Professional Documents
Culture Documents
BAB I
TEKNIK TENAGA LISTRIK
A. TEKNIK TENAGA LISTRIK
Teknik Tenaga Listrik adalah ilmu yang mempelajari tentang konsep dasar
kelistrikan dan perekayasaan energi listrik dalam proses pendistribusian. Ruang
lingkup Teknik Tenaga Listrik terfokus pada pembangkit dan proses transmisi
energi listrik.
B. SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem tenaga listrik merupakan sekumpulan pusat listrik dan gardu induk
(pusat beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh Jaringan Transmisi
sehingga merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Prinsip kerja dalam sistem
tenaga listrik dimulai dari bagian pembangkit kemudian disalurkan melalui
sistem jaringan transmisi kepada gardu induk dan dari gardu induk ini
disalurkan serta dibagi-bagi kepada pelanggan melalui saluran distribusi.
BAB II
KONSEP DASAR INDUKSI MAGNET
A. MEDAN MAGNET
Medan magnetik adalah ruang disekitar magnet dimana tempat benda-benda
tertentu mengalami gaya magnetik. Gaya magnetik dapat ditimbulkan oleh
benda yang bersifat magnetik dan juga arus listrik/muatan listrik yang bergerak.
Magnet mempunyai dua kutub, yaitu utara (U) dan selatan (S). Medan magnetik
dapat digambarkan dengan garis-garis gaya magnetik yang disebut spectrum
magnetik. Garis gaya magnetik didefinisikan sebagai garis khayal yang
merupakan lintasan kutub utara magnet-magnet kecil apabila dapat bergerak
dengan bebas. Garis gaya magnetik selalu memancar dari kutub utara ke kutub
selatan, seperti terlihat pada gambar.
Percobaan Oersted
Pada gambar tampak jarum kompas diletakkan di bawah kawat penghantar.
Saat saklar terbuka, pada kawat tidak ada arus listrik yang mengalir dan jarum
kompas pada posisi sejajar dengan kawat. Apabila saklar ditutup sehingga arus
mengalir
pada
kawat
penghantar,
maka
jarum
kompas
menyimpang.
Simpangan jarum kompas tergantung arah arus pada kawat dan letaknya.
Percobaan Oersted menunjukkan bahwa :
a. Arus listrik menghasilkan gaya yang dapat memutar sebuah magnet yang
ada didekatnya.
b. Besarnya gaya bergantung kepada kedudukan relative antara arus dan
magnet.
Dari percobaan ini, Oersted menyimpulkan bahwa "Disekitar penghantar
berarus listrik timbul medan magnet".
2) Percobaan Ampere
Ampere menyatakan bahwa kawat yang
berarus listrik mengadakan gaya tarik atau
tolak satu sama lain. Pada dua arus yang
sama arahnya akan saling menarik dan dua
arus yang berlawanan arahnya akan saling
menolak.
kuat
medan
magnet
dapat
suatu
titik
dalam
medan
listrik
C. INDUKSI MAGNETIK
1. Gaya Magnetik
Gaya yang bekerja antar arus listrik disebut gaya magnetik. Sebuah
muatan yang bergerak tidak mengalami gaya magnetik apabila bergerak paralel
dengan medan magnetnya. Gaya magnetik terhadap muatan yang bergerak itu
maksimun apabila gerakannya tegak lurus terhadap medan magnetnya.
2. Induksi Magnetik
Induksi magnetik dibatasi sebagai gaya terhadap muatan yang bergerak .
Induksi magnetik adalah besaran vektor.
3. Flux Magentik
Induksi magnetik digambarkan sebagai garis-garis induksi sejajar dengan
medan magnet yang disebut flux magnetik. Induksi magnetik juga disebut rapat
flux, sebab induksi magnetik adalah flux per satuan luas, jadi
4. Hukum Biot
oi
2
wb / m2
B=
oi
2r
wb / m2
B=
ir 2
o 2a 3
wb / m2
B=
o 2
1
(cos
2
- cos
) wb / m2
B=
o 2
wb / m2
BAB IV
KONSEP INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
A. HUKUM FARADAY
Energi mekanik dapat diubah menjadi energi listrik dengan jalan induksi
elektromagnetik. Dengan induksi elektromagnetik dapat dibangkitkan energi
listrik secara besar-besaran. Sifat magnetik dapat ditimbulkan dengan arus
listrik, maka sebaliknya arus listrik dapat ditimbulkan dengan gaya magnet. Hal
ini dapat dinyatakan dengan percobaan Faraday seperti berikut :
a. Apabila sebuah kumparan kawat yang kedua ujungnya dihubungkan dengan
galvometer, didekati oleh kutub utara suatu magnet batang, maka selama
ada
gerakan,
jarum
galvometer
akan
menyimpan
dari
kedudukan
seimbangnya.
b. Apabila kutub magnet dijauhkan kembali dari kumparan, maka galvometer
akan menyimpang dengan arah yang berlawanan.
c. Bila percobaan di atas dilakukan dengan kutub selatan, maka waktu
didekatinya, arah simpangan galvometer sama dengan arah simpangan
ketika kutub utara dijauhkan daripadanya dan sebaliknya.
d. Simpangan jarum galvometer makin besar apabila jumlah lilitan kawat
kumparan makin banyak.
e. Pada gerakan yang perlahan-lahan simpangan sedikit dan perlahan-lahan,
pada gerakan cepat simpangan jarum besar dan menyentak.
BAB V
GENERATOR ARUS SEARAH
Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang umumnya hampir
sama dengan komponen mesin mesin listrik lainnya. Secara garis besar
generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis berupa putaran
menjadi energi listrik arus searah. Energi mekanik di pergunakan untuk
memutar kumparan kawat penghantar di dalam medan magnet. Berdasarkan
hukum Faraday, maka pada kawat penghantar akan timbul ggl induksi yang
besarnya sebanding dengan laju perubahan fluksi yang dilingkupi oleh kawat
penghantar. Bila kumparan kawat tersebut merupakan rangkaian tertutup, maka
akan timbul arus induksi. Yang membedakannya dengan generator lain yaitu
terletak pada komponen penyearah yang terdapat didalamnya yang disebut
dengan komutator dan sikat.
penguat
atau
kumparan
kutub
terbuat
dari
kawat
tembaga
(berbentuk bulat atau strip / persegi) yang dililitkan sedemikian rupa dengan
ukuran tertentu.
mengumpulkan
arus
listrik
induksi
dari
konduktor
jangkar
dan
Komutator
5. Jangkar
Jangkar yang umum digunakan dalam generator arus searah adalah yang
berbentuk silinder yang di beri alur-alur pada permukaannya untuk tempat
melilitkan kumparan-kumparan tempat terbentuknya ggl induksi. Jangkar di
buat dari bahan ferromagnetik, dengan maksud agar lilitan jangkar terletak
dalam daerah yang induksi magnitnya besar, supaya ggl induksi yang terbentuk
Konstruksi Jangkar
Seperti halnya inti kutub magnet, maka jangkar dibuat dari bahan berlapis-lapis
tipis untuk mengurangi panas yang terbentuk karena adanya arus pusar (eddy
current). Bahan yang digunakan untuk jangkar ini sejenis campuran baja silicon.
Pada umumnya alur tidak hanya diisi satu sisi kumparan, tetapi diisi lebih dari
satu sisi kumparan yang disusun secara berlapis.
6. Belitan Jangkar
Pada generator arus searah, belitan jangkar berfungsi sebagai tempat
Normalnya bentangan belitan adalah 1800 listrik, yang berarti ketika sisi belitan
yang satu berada di tengah suatu kutub, sisi lainnya berada di tengah kutub
yang berbeda polaritasnya. Sedangkan secara fisik kutub yang ada tidak saling
terletak 1800 mekanis.
ke sebuah
kumparan sebelumnya.
2. Kumparan Retrogresif (Retrogressive winding). Adalah kumparan yang sisi
belakangnya dihubungkan ke sebuah segmen komutator membelakangi
belitan sebelumnya.
Bentuk umum dari kumparan progresif dan kumparan retrogresif dapat di
lihat pada gambar dibawah ini :
terbentuk
penghantar
GGL
induksi.
digerak-gerakkan
Demikian
dalam
pula
medan
sebaliknya
magnet,
bila
dalam
sepotong
penghantar
tersebut juga terbentuk GGL induksi. Suatu penghantar yang diputar dalam
medan magnet dapat dilihat pada gambar berikut.
bagian
isolator
kedua
komutator.
Ini
berarti
sikat-sikat
berpotensial nol.
2.
D. Reaksi Jangkar
Jika generator arus searah dihubungkan ke beban melalui terminal out-put,
maka arus listrik akan mengalir pada kumparan jangkarnya. Aliran arus ini akan
menghasilkan fluksi medan magnet sendiri, yang akan mempengaruhi (distort)
fluksi medan magnet yang telah ada sebelumnya dari kutub mesin. Pada
keadaan ini fluks yang dihasilkan oleh generator akan menjadi berkurang
karena arah kedua vektor fluksi magnetis tadi saling berlawanan. Adanya
pengaruh fluksi magnetik yang ditimbulkan akibat arus beban ini dinamakan
reaksi jangkar. Reaksi jangkar ini akan menimbulkan dua masalah yakni:
Masalah pertama yang disebabkan oleh reaksi jangkar adalah pergeseran
bidang netral (neutral plane). Bidang netral magnetis didefinisikan sebagai
bidang di dalam mesin dimana kecepatan gerak kumparan rotor benar-benar
paralel dengan garis fluks magnet, sehingga induksi ggl pada bidang konduktor
tersebut benar-benar nol.
Akibat pelemahan fluks ini pada generator arus searah adalah pengurangan
nilai pasokan tegangan oleh generator ke beban. Pada motor arus searah
pengaruh yang ditimbulkan menjadi lebih serius, dimana pelemahan fluks akan
menyebabkan motor arus searah, khususnya motor arus serah shunt akan
berputar demikian cepatnya hingga tak terkendali.
E. Pembangkitan Tegangan Induksi pada Generator Arus Searah
Pada saat mesin dihidupkan timbul suatu fluks residu yang memang sudah
terdapat pada kutub. Dengan memutar rotor akan dibangkitkan tegangan
induksi yang kecil pada sikat. Akibat adanya tegangan induksi ini mengalirkan
arus
pada
kumparan
medan.
Arus
ini
akan
menimbulkan
fluks
yang
memperkuat fluks yang telah ada sebelumnya. Proses terus berlangsung hingga
dicapai
tegangan
yang
stabil.
Garis
lengkung
pada
gambar
2.17
Gambar 2.17 menunjukkan pembangkitan tegangan generator dalam tahapan tahapan yang berlainan. Tahapan - tahapan ini digambarkan untuk memperjelas
feedback positif antara tegangan internal generator dengan arus medannya.
Pada generator yang sesungguhnya, tegangan tidak dibangkitkan dalam
tahapan - tahapan tertentu, malah sebaliknya antara Ea dan If naik secara
serempak sampai keadaan tunak tercapai. Ada beberapa kemungkinan yang
dapat menyebabkan tidak terjadi pembangkitan tegangan pada generator arus
searah,
yaitu :
a. Kemungkinan tidak adanya fluks sisa
b. Arah putaran generator mungkin terbalik
c. Besar tahanan medan mungkin diset terlalu besar dari nilai tahanan kritisnya.
Mengubah
tahanan
medan
dari
generator,
sehingga
merubah
arus
medannya.
Mengubah tahanan medan adalah metode utama yang digunakan untuk
mengatur tegangan terminal generator dc shunt. Jia tahanan medan Rf
diturunkan, maka arus medan If = Vt / Rf akan naik. Jika If naik maka akan
terjadi penambahan fluks yang akan menaikkan tegangan internal generator Ea
yang pada akhirnya akan menaikkan tegangan terminal Vt .
Arus
Searah
Berpenguatan
Sendiri
(Self
Excited
Generator)
Pada generator jenis ini, fluksi medan dihasilkan oleh rangkaian medan yang
terdapat pada generator itu sendiri. Oleh karena itu, arus kemagnitannya
dipengaruhi oleh nilai-nilai tegangan dan arus yang terdapat pada generator.
Berdasarkan hubungan kumparan penguat magnit dengan kumparan jangkar,
generator penguatan sendiri dibedakan atas :
a. Generator Arus Searah penguatan shunt
Generator arus searah penguatan shunt yaitu generator penguatan
sendiri di mana kumparan penguat magnitnya dihubungkan parallel
(shunt) dengan kumparan jangkar.
Pada mesin dc (generator dan motor), ada tiga jenis efisiensi yang
diperhitungkan, antara lain:
1. Efisiensi Mekanik.
2. Efisiensi Elektrik
BAB VI
GENERATOR ARUS BOLAK-BALIK
Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga
listrik arus bolak-balik. Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga seabagai
alternator, generator AC (alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan
generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran
medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan
yakni
bagian
bergerak
yang
menghasilkan
medan
magnit
yang
menginduksikan ke stator. Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari
baja yang berfungsi melindungi bagian dalam generator, kotak terminal dan
name plate pada generator. Inti Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik
yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan stator.
Lilitan
stator
yang
merupakan
tempat
untuk
menghasilkan
tegangan.
Sedangkan, rotor berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah
udara sama rata (rotor silinder). Konstruksi dari generator sinkron ini dapat
dilihat pada gambar.
Konstruksi Generator Ac
B. Prinsip Kerja Generator Arus Bolak-balik
Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang
menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang
berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak
listrik.
F=
p.n
120
Keterangan :
Garis lengkung 1 : Karakteristik tegangan keluar tanpa beban yang diperoleh
dari medan magnet minimum.
Garis lengkung 2 : Karakteristik tegangan dengan penambahan arus penguatan
maksimum.
Garis lengkung 3 : Karakteristik yang bervariasi dengan mengatur arus
penguatan sesuai kebutuhan beban.
BAB VII
MOTOR LISTRIK