You are on page 1of 11

CASE

ABSCESS MAMMAE

Disusun oleh:
Dharma

0410184

Yuliana

0410024

Aprilin Krista Devi

0610004

The, Veronica

0610016

Kristin Kartika

0610017

Pembimbing:
dr. John Misto Sangkai, Sp.B

BAGIAN ILMU BEDAH


FK UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2010

Identitas Umum
Nama

: Ny.I.K

Umur

: 32 tahun

Jenis Kelamin

: Perempuan

Alamat

: Cangkuan RT 4 RW 2 Bandung

Pekerjaan

: Ibu rumah tangga

Agama

: Islam

Kebangsaan

: Indonesia

Tanggal masuk

: 16 Desember 2010

Ruangan

: Elisabeth 7-1

No Reg / RM

: 00801375/10023415

Diagnosis masuk

: Ulkus mammae bilateral

Diagnosis Pre-op

: Abscess mammae bilateral

Diagnosis Post-op

: Abscess mammae bilateral bekas silicone

Tindakan

: Debridement abscess mammae bilateral (18 Desember

2010)
I. Anamnesis
Anamnesis : Autoanamnesis 17 Desember 2010
Keluhan utama : borok pada payudara kanan dan kiri
Riwayat Penyakit Sekarang :
2 minggu SMRSI pasien disuntik silicone dibagian payudaranya oleh
temannya. Payudara kemudian menjadi bengkak, terasa gatal dan nyeri pada
kedua payudara. Bengkak pada kedua payudara kemudian pecah, keluar nanah
dan darah sehingga timbul luka borok. Keluhan disertai demam yang hilang
timbul, tidak terlalu tinggi.
BAB

: Warna, jumlah, dan frekuensi dalam batas normal

BAK

: Warna, jumlah, dan frekuensi dalam batas normal

RPD

: Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, jantung, DM

RPK

:Tidak ada

Riwayat Operasi : (-)


Riwayat alergi : Tidak ada

Kelainan darah: Tidak ada


UB

: langsung berobat ke RSI

II. Pemeriksaan fisik (17 Desember 2010)


A. KEADAAN UMUM
Keadaan umum

: Baik

Kesan sakit

: Sedang

Kesadaran

: Compos mentis

Status gizi

: Baik

Posisi

: Tidak ada letak paksa

B. TANDA VITAL
Tensi

: 100/60 mmHg

Nadi

: 80 x/mnt, regular, isi cukup

Respirasi

: 16 x/mnt

Suhu

: 36,7 C

C. STATUS GENERALIS
Kulit

: tidak anemis, tidak sianosis, tidak ikterik

Kepala
-

Mata

: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-

Pupil

: bulat, isokor, diameter 3 mm/ 3 mm

Leher

: KGB tidak teraba membesar

Thorax

: B/P simetris kiri = kanan

Pulmo

: VBS +/+, Rh -/-, Wh -/-

Cor

: BJM, regular, murmur -

Abdomen : Inspeksi

: Datar, Darm contour(-), Darm steifung(-)

Auskultasi : Bising usus + normal

Inguinal

Perkusi

: Tympani

Palpasi

: Nyri tekan : tidak ada kelainan

Anus dan Rectum : RT tidak dilakukan

Genital

: tidak diperiksa

Ekstremitas

: Oedem -/Reflex fisiologis

: +/+

Reflex pathologis : -/Motorik

: baik

Sensorik

: baik

D. STATUS LOKALIS
a/r Mammae
Inspeksi

: ulkus (+) , nanah (+), darah (+), oedem (+), tepi hiperemis,
tampak silicone

Palpasi

: tidak diperiksa

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG


Darah (16 Desember 2010)
Hemoglobin

: 12,1 g/dl

Hematokrit

: 37,1 %

Leukosit

: 8.490 /mm3

Trombosit

: 404.000 /mm3

Waktu Perdarahan

: 100

Waktu Pembekuan

: 700

Natrium

: 139 meq/L

Kalium

: 3,8 meq/L

Gula Darah Sewaktu : 99 mg/dl


(18 Desember 2010)
Hemoglobin

: 10,2 g/dl

Hematokrit

: 32,3 %

Leukosit

:20.530/ mm3

Trombosit

: 357.000/mm3

Foto thorax (17 Desember 2010)


Kesan : Jantung dan paru dalam batas normal
Hasil PA (21 Desember 2010)
Gambaran histolopatologis menunjang diagnosis klinis, abscess tidak
spesifik.
RESUME
Pasien seorang perempuan, umur 32 tahun, keadaan umum baik, kesan
sakit sedang, kesadaran compos mentis, keadaan gizi baik, tidak anemis, tidak
ikterik, tidak sianosis, datang dengan terdapat borok di mammae kanan dan kiri.
2 minggu SMRSI pasien disuntik silicone dibagian mammae oleh
temannya. Mammae kemudian menjadi bengkak, terasa gatal dan nyeri pada
kedua mammae. Bengkak pada kedua mammae kemudian pecah, keluar pus dan
darah sehingga timbul ulkus. Keluhan disertai febris intermitten, tidak terlalu
tinggi.
BAB dan BAK dalam batas normal.
RPD (-), RPK (-), RA (-), UB (-)
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal,
status generalis dalam batas normal. Status lokalis a/r mammae ditemukan : ulkus
(+) kanan diameter 1x1 cm, kiri diameter 5x3 cm dan 3x3 cm, nanah (+), darah
(+), oedem (+), tepi hiperemis, tampak silicone 5x3 cm dan 1x1 cm di mammae
kiri.
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan leukositosis. Pemeriksaan PA
menunjukkan gambaran abscess tidak spesifik.
III.

Diagnosis banding
Abscess mammae bilateral
Carcinoma mammae

IV.

Diagnosis kerja : Abscess mammae bilateral

V.

Penatalaksanaan
Terapi pre-op:

Tramal (tramadol) tab 3x100mg

Clavamox (as. Clavulanic + amoksisilin) tab 3x500mg

Terapi post-op:

Ceftriaxone vial 1x1gr IV

Tramal supp 3x1

Ganti verband setiap hari dengan wound care

Obat
Tramal tab
Clavamox tab
Ceftriaxone vial
Tramal supp

16
+
+

17
+
+

18
+
+
+

19

20

21

+
+

+
+

+
+

Laporan Operasi
D/ pre-op : Abscess mammae bilateral
D/ post-op : Abscess mammae bilateral bekas silicone
Teknik operasi:
Debridement abscess mammae bilateral (18/12/2010)

Dilakukan pembedahan jaringan, abess dibersihkan, kerak dan tepi diangkat.


Perdarahan dilakukan kauterisasi
Cuci dengan NaCl, pasang tampon Hemolok.

Temuan Patologi Operatium


Abscess mammae bilateral
Prognosis
Quo ad vitam

: dubia ad bonam

Quo ad functionam

: dubia ad bonam

PEMBAHASAN
Anatomi
Mammae merupakan modifikasi kelenjar sudorifera yang dalam
perkembangannya berasal dari ektoderm yang membentuk alveoli dan duktukduktus. Jaringan ikat penyokongnya berasal dari jaringan mesenkim. Pada minggu
ke-5 atau ke-6 perkembangan fetus, dua ventral bands dari penebalan ektoderm
(tonjolan mammaria, garis susu atau milk lines) mulai tampak nyata pada embrio.
Mammae tetap tidak berkembang sampai pubertas, saat dimana terjadi
pembesaran mammae sebagai respon terhadap sekresi estrogen dan progesteron
dari ovarium. Stimulasi hormonal ini turut menginduksi proliferasi jaringan
glandular bersamaan dengan elemen jaringan lemak dan jaringan ikat yang
menyokong struktur mammae. Pada masa remaja, payudara disusun oleh fibrous
stroma padat dan scattered duct.
Mammae terdiri dari berbagai struktur yaitu parenkim epitelial, lemak,
pembuluh darah, saraf, saluran getah bening, otot dan fascia. Parenkim epitelial
dibentuk oleh kurang lebih 15-20 lobus yang masing-masing mempunyai saluran
tersendiri untuk mengalirkan produknya dan bermuara pada puting susu. Tiap
lobus dibentuk oleh lobulus-lobulus yang masing-masing terdiri dari 10-100 asini
grup. Lobulus-lobulus ini merupakan struktur dasar dari mammae.
Jaringan ikat subcutis yang membungkus kelenjar mammae membentuk
septa diantara kelenjar dan berfungsi sebagai struktur penunjang dari kelenjar
mammae. Mammae dibungkus oleh fascia pectoralis superficialis dimana
permukaan anterior dan posterior dihubungkan oleh ligamentum Cooper yang
berfungsi sebagai penyangga.

Setengah bagian atas mammae, terutama quadran lateral atas mengandung


lebih banyak komponen kelenjar dibandingkan dengan bagian lainnya. Mammae
terletak diantara fascia superficialis dinding thorax anterior dan fascia profunda
(pectoralis), antara mammae dan dinding thorax terdapat bursa retromammaria
yang merupakan ruang antara fascia superficialis dengan fascia profunda
(pectoralis), dengan adanya bursa ini menjamin mobilitas mammae terhadap
dinding thorax.
Pada pria, mammae tetap rudimenter dengan komponen kelenjar mammae
berkembang tidak sempurna, dimana acini berkembang tidak sempurna dengan
ductus yang pendek, serta terjadi defisiensi perkembangan papilla mammae,
areola dan parenkhimnya
Pada wanita, mammae berkembang menjadi susunan yang kompleks. Pada
wanita dewasa, mammae terletak di anterior dinding thorax setinggi costa 2 atau 3
sampai dengan costa ke 6 atau ke 7, dan terbentang antara linea parasternalis
sampai dengan linea axillaris anterior atau media. Mammae pada wanita dewasa
berbentuk hemisphere yang khas dengan ukuran, kontur, konsistensi dan densitas
yang sangat bervariasi, dipengaruhi oleh faktor-faktor hormonal, genetic dan diet.
Diameter rata-rata mammae sekitar 10-12 cm dan tebalnya antara 5-7 cm.
Berat mammae bervariasi yaitu antara 150-225 gram pada mammae nonlaktasi,
namun dapat mecapai 500 gram pada mammae laktasi.

Jaringan payudara terletak diantara jaringan lemak subcutaneous dan


fascia pectoralis mayor dan otot-otot seratus anterior. cabang-cabang kelenjar
bening dan pembuluh darah melewati ruang retromammary diantara permukaan

posterior jaringan payudara dan fascia M.pectoralis mayor; oleh karena itu,
tindakan mastectomy total yang benar adalah dilakukan di bawah fascia M.
pectoralis. Dari dermis sampai fascia yang terdalam terdapat ligamentum Cooper
yang memberi rangka untuk payudara. Oleh karena itu, jika terdapat tumor pada
payudara yang melibatkan ligamentum Cooper dapat menyebabkan penyusutan
(penarikan) pada kulit dan retraksi kulit.

Lebih dalam lagi dari M. pectoralis mayor terdapat M. pectoralis minor.


M. pectoralis minor dilapisi oleh fascia clavipectoral yang menyatu dengan fascia
axilla.
Abscess mammae
Definisi
Abscess adalah pengumpulan pus dalam suatu rongga yang secara anatomis
tidak ada.
Macam abcess:
1. Superficial abscess adalah abscess yang dekat permukaan, contohnya
abscess mammae, abscess perianal, abscess subkutis.

2. Deep abscess adalah abscess yang terdapat dibawah fascia dalam,


contohnya abscess paru, abscess hati, abscess ginjal, abscess lien.

Patofisiologi
Abscess terbentuk dari proses infeksi (biasanya disebabkan oleh bakteri atau
parasit) atau karena adanya benda asing dalam tubuh. (misalnya peluru). Abscess
merupakan reaksi pertahanan jaringan untuk menghindari penyebaran bahan
infeksius ke bagian tubuh lain.
Benda asing dan mikroorganisme yang melepaskan toksin akan membunuh
sel-sel sekitarnya. Toxin memicu reaksi inflamasi, yang menarik banyak leukosit
ke tempat infeksi dan meningkatkan sirkulasi darah di daerah tersebut.
Dinding/capsul abscess terbentuk paling akhir yang dibentuk oleh jaringan
sehat disekitarnya untuk mencegah penyebaran pus ke daerah sekitar yang sehat.
Namun, pembentukan kapsul dapat menghalangi sel imun untuk melawan bakteri
di dalam pus.

Gejala klinis
Gejala abscess merupakan tanda dan gejala proses inflamasi, yaitu: rubor,
tumor, calor, dolor, functio laesa. Abscess dapat terjadi di semua jaringan padat,
terutama ditemukan pada permukaan kulit, paru, otak, ginjal, tonsil. Komplikasi
utama adalah menyebarnya material abscess ke jaringan sekitar sehingga terjadi
kematian jaringan (gangren). Abscess tidak dapat sembuh spontan, sehingga
dibutuhkan intervensi medis.
Penatalaksanan

Pada abscess tidak dapat diberikan antibiotik karena abscess mempunyai


membran dan antibiotik tidak dapat menembus membran tersebut. Setelah abscess
diincisi baru dapat diberikan terapi antibiotik.

You might also like