You are on page 1of 44

DOKTRIN JIHD

DALAM PERSPEKTIF PELAKU BOM BALI


12 OKTOBER 2002

RINGKASAN DISERTASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Doktor dalam Program Studi Ilmu Ke-Islm-an
Konsentrasi Pemikiran Islm

Oleh
Zulfi Mubaraq
NIM: FO.1.5.03.40

PROGRAM PASCASARJANA
IAIN SUNAN AMPEL
SURABAYA
2010
DOKTRIN JIHD
DALAM PERSPEKTIF PELAKU BOM BALI 12 OKTOBER 2002

Oleh
Zulfi Mubaraq
NIM: FO.1.5.03.40

DISERTASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Doktor dalam Program Studi Ilmu Ke-Islm-an
Pada Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel

SURABAYA
2010

PERSETUJUAN PROMOTOR

DISERTASI INI TELAH DISETUJUI


Tanggal, 4 Juli 2010

Oleh
PROMOTOR

PROF. Drs. H. SYAFIQ A. MUGHNI, M.A., Ph.D.

PROMOTOR

PROF. Drs. H. ACHMAD JAINURI, M.A., Ph.D.


ABSTRAK
DOKTRIN JIHD
DALAM PERSPEKTIF PELAKU BOM BALI
3

12 OKTOBER 2002
Oleh: Zulfi Mubaraq
Kajian ini didasarkan pada kasus besar yang menyertai mencuatnya
istilah jihd di permukaan, yaitu terjadinya aksi peledakan bom di pusat
hiburan kawasan Legian, Kuta, Bali pada tanggal 12 Oktober 2002.
Berangkat dari latar belakang masalah di atas ada tiga hal yang akan
diteliti, yaitu: Pertama, bagaimana latar sosial-budaya Amrozi, Ali
Ghufron, dan Imam Samudra sebagai pelaku Bom Bali 12 Oktober 2002.
Kedua, bagaimana pemahaman mereka tentang doktrin jihd. Ketiga, apa
motif mereka melakukan pengeboman di Bali.
Jenis penelitian yang dipilih dalam kajian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi melalui metode wawancara,
observasi dan dokumentasi untuk mengungkap ketiga aspek tersebut.
Adapun untuk menginterpretasi data digunakan analisis hermeneutika
intensional.
Adapun hasil penelitian sebagai berikut: Pertama, Latar Sosial
Budaya Pelaku Bom Bali 12 Oktober 2002.
(1) Amrozi dilahirkan di Tenggulun Lamongan. Dia mengalami trauma
saat usia anak yang kemudian mengakibatkan kurang mampu
mengungkapkan pikiran dengan kata-kata (gagap) sehingga untuk
menunjukkan ekspresinya, dia menulis dan melukis di pohon, suka
mencari perhatian dan memberontak. Dia hanyalah lulusan SD Tenggulun
karena dia tidak tamat, ketika melanjutkan ke SMP Solokuro. Dia tidak
pernah "mondok" secara khusus, walaupun di Pondok Pesantren Islm
(PPI) Al-Islm Tenggulun sekalipun. Dia telah menikah tiga kali, namun
sering menganggur atau tidak memiliki pekerjaan tetap yang dapat
menafkahi keluarganya. Dia adalah orang yang berfikir sederhana dan
melakukan sesuatu tanpa pikir panjang, serta berpikiran yang nyeleneh
atau berseberangan dengan orang lain, kemungkinan besar dikarenakan
kemampuan intelektualnya lebih rendah daripada usianya. Dia adalah
orang yang berpikiran tunggal yaitu segala sesuatu haruslah sesuai dengan
ajaran Islm, jika tidak maka harus dihancurkan. Dia adalah orang yang
teguh pendirian dan merasa bahwa dirinya benar serta yakin akan mati
shahd, namun dia tetap tabah, sabar dan tawakal serta dengan rendah hati
minta maaf kepada istri, keluarga, orang tua dan saudaranya. Dia merasa
4

bahwa Allh sengaja mengirimnya untuk menjadi penghancur musuh


Allh. Saat mendengar tentang pengeboman, dia sangat percaya diri,
wajahnya tampak sangat cerah dan tidak peduli apapun resikonya.
Awalnya, pengetahuan agamanya terbatas namun setelah dibimbing Ali
Ghufron di Malaysia dan bertemu dengan Imam Samudra, akhirnya
pengetahuannya tentang Islm semakin kuat khususnya doktrin jihd,
bahkan akhlak dan cara berpakaiannyapun telah berubah secara menyolok.
(2) Ali Ghufron dilahirkan di Tenggulun Lamongan dan tidak mengalami
trauma masa kecil. Dia berhenti di SD saat kelas empat dan bersekolah di
Madrasah Ibtidaiyah lalu ke SMP, kemudian di Pendidikan Guru Agama
(PGA) di Payaman, namun dia sangat frustasi melihat perilaku temantemannya PGA yang jauh dari ajaran Islm, kemudian dia mondok di PPI
Al-Mukmin Ngruki, Solo dan menjadi santri Abu Bakar Baasyir. Setelah
tamat di Ngruki, dia menuju ke Afghanistan melewati Malaysia. Di
Pakistan, dia bertemu dengan para mujahidin Arab yang akan berangkat ke
Afganistan lalu dia bergabung dengan mereka daripada dia melanjutkan
pendidikannya, dia juga mengunjungi negara Libya, Pakistan, Afghanistan
dan Iran. Di Afganistan, dia terlibat dalam peperangan melawan Rusia dan
sempat bertemu dengan ustdh Usamah ibn Laden yang sangat dipujapujanya dan akhirnya dia bersamanya di medan perang sekitar enam bulan.
Dia menyebut Afghanistan sebagai The Real University of Jihd. Sebagai
seorang mujahidin, dia terlatih dalam menguasai persenjataan (pistol, roket
dan bom), taktik perang, pembacaan peta, dan ahli mesin. Peperangan
adalah suatu kegemaran dan kesenangan melebihi kenikmatan bersama
istrinya karena dia ingin mati shahd. Setelah peperangan, dia mendirikan
dua pesantren di Johor Malaysia, namun suatu hari ditutup setelah dia
ditangkap sebagai teroris. Dia bekerja sebagai ustdh di Johor Malaysia
dalam beberapa bulan, untuk mencari uang yang akan dia kirimkan ke
orang tuanya di rumah. Meski hidup di luar negeri, dia tetap
memperhatikan dan membimbing Amrozi. Dia adalah orang yang kritis,
kokoh dalam berpendirian, berpandangan sangat kuat terhadap Islm,
menguasai ilmu pengajaran Islm dan sangat terlatih penguasaan senjata
dan teknik peperangan. Dia adalah suami yang setia dan ayah yang
bertanggung jawab anaknya, dia hanya menikah sekali sampai saat ini. Dia
adalah seorang ustadh dan wiraswastawan yang mempunyai hobi olah
raga, membaca dan menulis buku-buku agama Islm, dengan berbekal
hafalan telah menghasilkan sekitar enam buku, ketika Lapas Kerobokan,
5

Bali sampai di Lapas Batu, Nusakambangan, Cilacap. Di Johor Malaysia,


dia bertemu dengan Wanmin Muhammad dan Hambali, serta mendapatkan
sejumlah uang lalu bertemu dengan Imam Samudra, kemudian mengatur
rencana pengeboman di Bali.
(3) Imam Samudra dilahirkan di Serang Banten. Dia tidak mengalami
trauma pada masa anak-anak. Dia sangat tertarik dan bersemangat dalam
belajar tentang Islm dengan cara berhenti bersekolah di sekolah umum
dan berpindah ke Madrasah liyah. Selain itu, dia gemar mengikuti
berbagai kajian Islm di masjid-masjid. Dia memiliki kecerdasan yang
sangat tinggi dan selalu mendapatkan ranking pertama di kelas. Dia ahli
komputer dan teknologi informasi. Dia juga sangat percaya diri, aktif
dalam organisasi pelajar, serta memiliki keberanian untuk bertarung
melawan anak yang lebih besar dan lebih kuat. Dia pernah belajar ilmu
kebal, namun berhenti karena dia yakin bahwa hal itu mushrik. Dia tidak
tertarik untuk studi Islm di Indonesia, akhirnya dapat studi di Malaysia,
Pakistan dan Afghanistan. Dia seorang yang idealis, tegar, tegas, konsisten,
tidak memiliki rasa takut dan sedih, suaranya lantang, gemar menyerukan
asma Allh dan Takbir. Dia mencintai keluarganya, melindungi orang
tuanya, mertuanya, istri dan anaknya, bahkan dia menutup-nutupi operasi
Bom Bali. Dia tetap memberi nafkah untuk mendukung keluarganya
dengan mengajar agama Islm di Malaysia dan di Indonesia, berdagang
madu, kurma, dan produk pabrik dalam jumlah partai besar. Dia adalah
orang memiliki ide dan ahli dalam merencanakan, mengatur dan
memimpin pengeboman di Legian Bali, 12 Oktober 2002, bersama Ali
Ghufron dan Amrozi.
Kedua, pemahaman jihd yang mereka yakini paling benar dan menonjol
yaitu: hal pertama, pengertian jihd dipahami dalam dua pengertian yaitu
bahasa dan teologi. Dalam pengertian bahasa, kata jihd dari perspektif
etimologi bahasa Arab yang berarti mencurahkan kemampuan dan
kemampuan, memerangi dan melawan musuh. Dalam pengertian teologi
yaitu pengertian jihd dalam konsep hukum Islm, baik yang didasarkan
pada al-Quran, sunnah, atau ijma' para ulama. Secara teologis, jihd
memiliki banyak makna dan sangat luas, mulai dari berjuang melawan
hawa nafsu sampai mengangkat senjata ke medan perang atau laga. Jika
dikaitkan dengan fi sabil Allh maka jihd berarti berjuang atau berperang
di jalan Allh. Jadi jihd itu artinya perjuangan yang dapat dilakukan
6

dengan tangan, lisan atau hati. Hal kedua, prinsip jihd adalah sebagai
berikut: (a) Jihd adalah ibadah di jalan Allh harus dilakukan dengan
penuh keikhlasan dan untuk menegakkan kalimat-Nya. (b) Jihd dilakukan
setelah dakwah Islm kepada kaum kafir dan mengajak mereka beriman,
atau diberi kewajiban membayar jizyah (jaminan), kecuali jika masih juga
tidak mau beriman, membayar jizyah dan bahkan memerangi maka wajib
diperangi. (c) Antara umat Islm dengan kaum kafir tidak ada perjanjian
damai. (d) Tujuan jihd adalah untuk kemenangan, kekuatan dan kejayaan
Islm yang berdasarkan ijtihad pemimpin atau orang yang ahli, cerdik, arif
dan bijaksana. (e) Meminta ijin kepada sang imam atau khalifah karena dia
lebih mengetahui situasi dan kondisi, menyangkut strategi perang kecuali
mendadak. (f) Syarat orang Berjihd: Islm, baligh, berakal, merdeka,
laki-laki, sehat jasmani, cukup bekal untuk dirinya dan keluarganya,
mampu menggunakan senjata, dan memperoleh ijin orang tua, majikan,
atau orang yang dihutangi. Adapun kewajiban jihd dalam pengertian
perang memiliki dua posisi hukum yaitu fardu ayn dan fardu kifyah.
Jihd sebagai fardu ayn ialah wajib hukumnya bagi setiap orang Muslim.
Adapun sebagai fardu kifyah maka jihd hukumnya wajib bagi kaum
Muslim, namun kewajiban itu gugur jika sudah ada sebagian orang
Muslim yang telah melakukan jihd. Hal ketiga, tujuan jihd ialah untuk
menegakkan kebenaran, memberantas kemaksiatan, merubah kemunkaran,
melawan ketidakadilan, menghindarkan fitnah dan mengusir penindasan.
Adapun sasaran jihd ialah kepada diri sendiri, hawa nafsu yang dimiliki
seseorang, setan yang selalu menggoda manusia, orang-orang kafir,
mushrik dan sesat. Hal keempat, macam jihd ada dua, yaitu jihd asghar
(perang melawan musuh) dan jihd akbar (perang melawan hawa nafsu).
Adapun bentuk jihd dapat dilakukan melalui hati dengan membenci dan
tidak melakukan perbuatan yang dilarang Allh, jihd melalui lisan dalam
bentuk dakwah, jihd melalui harta baik untuk mendukung logistik perang
atau menafkahkan harta di jalan Allh untuk membantu fakir miskin dan
anak yatim dan jihd dengan nyawa melalui perang membela diri dan
kehormatan Islm, jika diserang kaum mushrik. Hal kelima, teknik dan
strategi jihd melewati empat tahapan atau fase. Fase Pertama yaitu
menahan diri, bersabar dan damai. Fase Kedua yaitu diijinkan perang bagi
orang-orang yang diperangi. Fase Ketiga yaitu kewajiban memerangi
orang-orang yang memerangi umat Islm (terbatas). Fase Keempat yaitu
kewajiban memerangi kaum kafir semuanya, sebagaimana mereka
7

memerangi kaum Muslim. Walaupun ada perbedaan pendapat diantara


mereka, namun tidak prinsip.
Ketiga, motif peledakan bom di Bali 12 oktober 2002 berdasarkan
pengakuan dan kesepakatan yang dilakukan Amrozi, Ali Ghufron dan
Imam Samudra adalah sebagai berikut: Motif pertama, pengeboman
tersebut merupakan bentuk jihd untuk melawan fitnah, ketidakadilan dan
penindasan yang dialami kaum Muslim karena perbuatan orang kafir yaitu
Amerika Serikat, Israel, Australia dan sekutu-sekutunya yang selama ini
menzalimi umat Islm di banyak negara. Motif kedua, sebagai balasan
yang setimpal atas tindakan yang dilakukan Amerika Serikat dan
sekutunya. Korban-korban sipil akibat Bom Bali adalah tidak dapat
dielakkan, sebagaimana yang dialami anak-anak dan wanita umat Islm
yang tidak berdosa di Palestina, Afghanistan dan lainnya. Motif ketiga,
untuk menunjukkan kepada Amerika dan sekutunya bahwa umat Islm
mampu melakukan perlawanan dan agar tidak dianggap lemah dan tidak
berdaya. Motif keempat, sebagai bentuk amr ma'ruf nahy munkar,
khususnya nahi munkar terhadap para pelaku maksiat di Bali maka harus
diubah dengan tangan, karena jika ada kemungkaran dan kemaksiatan
yang ditemui maka haruslah diberantas tuntas dengan tangannya sendiri,
Bom Bali adalah bagian dari bentuk peringatan dengan tangan. Motif
kelima, Bom Bali merupakan bentuk protes terhadap pemerintah Indonesia
yang melegalkan tempat-tempat maksiat di negara yang mayoritas
Muslim.

ABSTRACT
THE JIHD DOCTRINE
OF THE 1st BALI BOMBERS PERSPECTIVES
8

OCTOBER 12, 2002


by Zulfi Mubaraq
This research is based on a big case and enclosed meaning of
jihd. That is explosive bom in Legian Kuta Bali, October 12, 2002. This
research investigates three aspects: Firstly, how is sociocultural
background of Amrozi, Ali Ghufron and Imam Samudra. Secondly, what is
the meaning of jihd doctrine in their perspective. Thirdly, what is their
motives of the bombing. To conduct the investigatian this study draws on
qualitative paradigm employs phenomenological approach through
interview, observation and documentation. Data were interpreted by using
intensional hermeneutic analysis.
This investigation of this research shows the following result.
Firstly, Sociocultural Background of Amrozi, Ali Ghufron and Imam
Samudra. The first, Amrozi was born in Lamongan, July 5, 1962. He was a
real trouble child in the family. Even his big brother, ustadh Ali Ghufron
couldnt accept Amrozi until he proved that he was willing to obey
instructions in the pesantren. He dropped out of Junior High School, but
the family sent him to madrasah liyah (Islmic Senior High School) but
then also dropped out from there. He has speaking difficulty (unfinished
sentences, broken sentences, repeated words etc., but no flight of ideas).
He is a simple man with a less than average IQ, thinking in a one way:
every thing must go like the will of Islm, other wise it will be the enemy
of Allh and should be destroyed. In spite of his handsome face, he is also
an impulsive person: married three times, got two daughters, quitted
school, and did bizarre things. He then went to Malaysia, to follow his
brother, Jafar Shodiq, who had been in Malaysia earlier, but he didnt do
anything, too lazy to work and came back to the village, making another
problems. Then when arrested, Amrozi was at home. He didnt expected it
because he had always successfully escaped from all threat of being
arrested. The second, Ali Ghufron was born in Lamongan (East Java) on
February 2, 1960. Since he was a young boy he dreams to become an
ustad, teaching Islm, and trained in Saudi Arabia. There is no indication
of child abuse. However, he was very frustrated looking at his friends
behavior in PGA. He quit elementary school, and educated only in
madrasah and PGA, then went to Ngruki, where he got his satisfaction
9

studying Islm. After his training at Ngruki, he practice his knowledge to


teach Islm for 5 years. He is very consistent in his view on Islm. He go
to Pakistan, and then to Afghanistan to became mujahidin. In Afghanistan
he met Osama bin Laden, and after Afghanistan, he became more
convinced that Islm is being spoiled by the Jews and the Americans,
and he must do something to correct it.
The third, Imam Samudra was born in Banten, West Java on January 14,
1970. His father was an electrician and possessed ilmu kebal (magical
power making them resistant to any kind of weapon), and his mother was
a housewife. He was very intelligent. He had no records on child abuse. He
had a big self-esteem, was leader in student organizations, had the courage
to fight againts bigger and stronger boys, and takes a fellow activist
student to be his wife. He had been interested in Islamic teachings at a
very young. He decided to focus on studying Islm by quitting general
school and move to Madrasah Aliyah. He learned ilmu kebal, but was
quitted because he considered it as mushrik (against Allh), and learned
that even the prophet Muhammad was wounded twice in the wars against
the enemies of Islm. He loves his family by not letting them know what
he has been doing. He supported the income of his family by teaching
Islm in Malaysia and Indonesia, running business on honey he did general
trading (by phone), dates, and fabrics. He believed that the whole global
problem is initiated by the Jews and Christians (Israel and America), who
want to destroy Islm, therefore they must be eliminated. He was not
interested in studying in Indonesia. He looked for education abroad and
met Kang Jagur who sent him to Malaysia, Pakistan and finally
Afghanistan within a few days. He committed to his idealism and had the
courage to implement it. He is a good planner, a good coordinator, and a
respected leader. The Bali bombing was also his idea. It was triggered after
he saw pictures of Muslim victims, including women and children, in other
Muslim countries (Afghanistan, Palestine, etc.) and he wanted to make a
revenge. He collaborated with Ali Ghufron. He was arrested in the bus at
the water front, waiting for the ferry to cross the strait in his effort to
escape from the police. He was not panic at all. He said that its the fate
from Allh and it was a part of the jobs risk.
Secondly, there are five distinct things in the concept of jihd doctrine that
the Bali Bombers October 12, 2002 believes. The first, the meaning of
10

jihd is understood in two ways which is according to the language and the
theology. The word jihd based on the Arabic etymology means devoted
ability and fought against enemy. In the sense of theology which is jihd
in the concept of Islamic law according to Koran, Sunnah, or the ulam
agreements (ijm), jihd has a broad meaning, starting from fighting for
our desires until take the weapon to the battle of field. If it is connected
with fi sabil Allh, Jihd is fight for in the name of Allh which is can be
used by hands, words, or heart. The second, the principles of jihd are: (a)
Jihd is a pray in the name of Allh which must be done with all sincerity
to stand up for His words. (b) Jihd is done after the propagate to the
infidels and ask them to be faithful, or to be ask to give security, but they
refuse it or even want to fight, so they must be fight. (c) There is no any
peace agreement between Muslim and infidels. (d) The purpose of jihd is
the victory, the power, and the glory of islam which based on the
individual interpretation and judgement (ijtihd) of a leader or an expert
whom intelligent, capable, and wise. (e) Asking the approval of the leader
(imam) or khalfah because he is fully understand about the condition,
related to the war strategy, except in an emergency state. (f) The
requirements of a person to do jihd: Muslim, mature, intelligent,
liberated, male, healthy body, having sufficient means for himself and his
family, being able to use weapons, and having the permission from
parents, employer, or debtor who lends him money. However, the
obligation of jihd in the meaning of war has two positions of law, those
are fardu ayn and fardu kifayah. Jihd as farduayn is a must for every
Muslim. As fardu kifayah, jihd is a must for Muslim but, the obligation
will be canceled if there are several Muslims did it. The third, the purpose
of jihd is to maintain the justice, to fight against the wickedness, to
change condition or act of breaking God's commandments, to fight against
injustice, to avoid slander, and to drive out suppression. The focus of jihd
are to one self, the carnal desires that one posses, the evil whom always
tempt man, infidels, polytheists and deviated. The fourth, there are two
kinds of jihd: jihd asghar (against an enemy) and jihd akbar (against
the carnal desires). The forms of jihd can be felt in the heart by hating
and not doing the things Allh forbids, verbal jihd in the form of religious
proselytizing, jihd trough wealth for supporting war logistics or spending
it in the right way by helping poor and miserable people, and jihd with
the soul trough war to defend oneself and the honor of Islm if being
11

attacked by the infidels. The fifth, jihds technique and strategy have four
steps or phases. The first phase is restraining oneself, be patient, and
peaceful. The second phase is allowing war for those who are attacked.
The third phase is the obligation of war to those who fight against Islm
(limited). The fourth phase is the obligation to fight against all infidels like
they fight against Muslim.
Thirdly, based on the admission and the agreement of Amrozi, Ali
Ghufron, and Imam Samudra, it is conclusion of the motives of Bali
bombings October 12, 2002, are as follows: the first, the bombing is the
form of jihd to fight against slander, injustice, and suppression of Muslim
because of the infidels: US, Israel, Australia, and their allies whom for all
these times oppress Muslim in many countries. The second, as a fair
counteraction of US and its allies actions in Palestina, Afghanistan, and the
others. The third, to show to US and its allies that Muslims are capable to
fight back in order not to be considered weak and hopeless. The fourth, as
a form of amr maruf nahy munkar, especially nahy munkar to the doer of
wickedness in Bali which had to be changed with hand. The fifth, Bali
Bombing is a form of protest to the Indonesian government who legalized
sin places in this Muslim majority country.



12
2002
12

:

-
12 .2002
:
12 2002 :
: .


.
:

12 2002 ) (1


.
.

.

.

.


.
.

.
) (2


.
.

13

.


.

.

.
:
. :
. :
.
) (3


.
.
.
.

.
.
:
:

:
.
:
:

.
. :
)( ) (
) ( ) (
) (
) ( :
14


.
:
: 2002 12
:
:
:
:
.

UCAPAN TERIMA KASIH


Al-amdu li Allh Rabb al-lamn, ungkapan yang tulus dari
relung hati penulis yang paling dalam atas berkat rahmat Allh SWT. yang
menurunkan hidayah dan taufik-Nya dan menjadikan sesuatu yang sukar
menjadi mudah, yang berat menjadi ringan sehingga penulis dapat
mengangkat beban berat yang berada di pundak ini. Terima kasih sebesarbesar kepada Prof. Dr. H. Imam Suprayogo yang telah memberikan ijin
studi S-3 di IAIN Sunan Ampel Surabaya dan tidak tanggung-tanggung
sekaligus memberikan subsidi kuliah dan penulisan disertasi, selalu
bertanya Kapan selesai doktornya? dan baru saat ini penulis dapat
menjawab pertanyaan itu. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si. yang
memberi disertasinya dan tidak pernah bosan untuk memberikan masukan
dan selalu terbuka untuk berdiskusi. Drs. H. Turmudzi, M.Si. yang selalu
memberi motivasi di sela-sela kesibukan beliau. Prof. Dr. H. Baharuddin,
M.Pd. yang mendorong penulis untuk tetap masuk program doktor,
walaupun penulis ditetapkan sebagai calon mahasiswa cadangan.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada Prof. Drs. H. Syafiq
Mughni, M.A., Ph.D. selaku Promotor yang sabar dalam membimbing,
pandangan yang luar biasa, selalu memantau perkembangan disertasi
15

penulis dengan bertanya Bagaimana Zulfi, ada kesulitan apa?. Prof. Drs.
H. Achmad Jainuri, M.A., Ph.D. selaku Promotor yang juga tidak bosan
membimbing dengan masukan yang cemerlang, khususnya kaitannya
dengan tema terorisme. Walaupun beliau sangat sibuk, namun masih
berkenan untuk melayani konsultasi, baik saat penulis ingin bertemu atau
berkomunikasi melalui SMS atau telpon.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada Prof. Dr. Amin
Rais, M.A. memberikan sharing of idea tentang focus of research.
Walaupun pertemuan kami hanya sebentar, namun sangat berkesan saat di
ruang VVIP Bandara Juanda beliau berkomentar: Disertasi anda bagus!
Buatlah disertasi yang lain daripada yang lain, tidak bisa ditiru orang lain,
melampaui tema yang umum, tidak terkejar oleh siapapun. Prof. Dr. H.
Fasihul Lisan yang berkenan untuk berdiskusi tentang efek ramuan kimia
dalam kaitannya dengan perakitan bom. Prof. Drs. H. Malik Fadjar, M.Sc.
yang berkomentar: Penelitian anda menarik untuk dilihat dari sisi
intensitas doktrin. Dr. H. Ahmad Habib, M.A. yang selalu mengatakan:
Saya sudah tidak tahan menunggu hasil penelitianmu!. Dr. Muslim
Abdurrahman, M.A. memberikan masukan yang berharga pada proposal
disertasi. Drs. H. Nur Hakim, M.A. yang selalu minta: Fotokopikan
disertasimu untuk saya!. Drs. H. Abdul Haris, M.A. yang memberikan
wawasan yang luas tentang jihd dalam al-Quran dan al-Hadith.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada para dosen
pengampu mata kuliah: Dr. Widodo yang selalu mengingatkan: Hati-hati
Bapak ! dalam kuliah Logika dan Metodologi Sains. Prof. Dr. H. Kunto
Wibisono yang sedemikian rupa membimbing dalam Filsafat Ilmu. Prof.
Dr. H. Imam Suprayogo dan Prof. Dr. H. Soetandyo Wignyosoebroto yang
telaten dalam mencerahkan pandangan dalam Filsafat Sosial. Prof. Dr. H.
Amin Abdullah, M.A. yang memberikan wawasan Metodologi Studi
Islm. Prof. Drs. H. Syafiq Mughni, MA., Ph.D. yang mencerahkan
penulis lewat MK. Institusi Islm: Ulama. Prof. Dr. H. Zainuddin Maliki,
M.A. yang jelas dalam menerangkan Simbol Islm. Prof. Dr. H. Atho
Mudzhar, M.A. yang melatih membuat proposal Sosiologi Hukum Islm.
Prof. Drs. H. Achmad Jainuri, MA., Ph.D. yang mencerahkan penulis
lewat MK. Orientasi Ideologi Gerakan Islm. Dr. H. Saad Ibrahim, M.A.,
Prof. Dr. Thomas Santoso, Dr. H. Sanapiah Faisal selaku Dosen MKPD.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada para kolega: Prof.
Dr. H. Muhaimin, M.A. yang banyak memberikan dorongan agar cepat
16

selesai. Prof. Dr. H. M. Djakfar Munir, M. Hum. sebagai orang tua yang
selalu menasehati penulis untuk menjadi orang sabar. Dr. Syaifullah, M.
Hum. yang memberi disertasinya dan banyak membantu berdiskusi dalam
hal hukum yang menyangkut Trio Bom Bali. Prof. Dr. Syamsul Arifin,
M.Si. yang memberi disertasinya dan banyak membantu berdiskusi untuk
mempertajam fokus penelitian. Prof. Dr. H. Tobroni, M.Si. yang memberi
disertasinya dan banyak membantu berdiskusi untuk mempertajam
disertasi. H. Nizhom Hidayatulloh, MA. yang banyak mendorong dan
membantu referensi yang tidak sedikit, dorongan yang luar biasa dan
masukan yang bermakna. Dr. Umi Sumbulah, ketika itu sebagai sesama
kandidat doktor yang ikut merasakan betapa beratnya proses penelitian
penulis ini. Dr. Miftahul Huda, M.Pd. sebagai sparing partner yang setia
sejak awal sampai akhir, walaupun berbeda tema disertasi kami.
Rahmawati, M.A. yang telah memberikan banyak sekali bantuan literatur
terorisme dan akomodasi selama penelitian di Lamongan. Hj. Tutut
Chusniyah, M.Pd. yang telah memberikan banyak sekali bantuan literatur
psikologi terorisme dan menjadi tim yang solid dalam seminar
internasional tentang terorisme di Malaysia. H. Uril Bahruddin, MA. yang
membantu dalam penyelarasan bahasa Arab dalam disertasi. H. Cecep
Lukman Hakim, MA., H. Fathur Rosyid, M.Pd. dan Rahmania Nur Indah,
M.Pd. serta Maftuhah yang membantu dalam penyelarasan bahasa Inggris
pada penelitian awal dan persiapan untuk seminar internasional tentang
terorisme di Malaysia. Mas Arif yang membantu masalah komputer.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada Imam Samudra, Ali
Ghufron dan Amrozi yang bersedia menjadi informan, beserta orang tua
dan keluarga mereka yang juga ikut mendukung dalam proses penelitian.
Ustdh H. Moh. Khozin selaku Pimpinan P.P.I. Al-Islm Tenggulun dan
kakak Ali Ghufron dan Amrozi yang menjadi informan penting dan
menyatakan dukungannya untuk penelitian ini agar dapat mengungkap apa
yang sebenarnya terjadi. Ustdh H. Jafar kakak Ali Ghufron dan Amrozi
yang juga banyak memberikan informasi dalam keterkaitannya dengan
aktifitas selama di Malaysia. Ustdh H. Zakaria selaku Pimpinan P.P.I. AlIslm Tenggulun yang juga berkenan memberikan informasi dalam
kaitannya dengan peristiwa Bom Bali. Ustdh Hamdan yang memberikan
informasi, menjamu konsumsi, memberikan tempat istirahat, mengantar ke
sana dan kemari untuk menemui informan, dan segala kebaikannya. Ali
Efendi yang memberikan informasi dan meminjami literatur Sejarah
17

Lamongan. Mas Muhsin yang meminjami literatur dan mengantar


menemui informan kunci, serta pengorbanan yang tiada habisnya untuk
penulis. K.H. Abdurrahman yang memberikan wawasan jihd dan
akomodasi saat di Paciran, Lamongan. Saudara Eriyanto yang telah
memberikan banyak informasi tentang Bom Bali kepada penulis dan
mudah diajak diskusi.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada Abdurrahman Saleh
selaku Jaksa Agung Republik Indonesia yang telah memberikan
rekomendasi berkaitan dengan perijinan penelitian dalam kasus Bom Bali,
dalam hal ini ditangani oleh Jaksa Pidana Khusus (Jampidsus). Direktur
Jenderal Lembaga Pemasyarakatan Republik Indonesia yang telah banyak
membantu dalam proses perijinan penelitian di Nusakambangan dan
memberikan jalan untuk menuju Gedung Bundar. Kepala Lembaga
Pemasyarakatan Batu Nusakambangan dan Kerobokan Denpasar Bali yang
telah banyak memberikan informasi tentang Trio Bom Bali dan kehidupan
di dalamnya. Kepala Perpustakaan Denpasar Bali yang telah membantu
berbagai literatur. Prof. Dr. H. Ridlwan Nashir, M.A. sebagai mantan
Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya (tahun 2003-2009) dan Direktur
Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 2010-2015.
Prof. Dr. H. Nur Syam, M.Si. sebagai Rektor IAIN Sunan Ampel Surabaya
tahun 2009-2014 yang telah banyak memberikan kesempatan penulis
untuk mengikuti Program Doktor, membuka wawasan dan pandangan
penulis dalam menulis disertasi. Prof. Dr. H. Ahmad Zahro, M.A. selaku
Direktur Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 20052010 yang telah banyak memberi saran, kritik dan surat permohonan ijin
penelitian ke berbagai pihak yang terkait. Seluruh Asisten Direktur staf
pada Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya yang telah
banyak membantu proses administrasi dari awal sampai akhir.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada ayahanda Drs. H.
Moh. Djufri Raksana, M.Si. beserta ibunda Hj. Sulami yang telah banyak
memberikan belaian kasih sayang mulai di kandungan sampai saat ini,
mendukung secara moril maupun materiil, dan selalu menanyakan
kesulitan anaknya ini dan mendoakan penulis dengan tulus ikhlas dan
tiada hentinya. Semua kakak dan adik penulis cintai, Dra. Ummi Salamah
dan dr. H. Bambang Setyo Basuki, Sp.P.D., Kapten. Syaiful Rahman dan
Dian Purnomosari, S.E., Hj. Laili Nur Azizah, S.Kep. dan H. Syamsul
Hadi, S.H., M.A., H. Ahmad Mabruri, S.Komp., H. Zainul Khatim, S.S.
18

yang telah memberikan perhatian, dukungan dan motivasi. Bapak Prof.


Drs. H. Moh. Kasiram, M.Sc. beserta Ibu Hj. Moedjijem, mertua penulis
yang juga ikut mendukung secara lahir batin dalam merampungkan
disertasi. Kakak penulis, H. Gunawan Tri Purwanto, S.T. dan Hj. Dien
Amalia, S.Si. yang telah banyak memberikan bantuan moril maupun
materiil.
Penulis menghaturkan terima kasih secara khusus kepada istri
penulis tercinta Hj. Caturingtyas Dwi Astuti, SP. dan tiga buah hati penulis
yaitu Dyah Audia Syawwalina, Kavka Nazhiva Syakira Dhavamony,
Navtalin Syahrastani el-Nozha atas doa, dorongan, semangat, dan
kesabaran dalam mendampingi penulis meraih gelar Doktor.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam penyelesaian disertasi ini, dari awal sampai
akhir. Semoga Allh SWT. memberikan balasan dan imbalan yang berlipat
ganda kepada semuanya. Atas segala kekurangan dalam penulisan disertasi
ini, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhirnya,
semoga disertasi ini sesuai dengan harapan penulis dan bermanfaat bagi
kita.
FOKUS PENELITIAN
Kajian ini didasarkan pada kasus besar yang menyertai mencuatnya
istilah jihd di permukaan, yaitu terjadinya aksi peledakan bom di pusat
hiburan kawasan Legian, Kuta, Bali pada tanggal 12 Oktober 2002.
Berangkat dari latar belakang masalah di atas ada tiga hal yang akan
diteliti, yaitu: Pertama, bagaimana latar sosial-budaya Amrozi, Ali
Ghufron, dan Imam Samudra sebagai pelaku Bom Bali 12 Oktober 2002.
Kedua, bagaimana pemahaman mereka tentang doktrin jihd. Ketiga, apa
motif mereka melakukan pengeboman di Bali.
PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dipilih dalam kajian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi melalui metode wawancara,
observasi dan dokumentasi untuk mengungkap ketiga aspek tersebut.
19

Adapun untuk menginterpretasi data digunakan analisis hermeneutika


intensional.
HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN
Adapun hasil penelitian sebagai berikut: Pertama, Latar Sosial
Budaya Pelaku Bom Bali 12 Oktober 2002.
(1) Amrozi dilahirkan di Tenggulun Lamongan. Dia mengalami trauma
saat usia anak yang kemudian mengakibatkan kurang mampu
mengungkapkan pikiran dengan kata-kata (gagap) sehingga untuk
menunjukkan ekspresinya, dia menulis dan melukis di pohon, suka
mencari perhatian dan memberontak. Dia hanyalah lulusan SD Tenggulun
karena dia tidak tamat, ketika melanjutkan ke SMP Solokuro. Dia tidak
pernah "mondok" secara khusus, walaupun di Pondok Pesantren Islm
(PPI) Al-Islm Tenggulun sekalipun. Dia telah menikah tiga kali, namun
sering menganggur atau tidak memiliki pekerjaan tetap yang dapat
menafkahi keluarganya. Dia adalah orang yang berfikir sederhana dan
melakukan sesuatu tanpa pikir panjang, serta berpikiran yang nyeleneh
atau berseberangan dengan orang lain, kemungkinan besar dikarenakan
kemampuan intelektualnya lebih rendah daripada usianya. Dia adalah
orang yang berpikiran tunggal yaitu segala sesuatu haruslah sesuai dengan
ajaran Islm, jika tidak maka harus dihancurkan. Dia adalah orang yang
teguh pendirian dan merasa bahwa dirinya benar serta yakin akan mati
shahd, namun dia tetap tabah, sabar dan tawakal serta dengan rendah hati
minta maaf kepada istri, keluarga, orang tua dan saudaranya. Dia merasa
bahwa Allh sengaja mengirimnya untuk menjadi penghancur musuh
Allh. Saat mendengar tentang pengeboman, dia sangat percaya diri,
wajahnya tampak sangat cerah dan tidak peduli apapun resikonya.
Awalnya, pengetahuan agamanya terbatas namun setelah dibimbing Ali
Ghufron di Malaysia dan bertemu dengan Imam Samudra, akhirnya
pengetahuannya tentang Islm semakin kuat khususnya doktrin jihd,
bahkan akhlak dan cara berpakaiannyapun telah berubah secara menyolok.
(2) Ali Ghufron dilahirkan di Tenggulun Lamongan dan tidak mengalami
trauma masa kecil. Dia berhenti di SD saat kelas empat dan bersekolah di
Madrasah Ibtidaiyah lalu ke SMP, kemudian di Pendidikan Guru Agama
20

(PGA) di Payaman, namun dia sangat frustasi melihat perilaku temantemannya PGA yang jauh dari ajaran Islm, kemudian dia mondok di PPI
Al-Mukmin Ngruki, Solo dan menjadi santri Abu Bakar Baasyir. Setelah
tamat di Ngruki, dia menuju ke Afghanistan melewati Malaysia. Di
Pakistan, dia bertemu dengan para mujahidin Arab yang akan berangkat ke
Afganistan lalu dia bergabung dengan mereka daripada dia melanjutkan
pendidikannya, dia juga mengunjungi negara Libya, Pakistan, Afghanistan
dan Iran. Di Afganistan, dia terlibat dalam peperangan melawan Rusia dan
sempat bertemu dengan ustdh Usamah ibn Laden yang sangat dipujapujanya dan akhirnya dia bersamanya di medan perang sekitar enam bulan.
Dia menyebut Afghanistan sebagai The Real University of Jihd. Sebagai
seorang mujahidin, dia terlatih dalam menguasai persenjataan (pistol, roket
dan bom), taktik perang, pembacaan peta, dan ahli mesin. Peperangan
adalah suatu kegemaran dan kesenangan melebihi kenikmatan bersama
istrinya karena dia ingin mati shahd. Setelah peperangan, dia mendirikan
dua pesantren di Johor Malaysia, namun suatu hari ditutup setelah dia
ditangkap sebagai teroris. Dia bekerja sebagai ustdh di Johor Malaysia
dalam beberapa bulan, untuk mencari uang yang akan dia kirimkan ke
orang tuanya di rumah. Meski hidup di luar negeri, dia tetap
memperhatikan dan membimbing Amrozi. Dia adalah orang yang kritis,
kokoh dalam berpendirian, berpandangan sangat kuat terhadap Islm,
menguasai ilmu pengajaran Islm dan sangat terlatih penguasaan senjata
dan teknik peperangan. Dia adalah suami yang setia dan ayah yang
bertanggung jawab anaknya, dia hanya menikah sekali sampai saat ini. Dia
adalah seorang ustadh dan wiraswastawan yang mempunyai hobi olah
raga, membaca dan menulis buku-buku agama Islm, dengan berbekal
hafalan telah menghasilkan sekitar enam buku, ketika Lapas Kerobokan,
Bali sampai di Lapas Batu, Nusakambangan, Cilacap. Di Johor Malaysia,
dia bertemu dengan Wanmin Muhammad dan Hambali, serta mendapatkan
sejumlah uang lalu bertemu dengan Imam Samudra, kemudian mengatur
rencana pengeboman di Bali.
(3) Imam Samudra dilahirkan di Serang Banten. Dia tidak mengalami
trauma pada masa anak-anak. Dia sangat tertarik dan bersemangat dalam
belajar tentang Islm dengan cara berhenti bersekolah di sekolah umum
dan berpindah ke Madrasah liyah. Selain itu, dia gemar mengikuti
berbagai kajian Islm di masjid-masjid. Dia memiliki kecerdasan yang
sangat tinggi dan selalu mendapatkan ranking pertama di kelas. Dia ahli
21

komputer dan teknologi informasi. Dia juga sangat percaya diri, aktif
dalam organisasi pelajar, serta memiliki keberanian untuk bertarung
melawan anak yang lebih besar dan lebih kuat. Dia pernah belajar ilmu
kebal, namun berhenti karena dia yakin bahwa hal itu mushrik. Dia tidak
tertarik untuk studi Islm di Indonesia, akhirnya dapat studi di Malaysia,
Pakistan dan Afghanistan. Dia seorang yang idealis, tegar, tegas, konsisten,
tidak memiliki rasa takut dan sedih, suaranya lantang, gemar menyerukan
asma Allh dan Takbir. Dia mencintai keluarganya, melindungi orang
tuanya, mertuanya, istri dan anaknya, bahkan dia menutup-nutupi operasi
Bom Bali. Dia tetap memberi nafkah untuk mendukung keluarganya
dengan mengajar agama Islm di Malaysia dan di Indonesia, berdagang
madu, kurma, dan produk pabrik dalam jumlah partai besar. Dia adalah
orang memiliki ide dan ahli dalam merencanakan, mengatur dan
memimpin pengeboman di Legian Bali, 12 Oktober 2002, bersama Ali
Ghufron dan Amrozi.
Kedua, pemahaman jihd yang mereka yakini paling benar dan menonjol
yaitu: hal pertama, pengertian jihd dipahami dalam dua pengertian yaitu
bahasa dan teologi. Dalam pengertian bahasa, kata jihd dari perspektif
etimologi bahasa Arab yang berarti mencurahkan kemampuan dan
kemampuan, memerangi dan melawan musuh. Dalam pengertian teologi
yaitu pengertian jihd dalam konsep hukum Islm, baik yang didasarkan
pada al-Quran, sunnah, atau ijma' para ulama. Secara teologis, jihd
memiliki banyak makna dan sangat luas, mulai dari berjuang melawan
hawa nafsu sampai mengangkat senjata ke medan perang atau laga. Jika
dikaitkan dengan fi sabil Allh maka jihd berarti berjuang atau berperang
di jalan Allh. Jadi jihd itu artinya perjuangan yang dapat dilakukan
dengan tangan, lisan atau hati. Hal kedua, prinsip jihd adalah sebagai
berikut: (a) Jihd adalah ibadah di jalan Allh harus dilakukan dengan
penuh keikhlasan dan untuk menegakkan kalimat-Nya. (b) Jihd dilakukan
setelah dakwah Islm kepada kaum kafir dan mengajak mereka beriman,
atau diberi kewajiban membayar jizyah (jaminan), kecuali jika masih juga
tidak mau beriman, membayar jizyah dan bahkan memerangi maka wajib
diperangi. (c) Antara umat Islm dengan kaum kafir tidak ada perjanjian
damai. (d) Tujuan jihd adalah untuk kemenangan, kekuatan dan kejayaan
Islm yang berdasarkan ijtihad pemimpin atau orang yang ahli, cerdik, arif
22

dan bijaksana. (e) Meminta ijin kepada sang imam atau khalifah karena dia
lebih mengetahui situasi dan kondisi, menyangkut strategi perang kecuali
mendadak. (f) Syarat orang Berjihd: Islm, baligh, berakal, merdeka,
laki-laki, sehat jasmani, cukup bekal untuk dirinya dan keluarganya,
mampu menggunakan senjata, dan memperoleh ijin orang tua, majikan,
atau orang yang dihutangi. Adapun kewajiban jihd dalam pengertian
perang memiliki dua posisi hukum yaitu fardu ayn dan fardu kifyah.
Jihd sebagai fardu ayn ialah wajib hukumnya bagi setiap orang Muslim.
Adapun sebagai fardu kifyah maka jihd hukumnya wajib bagi kaum
Muslim, namun kewajiban itu gugur jika sudah ada sebagian orang
Muslim yang telah melakukan jihd. Hal ketiga, tujuan jihd ialah untuk
menegakkan kebenaran, memberantas kemaksiatan, merubah kemunkaran,
melawan ketidakadilan, menghindarkan fitnah dan mengusir penindasan.
Adapun sasaran jihd ialah kepada diri sendiri, hawa nafsu yang dimiliki
seseorang, setan yang selalu menggoda manusia, orang-orang kafir,
mushrik dan sesat. Hal keempat, macam jihd ada dua, yaitu jihd asghar
(perang melawan musuh) dan jihd akbar (perang melawan hawa nafsu).
Adapun bentuk jihd dapat dilakukan melalui hati dengan membenci dan
tidak melakukan perbuatan yang dilarang Allh, jihd melalui lisan dalam
bentuk dakwah, jihd melalui harta baik untuk mendukung logistik perang
atau menafkahkan harta di jalan Allh untuk membantu fakir miskin dan
anak yatim dan jihd dengan nyawa melalui perang membela diri dan
kehormatan Islm, jika diserang kaum mushrik. Hal kelima, teknik dan
strategi jihd melewati empat tahapan atau fase. Fase Pertama yaitu
menahan diri, bersabar dan damai. Fase Kedua yaitu diijinkan perang bagi
orang-orang yang diperangi. Fase Ketiga yaitu kewajiban memerangi
orang-orang yang memerangi umat Islm (terbatas). Fase Keempat yaitu
kewajiban memerangi kaum kafir semuanya, sebagaimana mereka
memerangi kaum Muslim. Walaupun ada perbedaan pendapat diantara
mereka, namun tidak prinsip.
Ketiga, motif peledakan bom di Bali 12 oktober 2002 berdasarkan
pengakuan dan kesepakatan yang dilakukan Amrozi, Ali Ghufron dan
Imam Samudra adalah sebagai berikut: Motif pertama, pengeboman
tersebut merupakan bentuk jihd untuk melawan fitnah, ketidakadilan dan
penindasan yang dialami kaum Muslim karena perbuatan orang kafir yaitu
Amerika Serikat, Israel, Australia dan sekutu-sekutunya yang selama ini
23

menzalimi umat Islm di banyak negara. Motif kedua, sebagai balasan


yang setimpal atas tindakan yang dilakukan Amerika Serikat dan
sekutunya. Korban-korban sipil akibat Bom Bali adalah tidak dapat
dielakkan, sebagaimana yang dialami anak-anak dan wanita umat Islm
yang tidak berdosa di Palestina, Afghanistan dan lainnya. Motif ketiga,
untuk menunjukkan kepada Amerika dan sekutunya bahwa umat Islm
mampu melakukan perlawanan dan agar tidak dianggap lemah dan tidak
berdaya. Motif keempat, sebagai bentuk amr ma'ruf nahy munkar,
khususnya nahi munkar terhadap para pelaku maksiat di Bali maka harus
diubah dengan tangan, karena jika ada kemungkaran dan kemaksiatan
yang ditemui maka haruslah diberantas tuntas dengan tangannya sendiri,
Bom Bali adalah bagian dari bentuk peringatan dengan tangan. Motif
kelima, Bom Bali merupakan bentuk protes terhadap pemerintah Indonesia
yang melegalkan tempat-tempat maksiat di negara yang mayoritas
Muslim.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdullah, M. Amin. Rekonstruksi Metodologi Studi Agama
dalam Masyarakat Multikultural dan Multirelijius.
Pidato Pengukuhan Guru Besar Ilmu Filsafat IAIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta, 13 Mei 2000. Yogyakarta:
IAIN Sunan Kalijaga, 2000.
Abi-Hashem, N. Peace and War in the Middle East: A
Psychological
and
Sociocultural
Perspective.
Understanding
Terrorism:
Psychological
Roots,
Consequences and its Interventions. Edited by
Moghaddam, F. & Marsella, A., Washington D. C.:
American Psychological Assosiation, 2004.
Adi, Rianto. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum.
Jakarta: Granit, 2004.
Adorno, T., Frenkel-Bruswik, E., Levinson, D., & Stanford.
The Authoritarian Personality, New York: Harper, 1950.

24

Akaha, Abduh Zulfidar (ed). Terorisme & Konspirasi AntiIslam. Cet. I. Jakarta: Al-Kautsar, 2002.
Al-Anshari, Fauzan. Saya Teroris? (Sebuah Pledoi).
Jakarta: Republika, 2002.
Al-Ashmawy, Mohammad Said. Jihd Melawan Islm
Ekstrim. Ter. Hery Haryanto A. Depok: Desantara,
2002.
Al-Banna, Imam Hassan. Risalah Jihd. Dr al-Fiqr, t.t.
Al-Baqi, Muhammad Fuad Abd. al-Mujam al-Mufahras li
Alfzh al-Qurn. Kairo: Dr al-Hadts, 1991.
Al-Daqs, Kmil Salmah. Ayat al-Jihd fi al-Qurn al-Karim.
Kuwait: Dr al-Bayn, 1972.
Al-Haq,
Triq.
Memahami
Kata
"Jihad":
Analisis
Sosiosemantik Al-Qurn (Kuala Lumpur : eC-Sies (The
Community of Social, Islamic and Economic Studies
Modern Language Studies-University of Malaya,
2003).
http://www.mailarchive.com/unair@itb.ac.id/msg02401.html. Mon,2510-2004.
Al-Jauziyah, Ibn Al-Qayyim. Zd al-Mad. Jld. II. Mesir:
Matbaah Mishriyah, t.t.
Al-Kailani, Haitsam. Siapa Teroris Dunia? Ter. M. Zainal
Arifin. Jakarta: Al-Kautsar, 2001.
Al-Manzur, Ibn. Lisn al-Arab Jld. III. Kairo: al-Dr alMishriyah li al-Talfi wa al-Tarjamah, t.t.
Al-Mascaty, Hilmy Bakar. Panduan Jihd untuk Aktivis
Gerakan Islm. Jakarta: Gema Insani Press, 2001.
Al-Mawdd, Ab al-Al. Pokok-Pokok Pandangan Hidup
Muslim. Ter. Osman Ralibi. Jakarta: Bulan Bintang,
1983.
Asfar, Muhammad. Islm Lunak Islm Radikal: Pesantren,
Terorisme dan Bom Bali, ed.
Mammad Asfar.
Surabaya:
Pusat Studi Demokrasi dan
HAM
(PusDeHAM) dan Jawa Pos Press, 2003.
_______, ''Kekerasan Politik Pemilu 1998" dalam Prisma,
Nomor 1, 1999.
25

Al-Qsyimy, Shaikh Dzafir. al-Jihd wa al-Huqq al-mmah


f al-Islm. Beirut: Dr Ilm li al-Malayn, 1986.
Al-Qurn dan Terjemahnya, Versi Digital 1.1, Website:
http://geocities.com/alquran indo.
Amiq. Two Fatwas on Jihd Against the Dutch Colonization
in Indonesia: A Prosopographical Approach to the
Study of Fatwa. Jakarta: Studia Islamika, Indonesian
Journal for Islamic Studies, Vol. V, No. 3, 1998.
Andre, C., & Velasquez, M. The Just World Theory. Issues in
Ethics,
3,
3,
1990.
http://www.scu.edu/ethics/publication/justworld.html.
Andrian, Charles F. Kehidupan Politik dan Perubahan Sosial.
Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992.
Aness, Munawar Ahmad. Wajah-wajah Islam. Ed. Ziauddin
Sardar dan Merryl Wyn Davia. Ter. A.E. Priono dan Ade
Armando. Bandung: Mizan, 1992.
Arifin, Syamsul. Obyektifikasi Agama Sebagai Ideologi
Gerakan Sosial Kelompok Fundamentalisme Islam
(Studi Kasus Hizb al-Tahrir Indonesia di Kota Malang).
Disertasi. Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel
Surabaya, 2004.
Aulia, Rihlah Nur. Fundamentalisme Islam Indonesia: Studi
Atas Gerakan dan Pemikiran Hizbut Tahrir. Tesis.
Program Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2004.
Awwas, Irfan Suryahady. Dakwah dan Jihd Abu Bakar
Baasyir. Jogjakarta: Wihdah Press, 2003.
Azra, Azyumardi. Konflik Baru antar Peradaban:
Globalisasi, Radikalisme dan Pluralitas. Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2002.
_______. Jihd dan Terorisme: Konsep dan Perkembangan
Historis dalam Islamika, 4, 1994.
Bakker, Anton. Metode-Metode Filsafat. Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1984.
26

Bellah, Robert N. Beyond Belief: Essays on Religion in the


Post-Traditional World. New York-London: Harper &
Row Publisher, 1976.
Berger, Peter L. Langit Suci: Agama sebagai Realitas Sosial.
Jakarta: LP3ES, 1991.
______. dan Luckmann, Thomas. Tafsir Sosial Atas
Kenyataan (Jakarta: LP3ES, 1990), 67.
Benda, Harry J. The Crecent and Rising Sun: Indonesian
Under the Japanese Occupation of Java, 1942-1945.
W. Van Hoeve Ltd. The Hague, 1958.
Black, James A. dan Champion, Dean J. Metode dan
Masalah Penelitian Sosial. Bandung: Eresco, 1992.
Bogdan, Robert C. and Biklen, Sari K. Qualitative Research
in Education: an Introduction to Theory and Methods.
Boston: Allyn and Bacon, 1982.
Bogdan, Robert C. and Taylor, Steven J. Introduction to
Qualitative Research Methods: A Phenomenological
Approach to the Social Sciences. New York: John Wiley
and Sons, 1975.
Bonney, Richard. Jihd From Qurn to bin Laden. New York:
Palgrave Macmillan, 2004.
Byrne B. M. Structural Equation Modeling with LISREL,
PRELIS, and SIMPLIS: Basic Concept, Application, and
Programing.
New
Jersey:
Lawrence
Erlbaum
Associates Publishers, 1998.
Odgen, C. K. and Richards, I. A. The Meaning of Meaning.
London: Routledge and Kegan, 1972.
Chadwick, Bruce A. dan Albrecht, Stan L. Metode Penelitian
Ilmu Pengetahuan Sosial. Ter. Sulistia. Semarang: IKIP
Semarang Press, 1991.
Chirzin, Muhammad. Jihd menurut Sayyid Qutub dalam
Tafsir Zhill. Solo: Intermedia, 2001.
Chomsky, Noam. Maling Teriak Maling: Amerika Sang
Teroris? Ter. Hamid Basyaib. Bandung: Mizan, 2001.
Christie, D. J., Wagner, R. V., & Winter, D. D. N. Peace,
Conflict and Violence. Peace of Psychology for 21
Century. New Jersey: Prentice-Hall. Inc, 2001.
27

Clayton, C. J., Barlow, S. H., & Ballif-Spanvill, B. Principle of


Group Violence with Focus on Terrorism dalam
Collective Violence. Ed. by Hall, H. V. & Whitaker, L. C.
Washington D. C.: CRC Press, 1999.
Collin, Finn. Social Reality. New York: Rotledger, 1997.
Cottam, M., Dietz-Uhler, B., Mastors, E. & Preston, T.
Introduction to Political Psychology. Mahwa, New
Jersey: Lawrence Erlbaum Associates Inc, 2004.
Cowan, J. Milton. Hanswehr A Dictionary of Modern Written
Arabic. Kerjasama Libraire du Liban, Beirut dengan
MacDonald-Evans Ltd, London, 1974.
Crenshaw, Martha. "The Causes of Terrorism" dalam
Comparative Politics, 13 (4), (1981), 379-399.
Creswell, John W. Research Design Qualitative and
Quantitaive Approach. London: Sage Publications,
1994.
Dalbert, C., Lipkus, I. M., Sallay, H. & Goch, I. A. Just and
Unjust World: Structure and Validity of Different World
Beliefs dalam Personality and Individual Differences,
30 (2001): 561-577.
Denim, Sudarwan. Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung:
Pustaka Setia, 2002.
Denzin, Norman K. and Lincoln,Yvonna S. Handbook of
Qualitative Research. London: Sage Publications,
1994.
Dhavamony, Meriasusai. Fenomenologi Agama. Yogyakarta:
Kanisius, 1995.
Effendy, Bahtiar. Pengantar II: Dampak Sosial-Politik Bom
Bali. Dalam Islam Lunak Islam Radikal: Pesantren,
Terorisme dan Bom Bali. Ed. Muhammad Asfar.
Surabaya: PuSDeHAM dan Jawa Pos Press, 2003: xvixviii.
El-Fadl, Khaled Abou. Cita dan Fakta Toleransi Islam:
Puritanisme VS Pluralisme. Ter. Heru Prasetia.
Bandung: Arasy, 2003.
28

Esack, Farid. Quran, Liberation and Pluralism. Oxford:


Oneworld, 1977.
Esposito, John L. Unholy War: Teror Atas Nama Islam. Ter.
Syafruddin Hasani. Yogyakarta: Ikon Teralitera, 2003.
Faisal, Sanapiah. Filosofi dan Akar Tradisi Penelitian
Kualitatif. Kumpulan Materi/ Makalah Pelatihan Metode
Penelitian Kualitatif BMPTSI. Surabaya, 24-27 Agustus
1998.
Fakhriati. Sufism and Jihd: The Role of Sufism in Jihd
against the Dutch in Acheh in the Late 19th and Early
20th Centuries. Tesis. Netherlands: Indonesian
Netherlands Co-operation in Islamic Studies (INIS)
Leiden University, 1998.
Farina, A., Chapnick, B., Chapnick, J. & Misiti, R. Political
Views and Interprepersonal Behavior dalam Journal
of Personality and Social Psychology, 22, 3, (1972):
273-278.
Fatwa, Ahmad Fajruddin. Konsep Perang dalam Islam dan
Relevansinya bagi Kasus Konflik Komunalisme Agama
di Ambon. Tesis. Program Pascasarjana IAIN Sunan
Ampel Surabaya, 2002.
Finkel, N. J. Not Fair: The Typology of Commonsense Unfair.
Washington, D. C.: APA, 2001.
Firestone, Rueven. Jihd: The Origin of Holy War in Islam.
New York: Oxford University Press, 1999.
Friedmann, Yohanan. Tolerance and Coercion in Islam: Interfaith Relations in the Muslim Tradition. Cambridge:
Cambridge University Press, 2000.
Ghufron, Ali. Jihad Bom Bali: Sebuah Pembelaan. Rumah
Tahanan POLDA Bali, 25 Maret 2002.
______. Biografi dan Perjalanan Hidup Aly Ghufron Nur
Hasyim. Rumah Tahanan POLDA Bali, 29 April 2003.
______. Dua Puluh Petunjuk Praktis Mendidik Istri. Rumah
Tahanan POLDA Bali, 28 Rab al-Awwl 1424 H/ 30
Mei 2003.
______. Tausiyah, Tadzkiroh dan Wasiat. Rumah Tahanan
POLDA Bali, 20 Syaban 1424 H/ 16 Oktober 2003.
29

______. Keutamaan Jihad. Rumah Tahanan POLDA Bali, 10


Ramadhan 1424 H/ 5 Nopember 2003.
______. Wasiat dan Pesan-Pesan untuk Kaum Muslimin.
Rumah Tahanan POLDA Bali, Rab al-Awwl 1425 H/
2004.
Goddard, Cliff. Semantic Analysis: A Practical Introduction.
Oxford: Oxford University Press, 1998.
Greenberg, J., Simon, L., Pyszczynsk, T., Solomon, S.,
Veeder, N. & Chatel, D. Terror Management and
Tolerance: Does Mortality Salience Always Intensify
Negative Reactions to Other Who Threaten Ones
Worldview? dalam Journal of Personality and Social
Psychology, 63, 2, (1992): 212-220.
Greenberg, J., Solomon, S., Veeder, N., Pyszczynsk, T.,
Kirkland, S. & Lyon, D. Evidence for Terror
Management Theory II: The Effect of Mortality
Salience Relations to The Who Threaten or Bolster
The Cultural Worldview dalam Journal of Personality
and Social Psychology, 58, 2, (1990): 308-318.
Hamblim, W. J. & Peterson, D. C. Religion and Violence: an
Unholy
Combination
http://www.meridianmagazine.com/ideas.html.
(january, 2004).
Harmon-Jones, E., Greenberg, J., Solomon, S. & Simon, L.
Effect Mortality Salience on Intergroup Discrimination
between Minimal Groups dalam Eropean Journal of
Social Psychology, 26, (1997): 677-681.
Harmon-Jones, E.; Simon, L., Pyszczynsk, T., Solomon, S. &
McGregor, H. Terror Management Theory and SelfEsteem: Evidence that Increased Self-Esteem Reduce
Mortality Salience dalam Journal of Personality and
Social Psychology, 72, 1, (1997): 24-26.
Hitti, Philip K. History of The Arabs. New York: Palgrave
Macmillan, 1937.
Holy Quran, Compact Disc Versi 6.0. Al-Sakhr Production,
2007.
30

Hourani, Albert Habib. A History of The Arab Peoples.


Cambridge: Belknap Press of Harvard University Press,
1991.
Hubberman, A Michael and Miles, Matthew B. Data
Management
and
Analysis
Methods.
Dalam
Handbook of Qualitative Research. Ed. Norman K.
Denzin and Yvonna S. Lincoln. London: Sage
Publications, 1994.
Hudaeri, Mohammad dkk. Tasbih dan Golok: Studi tentang
Kedudukan, Peran dan Jaringan Kyai dan Jawara di
Banten. Laporan Penelitian Kompetitif. Serang: STAIN
Sultan Maulana Hasanuddin Banten, 2002.
Jainuri, A.,
Maliki, Z. & Arifin, S. Terorisme dan
Fundamentalisme Agama. Malang: Bayu media
Publishing, 2003.
Jainuri, A. Janji Surga di Tengah Kemiskinan, Jawa Pos, 15
Oktober 2006, 14.
_______. Terorisme Dalam Wacana Kontemporer Islam: Akar
Ideologi dan Tuntutan Aksi. Pidato Pengukuhan Guru
Besar, IAIN Sunan Ampel, Surabaya, Selasa 12
September 2006.
Jani, M. S. bin. Sayyid Qutbs View of Jihd: An Analitical
Study of His Major Works. University of Birmingham,
unpublished Ph.D. thesis, 1998.
Johnson, Doyne Paul. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Ter.
Robert M.Z. Lawang. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, Jilid II, 1990.
Johnson, James Turner. Perang Suci Atas Nama Tuhan
Dalam Tradisi Barat dan Islam. Terj. Bandung: Pustaka
Hidayah, 2002.
_______. The Holy War Idea in Western and Islamic
Traditions. Pennsylvania: The Pennsylvania State
University Press, 1997.
Jurnal HAM dan Demokrasi. Aksi Kekerasan dan Kekuasaan.
Vo. 2 No. 1 Februari Mei 2002. Jakarta: The Habibie
Center, 2002.
31

Kaligis, OC. Terorisme: Tragedi Umat Manusia. Jakarta: O.C.


Kaligis & Associates, 2003.
Khadduri, Majid. Perang dan Damai dalam Hukum Islam.
Ter. Kuswanto. Yogyakarta: Tarawang Press, 2002.
Kirk, Jerome and Miller, Mare L. Reliability and Validity in
Qualitative Research. Beverly Hills: Sage Publications,
1986.
Kompas, 1 April 2002. Serangan Bom di Indonesia dan
Filipina.
http://www.kompas,com/kompascetak/0204/01/nasional/radio6.htm.
Kramer, M. The Moral Logic of Hizbullah dalam Origin of
Terrorism: Psychologies, Ideologies, Theologies, State
of Mind. Ed. by Reich, W. Washington. D. C.: The
Woodrow Wilson Center Press, 2003.
Lerner, M. J. The Belief in a Just World: a Fundamental
Delution. New York: Plenium Press, 1980.
Lewis, B. The Root Of Muslim Rage The Attlantic Monthly.
266.
3,
(1990):
47-60.
http://www.eretzyisrael.org/ikatz/rage.html.
Lin, Nan. Foundations of Social Research. New York: Mc
Graw Hill Book Company, 1976.
Loftland, John and Loftland, Lyn H. Analyzing Social
Settings: A Guide to Qualitative Observation and
Analysis. California: Wadsworth Publising Company, tt.
Mahajan, Rahul. The New Crusade: Americas War on
Terrorism. Ter. Zainul Am. Cet. I. Jakarta: Serambi Ilmu
Semesta, 2002.
Maliki, Zainuddin. Narasi Agung: Tiga Teori Sosial
Hegemonik. Surabaya: Lembaga Pengakajian Agama
dan Masyarakat (LPAM), 2003.
Mansur, H.A.R. Sutan. Jihd. Jakarta: Pustaka Panjimas,
1982.
Marijan, Kacung. "Terorisme dan Pesantren: Suatu
Pengantar" dalam Islam Lunak Islam Radikal:
32

Pesantren, Terorisme dan Bom Bali, ed. Muhammad


Asfar. Surabaya: PUSDEHAM dan JP Press, 2003.
Maxwell, Joseph A. Qualitative Research Design: an
Interactive Approach. London: Sage Publications,
1996.
Misiak,
Henry
and
Sexton,Virginia
S.
Psikologi
Fenomenologi Eksistensi dan Humanistik: Suatu
Survey Historis.Ter. E. Koswara. Bandung: Eresco,
1988.
Moghaddam, F. M. & Marsella, A. J. Understanding
Terrorism: Psychological Roots, Consequences, and its
Interventios. Washington D. C. : APA, 2004.
Moleong, L. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1990.
Mubarak, Zulfi. Islamic Religion Leaders Perceptioon of
Martyrdom (Jihad): An Indonesian Case, dalam 1th
Asian Psychological Association (Apsya), Bali (1720
Agustus 2006).
______Psycho-Ideological Dynamics of Bali I Terrorist: A
Case Study of the Imam Samudra Biography, dalam
7th Biennial Conference - Asian Association of Social
Psychology (AASP), tema: Social Psychology: Global
Issues and Chalanges in a Changing World, Kota
Kinabalu, Sabah, Malaysia (25 28 Juli 2007).
______Alternative Production of Knowledge and Social
Representations, dalam 9th International Conference
on Social Representations, Bali (30 Juni5 Juli 2008).
______Terrorism: The Process Model, dalam International
Seminar, Collaboration UMM with Curtin University of
Technology and Pensylvania State University of
America, Muhammadiyah University of Malang (9 10
Januari 2010).
______ Fundamentalisme Islam: Sebuah Kajian Tentang
Fenomena Sosio-Religius, Ulul Albab: Jurnal Islam,
Sains dan Teknologi STAIN Malang, (Vol. 4 No. 2/2002).
______Kiai Dan Politik Di Perkotaan: Sebuah Kajian tentang
Makna Politik menurut Perspektif Kiai dalam Kasus
33

Turunnya K.H. Abdurrahman Wahid sebagai Presiden


RI, Jurnal el-Hikmah Fakultas Tarbiyah UIN Malang,
(No.1/2003).
______ Model Studi Islam dan Tradisi Akademik di Republik
Islam Iran, El-Jadid: Jurnal Ilmu Pengetahuan Islam
Program Pascasarjana UIN Malang, (No.3/2004).
______Sosiologi Agama: Tafsir Sosial Fenomena Multireligius
Kontemporer. Malang: UIN Malang Press, 2006.
______Konspirasi Politik Elit Tradisional di Era Reformasi.
Jogjakarta: Aditya Media, 2006.
______Terorisme dalam Perspektif Sosiologi Agama, dalam
Call Paper Dies Maulidiyah UIN Malang, (19 Juni 2010).
______Sosio-Psikologi sebagai Pendekatan Alternatif untuk
Memahami Fenomena Terorisme di Indonesia,
Seminar Psikologi UIN Malang, (29 Mei 2010).
Muhajir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Yogyakarta: Rakesarasin, 2002.
Munawwir, Ahmad Warson. Kamus Al-Munawwir Arab
Indonesia Terlengkap. Yogyakarta: Unit Pengadaan
Buku Ilmiah Keagamaan PP. Al-Munawwir, 1984.
Muahhari, Ayatullah Murtaza. Jihad: The Holy War of Islam
and Its Legitimacy in the Qur'an. Tehran: Islamic
Propogation Society, 1988.
______. Jihd. Ter. M. Hashem. Bandar-Lampung: YAPI, 1987.
Nashir, Haedar. Perilaku Elit Politik Muhammadiyah.
Yogyakarta: Tarawang, 2000.
Nashr, Sayyed Hossein. Islam: Agama, Sejarah dan
Peradaban. Ter. Koes Adiwidjajanto. Surabaya: Risalah
Gusti, 2003.
Nashr, Sayyed Hossein. Pesan-Pesan Universal Islam untuk
Kemanusiaan.Ter. Nurasiah Fakih. Cet. I. Bandung:
Mizan, 2003.
Newman, Isadore and Benz, Carolyn R. Qualitative and
Quantitaive Research Methodology. Illinois: Southern
Illinois University Press, 1998.

34

Nielsen, M. E. (dicari 2004). Religions Role in Terroris


Attack
of
September
11,
2001.
http://www.Psywww.com/psyrelig/fundamental.html.
Parera, Frans M. Menyikapi Misteri Manusia sebagai Homo
Faber dalam Tafsir Sosial Atas Kenyataan. Peter L.
Berger & Thomas Luckmann. Jakarta: LP3ES, 1990.
Pelly, Usman dan Menanti, Asih. Teori-Teori Sosial Budaya.
Jakarta: Depdikbud, 1994.
Pemerintahan Daerah Tingkat I Propinsi Banten. Sejarah
Daerah
Banten
http://www.banten.go.id/pemerintahan.htm (january,
2004).
Perlmutter, D. Sacred Violence. From Skanalon 2001: The
Religious Practices Of Modern Satanist And Terrorist.
http://www.anthropoetics.ucla.edu/ap07202/skanalon.
html. 2004
Peters, Rudolp. Jihd in Mediaevel and Modern Islam.
Leiden: E.J. Brill, 1977.
______. Islam and Colonialism: The Doctrine of Jihd in
Modern History. Princeton: NJ. Markus Weiner, 1996.
Post, J. M. Terrorist Psychologic: Terrorist Behavior as a
Product of Psychological Forces dalam Origin of
Terrorism: Psychologies, Ideologies, Theologies, State
of Mind. Ed. by Reich, W. Washington. D. C.: The
Woodrow Wilson Center Press, 2003.
Purnomo, A. FPI Disalahfahami. Jakarta: Mediatama
Indonesia, 2004.
Pyszczynski, T., Solomon, S. & Greenberg, J. In The Wake of
9/11: The Psychology of Terror. Washington D. C.:
American Psychological Assosiation, 2003.
Rahardjo, Dawam. Jihd dalam Ulumul Qurn: Jurnal Ilmu
dan Kebudayaan. Jakarta: Lembaga Studi Agama dan
Filsafat (LSAF) dan Ikatan Cendekiawan Muslim se
Indonesia (ICMI), Vol.II, No. 7, Th. 1990/1411 H.
Rahardjo, Mudjia. Bahasa dan Kekuasaan: Studi Wacana
Politik
Abdurrahman
Wahid
dalam
Perspektif
35

Hermeneutika Gadamerian. Disertasi. Surabaya:


Program Doktor Universitas Airlangga, 2005.
______. Penelitian Kualitatif dalam Pelatihan Penelitian
Kualitatif bagi Dosen STAIN Malang, 2000.
Rais, M. Amin. Tujuh Tahun Revolusi Iran dalam Panji
Masyarakat. Edisi 11 April 1987.
Ramadhan, Abdul Baqi. al-Jihd Sabilun. Tabuk: Muthabi
al-Shamal al-Kubra, 1986.
Rappoport, D. Sacred Terror: A Contemporary Example
from Islam dalam Origin of Terrorism: Psychologies,
Ideologies, Theologies, State of Mind. Ed. by Reich, W.
Washington. D. C.: The Woodrow Wilson Center Press,
1998.
Ray, J. Militarism, Authoritarianism, Neuroticism and Anti
Social Behavior dalam Journal of Conflict Resolution,
16, 3, (1972): 319-340.
Ritzer, George. Modern Sociological Theory. New YorkToronto: Mc Graw-Hill International Editions, 1992.
______. Sociological Theory. New York: McGraw-Hill, Inc,
1992.
Rosenblatt, A., Greenberg, J., Solomon, S., Pyszczynski, T. &
Lyon, D. Evidence for Terror Management Theory I:
The Effect of Mortality Salience on Reactions to Those
Who Violate or Uphold the Cultural Value dalam
Journal of Personality and Social Psychology, 57, 4,
(1989): 681-690.
Rusyd, Ibnu. Muqaddimah. Jld. II. Beirut: Dr al-Fikr, t.t.
Sabirin, R. Aplikasi Jihd di Dunia Modern dalam
Harmonisasi Beragama. Jakarta: Karsa Rejeki, 2004.
Santoso, Thomas. Kekerasan Politik-Agama: Suatu Studi
Konstruksi Sosial Tentang Perusakan Gereja di
Situbondo, 1996. Disertasi. Surabaya: Program
Pascasarjana Universitas Airlangga, 2002.
Samudra, Imam. Aku Melawan Teroris. Solo: Al-Jazeera,
2004.
Sarwono, Sarlito Wirawan. Profiles of Bali I Bombers
Analyzed by Sarlito Wirawan Sarwono (2006) Based
36

on the Transcript of an Interview (2003).


http://www.sarlito.net.ms/bali bombers.pdf. (January,
2006), 7 10.
Shaleh, Abdul Qadir. Agama Kekerasan. Yogyakarta:
Prismasophie, 2003.
Silverman, David. Qualitative Research Theory. London:
Sage Publications, 1997.
Singh, Nagendra Kr. Etika Kekerasan dalam Tradisi Islam.
Ter. Ali Afandi. Yogyakarta: Pustaka Alief, 2003.
Sirry, Munim A. Membendung Militansi Agama: Iman dan
Politik dalam Masyarakat Modern. Jakarta: Erlangga,
2003.
Soeaidy, Sholeh. Perpu 1/2002 Terorisme. Jakarta: Desindo
Catur Pratama, 2002.
Soeprapto,
H.R.
Riyadi.
Interaksionisme
Simbolik:
Perspektif Sosiologi Modern. Malang: Averroes Press &
Pustaka Pelajar Yogyakarta, 2002.
Staub, E. The Root of Evil: The Origins of Genocide and
Other Group Violence. New York: Cambridge
University Press, 1989.
Strauss, Anselm and Corbin, Juliet. Dasar-Dasar Penelitian
Kualitatif. Ter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003.
Suhartono, Irwan. Metode Penelitian Sosial. Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2002.
Sulistyo, Hermawan (eds). Beyond Terrorism: Dampak dan
Strategi pada Masa Depan. Cet. I. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan, 2002.
Sulistyo, Hermawan dan OC Kaligis (eds). Terorisme:
Tragedi Umat Manusia. Jakarta: O.C. Kaligis &
Associates, 2003.
Suprayogo, Imam. Kiai dan Politik di Pedesaan: Sebuah
Kajian Tentang Variasi dan Bentuk Keterlibatan Politik
Kiai dalam Konstruksi Teori Ilmu-Ilmu Sosial,
Kumpulan Ringkasan Disertasi Program Studi IlmuIlmu
Sosial
Program
Pascasarjana Universitas
37

Airlangga Surabaya. Ed. Haris Supratno. Surabaya:


UNESA University Press, 2003.
Supriyadi, Es. Ngruki dan Jaringan Teroris: Melacak Jejak
Abu Bakar Baasyir dan Jaringannya dari Ngruki
sampai Bom Bali. Jakarta: Al-Mawardi Prima, 2003.
Taufiq, Wardi (eds). Terorisme dan Perdamaian di tengah
Problem Demokrasi Global. Jakarta: Forum Ukhuwah
Basyariah bekerjasama dengan PB PMII, 2003.
Tetlock, P. E. Cognitive Style and Political Ideology dalam
Journal of Personality and Social Psychology, 41,
(1983): 207-212.
Thompson, John B. Analisis Ideologi: Kritik Wacana IdeologiIdeologi Dunia. Ter. Yogyakarta: IRCiSoD, 2003.
Tim Peneliti. Perilaku Kekerasan Kolektif: Kondisi dan
Pemicu. Laporan Penelitian. Yogyakarta:
Pusat
Penelitian
Pembangunan
Pedesaan
Kawasan
Universitas Gajahmada dengan Depag RI, 1997.
Unger, R.K. Them and Us: Hidden Ideologies-Difference in
Degree or Kind dalam Analyses of Social Issue and
Public Policy, 2, 1, (2002): 43-52.
Vala, J., Monteiro, M. B. & Leyens, J-P. Perception of
Violence as a Function of Observers Ideology and
Actors Group Membership dalam British Journal of
Social Psychology, 27, (1988): 231-237.
Vogels, Walter. Interpreting Scripture in the Third
Millenium: Author, Reader, and Text. Canada: Novalis,
Saint Paul University, 1993.
Water, Malcolm. Modern Sociological Theory. London,
Thousand Oaks, New Delhi: Sage Publications, 1994.
Watson, D., Clark, L. A. & Tellegen, A. Development and
Validation of Brief Measures of Positive and Negative
Affect: The PANAS Scales dalam Journal of
Personality and Social Psychology, 54, (1988): 10631070.
Yahya, Harun. Menguak Akar Terorisme. Jakarta: Iqra Insan
Press, 2003.
38

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI
Nama lengkap adalah Zulfi Mubaraq, lahir di Malang, 17 Oktober 1973.
Tahun 2000 telah mempersunting Caturingtyas Dwi Astuti, dikaruniai
tiga anak yaitu Dyah Audia Syawwalina, Kavka Nazhiva Syakira
Dhavamony dan Navtalin Syahrastani el-Nozha. Saat ini bertempat
tinggal di Jalan Tirtomulyo 63 E Landungsari Malang Jawa Timur.
Contact Person:
0816-555726, 0341-5485845 dan e-mail
zoel73@yahoo.com.
B. RIWAYAT PENDIDIKAN:
1
SD Purwantoro III Blimbing Malang (1986),
2
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Malang I (1989),
3
Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Malang (1992),
4
S-1 Tarbiyah Bahasa Arab IAIN Sunan Ampel Malang (1997),
dengan Skripsi Pengaruh Kemampuan Bahasa Arab Terhadap
Pemilihan Sekolah Lanjutan di MIN Malang I.
5
S-2 Sosiologi Masyarakat Islam UMM (2002), dengan Tesis Kiai
dan Politik di Perkotaan: Sebuah Kajian Tentang Pemaknaan Politik
Menurut Perspektif Kiai Dalam Kasus Turunnya KH. Abdurrahman
Wahid Sebagai Presiden RI
6
S-3 Doktor pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel
Surabaya (2010) . Disertasi dengan judul Doktrin Jihad Dalam
Perspektif Pelaku Bom Bali 12 Oktober 2002.
39

C. PENGALAMAN PEKERJAAN
1
Dosen Perkuliahan Khusus Pembelajaran Bahasa Arab
(PKPBA) UIN Malang (1998 sekarang), diangkat sebagai
Dosen Tetap (2000),
2
Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah (2001 2004),
3
Dosen Pembimbing Skripsi, Praktek Kerja Lapangan Integratif
(PKLI),
4
Pengampu MK. Pengantar Sosiologi & Politik, Sosiologi
Agama,
Sosiologi Pendidikan, Sosiologi-Antropologi di
Fakultas Tarbiyah UIN Malang (2001 sekarang).
D. PENGALAMAN INTERNASIONAL
1
Iran meliputi kota Teheran, Qum, dan Masyhad (Rihlah Ilmiyah
wa Mujadalah Diniyah bersama sekitar 25 Ayatullah 2004),
2
Mekkah, Madinah dan Jeddah (Haji 2005).
3
1th Asian Psychological Association (Apsya), judul: Islamic
Religion Leaders Perceptioon of Martyrdom (Jihad): An
Indonesian Case, Bali Sabah, Malaysia 1720 Agustus 2006,
Narasumber.
4
7th Biennial Conference - Asian Association of Social
Psychology (AASP), tema: Social Psychology: Global Issues
and Chalanges in a Changing World, judul: PsychoIdeological Dynamics of Bali I Terrorist: A Case Study of the
Imam Samudra Biography, Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia,
25 28 Juli 2007, Narasumber.
5
9th International Conference on Social Representations, tema:
Alternative Production of Knowledge and Social
Representations, Bali, 30 Juni5 Juli 2008, Narasumber.
6
International Seminar, UMM dengan Curtin University of
Technology dan Pensylvania State University of America,
tema: Terrorism: The Process Model, Muhammadiyah
University of Malang, 9 10 Januari 2010, Narasumber.

40

E. PENGALAMAN PENELITIAN
(2004 2006), baik secara individu maupun kelompok, antara lain:
1
Pengembangan PKPBA (DIP 1997),
2
Pengembangan Self Access Center (DIP 2001),
3
Program Pemberdayaan Mutu Pesantren di Malang dengan
Strategi PAR Ditjen Dikti Depag RI (2004),
4
Pemaknaan Doktrin Jihad dan Bentuk-bentuk Aplikasinya
dalam Perspektif Elit Agama di Kota Malang (2004),
5
Respon Guru-Guru Sekolah Menengah Atas terhadap Isu
Pornografi dan Pornoaksi Penelitian Kompetitif Ditjen
Binbaga Depag RI (2005),
F. PUBLIKASI KARYA ILMIAH
(2003 2006), baik berupa artikel maupun buku, antara lain:
1
Fundamentalisme Islam: Sebuah Kajian Tentang Fenomena
Sosio-Religius Ulul Albab: Jurnal Islam, Sains dan
Teknologi STAIN Malang (Vol. 4 No. 2/2002),
2
Kiai Dan Politik Di Perkotaan: Sebuah Kajian tentang Makna
Politik menurut Perspektif Kiai dalam Kasus Turunnya K.H.
Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI Jurnal el-Hikmah
Fak.Tarbiyah UIN Malang (No.1/2003),
3
UIN Malang: Prototype Research Universitydalam Memadu
Sains dan Agama: Menuju UIN Malang ke Depan Kerjasama
UIN Malang dengan Bayumedia Publishing Malang (Juni,
2004),
4
Dinamika Sains dan Teknologi di Republik Islam Iran
Saintika: Jurnal Sains dan Teknologi UIN Malang (No.
2/2004),
5
Model Studi Islam dan Tradisi Akademik di Republik Islam
Iran El-Jadid: Jurnal Ilmu Pengetahuan Islam Program
Pascasarjana UIN Malang (No.3/2004),
6
Sosiologi Agama: Tafsir Sosial Fenomena Multireligius
Kontemporer UIN Malang Press (Juni, 2006),
7
Konspirasi Politik Elit Tradisional Di Era Reformasi Aditya
Media Jogjakarta (Agustus, 2006).
41

G. PENGALAMAN DAKWAH DAN ORGANISASI


(1995 sekarang), sebagai dai dan pembicara / narasumber:
1
Kamtibmas Polresta Malang,
2
Pembimbing Manasik Haji Rumah Sakit Islam (RSI) Aisyiyah
Malang,
3
Sekretaris Majelis Tarjih Pimpinan Daerah Muhammadiyah
(PDM) Kota Malang,
4
Anggota Corps Muballigh Muhammadiyah (CMM) Kota
Malang nomor 126,
5
Ketua Ikatan Mahasiswa Angkatan 1992 (IMANDA) &
Deklarator Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) IAIN
Sunan Ampel Malang
6
Majelis Taklim Komplek Kanwil Depag Surabaya,
7
Majelis Taklim Masjid Baiturrahman Pemkot Malang dan
Polresta Malang,
8
Kerohanian Islam Keluarga Besar TNI Wilayah Malang Jawa
Timur,
9
Gema Ramadhan RRI, Radio Kosmonita Malang &
Agropolitan TV Batu,
10 Dharma Wanita Depag Kabupaten Malang,
11 Majelis Al-Quran, Masjid Al-Tarbiyah & Dharma Wanita UIN
Malang,
12 Kajian Keislaman Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Ikatan
Istri Dokter Indonesia (IIDI) Wilayah Malang Jawa Timur,
13 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) PT. Bina Mandiri dan (BLK)
Wonojati Malang
14 Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Lowokwaru Malang & LP
Wanita Sukun Malang.
H. PENGALAMAN KEGIATAN ILMIAH
Pengalaman partisipasi diskusi, kursus, seminar nasional dan internasional
(2002 sekarang), baik sebagai narasumber maupun partisipan, antara
lain:
1
Peer Discussion Elit Agama dan Doktrin Jihad: Sebuah Kajian
Tentang Makna Jihad dalam Perspektif Elit Agama PPS IAIN
Sunan Ampel Surabaya (Narasumber)
42

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Seminar Lintas Agama Tafsir Sosial Jihad dalam Masyarakat


Multireligius PSG UIN Malang (Narasumber)
Dialog Interaktif Makna Puasa dalam Perspektif Sosiologi Agama
Agropolitan Televisi Batu (Narasumber)
Sarasehan Korelasi Hijriyah dengan Performansi Kerja STIE
Malangkucecwara (Narasumber)
Training of Trainer Pendampingan Korban Kekerasan terhadap
Perempuan bagi Muballighah se-Jawa Timur PSG UIN Malang
Tadribah Alamiyah Al-Arabiyah li al-Jami oleh Dr. Syaikh
Muhammad Ibn Abd al-Rahman Ali al-Syaikh
Regional Workshop Literacy Leading Staff to Train Them in
Curricula and Teaching Material Elaboration ISESCO
Peer Discussion Teaching English for Spesific Purposes PKPBI
UIN Malang
Workshop Penelitian Dosen Lemlit UIN Malang
International Seminar Social Work in Islamic Perspective with Prof.
Elaine Carey Belanger (Canada) Fakultas Psikologi UIN Malang
International Seminar Islam and Fundamentalism by Prof. Dr. Peter
Bergen Univ. Muhammadiyah Malang (UMM)
Short Course Islam and Religion Conflict by Prof. Dr. Bruce
Lawrence Univ. Muhammadiyah Malang (UMM)
Short Course Ethnic Conflict by Prof. Dr. Hudson Meadwell UIN
Malang
Dialog Interaktif Islam dan Gerakan Keagamaan oleh Prof. Syafiq
Mughni, MA., Ph.D. PDM Kota Malang
Peer Discussion Islamic Contemporer by Prof. Dr. Karel Steenbrink
UIN Malang
Peer Discussion Islam, Liberalism and Pluralism by Prof. Dr. Farid
Essack UIN Malang 17. International Seminar Religion and
Science by Prof. Dr. Mark Woodward
International Seminar Asian Psychological Association (ApsyA)
Islamic Religious Leaders Perception of Martyrdom (Jihad): An
Indonesia Case di Bali (Narasumber)
Audiensi dan Monitoring dengan Jampidsus Kejagung dan Dirjen
Lembaga Pemasyarakatan Dep. Hukum dan HAM RI

43

44

You might also like