Professional Documents
Culture Documents
ISBN : 978-979-16456-0-7
ABSTRAK
Purifikasi protein antioksidan dilakukan dengan menggunakan kombinasi
kolom kromatograpi seperti CM cellulose dan DEAE-Cellulose. Aktivitas protein
antioksidan dan free radical-scavenging ditentukan secara in vitro dengan
menggunakan metode penghambatan autooksidasi linoleic acid, efek scavenging
dengan menggunakan ,-diphenyl--picrylhydrazyl free radical, reducing power,
dan kemampuan mengikat ion Fe2+ dan Cu2+. Dua faksi protein hasil isolasi
menunjukkan kemampuan antioksidan, dimana protein dengan berat molekul
sekitar 30 kD mempunyai aktivitas antioksidan tertinggi dibandingkan dengan
protein satunya yang mempunyai berat molekul sekitar 12 kD. Aktivitas
antioksidan akan mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya
kosentrasi protein yang ditambahkan. Protein isolat menunjukkan kemampuan
yang sama dengan BHT pada pengujian menggunakan metode penghambatan
autooksidasi linoleic acid. Lebih lanjut, dua protein fraksi juga menunjukan
kemampuan dalam mengikat ion Fe2+ dan Cu2+. Dari data yang diperoleh dapat
disimpulkan bahwa protein storage biji melinjo mempunyai potensi sebagai
sumber antioksidan alami.
Kata kunci : Protein, antioksidan, Mlinjo, Radical-scavenging
PENDAHULUAN
Antiradikal bebas atau antioksidan adalah senyawa yang dalam jumlah
kecil dibanding substrat mampu menunda atau menjaga terjadinya oksidasi dari
substrat yang mudah teroksidasi (Halliwell et al, 1987).Antioksidan sangat
bermanfaat bagi kesehatan dan berperan penting untuk mempertahankan mutu
produk pangan. Berbagai kerusakan seperti ketengikan, perubahan nilai gizi,
perubahan warna dan aroma, serta kerusakan fisik lain pada produk pangan
karena oksidasi dapat dihambat oleh antioksidan ini. Berdasarkan sumbernya
antioksidan dibagi dalam dua kelompok, yaitu antioksidan sintetik dan
1045
TP-75
ISBN : 978-979-16456-0-7
antioksidan alami. Antioksidan sintetik yang biasa digunakan secara luas adalah
BHA (Butil Hidroksi Anisol) dan BHT (Butil Hidroksi Toluen). Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa BHA dapat menyebabkan
kanker dan penggunaan antioksidan ini perlu dipertimbangkan lagi karena
memiliki efek toksik (Toda et al 1984), sehingga mendorong penemuan obat
untuk penangkal radikal bebas dari sumber bahan alam, terutama tumbuhan.
Tanaman melinjo (Gnetum gnemon), banyak dibudidayakan di Indonesia,
Malaysia dan beberapa negara Asia Tenggara lainnya sebagai penghasil tepung
dari biji mlinjo. Di Indonesia, tanaman ini merupakan salah satu komoditas favorit
dimana bijinya dapat dimakan setelah dimasak dan dibuang kulitnya. Kandungan
protein biji melinjo (Gnetum gnemon) relative tinggi sekitar 9 - 11% sehingga
dapat
dipertimbangkan
sebagai
sumber
bahan
protein
fungsional
dan
nutraceutical food supplement. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji
potensi alami biji melinjo sebagai sumber alami protein antioksidan.
1046
TP-75
ISBN : 978-979-16456-0-7
Dinis et al.
(1994)
1047
TP-75
ISBN : 978-979-16456-0-7
16
0,16
Fraction I
14
Fraction II
0,14
280 nm
Absorbance at 280 nm
0,12
LA
10
0,1
0,08
0,06
0,04
0,02
0
0
50
100
150
200
250
NaCl
12
NaCl (M)
0
300
1048
TP-75
ISBN : 978-979-16456-0-7
II
CP Mr
Gambar 2. Elektrograph hasil purifikasi protein antimikrobial biji mlinjo (GgAMP) pada 12% SDS-PAGE Cp.: Protein kasar, Mr. Marker
protein, I. Fraksi I dan II. Fraksi II.
Karakter aktivitas Protein antioksidan.
Stabilitas free radikal pada DPPH dapat terlihat secara maksimal pada
panjang gelombang A517 pada larutan ethanol. Penurun DPPH sebagai donor
proton pada subsrat
50
40
30
20
10
0
BHT
Fraction I
Fraction II
Gambar 3. Aktivitas DPPH radical scaveging protein Gg-AOP dari biji melinjo.
Seminar Nasional PATPI, Bandung 1718 Juli 2007
Meningkatkan Daya Saing Produk Pangan Lokal melalui Ilmu dan Teknologi
untuk Menunjang Ketahanan Pangan Nasional
1049
TP-75
ISBN : 978-979-16456-0-7
3,00
Absobansi (A500)
2,50
Crude Protein
BHT
Control
Fraction II
Fraction I
2,00
1,50
1,00
0,50
0,00
0
Reducing power diukur pada panjang gelombang A700 dan kemampuan dari
kedua praksi hasil isolasi dari biji melinjo dapat terlihat pada Tabel 1. Dari hasil
tersebut menunjukkan bahwa protein hasil isolasi mempunyai kemampuan
meredukasi produk begitu pula dari Tabel 1 menunjukkan kemampuan dalam
mengkelat atau mengikat ion Cu2+ dan Fe2.
1050
TP-75
ISBN : 978-979-16456-0-7
Table 1. Kemampuan chelating ion copper dan ferros dan reducing power dari
protein Gg-AOP.
Chelating (%)
Cu
Fe2+
74.69
53.70
28.88
43.60
Reducing power
(A700)
0.465
0.479
2+
Fraction I
Fraction II
KESIMPULAN
Dua faksi protein hasil isolasi menunjukkan kemampuan antioksidan,
dimana protein dengan
mempunyai aktivitas
kemampuan
yang
sama
dengan
BHT
pada
pengujian
DAFTAR PUSTAKA
Dinis, T. C. P., Madeira, V. M. C. and Almeida, L. M. (1994) Action of phenolic
derivatives (acetaminophen, salicylate, and 5-aminosalicylate) as
inhibitors of membrane lipid peroxidation and as peroxyl radical
scavengers. Arch. Biochem. Biophys. 315: 161-169.
Halliwell B, Gutteridge J.M.C, and Aruoma O.I. (1987) The deoxyribose method:
a simple test tube assay for determination of rate constants for reactions
of hydroxyl radicals. Anal Biochem. 165:2159.
Marshall, S. H. (2003) Antimicrobial Peptides: A Natural Alternative To Chemical
Antibiotics And a Potential For Applied Biotechnology. Electronic Journal
of Biotechnology. 6: 271-284.
Mitsuda, H., Yasumoto, K. and Iwami, K. (1966) Antioxidative action of indole
compounds during the autoxidation of linoleic acid. Eiyoto Shokuryo 19:
210-214.
1051
TP-75
ISBN : 978-979-16456-0-7
1052