Professional Documents
Culture Documents
7. NANA MARIANA
2. BENNY AFANDI. P
8. NANDA LESTARI
3. CHANDRA HERU .K
5. KACUNG AHMAD. A
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah sistem
integumen. Yang telah disetujui dan diperiksa oleh
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah SWT, Tuhan pencipta alam semesta.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
karena berkat taufiq dan hidayah-Nya kita tau mana yang benar dan yang salah.
Alhamdulillah kami telah menyelesaikan tugas makalah tentang Asuhan Keperawatan pada
Klien Dengan Pruritus.Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak
lupa mengucapkan terima kasih yang sebanyak banyaknya kepada :
1.
Drs.
H.Budi
Utomo,Amd.Kep.M.Kes,
selaku
ketua
STIKES
Muhammadiyah Lamongan.
2.
3. Diah Eko Martini, Ns, M.Kepselaku Dosen Mata Kuliah Sistem Integumen.
4.
Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penyusunan makalah ini kami usahakan dengan semaksimal mungkin, namun adanya
kekurangan tetap tidak dapat dihindarkan.Untuk itu penulis mengharapkan saran yang dapat
dijadikan acuan untuk perbaikan makalah ini dari pembaca dan ucapan terima kasih
disampaikan kepada mereka.
Harapan yang tulus ikhlas berupa persembahan doa kepada Allah SWT. Akhirnya
penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, atas saran dan kritik
yang bersifat membangun.Kiranya makalah ini dapat membawa manfaat khusunya bagi para
pembaca pada umumnya.Kami ucapkan terima kasih.
Lamongan,
Maret 2014
Hormat kami,
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pruritus......................................................................3
2.2 Klasifikasi....................................................................................4
2.3 Etiologi........................................................................................6
2.4 Manifestasi Klinis........................................................................6
2.5 Patofisioogi..................................................................................6
2.6 Pathway.......................................................................................8
2.7 Penatalaksanaan...........................................................................9
2.8 Diagnosa Banding.......................................................................10
2.9 Komplikasi..................................................................................10
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Pengkajian....................................................................................11
3.2
Diagnosa Keperawatan................................................................13
3.3
Rencana Keperawatan.................................................................13
BAB IVPENUTUP
4.1 Kesimpulan .................................................................................17
4.2 Saran............................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................19
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit Gatal-gatal (Pruritus) adalah suatu perasaan yang secara otomatis
membuattangan melakukan penggarukan.Kegiatan penggarukan yang dilakukan secara
terusmenerus bisa menyebabkan kemerahan dan goresan dalam pada kulit. Jangan anda
kira jika anda menggaruk kulit yang gatal, maka rasa gatal tersebut akan hilang.
Penggarukansecara terus menerus pada kulit bisa mengiritasi kulit yang selanjutnya
akanmenyebabkan bertambahnya rasa gatal dan bahkan jangka panjang bisa
menyebabkanterjadinya jarungan parut dan penebalan pada kulit sehingga terkadang
membentuk bentol-bentol yang berisi pada kulit yang gatal tersebut.
Angka kejadiannya hanya 1 2 BuMil dalam 1000 kehamilan atau berkisar 1,52
persen. Namun lebih dari 14 persen wanita merasakan gejalanya.Setidaknya 50% orang
berumur 70 tahun atau lebihmengalami pruritus.Kelainan kulit yang menyebabkan
pruritus, seperti scabies, pemphigoid nodularis, atau eczema grade rendah perlu
dipertimbangkan selain gangguan sistemik seperti kolestasis ataupun gagal ginjal. Pada
sebagian besar kasus pruritus spontan, penyebab pruritus pada lansia adalah kekeringan
kulit akibat penuaan kulit
Pruritus atau gatal-gatal merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling
sering dijumpai pada gangguan dermatologi yang menimbulkan gangguan rasa nyaman
dan perubahan integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Penggarukan
terus menerus bisa menyebabkan kemerahan dan goresan dalam pada kulit,penggarukan
juga mengiritasi kulit yang selanjutnya akan menyebabkan bertambahnya rasa
gatal.Penggarukan dan penggosokan jangka panjang bisa menyebabkan terbentuknya
jaringan parut dan penebalan kulit.
1.2
Rumusan masalah
1.2.1 Apa definisi pruritus?
1.2.2 Apa klasifikasi pruritus?
1.2.3 Apa etiologi pruritus?
1.2.4 Apa manifestasi klinis pruritus?
1.2.5 Bagaimana patofisiologi pruritus?
1.2.6 Bagaimana pathway pruritus?
1.2.7 Bagaimana penatalaksanaan pruritus?
1.2.8 Apa diagnose banding pruritus?
1.2.9 Apa komplikasi pruritus?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
mata kuliah Sistem Integumen serta mempresentasikannya, pada program S11.3.2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Prurituspada hepatikum.
Pruritus sebagai akspresi kolestatis tanda adanya obstruksi pada empedu (obstruksi
biliarry disease) yang berlokalisasi pad daerah hepatal, bisa juga disebabkan efek
samping obat-obatan yang memberi obstruksi intra hepatal sehingga terjadi ekskresi
predisposisi
berupa
dermatitis,
kandidiasis,
dan
furunkulosis.Pada
Merupakan limfoma maligna yang progresif. Pruritus timbul pad waktu lesi kulit
masih tidak khas dan belum terdapat infiltrasi maligna. Pruritus dapat bersifat
pruritus.
Pruritus pada Psokologik.
Respons garukan berbeda dengan pruritus karena penyebab lain. Pada gatal karena
penyakit organis terdapat korelasi antara sensasi gatal dengan beratnya respons
garuk.Pada gatal psikologik ternyata respons garukan lebih kecil daripada derajat
gatal subjektif, tampak lebih sedikit efek garukan dan lebih sedikit efek garukan dan
timbulnya aplopexia.
Polisitemia vena disertai pruritus dan urtikaria.
Defisiensi Fe bukan anemia, karena gangguan pembentukan Fe, sebelumnya anemia
pruritus sudah hilang.
2.3 Etiologi
a. Faktor eksogen antara lain:
Penyakit dermatologik.
Dermatitis kontak (dengan pakaian, logam, serta benda asing).
Rangsangan dari ektoparasit (misal: serangga, tungau skabies,pedikulus, larva
migrans).
Faktor lingkungan (menyebabkan kulit kering atau lembab)
b. Faktor endogen antara lain adanya reaksi obat atau adanya penyakit Penyakit sistemik
dapat menimbulkan gejala pruritus di kulit. Pruritus ini disebut dengan pruritus
primer, dan dapat bersifat lokalista atau generalista. Bahkan pruritus psikogenik
cenderung dapat muncul pada seseorang yang sering merasa malu, memiliki perasaan
bersalah, masokisme, serta ekshibisonisme.
2.4 Manifestasi Klinis
a.
b.
c.
d.
e.
Pasien menggaruk yang biasanya dilakukan semakin intensif pada malam hari.
Efek sekunder mencakup ekskorisi (goresan).
Kemerahan bagian kulit yang menonjol (urtikaria).
Infeksi dan perubahan pigmentasi spt, kemerahan (eritema)
Rasa gatal yang hebat akan menganggu penampilan pasien
2.5 Patofisiologi
Pruritus merupakan salah satu dari sejumlah keluhan yang paling sering dijumpai
pada gangguan dermatologic yang menimbulkan gangguan rasa nyaman dan perubahan
integritas kulit jika pasien meresponnya dengan garukan. Reseptor rasa gatal tidak
bermielin, mempunyai ujung saraf mirip sikat (peniciate) yang hanya ditemukan dalam
kuit, membrane mukosa dan kornea. Timbulnya pruritus merupakan proses yang
kompleks melibatkan stimulasi dari ujung-ujung saraf superfisial pada kulit. Saraf yang
berperan pada timbulnya rasa gatal adalah saraf C tanpa myelin yang mentransmisikan
stimulus ke kornu dorsalis dari medulla spinalis.
Garukan menyebabkan terjadinya inflamasi sel dan pelepasan histamine oleh
ujung saraf yang memperberat gejala pruritus yang selanjutnya menghasilkan lingkaran
setan rasa gatal dan menggaruk.Meskipun pruritus biasanya disebabkan oleh penyakit
kulit yang primer dengan terjadinya ruam atau lesi sebagai akibatnya, namun keadaan ini
bisa timbul tanpa manifestasi kulit apapun.Keadaan ini disebut sebagai esensial yang
umumnya memiliki awitan yang cepat, bisa berat dan menganggu aktivitas hidup seharihari yang normal.
Garukan menyebabkan inflamasi sel dan pelepasan histamin oleh ujung saraf
yang mempercepat rasa pruritus (garuk menyebabkan inflamasi, inflamasi merangsang
pelepasan histamin, gatal bertambah dorongan menggaruk meningkat, dan seterusnya
"lingkaran setan prritus). Pruritus dapat menjadi petunjuk pertama kelainan sistemik
internal seperti DM (karena: hiperglikemi, iritabilitas ujung saraf, dan kelainan
metabolik kulit), kelainan darah, kanker (berasal dari sistem limforetikuler, seperti
penyakit Hodgkin).Beberapa preparat oral menimbulkan pruritus seperti aspirin,
antibiotik, hormon, morpin/kokain. Pada lansia pruritus disebabkan oleh kulit kering.
2.6 Pathway
Faktor eksogen :
dermatitis kontak, gigitan
serangga, dll
Faktor endogen :
Obat-obatan, dll
Menstimulasi ujung
saraf superfisial
Menstransmisi stimulus ke kornu
dorsalis dari medulla spinalis
Pelepasan mediator perifer
maupun sentral, spt : histamin
PRURITUS
Keinginan untuk
menggaruk
Kulit menjadi lesi,
erosi
MK : Kerusakan
Integritas Kulit
Rasa gatal
Timbul lingkaran setan /
kemerahan
Perubahan penampilan
pada kulit
MK : Gangguan
Body Image
Adanya Luka
terbuka
MK : Resiko Tinggi
Infeksi
2.7 Penatalaksanaan
Gatal meningkat
pada malam hari
Ketidaknyamanan
sekunder
MK : Gangguan
Pola Tidur
Penatalaksanaan pruritus sangat bergantung pada penyebab rasa gatal itu sendiri.
Sementara pemeriksaan untuk mencari penyebab pruritus dilakukan, terdapat beberapa
cara untuk mengatasi rasa gatal sehingga menimbulkan perasaan lega pada penderita,
yaitu:
Penatalaksanaan secara medis
Pengobatan topical:
a. Losion calamine. Losion ini tidak dapat digunakan pada kulit yang kering dan
memiliki batasan waktu dalam pemakaiannya karena mengandung phenols.
b. Losion menthol/camphor yang berfungsi untuk memberikan sensasi dingin.
c. Pemakaian emmolient yang teratur, terutama jika kulit kering.
d. Kortikosteroid topical sedang untuk periode waktu yang pendek.
Antihistamin topical sebaiknya tidak digunakan karena dapat mensensitisasi kulit
dan menimbulkan alergi dermatitis kontak.
Pengobatan dengan medikasi oral mungkin diperlukan, jika rasa gatal cukup parah
dan menyebabkan tidur terganggu:
a. Aspirin: efektif pada pruritus yang disebabkan oleh mediator kinin atau
prostaglandin, tapi dapat memperburuk rasa gatal pada beberapa pasien.
b. Doxepin atau amitriptyline: antidepresan trisiklik dengan antipruritus yang efektif.
Antidepresan tetrasiklik dapat membantu rasa gatal yang lebih parah.
c. Antihistamin: antihistamin yang tidak mengandung penenang
memiliki
mandi.
Mandi rendam dengan air hangat suam-suam kuku.
Tidak mandi terlalu sering dengan air berkadar kaporit tinggi.
Kamar tidur harus bersih, sejuk dan lembab.
Mengenakan pakaian yang tidak mengiritasi kulit seperti katun dan sutra,
menghindari bahan wol serta bahan sintesis yang tidak menyerap keringat.
berlebihan.
Menghindari hal-hal yang telah diketahui merupakan penyebab gatal.
Menjaga higiene pribadi dan lingkungan.
Mencegah komplikasi akibat garukan dengan jalan memotong kuku
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Klien
Nama, alamat, jenis kelamin, agama, umur, pendidikan, pekerjaan, dll.
3.1.2 Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama :
Gatal-gatal kulitnya, intensitas gatal lebih sering terasa pada malam hari.
Riwayat Penyakit sekarang :
kering,
atau
seprei/selimut
yang
menyebabkan
iritasi,
harus
dikenal.Pruritus dapat terjadi pada orang yang berusia lanjut sebagai akibat dari
Riwayat psikososial
Rasa gatal dapat pula disebabkan oeh factor psikologik seperti stress yang
berlebihan dalam keluarga atau lingkunagn kerja. Pruritus menimbulkan
gangguan rasa nyaman dan perubahan integritas kulit. Rasa gatal yang hebat
akan menganggu penampilan pasien.
3.1.3
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
- S
: 37, 5C.
- N
: > 100 x /menit.
- RR
: 18 - 20 x /menit.
- TD
: 110/70- 120/80mmHg
Pemeriksaan ROS
B1 (Breathing) : frekuensi nafas 18 20x/menit, tidak terdapat bunyi
nafas tambahan, tidak ada pernafasan cuping hidung.
B2 (Blood) : TD: 110/70-120/80mmHg, nadi meningkat, curah
jantung meningkat.
B3 (Brain) : tingkat kesadaran composmentis, gelisah, cemas.
Neurosensori
Gejala :Sakit kepala, pusing,
Tanda :Gelisah, ketakutan
Nyeri/ ketidaknyamanan
Gejala :Rasa gatal pada seluruh tubuh disertai kemerahan
Pernafasan
Tanda :Takipnea, suhu: umumnya normal, tetapi kadang
subnormal.
Seksualitas
Gejala : Urtikaria perineal
Tanda :Maserasi vulva, pengeringan vagina purulen.
TUJUAN & KH
DX
1
Setelah
INTERVENSI
dilakukan
tindakan 1. Pantau
pasien
mempertahankan
kulit dengan KH:
Pasien
dapat
integritas
mengetahui
RASIONAL
terhadap 1. Mengetahui
kulit pasien
2. Jaga
dengan
cermat
terhadap
resiko
cedera
termal
kondisi
kulit
untuk dilakukan
pilihan intervensi
yang tepat
akibat 2. Penderita dapat
penyebab
gangguan
integritas kulit
Pasien mampu mengatasi
penyebab
gangguan
penggunaan
mengalami
kompres
hangat
penurunan
sensitivitas
integritas kulit
Pasien menggunakan obat
akibat
sesuai jadwal
Lesi berkurang, tidak ada
terasa
cedera
radiator)
3. Anjurkan pasien
untuk
tidak
pada
hakikatnya dapat
kerusakan
kosmetik
dan
preparat
tabir
kulit
kronik
4. Penggunaan anti
histamine
menggunakan
dapat
mengurangi
respon gatal serta
mempercepat
surya
4. Kolaborasi
dengan
kosmetika
dikaitkan dengan
pemanasan,
tanda infeksi
terhadap panas
3. Banyak masalah
proses pemulihan
dokter
dalam pemberian
Setelah
dilakukan
obat
anti
histamine
dan
salep kulit
tindakan 1. Kaji
adanya 1. Gangguan
citra
citra
gangguan
diri (menghindari
menyertai setiap
terhadap
perubahan
kontak
penyakit/
ucapan
keadaan
yang
merendahkan diri
nampak
nyata
sendiri)
mata,
diri
akan
image
Pasien mampu mengatasi
orang
berpengaruh
mengungkapkan perasaan
Mengembangkan
peningkatan
pengetahuan 2. Berikan
terhadap
dirinya
terhadap konsep
diri.
2. Klien
membutuhkan
diri,
mengutarakan
kesempatan
pengalaman
pengungkapan
didengarkan dan
yang
perasaan
lebih
sehat,
menguatkan
kembali
dipahami
3. Memberikan
3. Nilai
rasa
keprihatinan dan
ketakutan, bantu
klien yang cemas
mengembangkan
kemampuan dan
mengenali
kesempatan pada
petugas
untuk
menetralkan
kecemasan yang
tidak
perlu
terjadi
dan
memulihkan
masalahnya
realitas
situasi,
ketakutan
4. Dukung
upaya
klien
untuk
memperbaiki
citra diri seperti
merusak
4. Untuk
meningkatkan
penerimaan
diri
dan sosialisasi
merias,
merapikan
5. Mendorong
5. Membantu
sosialisasi dengan
penerimaan
orang lain
3
Setelah
dilakukan
tindakan 1. Nasehati
meningkatkan
diri
dan sosialisasi
klien 1. Udara
yang
menjaga
kamar
kering membuat
memiliki
lingkungan yang
dengan KH:
Pasien
ventilasi
mengetahui 2. Bantu
melakukan
tidur
Pasien mampu mengatasi
gerakan
tidur
Pasien mampu melakukan
klien
nyaman,
pasien
meningkatkan
relaksasi
badan 2. Gerak
secara teratur
3.
Anjurkan
pada
penyebab gangguan pola
untuk
badan
memberikan efek
yang
menguntungkan
gerakan
teratur
Pasien
badan
secara
menjaga
kulit
selalu lembab
menghindari 4. Anjurkan klien
konsumsi kafein
menghindari
minuman
yang
mengandung
kehilangan
kafein menjelang
tidur di malam
dan
gatal
biasanya
tidak
hari
5. Kolaborasi cegah
dan obati kulit
yang kering
air.
dapat
disembuhkan
tetapi
dapat
dikendalikan
4. Kafein memiliki
efek puncak 2-4
jam
setelah
di
konsumsi
5. Pruritus
nocturnal
mengganggu
tidur
normal
yang
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pruritus atau gatal-gatal secara sederhana didefinisikan sebagai keinginan untuk
menggaruk.Keadaan ini paling baik dianggap sebagai jenis ringan rasa nyeri yang
disebebkan oleh kerusakan jaringan ringan.(Beck, 2011).
Ada juga yang menggolongkan/mengklasifikasikan pruritus dalam
jenis:Prurituspada gravidarum, prurituspada hepatikum, pruritus pada Senilitas / Senilis,
pruritus pada Sistem Endokrin (DM, Hiperparatiroid, Mixedema), pruritus pada
Generalisata / Payah Ginjal, pruritus pada neopalstik, pruritus pada Mikosis Fungoides,
pruritus pada neurologic, pruritus pada Psokologik, pruritus pada Penyakit lain.
Penyebabnya dari faktor eksogen dan faktor endogen. Kemudian tanda dan
gejalanya antara lain, pasien menggaruk yang biasanya dilakukan semakin intensif pada
malam hari, efek sekunder mencakup ekskorisi (goresan), kemerahan bagian kulit yang
menonjol (bidur).
Garukan menyebabkan terjadinya inflamasi sel dan pelepasan histamine oleh
ujung saraf yang memperberat gejala pruritus yang selanjutnya menghasilkan lingkaran
setan rasa gatal dan menggaruk.Meskipun pruritus biasanya disebabkan oleh penyakit
kulit yang primer dengan terjadinya ruam atau lesi sebagai akibatnya, namun keadaan ini
bisa timbul tanpa manifestasi kulit apapun.Keadaan ini disebut sebagai esensial yang
umumnya memiliki awitan yang cepat, bisa berat dan menganggu aktivitas hidup seharihari yang normal.
Penatalaksanaan pruritus sangat bergantung pada penyebab rasa gatal itu sendiri.
Sementara pemeriksaan untuk mencari penyebab pruritus dilakukan, terdapat beberapa
cara untuk mengatasi rasa gatal sehingga menimbulkan perasaan lega pada penderita,
yaitu: penatalaksanaan secara medis dan keperawatan.
Dapat timbul dermatitis akibat garukan.Erupsi dapat berbentuk impetigo, ektima,
sellulitis, limfangitis, dan furunkel.Infeksi bakteri pada bayi dan anak kecil yang
diserang scabies dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal.
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih
baik dari sekarang,dan kami juga berharap pembaca semoga dapat mengaplikasikan
dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Beck, E. R. (2011). Tutorial Diagnosis Banding, Ed. 4. Jakarta: EGC.
Djuanda, A., & Hamzah, M. (2006). Buku Ajar Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin; Ed. 4.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Dongoes, Marilynn. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Penerbit: EGC, Jakarta
Ramali, Ahmad . 2005. Kamus kedokteran: arti dan keterngan istilah, cetakan 26. Jakarta.
EGC