You are on page 1of 4

TUGAS ETNOFARMASI

TUMBUHAN ASLI PAPUA


ZODIA (Evodia suaveolens)

ETNOFARMASI

Ellena Maggyvin
260110140137
George Ilham Habibi
2601101400140

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2016

Tanaman Zodia (Evodia suaveolens)

Nama tanaman

: Zodia

Nama Latin

: Evodia suaveolens

Taksonomi
:
Divisio : Spermatophyta
Sub divisio : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Euodia
Species : Euodia hortensis J.R. & G.Forst
Uraian
: Zodia memiliki nama latin Evodia suaveolens, Scheff, tetapi ada juga yang
menyebut dengan Euodia hortensis, J. R & G. Forst. Tanaman perdu ini berasal dari keluarga
Rutaceae. Tinggi tanaman 0,3-2m dan panjang daun tanaman dewasa 20-30 cm. Bentuk zodia sangat
menarik sehingga digunakan juga sebagai tanaman hias. Zodia diduga berasal dari Papua. Namun,
saat ini sudah banyak tumbuh di Pulau Jawa, bahkan sering dijumpai ditanam dihalaman rumah atau
kebun sebagai tanaman hias.

Tanaman ini tumbuh baik di ketinggian 400-1000 m dpl. Perbanyakannya sangat mudah yaitu
menggunakan biji, bahkan biji yang jatuh dan menyebar disekitar tanaman pun dapat tumbuh
menjadi tanaman dalam jumlah yang cukup banyak (Kardinan,2007).
Kandungan Kimia
: Kandungan Kimia yang terdapat pada Euodia hortensis J.R. & G.Forst yaitu
minyak atsiri (essential oil) yang mengandung bahan aktif (komponen utama) evodiamine dan
rutaecarpine. Uraian senyawa kimia yang terdapat pada daun zodia seperti alkaloid, glikosida, saponin,
steroida, tanin dan flavonoid. Senyawa ini dapat digunakan sebagai obat tradisional, antara lain tonik
untuk menambah stamina tubuh, sementara rebusan kulit batangnya bermanfaat sebagai pereda demam
malaria. Menurut Ajizah (2004), minyak atsiri dapat menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri
dengan mengganggu proses terbentuknya membrane dan dinding sel.
Uraian Kimia
:
2.2.1 Alkaloid
Alkaloid dapat didefenisikan sebagai senyawa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen
heterosiklis, bereaksi alkali, dan pada dosis tertentu dapat memberikan aktivitas farmakologi (Tyler
dkk, 1976). Alkaloid adalah golongan senyawa yang dari segi kimia bersifat homogen, mengandung
nitrogen, yang sering kali terdapat dalam cincin heterosiklik dan bersifat basa (Robinson,1995).
Biasanya alkaloid dalam tumbuhan terdapat sebagai garam yang larut dalam air, sehingga dalam
pembuatan ekstrak kasar dengan alkohol-air akan ikut tersari dan dapat diuji dengan reaksi
pengendapan alkaloid. Pada analisis senyawa alkaloid harus diingat adanya senyawa lain yang
memberikan hasil positif sehingga perlu dilakukan pemurnian untuk memisahkan pengotor
(Fransworth, 1966).
2.2.2 Glikosida
Glikosoida adalah suatu senyawa yang bila dihidrolisis menghasilkan komponen gula yang disebut
glikon dan komponen non gula yang disebut aglikon (Tyler, dkk, 1976).
Berdasarkan atom penghubung bagian gula (glikon) dan bukan gula (aglikon), maka glikosida dapat
dibedakan menjadi:
1. C-glikosida, jika atom C menghubungkan bagian glikon dan aglikon.
2. N-glikosida, jika atom N menghubungkan bagian glikon dan aglikon.
3. O-glikosida, jika atom O menghubungkan bagian glikon dan aglikon.
4. S-glikosida, jika atom S menghubungkan bagian glikon dan aglikon.
Gula yang paling sering dijumpai dalam glikosida ialah glukosa (Robinson,1995, Tyler, dkk,1976).
2.2.3 Saponin
Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat dan menimbulkan busa, jika dikocok dengan air.
Saponin diberi nama demikian karena sifatnya yang menyerupai sabun. Beberapa saponin bekerja
sebagai antimikroba (Robinson, 1995).
Dikenal dua jenis saponin, yaitu glikosida triterpenoid dan glikosida struktur steroid. Kedua saponin
ini larut dalm air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter. Aglikonnya disebut sapogenin, diperoleh
dengan hidrolisis dalam suasana asam atau hidrolisis memakai enzim (Robinson,1995).
2.2.4 Steroida/Terpenoida
Steroida adalah triterpenoida yang kerangka dasarnya system cincin siklopentana perhidrofenantrena.
Steroida dibentuk secara biosintesis dari isopentil pirofosfat (isoprene aktif) seperti biosintesis
terpenoid (Tyler,1976).

Inti steroid sama seperti inti triterpenoida tetrasiklik. Steroida alcohol biasanya dinamakan dengan
sterol, tetapi Karena praktis semua steroida tumbuhan berupa alkohol sering kali semuanya disebut
sterol. Dahulu sterol terutama dianggap sebagai senyawa satwa (sebagai hormone kelamin, asam
empedu), tetapi pada tahun-tahun terakhir ini makin banyak senyawa tersebut yang ditemukan dalam
jaringan tumbuhan (Harborne,1987).
Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprene dan secara
biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C 30 asiklik, yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklik,
kebanyakan berupa alkohol, aldehid atau asam karboksilat. Merupakan senyawa tidak berwarna,
berbentuk kristal, sering kali bertitik leleh tinggi dan optis aktif. Uji yang banyak dilakukan ialah
reaksi Lieberman-Bouchardat (asetat anhidrida-H 2SO4 pekat) dimana kebanyakan triterpena dan
sterol memberikan warna biru-hijau (Harborne,1987)
2.2.5 Tanin
Tanin adalah senyawa turunan fenol, terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh, dalam
angiospermae terdapat khusus dalam jaringan kayu (Harborne, 1987).
Tanin dalam air membentuk koloid, larut dalam alcohol dan aseton. Seperti halnya semua fenol, tanin
dapat bereaksi dengan ferri klorida, dapat diendapkan dengan garam logam berat dan gelatin
(Bruneton, 1995).
Tanin adalah senyawa yang berasal dai tumbuhan, yang mampu mengubah kulit hewan menjadi kulit
siap pakai karena kemampuannya menyambung-silang protein. Tanin terdapat luas dalam tumbuhan
berpembuluh, dalam angiospemae terdapat khusus dalam jaringan kayu. Tannin tidak berbentuk
kristal, dengan air membentuk larutan koloid yang bereaksi asam dan mempunyai rasa sepat yang
tajam. Tannin menyebabkan pengendapan larutan gelatin dan alkaloid, membentuk warna biru atau
hijau kehitaman dengan garam-garam besi (Harborne,1987).
Menurut Tyler (1976) ada dua jenis tannin yaitu:
1. Tanin Pirokatekol
Tanin pirokatekol membentuk warna hijau dengan FeCl 3 dan membentuk endapan dengan bromine
2. Tanin Pirogalol
Tanin pirogalol membentuk warna biru dengan FeCl 3 dan tidak membentuk dengan bromine
(Tyler,1976).
2.2.6 Flavonoida
Flavonoid merupakan pigmen tumbuhan yang ditemukan sebagai flavon, flavonol, isoflavon,
flavonon, katekin, leukoantosianidin, antosianin, auron, dan kalkon (Fransworth, 1966; Robinson,
1995).
Golongan flavonoid dapat digambarkan sebagai suatu deretan senyawa C 6-C3-C6, dimana kerangka
karbonnya terdiri atas dua gugus C6 yang disambungkan oleh rantai alifatik tiga karbon (Robinson,
1995).
Khasiat Tumbuhan
: Menurut pendapat beberapa orang, tanaman ini biasa digunakan
untuk mengusir nyamuk, baik didalam ruangan maupun di pekarangan. Oleh masyarakat Papua,
tanaman ini sudah lama digunakan sebagai penghalau serangga, khususnya nyamuk. Kenyataan ini
juga diperkuat oleh beberapa literatur yang menyebutkan bahwa tanaman ini menghasilkan aroma
yang cukup tajam yang diduga disebabkan oleh kandungan evodiamine dan rutaecarpine sehingga
tidak disukai serangga.
Daun zodia terasa pahit, kadang-kadang digunakan sebagai obat tradisional, antara lain sebagai tonik
untuk menambah stamina tubuh, sementara rebusan kulit batangnya bermanfaat sebagai pereda
demam malaria. (Kardinan,2007).

You might also like