Professional Documents
Culture Documents
penciuman baik
d). Gigi dan Mulut: bentuk simetris, bersih, tidak ada sariawan, tidak ada
caries
e). Telinga
: bentuk simetris, bersih, fungsi pendengaran baik
f). Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena jugularis
g). Dada
: bentuk simetris, putting susu menonjol, ASI sudah keluar
h). Abdomen
: tidak ada bekas operasi dan
strie gravidarum
Leopold I : bagian fundus teraba bulat, lunak, tidak melengting
Leopold II : bagian kanan ibu teraba datar, lebar, bagian kiri teraba
ekstremitas
Leopold III : teraba bulat, keras, melenting
Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP Hodge II
TBJ
: (35-11) x 155 = 3720gr
Auskultasi : DJJ 120 x/menit, puntum maximum bawah pusat sebelah
kanan
i). Ekstremitas :
1) Tidak ada oedema pada kaki dan tangan
2) Tidak ada varises
3) Reflek patella (+)
4) Fungsi ekstremitas baik
j). Genetalia
Inspeksi : vulva dan vagina tidak ada varices, tidak ada luka, tidak ada
kemerahan, terdapat pengeluaran berupa lendir bercampur darah,
ketuban utuh. Pernineum : bekas luka/luka parut tidak ada
7. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam pukul 04.00 WIB, serviks mendatar dan tipis.
Pembukaan 7 cm, selaput ketuban (+), bagian terendah : presentasi
kepala UUK kanan depan, penurunan kepala di Hodge II tali pusat tidak
teraba
Pengawasan kala I
Jam
Pembukaa TD
n servik
(mmH
g)
RR
(x/m)
Nadi
(x/m)
Temp
(0C)
DJJ
(x/menit
)
Penurun
an
kepala
04.00
7 cm
24
80
37
3-4 kali
20-40
3/5
110/7
0
-2 klem arteri
-1 pemegang jarum jahit
-1 jarum heating
-1 benang chromic
-1 tampon bola
-5 kasa steril
-1 kain duk steril
3) Memantau kemajuan persalinan dengan menggunakan partograf
4) PD setiap 4 jam/indikasi inpartu
5) Memenuhi kebutuhan fisik ibu makan dan minum, BAB dan BAK
6) Menyiapkan alat-alat untuk bidan : mitela, masker, barak skort, hand
scone, kaca mata
dan sepatu bot
2. Melakukan penyuluhan cara mengejan efektif
a). Menjelaskan manfaat mengejan efektif pada ibu, apabila ibu mengejan
dengan baik
dapat membantu mempercepat penurunan kepala dan
pengeluaran bayi.
b). Mengajarkan ibu cara mengejan efektif, mengejan dilakukan pada saat
his dan telah
memasuki kala II persalinan. Sehingga diafragma
berfungsi lebih baik, badan ibu
dilengkungkan dengan dagu di dada,
kaki ditarik kearah badan sehingga lingkungan badan dapat membantu
mendorong janin.
c). Mengobservasi cara mengejan ibu dengan memantau his, lamanya dan
frekuensinya
d). Melibatkan keluarga dalam memberikan semangat bahwa ibu bisa
mengejan efektif
3.
Melakukan penyuluhan cara mengatasi rasa nyeri
a). Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri disebabkan kontraksi pada
dinding rahim yang
akan membantu mendorong janin turun.
b). Mengajarkan cara mengatasi nyeri, ibu disuruh berjalan-jalan bila
masih bisa, kemudian menganjurkan ibu tidur dengan posisi miring kiri
c). Menganjurkan ibu untuk mengatasi nyeri dengan teknik yang telah
diajarkan
d). Observasi ibu mengatasi rasa nyeri apakah ibu merasa lebih nyaman
dengan melakukan
teknik yang diajarkan
e). Libatkan keluarga untuk memberi semangat pada ibu untuk bisa
mengatasi rasa nyeri dan membantu mengalihkan rasa nyeri dengan
mengusap pinggang ibu dan ajak bicara
4. Pasang infus RL
EVALUASI
1. Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini
2. Ibu mengatakan ingin mengedan dan merasakan seperti ingin BAB
3. Ibu mengatakan sakit semakin sering
4. Hasil pengawasan kala I dengan partograf
DJJ : 144 x/menit
Penurunan kepala hodge II
Tanda-tanda vital :
TD
: 100/70 mmHg
Nadi : 85 x/menit
RR
: 20 x/menit
Temp : 37oC
Frekuensi his: 3-4 x/menit dalam 10 menit, teratur
Catatan Perkembangan
KALA II
Tanggal 15 Oktober 2007 Pukul 12.00 WIB
SUBJEK (S):
1. Ibu mengatakan sakit perut yang berarti, mulai dari pinggang menjalar
sampai ke perut
2. Ibu mengatakan sudah mengeluarkan air ketuban
3. Ibu mengatakan ingin meneran
OBJEK (O):
1. Dilakukan PD pukul 08.10 WIB dengan hasil :
a. Dinding vagina tidak terdapat kelainan
b. Konsistensi portio lunak, tipis, effisiemen 90%
c. Pembukaan serviks 10 cm
d. Presentasi kepala, penurunan bagian terendah di Hodge IV, DJJ 140
x/menit, teratur
e. Terjadi 5 kali kontraksi dalam 10 menit lamanya 50 detik
2. Keadaan umum : baik, Kesadaran : composmentis
3. Tanda-tanda vital :
a. TD : 120/70 mmHg
b. Nadi : 80x/menit
c. RR : 20 x/menit
d. Temp : 37oC
ASSEGEMENT (A):
1. Diagnosis :
Ny.E 20 tahun G1P0A0 inpartu kala II
Dasar :
a). Kontraksi uterus 4 - 5 kali dalam 10 menit lamanya 40 detik
b). Pembukaan lengkap
c). Portio tidak teraba, ketuban (-), perineum menonjol, anus dan vulva
membuka
d). DJJ 140 x/menit
2. Masalah :Ibu mengalami nyeri adanya his
Dasar
:Ibu mengatakan nyeri yang dirasakan semakin kuat
3. Kebutuhan :
a). Dukungan psikologis dari suami atau keluarga
ASSEGEMENT (A) :
1. Diagnosa:
Ny.E umur 20 tahun P1A0, partus spontan pervaginam, inpartu kala III
Dasar :
a). Bayi lahir pukul 12.10 WIB
b). Uterus teraba bulat dan keras, TFU 1 jari bawah pusat
c). Plasenta belum lahir
d). Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta
2. Masalah :
a). Potensial terjadi retensio plasenta
Dasar : plasenta belum lahir
b). Potensial terjadi laserasi jalan lahi
Dasar : Terdapat ruptur perineum derajat 2
3. Kebutuhan
a. Manajemen aktif kala III
b. Heating perineum
PLANNING (P):
1.
Lakukan pengawasan kala III
2.
Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
3.
Memberitahu ibu akan disuntik
4.
Menyuntikkan oksitosin 10 unit secara intramuskuler pada bagian
luar paha kanan 1/3
atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu
untuk memastikan bahwa yang jarum
tidak mengenai pembuluh darah
5.
Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulva
6.
Meletakkan tangan kiri di atas simpisis menahan bagian bawah
uterus, sementara tangan
kanan memegang tali pusat menggunakan
klem atau kain kasa dengan jarak antara 5-10 cm dari vulva
7.
Saat kontraksi, menegangkan tali pusat dengan tangan kanan
sementara tangan kiri menekan uterus dengan hati-hati kearah dorsokranial
8. Jika dengan penegangan tali pusat terkendali tali pusat terlihat
bertambah panjang dan
terasa adanya pelepasan plasenta, minta
ibu untuk meneran sedikit sementara tangan kanan menarik tali pusat
ke arah bawah kemudian ke atas sesuai dengan kurva jalan lahir hingga
plasenta tampak pada vulva
9.
Setelah plasenta tampak di vulva, teruskan melahirkan plasenta
dengan hati-hati bila
perlu pegang plasenta dengan kedua tangan dan
lakukan putaran searah untuk
membantu pengeluaran plasenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban
10. Plasenta lahir pukul 12.25 WIB, kotiledon lengkap, selaput ketuban
utuh
a). Panjang tali pusat : 17 cm
b). Lebar plasenta : 15 cm
c). Berat plasenta : 500 gr
OBJEK (O) :
1. Keadaan umum : baik, Kesadaran : composmentis
2. Tanda-tanda vital :
a. TD : 110/70 mmHg
b. Nadi : 83 x/menit
c. RR : 24 x/menit
d. Temp : 36,7oC
3. Kandung kemih : kosong
4. TFU berada 2 jari di bawah pusat
5. Kontraksi uterus : baik
6. Perdarahan pervaginam : 200 cc
ASSEGEMENT (A) :
1. Diagnosa :
Ny.E umur 20 tahun P1A0, partus spontan pervaginam pukul 12:10 WIB
Dasar :
a). Ibu partus spontan pervaginam pukul 12.10 WIB
b). Plasenta lahir lengkap pukul 12.25 WIB
c). TFU 2 jari di bawah pusat
d). Perdarahan pervaginam 200 cc
2. Masalah
Potensial terjadi perdarahan
Dasar : Ibu mengalami partus lama
3. Kebutuhan :
a. Personal hygiene
b. Mobilisasi dini
c. Perawatan heating perineum
d. Observasi keadaan ibu : keadaan umum, perdarahan yang keluar, dan
involusi uterus.
PLANNING (P) :
1. Jelaskan kondisi ibu saat ini
2. Periksa tanda-tanda vital ibu, TFU, kandung kemih, perdarahan setiap
15 menit dalam satu jam pertama dan setiap 30 menit dalam satu jam
kedua
3. Pantau kontraksi uterus
4. Penyuluhan personal hygiene ibu:
a). Mandi : Jika ibu belum bisa mandi sendiri keluarga atau bidan dapat
membantu
memandikan.
b). Vulva hygiene : pada saat ibu mandi ibu dapat membersihkan
vulvanya atau petugas kesehatan yang membersihkan
5. Pemenuhan mobilisasi ibu:
a). Miring kiri/miring kanan
b). Ibu boleh berjalan setelah 6 jam post partum
6. Pemenuhan nutrisi ibu yaitu makan dan minum
7. Pemenuhan istirahat:
Ibu post partum pertama sebaiknya istirahat selama 12 jam tapi bila ibu
bisa beraktivitas dengan cepat tidak apa-apa
8. Lakukan perawatan bayi :
a). Bersihkan jalan nafas
b). Hangatkan bayi dengan kain yang bersih
c). Perawatan tali pusat
d). Beri ASI pada 30 menit pertama
e). Ukur berat badan dan tinggi badan bayi
9. Perawatan heating perineum
a). Jelaskan pentingnya menjaga heating perineum setelah melahirkan
b). Anjurkan ibu selalu menjaga perineum dan anjurkan ibu untuk
mencuci perineum
dengan sabun kemudian bilas sampai bersih
DAFTAR PUSTAKA
Prof. dr. Abdul Bari Saifuddin, SPOG, MPH. 2002. Buku Acuan Nasional
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neontal, Jakarta : JNPKKR-POGI
Prof. Dr. dr. Gulardi Hanifa Winknjosastro, SPOG, 2002. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neontal, Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohadjo
Mansjoer Arif, dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I, Jakarta : Media
aesculafius