You are on page 1of 31

PUISI,MAJAS

PUISI,MAJAS
Standar
Standar Kompetensi
Kompetensi
6.
6. Mengungkapkan
Mengungkapkan pendapat
pendapat tentang
tentang pembacaan
pembacaan puisi
puisi
Kompetensi
Kompetensi Dasar
Dasar
6.1
6.1

Menanggapi
Menanggapi pembacaan
pembacaan puisi
puisi lama
lama tentang
tentang lafal,
lafal, intonasi,
intonasi, dan
dan ekspresi
ekspresi
yang
yang tepat
tepat

6.2
6.2 Mengomentari
Mengomentari pembacaan
pembacaan puisi
puisi baru
baru tentang
tentang lafal,
lafal, intonasi,
intonasi, dan
dan ekspresi
ekspresi
yang
yang tepat
tepat
Indikator
Indikator
Setelah
Setelah mempelajari
mempelajari Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran 22 (KP
(KP 2)
2) ini,
ini, Anda
Anda dapat:
dapat:
Mendeklamasikan/
Mendeklamasikan/ membacakan
membacakan puisi
puisi lama
lama (berbalas
(berbalas pantun)
pantun) dan
dan puisi
puisi baru
baru di
di
depan
depan teman-teman
teman-teman dengan
dengan lafal,
lafal, intonasi,
intonasi, dan
dan ekspresi
ekspresi yang
yang sesuai
sesuai
Menanggapi
Menanggapi pembacaan
pembacaan puisi
puisi lama
lama (berbalas
(berbalas pantun)
pantun) dan
dan baru
baru tentang
tentang lafal,
lafal,
intonasi,
intonasi, dan
dan ekspresi
ekspresi yang
yang tepat
tepat
Menerapkan
Menerapkan isi
isi pantun
pantun dalam
dalam kehidupan
kehidupan sehari-hari
sehari-hari

Puisi Lama
Puisi merupakan bentuk karya sastra yang unsur estetisnya menonjol atau dominan.
Hal ini disebabkan puisi memiliki kekuatan nada, irama dan rima. Puisi lama adalah bentuk
karangan yang terkikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris, terikat oleh aturan-aturan serta
ditandai oleh bahasa yang padat. Puisi yang berasal dari Indonesia yang berbahasa melayu
klasik yang menggambarkan perasaan, dan pikiran seseorang dan terikat oleh aturan-aturan
tertentu.
Macam-macam puisi lama, seperti: mantra, gurindam, pantun, syair, karmina (pantun
kilat), seloka (pantun berkait).
1.

Mantra adalah merupakan puisi tua yang ucapan-ucapannya dianggap memiliki


kekuatan gaib. Keberadaan mantra dalam masyarakat Melayu pada mulanya bukan
sebagai karya sastra, melainkan lebih banyak berkaitan dengan adat dan kepercayaan. Ciri-

ciri Mantra: 1) Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde; 2) Bersifat lisan, sakti atau
magis; 3) Adanya perulangan; 4) Metafora merupakan unsur penting; 5) Bersifat esoferik
(bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius; dan 6) Lebih bebas
dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.
Contoh
Contoh Mantra
Mantra
Assalammualaikum
Assalammualaikum putri
putri satulung
satulung besar
besar
Yang
Yang beralun
beralun berilir
berilir simayang
simayang
Mari
Mari kecil,
kecil, kemari
kemari
Aku
Aku menyanggul
menyanggul rambutmu
rambutmu
Aku
Aku membawa
membawa sadap
sadap gading
gading

Akan membasuh mukamu


2.

Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India), yang terdiri dari dua baris
setiap baitnya dan berisi nasihat. Ciri-ciri Gurindam: 1) Baris pertama berisikan semacam
soal, masalah atau perjanjian; 2)

baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari

masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi; 3) berdirikan tiap bait 2 baris; 4) berisi
nasihat; dan 5) bersajak kembar/ a-a

Contoh Gurindam
Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b
)
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )
3.

Syair adalah puisi lama yang berasal dari Arab dan berbentuk sajak. Ciri-ciri syair: 1)
Setiap bait terdiri dari 4 baris; 2) Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata; 3) Bersajak a a
a a; 4) Semua baris berupa isi dan merupakan cerita (tidak ada sampiran); 5) Tiap baris
berhubungan isinya; dan 6) Berasal dari Arab
Contoh Syair

4.

Pada zaman dahulu kala (a)


Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)
Pantun adalah puisi Melayu asli yang cukup mengakar dan membudaya dalam kehidupan
masyarakat. Pantun bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12
suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Berdasarkan
isinya, pantun dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu pantun anak muda, pantun
jenaka, pantun teka-teki, pantun nasihat, dan pantun anak-anak.
Ciri-ciri Pantun: 1) Setiap bait terdiri 4 baris; 2) Baris 1 dan 2 sebagai sampiran; 3) Baris 3
dan 4 merupakan isi; 4) Bersajak a b a b; 5) Setiap baris terdiri dari 8 12 suku kata;
dan 6) Berasal dari Melayu (Indonesia)

Macam-macam pantun berdasarkan isinya


1. Pantun anak muda
Elok sungguh permata selan
Buatan dewa dari angkasa
Pahit sungguh rindukan bulan
Bulan tidak menimbang rasa

2. Pantun jenaka
Sungguh baik asambelimbing
Tumbuh dekat limau lungga
Sungguh elok berbinisumbing
Biar marah tertawa juga

3. Pantun teka - teki

4. Pantun nasehat

Kalau puan -puan ceran


Ambil gelas di dalam peti
Kalau tuan bijaklaksana
Binatang apa tanduk di kaki

Tingkap papan kayu bersegi


Riga -riga di pulau angsa
Indah tampan karena budi
Tinggi bangsa karena basa

5. Pantun orang tua


Asam kandis asam gelugur
Kedua asam riang-riang
Menangis mayat di pintu kubur
Teringat badan tidak sembahyang
5. Pantun Kilat (Karmina) adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek , pantun yang
susunannya sangat singkat bahkan dapat dijadikan 2 baris. Ciri-ciri Karmina: 1) Setiap bait
merupakan bagian dari keseluruhan; 2)

Bersajak aa-aa, aa-bb; 3)

Bersifat epik:

mengisahkan seorang pahlawan; 4) Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi; 5) Semua
baris diawali huruf kapital; 6) Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda
titik; dan 7) Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.
Contoh Karmina
Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)

6. Seloka (Pantun berkait) adalah sebuah bentuk puisi melayu klasik yang memuat
perumpamaan yang mengandung senda gurau, kejenakaan, impian, ejekan atau sindiran
serta yang diulang-ulang barisnya.
7. Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris. Ciri-ciri
Talibun: 1)

Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap (6, 8, 10) dan

seterusnya; 2) Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi; 3)
Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi; 4) Apabila
enam baris sajaknya a b c a b c; dan 6) Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a
bcdabcd
Contoh Talibun
Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu
Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu

Ciri-ciri puisi lama


a. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya
b. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan
c. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun
rima. Aturan-aturan dalam puisi lama meliputi: jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris
dalam satu bait; persajakan (Rima); banyak suku kata tiap baris
d. Adapun unsur-unsur intrinsik puisi antara lain:
1. Tema adalah pokok persoalan yang ingin diungkapkan penyair
2. Diksi adalah pilihan kata yang biasanya digunakan oleh penyair secara cermat dan teliti
3. Gaya bahasa adalah bahasa yang digunakan penyair untuk membangkitkan imajinasi
dalam menciptakan puisi
4. Rima adalah persamaan atau pengulangan bunyi dalam puisi
5.

Amanat adalah tujuan penyair menciptakan puisi

Teknik membaca puisi

a. Gerak tidak berlebihan


b. Menggunakan intonasi yang tepat
c. Memahami semua unsur puisi
d. Membaca dengan penuh perasaan
e. Menyesuaikan volume suara dengan situasi
Format penilaian pembacaan puisi
No.

Nama
Lafal

Unsur Penilaian
Intonasi

Jumlah
Ekspresi

1.
2.
dst.
Langkah-langkah Mengetahui Isi Puisi:
a. Memahami bentuk puisi- puisi, bait-bait dan lirik-lirik, serta memahami secara global tentang
tema yang dikemukakan penyair dalam puisinya itu.
b. Penelaahan diri penyair dan latar belakang sejarah ketika puisi diciptakan.
c. Menelaah unsur struktur batin dan struktur fisik puisi (tipografi, diksi, majas, rima, dan
irama)
d. Merumuskan kesimpulan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan seperti berikut:
1) Apakah amanat yang disampaikan penyair?
2) Mengapa penyair menggunakan bahasa yang demikian? (hubungannya dengan
perasaan dan nada)
3) Apakah arti puisi itu bagi pembaca?
4) Bagaimana sikap kita terhadap apa yang dikemukakan penyair?

5) Bagaimana penyair dalam menciptakan puisinya itu, apakah cukup mahir?

PUISI BARU
Puisi adalah bentuk karya sastra yang diungkapkan
dengan menggunakan bahasa yang padat, kata-kata yang
indah, serta padat makna. Puisi ini muncul dan digemari oleh
masyarakat dengan pola kehidupan baru. Puisi baru berbeda
dengan puisi lama. Isi, bentuk, irama, dan bentuk persajakan
dalam puisi lama berubah dalam puisi baru.
Ciri-ciri Puisi Baru
1)

Kata-kata

yang

digunakan

singkat

namun

memiliki

kedalaman makna
2)

Menggunakan bahasa yang khas

3)

Iramanya sesuai, menarik, dan dinamis

4)

Alurnya selaras dengan perasaan dan jalan pikiran

5)

Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia modern dan bersifat konotatif

6)

Tema tidak hanya adat tetapi menerangkan masalah yang kompleks

7)

Bentuk puisinya adalah bebas, mementingkan keindahan bahasa

8)

Aliran yang dianut romantik idealisme

9)

Puisi dibentuk oleh struktur fisik (tifografi, majas, rima dan irama) serta struktur batin (tema,
amanat, perasaan, suasana dan nada)

Unsur-unsur intrinsik puisi :


Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat
sangat menentukan kesatuan dan keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih
diformulasi menjadi sebuah larik.
Larik (atau baris) mempunyai pengertian berbeda dengan kalimat dalam prosa. Larik
bisa berupa satu kata saja, bisa frasa, bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah
kata dalam sebuah larik biasanya empat buat, tetapi pada puisi baru tidak ada batasan.
Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada bait inilah biasanya ada
kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi
pada puisi baru tidak dibatasi.
Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan) adalah bunyi-bunyi yang
ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata dalam larik dan bait. Sedangkan irama (ritme) adalah
pergantian tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi.
Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata, pembentukan larik dan bait. Makna
bisa menjadi isi dan pesan dari puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi
disampaikan.
1. Macam-macam puisi baru berdasarkan banyaknya baris dalam satu bait
a. Distikon, yaitu sanjak 2 seuntai dan biasanya bersajak kembar/ sama.

Contoh
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh (Or. Mandank)
Camar terbang riuh suara
Alkamar hilang menyelam segara
Armada peringgi lari bersusun
Malaka negeri hendak diruntun
Galyas dan pusta tinggi dan kukuh
b. Terzina,
sanjak ranggi
3 seuntai
Pantasyaitu
dan angkara
dan angkuh (Amir Hamzah)
Contoh :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
c.

Dalam bahgia cinta tiba melayang


Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
(Sanusi Pane)

Quatrain, yaitu sanjak 4 seuntai


Mendatang-datang jua
Kenangan masa lampau
Menghilang muncul jua
Yang dulu sinau silau

Membayang rupa jua


Adi kanda lama lalu
Membuat hati jua
Layu lipu rindu-sendu (A.M. Daeng Myala)

d.

Quint, yaitu sanjak 5 seuntai


Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakana
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)
e. Sextet adalah sanjak 6 seuntai.
Merindu Bagia
Jika harilah tengah malam
Angin berhenti dari bernafas
Sukma jiwaku rasa tenggelam
Dalam laut tidak terwatas
Menangis hati diiris sedih
(Ipih)
f. Septima, yaitu sanjak tujuh seuntai
Indonesia Tumpah Darahku
Duduk di pantai tanah yang permai
Tempat gelombang pecah berderai
Berbuih putih di pasir terderai
Tampaklah pulau di lautan hijau
Gunung gemunung bagus rupanya

API UNGGUN
Diam tenang kami memandang
Api unggun menyala riang
Menjilat meloncat menari riang
Berkilat-kilat bersinar terang
Nyala api nampaknya curia
Hanya satu cita digapai
Alam nan tinggi, sunyi, sepi
(Intojo)

Ditimpah air mulia tampaknya


Tumpah darahku Indonesia namanya
(Muhammad Yamin)
g. Stanza/ Oktaf, yaitu sanjak delapan seuntai yang setiap baitnya terdiri atas delapan
buah kalimat. Persajakan stanza tidak beraturan.
Awan
Awan datang melayang perlahan
Serasa bermimpi, serasa berangan
Bertambah lama, lupa di diri
Bertambah halus akhirnya seri
Dan bentuk menjadi hilang
Dalam langit biru gemilang
Demikian jiwaku lenyap sekarang
Dalam kehidupan teguh tenang
(Sanusi Pane)
5. Bentuk-bentuk puisi baru berdasarkan isi yang terkandung di dalamnya dibedakan menjadi
beberapa mcam, yaitu ode, himne, elegy, epigram, satire, romance, balada, dan soneta.
a. Ode, yaitu sajak atau puisi yang isinya mengandung pujian kepada seseorang, bangsa dan
Negara, atau pun sesuatu yang dianggap mulia. Karena isinya itulah, ode disebut juga
sebagai puji-pujian. Persajakan ode tidak beraturan atau bebas.
Contoh
Generasi Sekarang
Permintaan
Di atas puncak gunung fantasi
Bapakku
Berdiri aku, dan dari sana
ijinkan aku
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
mengguruimu
Generasi sekarang di panjang masa
agar tak tertidur aku di bangku kuliah
Menciptakan kemegahan baru
hanya mimpi
Pantoen keindahan Indonesia
menjadi pegawai negeri
Yang jadi kenang-kenangan
Yogya, 1987
Pada zaman dalam dunia
(Dimuat di Masa Kini, 4 Desember 1987)
(Asmara Hadi)
b. Himne (sajak pujaan) yaitu puji-pujian kepada Tuhan Yang Mahakuasa. Himne disebut juga
sajak atau puisi ketuhanan.
Contoh
Bahkan batu-batu yang keras dan bisu
Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri
Menggeliat derita pada lekuk dan liku
bawah sayatan khianat dan dusta.
Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu
menitikkan darah dari tangan dan kaki
dari mahkota duri dan membulan paku
Yang dikarati oleh dosa manusia.
Tanpa luka-luka yang lebar terbuka
dunia kehilangan sumber kasih
Besarlah mereka yang dalam nestapa
mengenal-Mu tersalib di datam hati.
(Saini S.K)

Sajak Penghambur Dosa


Tuhan
mencintai-Mu adalah siksa
melihat di telaga-Mu
wajahku penuh dosa
Tuhan
membencimu adalah dosa
sebab kasih-Mu tetap kudekap
jika Kau tawarkan
sorga atau neraka
jawabku: atau!
Yogya, 1987
dimuat di Suarasesuatu
Indonesia
c. Elegi merupakan sajak duka nestapa. Isi sajak ini (Pernah
selalu mengungkapkan
yang
Februari
1988)
menyayat hati, mendayu-dayu dan mengharu-biru.
Doa Malam
gelap langit malam
berikan keheningan dan diam

dalam diam
kutengok bintang khusuk sembahyang
dalam keheningan
kupacu hasratku sujud pada-Mu
nyalakan lampu dalam jiwaku
agar aku tahu
segala keangkuhan adalah kebinasaan cinta
dan segala cinta
hanya bermuara pada-Mu
(Yogya, 1988)
Ini kali tidak ada yang mencari cinta di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut
Gerimis mempercepat kelam.
Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan.
Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi.
Aku sendiri.
Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap
Chairil Anwar
4. Epigram yaitu sajak atau puisi yang berisi tentang ajaran-ajaran moral, nilai-nilai hidup yang
baik dan benar, yang dilukiskan dengan ringkas. Terkadang ditulis dengan kata-kata atau
kalimat-kalimat sindiran atau kecaman pahit.
Tinggal Bersama
dijemput kuda berpelana putih
lewati jalan setapak menuju langit
pengembaraan panjang
mesti kita alami
maka:
jangan paksa aku mendebat lagi
sayangku
noda apakah dosa
dosa apakah noda yang kita
tebarkan
di atas ranjang
di rumah sarat cemooh tetangga
mari jadi laki bini
5. Satire yaitu sajak atau puisi yang isinya mengecam, mengejek
dengan
kasar (sarkasme) dan
lahirkan
bayi suci
Yogya,
1987
tajam (sinis) suatu kepincangan atau ketidakadilan yang ada dalam masyarakat.
Contoh Satire:
Aku bertanya
Sajak Gelandangan
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
Andai tak bertemu
membentur jidad penyair-penyair salon,
kamu dengan karung usang
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
mungkin tak kutemukan
sementara ketidakadilan terjadi
deritamu di dalamnya
di sampingnya,
Kamu dengan karung usang
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
serta keping gelas dan kaleng rongsokan
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.
andai tak melihatmu
(Rendra)
mungkin mataku tak terbuka
Contoh
Hari ini tak ada tempat berdiri
Sikap lamban berarti mati
Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan
Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.
(Iqbal)

Di naungan jembatan tua kota ini


aku terlelap bersama mimpimu
tentang sorga di balik cakrawala
dan tersentak oleh ngigaumu
tentang neraka yang membakarmu kini
Jika tak ada kamu
tak kutemukan sedihmu

dalam diriku.
(Batu, 1987)

6. Romance adalah sajak atau puisi yang berisi tentang cinta kasih. Cinta kasih ini tidak hanya
cinta kasih antara dua orang kekasih, tetapi juga cinta kasih dalam bentuk lainnya. Misalnya
cinta terhadap suasana damai dan tentram, cinta keadilan, cinta terhadap bangsa dan Negara
juga cinta kepada Tuhan.
Contoh:
POTRETMU DI PANTAI ITU
sebingkai potret dirimu
dalam aku cemburu
di pantai itu
leburkan cintaku dalam cahaya purnama
seribu wajah lelaki
tak lagi kukenali: aku hanya kenal kamu
gambarmu di pasir pantai
tak lagi sempurna kunikmati
karna harimu terbawa angin selatan
sedang aku kian jauh menuju utara
sebingkai potret dirimu
di pantai itu
ketika aku ragu
tak kuingat lagi
lebih baik aku sendiri.
(Yogya, 1990)
7. Balada yaitu sajak atau puisi yang berisikan cerita atau kisah yang mungkin terjadi atau
hanya khayalan penyairnya saja.
Kenangan
Papamama ingatlah
dulu, di kali bening daun bambu kujadikan perahu
malaju papa
aku bersorak mama
engkau tertawa dengar celotehku
betapa bahagia kita
Kenanglah
kali bening dan perahu daun bambu milikku
gembira dan bahagia punya kita
Papamama
Alangkah berat, tatkala kita terpaksa
tinggalkan semua,
tinggalkan desa menuju kota
Lambaian nyiur kelapa
sambut lambaian tangan kita
tinggalkan desa menuju Jakarta.
Yogya, 1989
8. Soneta, yaitu sanjak 14 baris dengan pola 4,4,3,3
Tokoh soneta terkenal dan dianggap sebagai bapak soneta Indonesia adalah
Mohammad Yamin dan Rustam Effendi. Fungsi Soneta yaitu sebagai alat untuk menyatakan
curahan hati. Kini tidak terbatas pada curahan hati semata-mata, melainkan perasaanperasaan yang lebih luas seperti: 1. pernyataan rindu pada tanah air; 2. pergerakan
kemajuan kebudayaan; 3. ilham sukma; 4. perasaan keagamaan.

Para pujangga baru gemar terhadap soneta. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu: 1. Adanya penyesuaian dengan bentuk pantun ; yakni Octav dalam Soneta yang
bersifat

obyektif

itu

hampir

sejalan

dengan

sampiran

pada

pantun.

Sedangkan sextet soneta yang sifatnya subyektif itu merupakan isi pantun; 2. Baris-baris
soneta yang berjumlah 14 buah itu cukup untuk menyatakan perasaan atau curahan hati
penyairnya; 3. Soneta dapat dipakai untuk menyatakan beraneka ragam perasaan atau
curahan hati penyairnya.
Ciri ciri soneta :
a. Terdiri atas 14 baris
b. Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina
c. Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut octav.
d. Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang disebut
sextet.
e. Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam
f.
Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan
dalam octav , jadi sifatnya subyektif.
g. Peralihan dari octav ke sextet disebut volta
h. Penambahan baris pada soneta disebut koda.
i.
Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 14 suku kata
j.
Rima akhirnya adalah a b b a, a b b a, c d c, d c d
Contoh Soneta
Gembala
Perasaan siapa ta kan nyala ( a )
Melihat anak berelagu dendang ( b )
Seorang saja di tengah padang ( b )
Tiada berbaju buka kepala ( a )
Beginilah nasib anak gembala ( a )
Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
Pulang ke rumah di senja kala ( a )
Jauh sedikit sesayup sampai ( c )
Terdengar olehku bunyi serunai ( d )
Melagukan alam nan molek permai ( c )
Wahai gembala di segara hijau ( c )
Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
Maulah aku menurutkan dikau ( c )
(Muhammad Yamin)
Contoh Puisi Baru serta pembuatan parafrasa
Teratai
Kepada Ki Hajar Dewantara
Dalam kebun di tanah airku
Tumbuh sekuntum bunga teratai
Tersembunyi kembang indah permai
Tidak terlihat orang yang lalu
Akarnya tumbuh dihati dunia
Daun bersemi laksmi mengarang
Biarpun ia diabaikan orang
Seroja kembang gemilang mulia
Teruslah, o , teratai bahagia
Berseri di kebun Indonesia
Biarpun sedikit penjaga taman

10

Biarpun engkau tak terlihat,


Biarpun engkau tidak diminat
Engkau turut menjaga taman
(Sanusi Pane, 1957)
Parafrasa puisi Teratai
Puisi ini tidak menggambarkan teratai sebagai bunga, namun sebagai lambang untuk
tokoh yang dikagumi oleh penyair : Ki Hajar Dewantara. Isi puisi ini berupa kesan penyair
terhadap tokoh tersebut. Kerendah-rendahan hatinya laksana bunga teratai yang tumbuh
dikolam, tidak dikenal oleh banyak orang, diabaikan dan tidak diminati, namun gagasannya
diterima secara umum bahkan menjadi dasar pemikiran tingkat dunia. Penyair perlu
menyatakan bait ketiga dan keempat yang maksudnya agar Ki Hajar dewantara meneruskan
gagasan dan cita-citanya demi kemajuan bangsa indonesia, sekalipun ki hajar tidak dikenal dan
diminati orang. Ki Hajar telah turut menjaga Zaman.
Unsur-unsur intrinsik puisi
1. tema: perasaan yang ingin disampaikan oleh penyair
2. amanat: kesan yang ingin disampaikan
3. musikalitas: permainan bunyi yang dapat memberikan kekuatan pada puisi meliputi: a.
Rima( persamaan bunyi), b. Ritma ( naik, turun, keras, lemah )
4. korespodensi: hubungan makna antara kata, frase,dan baris
5. diksi: pemilihan kata yang erat dengan majas-majas
6. nada dan suasana: sikap penyair yang diungkapkan kepada pembaca
Puisi Kontemporer
Munculnya istilah puisi kontemporer diperkenalkan oleh Tengsoe Tjahyono (1988: 89)
dalam bukunya Sastra Indonesia. Menurut beliau, Puisi Kontemporer adalah bentuk puisi yang
berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi tersebut ditandai dengan adanya
bentuk yang aneh dan ganjil. Menurut ukuran orang Indonesia puisi kontemporer merupakan
bentuk puisi yang berusaha lari dari ikatan konvensional puisi itu sendiri. Puisi-puisi yang
sejenis itu dipelopori oleh Sutardji Calzoum Bahri sekitar tahun 1973-an.
Dalam Kredo Puisinya (semacam pernyataan sikap), Sutardji Calzoum Bachri
menyatakan:
"Kata-kata bukanlah alat mengantarkan pengertian. Dia bukan seperti pipa yang
menyalurkan air. Kata adalah pengertian itu sendiri. Dia bebas. Kalau diumpamakan
dengan kursi, kata adalah kursi itu sendiri dan bukan alat untuk duduk. Dalam puisi
saya, saya bebaskan kata-kata dari tradisi lapuk yang membelenggunya seperti kamus
dan penjajahan-penjajahan lain seperti moral kata yang dibebankan masyarakat pada
kata tertentu dengan dianggap kotor (obscene) serta penjajahan gramatika. Bila kata
dibebaskan, kreativitaspun dimungkinkan. Karena kata-kata bisa menciptakan dirinya
sendiri, bermain dengan dirinya sendiri, dan menentukan kemauan dirinya sendiri."
Dalam kredo puisi tersebut jelaslah bahwa dalam menciptakan puisi, kata-kata kurang
dipentingkan/ diperhatikan. Inilah yang membuat Sutardji Calzoum Bachri dikenal sebagai
pembaharu dalam perpuisian Indonesia.

11

Macam-macam puisi kontemporer


Puisi kontemporer dapat dikelompokkan menjadi empat macam, yaitu puisi mbeling/
puisi lugu, puisi konkret/ tipografi, dan puisi absurd/ puisi inkonvensional,
Puisi Mbeling/ Puisi Lugu
Puisi mbeling adalah puisi yang tidak mendapatkan tempat pada majalah sastra. Hal ini
disebabkan puisi tersebut menggunakan ungkapan yang blakblakan/ fulgar tanpa menghiraukan
diksi konvensional ataupun bunga-bunga bahasa. Biasanya mengungkapkan kritik pada
kehidupan masyarakat, tetapi dengan cara yang lucu. Hal inilah yang menyebabkan jenis puisi
ini tidak diterima dalam majalah sastra.
Puisi konkret/ puisi tipografi
Puisi konkret/ puisi tipografi adalah puisi yang mementingkan gambaran visual dengan
menonjolkan bentuk/ tata wajah yang disusun mirip dengan gambar. Dalam puisi konkret/ puisi
tipografi seorang penyair berusaha mengekspresikan gejolak hatinya dengan lebih menonjolkan
lukisan bentuk daripada puisinya. Puisi Tragedi Winka & Sihka di bawah ini merupakan contoh
puisi konkret. Bentuk puisi ini mirip seperti gambar zigzag.

Penjelasan
Istilah tragedi dapat diartikan sebagai peristiwa yang berakhir dengan kesedihan. Istilah
winka dan sihka yang terdapat dalam judul puisi sebenarnya merupakan kata-kata nonsense,
artinya kata-kata tersebut sebenarnya tidak ada dalam bahasa Indonesia. Selain itu, kata-kata

12

tersebut juga tidak mempunyai makna. Namun demikian, oleh penyair diberi makna baru yang
sebenarnya merupakan pembalikan dari kata kasih dan kata kawin.
Dalam sajak tersebut kata kasih dan kawin mengandung arti konotatif, yaitu perkawinan
itu menimbulkan angan-angan hidup penuh kebahagiaan, lebih-lebih bila disertai kasih sayang.
Dalam sajak itu kata kawin dideretkan sampai lima kali secara utuh. Hal itu memberi sugesti
bahwa dalam periode, entah lima tahun, lima bulan, lima minggu, atau lima hari perkawinan itu
berjalan seperti ide semula yaitu penuh kebahagiaan.
Akan tetapi, kemudian kata kawin terputus-putus. Hal ini memberikan sugesti bahwa
ideal perkawinan yang penuh kebahagiaan itu sudah tidak utuh lagi, misalnya saja pasangan
suami isteri mulai bertengkar tiap hari karena masalah-masalah kehidupan. Bahkan kemudian
terbalik kata kawin menjadi winka. Kebahagiaan yang diidealkan itu terbalik menjadi neraka.
Pada akhirnya terjadi tragedy winka dan sihka itu, misalnya saja terjadi perceraian, atau bahkan
suami membunuh isterinya atau sebaliknya. Itulah tragedi.
Tipografi zigzag yang sangat menonjol itu memberi sugesti bahwa perkawinan yang
semula bermakna kebahagiaan itu, setelah melalui jalan yang berliku-liku yang penuh bahaya
pada akhirnya terjadi bencana, terjadi tragedi.

Puisi absurd
Puisi absurd adalah bentuk puisi yang dianggap menyimpang dari criteria puisi
yang lazim (Zaidan Hendi, 1993: 206). Dalam hal ini, penyimpangan dapat terjadi
dalam berbagai dimensi. Sutardji C.B. banyak melakukan penyimpangan dalam sajaksajaknya untuk mendapatkan arti baru. Penyimpangan itu terjadi dalam hal penghapusan
tanda baca, pemutusan kata, pembalikan kata, penggandengan dua kata atau lebih,
penghilangan imbuhan. Penyimpangan yang dilakukan oleh Sutardji itulah yang banyak
menghasilkan puisi yang bersifat absurd.
Sepisaupi
sepisau luka sepisau duri
sepikul dosa sepukau sepi
sepisau duka serisau diri
sepisau sepi sepisau nyanyi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupanya sepikausepi
sepisaupa sepisaupi
sepikul diri keranjang diri
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sepisaupa sepisaupi
sampai pisau-Nya ke dalam nyanyi
(Sutardji Calzoum Bachri)
TUGAS MANDIRI

13

Cermatilah puisi ini baik-baik, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan yang ada!


VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
VVVVVVVVVVVVVVVVV
V
VIVA PANCASILA !
(Oleh Jeihan)
1. Berapakah jumlah huruf V yang berderet ke kanan?
2. Berapakah jumlah huruf V yang berderet ke bawah?
3. Apakah makna VIVA PANCASILA pada puisi di atas?
4. Parafrasakan puisi VIVA PANCASILA!
5. Contoh puisi di atas termasuk jeni puisi apa? Jelaskan dan berilah alasan!
UJI KOMPETENSI 3.2
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah
satu huruf a, b, c, d, atau e!
1. Perhatikan contoh puisi di bawah ini!
Raja bernama Darmalaksana (a)
Tampan rupawan elok parasnya (a)
Adil dan jujur penuh wibawa (a)
Gagah perkasa tiada tandingnya (a)
Puisi di atas disebut ....
a. pantun
b. syair
c. talibun
d. pantun berkait
e. gurindam
2. Cermatilah contoh puisi baru di bawah ini!
Camar terbang riuh suara
Alkamar hilang menyelam segara
Armada peringgi lari bersusun
Malaka negeri hendak diruntun
Galyas dan pusta tinggi dan kukuh
Pantas dan angkara ranggi dan angkuh (Amir Hamzah)
Ditinjau dari jumlah barisnya, puisi baru di atas disebut ....
a. terzina
b. septima
c. sextet
d. oktaf
e. distikon
3. Tuhanku

14

Di pintu Mu aku mengetuk


Aku tidak bisa berpaling
(Doa : Chairil Anwar)
Parafrase yang tepat untuk puisi di atas adalah .
a. Aku mengetuk pintu dan tak bisa berpaling
b. Aku tidak dapat menghindari setelah mengetuk pintu
c. Aku kembali dan tak akan pergi lagi
d. Setelah mengetuk pintu, aku tak bisa pergi lagi.
e. Hanya kepadaMu Tuhan manusia berserah diri.
4. Bacalah puisi berikut!
Tinggal seluruh hidup tersekat
dalam tangan dari jari-jari ini
kata-kata yang bersayap bisa menari
kata-kata yang pejuang tak mau mati
(Toto Sudarto Bachtiar)
Kutipan bait puisi tersebut menggambarkan suasana .
a. sedih
b. khusuk
c. gelisah
d. sepi
e. bosan
5. TUHAN TELAH MENEGURMU
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
Lewat perut anak-anak kelaparan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
Lewat semayup suara azan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran
Lewat gempa bumi yang berguncang
Deru angin yang meraung kencang
Hujan dan banjir yang melintang pukang
Adakah kau dengar?
(Apip Mustopa)
Tema puisi di atas adalah ....
a. kekuasaan Tuhan tak terhingga
b. peringatan Tuhan kepada manusia
c. bencana alam merupakan ujian Tuhan
d. manusia yang tak kunjung sadar
e. Tuhan Mahatahu dan Maha Mendengar
6. Cermatilah puisi di bawah ini!
Di
Di
Betul
kau pasti
sedang menghitung
berapa nasib lagi tinggal
sebelum fajar terakhir kau tutup
tanpa seorang pun tahu siapa kau dan
di
kau
maka kini
lengkaplah sudah
perhitungan di luar akal

15

dan angan-angan di dalam hati kita


tentang sesuatu yang tak bisa siapa pun
menerangkatakan pada saat itu kau mungkin sedang
di
Betul
kan
?
(Noorca Marendra)
Lukisan segitiga yang menyerupai pohon cemara yang menunjuk ke langit itu memberikan
makna bahwa .
a. manusia wajib menghadap sang pencipta
b. manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang wajib menyembah kepada Tuhan-Nya
c. setiap pribadi hari demi hari tanpa sadar berarak ke rumah sang pencipta
d. manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Mahaesa
e. manusia secara bergantian akan meninggal
Teks puisi untuk soal no. 7-8, bacalah dengan cermat!
...
Pada langkah pertama keduanya sama baja
pada langkah ketiga rubuhlah Atmo Karpo
panas luka-luka, terbuka daging kelopak-kelopak
angsoka.
Malam bagai kedok hutan bopeng oleh luka
pesta bulan, sorak-sorai, anggur darah.
Joko Pandan menegak, menjilat darah di pedang
ia telah membunuh bapanya.
Balada terbunuhnya Antmokarpo, W.S. Rendra
B
7. Isi puisi tersebut mengungkapkan ....
a. Kesaktian seseorang pada saat terjadinya pertempuran hebat di sebuah desa pada
suatu malam.
b. Pertempuran sengit yang terjadi antara anak dan ayah dan berakhir dengan
kemenangan di pihak si anak
c. Ketidakberdayaan seseorang melawan sebuah kejahatan yang meresahkan
masyarakat di sebuah desa
d. Kekuatan, kesadisan, dan kebrutalan seseorang tanpa belas kasihan sedikit pun
terhadap rakyat kecil
e. Penindasan yang tidak ada henti-hentinya oleh penjahat dan meresahkan keamanan
masyarakat
8. Kata baja yang tercetak tebal dalam kutipan puisi tersebut melambangkan ....
a. kesaktian seseorang
b. keberanian seseorang
c. kekuatan seseorang
d. kesadiasan seseorang
e. ketegaran seseorang
9. Cermatilah puisi di bawah ini!

16

Puisi di atas termasuk jenis puisi .


a. kontemporer
b. absurd
c. tipografi
d. mbeling
e. aneh
10. Cermatilah kutipan puisi berikut!
Sajak Kita
Dik, pagi kita cerah
Akankah hari ini kita indah
Dik, jika senja kita merah
Mungkinkah malam benderang dengan sinar mentari
...
Dik, rimba kita gersang Sanggupkah
kita menadah hujan-Nya Kelak kita
Dia curahkan diam-diam
(Sutoyo)
Kalimat yang bermajas untuk melengkapi bagian rumpang puisi tersebut yang tepat...
a. Malam begitu indah.
b. Cinta kita selalu ada.
c. Pasti hidupmu bahagia.
d. Jangan lupa hidup ini sementara.
e. Adakah rumah yang ramah untuk kita.
B.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Jelaskan pengertian puisi lama dan sebutkan jenis-jenis yang tergolong dalam puisi lama!
2. Jelaskan pengertian pantun dan ciri-cirinya !
3. Buatlah contoh sebuah pantun kilat!
4. Sebutkan teknik-teknik membaca puisi!
5. Apakah puisi kontemporer itu? Jelaskan dan berilah contoh!

17

C. Menulis Puisi dan Majas


Standar
Standar Kompetensi
Kompetensi
7.
7. Memahami
Memahami wacana
wacana sastra
sastra puisi
puisi dan
dan cerpen
cerpen
Kompetensi
Kompetensi Dasar
Dasar
7.1
7.1

Membacakan
Membacakan puisi
puisi karya
karya sendiri
sendiri dengan
dengan lafal,
lafal, intonasi,
intonasi, penghayatan
penghayatan dan
dan
ekspresi
ekspresi yang
yang sesuai
sesuai

Indikator
Indikator
Setelah
Setelah mempelajari
mempelajari Kegiatan
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran 11 (KP
(KP 1)
1) ini,
ini, Anda
Anda dapat:
dapat:
Memberikan
Memberikan penilaian
penilaian terhadap
terhadap pembacaan
pembacaan puisi
puisi
Membacakan
Membacakan puisi
puisi karya
karya sendiri
sendiri
Menentukan
Menentukan makna
makna puisi
puisi karya
karya teman
teman dan
dan memberikan
memberikan komentarnya
komentarnya

Menulis Puisi
Untuk menulis sebuah puisi, seseorang terlebih dahulu perlu mengetahui teori-teori
yang berkaitan dengan puisi yang meliputi unsur-unsur intrinsik dan unsur-unsur ekstrinsik puisi.
Selain itu, pengetahuan terhadap sejarah puisi juga perlu diketahuinya. Kemampuan menguasai
hal tersebut di atas merupakan hal penting bagi seorang penulis puisi.
Hal seperti itulah yang menyebabkan kegiatan menulis puisi merupakan kegiatan yang
membutuhkan pemikiran serta konsentrasi khusus untuk terciptanya sebuah ide. Ide yang
sudah ada kemudian dituangkan dalam bentuk tulisan. Tulisan yang akan dibuat perlu
diperhatikan penggunaan diksi, tipografinya sekaligus pemberian makna tipografi yang
berhubungan dengan isi puisi.
Menurut Sutejo dan Kasnadi (2008: 49-50) ada beberapa langkah dalam menulis puisi.
Langkah-langkah tersebut antara lain adalah: 1) perlunya memahami aliran; 2) perlunya
memahami tema; 3) perlunya imajinasi; 4) perlunya menemukan ide; 5) perlunya mengeramkan
ide; 6) pilihlah sikap terhadap persoalan yang terjadi; 7) memilih jenis puisi; 8) memilih larik-larik
yang menarik; 9) tuangkan aspek psikologi ke dalam puisi secara memikat; 10) pilihlah tipografi
yang sesuai; 11) pilihlah judul puisi yang memikat; 12) manfaatkan gaya bahasa/ majas.
Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut pada dasarnya dapat
dilakukan secara acak (tidak urut). Langkah-langkah itu hanya dimaksudkan untuk
memudahkan dalam penulisan puisi.

Teknik Kreatif Membuat Puisi

18

Teknik Peta Pasang Kata yakni cara merangkai kata menjadi susunan baris puisi yang
menarik. Cara ini dilakukan dengan mengingat-ingat sesuatu yang dialami, dilihat, atau
didengar yang kemudian dituangkan/ ditransformasikan dalam bentuk diksi (pilihan-pilihan kata
yang sesuai). Berdasarkan eksplorasi terhadap pengalaman ini dapat mematik inspirasi untuk
memunculkan diksi-diksi lain yang sangat luar biasa.
Langkah kedua yaitu mengaitkan kata dengan yang lain (memasangkan kata). Pada
tahap ini dibutuhkan keberanian untuk merangkai kata tanpa ada rasa takut karena salah dalam
menyusunnya. Dalam menulis puisi ada kebebasan penyair untuk menuangkan idenya tanpa
harus merasa benar atau salah. Seorang penyair mempunyai kebebasan menulis puisi untuk
menyimpang dari kaidah kebahasaan yang dikenal dengan istilah licensia poetica. Contoh:
mentari murka, bulan ramah, aroma dusta, malaikat biru hitam hati, luka kaca, mata lupa, dan
lain-lain.
Langkah ketiga mengembangkan kata-kata yang tersusun acak menjadi larik-larik yang
menarik dalam puisi. Seorang penyair memiliki kebebasan dalam membuat susunan larik yang
tidak terikat oleh sintaksis kebahasaan secara umum. Contoh: // Aroma luka bermuara pada/
mata mata hati dan mata kata/ mata luka karna dusta menata/ juga alpa meraja//
Langkah keempat yaitu memperhatikan subject matter (pokok persoalan) yang sudah
tertuang dalam larik-larik puisi. Pokok persoalan yang diangkat dalam larik-larik tersebut dapat
menunjukkan hal-hal apa yang dibicarakan/ terdapat dalam bait itu. Langkah kelima yaitu
menentukan larik-larik yang mempunyai nuansa sama, berdekatan, memiliki jalan pikiran yang
runtut, sehingga kalau larik-larik yang dirangkai itu akan menjadi sebuah puisi yang mempunyai
cerita runtut, mempunyai amanat, serta memiliki tema.
Langkah keenam, menentukan tipografi puisi yang akan dibuat.
Tipografi ini dapat dibuat seperti bentuk yang menyerupai
huruf, gambar, binatang, garis, dan lain-lain. Tentu saja pilihan

LULUS 100 %

tipografi ini akan mendukung serta memperkuat terhadap

R.)
makna(Hernika
puisi yang dibuat.
Langkah ketujuh yaitu memilih judul. Judul yang dipilih

100%

100%

100%

hendaknya dapat representatif dan menarik. Selain itu, judul


puisi hendaknya mempunyai
daya bayang,
rangsang, dan
100%
100% daya100%
daya kenang yang mendalam. Tanpa memperhatikan unsur

100%
100% apakah
100%
tersebut, sulit untuk mengakategorikan
puisi yang
100%

LULUS 100%

100%

sudah dibuat tergolong puisi yang menarik atau tidak.

Contoh seorang siswa sedang menulis puisi yang menonjolkan tipografi. Perhatikan hasil
karyanya di bawah ini!

Ujian
Lulus!!
Ujian
Lulus!!
Ujian
Lulus!!
Ujian
Lulus!!
Ujian
Lulus!!
Hati Hati berkata, kita lulus Ujian
Lulus!!
Ujian
Lulus!!
Ujian
Lulus!!
Ujian

19

Lulus!!
Lulus!!
Lulus!!
Lulus!!
Lulus!!
Lulus!!

Kita
Kita
Kita
Kita
Kita

Lulus!!
Kita
Lulus!!
Kita
Lulus!!

Kita

Ujian Ujian Lulus Lulus!!


Ujian
Lulus Kita

BUMI
(Priyanka)
indah
bumi

bumi

hijau

panas

bumi

bumi

masa

depan

bumi

rusak

kehidupan

bumi

rusak

rusak

menghilang

perlahan

20

Kita

Majas
Majas ialah bahasa berkias yang dapat menghidupkan atau meningkatkan efek dan
menimbulkan konotasi tertentu.
Macam-macam Majas :
1. Simile (perbandingan, perumpamaan) ialah bahasa kiasan yang menyamakan satu hal
dengan hal lain dengan menggunakan kata-kata pembanding. Kata-kata pembanding yang
biasanya digunakan, seperti: bagai, seperti, sebagai, laksana, bak, ibarat, semisal,
seumpama, dan kata-kata pembanding yang lain.
Contoh :
Bertemu

Blues untuk Bonnie

(STA)
Sebagai kilat nyinar di kalbu
Sebanyak itu curahan duka
Sesering itu pilu menyayat

(W. S. Rendra)
....
mengepulkan asap rokok kelabu
seperti
tungku-tungku
menjengkelkan
....

yang

Tersenyum beta laksana arca


Kedua anak itu bagai pinang dibelah dua

Kata-kata yang dicetak tebal di atas yaitu kata sebagai, seperti, bagai dan laksana
merupakan kata-kata pembanding sehingga majas yang digunakan di atas termasuk majas
simile.
2. Metafora ialah bahasa kiasan seperti perbandingan, namun tidak menggunakan kata
pembanding secara eksplisit. Kata pembanding yang digunakan dinyatakan secara implisit
dan langsung. Metafora ini menyatakan sesuatu sebagai hal yang sama atau seharga
dengan hal lain yang sesungguhnya tidak sama.
Contoh:
Bumi
Bumi ini
ini perempuan
perempuan jalang
jalang
Tuhan
Tuhan adalah
adalah warga
warga negara
negara yang
yang paling
paling modern
modern
Contoh di atas menunjukkan bahwa bumi disamakan dengan perempuan jalang dan Tuhan
disamakan dengan warga negara yang paling modern.
3. Perumpamaan Epos (epic simile) ialah perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang,
yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat pembandingnya lebih lanjut dalam
kalimat-kalimat atau frasa-frasa yang berturut-turut.
Contoh:
Di
Di Tengah
Tengah Sunyi
Sunyi
(Rustam
(Rustam Effendi)
Effendi)
Di
Di tengah
tengah sunyi
sunyi menderu
menderu rinduku
rinduku
Seperti
topan,
meranggutkan
Seperti topan, meranggutkan dahan,
dahan,
Mencabut
Mencabut akar,
akar, meranggutkan
meranggutkan kembang
kembang
kalbuku
21 kalbuku

4. Personifikasi ialah menyamakan benda dengan manusia. Benda-benda mati dibuat seolaholah dapat berbuat, berpikir,dan sebagainya layaknya seperti manusia. Personifikasi ini
menggambarkan benda-benda tak bernyawa seolah-olah memiliki sifat-sifat insani (seperti
manusia).
Contoh:
Anak Molek V
(Rustam Effendi)
Malas dan malu nyala pelita
seperti meratap mencucuri mata
Seisi kamar berduka cita
Seperti takut gentar berkata

Contoh yang lain: Badai mengamuk merobohkan rumah-rumah


Bulan itu tersenyum padaku
5. Metonimia (kiasan pengganti nama) yaitu bahasa kiasan yang dipakai dengan
menggunakan atribut sebuah objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat
berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut.
Contoh:
Ibu Kota Senja
(Toto Sudarto Bachtiar)
Klakson dan lonceng bunyi bergiliran
.
Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan
Di bawah bayangan samar istana kejang
O, kota kekasih setelah senja

Kata yang dicetak miring seperti klakson dan lonceng dapat menggantikan orang-orang
atau partai-partai yang bersaing adu keras suaranya. Sungai kesayangan menggantikan
sungai Ciliwung. Istana menggantikan kaum kaum kaya yang memiliki rumah-rumah seperti
istana. Kota kekasih adalah kota Jakarta.
6. Sinekdoki adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang pentingdari suatu
benda (hal) untuk benda atau hal itu sendiri. Sinekdoki ada dua macam, yaitu:
a. pars pro toto (sebagian untuk keseluruhan)
Contoh:

22

Kujelajahi bumi dan alis kekasih


Kujelajahi dinding dan hati wanita
Sepasang mata memandangku
b. totum pro parte (keseluruhan untuk sebagian)
Contoh:
Kujelajahi bumi dan alis kekasih
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional SMA X menjadi juara pertama lomba berpidato
bahasa inggris
7. Alegori ialah cerita kiasan atau lukisan kiasan. Cerita kiasan atau lukisan kiasan ialah
lukisan ini mengiaskan hal lain atau kejadian lain. Alegori ini sesungguhnya merupakan
metafora yang dilanjutkan. Contoh sajak Sutan Takdir Alisyahbana yang berjudul Menuju ke
Laut. Sajak itu melambangkan angkatan baru yang berjuang ke arah kemajuan. Angkatan
baru ini dikiaskan sebagai air danau yang menuju ke laut dengan melalui rintanganrintangan. Laut penuh gelombang, mengiaskan hidup yang penuh dinamika perjuangan,
penuh pergolakan. Jadi, sajak tersebut mengiaskan angkatan ,muda yang penuh semangat
menuju kehidupan baru yang dinamis, meninggalkan adat yang statis, kehidupan lama yang
beku, tidak mengalir. Alegori dapat berbentuk puisi atau prosa.
Contoh:
Menuju ke Laut
(STA)
Kami telah meninggalkan engkau,
tasik yang tenang, tiada beriak,
diteduhi gunung yang rimbun
dari angin dan topan
Sebab sekali kami terbangun
dari mimpi yang nikmat
Ombak ria berkejar-kejaran
digelanggang biru bertepi langit
Pasir rata berulang dikecup
tebing curam ditantang diserang,
dalam bergurau bersama angin
dalam lomba bersama mega

TUGAS MANDIRI
1. Cermatilah sebuah pemandangan yang paling menarik menurut Anda, misalnya
pemandangan di laut, danau, pegunungan, pelabuhan, candi, atau yang lain.
2. Setelah objek pemandangan Anda pilih, tulislah dua puluh lima kata (kata asal) yang
berkaitan dengan objek tersebut.
3. Kelompokkan kata-kata tersebut sesuai dengan larik-larik yang dapat dijadikan puisi,
singkirkan kata-kata yang tidak mendukung dalam pembuatan puisi

23

4. Susunlah kata-kata menjadi larik-larik dalam puisi dengan menggunakan majas untuk
menghidupkan puisi, syukur bentuk puisi (tipografi) juga Anda pertimbangkan
5. Periksalah kembali larik-larik puisi yang sudah Anda buat, bila perlu perbaikilah sehingga
menjadi puisi yang mampu menarik perhatian banyak orang.
6. Tulislah judul puisi yang representatif dan menarik. Selain itu, judul puisi hendaknya
mempunyai daya bayang, daya rangsang, dan daya kenang yang mendalam.
7. Bacakan puisi Anda di depan kelas dengan memperhatikan intonasi, nada, dan ekspresi.
8. Salinlah puisi Anda kedalam kertas berukuran A4 dengan menggunakan komputer,
kumpulkan puisi kepada guru Anda, bila perlu kirimkan ke majalah atau surat kabar.
UJI KOMPETENSI 3.3
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah
satu huruf a, b, c, d, atau e!
1. Langkah-langkah menulis puisi seperti di bawah ini, kecuali
a. menentukan tema
b. memberi tanda jeda
c. menentukan diksi
d. menyusun/ memilih majas yang digunakan
e. memberi judul puisi
2. Kereta api tua dengan wajah kusam terengah-engah di terik matahari melengking menjerit
seakan tidak kuasa lagi membawa beban.
Kalimat di atas menggunakan majas ....
a. hiperbola
b. personifikasi
c. metafora
d. litotes
e. sinisme

3.

Permintaan
(Karya : Muhammad Yamin)
Mendengarkan ombak pada hampirku
Debar mendebar kiri dan kanan
Melagukan nyayi penuh santunan
Terbitlah rindu ke tempat lahirku
Sebelah timur pada pinggirku
Diliputi langit berawan-awan
Kelihatan pulau penuh keheranan
Itulah gerangan tanah airku
Dimana laut debur mendebur
Serta mendesir tiba di pasir
Disanalah jiwaku mulai terkubur
Dimana ombak sembur-menyembur
Membasahi barisan sebelah pesisir
Disanalah hendaknya aku terkubur
Rumus sajak/rima puisi di atas yang paling tetap adalah .
a. a-b-b-a/a-b-a-b/b-c-d/b-c-d/
b. a-b-b-a/a-b-b-a/c-d-c/c-d-c/
c. a-b-b-a/a-b-b-a/c-c-d/d-d-d/
d. a-a-b-b/a-a-b-b/c-c-d/d-d-c/
e. a-a-a-a/b-b-b-b/c-c-c/d-d-d/

24

4. Bacalah puisi berikut


AKU
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

(Chairil Anwar)
Larik bermajas metafora yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ...
a. Aku ini binatang jalang
b. Aku manusia biasa
c. Aku orang tak berguna
d. Aku memeng miskin
e. Aku bodoh dan malas
5. Jika bayang telah pudar
Dan elang laut pulang ke sarang
Angin bertiup ke benua
Tiap-tiap akan kering sendiri
Dan nahkoda sudah tau pedoman
Boleh engkau datang padaku
Surat dari ibu, Asrul Sani
Makna lambang dari dan nahkoda sudah tahu pedoman adalah
a. Sudah mencari pedoman hidup
b. Sudah menemukan arah dan tujuan
c. Sudah mempunyai pasangan hidup
d. Sudah berilmu dan berpengalaman
e. Sudah menjadi nahkoda berpengalaman
6. Kura-kura dalam perahu
Sudah gaharu cendana pula
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (3)
. . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . .. . (4)
Baris yang rumpang pada nomor 3 dapat diisi dengan kalimat ....
a. Mohon abang jangan merayu
b. Pura-pura tidak tahu
c. Sudah tahu bertanya pula
d. Di dalam tengku termasuk pula
e. a, b, c, d, salah
7.

Sajak Kita
Dik, pagi kita celah
Akankah hari ini kita indah
Dik, jika saja hari ini kita indah
Mungkinkah malam kita benderang dengan mentari
...........
Dik, rindu kita gersang
Sanggupkah kita menuduh hujannya kelak kita
Dia curahkan diam-diam
Kalimat bermajas untuk melengkapi puisi tersebut yang tepat adalah
a. Malam begitu indah
b. Cinta kita selalu ada
c. jangan lupa hidup ini sementara

25

d. Pasti hidupmu bahagia kita


e. Adakah rumah yang ramah untuk
8. Bacalah ilustrasi berikut!
Seseorang dengan kejenuhannya akhirnya dia tidak bisa berpikir lagi dengan tenang dan
penuh pertimbangan sehingga dia putus asa.
Jika permasalahan di atas ditulis ke dalam larik puisi yang paling tepat adalah
a. Bunuh saja aku dengan pedang
b. Lebih baik aku mati saja
c. Rupanya semua ini telah berakhir
d. Perasaanku mati perlahan-lahan
e. Percuma saja aku mati
9. .
Ataukah ia tangan kabut yang nakal yang telah mencekik lehernya seingga tak satupun
tangan kami yang bisa menghalanginya?
Penggalan puisi di atas terdapat majas .
a. alegori
b. metafora
c. pleonasme
d. simile
e. personifikasi
10. Bacalah teks berikut dengan saksama!
Kata-kata si pegawai itu memberondong cepat bagai peluru yang mendesing memerahkan
daun telinga laki-laki kurus itu. Biji mata laki-laki itu melotot berputar-putar cepat seolah-olah

Majas yang tepat melengkapi teks tersebut adalah


a. hendak menatap anaknya dengan kasih sayang
b. mau memalingkan pemandangan bagiku
c. mau melihat seseorang dengan jelas
d. hendak mengawasi gerakan temannya
e. hendak melompat keluar dari kedua matanya
C.

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!

1. Buatlah parafrase penggalan puisi berikut!


Aku
Kalau sampai waktu ku
Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu..
Aku ini binatang jalang..
2. Jelaskan langkah-langkah menulis puisi!
3. Buatlah sebuah puisi dengan tema Perjuangan!
4. Apakah majas simile itu? Jelaskan dan berilah contoh!
5. Apakah majas alegori itu? Jelaskan dan berilah contoh!
.
ULANGAN HARIAN III
A. Pilihlah satu jawaban yang paling tepat dengan memberikan tanda silang pada salah
satu huruf a, b, c, d, atau e!
Penggalan cerita ini untuk sola nomor 1 dan 2!

26

Setelah dewasa, dayang Sumbi hidup menyendiri dihutan. Di tempat itu ia menyibukkan diri
dengan jalan menenun kain sekali waktu. Selagi menenun, tanpa sengaja anak toraknya
terjatuh masuk kekolong rumah panggungnya melalui celah yang ada dilantai. Karena dayang
Sumbi letih, ia malas bergerak dari tempat duduknya . Dalam kemalasannya itu tanpa pikir
panjang ia mengeluarkan janji yang berbunyi,Barang siapa yang memungut anak torak saya,
jika ia perempuan aku jadakan saudara perempuan saya, jika ia laki-laki akan saya angkat jadi
suami saya.
1. Seting dalam penggalan novel tersebut adalah
a. desa
b. kota
c. hutan
d. jalan
e. lapangan
2. Watak dari dayang Sumbi dalam novel di atas adalah .
a. rajin.
b. pintar
c. malas
d. pemarah
e. ramah
Penggalan cerita ini untuk soal nomor 3 dan 4!
Tadi sore ada sebuah surat teletak di meja kerjaku. Surat ditulis tangan di starbuck coffe,
kubuka surat. Kubaca,Sesudah kamu mencium bibirku, ada seorang wanita semalaman tidak
bisa tidur, apalalagi kata-kata yang terlontar dari bibirmu membuat wanita itu semalaman
berjuang dengan air matanya. Kuambil nafas tetapi panggilan tetap tidak bisa dihindari.
Sesudah 3 bulan berjuang untuk menerapkan ilmu-ilmu yang didapatkan di luar negeri tetap
saja panggilan lebih kencang bergemuruh dihatinya, terikat dengan senang hati menerima
kembali si wanita. Perjuangan wanita bukan pada angka saham-saham, tetapi orang-orang
kalah yang tersisih. Tuhan selalu ingin menyertai untuk mencari jodoh.
3. Rumusan tema yang paling sesuai dengan novel tersebut adalah .
a. tidak ada salahnya jika kita menolak cinta seseorang
b. panggilan hidup ilahi lebih bernilai dari pada makna cinta manusiawi
c. manusia dipanggil untuk mencintai sesamanya tanpa pandang bulu.
d. tuhan selalu menyertai setiap gerak dan langka manusia ciptaan NYA
e. wanita lebih sesuai berjuang dikalangan orang-orang tersisih
4.

seting tempat novel di atas adalah


a. kantor
b. lapangan
c. rumah
d. hutan
e. sawah

5. Aku belajar tallaqi pada Szyaikh Ustman Abdul Fattah. Jadwalku mengaji pada beliau
setiap Ahad dan Rabu. Beliau selalu datang tepat waktu. Tak kenal kata absen. Tak kenal
cuaca dan musim. Selama tidak sakit dan tidak ada uzur yang sangat penting, beliau pasti
datang.
Watak Syaikh Utsman Abdul Fattah berdasarkan kutipan novel tersebut adalah.....
a. selalu datang
b. tidak mengenal kata absen
c. sangat disiplin
d. tak kenal cuaca dan musim
e. tidak pernah marah
6. Elok rupanya si kumbang jati
Dibawa itik pulang petang

27

Tidak terkata besar hati


Melihat ibu sudah datang
Maksud dari puisi di atas adalah
a.
b.
c.
d.
e.

Sedih melihat ibu datang


Senang melihat ibu datang
Besar hati karena sakit
Sakit karena ibu tidak datang
Sakit hati karena ibu datang

7. Bacalah puisi berikut


Bunga mawar bunga melati
Ditabur orang dibatu
Sungguh elok tanah airku ini
Walau jauh tetapku kenang
Tema puisi di atas adalah
a. Cinta tanah air
b. Cinta sesama manusia
c. Cinta kepada Tuhan
d. Keindahan alam
e. Kemanusiaan
8. Bacalah puisi berikut
AKU
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

(Chairil Anwar)
Suasana yang tergambar pada penggalan puisi di atas adalah
a. Sedih
b. Gelisah
c. Takut
d. Semangat
e. Sepi
9. Larik bermajas metafora yang tepat untuk melengkapi puisi tersebut adalah ...
a. Aku ini binatang jalang
b. Aku manusia biasa
c. Aku orang tak berguna
d. Aku memeng miskin
e. Aku bodoh dan malas
10.

Bacalah puisi berikut!


Daun-daun gugur lagi
Bumi kembali menangis, saat letusan itu muntah
Melebihi guntur siang hari, ada pekik burung-burung nazar

28

Ada tangis murai beriuhan, dan ada kegirisan terkurung


Rebah ke pangkuan pertiwi yang belum henti membalut luka
Kemudian berjuta-juta perjuangan bergelora
Seakantak akan di hentikan

(Iyut Fitra)
Amanat yang tersirat dalam penggalan puisi di atas adalah
a. Renungkanlah apa yang sedang terjadi di negeri ini
b. Kita jangan melupakan jasa para pahlawan
c. Hendaknya kita berjuang terus untukmengatasi masalah negeri ini
d. Janganlah menyia-nyikan jasa para pahlawan
e. Negeri ini jangan dibuat kacau dan tidak aman
11. Patah menjelis bijak laksana
Memberi hati bimbang gulana
Lisan padanya mulia dan hina
Pada penggalan syair di atas kata yang bergaris bawah menggunakan majas .
a. antitesis
b. paradoks
c. ironi
d. klimaks
e. antiklimaks
12. Bacalah teks berikut dengan saksama!
Kata-kata si pegawai itu memberondong cepat bagai peluru yang mendesing memerahkan
daun telinga laki-laki kurus itu. Biji mata laki-laki itu melotot berputar-putar cepat seolah-olah

Majas yang tepat melengkapi teks tersebut adalah .


a. hendak menatap anaknya dengan kasih saying
b. mau memalingkan pemandangan bagiku
c. mau melihat seseorang dengan jelas
d. hendak mengawasi gerakan temannya
e. hendak melompat keluar dari kedua matanya
13. Kereta api tua dengan wajah kusam terengah-engah di terik matahari melengking menjerit
seakan tidak kuasa lagi membawa beban.
Kalimat di atas menggunakan majas ....
a. hiperbola
b. personifikasi
c. metafora
d. litotes
e. sinisme
14. Lebih baik mati berkalang tanah daripada hidup bercermin bangkai.
Peribahasa di atas sama maknanya dengan ...
a. Lebih baik berputih tulang daripada berputih mata.
b. Ikut hati mati, ikut rasa binasa.
c. Hati gajah sama dilapah, hati kuman sama dicecah.
d. Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung.
e. Buruk muka cermin dibelah.
15. Nasibnya sangat mengkhawatirkan, bagai telur di ujung tanduk.
Kalimat yang menggunakan peribahasa sama dengan kalimat di atas adalah ...
a. Memang bunglon kawanku itu.
b. Kulangkahkan kakiku menuju rumahnya.
c. Hidupnya bagai bergantung di akar lapuk.

29

d. Semangatnya keras bagai baja.


e. Berat rasanya mencari sesuap nasi.
16. Kalau pandai berkain panjang
Serupa dengan kain sarung
Lebih dari kain pelikat.
Kalau pandai berinduk semang
Serupa dengan ibu kandung
Siang dan malam dijadikan tongkat.
Puisi di atas tergolong talibun. Alasan yang tepat untuk pernyataan tersebut adalah.
a. terdiri atas enam baris dalam satu bait
b. bersajak akhir silang larik-lariknya
c. berisi curahan perasaan dan nasihat
d. dipakai untuk menyindir orang
e. jumlah lariknya 6 dan berhubungan sebagai sampiran dan isi
17. derai-derai angin pagi
derai hati memandang padi
mengalun hijau lautan
tersungging senyum perawan
Nilai estetika yang terkandung dalam satu bait puisi di atas telah ditunjukan dengan
a. kepaduan imajinatif dalam puisi
b. pemilihan kata yang penuh persajakan
c. penyusunan larik dalam bait
d. kejelian penyair memilih ide
e. penggambaran alam lingkungan
18.

AKU
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

(Chairil Anwar)
Penggalan puisi di atas menggunakan citraan .
a. pendengaran
b. penglihatan
c. penciuman
d. peraba
e. perasa

19. Macam-macam citraan yang digunakan dalam puisi digunakan sebagai wujud .
a. pemahaman penulis terhadap puisi
b. pengendapan ide-ide dalam membuat puisi
c. perenungan yang sedalam-dalamnya
d. sikap penyair yang sudah berpengalaman
e. penyair memang sudah menguasai dan berpengalaman
20.

Bacalah teks berikut dengan saksama!


TUHAN TELAH MENEGURMU
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
Lewat perut anak-anak kelaparan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup sopan
Lewat semayup suara azan
Tuhan telah menegurmu dengan cukup menahan kesabaran
Lewat gempa bumi yang berguncang
Deru angin yang meraung kencang
Hujan dan banjir yang melintang pukang
Adakah kau dengar?

30

(Apip Mustopa)
Tema puisi di atas adalah ....
a. kekuasaan Tuhan tak terhingga
b. peringatan Tuhan kepada manusia
c. bencana alam merupakan ujian Tuhan
d. manusia yang tak kunjung sadar
e. Tuhan Mahatahu dan Maha Mendengar
B. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!
1. Apakah novel itu? Berilah penjelasan!
2. Sebutkan unsur-unsur intrinsik novel!
3. Sebutkan macam-macam puisi baru!
4. Buatlah contoh majas hiperbola!
5. Jelaskan langkah-langkah menulis puisi!
PERBAIKAN
1. Sebutkan unsur-unsur interinsik novel
2. Sebutkan hal-hal yang harus diperhatikan dalam membaca novel
3. Apakah talibun itu? Jelaskan!
4. Buatlah contoh pantun kilat!
5. Apakah puisi konkret itu? Jelaskan!

PENGAYAAN
1. Sebutkan dan jelaskan unsur-unsur interinsik novel!
2. Apakah sonata itu? Jelaskan!
3. Apakah majas alegori itu? Jelaskan!
4. Apakah pantun berkait itu? Jelaskan dan berilah contoh!
5. Buatlah contoh puisi kontemporer yang memperhatikan tipografi!

31

You might also like