You are on page 1of 30

TEKNIK TENAGA LISTRIK

BAB I
TEKNIK TENAGA LISTRIK
A. TEKNIK TENAGA LISTRIK
Teknik Tenaga Listrik adalah ilmu yang mempelajari tentang konsep dasar
kelistrikan dan perekayasaan energi listrik dalam proses pendistribusian. Ruang
lingkup Teknik Tenaga Listrik terfokus pada pembangkit dan proses transmisi
energi listrik.
B. SISTEM TENAGA LISTRIK
Sistem tenaga listrik merupakan sekumpulan pusat listrik dan gardu induk
(pusat beban) yang satu sama lain dihubungkan oleh Jaringan Transmisi
sehingga merupakan sebuah kesatuan interkoneksi. Prinsip kerja dalam sistem
tenaga listrik dimulai dari bagian pembangkit kemudian disalurkan melalui
sistem jaringan transmisi kepada gardu induk dan dari gardu induk ini
disalurkan serta dibagi-bagi kepada pelanggan melalui saluran distribusi.

Sistem Pengadaan Tenaga Listrik


Sistem Tenaga Listrik terbagi atas :
1) Sistem Pembangkitan
Sistem pembangkitan tenaga listrik berfungsi untuk membangkitkan energi
listrik yang bersumber dari alam melalui berbagai macam pembangkit tenaga
listrik, yaitu penggerak mula menjadi energi mekanis yang berupa kecepatan
atau putaran, selanjutnya energi mekanis tersebut diubah menjadi energi listrik
oleh generator.
Sumber-sumber energi alam dapat berupa bahan bakar yang berasal dari
fosil (batubara, minyak bumi, gas alam), bahan galian (uranium, thorium),

TEKNIK TENAGA LISTRIK


tenaga air, tenaga angin, Energi dari laut, tenaga matahari, dan berbagai
sumber energi lainnya.
2) Sistem Transmisi
Sistem Transmisi berfungsi menyalurkan tenaga listrik dari pusat pembangkit
ke pusat beban melalui saluran transmisi. Saluran transmisi akan mengalami
rugi-rugi tenaga, maka untuk mengatasi hal tersebut tenaga yang akan dikirim
dari pusat pembangkit ke pusat beban harus ditransmisikan dengan tegangan
tinggi maupun tegangan ekstra tinggi.
3) Sistem Distribusi
Sistem Distribusi berfungsi mendistribusikan tenaga listrik ke konsumen yang
berupa pabrik, industri, perumahan dan sebagainya. Transmisi tenaga dengan
tegangan tinggi maupun ekstra tinggi pada saluran transmisi di ubah pada
gardu induk menjadi tegangan menengah atau tegangan distribusi primer, yang
selanjutnya diturunkan lagi menjadi tegangan untuk konsumen.
C. PERALATAN PENGUBAH ENERGI
Dalam sistem energi listrik dikenal peralatan yang digunakan untuk mengubah
energi listrik, baik dari energi listrik ke energi mekanis, maupun sebaliknya,
serta megubah energi listrik dari rangkaian atau jaringan yang satu menjadi
energi listrik yang lain pada rangkaian atau jaringan berikutnya. Peralatan
tersebut adalah Generator, Motor dan Transformator.

Skema Perubahan Energi Listrik


Generator merupakan piranti atau peralatan listrik yang dapat dipergunakan
untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik, dapat berupa Generator
Arus Searah (Generator DC) maupun Generator Arus Bolak-balik (Generator AC).
Motor merupakan piranti atau peralatan listrik yang dapat dipergunakan untuk
mengubah energi listrik menjadi energi mekanis, juga dapat berupa motor arus

TEKNIK TENAGA LISTRIK


searah (Motor DC) maupun motor arus bolak balik (Motor AC). Generator
maupun Motor dapat disebut mesin listrik, karena generator dapat berupa
generator arus searah dan generator arus bolak balik, demikian juga motor.
Transformator biasa disebut juga Trafo, adalah piranti atau peralatan listrik yang
dapat dipergunakan untuk mengubah energi listrik yang satu ke energi listrik
yang lain dimana tegangan keluaran (out-put) dapat dinaikkan ataupun
diturunkan oleh piranti ini sesuai dengan kebutuhan. Transformator terbagi
atas :

Transformator penaik tegangan (step-up) atau disebut trafo daya


Transformator penurun tegangan (step-down) disebut juga trafo distribusi
Transformator yang dipergunakan pada peralatan atau rangkaian
elektronik, yakni untuk memblokir rangkaian yang satu dengan yang lain.

TEKNIK TENAGA LISTRIK

BAB II
KONSEP DASAR INDUKSI MAGNET
A. MEDAN MAGNET
Medan magnetik adalah ruang disekitar magnet dimana tempat benda-benda
tertentu mengalami gaya magnetik. Gaya magnetik dapat ditimbulkan oleh
benda yang bersifat magnetik dan juga arus listrik/muatan listrik yang bergerak.
Magnet mempunyai dua kutub, yaitu utara (U) dan selatan (S). Medan magnetik
dapat digambarkan dengan garis-garis gaya magnetik yang disebut spectrum
magnetik. Garis gaya magnetik didefinisikan sebagai garis khayal yang
merupakan lintasan kutub utara magnet-magnet kecil apabila dapat bergerak
dengan bebas. Garis gaya magnetik selalu memancar dari kutub utara ke kutub
selatan, seperti terlihat pada gambar.

Garis Medan Magnet Batang Sederhana


Garis medan magnetik dianggap mempunyai karakteristik tertentu. Semua garis
kekuatan:

Mulai pada kutub utara dan berakhir pada kutub selatan


Kontinu dan selalu membentuk loop yang lengkung
Tidak pernah memotong
Cenderung memendek sendiri , karenanya garis magnet diantara kutub
yang berbeda menyebabkan kutub ditarik lebih dekat
Masuk dan keluarnya material magnet pada sisi kanan permukaan
Melewati semua material, magnet ataupun nonmagnet.
Selain itu, tidak ada isolator untuk kuat garis magnet

B. MEDAN MAGNETIK DI SEKITAR ARUS LISTRIK

TEKNIK TENAGA LISTRIK


1) Percobaan Oersted
Hans Christian Oersted (1777-1851 orang Denmark) merupakan orang
pertama yang menemukan adanya medan magnet disekitar arus listrik.

Percobaan Oersted
Pada gambar tampak jarum kompas diletakkan di bawah kawat penghantar.
Saat saklar terbuka, pada kawat tidak ada arus listrik yang mengalir dan jarum
kompas pada posisi sejajar dengan kawat. Apabila saklar ditutup sehingga arus
mengalir

pada

kawat

penghantar,

maka

jarum

kompas

menyimpang.

Simpangan jarum kompas tergantung arah arus pada kawat dan letaknya.
Percobaan Oersted menunjukkan bahwa :
a. Arus listrik menghasilkan gaya yang dapat memutar sebuah magnet yang
ada didekatnya.
b. Besarnya gaya bergantung kepada kedudukan relative antara arus dan
magnet.
Dari percobaan ini, Oersted menyimpulkan bahwa "Disekitar penghantar
berarus listrik timbul medan magnet".
2) Percobaan Ampere
Ampere menyatakan bahwa kawat yang
berarus listrik mengadakan gaya tarik atau
tolak satu sama lain. Pada dua arus yang
sama arahnya akan saling menarik dan dua
arus yang berlawanan arahnya akan saling
menolak.

3) Kaidah Penarik Gabus

TEKNIK TENAGA LISTRIK


Arah

kuat

medan

magnet

dapat

ditentukan dengan kidah penarik gabus


seperti; Jika arah gerak penarik gabus
menggambarkan arah arus listrik, maka
arah putaran penarik gabus menunjukkan
arah kuat medan atau garis gaya.

4) Kaidah Tangan Kanan


Bila ibu jari tangan menunjukkan
arah arus, maka arah garis gaya atau
kuat medan sama dengan arah jari-jari
yang digenggam. Besarnya gaya listrik
di

suatu

titik

dalam

medan

listrik

menyatakan kuat medan listrik di titik


tersebut.

C. INDUKSI MAGNETIK
1. Gaya Magnetik
Gaya yang bekerja antar arus listrik disebut gaya magnetik. Sebuah
muatan yang bergerak tidak mengalami gaya magnetik apabila bergerak paralel
dengan medan magnetnya. Gaya magnetik terhadap muatan yang bergerak itu
maksimun apabila gerakannya tegak lurus terhadap medan magnetnya.
2. Induksi Magnetik
Induksi magnetik dibatasi sebagai gaya terhadap muatan yang bergerak .
Induksi magnetik adalah besaran vektor.
3. Flux Magentik
Induksi magnetik digambarkan sebagai garis-garis induksi sejajar dengan
medan magnet yang disebut flux magnetik. Induksi magnetik juga disebut rapat
flux, sebab induksi magnetik adalah flux per satuan luas, jadi
4. Hukum Biot

TEKNIK TENAGA LISTRIK


Percobaan-percobaan yang telah dilakukan oleh Biot dan Savart dan juga
oleh Ampere menunjukkan bahwa besarnya induksi magnetik disuatu titik P
yang berada pada jarak r dari sebuah elemen arus i yang panjangnya l
a) Berbanding lurus dengan kuat arus i
b) berbanding lurus dengan panjang elemen arus l
c) Berbanding lurus dengan sinus sudut antara garis singgung pada elemen
arus dan garis penghubung antara elemen arus dengan titik tersebut ()
d) Berbanding terbalik dengan pangkat dua jarak r antara titik tersebut
dengan elemen arus.
e) Arahnya lurus bidang yang melalui elemen arus dan titik P
5. Hukum Biot-Savart
Induksi magnetik di sekitar kawat panjang lurus yang berarus listrik dapat

dicari dengan Hukum Biot-Savart seperti berikut : B =

oi
2

wb / m2

6. Induksi magnetik di pusat arus melingkar


Induksi magnetik di pusat kumparan yang berbentuk lingkaran

B=

oi
2r

wb / m2

7. Induksi magnetik pada sumbu kumparan

Induksi magnetik di sebuah titik pada sumbu kumparan berjari-jari r


meter yang berada pada jarak a meter dari keliling lingkaran ialah:

B=

ir 2
o 2a 3

wb / m2

8. Induksi magnetik di dalam selenoida


Induksi magnetik di sebuah titik p pada sumbu selonoida yang panjangnya
1 meter yang terdiri dari N lilitan serta berarus i ampere adalah:

B=

o 2

1
(cos

2
- cos

) wb / m2

Induksi magnetik di salah satu ujung selenoida yang panjangnya 1 meter


yang terdiri N lilitan serta berarus i ampere ialah:

TEKNIK TENAGA LISTRIK


i

B=

o 2

wb / m2

BAB IV
KONSEP INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
A. HUKUM FARADAY
Energi mekanik dapat diubah menjadi energi listrik dengan jalan induksi
elektromagnetik. Dengan induksi elektromagnetik dapat dibangkitkan energi
listrik secara besar-besaran. Sifat magnetik dapat ditimbulkan dengan arus
listrik, maka sebaliknya arus listrik dapat ditimbulkan dengan gaya magnet. Hal
ini dapat dinyatakan dengan percobaan Faraday seperti berikut :
a. Apabila sebuah kumparan kawat yang kedua ujungnya dihubungkan dengan
galvometer, didekati oleh kutub utara suatu magnet batang, maka selama
ada

gerakan,

jarum

galvometer

akan

menyimpan

dari

kedudukan

seimbangnya.
b. Apabila kutub magnet dijauhkan kembali dari kumparan, maka galvometer
akan menyimpang dengan arah yang berlawanan.
c. Bila percobaan di atas dilakukan dengan kutub selatan, maka waktu
didekatinya, arah simpangan galvometer sama dengan arah simpangan
ketika kutub utara dijauhkan daripadanya dan sebaliknya.
d. Simpangan jarum galvometer makin besar apabila jumlah lilitan kawat
kumparan makin banyak.
e. Pada gerakan yang perlahan-lahan simpangan sedikit dan perlahan-lahan,
pada gerakan cepat simpangan jarum besar dan menyentak.

TEKNIK TENAGA LISTRIK


Percobaan-percobaan Faraday seperti tersebut di atas menunjukkan bahwa
selama magnet digerakkan, di dalam kumparan terjadi arus yang arahnya
bolakbalik Oleh karena arus ini terjadi karena adanya induksi maka dinamakan
arus induksi, induksi yang menyebabkan arus induksi itu disebut induksi
elektromagnetik. Beda tegangan yang demikian dinamakan Gaya Gerak listrik
induksi (GGL induksi), arus yang terjadi disebut juga arus induksi atau arus
imbas.
B. HUKUM LENZ
Arah arus induksi dapt ditentukan dengan hukum Lenz, yang bunyinya :
Arah arus induksi dalam suatu pengantar sedemikian, sehingga
menghasilkan medan magnet yang melawan perubahan garis gaya
yang menimbulkannya
Arus searah mempunyai nilai tetap, tidak berubah terhadap waktu. Sedangkan
arus bolak balik adalah arus yang nilainya berubah terhadap waktu secara
periodik. Bila dalam arus searah lambang sumber tegangannya . Dan dalam
arus bolak balik lambang sumber tegangannya Arus bolak balik diukur dengan
galvanometer, maka alat-alat tersebut (alat ukurnya), angka menunjukkan
angka nol. Karena kumparan koilnya terlalu lambat untuk untuk mengikuti
bentuk gelombang yang dihasilkan oleh sumber arus bolak balik tersebut. Tetapi
bila diukur dengan osiloskop kita dapat melihat nilai-nilai arus atau tegangan
yang dihasilkan yang selalu berubah terhadap waktu secara periodik, sehingga
memperlihatkan sebuah bentuk gelombang.

TEKNIK TENAGA LISTRIK

BAB V
GENERATOR ARUS SEARAH
Generator arus searah mempunyai komponen dasar yang umumnya hampir
sama dengan komponen mesin mesin listrik lainnya. Secara garis besar
generator arus searah adalah alat konversi energi mekanis berupa putaran
menjadi energi listrik arus searah. Energi mekanik di pergunakan untuk
memutar kumparan kawat penghantar di dalam medan magnet. Berdasarkan
hukum Faraday, maka pada kawat penghantar akan timbul ggl induksi yang
besarnya sebanding dengan laju perubahan fluksi yang dilingkupi oleh kawat
penghantar. Bila kumparan kawat tersebut merupakan rangkaian tertutup, maka
akan timbul arus induksi. Yang membedakannya dengan generator lain yaitu
terletak pada komponen penyearah yang terdapat didalamnya yang disebut
dengan komutator dan sikat.

A. Konstruksi Generator Arus Searah


Generator arus searah memiliki konstruksi yang terdiri atas dua bagian yaitu
bagian yang berputar ( rotor ) dan bagian yang diam ( stator ). Yang
termasuk stator adalah rangka, komponen magnet dan komponen sikat.
Sedangkan yang termasuk rotor adalah jangkar, kumparan jangkar dan
komutator. Secara umum konstruksi generator arus searah adalah seperti
gambar berikut :

TEKNIK TENAGA LISTRIK

Konstruksi Generator Arus Searah


1. Badan Generator (Rangka)
Fungsi utama dari badan generator adalah sebagai bagian dari tempat

mengalirnya fluks magnet yang di hasilkan kutub-kutub magnt, karena itu


badan generator dibuat dari bahan ferromagnetik. Disamping itu badan
generator ini berfungsi untuk meletakkan alat-alat tertentu dan melindungi
bagian-bagian mesin lainnya. Oleh karena itu badan generator harus dibuat
dari bahan yang kuat. Untuk memenuhi kedua persyaratan pokok di atas,
maka umumnya badan generator untuk mesin-mesin kecil dibuat dari besi
tuang. Sedangkan generator yang besar umumnya dibuat dari plat-plat
campuran baja. Biasanya pada generator terdapat name palate yang
bertuliskan spesifikasi umum atau data-data teknik dari generator. Selain
name plate badan generator juga terdapat terminal box yang merupakan
tempat-tempat ujung-ujung lilitan penguat magnet dan lilitan jangkar.
2. Magnet penguat dan kumparan penguat medan
Sebagaimana diketahui bahwa fluks magnet yang terdapat pada generator arus
searah dihasilkan oleh kutub magnet buatan yang dihasilkan dengan prinsip
elektromagnetik. Magnet penguat terdiri dari inti kutub dan sepatu kutub (lihat
Gambar 2.3).
Adapun fungsi dari sepatu kutub adalah :
a. Menyebarkan fluks pada celah udara dan juga karena merupakan bidang
lebar, maka akan mengurangi reluktansi jalur magnet.
b. Sebagai pendukung secara mekanis untuk kumparan penguat atau
kumparan medan.

TEKNIK TENAGA LISTRIK


Inti kutub terbuat dari lembaran-lembaran besi tuang atau baja tuang. Sepatu
kutub dilaminasi dan di baut ke inti kutub. Sedangkan kutub (inti kutub dan
sepatu kutub) dibaut atau dikeling ke rangka mesin.
Kumparan

penguat

atau

kumparan

kutub

terbuat

dari

kawat

tembaga

(berbentuk bulat atau strip / persegi) yang dililitkan sedemikian rupa dengan
ukuran tertentu.

Magnet Penguat Medan


3. Sikat
Fungsi dari sikat adalah untuk jembatan bagi aliran arus dari lilitan jangkar
dengan beban. Disamping itu sikat memegang peranan penting untuk
terjadinya komutasi. Agar gesekan antara komutator-komutator dan sikat tidak
mengakibatkan ausnya komutator, maka sikat lebih lunak daripada komutator.
Sikat terbuat dari karbon, grafit , logam grafit, atau campuran karbon-grafit,
yang dilengkapi dengan pegas penekan dan kotak sikat. Besarnya tekanan
pegas dapat diatur sesuai dengan keinginan. Permukaan sikat ditekan ke
permukaan segmen komutator untuk menyalurkan arus listrik. Karbon yang ada
diusahakan memiliki konduktivitas yang tinggi untuk mengurangi rugi-rugi
listrik, dan koefisien gesekan yang rendah untuk mengurangi keausan. Adapun
bagian-bagian dari sikat ini dapat dilihat pada gambar.

TEKNIK TENAGA LISTRIK

Konstruksi Sikat (Brush)


4. Komutator
Sebagaimana diketahui komutator berfungsi sebagai penyearah mekanik, yaitu
untuk

mengumpulkan

arus

listrik

induksi

dari

konduktor

jangkar

dan

mengkonversikannya menjadi arus searah melalui sikat yang disebut komutasi.


Agar menghasilkan penyearahan yang lebih baik maka komutator yang
digunakan hendaknya dalam jumlah yang besar.
Komutator terbuat dari batangan tembaga yang dikeraskan, yang diisolasi
dengan bahan sejenis mika

Komutator
5. Jangkar
Jangkar yang umum digunakan dalam generator arus searah adalah yang
berbentuk silinder yang di beri alur-alur pada permukaannya untuk tempat
melilitkan kumparan-kumparan tempat terbentuknya ggl induksi. Jangkar di
buat dari bahan ferromagnetik, dengan maksud agar lilitan jangkar terletak
dalam daerah yang induksi magnitnya besar, supaya ggl induksi yang terbentuk

TEKNIK TENAGA LISTRIK


dapat bertambah besar. Konstruksi dari jangkar generator arus searah dapat di
lihat seperti pada gambar

Konstruksi Jangkar
Seperti halnya inti kutub magnet, maka jangkar dibuat dari bahan berlapis-lapis
tipis untuk mengurangi panas yang terbentuk karena adanya arus pusar (eddy
current). Bahan yang digunakan untuk jangkar ini sejenis campuran baja silicon.
Pada umumnya alur tidak hanya diisi satu sisi kumparan, tetapi diisi lebih dari
satu sisi kumparan yang disusun secara berlapis.
6. Belitan Jangkar
Pada generator arus searah, belitan jangkar berfungsi sebagai tempat

terbentuknya ggl induksi. Umumnya kumparan jangkar (rotor) berbentuk


seperti permata, seperti pada gambar berikut :

Bentuk umum Belitan Jangkar


Adapun jumlah konduktor dalam belitan jangkar tersebut :
Z=2CN
Di mana :

C = jumlah belitan pada rotor atau segmen komutator pada rotor


N = jumlah lilitan setiap belitan

Normalnya bentangan belitan adalah 1800 listrik, yang berarti ketika sisi belitan
yang satu berada di tengah suatu kutub, sisi lainnya berada di tengah kutub
yang berbeda polaritasnya. Sedangkan secara fisik kutub yang ada tidak saling
terletak 1800 mekanis.

TEKNIK TENAGA LISTRIK


Belitan yang membentang 1800 listrik memiliki tegangan yang sama antar
sisi-sisinya dan berlawanan arah setiap waktu. Belitan ini disebut sebagai
kumparan kisar penuh (full-pitch coil).
Sedangkan belitan yang bentangannya kurang dari kisaran kutubnya (180 0
listrik) disebut sebagai belitan kisar fraksi (fractional-pitch coil) atau
kumparan tali busur (chorded winding).
Adapun hubungan antara kumparan rotor dengan segmen komutatornya
terbagi atas 2 macam yaitu :
1. Kumparan Progresif (Progressive winding). Adalah belitan yang sisi
belakangnya dihubungkan

ke sebuah

segmen komutator mendahului

kumparan sebelumnya.
2. Kumparan Retrogresif (Retrogressive winding). Adalah kumparan yang sisi
belakangnya dihubungkan ke sebuah segmen komutator membelakangi
belitan sebelumnya.
Bentuk umum dari kumparan progresif dan kumparan retrogresif dapat di
lihat pada gambar dibawah ini :

Kumparan Progresif dan Retrogesif


B. Prinsip Kerja Generator Arus Searah
Suatu generator arus searah bekerja berdasarkan prinsip induksi magnetis
sesuai dengan Hukum Faraday. Bila ada sepotong penghantar dalam medan
magnet yang berubah-ubah terhadap waktu, maka pada penghantar tersebut
akan

terbentuk

penghantar

GGL

induksi.

digerak-gerakkan

Demikian
dalam

pula

medan

sebaliknya

magnet,

bila

dalam

sepotong

penghantar

tersebut juga terbentuk GGL induksi. Suatu penghantar yang diputar dalam
medan magnet dapat dilihat pada gambar berikut.

TEKNIK TENAGA LISTRIK

Suatu penghantar yang diputar dalam medan magnet


Medan magnetnya dihasilkan oleh kumparan medan sedangkan untuk

menghasilkan efek perubahan fluksi maka belitan penghantar diputar oleh


prime mover. Bentuk tegangan yang dihasilkan dapat terlihat pada gambar
di bawah ini :

Bentuk Gelombang Tegangan yang dihasilkan


Posisi 1 : fluksi yang menembus belitan maksimum tapi perubahan fluksi adalah
minimum. Ini disebabkan belitan AB dan CD tidak terpotong fluksi
sehingga EMF = 0
Posisi 3 : fluksi yang menembus belitan minimum tapi perubahan fluksi adalah
maksimum akibatnya EMF yang terinduksi juga maksimum.
Untuk posisi putaran berikutnya sama dengan posisi di atas yaitu untuk posisi I
EMF induksi maksimum, posisi F maksimum. Apabila terminal-terminal dari
generator dihubungkan ke beban maka akan terbentuk atau mengalir arus.
Karena tegangan induksi adalah bolak-balik maka arus induksinya juga bolak-

TEKNIK TENAGA LISTRIK


balik. Tegangan bolak-balik inilah yang akan disearahkan dengan komutator
yang akan diuraikan berikutnya.
C. PRINSIP PENYEARAH
Pada generator arus searah, penyearahan dilakukan secara mekanis dengan
menggunakan alat yang disebut komutator. Komutator pada prinsipnya
mempunyai bentuk yang sama dengan cincin seret, hanya cincin tersebut
dibelah dua kemudian disatukan kembali dengan menggunakan bahan isolator.
Masing-masing bahan komutator dihubungkan dengan sisi kumparan tempat
terbentuknya GGL. Komutator I dihubungkan dengan sisi AB dan komutator II
dihubungkan dengan sisi CD ( lihat gambar di bawah ini ).

Jika kumparan ABCD berputar, maka sikat-sikat akan bergesekan dengan


komutator-komutator secara bergantian. Peristiwa bergesekan / perpindahan
sikat-sikat dari satu komutator ke komutator berikutnya disebut komutasi.
Peristiwa komutasi inilah yang menyebabkan terjadinya penyearahan yang
prinsipnya adalah sebagai berikut :
1. Mula-mula sisi AB berada pada kedudukan 0 dan sisi CD berada pada
kedudukan yang berlawanan yaitu 6. Pada saat ini tentu saja pada sisi AB
dan CD tidak berbentuk GGL. Pada saat ini pula sikat-sikat berhubungan
dengan

bagian

isolator

kedua

komutator.

Ini

berarti

sikat-sikat

berpotensial nol.
2.

Kumparan berputar terus, sekarang sisi AB bergerak di daerah utara


(dari kedudukan 0 menuju 3) dan sisi CD bergerak di daerah selatan.
Sesuai dengan hukum tangan kanan maka GGL yang terbentuk pada sisi

TEKNIK TENAGA LISTRIK


AB arahnya menjauhi kita, sedangkan pada sisi CD terbentuk GGL yang
arahnya mendekati kita. Jika arus listrik di dalam sumber mengalir dari
negatif ( - ) ke positif ( + ), maka pada saat itu komutator I dan sikat E
berpotensial negatif, sedangkan komutator II dan sikat F berpotensial
positif.

Ilustrasi system Penyearahan


3.

Saat sisi kumparan AB sampai pada kedudukan 6 dan CD kedudukan 12,


maka pada saat ini sikat-sikat berpotensial nol karena GGL induksi yang
terbentuk pada masing-masing sisi kumparan adalah nol, sikat-sikat
hanya berhubungan dengan isolator.

4. Kumparan ABCD bergerak terus, sisi AB bergerak di daerah selatan (dari


kedudukan 6 menuju 12) sehingga GGL yang terbentuk pada sisi
kumparan AB arahnya mendekati kita, sebaliknya pada sisi CD yang
bergerak di daerah utara terbentuk GGL yang arahnya menjauhi kita.
Pada saat itu komutator I dan sikat F berpotensial positif sedangkan
komutator II dan sikat E negatif. Sehingga dihasilkan tegangan induksi
dengan bentuk gelombang seperti gambar 2.13 di bawah ini :

TEKNIK TENAGA LISTRIK

Bentuk gelombang tegangan hasil dari proses penyearahan

D. Reaksi Jangkar
Jika generator arus searah dihubungkan ke beban melalui terminal out-put,
maka arus listrik akan mengalir pada kumparan jangkarnya. Aliran arus ini akan
menghasilkan fluksi medan magnet sendiri, yang akan mempengaruhi (distort)
fluksi medan magnet yang telah ada sebelumnya dari kutub mesin. Pada
keadaan ini fluks yang dihasilkan oleh generator akan menjadi berkurang
karena arah kedua vektor fluksi magnetis tadi saling berlawanan. Adanya
pengaruh fluksi magnetik yang ditimbulkan akibat arus beban ini dinamakan
reaksi jangkar. Reaksi jangkar ini akan menimbulkan dua masalah yakni:
Masalah pertama yang disebabkan oleh reaksi jangkar adalah pergeseran
bidang netral (neutral plane). Bidang netral magnetis didefinisikan sebagai
bidang di dalam mesin dimana kecepatan gerak kumparan rotor benar-benar
paralel dengan garis fluks magnet, sehingga induksi ggl pada bidang konduktor
tersebut benar-benar nol.

Proses terjadinya reaksi jangkar

TEKNIK TENAGA LISTRIK


Pada saat belum dibebani, sumbu sikat terletak pada garis netral magnetik
yang tegak lurus terhadap fluksi utama, yaitu menurut garis OA. Sedangkan
fluks utama u pada generator digambarkan menurut garis OB. Setelah
generator dibebani, maka akan timbul arus jangkar yang menimbulkan fluksi
jangkar a yang searah dengan vektor OA. Akibat interaksi kedua fluksi
tersebut menimbulkan fluksi resultante r yang searah dengan vektor OC.

Proses pergeseran bidang netral


Dengan timbulnya fluksi resultante r ini, maka garis netral magnetik yang
seharusnya tegak lurus fluksi utama OB, kini berubah menjadi tegak lurus
terhadap garis OC; yaitu searah garis ON. Kalau keadaan ini dibiarkan maka
akan timbul bunga api pada sikat. Untuk menghilangkannya, maka sikat harus
digeser posisinya sehingga sumbu sikat kembali menjadi tegak lurus terhadap
arah vektor fluks utama. Namun akibatnya fluks utama akan berkurang dan
terjadi demagnetizing effect jika sikat digeser berlawanan dengan arah putaran
mesin. Bila setiap terjadi perubahan beban sehingga sikat harus digeser
tentunya sangat tidak dinginkan. Untuk mengatasinya maka dibuatlah kutub
komutasi dan kumparan kompensasi.
Masalah kedua akibat reaksi jangkar adalah pelemahan fluks. Hal ini dapat
dijelaskan pada gambar 2.16. Kebanyakan mesin listrik bekerja pada kerapatan
fluks yang dekat dengan titik jenuhnya, karenanya pada lokasi di permukaan
kutub dimana gaya gerak magnet (ggm) rotor menambahkan ggm kutub,
terjadi sedikit peningkatan kerapatan fluks (n). Tetapi pada lokasi permukaan
kutub di mana ggm rotor mengeleminir ggm kutub, terdapat penurunan
kerapatan fluks (t) yang lebih besar, sehingga penjumlahan rata-rata
kerapatan fluks yang terjadi adalah kerapatan fluks kutub yang semakin
berkurang.

TEKNIK TENAGA LISTRIK

Akibat pelemahan fluks ini pada generator arus searah adalah pengurangan
nilai pasokan tegangan oleh generator ke beban. Pada motor arus searah
pengaruh yang ditimbulkan menjadi lebih serius, dimana pelemahan fluks akan
menyebabkan motor arus searah, khususnya motor arus serah shunt akan
berputar demikian cepatnya hingga tak terkendali.
E. Pembangkitan Tegangan Induksi pada Generator Arus Searah
Pada saat mesin dihidupkan timbul suatu fluks residu yang memang sudah
terdapat pada kutub. Dengan memutar rotor akan dibangkitkan tegangan
induksi yang kecil pada sikat. Akibat adanya tegangan induksi ini mengalirkan
arus

pada

kumparan

medan.

Arus

ini

akan

menimbulkan

fluks

yang

memperkuat fluks yang telah ada sebelumnya. Proses terus berlangsung hingga
dicapai

tegangan

yang

stabil.

Garis

lengkung

pada

gambar

2.17

menggambarkan kurva pemagnetan untuk suatu generator berpenguatan


sendiri pada suatu putaran tertentu, sedangkan garis lurus menyatakan
persamaan tegangan kumparan medan dengan tahanan Rf . Oa adalah
tegangan yang timbul akibat adanya fluks residu dan menimbulkan arus pada
kumparan medan sebesar Ob. Dengan adanya arus kumparan ini , tegangan
induksi membesar menjadi Oc (akibat bertambahnya fluks). Selanjutnya
tegangan Oc memperkuat arus medan, yaitu menjadi sebesar Od. Dengan
demikian proses penguatan arus medan berlangsung hingga dicapai tegangan
yang stabil yaitu pada titik X (perpotongan antara kurva pemagnetan dengan

TEKNIK TENAGA LISTRIK


garis tahanan medan). Jika tahanan medan diperbesar, tegangan induksi yang
dibangkitkan menjadi lebih kecil. Berarti makin besar tahanan kumparan
medan, makin buruk generator tersebut.

Gambar 2.17 menunjukkan pembangkitan tegangan generator dalam tahapan tahapan yang berlainan. Tahapan - tahapan ini digambarkan untuk memperjelas
feedback positif antara tegangan internal generator dengan arus medannya.
Pada generator yang sesungguhnya, tegangan tidak dibangkitkan dalam
tahapan - tahapan tertentu, malah sebaliknya antara Ea dan If naik secara
serempak sampai keadaan tunak tercapai. Ada beberapa kemungkinan yang
dapat menyebabkan tidak terjadi pembangkitan tegangan pada generator arus
searah,
yaitu :
a. Kemungkinan tidak adanya fluks sisa
b. Arah putaran generator mungkin terbalik
c. Besar tahanan medan mungkin diset terlalu besar dari nilai tahanan kritisnya.

F. Pengaturan Tegangan Generator Arus Searah


Ada dua cara yang dapat digunakan untuk mengatur tegangan pada generator
dc shunt, yaitu :
1. Mengubah kecepatan m dari generator

TEKNIK TENAGA LISTRIK


2.

Mengubah

tahanan

medan

dari

generator,

sehingga

merubah

arus

medannya.
Mengubah tahanan medan adalah metode utama yang digunakan untuk
mengatur tegangan terminal generator dc shunt. Jia tahanan medan Rf
diturunkan, maka arus medan If = Vt / Rf akan naik. Jika If naik maka akan
terjadi penambahan fluks yang akan menaikkan tegangan internal generator Ea
yang pada akhirnya akan menaikkan tegangan terminal Vt .

G. Jenis - Jenis Generator Arus Searah


Berdasarkan metode eksitasi yang diberikan, maka generator arus searah dapat
diklasifikasikan dalam dua jenis :
1. Generator Arus Searah Berpenguatan Bebas (Separately Excited
Generator)
Pada jenis generator ini, fluks medan diperoleh dari sumber lain yang terpisah
dari generator tersebut.

Tegangan searah yang diberikan pada kumparan medan yang mempunyai


tahanan Rf akan menghasilkan arus If dan menimbulkan fluks pada kedua
kutub. Tegangan induksi akan dibangkitkan. Jika generator dihubungkan dengan
beban RL, dan Ra adalah tahanan dalam generator, maka hubungan yang dapat
dinyatakan adalah :
Vt = IL . RL
Ea = Vt + Ia . Ra
Ia = IL

TEKNIK TENAGA LISTRIK


2. Generator

Arus

Searah

Berpenguatan

Sendiri

(Self

Excited

Generator)
Pada generator jenis ini, fluksi medan dihasilkan oleh rangkaian medan yang
terdapat pada generator itu sendiri. Oleh karena itu, arus kemagnitannya
dipengaruhi oleh nilai-nilai tegangan dan arus yang terdapat pada generator.
Berdasarkan hubungan kumparan penguat magnit dengan kumparan jangkar,
generator penguatan sendiri dibedakan atas :
a. Generator Arus Searah penguatan shunt
Generator arus searah penguatan shunt yaitu generator penguatan
sendiri di mana kumparan penguat magnitnya dihubungkan parallel
(shunt) dengan kumparan jangkar.

b. Generator Arus Searah penguatan seri


Genertaor arus searah penguatan seri yaitu generator penguatan sendiri
di mana kumparan penguat magnitnya dihubungkan seri dengan
kumparan jangkar.

c. Generator Arus Searah penguatan kompon


Generator arus searah kompon adalah generator arus searah yang
kumparan penguat magnitnya terdiri dari kumparan penguat shunt dan
kumparan penguat seri. Karena ada dua kemungkinan cara meletakkan

TEKNIK TENAGA LISTRIK


kumparan penguat serinya, maka berdasarkan letak kumparan penguat
seri, generator kompon dibedakan atas :

Generator DC Kompon Panjang

Generator DC Kompon Pendek

H. Effisiensi Generator Arus Searah


Untuk menjelaskan efisiensi pada generator arus searah, dapat diamati
diagram aliran daya pada generator dc berikut ini

TEKNIK TENAGA LISTRIK

Pada mesin dc (generator dan motor), ada tiga jenis efisiensi yang
diperhitungkan, antara lain:
1. Efisiensi Mekanik.

2. Efisiensi Elektrik

3. Efisiensi Komersial Keseluruhan

BAB VI
GENERATOR ARUS BOLAK-BALIK
Generator arus bolak-balik berfungsi mengubah tenaga mekanis menjadi tenaga
listrik arus bolak-balik. Generator Arus Bolak-balik sering disebut juga seabagai
alternator, generator AC (alternating current), atau generator sinkron. Dikatakan
generator sinkron karena jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran
medan magnet pada stator. Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan

TEKNIK TENAGA LISTRIK


putar rotor dengan kutub-kutub magnet yang berputar dengan kecepatan yang
sama dengan medan putar pada stator. Mesin ini tidak dapat dijalankan sendiri
karena kutub-kutub rotor tidak dapat tiba-tiba mengikuti kecepatan medan
putar pada waktu sakelar terhubung dengan jala-jala.
Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Generator arus bolak-balik 1 fasa
b. Generator arus bolak-balik 3 fasa
A. Konstruksi Generator Arus Bolak-balik
Konstruksi generator arus bolak-balik ini terdiri dari dua bagian utama, yaitu :
(1) stator, yakni bagian diam yang mengeluarkan tegangan bolakbalik, dan (2)
rotor,

yakni

bagian

bergerak

yang

menghasilkan

medan

magnit

yang

menginduksikan ke stator. Stator terdiri dari badan generator yang terbuat dari
baja yang berfungsi melindungi bagian dalam generator, kotak terminal dan
name plate pada generator. Inti Stator yang terbuat dari bahan ferromagnetik
yang berlapis-lapis dan terdapat alur-alur tempat meletakkan lilitan stator.
Lilitan

stator

yang

merupakan

tempat

untuk

menghasilkan

tegangan.

Sedangkan, rotor berbentuk kutub sepatu (salient) atau kutub dengan celah
udara sama rata (rotor silinder). Konstruksi dari generator sinkron ini dapat
dilihat pada gambar.

Konstruksi Generator Ac
B. Prinsip Kerja Generator Arus Bolak-balik
Prinsip dasar generator arus bolak-balik menggunakan hukum Faraday yang
menyatakan jika sebatang penghantar berada pada medan magnet yang
berubah-ubah, maka pada penghantar tersebut akan terbentuk gaya gerak
listrik.

TEKNIK TENAGA LISTRIK


Prinsip kerja generator arus bolak-balik tiga fasa (alternator) pada dasarnya
sama dengan generator arus bolak-balik satu fasa, akan tetapi pada generator
tiga fasa memiliki tiga lilitan yang sama dan tiga tegangan outputnya berbeda
fasa 1200 pada masing-masing fasa seperti ditunjukkan pada Gambar 2.

Besar tegangan generator bergantung pada :


1. Kecepatan putaran (N)
2. Jumlah kawat pada kumparan yang memotong fluk (Z)
3. Banyaknya fluk magnet yang dibangkitkan oleh medan magnet (f)
C. Jumlah Kutub
Jumlah kutub generator arus bolak-balik tergantung dari kecepatan rotor dan
frekuensi dari ggl yang dibangkitkan. Hubungan tersebut dapat ditentukan
dengan persamaan :

F=

p.n
120

Dimana : F = Frekuensi Tegangan (Hz), p = Jumlah kutub pada rotor, n=


kecepatan rotor (rpm)
D. Sistem Penguat (Exciter)
Saat generator dihubungkan dengan beban akan menyebabkan tegangan
keluaran generator akan turun, karena medan magnet yang dihasilkan dari arus
penguat relatif konstan. Agar tegangan generator konstan, maka harus ada
peningkatan arus penguatan sebanding dengan kenaikan beban. Gambar di
bawah menunjukkan sistem arus penguatan pada generator dan karakteristik
tegangan keluarannya.

TEKNIK TENAGA LISTRIK

Keterangan :
Garis lengkung 1 : Karakteristik tegangan keluar tanpa beban yang diperoleh
dari medan magnet minimum.
Garis lengkung 2 : Karakteristik tegangan dengan penambahan arus penguatan
maksimum.
Garis lengkung 3 : Karakteristik yang bervariasi dengan mengatur arus
penguatan sesuai kebutuhan beban.

BAB VII
MOTOR LISTRIK

TEKNIK TENAGA LISTRIK

You might also like