You are on page 1of 12

HUBUNGAN TUMBUHAN DENGAN AIR, TRANSPIRASI DAN EVAPORASI

FITRI ANITA (1410422032)


KELOMPOK 4B (KELAS B)

ABSTRAK
Praktikum ini bertujuan untuk mengukur kadar air yang ada pada bagian tanaman,
mengukur turgiditas relatif dan defisit air dari jaringan tumbuhan, menghitung luas
permukaan daun dan laju evapoasi dan transpirasi dari lembaran daun, serta mengetahui
struktur umum stomata dan proses membuka-menutup stomata. Praktikum ini dilkukan
pada 07 september 2015 pukul 08.00 wib di Laboratorium Pendidikan IV Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Andalas. Dari praktikum
yang telah dilakukan didapatkan bahwa .Hasil praktikum yang Tanaman yang paling
banyak mengandung air adalah tanaman herba, Luas daun mempengaruhi kecepatan
evaporasi. Semakin lebar daun semakin besar evaporasinya. Jika bagian ventral daun
ditutup, maka transpirasi kutikuler terjadi. Jika bagian dorsal ditutup, maka transpirasi
stomata terjadi Transpirasi stomata lebih besar dibandingkan transpirasi kutikuler, Faktor
mempercepat transpirasi ada 2 yaitu, faktor luar ( lingkungan ) dan faktor dalam ( tanaman
), Faktor luar meliputi ; kelembaban udara, suhu, kecepatan angin, cahaya, tekanan udara,
debu, ketersediaan air.
Kata Kunci : Evaporasi, Kutikula, Stomata, Transpirasi, Turgiditas
PENDAHULUAN
Air merupakan komponen utama dalam
tumbuhan, diman air menyusun 60-90
% dari berat daun. Jumlah air yang
dikandung tiap tanaman berbeda-beda,
hal ini bergantung pada habitat dan
jemis spesies tumbuhan tersebut.
Tumbuhan
herba
lebih
banyak
mengandung air daripada tumbuhan
perdu. Tumbuhan yang berdaun tebal
mempunyai kadar air antara 85-90 %,
tumbuhan hidrofik 85-98 % dan
tumbuhan mesofil mempunyai kadar air
antara 100-300 % (Fitter dan Hay,
1981).
Kuantitas air yang dibutuhkan
oleh tanaman sangat berbeda-beda
sesuai dengan jenis dan lingkungan
dimana tumbuhan itu hidup. Tanaman
herba menyerap air lebih banyak
dibandingkan
tanaman
perdu.

Tumbuhan golongan efemera yang


hidup
di
daerah
gurun,
akan
memanfaatkan hujan yang datang
sekali dalam setahun untuk mulai hidup
dan berkecambah, berbunga, berbuah
dan mati sebelum air yang ada dalam
tanah habis. Pertumbuhan yan gcepat
dan pendeknya umur tanaman tersebut
merupakan
suatu
usaha
untuk
menghindari diri dari kekurangan air
yang
menimpanya
(Dwijoseputro,
1985).
Air mampu melarutkan lebih
banyak bahan dari zat cair lainnya. Hal
ini sebagian disebabkan karena air
memiliki
tetapan
dielektrik
yang
termasuk tinggi yaitu suatu ukuran
kemampuan untuk menetralkan tarikmenarik antara muatan listrik. Jika air
mengandung
elektrolit
terlarut
makalarutan ini membawa muatan, dan

air menjadi penghantar listrik yang baik.


Tapi jika air benar-benar murni, maka ia
adalah penghantar listrik yang buruk.
Ikatan hydrogen membuatnya terlalu
kuat sehingga tidak mudah baginya
untuk membawa muatan (Salisbury and
Ross, 1995).
Pentingnya air sebagai pelarut
dalam organisme hidup tampak amat
jelas, misalnya pada proses osmosis.
Dalam suatu daun, volume sel dibatasi
oleh dinding sel dan relative hanya
sedikit
aliran
air
yang
dapat
diakomodasikan oleh elastisitas dinding
sel. Konsekuensi tekanan hidrostatis
(tekanan turgor) berkembang dalam
vakuola menekan sitoplasma melawan
permukaan dalam dinding sel dan
meningkatkan potensial air vakuola.
Dengan naiknya tekanan turgor, sel-sel
yang berdekatan saling menekan,
dengan hasil bahwa sehelai daun yang
mulanya dalam keadaan layu menjadi
bertambah
segar
(turgid).
Pada
keadaan seimbang, tekanan turgor
menjadi
atau
mempunyai
nilai
maksimum dan disini air tidak
cenderung mengalir dari apoplast ke
vakuola (Fitter dan Hay, 1981).
Dwijoseputro
(1985),
menjelaskan bahwa pemasukan air dari
dalam tanah ke dalam jaringan
tanaman melalui sel-sel akar secara
difusi dan osmosis. Dengan masuknya
air melalui sel tentulah akan terbawa
ion-ion yang terdapat di dalam tanah
karena larutan tanah mengandung ion.
Bila persedian air dalam tanah sedikit
maka tumbuhan akan menyerap air
sedikit pula, sehingga tidak mampu
mencukupi
kebutuhannya.
Jika
persediaan air tanah makin kurang
maka
tumbuhan
tersebut
akan
mengalami kelayuan. Air merupakan
factor utama pertahanan tumbuhan
(Bidwell, 1979). Fungsi lain dari air

adalah menjaga turgiditas yang penting


bagi perbesaran sel dan pertumbuhan,
serta membentuk tanaman herba.
Turgor penting dalam membuka dan
menutupnya stomata, Pergerakan daun
dan pergerakan korola bunga dan
terutama
dalam
variasi
struktur
tanaman. Kekurangan air dalam jumlah
yang besar menyebabkan kurangnya
tekanan turgor pada/ dalam tumbuhan
vegetative (Kramer, 1980).
Tidak semua air yang ada dalam
tubuh tanaman dimanfaatkan oleh
tanaman tersebut untuk kelangsungan
hidupnya melainkan air tersebut dapat
hilang dalam bentuk uap air yang
prosesnya di kenal dengan istilah
evaporasi.
Evaporasi
merupakan
adanya respon terhadap temperatur
dan ini adalah dasar yang bagi
kehidupan tumbuhan dimana molekul
gas berdifusi lebih cepat pada
temperatur tinggi. Kehilangan air bagi
tanaman
juga
dipengaruhi
oleh
lingkungan tempat tanaman itu hidup.
Tumbuhan yang ada di daerah tropika
kehilangan airnya bisa mencapai 500
liter perhari sedangkan pada tanaman
padang pasir seperti kaktus, kehilangan
airnya kurang dari 25 ml perhari. Ini
karena daerah padang pasir persedian
airnya sangat minim dan permukaan
dari kaktus sangat kecil sehingga
kaktus menekan terjadinya penguapan
dan meminimalisir dehidrasi tanaman
( Bidwell, 1979 ).
Didalam tubuh tanaman air
berfungsi sebagai pelarut. Air dapat
membuat lingkungan yang sesuai untuk
berlangsungnya proses fisiologis dan
juga merupakan bagian penyusun
tanaman seperti sitoplasma. Jumlah air
yang terkandung pada tanaman
tergantung pada jenis tanaman
tersebut, misalnya tanaman herba lebih
banyak mengandung air dibandingkan

tanaman perdu. Air yang terkandung


pada keseluruhan tubuh tanaman
berkisar antara 80-90%, kadar air untuk
tiap-tiap tanaman berbeda-beda sesuai
dengan habitat dan spesiesnya. Air
mengisi hampir seluruh bagian tanaman
tersebut (Greulach, 1976 ).
Proses fisiologis dari suatu
tanaman tidak dapat berjalan dengan
lancar tanpa adanya air yang cukup. Air
sangat penting dalam reaksi-reaksi
metabolisme tubuh. Dengan adanya air
maka mineral-mineral yang ada di
dalam tubuh dan hasil-hasil
pembentukan makanan di daun
diangkut ke jaringan tertentu dalam
bentuk terlarut dalam air tersebut
(Kramer, 1960).
Secara alamiah tumbuhan
mengalami kehilangan air melalui
penguapan. Proses kehilangan air pada
tumbuhan ini disebut transpirasi.
Sebagian para ahli menyebutkan
transpirasi adalah proses hilangnya air
dalam bentuk uap air dari jaringan
hidup tanaman yang terletak di atas
permukaan tanah melewati stomata,
lubang kutikula, dan lentisel, 80% air
yang ditranspirasikan berjalan melewati
lubang stomata, paling besar
peranannya dalam transpirasi. Pada
transpirasi, hal yang penting adalah
difusi uap air dari udara yang lembab di
dalam daun ke udara kering di luar
daun. Kehilangan air dari daun
umumnya melibatkan kekuatan untuk
menarik air ke dalam daun dari berkas
pembuluh yaitu pergerakan air dari
sistem pembuluh dari akar ke pucuk,
dan bahkan dari tanah ke akar (Lakitan,
2004).
Air diserap ke dalam akar secara
osmosis melalui rambut akar, sebagian
besar bergerak menurut gradien
potensial air melalui xilem. Air dalam
pembuluh xilem mengalami tekanan

besar karena molekul air polar menyatu


dalam kolom berlanjut akibat dari
penguapan yang berlangsung di bagian
atas. Sebagian besar ion bergerak
melalui simplas dari epidermis akar ke
xilem, dan kemudian ke atas melalui
arus transportasi (Darmawan, 1983).
Laju transpirasi dipengaruhi oleh
ukuran tumbuhan, kadar CO2, cahaya,
suhu, aliran udara, kelembaban, dan
tersedianya air tanah. Faktor-faktor ini
memengaruhi perilaku stoma yang
membuka dan menutupnya dikontrol
oleh perubahan tekanan turgor sel
penjaga yang berkorelasi dengan kadar
ion kalium (K+) di dalamnya. Selama
stoma terbuka, terjadi pertukaran gas
antara daun dengan atmosfer dan air
akan hilang ke dalam atmosfer. Untuk
mengukur laju transpirasi tersebut dapat
digunakan potometer (Campbell, 2002).
Transpirasi pada tumbuhan yang
sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan
dan jika berlebihan akan sangat
merugikan karena tumbuhan akan
menjadi layu bahkan mati.Sebagian
besar transpirasi berlangsung melalui
stomata sedang melalui kutikula daun
dalam jumlah yang lebih sedikit.
Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan
membuka stomatanya untuk mengambil
karbon dioksida dari udara untuk
berfotosintesis. Lebih dari 20 % air yang
diambil oleh akar dikeluarkan ke udara
sebagai uap air. Sebagian besar uap air
yang ditranspirasi oleh tumbuhan
tingkat tinggi berasal dari daun selain
dari batang, bunga dan buah (Kimball,
1989).
Daun mempunyai peranan penting
dalam hal hilangnya molekul air dari
tumbuhan. Hal ini disebabkan
permukaan daun lebih mudah
bersentuhan dengan udara dibanding
dengan organ lain dari tanaman.
Kegiatan transprasi dipengaruhi oleh

besar kecilnya luas permukaan daun,


jumlah stomata, jumlah bulu pada
permukaan daun dan juga faktor luar
seperti intensitas cahaya, temperature,
dan kelembapan (Lakitan,2004).
Ada banyak langkah dimana
perpindahan air dan banyak faktor yang
mempengaruhi pergerakannya.
Besarnya uap air yang ditranspirasikan
dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain: (1) Faktor dari dalam
tumbuhan (jumlah daun, luas daun, dan
jumlah stomata); (2) Faktor luar (suhu,
cahaya, kelembaban, dan angin)
(Salisbury, 1995).
Transpirasi dapat membahayakan
tanaman jika lengas tanah terbatas,
penyerapan air tidak mampu
mengimbangi laju transpirasi, w sel
turun, p menurun, tanaman layu, layu
permanent, mati, hasil tanaman
menurun. Sering terjadi di daerah
kering, perlu irigasi, meningkatkan
lengas tanah, pada kisaran layu tetap
kapasitas lapangan. Sedangkan
Penguapan atau evaporasi adalah
proses perubahan molekul di dalam
keadaan cair (contohnya air) dengan
spontan menjadi gas (contohnya uap
air). Proses ini adalah kebalikan dari
kondensasi. Umumnya penguapan
dapat dilihat dari lenyapnya cairan
secara berangsur-angsur ketika
terpapar pada gas dengan volume
signifikan (Jumin, 1992).
Rata-rata molekul tidak memiliki
energi yang cukup untuk lepas dari
cairan. Bila tidak cairan akan berubah
menjadi uap dengan cepat. Ketika
molekul-molekul saling bertumbukan
mereka saling bertukar energi dalam
berbagai derajat, tergantung bagaimana
mereka bertumbukan. Terkadang
transfer energi ini begitu berat sebelah,
sehingga salah satu molekul
mendapatkan energi yang cukup buat

menembus titik didih cairan. Bila ini


terjadi di dekat permukaan cairan
molekul tersebut dapat terbang ke
dalam gas dan "menguap" (Wilkins,
1984)
Ada cairan yang kelihatannya
tidak menguap pada suhu tertentu di
dalam gas tertentu (contohnya minyak
makan pada suhu kamar). Cairan
seperti ini memiliki molekul-molekul
yang cenderung tidak menghantar
energi satu sama lain dalam pola yang
cukup buat memberi satu molekul
"kecepatan lepas" - energi panas - yang
diperlukan untuk berubah menjadi uap.
Namun cairan seperti ini sebenarnya
menguap, hanya saja prosesnya jauh
lebih lambat dan karena itu lebih tak
terlihat. Penguapan adalah bagian
esensial dari siklus air. Energi surya
menggerakkan penguapan air dari
samudera, danau, embun dan sumber
air lainnya. Dalam hidrologi penguapan
dan transpirasi (yang melibatkan
penguapan di dalam stomata
tumbuhan) secara kolektif diistilahkan
sebagai evapotranspirasi (Suwirmen,
2011).
Perbedaan antara transpirasi
dengan evaporasi adalah : pada
tranpirasi 1). proses fisiologis atau fisika
yang termodifikasi 2.) diatur bukaan
stomata 3.) diatur beberapa macam
tekanan 4.) terjadi di jaringan hidup 5.)
permukaan sel basah, pada evaporasi
1.) proses fisika murni 2.) tidak diatur
bukaan stomata 3.) tidak diatur oleh
tekanan 4.) tidak terbatas pada jaringan
hidup 5.) permukaan yang
menjalankannya menjadi
kering.Sebagian besar air yang diserap
tanaman ditranspirasikan. Misal:
tanaman jagung, dari 100% air yang
diserap: 0,09% untuk menyusun tubuh,
0,01% untuk pereaksi, 98,9% untuk
ditranspirasikan (Fitter , 1991).

Peranan transpirasi,
1.)Pengangkutan air ke daun dan difusi
air antar sel 2.)Penyerapan dan
pengangkutan air dan hara
3.)Pengangkutan asimilat 4.)Membuang
kelebihan air 5.) Pengaturan bukaan
stomata 6.) Mempertahankan suhu
daun. Macam-macam transpirasi:
1.)Stomater :80-90% total transpirasi,
2.) Kutikuler: 20% total transpirasi, 3.)
Lentikuler : 0,1% total transpirasi.
Transpirasi sangat berkaitan dengan
stomata, stomata pada umumnya
terdapat pada bagian-bagian tumbuhan
yang berwarna hijau, terutama sekali
pada daun-daun tanaman.. Pada daundaun yang berwarna hijau stomata
terdapat pada satu permukaannya saja
(Lakitan, 2004).
Adaptasi tumbuhan terhadap
transpirasi, pada daun tumbuhan
seperti pohon cemara, jati dan akasia
mengurangi penguapan dengan cara
menggungurkan daunnya di musim
panas.Pada tumbuhan padi-padian,
liliacea dan jahe-jahean,tumbuhan jenis
ini mematikan daunnya pada musim
kemarau. Pada musim hujan daun
tersebut tumbuh lagi. Contoh kaktus:
Melocactus curvispinus. Tumbuhan
yang hidup di gurun pasir atau
lingkungan yang kekurangan air
(daerah panas) misalnya kaktus,
mempunyai struktur adaptasi khusus
untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya. Pada tumbuhan yang
terdapat di daerah panas, jika memiliki
daun maka daunnya berbulu,
bentuknya kecil-kecil dan kadangkadang daun berubah menjadi duri dan
sisik (Fitter , 1991).
Lapisan lilin kulit luar daunnya
tebal, mempunyai lapisan lilin yang
tebal dan mempunyai sedikit stomata
untuk mengurangi penguapan.
Beberapa tumbuhan di gurun pasir

daunnya menutup (mengatup) pada


siang hari dan membuka pada malam
hari untuk menghindari penguapan
yang berlebih. Sistem perakaran
tumbuhan di daerah panas memiliki
akar yang panjang-panjang sehingga
dapat menyerap air lebih banyak
(Salisbury, 1995).
Tujuan praktikum mengenai Hubungan
Tumbuhan dengan Air, Transpirasi dan
Evaporasi adalah Untuk mengukur
kadar air yang ada pada bagian
tanaman dan mengukur turgiditas
relative dan defisit air dari jaringan
tumbuhan, menghitung luas permukaan
daun, menentukan laju evaporasi,
transiprasi dorsiventral daun, dan
struktur stomata serta aktivitas
membuka-menutup stomata.
PELAKSANAAN PRATIKUM
Waktu dan Tempat
Praktikum hubungan air dengan
tumbuhan, transpirasi dan evaporasi ini
dilaksanakan pada hari senin tanggal
14 september 2015 pukul 08.00 wib di
Laboratorium Pendidikan IV Jurusan
Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Andalas.
Alat dan Bahan
1. Mengukur kadar air jaringan

tumbuhan
Untuk percobaan mengukur kadar air
jaringan tumbuhan digunakan alat alat
yaitu Kotak karton, timbangan dan oven
sedangkan bahan yang digunakan yaitu
daun dan ranting tanaman Mangifera
indica.

2. Perhitungan turgiditas jaringan


tumbuhan
Untuk percobaan kedua yaitu
perhitungan turgiditas jaringan
tumbuhan digunakan alat-alat yaitu
Cork borer, timbangan, petridish, kertas
saring sedangkan bahan yang
digunakan Daun kecambah tanaman
timun umur 14 hari dan aquadest.
3. Pengukuran luas permukaan daun,
perkiraan laju evaporasi dan transpirasi
permukaan dorsiventral daun
Untuk percobaan ketiga yaitu
pengukuran luas permukaan daun,
perkiraan laju evaporasi dan transpirasi
permukaan dorsiventral daun
digunakan alat-alat yaitu timbangan
analitik, kertas merang, jepitan kertas,
selotip, gunting, dan vaseline
sedangkan bahan yang digunakan yaitu
daun tanaman Mangifera indica.
4. Struktur stomata dan aktifitas
membuka-menutup stomata
Pada percobaan keempat yaitu struktur
stomata dan aktifitas membukamenutup stomata digunakan alat-alat
yaitu microskop, kaca objek, cover
glass, larutan sukrosa, Nacl 1M
sedangkan bahan yang digunakan yaitu
daun tanaman Dendrobium sp.
Cara Kerja
1. Pengukuran Kadar Air dari Jaringan
Tumbuhan
Bahan daun yang segar ditimbang
seberat 10gram dan dibuat 3 sampel.
Masing-masing sampel disimpan di
dalam kotak karton dan selanjutnya
dipanaskan dalam oven selama 48 jam
dengan
suhu 80C. Pemanasan
dilakukan sampai berat konstan. Berat

yang
hilang
dari
bahan
yang
dipanaskan, merupakan berat air yang
dikandung bahan tersebut.
Kadar air tumbhan dihitung dengan
rumus :
Berat basah = BB-BK/BB 100 %
atau
Berat Kering= BB-BK/BK 100 %
2. Pengukuran Turgiditas Relatif
Potongan
daun
dibuat
dengan
menggunakan cork borer sebanyak 10
buah dari tanaman yang tanahnya
dalam keadaan kapasitas lapang dan
10 buah lagi tanaman yang tanahnya
agak kering (beberapa hari tidak
disiram).
Berat
masing-masing
potongan daun ditimbang dan dicatat
beratnya
(Berat
segar).Potonganpotongan daun kemudian dimasukkan
ke
dalam
petridish
dan
diisi
aquadest.petridish
ditutup
dan
diletakkan
pada
ruangan
denga
penerangan
(lampu
neon
yang
berintesitas 25 lumen) selama 3 jam.
Setelah 3 jam potongan daun diambil.
Kelebihan
air
yang
menempel
dihilangkan dengan cara meletakkan
sebentar potongan daun diatas kertas
saring kemudian berat daun ditimbang.
Berat ini adalah berat daun dalam
keadaan turgid, selanjutnya potongan
daun dikeringkan dalam oven dengan
suhu 80oC sampai kering, lalu berat
keringnya
ditimbang.
Besarnya
turgiditas relatif (TR) dari daun dihitung
dengan rumus :
TR = BS- BK/ BT- BK 100%
Besarnya defisit air dihitung dengan
rumus :
WD = BT-BS 100%
BT-BK
3. Pengukuran Luas Permukaan Daun,
Perkiraan Laju Evaporasi dan

Transpirasi Permukaan Dorsiventral

jam dan ditimbang kembali, dan

Daun
a. Menghitung luas daun
Diambil lembaran daun dari

dibandingkan hasil tranpirasi stomata

Swetania macrophyla dan

4. Strukutur Stomata dan Aktifitas

Bougenville spectabilis lalu

Membuka-Menutup Stomata
Pada kaca objek ditetesi akuadest,

ditempelkan pada selembar kertas


yang telah diketahui berat dan
luasnya, dibuat jiplakan daun di atas
kertas tersebut, kemudian haisl
jiplakan digunting dan ditimbang,
dengan demikia luas daun dapat
dihitung dengan rumus :
Luas daun : Berat guntingan gambar
daun/Berat kertas x luas kertas

dan transpirasi kutikula.

sayatan epidermis atas dan bawah


lembaran daun Dendrobium sp.
diletakkan diatas kaca objek yang telah
ada akuadest, lalu ditutup secara hatihati dengan cover glass di amati
dibawah mikroskop dengan perbesaran
kecil 4x10, difokuskan pengamatan
pada 1-2 stomata serta perbesaran
ditingkatkan sampai 40x10, lalu

b. Perkiraan kecepatan evaporasi


daun

digambarkan struktur stomta yang


diamati, ditetesi salah satu bagian

Diambil lembaran daun yang telah

dengan sukrosa dan sisi lain dihisap

diketahui luas permukaannya,

akudestnya dengan menggunakan

kemudian
ditimbang dan digantung di bawah

tissue, catat waktu yang diperlukan

cahaya matahari dalam interval waktu

kembali dengan akuadest dan sisi yang

30 menit, dilakukan penimbangan dan

lain dihisap dengan tissue lalu amati,

dihitung kecepatan evaporasi dengan

catat waktu yang diperlukan, kemudian

rumus : Besar penguapan/Luas

tetesi kembali dengan Nacl 1 M dan

permukaan daun : waktu

dihisap disisi bagian lain dengan tissue,

c. Perkiraan laju respirasi daun

dicatat waktu yang diperlukan, lalu

permukaan dorsiventral

ditetesi kembali dengan akuadest dan

Diambil dua lembar daun ditimbang dan

dihisap kembali, lalu ditarik kesimpulan

direndam dalam air, daun pertama

dari percobaan yang telah dilakukan.

diolesi dengan vaselin pada bagian


permukaan atas, dan pada daun ke dua
diolesi vaselin pada bagian bawah,
ditimbang kembali, kedua daun tersebut
dijemur di bawah matahari selama 1

untuk proses yang terjadi lalu ditetesi

2.4 Parameter Pengamatan


Pada pratikum transpirasi dan
evaporasi yaitu yang diamati adalah
luas permukaan daun dengan
penjiplakan, penimbangan sesuai waktu

Berat
guntinga
n kertas

Berat
kertas

rumus untuk

0,40 gr

2,86 gr

mendapatkan

0,37 gr

3,81 gr

hasilnya, laju

0,44 gr

3,74 gr

interval dengan
menggunakan

evaporasi,
transpirasi dorsiventral dengan
mengamati perbedaan pada kecepatan
transpirasi stomata dan kutikula dengan
pemberian vaselin dipermukaan atas
dan bawah daun, dan struktur stomata
serta aktifitas membuka dan menutup
stomata.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah melaksanakan praktikum ini,
maka didapatkanlah hasil sebagai brikut
:
Percobaan 1: Pengukuran Kadar Air
Jaringan Tumbuhan
Hasil pengukuran kadar air jaringan
tumbuhan dapat dilihat pada tabel
berikut:

bahwa kadar air dari


berbagai
macam
tanaman
berbeda
88,35 cm2
dimana
tanaman
2
herbacius
lebih
banyak
61, 35 cm
mengandung air dari
74,32 cm2
tanaman lignosus.
Sedangkan
menurut Salisbury dan Ross (1995),
keadaan
air
tanah
sangat
mempengaruhi tingkat transpirasi dan
respirasi biar persediaan air dalam
tanah berkurang maka transpirasi jelas
akan berkurang sebagai penutupan
stomata. Hal ini juga mempengaruhi
benyaknya keberadaan air pada setiap
tumbuhan.

Luas permukaan
daun

2. Pengukuran turgiditas relatif jaringan


Pada percobaan ini bahan yang kami
bawa tidak representatif sehingga kami
tidak bisa melakukan percobaan.
Kecambah timun yang kami bawa
belum menumbuhkan daun tetapi baru
sampai kotiledon, pada percobaan ini
yang digunakan yaitu daun kecambah
timun.
3. Pengukuran Luas Permukaan Daun,
Perkiraan Laju Evaporasi dan
Transpirasi Permukaan Dorsiventral
Daun
a. Menghitung luas daun
- Berat dan luas daun Mangifera

Tumbuhan Bagian
Ranting 1

Berat basah
10 gr

Ranting 2

10 gr

Ranting 3

10 gr

Daun 1

10 gr

Luas permukaan daun sangat

Daun 2

10 gr

berpengaruh terhadap hilangnya

Daun 3

10 gr

Dari tabel dapat dilihat bahwa kadar air


untuk tiap-tiap jenis tanaman berbedabeda. Kadar air pada daun dan ranting
herba (seri) lebih tinggi daripada kadar
air pada ranting daun perdu dan
pohon.Hal ini sesuai dengan pendapat
Dwidjoseputro (1980) yang menyatakan

indica

molekul air dari tumbuhan. Hal ini


sesuai dengan pendapat Dwidjoseputro
(1985), bahwa daun mempunyai
peranan yang penting dalam hilangnya
molekul air dari tumbuhan. Besar
kecilnya luas permukaan daun

merupakan salah satu faktor internal

yang lebih besar. Walaupun permukaan


bawah daun diolesi vaselin, vaselin
penting.
tersebut berfungsi menutupi stomata,
namun hal itu tidak berpengaruh
b. Perkiraan perecepatan evaporasi
terhadap kecepatan transpirasi pada
daun
stomata di daun. Seperti yang dikatakan
Hasil pengukuran kecepatan evaporasi
oleh Devlin (1975), bahwa transpirasi
daun dapat dilihat pada tabel berikut :
melalui kutikula lebih sedikit
Daun Mangifera indica
dibandingkan dengan transpirasi
Jenis tanaman
Kecepatan evaporasi dalam
waktu
melalui
stomata. Hal ini disebabkan
20 menit
40 menit oleh adanya lapisan penghalang pada
kutikula, seperti lapisan lilin dan wax
Mangifera indica 0,02
0,14
yang dapat menahan laju transpirasi
pada kutikula.
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa
Sebagaimana yang dikatakan oleh
kecepatan evaporasi paling tinggi
Dwidjoseputro (1985), bahwa
terdapat pada daun Mangifera indica
transpirasi dapat dipengaruhi oleh factor
pada waktu ke 40 menit. Seperti yang
dalam dan factor luar. Factor dalam,
telah di katakan oleh Dwidjoseputro
antara lain jumlah dan letak stomata,
(1985), bahwa faktor-faktor yang
tebal dan tipisnya permukaan daun,
mempengaruhi laju evaporasi adalah
serta tebal atau tipisnya kutikula.
cahaya. Tumbuhan jauh lebih cepat
Sedangkan factor luar yang
berevaporasi bilamana lebih terbuka
mempengaruhi kecepatan transpirasi
terhadap cahaya, dibandingkan dalam
adalah cahaya, temperature,
keadaan gelap. Selain itu factor internal
kelembaban udara, angin, debu, dan
yang mempengaruhi hilangnya molekul
kandungan air tanah.
air (penguapan), yaitu besar kecilnya
Menurut Kimbal (1989), bahwa
luas permukaan daun dan jumlah
tekstur dan struktur daun dari
stomata. Semakin besar luas
suatu tanaman akan menentukan
permukaan suatu daun maka jumlah
kecepatan transpirasinya, contoh :
stomatanya juga semakin banyak
tanaman yang mempunyai daun
sehingga kecepatan evaporasinya
yang tipis dan tanpa dilapisi oleh
semakin tinggi. Sebaliknya semakin
kutikula, lilin ataupun bulu-bulu
kecil luas permukaan daunnya maka
daun akan mengalami transpirasi
jumlah stomatanya semakin sedikit
paling cepat dibandingkan dengan
sehingga kecepatan evaporasinya
daun yang tebal dan ditutupi
semakin rendah.
lapisan kutikula, lilin dan bulu-bulu
Pada permukaan atas daun
daun. Begitu juga halnya dengan
biasanya dilapisi oleh kutikula untuk
tempat tumbuh tanaman, apabila
mengurangi penguapan. Selain itu,
tanaman yang tumbuh di daerah
penambahan vaselin juga dapat
kering akan mudah mengalami
mengurangi penguapan pada
transpirasi dibandingkan dengan
permukaan atas daun tersebut.
tanaman yang tumbuh ditempat
Sedangkan pada permukaan bawah
lembab.
daun terdapat stomata sehingga
menyebabkan terjadinya transpirasi

4. Struktur stomata dan aktifitas


membuka dan menutup stomata
Tabel 4. Aktifitas membuka dan
menutup stomata
No

Larutan

aktifitas

Aquadesh

Membuka

NaCl

membuka

Sukrosa

menutup

Pada percobaan ini didapatkan hasil


saat diberikan larutan NaCl 1M pada
epidermis bawah daun Dendrobium sp
waktu yang dibutuhkan untuk membuka
stomata yaitu 60 detik, sedangkan pada
epidermis atas daun Dendrobium sp
waktu yang dibutuhkan untuk menutup
stomata yaitu 50 detik. Pada saat
diberikan larutan sukrosa 1M pada
epidermis bawah daun Dendrobium sp
waktu yang dibutuhkan untuk menutup
stomata yaitu 180 detik sedangkan
pada epidermis atas waktu yang
dibutuhkan 120 detik.
Mekanisme membuka dan
menutupnya stomata akibat tekanan
Turgor. Tekanan turgor adalah tekanan
dinding sel oleh isi sel, banyak
sedikitnya isi sel berhubungan dengan
besar kecilnya tekanan pada dinding
sel. Semakin banyak isi sel, semakin
besar tekanan dinding sel. Tekanan
turgor terbesar terjadi pada pukul 04.0008.00. Stomata akan membuka jika
kedua sel penjaga meningkat.
Peningkatan tekanan turgor sel penjaga
disebabkan oleh masuknya air kedalam
sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari
satu sel ke sel lainnya akan selalu dari
sel yang mempunyai potensi air lebih
tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah.
Tinggi rendahnya potensi air sel akan
tergantung pada jumlah bahan yang
terlarut (solute) didalam cairan sel

tersebut. Semakin banyak bahan yang


terlarut maka potensi osmotic sel akan
semakin rendah. Dengan demikian, jika
tekanan turgor sel tersebut tetap, maka
secara keseluruhan potensi air sel akan
menurun. Untuk memacu agar air
masuk ke sel penjaga, maka jumlah
bahan yang terlarut di dalam sel
tersebut harus ditingkatkan (Lakitan,
2004).
Salisbury dan Ross (1995)
menyatakan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi membuka dan
menutupnya stomata yaitu :
1. Faktor eksternal : Intensitas cahaya
matahari, konsentra si CO2 dan asam
absisat
(ABA). Cahaya matahari merangsang
sel penutup menyerap ion K+ dan air,
sehingga stomata membuka pada pagi
hari. Konsentrasi CO2 yang rendah di
dalam
daun juga menyebabkan stomata
membuka.
2. Faktor internal (jam biologis) : Jam
biologis memicu serapan ion pada pagi
hari
sehingga stomata membuka, sedangkan
malam hari terjadi pembasan ion yang
menyebabkan stomata menutup
Stomata pada tumbuhan berbeda
karena perbedaan keadaan letak sel
penutup, penyebarannya, bentuk dan
letak penebalan dinding sel penutup
serta arah membukanya sel penutup,
jumlah dan letak sel tetangga pada
tumbuhan dikotil dan monokotil, letak
sel-sel penutup terhadap permukaan
epidermis, dan antogene/asal-usulnya.
Stomata akan membuka jika kedua sel
penjaga meningkat. Peningkatan
tekanan turgor sel penjaga disebabkan
oleh masuknya air ke dalam sel penjaga
tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke
sel lainnya akan selalu dari sel yang

mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel


ke potensi air lebih rendah. Tinggi
rendahnya potensi air sel akan
tergantung pada jumlah bahan yang
terlarut (solute).
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil yang didapatkan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Tanaman yang paling banyak
mengandung air adalah tanaman
herba
2. Luas daun mempengaruhi
kecepatan evaporasi. Semakin lebar
daun semakin besar evaporasinya.
3. Jika bagian ventral daun ditutup,
maka transpirasi kutikuler terjadi.
Jika bagian dorsal ditutup, maka
transpirasi stomata terjadi
4. Transpirasi stomata lebih besar
dibandingkan transpirasi kutikuler
5. Faktor mempercepat transpirasi ada
2 yaitu, faktor luar ( lingkungan ) dan
faktor dalam ( tanaman )
6. Faktor luar meliputi ; kelembaban
udara, suhu, kecepatan angin,
cahaya, tekanan udara, debu,
ketersediaan air.
7. Faktor dalam meliputi ; Keadaan
stomata ( letak, jumlah, dan
bukaannya ) dan keadaan daun
( tebal atau tipis, banyak atau sedikit
trikom, dan tebal atau tipis kutikula).
Saran
Diharapkan kepada praktikan untuk
lebih serius dalam menjalani praktikum
agar tujuan dari praktikum ini dapat
terlaksana dengan baik dan praktikan
dapat mengetahui dan memahami
prosedur kerja.
DAFTAR PUSTAKA

Bidwell, R.G.S.1979. Plant Physiology


edition 2. Macmillion Publishing.
Co : NewYork
Bonner, James dan Arthur W. Galston.
1951.
Priciples
of
Plant
Physiology. W.H. Freeman and
Co. Pasadena
Devlin, R. M and F. H Witham. 1975.
Plant Physiology. Rinelang book
Corporation a Subsidiarey of
Champion Reinhold inc: New
York
Dwidjoseputro,
D.
1994.Pengantar
Fisiologi Tumbuhan. Gramedia :
Jakarta
Fitter. A. H.dan Hay, R. K. M. ,1991,
Fisiologi Lingkungan Tanaman,
Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta
Gardner, F. P. R. Brent pearce dan
Goger L. Mitchell. 1991.Fisiologi
Tanamanan Budidaya. Jakarta
:Universitas Indonesia Press
Istimewa.
Jumin, H. B. , 1992, Ekologi
Tanaman
suatu
Pendekatan
Fisiologi, Rajawali Press:
Jakarta.
Khairunnisa,L
2000.Tanggapan
Tanaman Terhadap Kekurangan
Air.Fakultas Pertanian USU :
Medan
Michael,P.H.1964.
General
Phisiology.Kogasuma.
Company:Tokyo
Lukman, Diah . 1997.Buku Ajar Fisiologi
Tumbuhan. PT. Raja Grafindo Persada :
Jakarta
Lakitan,B.2004.Dasar-Dasar Fisiologi
Tumbuhan.Raja
Grafindo
Persada:Jakarta
Loveless,A.R.1991.Prinsip-Prinsip
Biologi Tumbuhan Untuk Daerah
Tropik 1. Gramedia:Jakarta
Noggle,
F.R
dan
G.J.
Fritz.1979.Introductory
Plant

Physiology. Van Hostrand Rain


Hold : New York
Salisbury and Ross.1995. Fisiologi
Tumbuhan. ITB : Bandung

Salisbury,F.B
and
C.W
Ross.1992.Fisiologi Tumbuhan Jilid
III.ITB:Bandung
Yatim,W.1991. Biologi Modern Biologi
Sel. Tarsio : Bandung

You might also like