Professional Documents
Culture Documents
Hydrant Box
Hydrant Box ini dapat dibagi menjadi dua yaitu berupa Indoor Hydrant
( terletak
di dalam gedung ) atau Outdoor Hydrant ( terletak di luar gedung ). Pemasangan Hydrant
Box ini biasanya disesuaikan dengan kebutuhan dan luas ukuran ruangan serta luas
gedung. Tetapi untuk ukuran minimalnya diharuskan pada tiap lantai terdapat minimal satu
buah dan begitu pula untuk yang di luar gedung. Untuk pemasangan Hydrant Box di
dalam ruangan pada bagian atasnya
pemasangan alarm bel. Pada Hydrant Box terdapat gulungan selang atau lebih dikenal
dengan istilah Hose Reel.
Hydrant Pillar
Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari PAM dan GWR gedung disalurkan ke
mobil Pemadam Kebakaran agar Pemadam Kebakaran dapat menyiram air mobil ke
gedung yang sedang terbakar. Alat ini diletakan dibagian luar gedung yang jumlahnya
serta peletakannya disesuaikan dengan luas gedung.
Siamese Connection
Alat ini memiliki fungsi untuk menyuplai air dari mobil Pemadam Kebakaran untuk
disalurkan ke dalam sistem instalasi pipa pencegahan dan penanggulangan kebakaran
yang terpasang di dalam gedung selanjutnya dipancarkan melalui sprinkler sprinkler dan
hydrant box di dalam gedung. Alat ini diletakan pada bagian luar gedung yang jumlahnya
serta peletakannya disesuaikan dengan luas dan kebutuhan gedung itu sendiri.
Sesuai dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 887 Tahun 1981 tentang Persyaratan dan
Standar debit Aliran Hydrant Box untuk gedung dengan jenis kebakaran ringan harus
memiliki debit aliran ( Q ) sekurang kurangnya 0,006 m3/s ( untuk satu hydrant box
pada tiap lantai ).
c.
Sesuai dengan keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 887 Tahun 1981 tentang
Persyaratan dan Standar debit Aliran Hydrant Box untuk gedung dengan jenis
kebakaran ringan harus memiliki debit aliran ( Q ) sekurang kurangnya 0,019 m3/s
( untuk satu hydrant pillar pada satu halaman gedung ).
Pasal 19
(1)
Sistem pipa tegak dan slang kebakaran serta hidran halaman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3)huruf c terdiri dari pipa tegak,slang
kebakaran, hidran halaman,penyediaan air dan pompa kebakaran.
(2)
Sistem pipa tegak dan slang kebakaran serta hidran halaman sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)harus didasarkan pada klasifikasi potensi,bahaya
kebakaran.
(3)
Sistem pipa tegak dan slang kebakaran serta hidran halaman sebagaimana
dimaksud pada ayat (1)harus selalu dalam kondisi baik dan siap pakai.
(4)
(5)
(6)
TENTANG
a.
b.
c.
Pasal 87
(1)
Setiap bangunan pabrik selain memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud
dalam Pasal 86 ayat (2), (3) dan (4), hams dilindungi pula dengan unit hidran
kebakaran dengan ketentuan bahwa panjang slang dan pancaran air yang ada
dapat menjangkau seluruh ruangan yang dilindungi.
(2)
mempunyai luas lantai minimum 1000 (seribu) m2 dan maksimum 2000 (dua ribu)
m2 hams dipasang minimum 2 (dua) titik hidran, setiap penambahan luas lantai
maksimum 1000 (seribu) m2 harus ditambah minimum 1 (satu) titik hidran.
(3)
mempunyai luas lantai minimum 800 (delapan ratus) m2 dan maksimum 1600
(seribu enam ratus) m2 harus dipasang minimum 2 (dua) titik hidran, setiap
penambahan luas lantai maksimum 800 (delapan ratus) m2 harus ditambah
minimum 1 (satu) titik hidran.
(4)
Setiap bangunan pabrik dengan ancaman kebakaran tinggi yang
mempunyai
luas lantai minimum 600 (enam ratus) m2 dan maksimum 1200 (seribu dua ratus)
m2 hams dipasang minimum 2 (dua) titik hidran, setiap penambahan luas lantai
maksimum 600 (enam ratus) m2 harus ditambah minimum 1 (satu) titik hidran.
Pasal 94
(1)
memenuhi ketentuan tersebut dalam Pasal 93 harus dilindungi dengan unit hidran
kebakaran dengan ketentuan panjang slang dan pancaran air yang ada dapat
tempat perawatan, perkantoran, dan pertokoan/ pasar untuk setiap 800 (delapan
ratus) m2 harus dipasang minimum 1 (satu) titik hidran.
(3)
sebuah alat pemadam api ringan yang mempunyai daya padam minimum 2 A, 5 B
dan harus disediakan di tempat yang mudah terlihat dan digunakan.
(2)
ini
Pengawasan teknis dan administrasi dari alat tersebut pada ayat (1) pasal
Di samping ketentuan tersebut pada ayat (1) dan (2) pasal ini, setiap
lingkungan rukun warga (RW) yang rawan kebakaran minimal harus dilengkapi
dengan sebuah pompa kebakaran mudah jinjing dan tangki air/penampung air
atau hidran kebakaran yang tanggung jawab penyediannya dibebankan kepada
Pemerintah Daerah, sedangkan tanggung jawab penggunaan dan perawatannya
diserahkan kepada Lurah yang bersangkutan.
(4)
dimaksud pada ayat (3) pasal ini dilakukan oleh Dinas Kebakaran.
TENTANG
KETENTUAN PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN
PADA BANGUNAN GEDUNG
Pasal 20
HIDRAN KEBAKARAN
(1) Berdasarkan lokasi penempatan jenis hidran kebakaran dibagi menjadi :
a. Hidran gedung
b. Hidran halaman.
(2) Komponen Hidran Kebakaran terdiri dari :
a. Sumber persediaan air
b. Pompa-pompa kebakaran
c. Slang kebakaran
d. Kopling penyambung
e. Perlengkapan lain-lain.
(3) Persyaratan Teknis
Untuk hIdran kebakaran diperlukan persyaratan-persyaratan teknis sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang tersebut dibawah ini :
a. Sumber persediaan air untuk hidran kebakaran harus diperhitungkan minimum
untuk
pemakaian selama 30 menit.
b. Pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus mempunyai aliran listrik
tersendiri dari sumber daya listrik darurat.
c. Slang kebakaran dengan diameter maksimum 1 inci harus terbuat dari bahan
yang
tahan panas, panjang maksimum slang harus 30 m.
d. Harus disediakan kopling penyambung yang sama dengan kopling dari Unit
Pemadam Kebakaran.
b. Jika luas lantai bangunan yang ada tidak dapat mencakup/cover dengan
penempatan 2 (dua) titik hidran, maka untuk setiap penambahan 2 (dua)
titik hidran harus diikuti penambahan 1 (satu) pipa tegak.
A.17 KELENGKAPAN DAN PENEMPATAN KOTAK HIDRAN
1. Kelengkapan kotak hidran type A terdiri atas :
a. Kotak Hidran;
b. Rak Selang;
c. Selang;
d. Pipa Pemancar;
e. Lubang pengeluaran : 1,5 inci dan 2,5 inci (Landing Valve);
f. Bel alarm;
g. Tombol Manual;
h. Jack telepon.
2. Kelengkapan hidran type B terdiri atas :
a. Kotak Hidran;
b. Rak Selang;
c. Selang;
d. Pipa pemancar;
e. Lubang Pengeluaran : 1,5 inci dan 2,5 inci (Landing Valve).
3. Kotak hidran yang selalu terkunci harus menggunakan daun pintu yang tembus
pandang.
4. Kotak hidran harus diletakkan pada tempat yang mudah dilihat dan dijangkau,
pada ketinggian 0,9 meter sampai 1,5 meter diatas diatas lantai serta dapat
melindungi/melayani seluruh bagian ruangan/gedung pada lantai yang
bersangkutan.
5. Hidran halaman harus ditempatkan didaerah jangkauan/parimeter bangunan,
pada jarak maksimum 150 meter dari jalan masuk kesetiap bangunan.
6. Jarak antara titik hidran halaman maksimum 150 meter dan tidak boleh
ditempatkan pada jarak kurang dari 6 meter dari bangunan.
7. Penempatan hidran halaman harus mempertimbangkan kondisi lingkungan
yang berdekatan dengan hidran umum/hidran kota.
8. Hidran halaman harus ditempatkan berdekatan dengan pintu masuk atau posisi
yang dapat dimasuki oleh mobil tangga/mobil pompa Dinas Kebakaran.
9. Lokasi dan jalan menuju ke hidran halaman tidak terganggu oleh parkir,
bongkar muat, pertamanan dll.
10. Kotak hidran harus mudah dibuka untuk penggunaan sewaktu-waktu dan harus
terlindung dari kerusakan.
11. Pada kotak hidran harus dilengkapi dengan tulisan HIDRAN
KEBAKARANwarna putih minimal ukuran 50 millimeter huruf balok diatas
warna dasar merah.
Pasal 3
(3) Persyaratan hidran kota atau hidran halaman adalah sebagai berikut :
a. masing-masing hidran berkapasitas minimal 1.000 (seribu) liter / menit.
b. tekanan dimulut hidran minimal 2 (dua) kg/m2.
c. maksimal jarak hidran 1000 (seribu) meter.