Professional Documents
Culture Documents
PUISI,MAJAS
Standar
Standar Kompetensi
Kompetensi
6.
6. Mengungkapkan
Mengungkapkan pendapat
pendapat tentang
tentang pembacaan
pembacaan puisi
puisi
Kompetensi
Kompetensi Dasar
Dasar
6.1
6.1
Menanggapi
Menanggapi pembacaan
pembacaan puisi
puisi lama
lama tentang
tentang lafal,
lafal, intonasi,
intonasi, dan
dan ekspresi
ekspresi
yang
yang tepat
tepat
6.2
6.2 Mengomentari
Mengomentari pembacaan
pembacaan puisi
puisi baru
baru tentang
tentang lafal,
lafal, intonasi,
intonasi, dan
dan ekspresi
ekspresi
yang
yang tepat
tepat
Indikator
Indikator
Setelah
Setelah mempelajari
mempelajari Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran 22 (KP
(KP 2)
2) ini,
ini, Anda
Anda dapat:
dapat:
Mendeklamasikan/
Mendeklamasikan/ membacakan
membacakan puisi
puisi lama
lama (berbalas
(berbalas pantun)
pantun) dan
dan puisi
puisi baru
baru di
di
depan
depan teman-teman
teman-teman dengan
dengan lafal,
lafal, intonasi,
intonasi, dan
dan ekspresi
ekspresi yang
yang sesuai
sesuai
Menanggapi
Menanggapi pembacaan
pembacaan puisi
puisi lama
lama (berbalas
(berbalas pantun)
pantun) dan
dan baru
baru tentang
tentang lafal,
lafal,
intonasi,
intonasi, dan
dan ekspresi
ekspresi yang
yang tepat
tepat
Menerapkan
Menerapkan isi
isi pantun
pantun dalam
dalam kehidupan
kehidupan sehari-hari
sehari-hari
Puisi Lama
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang unsur estetisnya menonjol atau dominan.
Hal ini disebabkan puisi memiliki kekuatan nada, irama dan rima. Puisi lama adalah bentuk
karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris, terikat oleh aturan-aturan serta
ditandai oleh bahasa yang padat. Puisi yang berasal dari Indonesia yang berbahasa melayu
klasik yang menggambarkan perasaan, dan pikiran seseorang dan terikat oleh aturan-aturan
tertentu.
Macam-macam puisi lama, seperti: mantra, gurindam, pantun, syair, karmina (pantun
kilat), seloka (pantun berkait).
1.
ciri Mantra: 1) Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde; 2) Bersifat lisan, sakti atau
magis; 3) Adanya perulangan; 4) Metafora merupakan unsur penting; 5) Bersifat esoferik
(bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius; dan 6) Lebih bebas
dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
Contoh
Contoh Mantra
Mantra
Assalammualaikum
Assalammualaikum putri
putri satulung
satulung besar
besar
Yang
Yang beralun
beralun berilir
berilir simayang
simayang
Mari
Mari kecil,
kecil, kemari
kemari
Aku
Aku menyanggul
menyanggul rambutmu
rambutmu
Aku
Aku membawa
membawa sadap
sadap gading
gading
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India), yang terdiri dari dua baris
setiap baitnya dan berisi nasihat. Ciri-ciri Gurindam: 1) Baris pertama berisikan semacam
soal, masalah atau perjanjian; 2)
masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi; 3) berdirikan tiap bait 2 baris; 4) berisi
nasihat; dan 5) bersajak kembar/ a-a
Contoh Gurindam
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b
)
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
3.
Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab dan berbentuk sajak. Ciri-ciri syair: 1)
Setiap bait terdiri dari 4 baris; 2) Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata; 3) Bersajak a a
a a; 4) Semua baris berupa isi dan merupakan cerita (tidak ada sampiran); 5) Tiap baris
berhubungan isinya; dan 6) Berasal dari Arab
Contoh Syair
4.
2. Pantun jenaka
Sungguh baik asambelimbing
Tumbuh dekat limau lungga
Sungguh elok berbinisumbing
Biar marah tertawa juga
4. Pantun nasehat
Bersifat epik:
mengisahkan seorang pahlawan; 4) Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi; 5) Semua
baris diawali huruf kapital; 6) Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda
titik; dan 7) Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.
Contoh Karmina
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)
6. Seloka (Pantun berkait) adalah sebuah bentuk puisi melayu klasik yang memuat
perumpamaan yang mengandung senda gurau, kejenakaan, impian, ejekan atau sindiran
serta yang diulang-ulang barisnya.
7. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris. Ciri-ciri
Talibun: 1)
Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap (6, 8, 10) dan
seterusnya; 2) Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi; 3)
Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi; 4) Apabila
enam baris sajaknya a b c a b c; dan 6) Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a
bcdabcd
Contoh Talibun
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu
Nama
Lafal
Unsur Penilaian
Intonasi
Jumlah
Ekspresi
1.
2.
dst.
Langkah-langkah Mengetahui Isi Puisi:
a. Memahami bentuk puisi- puisi, bait-bait dan lirik-lirik, serta memahami secara global tentang
tema yang dikemukakan penyair dalam puisinya itu.
b. Penelaahan diri penyair dan latar belakang sejarah ketika puisi diciptakan.
c. Menelaah unsur struktur batin dan struktur fisik puisi (tipografi, diksi, majas, rima, dan
irama)
d. Merumuskan kesimpulan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut:
1) Apakah amanat yang disampaikan penyair?
2) Mengapa penyair menggunakan bahasa yang demikian? (hubungannya dengan
perasaan dan nada)
3) Apakah arti puisi itu bagi pembaca?
4) Bagaimana sikap kita terhadap apa yang dikemukakan penyair?
PUISI BARU
Puisi adalah bentuk karya sastra yang diungkapkan
dengan menggunakan bahasa yang padat, kata-kata yang
indah, serta padat makna. Puisi ini muncul dan digemari oleh
masyarakat dengan pola kehidupan baru. Puisi baru berbeda
dengan puisi lama. Isi, bentuk, irama, dan bentuk persajakan
dalam puisi lama berubah dalam puisi baru.
Ciri-ciri Puisi Baru
1)
Kata-kata
yang
digunakan
singkat
namun
memiliki
kedalaman makna
2)
3)
4)
5)
Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern dan bersifat konotatif
6)
7)
8)
9)
Puisi dibentuk oleh struktur fisik (tifografi, majas, rima dan irama) serta struktur batin (tema,
amanat, perasaan, suasana dan nada)
Contoh
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh (Or. Mandank)
Camar terbang riuh suara
Alkamar hilang menyelam segara
Armada peringgi lari bersusun
Malaka negeri hendak diruntun
Galyas dan pusta tinggi dan kukuh
b. Terzina,
sanjak ranggi
3 seuntai
Pantasyaitu
dan angkara
dan angkuh (Amir Hamzah)
Contoh :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
c.
d.
API UNGGUN
Diam tenang kami memandang
Api unggun menyala riang
Menjilat meloncat menari riang
Berkilat-kilat bersinar terang
Nyala api nampaknya curia
Hanya satu cita digapai
Alam nan tinggi, sunyi, sepi
(Intojo)
dalam diam
kutengok bintang khusuk sembahyang
dalam keheningan
kupacu hasratku sujud pada-Mu
nyalakan lampu dalam jiwaku
agar aku tahu
segala keangkuhan adalah kebinasaan cinta
dan segala cinta
hanya bermuara pada-Mu
(Yogya, 1988)
Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam.
Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan.
Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi.
Aku sendiri.
Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Chairil Anwar
4. Epigram yaitu sajak atau puisi yang berisi tentang ajaran-ajaran moral, nilai-nilai hidup yang
baik dan benar, yang dilukiskan dengan ringkas. Terkadang ditulis dengan kata-kata atau
kalimat-kalimat sindiran atau kecaman pahit.
Tinggal Bersama
dijemput kuda berpelana putih
lewati jalan setapak menuju langit
pengembaraan panjang
mesti kita alami
maka:
jangan paksa aku mendebat lagi
sayangku
noda apakah dosa
dosa apakah noda yang kita
tebarkan
di atas ranjang
di rumah sarat cemooh tetangga
mari jadi laki bini
5. Satire yaitu sajak atau puisi yang isinya mengecam, mengejek
dengan
kasar (sarkasme) dan
lahirkan
bayi suci
Yogya,
1987
tajam (sinis) suatu kepincangan atau ketidakadilan yang ada dalam masyarakat.
Contoh Satire:
Aku bertanya
Sajak Gelandangan
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
Andai tak bertemu
membentur jidad penyair-penyair salon,
kamu dengan karung usang
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
mungkin tak kutemukan
sementara ketidakadilan terjadi
deritamu di dalamnya
di sampingnya,
Kamu dengan karung usang
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
serta keping gelas dan kaleng rongsokan
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
andai tak melihatmu
(Rendra)
mungkin mataku tak terbuka
Contoh
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)
dalam diriku.
(Batu, 1987)
6. Romance adalah sajak atau puisi yang berisi tentang cinta kasih. Cinta kasih ini tidak hanya
cinta kasih antara dua orang kekasih, tetapi juga cinta kasih dalam bentuk lainnya. Misalnya
cinta terhadap suasana damai dan tentram, cinta keadilan, cinta terhadap bangsa dan Negara
juga cinta kepada Tuhan.
Contoh:
POTRETMU DI PANTAI ITU
sebingkai potret dirimu
dalam aku cemburu
di pantai itu
leburkan cintaku dalam cahaya purnama
seribu wajah lelaki
tak lagi kukenali: aku hanya kenal kamu
gambarmu di pasir pantai
tak lagi sempurna kunikmati
karna harimu terbawa angin selatan
sedang aku kian jauh menuju utara
sebingkai potret dirimu
di pantai itu
ketika aku ragu
tak kuingat lagi
lebih baik aku sendiri.
(Yogya, 1990)
7. Balada yaitu sajak atau puisi yang berisikan cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau
hanya khayalan penyairnya saja.
Kenangan
Papamama ingatlah
dulu, di kali bening daun bambu kujadikan perahu
malaju papa
aku bersorak mama
engkau tertawa dengar celotehku
betapa bahagia kita
Kenanglah
kali bening dan perahu daun bambu milikku
gembira dan bahagia punya kita
Papamama
Alangkah berat, tatkala kita terpaksa
tinggalkan semua,
tinggalkan desa menuju kota
Lambaian nyiur kelapa
sambut lambaian tangan kita
tinggalkan desa menuju Jakarta.
Yogya, 1989
8. Soneta, yaitu sanjak 14 baris dengan pola 4,4,3,3
Tokoh soneta terkenal dan dianggap sebagai bapak soneta Indonesia adalah
Mohammad Yamin dan Rustam Effendi. Fungsi Soneta yaitu sebagai alat untuk menyatakan
curahan hati. Kini tidak terbatas pada curahan hati semata-mata, melainkan perasaanperasaan yang lebih luas seperti: 1. pernyataan rindu pada tanah air; 2. pergerakan
kemajuan kebudayaan; 3. ilham sukma; 4. perasaan keagamaan.
Para pujangga baru gemar terhadap soneta. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu: 1. Adanya penyesuaian dengan bentuk pantun ; yakni Octav dalam Soneta yang
bersifat
obyektif
itu
hampir
sejalan
dengan
sampiran
pada
pantun.
Sedangkan sextet soneta yang sifatnya subyektif itu merupakan isi pantun; 2. Baris-baris
soneta yang berjumlah 14 buah itu cukup untuk menyatakan perasaan atau curahan hati
penyairnya; 3. Soneta dapat dipakai untuk menyatakan beraneka ragam perasaan atau
curahan hati penyairnya.
Ciri ciri soneta :
a. Terdiri atas 14 baris
b. Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina
c. Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut octav.
d. Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang disebut
sextet.
e. Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam
f.
Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan
dalam octav , jadi sifatnya subyektif.
g. Peralihan dari octav ke sextet disebut volta
h. Penambahan baris pada soneta disebut koda.
i.
Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 14 suku kata
j.
Rima akhirnya adalah a b b a, a b b a, c d c, d c d
Contoh Soneta
Gembala
Perasaan siapa ta kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( c )
Terdengar olehku bunyi serunai ( d )
Melagukan alam nan molek permai ( c )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)
Contoh Puisi Baru serta pembuatan parafrasa
Teratai
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh dihati dunia
Daun bersemi laksmi mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Teruslah, o , teratai bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biarpun sedikit penjaga taman
10
11
Penjelasan
Istilah tragedi dapat diartikan sebagai peristiwa yang berakhir dengan kesedihan. Istilah
winka dan sihka yang terdapat dalam judul puisi sebenarnya merupakan kata-kata nonsense,
artinya kata-kata tersebut sebenarnya tidak ada dalam bahasa Indonesia. Selain itu, kata-kata
12
tersebut juga tidak mempunyai makna. Namun demikian, oleh penyair diberi makna baru yang
sebenarnya merupakan pembalikan dari kata kasih dan kata kawin.
Dalam sajak tersebut kata kasih dan kawin mengandung arti konotatif, yaitu perkawinan
itu menimbulkan angan-angan hidup penuh kebahagiaan, lebih-lebih bila disertai kasih sayang.
Dalam sajak itu kata kawin dideretkan sampai lima kali secara utuh. Hal itu memberi sugesti
bahwa dalam periode, entah lima tahun, lima bulan, lima minggu, atau lima hari perkawinan itu
berjalan seperti ide semula yaitu penuh kebahagiaan.
Akan tetapi, kemudian kata kawin terputus-putus. Hal ini memberikan sugesti bahwa
ideal perkawinan yang penuh kebahagiaan itu sudah tidak utuh lagi, misalnya saja pasangan
suami isteri mulai bertengkar tiap hari karena masalah-masalah kehidupan. Bahkan kemudian
terbalik kata kawin menjadi winka. Kebahagiaan yang diidealkan itu terbalik menjadi neraka.
Pada akhirnya terjadi tragedy winka dan sihka itu, misalnya saja terjadi perceraian, atau bahkan
suami membunuh isterinya atau sebaliknya. Itulah tragedi.
Tipografi zigzag yang sangat menonjol itu memberi sugesti bahwa perkawinan yang
semula bermakna kebahagiaan itu, setelah melalui jalan yang berliku-liku yang penuh bahaya
pada akhirnya terjadi bencana, terjadi tragedi.
Puisi absurd
Puisi absurd adalah bentuk puisi yang dianggap menyimpang dari criteria puisi
yang lazim (Zaidan Hendi, 1993: 206). Dalam hal ini, penyimpangan dapat terjadi
dalam berbagai dimensi. Sutardji C.B. banyak melakukan penyimpangan dalam sajaksajaknya untuk mendapatkan arti baru. Penyimpangan itu terjadi dalam hal penghapusan
tanda baca, pemutusan kata, pembalikan kata, penggandengan dua kata atau lebih,
penghilangan imbuhan. Penyimpangan yang dilakukan oleh Sutardji itulah yang banyak
menghasilkan puisi yang bersifat absurd.
Sepisaupi
sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupanya sepikausepi
sepisaupa sepisaupi
sepikul diri keranjang diri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisau-Nya ke dalam nyanyi
(Sutardji Calzoum Bachri)
TUGAS MANDIRI
13
14
15
16
1. Jelaskan pengertian puisi lama dan sebutkan jenis-jenis yang tergolong dalam puisi lama!
2. Jelaskan pengertian pantun dan ciri-cirinya !
3. Buatlah contoh sebuah pantun kilat!
4. Sebutkan teknik-teknik membaca puisi!
5. Apakah puisi kontemporer itu? Jelaskan dan berilah contoh!
17
Membacakan
Membacakan puisi
puisi karya
karya sendiri
sendiri dengan
dengan lafal,
lafal, intonasi,
intonasi, penghayatan
penghayatan dan
dan
ekspresi
ekspresi yang
yang sesuai
sesuai
Indikator
Indikator
Setelah
Setelah mempelajari
mempelajari Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran 11 (KP
(KP 1)
1) ini,
ini, Anda
Anda dapat:
dapat:
Memberikan
Memberikan penilaian
penilaian terhadap
terhadap pembacaan
pembacaan puisi
puisi
Membacakan
Membacakan puisi
puisi karya
karya sendiri
sendiri
Menentukan
Menentukan makna
makna puisi
puisi karya
karya teman
teman dan
dan memberikan
memberikan komentarnya
komentarnya
Menulis Puisi
Untuk menulis sebuah puisi, seseorang terlebih dahulu perlu mengetahui teori-teori
yang berkaitan dengan puisi yang meliputi unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik puisi.
Selain itu, pengetahuan terhadap sejarah puisi juga perlu diketahuinya. Kemampuan menguasai
hal tersebut di atas merupakan hal penting bagi seorang penulis puisi.
Hal seperti itulah yang menyebabkan kegiatan menulis puisi merupakan kegiatan yang
membutuhkan pemikiran serta konsentrasi khusus untuk terciptanya sebuah ide. Ide yang
sudah ada kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan yang akan dibuat perlu
diperhatikan penggunaan diksi, tipografinya sekaligus pemberian makna tipografi yang
berhubungan dengan isi puisi.
Menurut Sutejo dan Kasnadi (2008: 49-50) ada beberapa langkah dalam menulis puisi.
Langkah-langkah tersebut antara lain adalah: 1) perlunya memahami aliran; 2) perlunya
memahami tema; 3) perlunya imajinasi; 4) perlunya menemukan ide; 5) perlunya mengeramkan
ide; 6) pilihlah sikap terhadap persoalan yang terjadi; 7) memilih jenis puisi; 8) memilih larik-larik
yang menarik; 9) tuangkan aspek psikologi ke dalam puisi secara memikat; 10) pilihlah tipografi
yang sesuai; 11) pilihlah judul puisi yang memikat; 12) manfaatkan gaya bahasa/ majas.
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut pada dasarnya dapat
dilakukan secara acak (tidak urut). Langkah-langkah itu hanya dimaksudkan untuk
memudahkan dalam penulisan puisi.
18
Teknik Peta Pasang Kata yakni cara merangkai kata menjadi susunan baris puisi yang
menarik. Cara ini dilakukan dengan mengingat-ingat sesuatu yang dialami, dilihat, atau
didengar yang kemudian dituangkan/ ditransformasikan dalam bentuk diksi (pilihan-pilihan kata
yang sesuai). Berdasarkan eksplorasi terhadap pengalaman ini dapat mematik inspirasi untuk
memunculkan diksi-diksi lain yang sangat luar biasa.
Langkah kedua yaitu mengaitkan kata dengan yang lain (memasangkan kata). Pada
tahap ini dibutuhkan keberanian untuk merangkai kata tanpa ada rasa takut karena salah dalam
menyusunnya. Dalam menulis puisi ada kebebasan penyair untuk menuangkan idenya tanpa
harus merasa benar atau salah. Seorang penyair mempunyai kebebasan menulis puisi untuk
menyimpang dari kaidah kebahasaan yang dikenal dengan istilah licensia poetica. Contoh:
mentari murka, bulan ramah, aroma dusta, malaikat biru hitam hati, luka kaca, mata lupa, dan
lain-lain.
Langkah ketiga mengembangkan kata-kata yang tersusun acak menjadi larik-larik yang
menarik dalam puisi. Seorang penyair memiliki kebebasan dalam membuat susunan larik yang
tidak terikat oleh sintaksis kebahasaan secara umum. Contoh: // Aroma luka bermuara pada/
mata mata hati dan mata kata/ mata luka karna dusta menata/ juga alpa meraja//
Langkah keempat yaitu memperhatikan subject matter (pokok persoalan) yang sudah
tertuang dalam larik-larik puisi. Pokok persoalan yang diangkat dalam larik-larik tersebut dapat
menunjukkan hal-hal apa yang dibicarakan/ terdapat dalam bait itu. Langkah kelima yaitu
menentukan larik-larik yang mempunyai nuansa sama, berdekatan, memiliki jalan pikiran yang
runtut, sehingga kalau larik-larik yang dirangkai itu akan menjadi sebuah puisi yang mempunyai
cerita runtut, mempunyai amanat, serta memiliki tema.
Langkah keenam, menentukan tipografi puisi yang akan dibuat.
Tipografi ini dapat dibuat seperti bentuk yang menyerupai
huruf, gambar, binatang, garis, dan lain-lain. Tentu saja pilihan
LULUS 100 %
R.)
makna(Hernika
puisi yang dibuat.
Langkah ketujuh yaitu memilih judul. Judul yang dipilih
100%
100%
100%
100%
100% apakah
100%
tersebut, sulit untuk mengakategorikan
puisi yang
100%
LULUS 100%
100%
Contoh seorang siswa sedang menulis puisi yang menonjolkan tipografi. Perhatikan hasil
karyanya di bawah ini!
Ujian
Lulus!!
Ujian
Lulus!!
Ujian
Lulus!!
Ujian
Lulus!!
Ujian
Lulus!!
Hati Hati berkata, kita lulus Ujian
Lulus!!
Ujian
Lulus!!
Ujian
Lulus!!
Ujian
19
Lulus!!
Lulus!!
Lulus!!
Lulus!!
Lulus!!
Lulus!!
Kita
Kita
Kita
Kita
Kita
Lulus!!
Kita
Lulus!!
Kita
Lulus!!
Kita
BUMI
(Priyanka)
indah
bumi
bumi
hijau
panas
bumi
bumi
masa
depan
bumi
rusak
kehidupan
bumi
rusak
rusak
menghilang
perlahan
20
Kita
Majas
Majas ialah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu.
Macam-macam Majas :
1. Simile (perbandingan, perumpamaan) ialah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal
dengan hal lain dengan menggunakan kata-kata pembanding. Kata-kata pembanding yang
biasanya digunakan, seperti: bagai, seperti, sebagai, laksana, bak, ibarat, semisal,
seumpama, dan kata-kata pembanding yang lain.
Contoh :
Bertemu
(STA)
Sebagai kilat nyinar di kalbu
Sebanyak itu curahan duka
Sesering itu pilu menyayat
(W. S. Rendra)
....
mengepulkan asap rokok kelabu
seperti
tungku-tungku
menjengkelkan
....
yang
Kata-kata yang dicetak tebal di atas yaitu kata sebagai, seperti, bagai dan laksana
merupakan kata-kata pembanding sehingga majas yang digunakan di atas termasuk majas
simile.
2. Metafora ialah bahasa kiasan seperti perbandingan, namun tidak menggunakan kata
pembanding secara eksplisit. Kata pembanding yang digunakan dinyatakan secara implisit
dan langsung. Metafora ini menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga
dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama.
Contoh:
Bumi
Bumi ini
ini perempuan
perempuan jalang
jalang
Tuhan
Tuhan adalah
adalah warga
warga negara
negara yang
yang paling
paling modern
modern
Contoh di atas menunjukkan bahwa bumi disamakan dengan perempuan jalang dan Tuhan
disamakan dengan warga negara yang paling modern.
3. Perumpamaan Epos (epic simile) ialah perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang,
yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat pembandingnya lebih lanjut dalam
kalimat-kalimat atau frasa-frasa yang berturut-turut.
Contoh:
Di
Di Tengah
Tengah Sunyi
Sunyi
(Rustam
(Rustam Effendi)
Effendi)
Di
Di tengah
tengah sunyi
sunyi menderu
menderu rinduku
rinduku
Seperti
topan,
meranggutkan
Seperti topan, meranggutkan dahan,
dahan,
Mencabut
Mencabut akar,
akar, meranggutkan
meranggutkan kembang
kembang
kalbuku
21 kalbuku
4. Personifikasi ialah menyamakan benda dengan manusia. Benda-benda mati dibuat seolaholah dapat berbuat, berpikir,dan sebagainya layaknya seperti manusia. Personifikasi ini
menggambarkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat insani (seperti
manusia).
Contoh:
Anak Molek V
(Rustam Effendi)
Malas dan malu nyala pelita
seperti meratap mencucuri mata
Seisi kamar berduka cita
Seperti takut gentar berkata
Kata yang dicetak miring seperti klakson dan lonceng dapat menggantikan orang-orang
atau partai-partai yang bersaing adu keras suaranya. Sungai kesayangan menggantikan
sungai Ciliwung. Istana menggantikan kaum kaum kaya yang memiliki rumah-rumah seperti
istana. Kota kekasih adalah kota Jakarta.
6. Sinekdoki adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang pentingdari suatu
benda (hal) untuk benda atau hal itu sendiri. Sinekdoki ada dua macam, yaitu:
a. pars pro toto (sebagian untuk keseluruhan)
Contoh:
22
TUGAS MANDIRI
1. Cermatilah sebuah pemandangan yang paling menarik menurut Anda, misalnya
pemandangan di laut, danau, pegunungan, pelabuhan, candi, atau yang lain.
2. Setelah objek pemandangan Anda pilih, tulislah dua puluh lima kata (kata asal) yang
berkaitan dengan objek tersebut.
3. Kelompokkan kata-kata tersebut sesuai dengan larik-larik yang dapat dijadikan puisi,
singkirkan kata-kata yang tidak mendukung dalam pembuatan puisi
23
4. Susunlah kata-kata menjadi larik-larik dalam puisi dengan menggunakan majas untuk
menghidupkan puisi, syukur bentuk puisi (tipografi) juga Anda pertimbangkan
5. Periksalah kembali larik-larik puisi yang sudah Anda buat, bila perlu perbaikilah sehingga
menjadi puisi yang mampu menarik perhatian banyak orang.
6. Tulislah judul puisi yang representatif dan menarik. Selain itu, judul puisi hendaknya
mempunyai daya bayang, daya rangsang, dan daya kenang yang mendalam.
7. Bacakan puisi Anda di depan kelas dengan memperhatikan intonasi, nada, dan ekspresi.
8. Salinlah puisi Anda kedalam kertas berukuran A4 dengan menggunakan komputer,
kumpulkan puisi kepada guru Anda, bila perlu kirimkan ke majalah atau surat kabar.
UJI KOMPETENSI 3.3
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah
satu huruf a, b, c, d, atau e!
1. Langkah-langkah menulis puisi seperti di bawah ini, kecuali
a. menentukan tema
b. memberi tanda jeda
c. menentukan diksi
d. menyusun/ memilih majas yang digunakan
e. memberi judul puisi
2. Kereta api tua dengan wajah kusam terengah-engah di terik matahari melengking menjerit
seakan tidak kuasa lagi membawa beban.
Kalimat di atas menggunakan majas ....
a. hiperbola
b. personifikasi
c. metafora
d. litotes
e. sinisme
3.
Permintaan
(Karya : Muhammad Yamin)
Mendengarkan ombak pada hampirku
Debar mendebar kiri dan kanan
Melagukan nyayi penuh santunan
Terbitlah rindu ke tempat lahirku
Sebelah timur pada pinggirku
Diliputi langit berawan-awan
Kelihatan pulau penuh keheranan
Itulah gerangan tanah airku
Dimana laut debur mendebur
Serta mendesir tiba di pasir
Disanalah jiwaku mulai terkubur
Dimana ombak sembur-menyembur
Membasahi barisan sebelah pesisir
Disanalah hendaknya aku terkubur
Rumus sajak/rima puisi di atas yang paling tetap adalah .
a. a-b-b-a/a-b-a-b/b-c-d/b-c-d/
b. a-b-b-a/a-b-b-a/c-d-c/c-d-c/
c. a-b-b-a/a-b-b-a/c-c-d/d-d-d/
d. a-a-b-b/a-a-b-b/c-c-d/d-d-c/
e. a-a-a-a/b-b-b-b/c-c-c/d-d-d/
24
(Chairil Anwar)
Larik bermajas metafora yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ...
a. Aku ini binatang jalang
b. Aku manusia biasa
c. Aku orang tak berguna
d. Aku memeng miskin
e. Aku bodoh dan malas
5. Jika bayang telah pudar
Dan elang laut pulang ke sarang
Angin bertiup ke benua
Tiap-tiap akan kering sendiri
Dan nahkoda sudah tau pedoman
Boleh engkau datang padaku
Surat dari ibu, Asrul Sani
Makna lambang dari dan nahkoda sudah tahu pedoman adalah
a. Sudah mencari pedoman hidup
b. Sudah menemukan arah dan tujuan
c. Sudah mempunyai pasangan hidup
d. Sudah berilmu dan berpengalaman
e. Sudah menjadi nahkoda berpengalaman
6. Kura-kura dalam perahu
Sudah gaharu cendana pula
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . (4)
Baris yang rumpang pada nomor 3 dapat diisi dengan kalimat ....
a. Mohon abang jangan merayu
b. Pura-pura tidak tahu
c. Sudah tahu bertanya pula
d. Di dalam tengku termasuk pula
e. a, b, c, d, salah
7.
Sajak Kita
Dik, pagi kita celah
Akankah hari ini kita indah
Dik, jika saja hari ini kita indah
Mungkinkah malam kita benderang dengan mentari
...........
Dik, rindu kita gersang
Sanggupkah kita menuduh hujannya kelak kita
Dia curahkan diam-diam
Kalimat bermajas untuk melengkapi puisi tersebut yang tepat adalah
a. Malam begitu indah
b. Cinta kita selalu ada
c. jangan lupa hidup ini sementara
25
26
Setelah dewasa, dayang Sumbi hidup menyendiri dihutan. Di tempat itu ia menyibukkan diri
dengan jalan menenun kain sekali waktu. Selagi menenun, tanpa sengaja anak toraknya
terjatuh masuk kekolong rumah panggungnya melalui celah yang ada dilantai. Karena dayang
Sumbi letih, ia malas bergerak dari tempat duduknya . Dalam kemalasannya itu tanpa pikir
panjang ia mengeluarkan janji yang berbunyi,Barang siapa yang memungut anak torak saya,
jika ia perempuan aku jadakan saudara perempuan saya, jika ia laki-laki akan saya angkat jadi
suami saya.
1. Seting dalam penggalan novel tersebut adalah
a. desa
b. kota
c. hutan
d. jalan
e. lapangan
2. Watak dari dayang Sumbi dalam novel di atas adalah .
a. rajin.
b. pintar
c. malas
d. pemarah
e. ramah
Penggalan cerita ini untuk soal nomor 3 dan 4!
Tadi sore ada sebuah surat teletak di meja kerjaku. Surat ditulis tangan di starbuck coffe,
kubuka surat. Kubaca,Sesudah kamu mencium bibirku, ada seorang wanita semalaman tidak
bisa tidur, apalalagi kata-kata yang terlontar dari bibirmu membuat wanita itu semalaman
berjuang dengan air matanya. Kuambil nafas tetapi panggilan tetap tidak bisa dihindari.
Sesudah 3 bulan berjuang untuk menerapkan ilmu-ilmu yang didapatkan di luar negeri tetap
saja panggilan lebih kencang bergemuruh dihatinya, terikat dengan senang hati menerima
kembali si wanita. Perjuangan wanita bukan pada angka saham-saham, tetapi orang-orang
kalah yang tersisih. Tuhan selalu ingin menyertai untuk mencari jodoh.
3. Rumusan tema yang paling sesuai dengan novel tersebut adalah .
a. tidak ada salahnya jika kita menolak cinta seseorang
b. panggilan hidup ilahi lebih bernilai dari pada makna cinta manusiawi
c. manusia dipanggil untuk mencintai sesamanya tanpa pandang bulu.
d. tuhan selalu menyertai setiap gerak dan langka manusia ciptaan NYA
e. wanita lebih sesuai berjuang dikalangan orang-orang tersisih
4.
5. Aku belajar tallaqi pada Szyaikh Ustman Abdul Fattah. Jadwalku mengaji pada beliau
setiap Ahad dan Rabu. Beliau selalu datang tepat waktu. Tak kenal kata absen. Tak kenal
cuaca dan musim. Selama tidak sakit dan tidak ada uzur yang sangat penting, beliau pasti
datang.
Watak Syaikh Utsman Abdul Fattah berdasarkan kutipan novel tersebut adalah.....
a. selalu datang
b. tidak mengenal kata absen
c. sangat disiplin
d. tak kenal cuaca dan musim
e. tidak pernah marah
6. Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang
27
(Chairil Anwar)
Suasana yang tergambar pada penggalan puisi di atas adalah
a. Sedih
b. Gelisah
c. Takut
d. Semangat
e. Sepi
9. Larik bermajas metafora yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ...
a. Aku ini binatang jalang
b. Aku manusia biasa
c. Aku orang tak berguna
d. Aku memeng miskin
e. Aku bodoh dan malas
10.
28
(Iyut Fitra)
Amanat yang tersirat dalam penggalan puisi di atas adalah
a. Renungkanlah apa yang sedang terjadi di negeri ini
b. Kita jangan melupakan jasa para pahlawan
c. Hendaknya kita berjuang terus untukmengatasi masalah negeri ini
d. Janganlah menyia-nyikan jasa para pahlawan
e. Negeri ini jangan dibuat kacau dan tidak aman
11. Patah menjelis bijak laksana
Memberi hati bimbang gulana
Lisan padanya mulia dan hina
Pada penggalan syair di atas kata yang bergaris bawah menggunakan majas .
a. antitesis
b. paradoks
c. ironi
d. klimaks
e. antiklimaks
12. Bacalah teks berikut dengan saksama!
Kata-kata si pegawai itu memberondong cepat bagai peluru yang mendesing memerahkan
daun telinga laki-laki kurus itu. Biji mata laki-laki itu melotot berputar-putar cepat seolah-olah
29
AKU
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
(Chairil Anwar)
Penggalan puisi di atas menggunakan citraan .
a. pendengaran
b. penglihatan
c. penciuman
d. peraba
e. perasa
19. Macam-macam citraan yang digunakan dalam puisi digunakan sebagai wujud .
a. pemahaman penulis terhadap puisi
b. pengendapan ide-ide dalam membuat puisi
c. perenungan yang sedalam-dalamnya
d. sikap penyair yang sudah berpengalaman
e. penyair memang sudah menguasai dan berpengalaman
20.
30
(Apip Mustopa)
Tema puisi di atas adalah ....
a. kekuasaan Tuhan tak terhingga
b. peringatan Tuhan kepada manusia
c. bencana alam merupakan ujian Tuhan
d. manusia yang tak kunjung sadar
e. Tuhan Mahatahu dan Maha Mendengar
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Apakah novel itu? Berilah penjelasan!
2. Sebutkan unsur-unsur intrinsik novel!
3. Sebutkan macam-macam puisi baru!
4. Buatlah contoh majas hiperbola!
5. Jelaskan langkah-langkah menulis puisi!
PERBAIKAN
1. Sebutkan unsur-unsur interinsik novel
2. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca novel
3. Apakah talibun itu? Jelaskan!
4. Buatlah contoh pantun kilat!
5. Apakah puisi konkret itu? Jelaskan!
PENGAYAAN
1. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur interinsik novel!
2. Apakah sonata itu? Jelaskan!
3. Apakah majas alegori itu? Jelaskan!
4. Apakah pantun berkait itu? Jelaskan dan berilah contoh!
5. Buatlah contoh puisi kontemporer yang memperhatikan tipografi!
31