Professional Documents
Culture Documents
Kejang Demam
Di Ruang Anak Lantai 1, RSUP dr. Kariadi,
Semarang
A. KONSEP DASAR
1. DEFINISI
Suhu adalah pernyataan tentang perbandingan (derajat) panas suatu
zat. Dapat pula dikatakan sebagai ukuran panas / dinginnya suatu benda.
Sedangkan dalam bidang thermodinamika suhu adalah suatu ukuran
kecenderungan bentuk atau sistem untuk melepaskan tenaga secara spontan.
Suhu tubuh diatur oleh hipotalamus yang terletak antara hemisfer
serebral, mengontrol suhu tubuh. Suhu yang nyaman adalah pada saat sistim
panas beroperasi. Hipotalamus merasakan perubahan ringan pada suhu
tubuh, hipotalamus anterior mengontrol pengeluaran panas, dan hipotalamus
posterior mengontrol produksi panas. Bila sel saraf di hipotalamus anterior
menjadi panas melebihi set point maka inpuls akan dikirim untuk
menurunkan suhu tubuh. Mekanisme pengeluaran panas termasuk
berkeringat, fasodilatasi atau pelebaran pembuluh darah dan hambatan
produksi panas. Darah didistribusi kembali ke pembuluh darah permukaan
untuk meningkatkan pengeluaran panas. Jika hipotalamus posterior
merasakan suhu tubuh lebih rendah dari set point maka mekanisme
konservasi panas bekerja. Vasokonstriksi (penyempitan) pembuluh darah
mengurangi aliran darah kekulit dan extremitas. Kompensasi produksi panas
distimulasi melalui kontraksi otot volunteer dan getaran atau menggigil pada
otot. Bila vasokonstriksi tidak efektif dalam pencegahan tambahan
pengeluaran panas, tubuh mulai menggigil. Lesi atau trauma pada
hipotalamus atau korda spinalis yang membawa pesan hipotalamus dapat
menyebabkan perubahan yang serius pada kontrol suhu
Kejang merupakan akibat dari pembebasan listrik yang tidak
terkontrol dari sel saraf korteks serebral yang ditandai dengan serangan tibatiba, terjadi gangguan kesadaran ringan, aktivitas motorik, dan atau
gangguan fenomena sensori (Doengoes, 1999).
Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada di atas 37.5 derajat
celsius. Infeksi ringan hingga parah bisa menyebabkan demam. Demam
merupakan bagian dari proses kekebalan tubuh yang sedang melawan
infeksi akibat virus, bakteri atau parasit.
a)
b)
c)
berulang.
d) Lamanya demam sebelum kejang, semakin pendek jarak antara
mulainya demam dengan kejang, maka semakin besar resiko kejang
demam berulang.
3. KLASIFIKASI
Kejang demam terjadi pada 2-4% anak dengan umur berkisar antara 6
bulan sampai 5 tahun, insidens tertinggi pada umur 18 bulan.
Kejang demam dibagi atas :
a) Kejang demam sederhana (simple febrile seizure).5,6
Berlangsung singkat (< 15 menit) dan umumnya akan berhenti sendiri.
a) Suhu tubuh lebih dari 38 derajat ( bila diukur lewat ketiak, tambah 0.7
derajat )
b) Kehilangan kesadaran atau pingsan
c) Tubuh (kaki dan tangan) kaku
d) Kepala menjadi terkulai disertai rasa seperti orang terkejut
e) Kulit berubah pucat bahkan menjadi biru
f) Bola mata terbalik keatas
g) Bibir terkatup kadang disertai muntah
Disamping gejala diatas ada juga beberapa anak yang nafasnya
berhenti dan biasanya buang air kecil serta besar tanpa terkontrol. Serangan
kejang demam biasanya hanya sebentar dan gejala-gejala tersebut akan
menghilang pada saat kejang demam berhenti, dan anak tersebut akan pulih
kembali secara bertahap.
5. PATOFISIOLOGI
Sumber energi otak adalah glukosa yang melalui proses oksidasi
dipecah menjadi CO2 dan air. Sel dikelilingi oleh membran yang terdiri dari
permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar yaitu ionik. Dalam
keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan mudah oleh ion
kalium (K+) dan sangat sulit dilalui oleh ion natrium (Na +) dan elektrolit
lainnya, kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konsentrasi ion K+ dalam sel
neuron tinggi dan konsentrasi Na+ rendah, sedang di luar sel neuron terdapat
keadaan sebalikya. Karena perbedaan jenis dan konsentrasi ion di dalam dan
di luar sel maka terdapat perbedaan potensial membran yang disebut
potensial membran dari neuron. Untuk menjaga keseimbangan potensial
membran diperlukan energi dan bantuan enzim Na-K ATP-ase yang terdapat
6. PATHWAY
Infeksi bakteri, virus
dan parasit
Reaksi Inflamasi
Proses Demam
Penurunan
RESIKO
RESIKO
Kesadaran
ASPIRASI
CIDERA
menurun
menelan
HIPERTERMI
Resikorefleks
kejang
berulang
RESIKO
Perubahan
beda
Penurunan
suplaipotensial
darah
ke
KETIDAKEFEKTIFAN
Kelainan
Resiko
neurologis
kerusakan
sel
neuron
+
membran
sel
neuron
otak
Lebih
Perubahan
Suhu
dari 15
tubuh
menit
difusi
meningkat
(KDS)
Na
PERFUSI
JARINGAN
Kejang
prenatal
otak
RESIKO
KETERLAMBATAN
PERKEMBANGAN
Penafasan Meningkat
/Takipnea
KETIDAKEFEKTIFAN
POLA NAFAS
7. PENATALAKSANAAN
a. Pengobatan fase akut
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a) Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak dikerjakan secara rutin pada kejang
demam, tetapi dapat dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi
penyebab demam, atau keadaan lain, misalnya gastroenteritis
dehidrasi disertai demam.
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dikerjakan misalnya : darah
perifer, elektrolit dan gula darah.
Lumbal pungsi :
Pemeriksaan cairan serebrospinal dilakukan untuk menegakkan
atau menyingkirkan kemungkinan meningitis. Resiko terjadinya
meningitis bakterialis adalah 0,6%-6,7%. Meningitis dapat menyertai
kejang,
walupun
kejang
biasanya
bukan
satu-satunya
tanda
Usia
Jenis
sekarang
persalinan
Penolong
Ket
Hidup/mati
Diagnosa
Tujuan
Intervensi
NIC
proses penyakit
Fever treatment
Thermoregulation
Monitor TTV
Kriteria Hasil:
dan
dalam
RR
rentang
Tidak
perubahan
normal
ada
pusing
intake
dan
output cairan
Kompres hangat pada
dahi, aksila dan lipatan
warna
Monitor
paha
Selimuti pasien
Kolaborasi pemberian
cairan intravena dan
2.
Resiko
NOC
keterlambatan
perkembangan
antipiretik
NIC
and Pendidikan
masa bayi
Growth
development
b/d kejang
Ajarkan
delayed
orangtua
Breastfeeding
penanda perkembangan
ineffective
normal
tentang
aktivitas
Parenting
menunjang
performance
perkembangan
Tekankan
perkembangan
anak meningkat
BB=index
tubuh
yang
pentingnya
perawatan
Pengetahuan
orangtua terhadap
kepada
Family coping
Kriteria hasil
orangtua:
masa
prenatal
sejak dini
Ajarkan ibu mengenai
pentingnya
berhenti
mengkonsumsi alkohol,
merokok,
dan
obat-
selama
kehamilan
sesuai umur
Ajarkan
Fungsi
cara-cara
gastrointestinal
memberi
adekuat
Makanan
asupan
bergizi
3.
obatan
Perkembangan
dan
rangsangan
dan bayi
tentang
cairan Ajarkan
perilaku yang sesuai
NOC
risk kontrol
Manajemen lingkungan
sediakan
Kriteria hasil :
lingkungan
yang aman
kebutuhan
cidera
keamanan,
sesuai
mampu
kondisi fisik
untuk
mencegah cidera
menggunakan
fasilitas kesehatan
mampu mengenali
kesehatan
yang
berbahaya
memasang
side
status
rail
tempat tidur
menyediakan
yang ada
perubahan
lingkungan
tempat
4.
NOC :
yang
membahayakan
NIC:
barangdapat
Respiratory
Status : Ventilation
precaution
Aspiration
control
Aspiration
Monitor
Swallowing
Kriteria Hasil :
Monitor
bernafas
dengan
Pelihara
frekuensi
Lakukan
suction
jika diperlukan
pernafasan normal
Pasien mampu
menelan,
Cek
tanpa
bernafas,
tidak
residu
masih
Potong
makanan
kecil kecil
nafas
mudah
paten,
makan
banyak
oral hygiene
Jalan
Hindari
kalau
nasogastrik
sebelum makan
mengunyah
tidak
jalan
nafas
status
paru
dapat
Klien
kemampuan
menelan
Status
tingkat
suara
Haluskan
obat
sebelumpemberian
Naikkan
kepala
nafas abnormal
5.
Resiko
NOC
NIC
ketidakefektifan
Circulation status
Manajemen
perfusi jaringan
otak
penurunan
b/d
Tissue
cerebral
prefusion:
sensasi
perifer
Monitor adanya daerah
tertentu yang hanya
TTV
peka
terhadap
panas/dingin/tajam/tu
dalam rentang
mpul
yang diharapkan
Tidak
adanya
intracranial
Mendemonstrasikan
untuk proteksi
gerakan
pada
leher
dan
kepala
yang baik
punggung
monitor
kemampuan
BAB
kolaborasi
6.
Resiko
analgetik
Airway Management
NOC :
ketidakefektifan
pola nafas b/d
Respiratory
status : Ventilation
status
Airway
patency
Vital
Respiratory
pemberian
Posisikan
pasien
untuk memaksimalkan
sign
ventilasi
Status
Identifikasi pasien
Kriteria Hasil :
perlunya pemasangan
Mendemonstra
sikan batuk efektif
dan
suara
nafas
dan
(mampu
mengeluarkan
sputum,
mampu
dengan
bernafas
dengan
suction
Menunjukkan
yang
paten (klien tidak
merasa
tercekik,
nafas,
irama
frekuensi
dalam
rentang
normal,
ada
Tanda
atau
Auskultasi
nafas,
catat
suara
adanya
Lakukan
suction
pada mayo
Berikan
bronkodilator
bila
Tanda
pernafasan)
basah
(tekanan
nadi,
Kassa
NaCl Lembab
Berikan pelembab
udara
suara
nafas abnormal
normal
batuk
perlu
pernafasan
tidak
sekret
suara tambahan
jalan nafas
Keluarkan
keseimbangan.
Monitor respirasi
dan status O2
Terapi Oksigen
Bersihkan mulut,
hidung
dan
secret
trakea
Pertahankan jalan
nafas yang paten
Atur
peralatan
oksigenasi
Monitor
aliran
oksigen
Pertahankan posisi
pasien
Onservasi adanya
tanda
tanda
hipoventilasi
Monitor
adanya
kecemasan
pasien
terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
Catat
adanya
fluktuasi
tekanan
darah
Monitor VS saat
pasien
berbaring,
Auskultasi
TD
Monitor
kualitas
dari nadi
Monitor frekuensi
dan irama pernapasan
Monitor
suara
paru
Monitor
pola
pernapasan abnormal
Monitor
suhu,
warna,
dan
kelembaban kulit
Monitor
sianosis
perifer
Monitor
adanya
yang
melebar,
bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi
penyebab
7.
Ketidakefektifa
NOC :
n termoregulasi termoregulasi.
termoregulasi
b/d
neonatus
dari