You are on page 1of 2

BAB IV

JUSTIFIKASI ETIK
4.1 Rangkuman Karakteristik Penelitian
Pasangan suami-istri yang mengalami infertilitas akan rentan terkena
depresi dan kecemasan karena masalah infertilitas tersebut. Meskipun pria
juga bertanggung jawab terhadap kejadian infertilitas (Dyer dkk, 2004), efek
sosial dan ekonomi yang negatif terhadap infertilitas lebih sering mengenai
wanita. Wanita yang telah menikah lebih sering mengalami tekanan jiwa
ketika mereka masih belum mempunyai anak dalam waktu yang lama.
Sebuah studi yang dilakukan di India mendapatkan hasil bahwa pada
pasangan suami-istri yang telah lama belum mempunyai anak, istri atau pihak
wanita lebih mempunyai tingkat depresi dan kecemasan yang lebih tinggi
dari pada pria (Kousalya, 2013).
Distres, depresi, dan kecemasan merupakan akibat yang paling umum
dalam masalah infertilitas (Kazandi, 2010). Banyak studi menyatakan insiden
depresi berat sebesar 15-54% lebih tinggi pada pasangan yang infertil
daripada pasangan yang fertil (Domar dkk, 1992), dan insiden kecemasan
sebesar 8-28% lebih tinggi pada yang infertil daripada pasangan yang fertil
(Chen dkk, 2004). Selain itu, dilaporkan 18% kasus infertilitas berdampak
pada pernikahan pasangan suami-istri, dan 66% wanita dilaporkan
mengalami depresi setelah melakukan fertilisasi in vitro, dengan 13% dari
perempuan yang melakukan fertilisasi in vitro berpikiran untuk bunuh diri
saat terapi fertilisasi secara in vitro tidak berhasil (Greil, 1997).
4.2 Analisis Kelayakan Etik
Penelitian ini berlandaskan scientific yang kuat sehingga hasil dari
penelitian ini akan sesuai dengan tujuan penelitian dan dapat memberikan
manfaat secara luas. Pasangan suami-istri infertil yang bersedia menjadi
peserta penelitian akan mendapatkan manfaat yaitu dapat mengetahui tingkat
depresi dan kecemasan yang dialaminya sehingga dapat melakukan konsultasi
60

61

pada psikiater yang berguna untuk memaksimalkan pengobatan infertil.


Dalam melakukan penelitian ini tidak terdapat paksaan dan beban khusus
terhadap pasangan suami-istri infertil. Pasangan suami-istri yang didiagnosis
infertil akan mendapatkan informasi tentang depresi dan kecemasannya.
Semua angket akan diberikan kepada pasangan suami-istri infertil tanpa
dipungut biaya. Kerahasiaan subjek penelitian akan dijaga walaupun
penderita meninggal dunia sesuai dengan etik kedokteran.
Etika penelitian menjadi prinsip etik dalam pengolahan penelitian ini
mulai dari penerapan topik hingga penyajian hasil penelitian. Prinsip-prinsip
yang mendasari adalah beneficience, respect for human dignity, dan justice.
4.3 Prosedur Informed Consent
Pasangan suami-istri infertil di Poliklinik Obstetri dan Ginekolofi
RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang yang bersedia terlibat menjadi
subjek penelitian, terlebih dahulu diberikan penjelasan dan informasi yang
cukup tentang apa yang akan dilakukan dalam penelitian ini, kemudian
pasangan suami-istri akan menandatangani surat pernyataan kesediaan ikut
dalam penelitian. Tidak terdapat unsur paksaan dalam penelitian ini. Pasangan
suami-istri dapat menolak untuk menjadi peserta penelitian dan dapat
mengundurkan diri/berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau
sanksi apapun.
4.4 Kesimpulan
Penelitian ini akan dilaksanakan berdasarkan landasan scientific yang
kuat, bermanfaat untuk dilaksanakan, tidak membahayakan peneliti dan
peserta penelitian, dan akan dilakukan sesuai dengan prosedur dan
menghormati martabat subjek sebagai manusia. Sehingga, penelitian ini layak
etik untuk dilaksanakan.

You might also like