You are on page 1of 15

Fungsi Metabolik Hati

Hati merupakan suatu kumpulan besar sel reaktan kimia dengan laju metabolisme
yang tinggi, saling memberikan substrat dan energi dari satu sistem metabotisme
ke sistem yang lain, mengolah dan menyintesis berbagai zat yang diangkut ke
daerah tubuh lainnya, dan melakukan berbagai fungsi metabotisme lain. Karena
itu, bagian terbesar disiplin ilmu biokimia menulis mengenai reaksi metabolisme
dalam hati. Tetapi di sini, dirangkumkan fungsi metabolisme yang terutama
penting dalam memahami kesatuan fisiologis tubuh.

Metabolisme Karbohidrat
Dalam metabotisme karbohidrat, hati melakukan fungsi berikut ini :
1. Menyimpan glikogen datam jumlah besar
2. Konversi galaktosa dan fruktosa menjadi glukosa
3. Glukoneogenesis
4. Pembentukan banyak senyawa kimia dari produk antara metabolisme
karbohidrat

Hati terutama penting untuk mempertahankan konsentrasi glukosa darah normal.


Penyimpanan glikogen memungkinkan hati mengambil kelebihan glukosa dan
darah, menyimpannya, dan kemudian mengembalikannya kembali ke darah bila
konsentrasi glukosa darah mulai turun terlalu rendah. Fungsi ini disebut fungsi
penyangga glukosa hati. Pada orang dengan fungsi hati yang buruk, konsentrasi
glukosa darah setetah memakan makanan tinggi karbohidrat dapat meningkat dua
atau tiga kali lebih tinggi dibandingkan pada orang dengan fungsi hati yang
normal.
Glukoneogenesis dalam hati juga penting untuk mempertahankan konsentrasi
normal glukosa darah, karena glukoneogenesis hanya terjadi secara bermakna
apabila konsentrasi glukosa darah mulai menurun di bawah normal. Pada keadaan
demikian, sejumlah besar asam amino dan gliserol dari triglisenida diubah
menjadi glukosa, dengan demikian membantu mempertahankan konsentrasi
glukosa darah yang relatif normal.

Penyimpanan Glikogen di Hati dan Otot


Setelah diabsorpsi ke dalam sel, glukosa dapat segera dipakai untuk melepaskan
energi ke sel atau dapat disimpan dalam bentuk glikogen, yang merupakan
polimer besar glukosa.
Semua sel tubuh mempunyai kemampuan untuk menyimpan paling sedikit
beberapa glikogen, tetapi sel-sel tertentu dapat menyimpan dalam jumlah yang
besar, terutama sel hati, yang dapat menyimpan glikogen sebanyak 5 sampai 8
persen dari beratnya, dan sel-sel otot, yang dapat menyimpan glikogen sebanyak 1
sampai 3 persen. Molekul glikogen dapat dipolimerisasi dan polimernya bisa
mencapai hampir semua berat molekul, dengan berat molekul rata-rata 5 juta atau
lebih besar; kebanyakan glikogen mengendap dalam bentuk granula padat.
Konversi dari monosakarida menjadi senyawa presipitat dengan berat molekul
tinggi (glikogen) memungkinkan tersimpannya karbohidrat dalam jumlah yang
besar tanpa mengubah tekanan osmotik cairan intrasel secara bermakna.

Konsentrasi yang tinggi dan monosakanida yang mudah larut dengan berat
molekul rendah akan sangat mengganggu hubungan osmotik antara cairan intrasel
dan ekstrasel.
Glikogenesis (Proses Pembentukan Glikogen)
Reaksi kimia untuk glikogenesis diperlihatkan pada Gambar. Dari gambar ini,
dapat dilihat bahwa glukosa-6-fosfat dapat diubah menjadi glukosa-1-fosfat yang
kemudian diubah menjadi uridin difosfat glukosa, yang akhirnya diubah menjadi
glikogen. Beberapa enzim khusus dibutuhkan untuk menyebabkan perubahanperubahan ini, dan setiap monosakarida yang dapat diubah menjadi glukosa dapat
masuk ke dalam reaksi tersebut. Senyawa tertentu yang lebih kecil meliputi asam
laktat, gliserol, asam piruvat, dan beberapa asam amino deaminasi, dapat juga
diubah menjadi glukosa atau senyawa yang hampir serupa dan kemudian diubah
menjadi glikogen.

Pemindahan Glikogen yang Disimpan (Glikogenolisis)


Glikogenolisis berarti pemecahan glikogen yang disimpan sel untuk membentuk
kembali glukosa di dalam sel. Glukosa kemudian dapat digunakan untuk
menyediakan energi. Glikogenolisis tidak dapat terjadi melalui pembalikan reaksi
kimia yang sama yang dipakai untuk membentuk glikogen sebagai gantinya,
setiap molekul glukosa yang berurutan pada masing-masing cabang polimer
glikogen dilepaskan melalui proses fosforilasi, yang dikatalisis oleh
enzimfosforilase.
Pada keadaan istirahat, fosforilase terdapat dalam bentuk tidak aktif, sehingga
glikogen tetap dapat disimpan. Bila pembentukan glukosa dari glikogen
diperlukan kembali, fosforilase harus diaktifkan terlebih dahulu. Hal ini dapat
dicapai dalam beberapa cara, meliputi dua cara berikut ini.
Aktivasi Fosforilase oleh Epinefrin atau oleh Glukagon. Dua hormon,
epinefrmn dan glukagon, dapat mengaktifkan fosforilase dan dengan demikian
menimbulkan glikogenolisis secara cepat. Pengaruh pertama dari masing-masing
hormon ini adalah meningkatkan pembentukan siklik AMP di dalam sel, yang
kemudian memicu suatu rangkaian reaksi kimia yang mengaktifkan fosforilase.
Epinefrin dilepaskan oleh medula adrenal ketika sistem saraf simpatis dirangsang.
Oleh karena itu, salah satu fungsi sistem saraf simpatis adalah meningkatkan
penyediaan glukosa untuk metabolisme energi yang cepat. Fungsi epinefrin ini
terjadi secara nyata baik di dalam sel hati maupun otot, sehingga turut berperan
bersama pengaruh lain dari rangsangan simpatis, guna menyiapkan tubuh untuk
bekerja.
Glukagon adalah hormon yang disekresi oleh sel alfa pankreas apabila kadar gula
darah turun sangat rendah. Glukagon merangsang pembentukan siklik AMP
terutama di sel hati, dan hal ini selanjutnya meningkatkan pengubahan glikogen
hati menjadi glukosa dan melepaskannya ke dalam darah, sehingga meningkatkan
kadar gula darah.

Pelepasan Energi dan Molekul Glukosa Melalui Jalur Glikolisis


Karena oksidasi lengkap dari 1 gram molekul glukosa melepaskan energi sebesar
686.000 kalori dan hanya 12.000 kalori yang dibutuhkan untuk membentuk I
gram molekul ATP, banyak energi yang akan terbuang percuma apabila glukosa
hendak di dekomposisi sekaligus menjadi air dan karbon dioksida sewaktu
membentuk hanya sam molekul ATP. Untungnya, semua sel tubuh mempunyai
enzim protein khusus, yang menyebabkan molekul glukosa dipecahkan sedikit
demi sedikit dalam banyak langkah yang berurutan, yaitu energinya duepaskan
dalam paket-paket kecil untuk membentuk satu molekul ATP pada suatu waktu,
yang membentuk total 38 mol ATP untuk setiap molekul glukosa yang
dimetabolisme oleh set.
Glikolisis dan Pembentukan Asam Piruvat
Sejauh ini, cara terpenting untuk melepaskan energi dan molekul glukosa dimulai
dengan proses glikolisis. Produk akhir glikolisis selanjutnya dioksidasi untuk
menghasilkan energi.
Glikolisis berarti memecahkan molekul glukosa untuk membentuk dua molekul
asam piruvat. Glikolisis terjadi melalui 10 reaksi kimia yang berurutan. Masingmasing Iangkah dikatalisis paling sedikit oleh asam enzim protein yang spesifik.
Perhatikan bahwa glukosa mula-mula diubah menjadi fruktosa 1 ,6-difosfat dan
kemudian dipecahkan menjadi dua molekul dengan tiga atom karbon,
gliseraldehid-3-fosfat yang masing-masing kemudian diubah menjadi asam
piruvat melalui lima langkah tambahan.
Pembentukan ATP Selama Glikolisis.
Walaupun terdapat banyak reaksi kimia dalam rangkaian proses glikolisis, hanya
sebagian kecil energi bebas dalam molekul glukosa yang dibebaskan di sebagian
besar, langkah. Akan tetapi, di antara tahap 1,3-asam difosfogliserat dan 3-asam
fosfogliserat dan sekali lagi di antara tahap asam fosfoenol piruvat dan asam
piruvat, jumlah energi yang dibebaskan lebih dari 12.000 kalori per mol, yaitu
jumlah yang dibutuhkan untuk membentuk ATP dan reaksi digandakan

sedemikian rupa hingga terbentuk ATP. Jadi, terdapat total 4 molekul ATP yang
sudah dibentuk dari setiap rnotekut fruktosa 1,6-difosfat yang diuraikan menjadi
asam piruvat.

Namun 2 molekul ATP dibutuhkan untuk fosforilasi glukosa asal untuk


membentuk fruktosa 1 ,6-difosfat Sebelum glikolisis dapat dimulai. Oleh karena
itu,perolehan akhir molekul ATP dari keseluruhan proses glikolisis hanya 2
molekul untuk setiap molekul glukosa yang dipakai. Jumlah energi yang mencapai
24.000 kalori ini dihantarkan ke ATP, tetapi selama glikolisis, total energi
sebanyak 56.000 kalori dilepaskan dari glukosa asal, yang memberikan
keseluruhan efisiensi untuk pembentukan ATP hanya sebesar 43 persen. Sisa
energi sebesar 57 persen hilang dalam bentuk panas.

Konversi Asam Piruvat Menjadi Asetil Koenzim A


Tahap berikut dalam degradasi glukosa adalah konversidua tahap dari dua
molekul asam piruvat yang dihasilkan menjadi dua molekul asetil koenzim A
(asetil-KoA), sesuai dengan reaksi berikut:

Dari reaksi ini, dapat dilihat bahwa 2 molekul karbon dioksida dan 4 atom
hidrogen dilepaskan, sedangkan bagian lain dari 2 molekul asam piruvat
bergabung dengan koenzim A, suatu derivat vitamin asam pantotenat, untuk
membentuk 2 molekul asetil-KoA. Dalam konversi ini, ATP tidak dibentuk namun
6 molekul ATP akan dibentuk ketika 4 atom hidrogen yang dilepaskan tersebut
dioksidasi kemudian, yang akan dibicarakan nanti.
Siklus Asam Sitrat (Siklus Krebs)
Tahap berikutnya dalam degradasi molekul glukosa disebut siklus asam sitrat
(juga disebut siklus asam trikarboksilat atau siklus Krebs). Siklus ini merupakan
suatu lanjutan reaksi kimia saat gugus asetil dari asetil-KoA dipecah menjadi
karbon dioksida dan atom hidrogen. Semua reaksi ini terjadi didalam matriks
mitokondria. Atom hidrogen yang dilepaskan kemudian akan menambah jumlah
atom hidrogen yang dioksidasi kemudian , yang akan melepaskan sejumlah besar
energi untuk membentuk ATP.
Gambar memperlihatkan berbagai tahap reaksi kimia dalam siklus asam sitrat.
Zat-zat di sebelah kiri ditambahkan selama reaksi kimia, dan hasil reaksi kimia
diperlihatkan di sebelah kanan. Perhatikan pada puncak kolom bahwa siklus
dimulai dengan asam oksaloasetat, dan di bagian bawah rantai reaksi, asam

okraloasetat dibentuk kembali. Dengan demikian, siklus dapat berlangsung


berulang kali.
Pada tahap awal sikius asam sitrat, asetil-KoA bergabung dengan asam
oksaloasetat untuk membentuk asam sitrat. Gugus koenzim A dari asetil-KoA
dilepaskan dan dapat dipakai berulang kali untuk pembentukan lebih banyak lagi
asetil-KoA dari asam piruvat. Akan tetapi, gugus asetil menjadi suatu bagian utuh
dari molekul asam sitrat. Selama tahapan sikius asain sitrat yang berurutan
berlangsung, beberapa molekul air ditambahkan, seperti yang tampak pada
gambar sebelah kiri dan karbondioksida, serta atom hidrogen dilepaskan pada
tahap lain dan siklus, seperti yang tampak di bagian kanan gambar.
Hasil akhir keseluruhan siklus asam sitrat diberikan pada penjelasan tertulis di
Gambar bagian bawah, yang menunjukkan bahwa untuk setiap molekul glukosa
asal yang dimetabolisme,2 molekul asetil-KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat
bersania dengan 6 molekul air. Molekul-molekul tersebut kemudian diuraikan
menjadi 4 molekul karbon dioksida, 16 atom hidrogen, dan 2 molekul koenzim A.
Dua molekul ATP dibentuk melalui cara berikut ini.
Pembentukan ATP dalam Sikius Asam Sitrat. Sejumlah besar energi tidak
dilepaskan selama siklus asam sitrat itu sendiri; hanya satu dari reaksi kimia
selama pengubahan asam alfa-ketoglutarat menjadi asam suksinat yang
membentuk satu molekul ATP. Jadi, untuk setiap molekul glukosa yang
dimetabolisme, dua molekul asetil KoA akan melalui siklus asam sitrat, yang
masing-masing membentuk satu molekul ATP, atau total 2 molekul ATP yang
terbentuk.
Fungsi Dehidrogenase dan Dinukleotida Adenin Nikotinamid yang
Menyebabkan Pelepasan Atom Hidrogen dalarn Sikius Asam Sitraf. Atom
hidrogen dilepaskan selama reaksi kimia yang berbeda dalam siklus asam sitrat-4
atom hidrogen selama glikolisis, 4 atom selama pembentukan asetil-KoA dari
asam piruvat, dan 16 atom dalani siklus asam sitrat; keseluruhan proses tersebut
menghasilkan total 24 atom hidrogen yang dilepaskan untuk setiap molekul
glukosa asal. Akan tetapi, atom hidrogen tidak terbuang percuma di dalam cairan

intrasel. Sebagai gantinya, atom hidrogen dilepaskan dalam suatu paket berisi dua
atom, dan di setiap proses pelepasannya dikatalisis oleh enzim protein khusus
yang disebut dehidrogenase. Duapuluh dari 24 atom hidrogen segera bergabung
dengan dinukleotida adenin nikotinamid (NAD), suatu derivat vitamin niasin,
dengan reaksi sebagai berikut:

Reaksi ini tidak akan terjadi tanpa perantara dehidrogenase yang spesifik atau
tanpa tersedianya NAD yang bekerja sebagai pembawa hidrogen. Baik ion
hidrogen bebas maupun hidrogen yang berikatan dengan NAD berturut-turut
masuk ke dalam reaksi kimia oksidatif yang membentuk sejumlah besar ATP.
Sisa empat atom hidrogen dilepaskan selama pemecahan glukosake empat atom
yang dilepaskan selama siklus asam sitrat di antara tahap asam suksinat clan asam
fumarat bergabung dengan suatu dehidrogenase yang spesifik tetapi tidak
langsung dibebaskan ke NAD. Sebagai gantinya, atom hidrogen langsung lewat
dari dehidrogenase masuk ke dalam proses oksidatif.

Fungsi Dekarboksilase dalam Menyebabkan Pelepasan Karbon Dioksida.


Dengan merujuk kembali pada reaksi kimia siklus asam sitrat, seperti halnya pada
pembentukan asetil-KoA dari asam piruvat, kita menemukan bahwa ada tiga tahap
pembebasan karbon dioksida. Untuk menyebabkan pelepasan karbon dioksida,
enzim protein khusus lainnya, yang disebut dekarboksilase, akan memisahkan
karbon dioksida dan substrat. Karbon dioksida selanjutnya larut dalani cairan
tubuh dan diangkut ke paru-paru, tempat karbon dioksida diekspirasi dan tubuh.
Pembentukan Sejumlah Besar ATP melalui Oksidasi Hidrogen
(Proses Fosfori lasi Oksidatif)
Dengan semua hal yang rumit dan (1) glikolisis, (2) Sikius asam sitrat, (3)
dehidrogenasi, dan (4) dekarboksilasi, hanya sejumlah kecil ATP yang dibentuk
selama seluruh proses ini hanya dua molekul ATP dalam proses glikolisis dan 2
molekul lainnya dalam siklus asam sitrat untuk setiap molekul glukosa yang
dimetabolisme. Sebagai gantinya, hampir 90 persen dari total ATP yang terbentuk
melalui metabolisme glukosa dihasilkan selama proses oksidasi lanjutan dari atom
hidrogen yang dilepaskan selama tahap awal degradasi glukosa. Tentu sja, fungsi
utama dari seluruh tahap awal ini adalah Untuk menyediakan hidrogen dari
molekul glukosa dalam bentuk yang dapat dioksidasi.
Oksidasi hidrogen dicapai melalui suatu rangkaian reaksi katalisis enzimatik di
dalam mitokondria, yang dilukiskan pada gambar. Reaksi (1) memecahkan setiap
atom hidrogen menjadi satu ion hidrogan dan satu elektron, dan (2) akhirnya
menggunakan elekron untuk menggabungkan oksigen tenlarut dalam cairan
dengan molekul air untuk membentuk ion hidroksil. Kemudian ion hidrogen dan
ion hidnoksil bergabung satu sama lain membentuk air. Selama tahapan reaksi
oksida-tif berlangsung, sejumlah besar energi dibebaskan untuk membentuk ATP.
Pembentukan ATP dengan cara ini disebut fosforilasi oksidatif Proses ini
seluruhnya terjadi di dalam mitokondria melalui proses yang sangat khusus yang
disebut mekanisme kemiosmotik

Mekanisme Kemiosmotik Mitokondria untuk Membentuk ATP


lonisasi Hldrogen, Rantai Transpor Elektron, don Pembentukan Air. Langkah
pertama fosforilasi oksidatif dalam mitokondnia adalah mengionkan atom
hidrogen yang dikeluarkan dari zat makanan. Seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya, atom hidrogen ini dikeluarkan berpasangan: yang satu segera
menjadi ion hidrogen, H; dan yang lain bergabung dengan NAD untuk
membentuk NADH. Bagian atas Gambar, memperlihatkan urutan nasib dan
NADH clan H. Tahap awal adalah pembebasan atom hidrogen lain dari NADH
untuk membentuk ion hidnogen, H yang lain; proses ini juga membentuk kembali
NAD yang akan dipakai benulang-ulang.
Elektron yang dikeluarkan dari atom hidnogen untuk menimbulkan ionisasi
hidrogen, segera memasuki suatu rantai transpor elektron dari akeptor elektron
yang merupakan bagian integral dari membran dalarn (membran rak/shelf
membrane) mitokondria. Akseptor elektron secara reversibel dapat dikurangi atau
dioksidasi dengan menerima atau memberikan elektron. Unsur penting dari rantai
transpor elektron ini meliputi flavoprotein, sejumlah protein sulfida besi,
ubiquinon, dan sitokrom B, Cl, C, A, dan A3. Tiap elektron dilepaskan dari salah

satu akseptor ini ke akseptor yang lain sampai akhirnya elektron mencapai
sitokrom A3, yang disebut sitokrom oksidase, karena mampu memberikan dua
elektron, sehingga mengurangi oksigen elemental untuk membentuk oksigen
berion, yang kemudian bergabung dengan ion hidrogen untuk membentuk air.
Jadi, Gambar menunjukkan transpor elektron melalui rantai elektron dan
kemudian pemakaian akhir elektron oleh sitokrom oksidase untuk membentuk
molekul air. Selama transpor elektron ini melalui rantai transpor elektron,
dibebaskan energi yang kemudian dipakai untuk menimbulkan sintesis ATP,
sebagai berikut.
Pemompaan Ion Hidrogen ke dalam Bilik Luar Mitokondria, Dlsebabkan
oleh Rantai Transpor Elektron. Sewaktu elektron melewati rantai transpor
elektron, sejumlah besar energi dibebaskan. Energi ini dipakai untuk memompa
ion hidrogen dari bagian dalam matriks mitokondria ke dalam bilik luar di antara
membran mitokondria dalam dan luar. Keadaan ini menghasilkan ion hidrogen
bermuatan positif berkonsentrasi tinggi dalam bilik ini; dan juga menghasilkan
potensial listrik negatif yang kuat di bagian dalam matriks.
Pembentukan ATP. Langkah selanjutnya dalam fosforilasi oksidatif adalah
mengubah ADP menjadi ATP. Ini terjadi berkaitan dengan molekul protein besar
yang menonjol sepenuhnya dari membran mitokondnia bagian dalam dan muncul
dengan kepala seperti tombol (knoblike head) ke dalam matriks mitdkondria
bagian dalam. Molekul ini adalah ATPase, yang sifat fisiknya diperlihatkan pada
Gambar . ini disebut ATP sintetase.
Konsentrasi ion hidrogen bermuatan positif yang tinggi di bilik luar clan
perbedaan potensial listrik yang besar melalui membran bagian dalam
menyebabkan ion hidrogen mengalir ke dalam matriks mitokondria melalui zat
molekul ATPase. Sewaktu melakukan hal tersebut, energi yang dihasilkan dari
aliran ion hidrogen ini digdnakan oleh ATPase untuk mengubah ADP menjadi
ATP dengan menggabungkan ADP dengan suatu radikal fosfat ionik bebas (Pi),
sehingga menambah jumlah ikatan fosfat berenergi tinggi lain yang berikatan
dengan molekul.

Langkah akhir dalam proses ini adalah pemindahan ATP dari bagian dalam
mitokondnia kembali ke sitoplasma sel. Proses ini terjadi melalui difusi
pasifkeluar dan membran bagian dalam dan kemudian dengan difusi sederhana
melewati membran luar mitokondria yang permeabel. Selanjutnya, ADP secara
kontinu ditransfer dalam arah yang berlawanan untuk dikonversi menjadi ATP
secara berkesinambungan. Untuk tiap dua elektron yang berjalan melalui rantai
transpor elektron (mewakiIi ionisasi 2 atom hidrogen), dapat disintesis sampai 3
molekul ATP.
Ringkasan Pembentukan ATP Selama Pemecahan Glukosa
Kita sekarang dapat menentukan jumlah total molekul ATP yang, dalam kondisi
optimal, dapat dibentuk oleh energi dari satu molekul glukosa.
1. Selama glikolisis, dibentuk empat molekul ATP dan dua molekul dikeluarkan
untuk menimbulkan fosfonilasi awal glukosa untuk memulai proses. Keadaan ini
memberikan hasil akhir dua molekul ATP
2. Selama putaran siklus asam sitrat, dibentuk satu molekul ATP. Akan tetapi,
karena setiap molekul glukosa dipecah menjadi dua molekul asam piruvat,
terdapat dua putaran siklus untuk masing-masing molekul glukosa yang
dimetabolisme, memberikan hasil akhir dua molekulATP lagi.
3. Selama keseluruhan proses pemecahan glukosa, total 24 atom hidrogen
dilepaskan selama glikolisis dan selama siklus asam sitrat. Duapuluh dari atom mi
dioksidasi dalam hubungannya dengan mekanisme kemiosmotik yang
diperlihatkan pada Gambar, yang melepaskan tiga molekul ATP per dua atom
hidrogen yang dimetabolisme. Keadaan ini menghasilkan tambahan 30 molekul
ATP
4. Sisa empat atom hidrogen dilepaskan oleh dehidrogenase atom hidrogen ke
dalam proses oksidatif kemiosmotik di dalam mitokondria di luar tahap pertama
pada Gambar. Dua molekul ATP biasanya dilepaskan untuk setiap dua atom
hidrogen yang dioksidasi, sehingga memberikan total empat molekul ATP atau
lebih.

Sekarang, dengan menjumlah semua molekul ATP yang dibentuk, kita


mendapatkan maksimum 38 molekul ATP untuk tiap molekul glukosa yang diubah
menjadi karbon dioksida dan air. Dengan demikian, 456.000 kalori enrgi dapat
disimpan dalam bentuk ATP, sedangkan 686.000 kalori dibebaskan selama
oksidasi lengkap dari tiap gram-molekul glukosa. Hal mi menunjukkan
keseluruhan efisiensi maksimum pemindahan energi sebesar 66 persen. Sisa
energi 34 persen menjadi panas dan, oleh karena itu, tidak dapat dipakai oleh sel
untuk melakukan fungsi yang spesifik.

You might also like