC
Smeltzer. (2001). Keperawatan medikal bedah. ( Edisi 8). Jakarta: EGC.
Syaifudin. (2006). Panduan proses pelayanan kesehatan. Jakarta: EGC.
Tarwoto, (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas,Buku 2, Buku 2, Jakarta

Website

Saputra (2003). http:I / Mantri;Suster.Blog Spot .Com

Kusumo (2003), Praktek klinik. http: // www.pgh.orid /RSH 03_al.Html


Fajarudin (2004). Makalah tentang kesehatan pencernaan tahun 2004.

BIODATA
Nama

: Nur , Aini

Tempat /tanggal lahir

: Serapuh , 05 juli 1981

Status

: Sudah Menikah

Agama

: Islam

Alamat

: Jl. Asahan km, 13. Desa serapuh

PENDIDIKAN
1988 - 1994

: SD 091261 Desa Serapuh

1994 - 1997

: MTS Swasta Desa Serapuh

1997 - 2000

: SPK Kesdam I /BB Pematang Siantar

2012 2014

: Diploma III (D III ) Akademi Keperawatan Surya

Nusantara

JADWAL BIMBINGAN

Nama Pembimbing I : Martalina Limbong, S.Kp


Nama Mahasiswa
No
1
2

3
4
5
6
7
8
9
10
11

Tanggal
20 /05/14
22/05 /14
25 /05/14
28/05 /14
30/05 /14
03/06/14
06/06/14
10/06/14
12/06/14
18/ 06/14
19/06/14

: Nur, Aini
Uraian Bimbingan / Kegiatan yang dilakukan
Penyerahan Bab 1dan 2
Perbaikan Bab 1dan 2
Penyerahan Perbaikan Bab 1
Penyerahan Perbaikan Bab 2
Penyerahan Bab 3 dan 4
Perbaikan Bab 3dan 4
Penyerahan perbaikan Bab 3dan 4
Penyerahan Perbaikan Bab 3 dan 4
Penyerahan perbaikan Bab 1,2,3,4
Penyerahan Perbaikan Bab 1,2,3,4
Acc untuk bundle

Tanda Tangan

JADWAL BIMBINGAN

Nama Pembimbing II : Darlin E Sinaga ,M.Min


Nama Mahasiswa
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Tanggal
20/05/14
22/05/14
28/05/14
30/06/14
03/06/14
06/06/14
10/06/14
12/06/14
19/06/14

: Nur,Aini
Uraian Bimbingan / kegiatan yang dilakukan
Penyerahan Bab 1dan 2
Perbaikan Bab 1dan 2
Penyerahan Perbaikan Bab 1dan 2
Penyerahan Bab 3 dan 4
Perbaikan Bab 3dan 4
Penyerahan perbaikan Bab 3dan 4
Penyerahan Perbaikan Bab 1,2,3,4
Perbaikan Bab 1,2,3,4
Acc untuk bundle

Tanda Tangan

You might also like