You are on page 1of 50

PEREKONOMIAN INDONESIA

PERDAGANGAN INTERNASIONAL & NERACA PEMBAYARAN,


PEMBANGUNAN PERTANIAN, PEMBANGUNAN INDUSTRI

KELOMPOK 5
MUH DWIKI ARGAWINATA
FIRA AMBAR WULANSARI
NURJANNAH
MUH ARINAL HAQ

CHAIRUNNISA ASTARI

A.
1.

Perdagangan Internasional
Pengertian Perdagangan Internasional
Perdagangan di artikan khusus dalam ilmu ekonomi yaitu suatu
proses tawar menawar yang di dasarkan atas kehendak sukarela dari
masing-masing pihak. Kehendak sukarela merupakan hal yang terpenting
dalam perdagangan dalam arti kusus karena mempunyai implikasi yang
fundmental, yaitu bahwa perdagangan hanya akan terjadi apabila paling
tidak ada satu pihak yang memperoleh keuntungan atau manfaat dan
tidak ada (pihak lain) yang merasa dirugikan (Boediono, 1997 : 10)
Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh
penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar
kesepakatan

bersama.

antarperorangan

Penduduk

(individu

yang

dengan

dimaksud

individu),

dapat
antara

berupa
individu

dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan


pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan internasional
menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun
perdagangan internasional telah terjadi selama ribuan tahun (lihat Jalur
Sutra, Amber Road), dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial,
dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan
internasional pun turut mendorong industrialisasi, kemajuan transportasi,
globalisasi, dan kehadiran perusahaan multinasional.
2. Faktor Pendorong Perdagangan Internasional
Banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan
internasional, di antaranya sebagai berikut :
a. Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri
b. Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan
negara
c. Adanya

perbedaan

kemampuan

penguasaan ilmu

pengetahuan dan teknologidalam mengolah sumber daya ekonomi


d. Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru
untuk menjual produk tersebut.

e. Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga


kerja,budaya,

dan

jumlah penduduk yang

menyebabkan

adanya

perbedaan hasilproduksi dan adanya keterbatasan produksi.


f. Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.
g. Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari
negara lain.
h. Terjadinya
era globalisasi sehingga

tidak

satu

negara

pun

di dunia dapat hidup sendiri.


3. Teori Perdagangan Internasional
1. Teori keunggulan mutlak (absolut)
Dikemukakan

oleh

Adam

Smith.

Keuntungan

mutlak

adalah

keuntungan yang diperoleh suatu negara, karena negara tersebut


mampu memproduksi barang dengan biaya lebih murah dibandingkan
dengan negara lain. Menurut teori ini, Bila harga dari jenis barang yang
sama tidak berbeda antarnegara maka tidak ada alasan untuk
melakukan perdagangan internasional.
Negara

Produksi

Indonesia

Kain
90

Belanda

50

Perbandingan dasar tukar dalam


TV
60
100

negeri (DTDN)
kain/ TV
90/ 60 = 1, 5

TV/ kain
60/ 90 = 0,

50/ 100 = 0, 5

67
100/ 50 = 2

Dari tabel diatas, Indonesia punya keunggulan mutlak dalam produksi


kain, sedangkan keunggulan mutlak belanda dalam produksi tv.
2. Teori keunggulan komparatif.
Teori keunggulan komparatif (theory of comparative advantage)
merupakan teori yang dikemukakan oleh David Ricardo pada tahun
1817. Teori keungulan komparatif melihat kuntungan atau kerugian dari
perdagangan internasional dalam perbandingan relatif. Hingga saat ini,
teori keunggulan komparatif merupakan dasar utama yang menjadi
alasan negara melakukan perdagangan internasional.

David

Ricardo

mengalami

berpendapat

kerugian

mutlak

bahwa
(dalam

meskipun
artian

suatu

tidak

negara

mempunyai

keunggulan mutlak dalam memproduksi kedua jenis barang bila


dibandingkan dengan negara lain), namun perdagangan internasional
yang saling menguntungkan kedua belah pihak masih dapat dilakukan,
asal negara tersebut melakukan spesialisasi produksi terhadap barang
yang memiliki biaya relatif terkecil dari negara lain.
Dalam menggunakan teori keunggulan komparatif, kita akan berpijak
pada asumsi berikut :
- perdagangan melibatkan dua negara
- ada dua barang berbeda yang diperdagangkan
- berlaku teori nilai tenaga kerja, yaitu nilai atau harga suatu barang
dapat dihitung dari
jumlah

waktu

(jam

kerja)

tenaga

kerja

yang

dipakai

dalam

memproduksi barang tersebut.


Negara

Jumlah jam kerja per Perbandingan efisiensi tenaga kerja

Indonesi

satu unit
kemeja
1

sepatu
2

kemeja
1/4

sepatu
2/3

a
malaysi

3/2

Dari tabel diatas, indonesia punya keunggulan komparatif dalam produksi


kemeja, sedangkan malaysia masih punya kesempatan memperoleh
keuntungan dari perdagangan internasional jika berspesialisasi dalam
produksi sepatu.
Dasar

pemikiran

Ricardo

mengenai

penyebab

terjadinya

perdagangan antarnegara pada prinsipnya sama dengan dasar pemikiran

dari Adam Smith, namun berbeda pada cara pengukuran keunggulan


suatu negara, yakni dilihat komparatif biayanya, bukan perbedaan
absolutnya. Jadi, beda dari kedua teori diatas terletak pada biaya mutlak
dan biaya relatif untuk memproduksi barang/ jasa.

4. Kebijakan perdangangan internasional


Rangkaian tindakan yang akan diambil untuk mengatasi kesulitan
atau masalah hubungan perdagangan internasional guna melindungi
kepentingan nasional
a.

Jenis Kebijakan internasional di bidang Impor

1)

Kuota

Pembatasan jumlah barang yang diimpor suatu Negara


Akibatnya:
a)

Naiknya harga barang impor dalam negeri

b) Mempertinggi daya saing produksi dalam negri dipasar dalam negri


c)

Produksi dalam negri meningkat

2)

Tarif bea masuk

Menaikkan tarif barang impor


Akibatnya:
a)

Naiknya barang impor di pasar dalam negri

b) Membatasi impor
c)

Mempertinggi daya saing barang-barang dalam negri di pasar dalam

negri
3)

Larangan impor

Melarang sama sekali produksi luar negri masuk ke dalam negri


Akibatnya:

a)

Melindungi perusahan dalam negri dari kebangkrutan

b) Menghindari/mengurai defisit neraca pembayaran


4)

Subsidi

Pemerintah memberikan bantuan baik berupa barang maupun dana


Akibatnya:
a)

Harga produksi dalam negri menjadi murah

b) Mempertinggi daya saing produksi dalam negri di pasar dalam negri

b.

Jenis Kebijakan internasional di bidang Ekspor

1)

Premi

Tindakan pemerintah dengan membayar kelebihan harga untuk tiap unit


hasil produksi atau tiap barang yang diekspor
Akibatnya:
Produksi dalam negri dapat bersaing di luar negri
2)

Dumping
Menjual produksi dalam negri di luar negri lebih murah daripada

dalam negri
Akibatnya:
a)

Pemasaran lebih luas

b) Menghabiskan stok barang


3)

Politik dagang bebas


Pemerintah memberi kebebasan ekspor dan impor
Akibat:
a)

Mutu barang tinggi

b) Harga relatif murah


4)

Larangan ekspor
Melarang ekspor ke luar negri untuk jenis barang tertentu
Contoh: kayu gelondongan

5. Manfaat Perdagangan Internasional

a.

Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri

sendiri
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di
setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi,iklim,
tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan
internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak
diproduksi sendiri.
b.

Memperoleh keuntungan dari spesialisasi


Sebab

utama

kegiatan perdagangan luar

negeri

adalah untuk

memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun


suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya
dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik
apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
c.

Memperluas pasar dan menambah keuntungan


Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat

produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi


kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka.
Dengan

adanya

perdagangan

internasional,

pengusaha

dapat

menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan


produk tersebut keluar negeri.
d.

Transfer teknologi modern


Perdagangan

mempelajari

luar

teknik

negeri

memungkinkan

produksi

yang

cara manajemenyang lebih modern.


Berikut data perdagangan internasional

lebih

suatu
efesien

negara

untuk

dan

cara-

Dari data ekspor dan impor pada tahun 2005 sampai dengan 2013
diatas, dapat terlihat bahwa Indonesia mengalami fluktuasi dari tahun ke
tahunnya. Pertama untuk Impor, pada tahun 2005, Indonesia hanya dapat
mengimpor barang sebanyak 57.700 milyar USD. Sedangkan pada tahun
2006 mengalami peningkatan sebesar 61.065 USD peningkatan ini tidak
terlalu signifikan karena pada tahun selanjutnya 2007 ke tahun 2008
mengalami kenaikan yang sangat drastis yaitu 129.197 milyar USD hal ini
dikarenakan pada tahun 2008 Indonesia sedang mengalami krisis
moneter, dimana perekonomian Indonesia sedang buruk, mengalami
inflasi dan banyak jumlah uang beredar sehingga menyebabkan harga di
pasaran meningkat dan pemerintah lebih memilih impor. Pada tahun 2009
Indonesia mengalami penurunan impor pasca krisis, yaitu sebesar 96.829
milyar USD, walaupun mengalami penurunan namun impor pada tahun ini
tidak sekecil pada tahun sebelum 2008. Indonesia mengalami keadaan
impor tertinggi pada tahun 2012, peningkatan impor ini diakibatkan oleh
meningkatnya impor non migas dan migas. Selain itu, kenaikan impor
juga dipengaruhi oleh meningkatnya impor bahan baku dan barang
modal. Laju pertumbuhan impor yang lebih tinggi dibandingkan komponen
ekspor

menyebabkan

Indonesia

masih

mengalami

defisit

neraca

perdagangan. Namun pada tahun 2013 ini Indonesia dapat menurunkan


sektor impor sebesar 51.351 juta USD. Untuk sektor ekspor dari tahun

2005 hingga 2008 mengalami pertumbuhan yang konstan tetapi ekspor


pada tahun tersebut jauh lebih besar jumlahnya daripada impor, dengan
selisih pertambahan sebesar 15 23 juta USD per tahunnya. Di tengah
melambatnya

ekspor,

permintaan

domestik

yang

masih

kuat

menyebabkan impor masih tumbuh cukup tinggi. Jika ekspor lebih tinggi
daripada impor maka neraca perdagangan dapat tidak mengalami defisit.
Pada tahun 2011 Indonesia mengalami peningkatan ekspor yang sangat
drastis dari tahun sebelumnya sebesar 33 juta USD dengan nilai ekspor
203.496 milyar USD. Sejak tahun 2005 hingga 2013, sektor ekspor
cenderung lebih tinggi daripada sektor impor. Berarti masyarakat luar
negeri masih percaya dan menyukai produk Indonesia. Hal ini juga
dikarenakan adanya kontribusi lebih dari sektor pertambangan dan
perikanan, hal ini disebabkan melonjaknya harga barang tersebut di luar
negeri. Hanya pada tahun 2012 dan 2013 saja ekspor Indonesia lebih kecil
daripada impor, hal ini menyebabkan neraca perdagangan mengalami
defisit. Pada tahun 2013 ini, dalam kondisi perekonomian global yang
tidak menentu, kontribusi ekspor mengalami penurunan drastis sebesar
57 juta USD, hal ini diakibatkan permintaan global yang sedang menurun.
Impor pada tahun 2013 ini lebih besar daripada ekspor, hal ini karena
akan banyak realisasi dari kesepakatan investasi kurun 2012-2013 seperti
pembangunan pabrik (mesin, bahan baku, bahan penolong dan lain-lain)
yang masih berjalan hingga tahun depan. Implementasi dari investasi
tersebut akan membuat tekanan yang cukup tinggi terhadap impor
sehingga mau tidak mau harus dilakukan. Indonesia harus bersiap akan
hal tersebut karena negara ini masih menjadi magnet bagi investor untuk
menanamkan modalnya. Dengan masuknya banyak investor ini akan
membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin kuat. Sehingga nanti
pada tahun 2015, yang sekarang investasi, membangun pabrik dan lainlain, akan mulai produksi dan sebagian ada yang melakukan ekspor. Kita
bisa

bayangkan,

dengan

pemulihan

ekonomi,

maka

pertumbuhan

Indonesia akan sangat mungkin jauh lebih besar dari sekarang. Berikut
adalah presentase perubahan ekspor dan impor menurut tahun

Sumber:BPS
B.

NERACA PEMBAYARAN DAN NERACA PERDAGANGAN


PENGERTIAN NERACA PEMBAYARAN DAN NERACA PERDAGANGAN
a.

Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas
transaksi-transaksi antara penduduk suatu negara dengan penduduk
negara lain selama jangka waktu tertentu (biasanya 1 tahun ). Neraca
pembayaran mencakup pembelian dan penjualan barang dan jasa, hibah
dari individu dan pemerintah asing, dan transaksi finansial. Umumnya
neraca pembayaran terbagi atas neraca transaksi berjalan dan neraca lalu
lintas modal dan finansial, dan item item finansial. Dan untuk menyusun
neraca pembayaran luar negeri atau neraca pembayaran internasional,
perlu dibedakan antara debit dengan transaksi kredit.

b.

Neraca Perdagangan
Neraca perdagangan adalah sebuah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan perbedaan selisih antara ekspor dan impor. Neraca
perdagangan bisa disebut dengan ekspor NETO. Neraca perdagangan
yang positif berarti negara tersebut mengalami ekspor yang nilai

moneternya melebihi impor yg bisa disebut surplus perdagangan.


Perdagangan internasional melibatkan berbagai transaksi ekonomi antara
satu negara dengan negara lain. Transaksi ekonomi tersebut kemudain
dicatat

dalam

bentuk

neraca.

Neraca

perdagangan

internasional

merupakan salah satukomponen penting dalam neraca pembayaran


internasional.

B.

Komponen Neraca Pembayaran


Neraca Perdagangan (Balance of Trade) : merupakan selisih nilai

ekspor dan impor barang. Nilai ekspor > dari nilai impor, maka neraca
perdagangannya surplus. Berlaku sebaliknya.

Neraca Jasa-Jasa : merupakan ekspor impor jasa.. Apabila ekspor <


impor maka neraca jasa defisit. Apabila neraca jasa, neraca perdagangan,
pendapatan investasi, pembayaran transfer dinamakan neraca berjalan
(current account)

Neraca Modal (capital Account) merupakan selisih antara modal


masuk dan modal keluar. MM : dari LN ke DN ; MK : dari DN ke LN.

Neraca Moneter : mencatat transaksi moneter; yaitu perubahanperubahan yang terjadi pada cadangan devisa suatu negara. Cadangan
devisa tersebut dapat berupa emas dan valuta asing (valas)

Transaksi Neraca Pembayaran


1.

Pos Transaksi Dagang : semua transaksi yang mengikutsertakan

ekspor impor barang / jasa yang terjadi antara 2 negara atau lebih.
2.

Transaksi Jasa : pemeberian atau penerimaan jasa yang terjadi antar

2 negara atau lebih. Contoh: transportasi, pariwisata, premi asuransi.


3.

Pos

Pendapatan

Modal

(Income

On

Investment)

transaksi

penerimaan atau pembayaran antara penduduk suatu negara dengan


negara lain disebabkan adanya pinjaman dan penanaman modal,

transaksi

hasil

modal

bisa

berupa

pinjaman

memperoleh

bunga,

penanaman saham memperoleh deviden.


4.

Transaksi Unilateral : transaksi pemindahan hak penduduk satu

negara kepada penduduk negara lain yang tidak menimbulkan kevajiban


baik di masa sekarang maupun di masa yang akan datang. Contoh :
hadiah yang diterima dari negara lain, mengirim uang un tuk keluarga di
LN.
5.

Investasi Jangka Panjang : investasi lebih dari 1 tahun yang

dilakukan oleh penduduk suatu negara di negara lain. Misal : membeli


saham (deviden), membeli obligasi (bunga)
6.

Investasi Jangka Pendek : investasi kurang dari 1 tahun. Misal :

membeli

saham

dengantujuan

untuk

memperoleh

capital

gain

(keuntungan dari naiknya saham di LN)


7.

Pos Penanaman Modal Langsung : transaksi langsung dari penduduk

negara satu dengan negara lain. Contoh : transaksi jual beli saham
penduduk Indonesia dengan penduduk Singapura.
8.

Pos Sektor Moneter : pada pos ini di catat semua transaksi saat

terjadi pembayaran transaksi-transaksi di atas. Dari transaksi dagang


sampai transaksi Piutang.

JENIS-JENIS NERACA PEMBAYARAN DAN PERDAGANGAN


Secara umum, neraca pembayaran terbagi menjadi tiga jenis, antara lain :
a. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Defisit
Neraca

pembayaran

defisit

adalah neraca

pembayaran

yang

menunjukkan jumlah transaksi pembayaran luar negeri (disebut


transaksi debet) lebih besar dibandingkan transaksi penerimaan dari
luar negeri (disebut transaksi kredit).
b. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Surplus
Neraca pembayaran dan perdagangan surplus adalah neraca
pembayaran

yang

menunjukkan

dibandingkan transaksi kredit.

transaksi

debet

lebih

kecil

c. Neraca Pembayaran dan Perdagangan Seimbang


Neraca pembayaran dan perdagangan Seimbang adalah neraca
pembayaran yang menunjukan transaksi debet sama dengan transaksi
kredit.
Untuk memahami neraca pembayaran surplus dan neraca pembayaran
defisit, perhatikanlah contoh 1 dan 2 berikut.

Contoh 2 :

Keterangan:
Pada Contoh 1, diperlihatkan bahwa realisasi ekspor tahun 2002 di
atas realisasi impor tahun 2002 sebesar 60.000 yard. Hal ini berarti
neraca pembayaran negara X mengalami surplus sebesar 47.500 yard
yaitu stok nasional + pinjaman akomodatif.

Pada Contoh 2, diperlihatkan bahwa realisasi ekspor negara X


berada di bawah realisasi impornya sebesar 20.000 yard. Untuk itu negara
X akan mengirimkan surat berharga pengakuan mempunyai hutang
sebesar 20.000 yard ke negara pengekspor.
Berdasarkan contoh dan keterangan tersebut, dapat disimpulkan sebagai
berikut.
1)

Penurunan terhadap stok nasional akan menyebabkan terjadinya


neraca pembayaran defisit, Adapun kenaikan pada stok nasional akan
menyebabkan neraca pembayaran surplus.

2)

Jika kelebihan impor atas ekspor ditutupi dengan menggunakan


pinjaman, berarti neraca pembayaran mengalami defisit. Dalam hal ini,
perlu diperhatikan yaitu, untuk menutupi kelebihan impor atas ekspor
tersebut negara yang bersangkutan menggunakan pinjaman otonom
maka tidak akan memengaruhi defisit. Namun, jika untuk menutupi
kekurangan tersebut negara yang bersangkutan menggunakan pinjaman
akomodatif akan memengaruhi defisit.

3)

Defisit

total

dihitung

dengan

cara

menambahkan

besarnya

penerimaan stok nasional dan pinjaman akomodatif.


4)

Surplus total dihitung dengan cara menjumlahkan kenaikan stok


nominal dengan pinjaman akomodatif.
Contoh data neraca pembayaran dan neraca perdagangan
NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2011-2012
(dalam juta US$)

URAIAN
A.TRANSAKSI BERJALAN
1.
Ekspor-impor barang
a. ekspor
i.
non migas
ii.
migas
minyak
gas
b. impor

2011

2012

200.788
162.721
38.067
19.576
18.491
-166.005

188.146
152,575
35.571
17.891
17.680
-179.729

i. non migas
ii. migas
minyak
gas
Neraca Perdagangan
2. Ekspor-impor jasa
a. ekspor
b. impor
Neraca Berjalan
B. TRANSAKSI MODAL
1. Modal Pemerintah
2. Modal Swasta
a.
penanaman
modal
langsung
b. investasi lainnya
Neraca Modal
C. TOTAL A+B
D. SELISIH PERHITUNGAN
NERACA
KESELURUHAN

-127.288
-38.717
-37.102
-1.615
34.783
-10.633
20.690
-31.323
24.15

-139.040
-40.689
-38.206
-2.483
8.417
-10.769
23.143
-33.912
-2.352

33
17.440
19.241

37
21.101
19.853

-1.801
50.44
74.59
-3.395
71.195

1.248
58.101
55.749
-5.63
50.119

(C+D)

KETERANGAN:
a.

Transaksi berjalan
Pada transaksi berjalan terdapat dua data yaitu data ekspor-impor

barang dan ekspor-impor jasa. Pada ekspor-impor barang dibedakan atas


dua jenis, yaitu ekspor-impor migas dan non-migas. Neraca perdagangan
Indonesia mengalami surplus pada tahun 2011 yaitu sebesar US$ 34,7
milyar, namun turun pada tahun 2012 menjadi US$ 8,4 milyar. Eksporimpor jasa Indonesia mengalami defisit, yaitu pada tahun 2011 -US$ 10,6
milyar dan pada tahun 2012 sebesar -US$10,7 milyar. Neraca berjalan
Indonesia masih mengalami surplus pada tahun 2011, yaitu US$ 24,1
milyar, namun mengalami defisit menjadi -US$ 2,3 milyar pada 2012.
b.

Transaksi modal
Transaksi modal dibedakan menjadi dua yaitu aliran modal dari

pemerintah dan dari swasta. Modal pemerintah pada tahun 2011 sebesar
US$ 33 milyar meningkat menjadi US$37 milyar, sedangkan aliran modal
bagi swasta juga mengalami sedikit peningkatan pada 2012 yaitu US$

21,1 milyar. Dengan demikian neraca modal Indonesia mengalami


peningkatan pada tahun 2012 menjadi US$ 58,1 milyar.
NERACA PERDAGANGAN
INDONESIA-PERU
2004-2009
(DALAM US$)
TAHUN
2004
2005
2006
2007
2008
2009

EKSPOR
25.250.20

IMPOR
25.775.70

0
27.838.80

0
36.422.20

0
34.399.60

0
31.175.30

0
42.154.40

NERACA
-570.500
-8.538.400

VOLUME
51.025.90
0
64.261.00

0
65.574.90

0
27.971.50

3.224.300
+

0
70.125.90

0
49.850.70

0
36.180.60

14.173.900
+

0
86.031.30

0
51.171.50

0
36.472.30

13.670.100
+

0
87.643.80

14.699.200

Analisis :
Di lihat dari neraca perdagangan internasional Indonesia - Peru pada
tahun 2004 - 2009 yaitu pada tahun 2004 dan 2005 Indonesia mengalami
devisit. Tetapi pada tahun 2006-2009 Indonesia mendapatkan surplus,
yaitu pada tahun 2006 US$ 3,244 juta, tahun 2007 US$ 14,173 juta, tahun
2008 US$ 13,670, dan tahun 2009 US$ 14,699 juta

C. NILAI TUKAR
Pengertian pengertian Nilai Tukar menurut beberapa ahli, yaitu
sebagai berikut :

Salvatore (1997:9) : Nilai tukar adalah Harga suatu mata uang

terhadap mata uang lainnya atau nilai dari suatu mata uang terhadap nilai
mata uang lainnya.

Abimanyu4 : Nilai Tukar adalah harga mata uang suatu negara relatif

terhadap mata uang negara lain. Karena nilai tukar ini mencakup dua
mata uang, maka titik keseimbangannya ditentukan oleh sisi penawaran
dan permintaan dari kedua mata uang tersebut.
Dapat disimpulkan dari beberapa definisi diatas bahwa nilai tukar
adalah sejumlah uang dari suatu mata uang tertentu yang dapat
dipertukarkan dengan satu unit mata uang negara lain.
Kurs merupakan salah satu indikator yang mempengaruhi aktivitas
di pasar saham maupun di pasar uang karena investor cenderung akan
berhati-hati untuk melakukan investasi portofolio.Terdepresiasinya kurs
rupiah terhadap mata uang asing khususnya dolar Amerika memiliki
pengaruh yang negatif terhadap ekonomi dan pasar modal (Sitinjak dan
Kurniasari, 2003).
Kurs mata uang menunjukkan harga mata uang apabila ditukarkan
dengan mata uang lain. Penentuan nilai kurs mata uang suatu negara
dengan mata uang negara lain ditentukan sebagai mana halnya barang
yaitu oleh permintaan dan penawaran mata uang yang bersangkutan.
Hukum ini juga berlaku untuk kurs rupiah, jika demand akan rupiah lebih
banyak daripada suplainya maka kurs rupiah ini akan terapresiasi,
demikian pula sebaliknya. Apresiasi atau depresiasi akan terjadi apabila

negara menganut kebijakan nilai tukar mengambang bebas (free floating


exchange rate) sehingga nilai tukar akan ditentukan oleh mekanisme
pasar (Kuncoro, 2001).

Teori teori kurs


a. Pendekatan perdagangan atau pendekatan elastisitas terhadap
pembentukan kurs
Yakni nilai tukar dari dua negara ditentukan oleh besar
kecilnya perdagangan barang dan jasa yang berlangsung di antara
kedua negara tersebut. Menurut pendekatan ini, kurs ekuilibrium
adalah kurs yang akan menyimbangkan nilai impor dan ekspor dari
suatu negara. Jika nilai impor negara tersebut lebih besar daripada
nilai

ekspornya

perdagangan.

artinya

Maka

kurs

negara
mata

tersebut
uangnya

mengalami
akan

defisit

mengalami

peningkatan. Artinya mata uangnya mengalami depresiasi atau


penurunan nilai tukar). Sebaliknya jika nilai ekspor negara tersebut
lebih besar dari nilai impor maka kurs mata uangnya akan
mengalami penurunan.
b. Pendekatan keseimbangan portofolio
Merumuskan bahwa kurs sesungguhnya terbentuk dalam
proses dan penyeimbangan stock atau total permintaan dan
penawaran asset-asset finalcial (dalam hal ini uang dipandang
hanya merupakan salah satu bentuk dari sekian banyak jenis asset
finansial) dalam setiap negara. Asumsi yg digunakan dalam
pendekatan ini adalah
.obligasi domestik dan luar negeri sebagai subsitusi yang tidak
sempurna

.dan memperhitungkan arti penting perdagangan (sektor riil).


c. Teori Paritas Daya Beli
Merumuskan bahwa kurs diantara dua mata uang adalah
identik dengan rasio dari tingkat kurs umum dari kedua negara yang
bersangkutan. Artinya, penurunan daya beli mata uang domestik
akan diiringi dengan depresiasi mata uangnya secara proporsional
dalam pasar valas. Sebaliknya, kenaikan daya beli mata uang
domestik akan diikuti atau disusul dengan apresiasi mata uangnya
secara proposional.

d. Pendekatan moneter
Menjelaskan perubahan nilai kurs pada pasar modal dan arus
modal internasional serta menganalisis perubahan nilai kurs dalam
jangka

pendek

yang

sifatnya

tak

terduga

untuk

mencapai

keseimbangan jangka panjang.

Penentuan Nilai Tukar


Ada beberapa faktor penentu yang mempengaruhi pergerakan nilai tukar,
yaitu (Madura, 1993):
1.

Faktor Fundamental
Faktor fundamental berkaitan dengan indikator ekonomi seperti

inflasi, suku bunga,perbedaan relatif pendapatan antar negara, ekspektasi


pasar dan intervensi bank sentral.
2.

Faktor Teknis
Faktor teknis berkaitan dengan kondisi permintaan dan penawaran

devisa pada saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan, sementara


penawaran tetap, maka harga valuta asing akan terapresiasi, sebaliknya
apabila ada kekurangan permintaan, sementara penawaran tetap maka
nilai tukar valuta asing akan terdepresiasi.
3.

Sentimen Pasar
Sentimen pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau berita

politik yang bersifat insidentil, yang dapat mendorong harga valuta asing

naik atau atau turun secara tajam dalam jangka pendek. Apabila rumor
atau berita sudah berlalu, maka nilai tukar akan kembali normal.
Nilai tukar mata uang
Nilai tukar mata uang dibagi menjadi dua yaitu :

Nilai tukar nominal, adalah nilai tukar yang ditulis dengan angka
nominal. Misalnya US$ 1,00=Rp10.000. kurs antara dua Negara adalah
yang dinamakan kurs nominal.

Nilai tukar Riil atau kurs riil (riil exchange rate) adalah harga
relative dari barang-barang kedua Negara yang menyatakan tingkat
dimanakita dapat memperdagangkan barang-barang dari suatu Negara
untuk barang-barang dari suatu Negara untuk barang-barang Negara lain.
Oleh karena itu nilai tukar riil juga disebut terms of trade.
Secara umum dapat dituliskan = Nilai tukar nominal x Harga barang
domestic
Harga barang luar negeri
Nilai tukar riil diantara kedua Negara dihitung dari nilai tukar
nominal dan tingkat harga di kedua Negara.Jika nilai tukar riil adalah
tinggi, berarti harga barang-barang luar negeri relative murah, dan harga
barang-barang domestic relatif mahal. Dan sebaliknya, jika nilai tukar riil
rendah, berarti harga barang-barang luar negeri relative mahal, dan
harga-harga barang domestic relative murah.

Sistem Nilai Tukar


1. Kurs Tetap (Fixed Exchange Rate)
Kurs tetap merupakan sistem nilai tukar dimana pemegang otoritas
moneter tertinggi suatu negara (Central Bank) menetapkan nilai tukar
dalam negeri terhadap negara lain yang ditetapkan pada tingkat tertentu
tanpa melihat aktivitas penawaran dan permintaan di pasar uang. Jika
dalam perjalanannya penetapan kurs tetap mengalami masalah, misalnya

terjadi fluktuasi penawaran maupun permintaan yang cukup tinggi maka


pemerintah bisa mengendalikannya dengan membeli atau menjual kurs
mata uang yang berada dalam devisa negara untuk menjaga agar nilai
tukar stabil dan kembali ke kurs tetap nya. Dalam kur tetap ini, bank
sentral melakukan intervensi aktif di pasar valas dalam penetapan nilai
tukar.
2. Kurs Mengambang Terkendali (Managed Floating Exchange Rate)
Penetapan kurs ini tidak sepenuhnya terjadi dari aktivitas pasar valuta.
Dalam pasar ini masih ada campur tangan pemerintah melalui alat
ekonomi moneter dan fiskal yang ada. Jadi dalam pasar valuta ini tidak
murni berasal dari penawaran dan permintaan uang.
3. Kurs Mengambang Bebas (Free Floating Rate)
Kurs mengambang bebas merupakan suatu sistem ekonomi yang
ditujukan bagi suatu negara yang sistem perekonomiannya sudah mapan.
Sistim nilai tukar ini akan menyerahkan sleuruhnya kepada pasar untuk
mencapai kondisi equilibrium yang sesuai dengan kondisi internal dan
eksternal. Jadi dalam sistem nilai tukar ini hampir tidak ada campur
tangan pemerintah.

Dampak Nilai Tukar Perdagangan Tradisional


Hubungan utama antara nilai tukar dan perdagangan internasional
adalah cara di mana fluktuasi nilai tukar mempengaruhi nilai impor dan
ekspor.

Ketika

datang

untuk

bertukar

rate

dan

perdagangan

internasional, mata uang yang lemah dapat mempengaruhi jenis barang


serta

jumlah

barang

yang

satu

negara

dapat

membeli.

Seperti

perbedaan dalam nilai tukar dan perdagangan internasional juga dapat


menyebabkan

suatu

kondisi

di

mana

perdagangan antara dua mitra dagang.

ada

ketidakseimbangan

D.

PEMBANGUNAN PERTANIAN
Pengertian Sektor Pertanian
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang
dilakukan manusia untuk

menghasilkan

bahan pangan,

bahan

baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan


hidupnya
Pengertian pertanian dalam arti sempit hanya mencakup pertanian
sebagai budidaya penghasil tanaman pangan padahal kalau kita tinjau
lebih jauh kegiatan pertanian dapat menghasilkan tanaman maupun
hewan ternak demi pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
Sedangkan pengertian pertanian yang dalam arti luas tidak hanya
mencakup pembudidayaan tanaman saja melainkan membudidayakan
serta

mengelola

dibidang

perternakan

seperti

merawat

dan

membudidayakan hewan ternak yang bermanfaat bagi pemenuhan

kebutuhan masyarakat banyak seperti: ayam, bebek, angsa. Serta


pemanfaatan hewan yang dapat membantu tugas para petani kegiatan ini
merupakan suatu cakupan dalam bidang pertanian.
RUANG LINGKUP PERTANIAN
Semua usaha pertanian pada dasarnya adalah kegiatan ekonomi
sehingga

memerlukan

dasar-dasar

pengetahuan

yang

sama

akan

pengelolaan tempat usaha, pemilihan benih/bibit, metode budidaya,


pengumpulan hasil, distribusi produk, pengolahan dan pengemasan
produk, dan pemasaran. Apabila seorang petani memandang semua
aspek ini dengan pertimbangan efisiensi untuk mencapai keuntungan
maksimal maka ia melakukan pertanian intensif (intensive farming).
Usaha pertanian yang dipandang dengan cara ini dikenal sebagai
agribisnis. Program dan kebijakan yang mengarahkan usaha pertanian ke
cara pandang demikian dikenal sebagai intensifikasi. Karena pertanian
industrial selalu menerapkan pertanian intensif, keduanya sering kali
disamakan.
Sisi

yang

berseberangan

dengan

pertanian

industrial

adalah

pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Pertanian berkelanjutan,


dikenal

juga

dengan

variasinya

seperti

pertanian

organik

atau

permakultur, memasukkan aspek kelestarian daya dukung lahan maupun


lingkungan

dan

pengetahuan

lokal

sebagai

faktor

penting

dalam

perhitungan efisiensinya. Akibatnya, pertanian berkelanjutan biasanya


memberikan hasil yang lebih rendah daripada pertanian industrial.
Pertanian

modern

masa

kini

biasanya

menerapkan

sebagian

komponen dari kedua kutub "ideologi" pertanian. Selain keduanya, dikenal


pula bentuk pertanian ekstensif (pertanian masukan rendah) yang dalam
bentuk

paling

ekstrem

dan

tradisional

akan

berbentuk

pertanian

subsisten, yaitu hanya dilakukan tanpa motif bisnis dan semata hanya
untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau komunitasnya.
Sebagai suatu usaha, pertanian memiliki dua ciri penting selalu
melibatkan barang dalam volume besar dan proses produksi memiliki
risiko yang relatif tinggi. Dua ciri khas ini muncul karena pertanian

melibatkan makhluk hidup dalam satu atau beberapa tahapnya dan


memerlukan ruang untuk kegiatan itu serta jangka waktu tertentu dalam
proses produksi. Beberapa bentuk pertanian modern (misalnya budidaya
alga, hidroponika) telah dapat mengurangi ciri-ciri ini tetapi sebagian
besar usaha pertanian dunia masih tetap demikian.

Peranan pertanian
Sektor pertanian mengkontribusikan terhadap pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi nasional dalam 4 bentuk, yaitu :
1.

Kontribusi

Produk

contohnya

Penyediaan

makanan

untuk

penduduk, penyediaan Bahan baku untuk industri manufaktur. Contohnya,


seperti industri tekstil, barang dari kulit, makanan dan minuman.
2.

Kontribusi Pasar contohnya :Pembentukan pasar domestik untuk

barang industri dan konsumsi.


3.

Kontribusi

Faktor

Produksi

menyebabkan

Penurunan

peranan

pertanian di pembangunan ekonomi, maka terjadi transfer surplus modal


dari sector pertanian ke Sektor lain
4.

Kontribusi Devisa : Pertanian sebagai sumber penting bagi surplus

neraca perdagangan (NPI) melalui ekspor produk pertanian dan produk


pertanian yang menggantikan produk impor.

1.

Kontribusi Produk.
Dalam system ekonomi terbuka, besar kontribusi produk sector

pertanian bisa lewat pasar dan lewat produksi dg sector non pertanian.
Dari sisi pasar, Indonesia menunjukkan pasar domestic didominasi oleh
produk pertanian dari LN seperti buah, beras dan sayuran hingga daging.
Dari sisi keterkaitan produksi, Industri kelapa sawit & rotan mengalami
kesulitan bahan baku di dalam negeri, karena Bahan baku dijual ke luar
negeri dengan harga yang lebih mahal.

2.

Kontribusi Pasar.
Negara

agraris

merupakan

sumber

bagi

pertumbuhan

pasar

domestic untuk produk non pertanian seperti pengeluaran petani untuk


produk

industri

(pupuk,

pestisida,

dll)

dan

produk

konsumsi

(pakaian,mebel, dan lain-lain)


Keberhasilan kontribusi pasar dari sector pertanian ke sector non
pertanian tergantung dari beberapa hal berikut, yaitu :
Pengaruh keterbukaan ekonomi : Membuat pasar sector non
pertanian tidak hanya disi dengan produk domestic, tapi juga impor
sebagai pesaing, sehingga konsumsi yang tinggi dari petani tidak
menjamin pertumbuhan yang tinggi sector non pertanian. Jenis teknologi
sector pertanian : Semakin modern, maka semakin tinggi demand produk
industri non pertanian.
3.

Kontribusi Faktor Produksi.


Faktor produksi yang dapat dialihkan dari sector pertanian ke sektor
lain tanpa mengurangi volume produksi pertanian adalah Tenaga kerja
dan Modal.
Di Indonesia hubungan investasi pertanian dan non pertanian harus
ditingkatkan agar ketergantungan Indonesia pada pinjaman Luar negeri
menurun. Kondisi yang harus dipenuhi untuk merealisasi hal tersebut
adalah :
Harus

ada

surplus

produk

pertanian

agar

dapat

dijual

ke

luar sectornya. Market surplus ini harus tetap dijaga dan hal ini juga
tergantung kepada factor penawaran yaitu Teknologi, infrastruktur dan
sumber daya manusia dan factor permintaan seperti nilai tukar produk
pertanian

dan

non

pertanian

baik

di

pasar

domestic

dan

Luar

negeri. Petani harus net savers yaitu Pengeluaran konsumsi oleh petani
lebih kecil daripada produksi.Tabungan petani harus lebih besar dari
investasi sektor pertanian.
4.

Kontribusi Devisa.
Kontribusinya melalui 2 cara, yaitu :

Secara

langsung,

dengan

mengekspor

produk

pertanian

dan

mengurangi impor. Secara tidak langsung , dengan peningkatan ekspor


dan pengurangan impor produk berbasis pertanian seperti tekstil,
makanan dan minuman. Kontradiksi kontribusi produk dan kontribusi
devisa akan meningkatkan ekspor produk pertanian, dan menyebabkan
suplai

dalam

Peningkatan

negeri
ekspor

berkurang
produk

dan

disuplai

pertanian

dari

berakibat

produk

negative

impor.

terhadap

pasokan pasar dalam negeri. Untuk menghindari trade off ini 2 hal yang
harus dilakukan, yaitu :
Peningkatan kapasitas produksi. Peningkatan daya saing produk
produk pertanian.

SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA


Pertanian dan perkebunan merupakan fundamentasi pokok ekonomi
bangsa. Pertanianharus dijadikan sector utama bagi pemberdayaan
ekonomi kerakyatan. Sektor pertanian yangmenjadi andalan sebagian
besar rakyat tidak mendapat perhatian sepenuhnya. Demikian jugadalam
pencairan kredit terdapat ketidakmerataan untuk sector pertanian.
Sektor

pertanian

hingga

kini

masih

menjadi

sumber

mata

pencaharian utama sebagian besar penduduk. Program pembangunan


sector

pertanian

meliputi

program

peningkatan

produksidi

kelima

subsektornya, serta peningkatan pendapatan petani, perkebun, peternak


dan nelayan. Program pembangunan tersebut ditunjang dengan program
pembangunan

saran

dan

prasarananyaseperti

pengandaan

dan

pelancaran faktor produksi, pengembangan jaringan irigasi dan jalan,


kebijaksanaan tata niaga dan harga, serta penelitian.
Peran sektor pertanian di Indonesia dinilai belum memuaskan,
pemerintah justru terkesan menyampingkan masalah sektor pertanian,
padahal sebagai Negara agraris sektor pertanian Indonesia harusnya

menarik pehatian lebih pemerintah dari segi kualitas dan fasilitas


memadai. Sektor pertanian di Indonesia menjadi salah satu sektor yang
sangat

berpengaruh

terhadap

perekonomian

Indonesia.

Semakin

majunya sektor pertanian di Indonesia, tentu saja dapat meningkatkan


perekonomian Negara. Menurut Gebernur Gorontalo Fadel Muhammad
mengemukakan, ada tiga masalah yang dihadapi Negara Indonesia
dalam membangun sektor pertanian dewasa ini. Ketiga masalah tersebut
yakni kemampuan pertanian, ketergantungan pasokan dari luar dan
produsen pangan luar negeri yang tidak menginginkan kemandirian
pertanian Indonesia.
Untuk meningkatkan potensi pertanian di Indonesia untuk masa depan
adalah membutuhkan beberapa strategi pokok antara lain :
Meningkatkan pemanfaatan sumber daya, dan memfokuskan pada
kegiatan penelitian unggulan secara optimal
Menanjamkan skala prioritas serta memperkuat keterkaitan dan
kesalarasan

program

kementrian

pertanian

kementrian
dan

dan

institusi

kementrian

lain,

khususnya

perdagangan

dengan

kebutuhan pengguna.
Membuat kebijakan pertanian yang berpihak kepada rakyat
Meningkatan relevansi, kualitas, nilai tambah ilmiah dan nilai tambah
ekonomi sektor pertanian.
Meningkatkan kerja sama penelitian dan komersialisasinya dengan
lembaga penelitian dan pengembangan, perguruan tinggi, lembaga
swadaya masyarakat (LSM), dan swasta.
Meningkatkan akselerasi diseminasi serta mekanisme umpan balik
inovasi pertanian. Lewat teknologi dan sarana penanganan pasca
panen yang mampu menjaga keawetan produk.

Kebijakan Pembangunan Pertanian di Indonesia


1.

Bimas dan Inmas.


Bimas merupakan suatu system penyuluhan yaitu pembimbingan
petani ke arah usaha tani yang lebih baik dan lebih maju,sehingga ia bisa
meningkatkan pendapatan usaha taninya. Sedangkan Inmas artinya
intensifikasi padi dengan fasilitas penyuluhan yang sama tetapi tanpa

kredit seperti dalam Bimas. Daerah Inmas mencakup daerah pesawahan


yang memenuhi semua syarat-syarat teknis Bimas (antara lain sawah
yang beririgasi teknis atau setengah teknis), tetapi petaninya dianggap
sudah cukup maju, sehingga tanpa kredit pemerintahpun, mereka
diharapkan melaksanakan pansa usaha secara lengkap.
2.

Kebijaksanaan Kredit Pertanian.


Sebagaimana diketahui bahwa sebagian besar masyarakat di
daerah perdesaan adalah para petani dan berada dalam keadaan ekonomi
lemah. Sehubungan itu diperlukan suatu penambahan modal yang dalam
hal ini bisa melalui perkreditan. Oleh karena itu, Pemerintah berusaha
memperbaiki dan meperluas jangkauan pelayanan perkreditan agar bisa
mencapai lapisan masyarakat perdesaan yang lebih rendah.

3.

Kebijaksanaan Harga Dasar dan Harga tertinggi.


Yang dimaksud dengan harga disini adalah kebijaksanaan pertanian
yang dilaksanakan oleh Pemerintah dalam bidang harga-harga di dalam
pertanian. Baik yang menyangkut produk maupun sarana produksi (input)
pertanian.

Jadi

kebijaksanaan

harga

disini

menyangkut

masalah

sebagaimana Pemerintah mengatur dan menetapkan kebijaksanaan harga


dasar (minimum) dan harga tertinggi (maksimum) padi atau palawija,
bagaimana menetapkan kebijaksanaan harga pupuk, harga atau pungutan
atas air irigasi dan lain-lain.
Konsep kebijaksanaan harga pertanian biasanya memuat prinsip-prinsip :
a. Perlu harga dasar (floor price) yang cukup merangsang produksi.
b. Perlu ada harga maksimum (ceiling price) yang melindungi
konsumen.
c. Perlu ada selisih yang memadai antara harga dasar dan harga
maksimum untuk merangsang perdagangan oleh swasta.
d. Perlu ada relasi harga antar daerah, perlu isolasi harga terhadap
pasaran dunia dengan fluktuasi yang lebar, dan dalam jangka
panjang perlu korelasi tertentu dengan harga luar negeri untuk
memperkecil subsidi impor beras, dan

e. Disarankan pula adanya stok penyangga (buffer stok) yang dikuasai


oleh Pemerintah.
Dalam rangka agar kebijaksanaan harga ini bisa berjalan secara efektif,
maka pada tahun 1969 dibentuklah lembaga BULOG yang mempunyai
sasaran: Mempertahankan harga minimum beras, dan Menjaga kestabilan
harga beras agar tidak melampaui tingkat maksimum.
Data pembangunan pertanian

Pertumbuhan

ekonomi

nasional

tahun

2012

meningkat

dibandingkan tahun 2011, hal ini dapat dilihat berdasarkan PDB atas
harga konstan 2000, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010
sebesar 6,22%, sementara tahun 2011 meningkat sebesar 6,49%.Pada
tahun 2012 laju pertumbuhan ekonomi meningkat lambatsebesar 6,23%.
Seiring dengan kondisi tersebut, laju pertumbuhan sektorpertanian
secara luas tahun 2010 meningkat sebesar 3,01%, kembali meningkat

pada tahun 2011 sebesar 3,37%, begitu juga di tahun 2012 meningkat
sebesar 3,97% dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara pertanian
secara

sempit

memiliki

pertumbuhan

yang

fluktuasi,

yaitu

2010

meningkat sebesar 2,40 ,


kemudian

tahun 2011 meningkat sebesar 2,31% dan tahun 2012

meningkatsebesar 4,18%. Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan


pada

tahun

2010

mencapai 4,74%, kemudian meningkat menjadi 6,14% pada tahun2011


dan tumbuh melambat menjadi 5,73% pada tahun 2012, demikian juga di
sektor perdagangan tahun 2010 mencapai 8,69%, kemudian pada tahun
2011 meningkat sebesar 9,17% dan tumbuh melambat menjadi 8,11%
pada tahun 2012.Jika dilihat dari PDB atas dasar harga konstan tahun
2000, PDB sektor pertanian sempit (tanaman bahan makanan, tanaman
perkebunan dan peternakan) tahun 2010 sampai dengan tahun 2012
masing-masing sebesar 236,8 triliun rupiah tahun 2010, pada tahun2011
sebesar 242,3 triliun rupiah dan tahun 2012 meningkat hingga mampu
menyumbangkan PDB Indonesia sebesar 252,4 triliun rupiah. Secara
rinci dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Perkembangan Tenaga Kerja Sektor Pertanian

Perkembangan tenaga kerja pertanian selama periode 2010-2014,


mengalami penurunan sebesar 1,93 persen per tahun.

Tenaga kerja

sektor pertanian tahun 2010 mencapai 38,69 juta orang, tahun 2011
mengalami penurunan sebasar 5,57% menjadi 36.54 juta orang.
Tahun 2012 turun sebesar 0,31% menjadi 36,42 juta orang. Tahun
2013 kembali turun lagi menjadi 38,70 juta orang atau turun sebesar
1,05%, kemudian pada tahun 2014 menurun menjadi 35,54 juta atau
menurun sebesar 0,77%.
Penyerapan
sedangkan

tenaga

subsektor

subsektor

yang

tanaman semakin

lainnya (TP,

HORT,

NAK)

menurun
mengalami

peningkatan, hal ini disebabkan beberapa hal diantaranya adalah makin


berkurangnya luas areal tanaman pangan di pulau jawa, sehingga tenaga
kerja bermigrasi ke sub sekor terutama ke sektor perkebunan, hortikultura
dan peternakan, atau malah beralih ke luar sektor pertanian.
Perkembangan tenaga kerja Subsektor Pertanian berdasarkan jenis
kelamin dan Subsektor pada tahun 2014 menunjukkan bahwa tenaga
kerja

laki-laki

lebih

banyak

dibandingkan

dengan

tenaga

kerja

perempuan.
Tenaga kerja sektor pertanian berdasarkan umur yang paling tinggi
pada kelompok umur 30th-44th sebanyak 12,63 juta orang dan yang
paling sedikit pada kelompok umur >60 sebanyak 4,98 juta orang. Hal ini
memperlihatkan bahwa struktur kelompok umur masing didominasi oleh
tenaga kerja produktif (umur 15th 59 th). Apabila tenaga kerja tenaga
kerja dikelompokan menjadi generasi muda dan generasi tua maka
perbandingannya pada tahun 2012 adalah 18% generasi muda dan 82%
generasi tua.
Komposisi tenaga kerja berdasarkan pendidikan pada tahun 2014
adalah sebagai berikut Tidak/Belum Pernah Sekolah sebanyak 3,79 Juta
orang (10,60 %), Tidak/Belum Tamat SD sebanyak 8,45 juta orang (23,90
%), Pendidikan SD sebanyak 14 15 juta orang (39,57 %), SLTP sebanyak 5

57 juta orang (15,58 %), SLTA sebanyak 3 41 juta orang (9,54%), dan
Perguruan Tinggi sebanyak 0,28 juta orang (0,81 %). Dengan demikian
maka tenaga kerja di sektor pertanian masih didominasi oleh tingkat
pendidikan SD ke bawah yaitu sebanyak 74,07 persen, hal ini merupakan
salah satu penyebab rendahnya produktivitas tenaga kerja pertanian.
Perkembangan jumlah tenaga kerja pertanian berdasarkan status
pekerjaan

menunjukkan

bahwa

pada

periode

2010-2014

terjadi

penurunan untuk masing-masing jenis status pekerjaan seperti berusaha


dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar; pekerja bebas pertanian
dan pekerja keluarga; sedangkan berusaha sendiri; berusaha dibantu
buruh tetap/ buruh dibayar, buruh/karyawan mengalami peningkatan.
(Grand Desain Ketenagakerjaan Pertanian 2015-2019)

E. PEMBANGUNAN INDUSTRI
11.1 pengertian industry dan industrialisasi
Industry secara garis besar dapat di bagi dua, yaitu industry jasa dan
industry

yang

menghasilkan

barang-barang.

Sektor

industry

yang

menghasilkan barang-barang adalah pertanian, pertambangan, industry


pengolahan, konstruksi, air, gas dan listrik, sedangkan industry jasa yakni
perdagangan,

angkutan

(transportasi),

pemerintahan,

perbankan,

asuransi persewaan dan jasa-jasa lainnya. Secara umum sektor-sektor


industry tadi di bagi atas sektor primer, sekunder, dan tersier. Secara
ideal, proses industrialisasi bertujuan untuk perubahan struktur ekonomi
sehingga menjadi penciptaan nilai tambah yang lebih tinggi dan secara
ekonomis masyarakat akan lebih makmur

11.2 pengelompokan industry


Pengelompokan industry yang di lakukan oleh departemen perindustrian
membagi industry nasional :

11.2.1 industri dasar


Yang meliputi kelompok industry mesin dan logam dasar dan kelompok
industry kimia dasar. Di tinjau dari misinya industry dasar memiliki misi
untuk

meningkatkan

pertumbuhan

ekonomi,

bersifat

padat

modal,

teknologi yang digunakan adalah teknologi maju.


11.2.2 industri kecil
Yang meliputi antara lain industry pangan, industry sandang, industry
kimia, dan bahan bangunan percetakan, penerbitan, industry barangbarang karet dan plastic, industry galian bukan logam. Kelompok industry
kecil ini memiliki misi pemerataan. Teknologi yang digunakan adalah
teknologi sederhana dan bersifat padat karya. Pengembangan industry
kecil

ini

diharapkan

dapat

menambah

kesempatan

kerja

dan

meningkatkan nilai tambah dengan jalan memanfaatkan pasar dalam


negeri dan luar negeri.
11.2.3 industri hilir
Yaitu kelompok aneka industry antara lain industry yang mengolah
sumber daya hutan, industry yang mengolah pertambangan, industry
yang mengolah sumber daya pertanian. Kelompok ini mempunyai misi
menaikkan

pertumbuhan

ekonomi

dan

pemerataan,

memperluas

lapangan pekerjaan, tidak padat modal, dan teknologi yang digunakan


adalah teknologi menengah.
11.2.4 kelompok industry dengan peranan politis strategis
Kelompok industry ini mengemban tugas utama daripada ekonomi, karena
memberikan

sumbangan

besar

pada

aspek

pembangunna

seperti

perangsang daya tumbuh, penyediaan bahan baku, efek berganda dan


sebagainya. Industry yang masuk dalam kelompok ini : 1) industri dasar
besi dan baja; 2) industry alat pengankutan dan perhubungan; 3)industry
bahan kimia pokok; 4)industry logam lainnya; 5)industry bahan bangunan
pokok dan juga sebagian besar daripada industry penunjang pertanian

11.2.4 kelompok industry yang menghasilkan barang konsumsi


dan industry pelengkap
Dalam kelompok ini, industry yang termasuk di dalamnya adalah industry
yang membuat beraneka bahan, barang setengah jadi maupun barang
jadi yang mempunyai cirri-ciri sebagai berikut : 1) pemasaran hasil
produksi dapat dilakukan semata-mata di dalam negeri atau sebagian
untuk di ekspor keluar negeri; 2) pemasaran di dalam negeri adalah untuk
melayani pasaran dan konsumsi ataupun pasaran industry; 3) dari segi
polanya, dapat merupakan penghasil barang untuk industry lain yang
disalurkan secara pemasaran bebas atau subcontracting; 4) bentuk badan
usahanya berbentuk perseroan terbatas, atau perubahan badan hukum
lainnya.
Industry pelengkap tersebut adalah untuk melengkapi industry yang lebih
besar di dalam negeri dan adapula yang melengkapi industry di luar
negeri
11.2.6 kelompok industry berdasarkan keterampilan tradisional
Dalam kelompok ini industry di landasi atas keterampilan yang telah
membudaya

setempat,

sehingga

dalam

masyarakatnya

terdapat

kelompok niaga untuk jenis industry ini. Kelompok industry ini belum
memperguakan

teknologi

tinggi

dan

menghasilkan

barang-barang

konsumsi sederhana yang lebih banyak berdasarkan keterampilan dan


mennggunakan tangan.
11.2.7 kelompok industry penghasil benda seni
Industry ini berlandaskan atas keterampilan dan cita rasa seni yang telah
membudaya pada daerah setempat sehingga dalam masyarakatnya
terdapat kelompok arisan (kelompok orang-orang yang mempunyai
keahlian dalam bidang seni tertentu).
11.2.8 kelompok industry pedesaan

Kelompok industry ini sering merupakan kegiatan sampingan/tambahan


dari para petani, dimana pemasaran hasil produksinya dilakukan terbatas
pada daerah setempat.

1.

Industri Manufaktur

a.

Pengertian Industri Manufaktur


Kata manufaktur berasal dari bahasa Latin manus factus yang
berarti dibuat dengan tangan. Kata manufacturemuncul pertama kali
tahun 1576, dan kata manufacturingmuncul tahun 1683. Manufaktur,
dalam arti yang paling luas, adalah proses merubah bahan baku menjadi
produk. Proses ini meliputi (1) perancangan produk, (2) pemilihan
material, dan (3) tahap-tahap proses dimana produk tersebut dibuat. Pada
konteks yang lebih modern, manufaktur melibatkan pembuatan produk
dari bahan baku melalui bermacam-macam proses, mesin dan operasi,
mengikuti perencanaan yang terorganisasi dengan baik untuk setiap
aktifitas yang diperlukan.
Manufaktur dapat di definisikan secara teknisdan secara ekonomis:
.

Secarateknis: proses

pengolahan bahan bakumenjadi bahan jadi dengan menggunakan mesi


n, alat, daya, dan tenaga kerja.
Secaraekonomis

: proses

pengolahanbahandasar

(baku)

menjadi bahan jadi yang memiliki nilaitambah.


b.

Peranan Industri Manufaktur dalam pembangunan Ekonomi


Industri Manufaktur merupakan salah satu sector
penting

dalam

pembangunan

Kontribusi Industri manufaktur terhadap pembangunan

yang

berperan
nasional.

nasional dari tahun ketahun menunjukkan kontribusi

yang

signifikan.

Peranan insurti manufaktur dalam pembangunan ekonomi nasional dapat


ditelsuri

dari

pertumbuhan

kontribusi
ekonomi

masing-masing
nasional

atau

sub

sektor

terhadap

terhadap

produk

laju

domestik

brutoberperan penting dalam pembangunan nasional.


Pada beberapa negara yang tergolong maju, peranan industri
manufaktur lebih dominan dibandingkan dengan sektor pertanian. Industri
manufaktur memegang peran kunci sebagai mesin pembangunan karena
industri manufaktur memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor
lain karena

nilai kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar,

kemampuan menyerap tenanag kerja yang besar. Pada beberapa negara


yang tergolong maju, peranan industri manufaktur lebih dominan
dibandingkan dengan sektor pertanian. Industri manufaktur memegang
peran kunci sebagai mesin pembangunan karena industri manufaktur
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor lain karena nilai
kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar, kemampuan menyerap
tenanag kerja yang besar, juga kemampuan menciptakan nilai tambah
(value added creation) dari setiap input atau bahan dasar yang diolah.
Pada negara-negara berkembang, peranan industri manufaktur juga
menunjukkan kontribusi yang semakin tinggi. Kontribusi yang semakin
tinggi ini menyebabkan perubahan struktur perekonomian negara yang
bersangkutan secara perlahan ataupun cepat dari sektor pertanian ke
sektor industri manufaktur.
Peranan industri manufaktur dalam pembangunan ekonomi di
berbagai negara sangat penting karena industri manufaktur memiliki
beberapa keunggulan dalam hal akselerasi pembangunan. Keunggulankeunggulan

industri

manufaktur

tersebut

diantaranya

memberikan

kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja dan mampu menciptakan nilai


tambah (value added) yang lebih tinggi pada berbagai komiditas yang
dihasilkan.
c.

Perkembangan Industri Manufaktur di Indonesia

Sejak Ir. Soekarno menjabat menjadi presiden pertama di Indonesia,


proses industrialisasi Negara Indonesia telah dirintis oleh beliau. Mulai dari
berbagai pabrik pembuatan aneka bahan pokok di Indonesia, dan lainnya.
Industrialialisasi di Indonesia mulai berkembang pesat saat Bapak
Soeharto menjabat sebagai presiden. Puncaknya adalah mampunya
Indonesia menerbangkat pesawat buatan anak negeri sendiri, yaitu N250
Gatotkaca yang pada waktu itu dipelopori oleh BJ. Habibie. Setelah
sukses melakukan peluncuran tersebut, makin banyak Industri-industri di
Indonesia yang berdiri. Kawasan Industri pun semakin bertebaran. Di Jawa
Timur sendiri, terdapat beberapa kawasan industri yang terkenal. Seperti
di daerah Surabaya, Gresik, Malang, dan lainnya. Mulai dari Industri berat
sampai industri-industri kecil
Dengan semakin berkembangnya Industri tersebut, maka dalam
Industri tentunya diperlukan sebuah keilmuan yang berhubungan dengan
proses produksi industri tersebut, khususnya industri manufaktur. Salah
satu ilmu yang diperlukan adalah Proses Manufaktur. Yaitu proses
pembuatan produk manufaktur mulai dari pencampuran bahan baku,
proses pengecoran, pembentukan, hingga finishing. Dalam kehidupan
manusia, ilmu ini dapat diimplementasikan untuk membuat alat-alat
kehidupan sehari-hari. Mulai dari kursi, meja, laptop, kalkulator, dll. Oleh
karena itulah, proses manufaktur sangat diperlukan dalam kehidupan
manusia, karena hamper semua tool atau peralatan hidup manusia dibuat
melalui proses manufaktur.
Pada tahun 2012 yang lalu, berdasarkan riset yang dilaporkan oleh
UNIDO (Organisasi Pengembangan Industri Dunia), pertumbuhan industri
manufaktur global pada kuartal III tahun 2012 hanya 0.2 persen
dibandingkan

dengan

tahun

sebelumnya.

Catatan

itu

sekaligus

menunjukkan pertumbuhan paling lambat sejak tahun 2009. Catatan ini


pula menjadi warning kepada seluruh negara-negara di dunia. Sebab,
menurut badan PBB tersebut, industri manufaktur akan menghadapi
tantangan berat ke depannya. Hal itu disebabkan resesi kuat di Eropa,
serta melemahnya pertumbuhan ekonomi di Amerika Utara serta Asia

Timur, ditambah dengan melambatnya laju ekonomi di negara-negara


berkembang.
Krisis ekonomi global menjadi kendala berkembangnya sektor industri
manufaktur di seluruh dunia. Lesunya perekonomian di Amerika Serikat
dan Eropa yang merupakan kiblat perekonomian dunia berdampak pada
berbagai sektor termasuk perindustrian manufaktur. Dampak dari itu
semua adalah perekonomian dunia pun ikut lesu karena sektor industri
manufaktur termasuk sektor yang paling basah.
Tingginya komnsumsi masyarakat berakibat pada penguatan kinerja
impor. Namun, di sisi lain, kinerja ekspor relatif melemah akibar
rendahnya permintaan di dunia yang menyebabkan neraca perdagangan
defisit. Krisis ekonomi di dunia juga berdampak pada melemahnya nilai
tukar berbagai mata uang negara, sehingga sektor industri manufaktur
pun semakin lesu.
Di tahun 2013 ini, banyak pihak yang lebih merasa optimistis
dengan

perkembangan

industri

manufaktur

dunia.

Selain

kondisi

perekonomian amerika dan eropa yang makin membaik, sektor industri


manufaktur

di

negara

berkembang

juga

semakin

pesat

perkembangannya. Dengan begitu walaupun masih ada bayang-bayang


krisis ekonomi global, diharapkan industri manufaktur dunia lebih kreatif
dalam mengatasi permasalahan ini.
Sementara di Indonesia ini, prospek perkembangan industri manufaktur
begitu pesat. Optimisme itu merujuk pada krisis moneter pada tahun
1998 yang lalu saat perekonomian Indonesia hancur lebur. Namun
Indonesia ternyata mampu bangkit dan pada tahun 2011 yang lalu
pertumbuhan

PDB

bahkan

mencapai

6.2%.

Pada

tahun

2012,

pertumbuhan sektor industri manufaktur khusus sektor nonmigas secara


kumulatif

mencapai

6.5%.

Bahkan

pada

kuartal

II

tahun

2012

pertumbuhan mencapai angka 7.27%. Hal itu membawa angina segar


bagi sektor industri manufaktur di Indonesia. Namun, yang perlu diingat di
sini adalah tantangan untuk thun 2013 ini lebih berat ke depannya. Salah
satu faktor yang paling memicu adalah kenaikan TDL (Tarif Dasar Listrik)
sebesar 15% yang itu akan berpengaruh pada daya saing industri baik di

sektor domestic maupun pasar ekspor.Tantangan berat lain yang harus


dihadapi oleh Indonesia adalah ASEAN-China Free Trade Area yang telah
diberlakukan semenjak Januari 2010 yang lalu. Hal itu menyebabkan
berbagai produk manufaktur dari china memasuki pasar Indonesia dengan
deras.

Berbagai

produk

elektronik

yang

berharga

murah

pun

menggerogoti pangsa pasar produk lokal Indonesia. Demikian juga produk


lainnya, seperti besi, baja, tekstil, dan barang-barang hasil industri
lainnya.
Berikut adalah grafik pertumbuhan Industri manufaktur menurut
data BPS dari tahun 2010 sampai dengan 2013.

(Sumber : Data strategis BPS 2013)

Selama

tahun

20102013

Industri

manufaktur

besar

dan

sedang

triwulanan (q-to-q) mengalami pertumbuhan yang fluktuatif. Pertumbuhan


triwulan II-2013 naik sebesar 1,12 persen dari triwulan I-2013, triwulan I2013 turun sebesar 2,20 persen dari triwulan IV-2012, triwulan IV-2012
naik sebesar 7,65 persen dari triwulan III-2012, triwulan III-2012 naik
sebesar 0,10 persen dari triwulan II-2012, triwulan II2012 naik sebesar
3,42 persen dari triwulan I-2012, triwulan I-2012 turun sebesar 0,31
persen dari triwulan IV-2011, triwulan IV- 2011 turun sebesar 1,53 persen
dari triwulan III-2011, triwulan III-2010 naik sebesar 0,52 persen dari
triwulan II 2011, triwulan II- 2011 naik sebesar 3,09 persen dari triwulan I2010, dan triwulan I-2010 naik sebesar 0,75 persen dari triwulan IV-2010.
Triwulan dua pada tahun 2010, 2011, dan 2012 memiliki kecenderungan
naik jika dibandingkan dengan triwulan-triwulan lain pada tahun tersebut.

Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang triwulanan


(y-on-y) dari tahun 20112013 juga berfluktuasi. Triwulan I tahun 2012
naik sebesar 1,72 persen dari triwulan I tahun 2011, triwulan II tahun
2012 naik sebesar 2,04 persen dari triwulan II tahun 2011, triwulan III

tahun 2012 naik sebesar 1,62 persen dari triwulan III tahun 2011, triwulan
IV tahun 2012 naik sebesar 11,10 persen dari triwulan IV tahun 2011.
Secara umum, pertumbuhan produksi manufaktur tahun 2012 mengalami
kenaikan 4,12 persen dari tahun sebelumnya.

F. Industri Kreatif
dapat diartikan sebagai kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait dengan
penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi. Industri kreatif
juga dikenal dengan nama lain Industri Budaya (terutama di Eropa
juga Ekonomi Kreatif

[1]

) atau

[2]

. Kementerian Perdagangan Indonesia menyatakan

bahwa Industri kreatif adalah industriyang berasal dari pemanfaatan


kreativitas,

keterampilan

serta

bakat

individu

untuk

menciptakan

kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan


mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut.

[3]

Sub-sektor yang merupakan industri berbasis kreativitas di Indonesia


berdasarkan

pemetaan

industri

kreatif

yang

telah

dilakukan

oleh

Departemen Perdagangan Republik Indonesia adalah:


1. Periklanan:

kegiatan

kreatif

yang

berkaitan

jasa

periklanan

(komunikasi satu arah dengan menggunakan medium tertentu),


yang meliputi proses kreasi, produksi dan distribusi dari iklan yang
dihasilkan, misalnya: riset pasar, perencanaan komunikasi iklan,
iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi, kampanye relasi
publik, tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan
elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan
gambar, penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan
reklame sejenis, distribusi dan delivery advertising materials atau
samples, serta penyewaan kolom untuk iklan. Kode KBLI (Klasifikasi
Baku Lapangan Usaha) 5 digit; 73100
2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain
bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan

warisan, pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh dari level


makro (Town planning, urban design, landscape architecture)
sampai dengan level mikro (detail konstruksi, misalnya: arsitektur
taman, desain interior). Kode KBLI (Klasifikasi Baku Lapangan
Usaha) 5 digit; 73100
3. Pasar

Barang

Seni:

kegiatan

kreatif

yang

berkaitan

dengan

perdagangan barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki


nilai estetika seni yang tinggi melalui lelang, galeri, toko, pasar
swalayan, dan internet, misalnya: alat musik, percetakan, kerajinan,
automobile, film, seni rupa dan lukisan.
4. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi
dan distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin
yang berawal dari desain awal sampai dengan proses penyelesaian
produknya, antara lain meliputi barang kerajinan yang terbuat dari:
batu berharga, serat alam maupun buatan, kulit, rotan, bambu,
kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi) kayu, kaca,
porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada
umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan
produksi massal).
5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis,
desain interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas
perusahaan dan jasa riset pemasaran serta produksi kemasan dan
jasa pengepakan.
6. Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian,
desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi
pakaian mode dan aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen,
serta distribusi produk fesyen.
7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan
kreasi produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi
rekaman video dan film. Termasuk di dalamnya manajemen

produksi film, penulisan skrip, tata sinematografi, tata artistik, tata


suara, penyuntingan gambar, sinetron, dan eksibisi film.
8. Permainan Interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi,
produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang
bersifat hiburan, ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan
interaktif bukan didominasi sebagai hiburan semata-mata tetapi
juga sebagai alat bantu pembelajaran atau edukasi.
9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi,
pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.
10.

Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan

usaha

pengembangan

konten,

produksi

pertunjukan

(misal:

pertunjukan balet, tarian tradisional, tarian kontemporer, drama,


musik tradisional, musik teater, opera, termasuk tur musik etnik),
desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata panggung, dan
tata pencahayaan.
11.

Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait

dengan penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran,


majalah, tabloid, dan konten digital serta kegiatan kantor berita dan
pencari berita. Subsektor ini juga mencakup penerbitan perangko,
materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil, obligasi surat
saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat terbang,
dan terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto,
grafir (engraving) dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi,
percetakan lukisan, dan barang cetakan lainnya, termasuk rekaman
mikro film.
12.

Layanan Komputer dan Piranti Lunak: kegiatan kreatif yang

terkait dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa


layanan komputer, pengolahan data, pengembangan database,
pengembangan piranti lunak, integrasi sistem, desain dan analisis
sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana piranti

lunak

dan

piranti

keras,

serta

desain

portal

termasuk

perawatannya.
13.

Televisi dan Radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan

usaha kreasi, produksi dan pengemasan acara televisi (seperti


games, kuis, reality show, infotainment, dan lainnya), penyiaran,
dan transmisi konten acara televisi dan radio, termasuk kegiatan
station relay (pemancar kembali) siaran radio dan televisi.
14.

Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkait

dengan usaha inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan


teknologi dan penerapan ilmu dan pengetahuan tersebut untuk
perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru, material
baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat
memenuhi kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan dengan
humaniora seperti penelitian dan pengembangan bahasa, sastra,
dan seni; serta jasa konsultansi bisnis dan manajemen.

Arti penting ekonomi kreatif

Dari tabel 1 juga dapat diperoleh informasi bahwa Indonesia merupakan


salah satu
negara yang mempunyai potensi dalam pengembangan industri kreatif
baik di kawasan
ASEAN maupun pasar dunia. Ini tidak terlepas dari potensi bahan baku di
Indonesia yang
melimpah. Namun demikian, kemampuan SDM Indonesia dalam alih
teknologi dan
kreativitas masih relatif rendah. Ini berdampak pada perkembangan
industri kreatif yang
cenderung lamban.
Tabel 2 menunjukkan perkembangan nilai impor industri kreatif di
Indonesia selama
tahun 2002 2008. Industri yang mempunyai nilai impor tertinggi adalah
industri kerajinan
dan desain. Ini sangat mungkin terjadi karena industri kerajinan di
Indoensia memerlukan
bahan baku campuran yang harus diimpor. Sementara aktivitas impor
yang dilakukan oleh
industri desain dimungkinkan karena adanya bahan baku teknologi dan
kreasi yang lebih
berkembang dan tersedia di luar negeri. Ini berdampak pada aktivitas
impor yang dilakukan
oleh pelaku/produsen di industri desain.

Berdasarkan data BPS dapat diketahui bahwa industri kreatif di Indonesia


(sejumlah
14 industri) memberikan peranan besar dalam penyerapan tenaga kerja.
Selama tahun 2002 2008 jumlah tenaga kerja rata-rata yang terserap
oleh industri kreatif sebanyak 7.391.642
orang. Ini mengindikasikan bahwa industri kreatif dapat menjadi salah
satu solusi dalam
mengatasi pengangguran dan kemiskinan di Indonesia dalam jangka
panjang.

Perkembangan

industri

kreatif

di

Indonesia

relatif

baik.

Perkembangan ini tidak


terlepas dari keberadaan Indonesia yang berpotensi sebagai wilayah
negara yang mempunyai SDA melimpah dan relatif murah Dalam
pengembangan industri kreatif potensi-potensi suatu wilayah/negara
menjadi

penting

mengandalkan

karena

industri

ketersediaan

kreatif

sumberdaya

merupakan
yang

efisien

industri
dan

yang

adanya

kreativitas. Kreativitas ini merupakan salah satu modal dalam bersaing di


pasar nasional dan internasional. Selain kreativitas, industri kreatif juga
dituntut untuk mampu melakukan efisiensi usaha baik dalam proses
produksi maupun dalam aktivitas pemasaran/distribusi.

You might also like