Professional Documents
Culture Documents
RINGKASAN DISERTASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Doktor dalam Program Studi Ilmu Ke-Islm-an
Konsentrasi Pemikiran Islm
Oleh
Zulfi Mubaraq
NIM: FO.1.5.03.40
PROGRAM PASCASARJANA
IAIN SUNAN AMPEL
SURABAYA
2010
DOKTRIN JIHD
DALAM PERSPEKTIF PELAKU BOM BALI 12 OKTOBER 2002
Oleh
Zulfi Mubaraq
NIM: FO.1.5.03.40
DISERTASI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Doktor dalam Program Studi Ilmu Ke-Islm-an
Pada Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel
SURABAYA
2010
PERSETUJUAN PROMOTOR
Oleh
PROMOTOR
PROMOTOR
12 OKTOBER 2002
Oleh: Zulfi Mubaraq
Kajian ini didasarkan pada kasus besar yang menyertai mencuatnya
istilah jihd di permukaan, yaitu terjadinya aksi peledakan bom di pusat
hiburan kawasan Legian, Kuta, Bali pada tanggal 12 Oktober 2002.
Berangkat dari latar belakang masalah di atas ada tiga hal yang akan
diteliti, yaitu: Pertama, bagaimana latar sosial-budaya Amrozi, Ali
Ghufron, dan Imam Samudra sebagai pelaku Bom Bali 12 Oktober 2002.
Kedua, bagaimana pemahaman mereka tentang doktrin jihd. Ketiga, apa
motif mereka melakukan pengeboman di Bali.
Jenis penelitian yang dipilih dalam kajian ini adalah penelitian
kualitatif dengan pendekatan fenomenologi melalui metode wawancara,
observasi dan dokumentasi untuk mengungkap ketiga aspek tersebut.
Adapun untuk menginterpretasi data digunakan analisis hermeneutika
intensional.
Adapun hasil penelitian sebagai berikut: Pertama, Latar Sosial
Budaya Pelaku Bom Bali 12 Oktober 2002.
(1) Amrozi dilahirkan di Tenggulun Lamongan. Dia mengalami trauma
saat usia anak yang kemudian mengakibatkan kurang mampu
mengungkapkan pikiran dengan kata-kata (gagap) sehingga untuk
menunjukkan ekspresinya, dia menulis dan melukis di pohon, suka
mencari perhatian dan memberontak. Dia hanyalah lulusan SD Tenggulun
karena dia tidak tamat, ketika melanjutkan ke SMP Solokuro. Dia tidak
pernah "mondok" secara khusus, walaupun di Pondok Pesantren Islm
(PPI) Al-Islm Tenggulun sekalipun. Dia telah menikah tiga kali, namun
sering menganggur atau tidak memiliki pekerjaan tetap yang dapat
menafkahi keluarganya. Dia adalah orang yang berfikir sederhana dan
melakukan sesuatu tanpa pikir panjang, serta berpikiran yang nyeleneh
atau berseberangan dengan orang lain, kemungkinan besar dikarenakan
kemampuan intelektualnya lebih rendah daripada usianya. Dia adalah
orang yang berpikiran tunggal yaitu segala sesuatu haruslah sesuai dengan
ajaran Islm, jika tidak maka harus dihancurkan. Dia adalah orang yang
teguh pendirian dan merasa bahwa dirinya benar serta yakin akan mati
shahd, namun dia tetap tabah, sabar dan tawakal serta dengan rendah hati
minta maaf kepada istri, keluarga, orang tua dan saudaranya. Dia merasa
4
dengan tangan, lisan atau hati. Hal kedua, prinsip jihd adalah sebagai
berikut: (a) Jihd adalah ibadah di jalan Allh harus dilakukan dengan
penuh keikhlasan dan untuk menegakkan kalimat-Nya. (b) Jihd dilakukan
setelah dakwah Islm kepada kaum kafir dan mengajak mereka beriman,
atau diberi kewajiban membayar jizyah (jaminan), kecuali jika masih juga
tidak mau beriman, membayar jizyah dan bahkan memerangi maka wajib
diperangi. (c) Antara umat Islm dengan kaum kafir tidak ada perjanjian
damai. (d) Tujuan jihd adalah untuk kemenangan, kekuatan dan kejayaan
Islm yang berdasarkan ijtihad pemimpin atau orang yang ahli, cerdik, arif
dan bijaksana. (e) Meminta ijin kepada sang imam atau khalifah karena dia
lebih mengetahui situasi dan kondisi, menyangkut strategi perang kecuali
mendadak. (f) Syarat orang Berjihd: Islm, baligh, berakal, merdeka,
laki-laki, sehat jasmani, cukup bekal untuk dirinya dan keluarganya,
mampu menggunakan senjata, dan memperoleh ijin orang tua, majikan,
atau orang yang dihutangi. Adapun kewajiban jihd dalam pengertian
perang memiliki dua posisi hukum yaitu fardu ayn dan fardu kifyah.
Jihd sebagai fardu ayn ialah wajib hukumnya bagi setiap orang Muslim.
Adapun sebagai fardu kifyah maka jihd hukumnya wajib bagi kaum
Muslim, namun kewajiban itu gugur jika sudah ada sebagian orang
Muslim yang telah melakukan jihd. Hal ketiga, tujuan jihd ialah untuk
menegakkan kebenaran, memberantas kemaksiatan, merubah kemunkaran,
melawan ketidakadilan, menghindarkan fitnah dan mengusir penindasan.
Adapun sasaran jihd ialah kepada diri sendiri, hawa nafsu yang dimiliki
seseorang, setan yang selalu menggoda manusia, orang-orang kafir,
mushrik dan sesat. Hal keempat, macam jihd ada dua, yaitu jihd asghar
(perang melawan musuh) dan jihd akbar (perang melawan hawa nafsu).
Adapun bentuk jihd dapat dilakukan melalui hati dengan membenci dan
tidak melakukan perbuatan yang dilarang Allh, jihd melalui lisan dalam
bentuk dakwah, jihd melalui harta baik untuk mendukung logistik perang
atau menafkahkan harta di jalan Allh untuk membantu fakir miskin dan
anak yatim dan jihd dengan nyawa melalui perang membela diri dan
kehormatan Islm, jika diserang kaum mushrik. Hal kelima, teknik dan
strategi jihd melewati empat tahapan atau fase. Fase Pertama yaitu
menahan diri, bersabar dan damai. Fase Kedua yaitu diijinkan perang bagi
orang-orang yang diperangi. Fase Ketiga yaitu kewajiban memerangi
orang-orang yang memerangi umat Islm (terbatas). Fase Keempat yaitu
kewajiban memerangi kaum kafir semuanya, sebagaimana mereka
7
ABSTRACT
THE JIHD DOCTRINE
OF THE 1st BALI BOMBERS PERSPECTIVES
8
jihd is understood in two ways which is according to the language and the
theology. The word jihd based on the Arabic etymology means devoted
ability and fought against enemy. In the sense of theology which is jihd
in the concept of Islamic law according to Koran, Sunnah, or the ulam
agreements (ijm), jihd has a broad meaning, starting from fighting for
our desires until take the weapon to the battle of field. If it is connected
with fi sabil Allh, Jihd is fight for in the name of Allh which is can be
used by hands, words, or heart. The second, the principles of jihd are: (a)
Jihd is a pray in the name of Allh which must be done with all sincerity
to stand up for His words. (b) Jihd is done after the propagate to the
infidels and ask them to be faithful, or to be ask to give security, but they
refuse it or even want to fight, so they must be fight. (c) There is no any
peace agreement between Muslim and infidels. (d) The purpose of jihd is
the victory, the power, and the glory of islam which based on the
individual interpretation and judgement (ijtihd) of a leader or an expert
whom intelligent, capable, and wise. (e) Asking the approval of the leader
(imam) or khalfah because he is fully understand about the condition,
related to the war strategy, except in an emergency state. (f) The
requirements of a person to do jihd: Muslim, mature, intelligent,
liberated, male, healthy body, having sufficient means for himself and his
family, being able to use weapons, and having the permission from
parents, employer, or debtor who lends him money. However, the
obligation of jihd in the meaning of war has two positions of law, those
are fardu ayn and fardu kifayah. Jihd as farduayn is a must for every
Muslim. As fardu kifayah, jihd is a must for Muslim but, the obligation
will be canceled if there are several Muslims did it. The third, the purpose
of jihd is to maintain the justice, to fight against the wickedness, to
change condition or act of breaking God's commandments, to fight against
injustice, to avoid slander, and to drive out suppression. The focus of jihd
are to one self, the carnal desires that one posses, the evil whom always
tempt man, infidels, polytheists and deviated. The fourth, there are two
kinds of jihd: jihd asghar (against an enemy) and jihd akbar (against
the carnal desires). The forms of jihd can be felt in the heart by hating
and not doing the things Allh forbids, verbal jihd in the form of religious
proselytizing, jihd trough wealth for supporting war logistics or spending
it in the right way by helping poor and miserable people, and jihd with
the soul trough war to defend oneself and the honor of Islm if being
11
attacked by the infidels. The fifth, jihds technique and strategy have four
steps or phases. The first phase is restraining oneself, be patient, and
peaceful. The second phase is allowing war for those who are attacked.
The third phase is the obligation of war to those who fight against Islm
(limited). The fourth phase is the obligation to fight against all infidels like
they fight against Muslim.
Thirdly, based on the admission and the agreement of Amrozi, Ali
Ghufron, and Imam Samudra, it is conclusion of the motives of Bali
bombings October 12, 2002, are as follows: the first, the bombing is the
form of jihd to fight against slander, injustice, and suppression of Muslim
because of the infidels: US, Israel, Australia, and their allies whom for all
these times oppress Muslim in many countries. The second, as a fair
counteraction of US and its allies actions in Palestina, Afghanistan, and the
others. The third, to show to US and its allies that Muslims are capable to
fight back in order not to be considered weak and hopeless. The fourth, as
a form of amr maruf nahy munkar, especially nahy munkar to the doer of
wickedness in Bali which had to be changed with hand. The fifth, Bali
Bombing is a form of protest to the Indonesian government who legalized
sin places in this Muslim majority country.
12
2002
12
:
-
12 .2002
:
12 2002 :
: .
.
:
12 2002 ) (1
.
.
.
.
.
.
.
.
) (2
.
.
13
.
.
.
.
:
. :
. :
.
) (3
.
.
.
.
.
.
:
:
:
.
:
:
.
. :
)( ) (
) ( ) (
) (
) ( :
14
.
:
: 2002 12
:
:
:
:
.
penulis dengan bertanya Bagaimana Zulfi, ada kesulitan apa?. Prof. Drs.
H. Achmad Jainuri, M.A., Ph.D. selaku Promotor yang juga tidak bosan
membimbing dengan masukan yang cemerlang, khususnya kaitannya
dengan tema terorisme. Walaupun beliau sangat sibuk, namun masih
berkenan untuk melayani konsultasi, baik saat penulis ingin bertemu atau
berkomunikasi melalui SMS atau telpon.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada Prof. Dr. Amin
Rais, M.A. memberikan sharing of idea tentang focus of research.
Walaupun pertemuan kami hanya sebentar, namun sangat berkesan saat di
ruang VVIP Bandara Juanda beliau berkomentar: Disertasi anda bagus!
Buatlah disertasi yang lain daripada yang lain, tidak bisa ditiru orang lain,
melampaui tema yang umum, tidak terkejar oleh siapapun. Prof. Dr. H.
Fasihul Lisan yang berkenan untuk berdiskusi tentang efek ramuan kimia
dalam kaitannya dengan perakitan bom. Prof. Drs. H. Malik Fadjar, M.Sc.
yang berkomentar: Penelitian anda menarik untuk dilihat dari sisi
intensitas doktrin. Dr. H. Ahmad Habib, M.A. yang selalu mengatakan:
Saya sudah tidak tahan menunggu hasil penelitianmu!. Dr. Muslim
Abdurrahman, M.A. memberikan masukan yang berharga pada proposal
disertasi. Drs. H. Nur Hakim, M.A. yang selalu minta: Fotokopikan
disertasimu untuk saya!. Drs. H. Abdul Haris, M.A. yang memberikan
wawasan yang luas tentang jihd dalam al-Quran dan al-Hadith.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada para dosen
pengampu mata kuliah: Dr. Widodo yang selalu mengingatkan: Hati-hati
Bapak ! dalam kuliah Logika dan Metodologi Sains. Prof. Dr. H. Kunto
Wibisono yang sedemikian rupa membimbing dalam Filsafat Ilmu. Prof.
Dr. H. Imam Suprayogo dan Prof. Dr. H. Soetandyo Wignyosoebroto yang
telaten dalam mencerahkan pandangan dalam Filsafat Sosial. Prof. Dr. H.
Amin Abdullah, M.A. yang memberikan wawasan Metodologi Studi
Islm. Prof. Drs. H. Syafiq Mughni, MA., Ph.D. yang mencerahkan
penulis lewat MK. Institusi Islm: Ulama. Prof. Dr. H. Zainuddin Maliki,
M.A. yang jelas dalam menerangkan Simbol Islm. Prof. Dr. H. Atho
Mudzhar, M.A. yang melatih membuat proposal Sosiologi Hukum Islm.
Prof. Drs. H. Achmad Jainuri, MA., Ph.D. yang mencerahkan penulis
lewat MK. Orientasi Ideologi Gerakan Islm. Dr. H. Saad Ibrahim, M.A.,
Prof. Dr. Thomas Santoso, Dr. H. Sanapiah Faisal selaku Dosen MKPD.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada para kolega: Prof.
Dr. H. Muhaimin, M.A. yang banyak memberikan dorongan agar cepat
16
selesai. Prof. Dr. H. M. Djakfar Munir, M. Hum. sebagai orang tua yang
selalu menasehati penulis untuk menjadi orang sabar. Dr. Syaifullah, M.
Hum. yang memberi disertasinya dan banyak membantu berdiskusi dalam
hal hukum yang menyangkut Trio Bom Bali. Prof. Dr. Syamsul Arifin,
M.Si. yang memberi disertasinya dan banyak membantu berdiskusi untuk
mempertajam fokus penelitian. Prof. Dr. H. Tobroni, M.Si. yang memberi
disertasinya dan banyak membantu berdiskusi untuk mempertajam
disertasi. H. Nizhom Hidayatulloh, MA. yang banyak mendorong dan
membantu referensi yang tidak sedikit, dorongan yang luar biasa dan
masukan yang bermakna. Dr. Umi Sumbulah, ketika itu sebagai sesama
kandidat doktor yang ikut merasakan betapa beratnya proses penelitian
penulis ini. Dr. Miftahul Huda, M.Pd. sebagai sparing partner yang setia
sejak awal sampai akhir, walaupun berbeda tema disertasi kami.
Rahmawati, M.A. yang telah memberikan banyak sekali bantuan literatur
terorisme dan akomodasi selama penelitian di Lamongan. Hj. Tutut
Chusniyah, M.Pd. yang telah memberikan banyak sekali bantuan literatur
psikologi terorisme dan menjadi tim yang solid dalam seminar
internasional tentang terorisme di Malaysia. H. Uril Bahruddin, MA. yang
membantu dalam penyelarasan bahasa Arab dalam disertasi. H. Cecep
Lukman Hakim, MA., H. Fathur Rosyid, M.Pd. dan Rahmania Nur Indah,
M.Pd. serta Maftuhah yang membantu dalam penyelarasan bahasa Inggris
pada penelitian awal dan persiapan untuk seminar internasional tentang
terorisme di Malaysia. Mas Arif yang membantu masalah komputer.
Penulis menghaturkan terima kasih kepada Imam Samudra, Ali
Ghufron dan Amrozi yang bersedia menjadi informan, beserta orang tua
dan keluarga mereka yang juga ikut mendukung dalam proses penelitian.
Ustdh H. Moh. Khozin selaku Pimpinan P.P.I. Al-Islm Tenggulun dan
kakak Ali Ghufron dan Amrozi yang menjadi informan penting dan
menyatakan dukungannya untuk penelitian ini agar dapat mengungkap apa
yang sebenarnya terjadi. Ustdh H. Jafar kakak Ali Ghufron dan Amrozi
yang juga banyak memberikan informasi dalam keterkaitannya dengan
aktifitas selama di Malaysia. Ustdh H. Zakaria selaku Pimpinan P.P.I. AlIslm Tenggulun yang juga berkenan memberikan informasi dalam
kaitannya dengan peristiwa Bom Bali. Ustdh Hamdan yang memberikan
informasi, menjamu konsumsi, memberikan tempat istirahat, mengantar ke
sana dan kemari untuk menemui informan, dan segala kebaikannya. Ali
Efendi yang memberikan informasi dan meminjami literatur Sejarah
17
(PGA) di Payaman, namun dia sangat frustasi melihat perilaku temantemannya PGA yang jauh dari ajaran Islm, kemudian dia mondok di PPI
Al-Mukmin Ngruki, Solo dan menjadi santri Abu Bakar Baasyir. Setelah
tamat di Ngruki, dia menuju ke Afghanistan melewati Malaysia. Di
Pakistan, dia bertemu dengan para mujahidin Arab yang akan berangkat ke
Afganistan lalu dia bergabung dengan mereka daripada dia melanjutkan
pendidikannya, dia juga mengunjungi negara Libya, Pakistan, Afghanistan
dan Iran. Di Afganistan, dia terlibat dalam peperangan melawan Rusia dan
sempat bertemu dengan ustdh Usamah ibn Laden yang sangat dipujapujanya dan akhirnya dia bersamanya di medan perang sekitar enam bulan.
Dia menyebut Afghanistan sebagai The Real University of Jihd. Sebagai
seorang mujahidin, dia terlatih dalam menguasai persenjataan (pistol, roket
dan bom), taktik perang, pembacaan peta, dan ahli mesin. Peperangan
adalah suatu kegemaran dan kesenangan melebihi kenikmatan bersama
istrinya karena dia ingin mati shahd. Setelah peperangan, dia mendirikan
dua pesantren di Johor Malaysia, namun suatu hari ditutup setelah dia
ditangkap sebagai teroris. Dia bekerja sebagai ustdh di Johor Malaysia
dalam beberapa bulan, untuk mencari uang yang akan dia kirimkan ke
orang tuanya di rumah. Meski hidup di luar negeri, dia tetap
memperhatikan dan membimbing Amrozi. Dia adalah orang yang kritis,
kokoh dalam berpendirian, berpandangan sangat kuat terhadap Islm,
menguasai ilmu pengajaran Islm dan sangat terlatih penguasaan senjata
dan teknik peperangan. Dia adalah suami yang setia dan ayah yang
bertanggung jawab anaknya, dia hanya menikah sekali sampai saat ini. Dia
adalah seorang ustadh dan wiraswastawan yang mempunyai hobi olah
raga, membaca dan menulis buku-buku agama Islm, dengan berbekal
hafalan telah menghasilkan sekitar enam buku, ketika Lapas Kerobokan,
Bali sampai di Lapas Batu, Nusakambangan, Cilacap. Di Johor Malaysia,
dia bertemu dengan Wanmin Muhammad dan Hambali, serta mendapatkan
sejumlah uang lalu bertemu dengan Imam Samudra, kemudian mengatur
rencana pengeboman di Bali.
(3) Imam Samudra dilahirkan di Serang Banten. Dia tidak mengalami
trauma pada masa anak-anak. Dia sangat tertarik dan bersemangat dalam
belajar tentang Islm dengan cara berhenti bersekolah di sekolah umum
dan berpindah ke Madrasah liyah. Selain itu, dia gemar mengikuti
berbagai kajian Islm di masjid-masjid. Dia memiliki kecerdasan yang
sangat tinggi dan selalu mendapatkan ranking pertama di kelas. Dia ahli
21
komputer dan teknologi informasi. Dia juga sangat percaya diri, aktif
dalam organisasi pelajar, serta memiliki keberanian untuk bertarung
melawan anak yang lebih besar dan lebih kuat. Dia pernah belajar ilmu
kebal, namun berhenti karena dia yakin bahwa hal itu mushrik. Dia tidak
tertarik untuk studi Islm di Indonesia, akhirnya dapat studi di Malaysia,
Pakistan dan Afghanistan. Dia seorang yang idealis, tegar, tegas, konsisten,
tidak memiliki rasa takut dan sedih, suaranya lantang, gemar menyerukan
asma Allh dan Takbir. Dia mencintai keluarganya, melindungi orang
tuanya, mertuanya, istri dan anaknya, bahkan dia menutup-nutupi operasi
Bom Bali. Dia tetap memberi nafkah untuk mendukung keluarganya
dengan mengajar agama Islm di Malaysia dan di Indonesia, berdagang
madu, kurma, dan produk pabrik dalam jumlah partai besar. Dia adalah
orang memiliki ide dan ahli dalam merencanakan, mengatur dan
memimpin pengeboman di Legian Bali, 12 Oktober 2002, bersama Ali
Ghufron dan Amrozi.
Kedua, pemahaman jihd yang mereka yakini paling benar dan menonjol
yaitu: hal pertama, pengertian jihd dipahami dalam dua pengertian yaitu
bahasa dan teologi. Dalam pengertian bahasa, kata jihd dari perspektif
etimologi bahasa Arab yang berarti mencurahkan kemampuan dan
kemampuan, memerangi dan melawan musuh. Dalam pengertian teologi
yaitu pengertian jihd dalam konsep hukum Islm, baik yang didasarkan
pada al-Quran, sunnah, atau ijma' para ulama. Secara teologis, jihd
memiliki banyak makna dan sangat luas, mulai dari berjuang melawan
hawa nafsu sampai mengangkat senjata ke medan perang atau laga. Jika
dikaitkan dengan fi sabil Allh maka jihd berarti berjuang atau berperang
di jalan Allh. Jadi jihd itu artinya perjuangan yang dapat dilakukan
dengan tangan, lisan atau hati. Hal kedua, prinsip jihd adalah sebagai
berikut: (a) Jihd adalah ibadah di jalan Allh harus dilakukan dengan
penuh keikhlasan dan untuk menegakkan kalimat-Nya. (b) Jihd dilakukan
setelah dakwah Islm kepada kaum kafir dan mengajak mereka beriman,
atau diberi kewajiban membayar jizyah (jaminan), kecuali jika masih juga
tidak mau beriman, membayar jizyah dan bahkan memerangi maka wajib
diperangi. (c) Antara umat Islm dengan kaum kafir tidak ada perjanjian
damai. (d) Tujuan jihd adalah untuk kemenangan, kekuatan dan kejayaan
Islm yang berdasarkan ijtihad pemimpin atau orang yang ahli, cerdik, arif
22
dan bijaksana. (e) Meminta ijin kepada sang imam atau khalifah karena dia
lebih mengetahui situasi dan kondisi, menyangkut strategi perang kecuali
mendadak. (f) Syarat orang Berjihd: Islm, baligh, berakal, merdeka,
laki-laki, sehat jasmani, cukup bekal untuk dirinya dan keluarganya,
mampu menggunakan senjata, dan memperoleh ijin orang tua, majikan,
atau orang yang dihutangi. Adapun kewajiban jihd dalam pengertian
perang memiliki dua posisi hukum yaitu fardu ayn dan fardu kifyah.
Jihd sebagai fardu ayn ialah wajib hukumnya bagi setiap orang Muslim.
Adapun sebagai fardu kifyah maka jihd hukumnya wajib bagi kaum
Muslim, namun kewajiban itu gugur jika sudah ada sebagian orang
Muslim yang telah melakukan jihd. Hal ketiga, tujuan jihd ialah untuk
menegakkan kebenaran, memberantas kemaksiatan, merubah kemunkaran,
melawan ketidakadilan, menghindarkan fitnah dan mengusir penindasan.
Adapun sasaran jihd ialah kepada diri sendiri, hawa nafsu yang dimiliki
seseorang, setan yang selalu menggoda manusia, orang-orang kafir,
mushrik dan sesat. Hal keempat, macam jihd ada dua, yaitu jihd asghar
(perang melawan musuh) dan jihd akbar (perang melawan hawa nafsu).
Adapun bentuk jihd dapat dilakukan melalui hati dengan membenci dan
tidak melakukan perbuatan yang dilarang Allh, jihd melalui lisan dalam
bentuk dakwah, jihd melalui harta baik untuk mendukung logistik perang
atau menafkahkan harta di jalan Allh untuk membantu fakir miskin dan
anak yatim dan jihd dengan nyawa melalui perang membela diri dan
kehormatan Islm, jika diserang kaum mushrik. Hal kelima, teknik dan
strategi jihd melewati empat tahapan atau fase. Fase Pertama yaitu
menahan diri, bersabar dan damai. Fase Kedua yaitu diijinkan perang bagi
orang-orang yang diperangi. Fase Ketiga yaitu kewajiban memerangi
orang-orang yang memerangi umat Islm (terbatas). Fase Keempat yaitu
kewajiban memerangi kaum kafir semuanya, sebagaimana mereka
memerangi kaum Muslim. Walaupun ada perbedaan pendapat diantara
mereka, namun tidak prinsip.
Ketiga, motif peledakan bom di Bali 12 oktober 2002 berdasarkan
pengakuan dan kesepakatan yang dilakukan Amrozi, Ali Ghufron dan
Imam Samudra adalah sebagai berikut: Motif pertama, pengeboman
tersebut merupakan bentuk jihd untuk melawan fitnah, ketidakadilan dan
penindasan yang dialami kaum Muslim karena perbuatan orang kafir yaitu
Amerika Serikat, Israel, Australia dan sekutu-sekutunya yang selama ini
23
24
Akaha, Abduh Zulfidar (ed). Terorisme & Konspirasi AntiIslam. Cet. I. Jakarta: Al-Kautsar, 2002.
Al-Anshari, Fauzan. Saya Teroris? (Sebuah Pledoi).
Jakarta: Republika, 2002.
Al-Ashmawy, Mohammad Said. Jihd Melawan Islm
Ekstrim. Ter. Hery Haryanto A. Depok: Desantara,
2002.
Al-Banna, Imam Hassan. Risalah Jihd. Dr al-Fiqr, t.t.
Al-Baqi, Muhammad Fuad Abd. al-Mujam al-Mufahras li
Alfzh al-Qurn. Kairo: Dr al-Hadts, 1991.
Al-Daqs, Kmil Salmah. Ayat al-Jihd fi al-Qurn al-Karim.
Kuwait: Dr al-Bayn, 1972.
Al-Haq,
Triq.
Memahami
Kata
"Jihad":
Analisis
Sosiosemantik Al-Qurn (Kuala Lumpur : eC-Sies (The
Community of Social, Islamic and Economic Studies
Modern Language Studies-University of Malaya,
2003).
http://www.mailarchive.com/unair@itb.ac.id/msg02401.html. Mon,2510-2004.
Al-Jauziyah, Ibn Al-Qayyim. Zd al-Mad. Jld. II. Mesir:
Matbaah Mishriyah, t.t.
Al-Kailani, Haitsam. Siapa Teroris Dunia? Ter. M. Zainal
Arifin. Jakarta: Al-Kautsar, 2001.
Al-Manzur, Ibn. Lisn al-Arab Jld. III. Kairo: al-Dr alMishriyah li al-Talfi wa al-Tarjamah, t.t.
Al-Mascaty, Hilmy Bakar. Panduan Jihd untuk Aktivis
Gerakan Islm. Jakarta: Gema Insani Press, 2001.
Al-Mawdd, Ab al-Al. Pokok-Pokok Pandangan Hidup
Muslim. Ter. Osman Ralibi. Jakarta: Bulan Bintang,
1983.
Asfar, Muhammad. Islm Lunak Islm Radikal: Pesantren,
Terorisme dan Bom Bali, ed.
Mammad Asfar.
Surabaya:
Pusat Studi Demokrasi dan
HAM
(PusDeHAM) dan Jawa Pos Press, 2003.
_______, ''Kekerasan Politik Pemilu 1998" dalam Prisma,
Nomor 1, 1999.
25
34
A. DATA PRIBADI
Nama lengkap adalah Zulfi Mubaraq, lahir di Malang, 17 Oktober 1973.
Tahun 2000 telah mempersunting Caturingtyas Dwi Astuti, dikaruniai
tiga anak yaitu Dyah Audia Syawwalina, Kavka Nazhiva Syakira
Dhavamony dan Navtalin Syahrastani el-Nozha. Saat ini bertempat
tinggal di Jalan Tirtomulyo 63 E Landungsari Malang Jawa Timur.
Contact Person:
0816-555726, 0341-5485845 dan e-mail
zoel73@yahoo.com.
B. RIWAYAT PENDIDIKAN:
1
SD Purwantoro III Blimbing Malang (1986),
2
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Malang I (1989),
3
Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Malang (1992),
4
S-1 Tarbiyah Bahasa Arab IAIN Sunan Ampel Malang (1997),
dengan Skripsi Pengaruh Kemampuan Bahasa Arab Terhadap
Pemilihan Sekolah Lanjutan di MIN Malang I.
5
S-2 Sosiologi Masyarakat Islam UMM (2002), dengan Tesis Kiai
dan Politik di Perkotaan: Sebuah Kajian Tentang Pemaknaan Politik
Menurut Perspektif Kiai Dalam Kasus Turunnya KH. Abdurrahman
Wahid Sebagai Presiden RI
6
S-3 Doktor pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel
Surabaya (2010) . Disertasi dengan judul Doktrin Jihad Dalam
Perspektif Pelaku Bom Bali 12 Oktober 2002.
39
C. PENGALAMAN PEKERJAAN
1
Dosen Perkuliahan Khusus Pembelajaran Bahasa Arab
(PKPBA) UIN Malang (1998 sekarang), diangkat sebagai
Dosen Tetap (2000),
2
Sekretaris Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah (2001 2004),
3
Dosen Pembimbing Skripsi, Praktek Kerja Lapangan Integratif
(PKLI),
4
Pengampu MK. Pengantar Sosiologi & Politik, Sosiologi
Agama,
Sosiologi Pendidikan, Sosiologi-Antropologi di
Fakultas Tarbiyah UIN Malang (2001 sekarang).
D. PENGALAMAN INTERNASIONAL
1
Iran meliputi kota Teheran, Qum, dan Masyhad (Rihlah Ilmiyah
wa Mujadalah Diniyah bersama sekitar 25 Ayatullah 2004),
2
Mekkah, Madinah dan Jeddah (Haji 2005).
3
1th Asian Psychological Association (Apsya), judul: Islamic
Religion Leaders Perceptioon of Martyrdom (Jihad): An
Indonesian Case, Bali Sabah, Malaysia 1720 Agustus 2006,
Narasumber.
4
7th Biennial Conference - Asian Association of Social
Psychology (AASP), tema: Social Psychology: Global Issues
and Chalanges in a Changing World, judul: PsychoIdeological Dynamics of Bali I Terrorist: A Case Study of the
Imam Samudra Biography, Kota Kinabalu, Sabah, Malaysia,
25 28 Juli 2007, Narasumber.
5
9th International Conference on Social Representations, tema:
Alternative Production of Knowledge and Social
Representations, Bali, 30 Juni5 Juli 2008, Narasumber.
6
International Seminar, UMM dengan Curtin University of
Technology dan Pensylvania State University of America,
tema: Terrorism: The Process Model, Muhammadiyah
University of Malang, 9 10 Januari 2010, Narasumber.
40
E. PENGALAMAN PENELITIAN
(2004 2006), baik secara individu maupun kelompok, antara lain:
1
Pengembangan PKPBA (DIP 1997),
2
Pengembangan Self Access Center (DIP 2001),
3
Program Pemberdayaan Mutu Pesantren di Malang dengan
Strategi PAR Ditjen Dikti Depag RI (2004),
4
Pemaknaan Doktrin Jihad dan Bentuk-bentuk Aplikasinya
dalam Perspektif Elit Agama di Kota Malang (2004),
5
Respon Guru-Guru Sekolah Menengah Atas terhadap Isu
Pornografi dan Pornoaksi Penelitian Kompetitif Ditjen
Binbaga Depag RI (2005),
F. PUBLIKASI KARYA ILMIAH
(2003 2006), baik berupa artikel maupun buku, antara lain:
1
Fundamentalisme Islam: Sebuah Kajian Tentang Fenomena
Sosio-Religius Ulul Albab: Jurnal Islam, Sains dan
Teknologi STAIN Malang (Vol. 4 No. 2/2002),
2
Kiai Dan Politik Di Perkotaan: Sebuah Kajian tentang Makna
Politik menurut Perspektif Kiai dalam Kasus Turunnya K.H.
Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI Jurnal el-Hikmah
Fak.Tarbiyah UIN Malang (No.1/2003),
3
UIN Malang: Prototype Research Universitydalam Memadu
Sains dan Agama: Menuju UIN Malang ke Depan Kerjasama
UIN Malang dengan Bayumedia Publishing Malang (Juni,
2004),
4
Dinamika Sains dan Teknologi di Republik Islam Iran
Saintika: Jurnal Sains dan Teknologi UIN Malang (No.
2/2004),
5
Model Studi Islam dan Tradisi Akademik di Republik Islam
Iran El-Jadid: Jurnal Ilmu Pengetahuan Islam Program
Pascasarjana UIN Malang (No.3/2004),
6
Sosiologi Agama: Tafsir Sosial Fenomena Multireligius
Kontemporer UIN Malang Press (Juni, 2006),
7
Konspirasi Politik Elit Tradisional Di Era Reformasi Aditya
Media Jogjakarta (Agustus, 2006).
41
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
43
44