Professional Documents
Culture Documents
adalah.,
.dengan
prinsip
analisanya
kromatro
kertas
adalah..
Kromatografi ini memiliki beberapa prinsp kerja antara, Adsorbsi/ Adanya interaksi antara
sampel dengan fase diam, dimana solute (noda) akan berikatab dengan sisi polar permukaan
adsorben dan Partisi yaITU proses yang analog dengan ekstraksi pelarut Prinsip ini muncul
adsorbs dan partisi karena fase yang di pakai adalah diam berupa kertas, dan eluen yang bersifat
cair. mdilakukan praktikum ini karena suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam
system yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satunya bergerak secara
berkesinambungan dalam arah tetentu dan didalamya zat zat itu menunjukkan
perbedaan mobilitas yang disebabkan dengan adanya perbedaan dalam adsorben,
partisi, kelarutan, tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion.
Sehingga masing - masing zat / campuran dapat dipisahkan dan diidentifikasi atau
ditetapkan dengan metode ini,
Praktikum kali ini memakai bejana KG sebagai.., tabung reaksi
sebagai penampung sampel saat di panaskan, pipet, dan waterbath yang di gunkan
sebagai pemanas karena dalam praktikm kali ini memakai bahan
yang..sehingga mudah terbakar jika memakai api secara
langsung. Bahan yang di gunakan adalah kertas watman karena kertas memiliki
pori- pori yang besar dan rapat, sehingga noda dapat merembes dengan cepat dan
teratur bertindak sebagai tempat untuk mengalirnya fase bergerak., sampel daun,
., metanol, dan eluen yang terdiri dari,,,,,,,,,,,,, Penggunaan
. sebagai fasa gerak karena merupakan pelarut
yang bersifat semi polar.,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,. Digunakan eluen ini karena Pelarut
yang sering digunakan ialah pelarut organic, dan menyerap. sehingga akan naik
lebih cepat.
Dalalm praktikum ini di bagi dalam beberapa tahap:
1. Persiapan bejsana dan sampel
Langkah pertama yag di lakukan adalah menyiapkan eluen lalu memasukan dalam
bejana, eluen terdiri dari 10 ml aseton, dan 15 ml metanol dan menutupnya, tujuan
ini agar saat proses elusi berjalan eluen dapat mengelusi fasa diam dengan baik.
Selanjutnya menghaluskan daun dengan mortal dan pastel, dilakukanya ini karena
saat praktikum jumlah dari daun yang akan diekstrak adalah secukupnya (sekitar 5
lmbr), setelah dibersihkan dipotong-potong dan kemudian dihaluskan secara
manual dengan menggunakan mortar. Setelah cukup halus, kemudian tambahkan
metanol sebanyak 5 ml untuk mengekstrak zat-zat warna yang larut dengan
pelarut organik yang terkandung dalam sample dalam tabung reaksi, Jumlah
metanol yang ditambahkan secukupnya atau sampai sampel terbenam dengan
pelarut, hal ini dimamaksudkan agar zat-zat warna yang terkandung dalam sampel
dapat terekstrak dengan maksimal. hasil ekstraksi dari daun ini berwarna hijau tua
transparan. Menghomogenkan dengan mengocok dan memanaskan dalam
waterbath hingga pekat, dalam pemanasan di lakukan dengan menutup tabung
reaksi tujuannya untuk mencegah letupan dan sampel terpental keluar dari tabung
reaksi. Setelah di panaskan 45 menit, tabung di buka dengan sebelumnya di
dinginkan terlebih dahulu agar tidak timbul letupan, pemanasan yg kedua dengan
membuka tutub tabung, saat prosed ini di lakukan pengawasan yang ekstra dengan
mengangkat tabung reaksi setelah mun cul gelembung2 agar tidak terjadi
pemuntaHAN. Tujuan dari preparasi sampel ni agar didapat warna smapel yanbg
pekat dan dapat larut dalam eluen. warna sampel yang di hasilkn adalah hijau tua
agak pekat..
Pada praktikum kali ini tidak dilakukan penyaringan karena sampel yang terbatas
dan sampel yang pekat jadi langsung di totolkan ke dalam ketas saring watman.
Persiapan kertas kromatografi dengan memotong kertas di sesuaikan dengan
bejana, pad a praktikum ini di gunakan 14 cm sebagai pnjangya dan 4,5 cm sebagai
lebarnya. Sebelum penotolan kertas di beri garis batas atas dan garis batas bawah
yang berjarak masing2 1 cm dan batas tercelup 1 cm dari tepi kertas, sebagai
penanda garis di gunakan pensil. Garis awal pada kertas saring menggunakan
pensil alasannya karena pensil terbuat dari grafit/ carbon yang tidak larut dalam
eluen, apabila menggunakan pulpen maka tinta pulpen akan laruyt dalam eluen
yang dapat menganggu penampakan noda. / dengan memakai lidi yang tidak akan
meningalkan noda yang dapat mempengaruhi hasil.
2. Penotolan
Menotolkan sampel ke dalam kertas watman dengan menggunakan pensil / lidi,
agar tidak menimbulkan noda yang baru pada kertas dan dapat menggangu
penampakan noda pada sampel dan mengeringkan nya bertujuan untuk
menghindari sampel larut dalam eluen karena sama sama noon polar,
pemisahan zat warna dilakukan dengan mencelupkn pada pelarut dlam bejana yg
sudah di jenuhkan.
3. Pengembangan
Dari hasil praktikum spot noda terbentuk kemudian diukur dari panjang masing-masing spot
noda. Dan Rf atau waktu tambat dapat diketahui. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf
adalah jarak yang ditempuh komponen dan jarak yang ditempuh pelarut. Faktor ini didapat dari
rumus harga Rf yaitu: panjang jarak fase diam/panjang jarak fase gerak.
Dari hasil percobaan didapat harga Rf 0.27.. dan ..
Adapun faktor lainya:
a. Kepolaran ion lain, kepolran ion lain dalam solute atau solven dapat menghambat laju reaksi.
b. Jenis pelarut, jenis pelarut dipilih berdasarkan jenis kepolaran zat terlarut.
c. Kelarutan, kelarutan solven harus sama atau mirip agar dapat melarutkan solute.
d. Waktu, semakin bertambahnya waktu Rfnya juga meningkat.
dalam pengujian di cari zat warnanya Klorofil adalah pigmen hijau fotosintetis
yang terdapat dalam tanaman.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
3. Prosedur Kerja
1. Penyiapan kertas kromatografi
Memotong kertas gembar merukuran 3x20 cm sebanyak 3 kali.
1. Pembuatan Eluen
Eluen 1 : Memasukkan 50 ml etanol dan 50 ml aquades dalam beaker gelas 1000 ml.
Kemudian ditutup alumunium foil. Didiamkan.
Eluen 3 : Memasukkan 50 ml aseton dan 50 ml aquades dalam beaker gelas 1000 ml.
Kemudian ditutup alumunium foil. Didiamkan.
3. Pembuatan Asam Asetat 10 %
Memipet Asam Asetat pekat sebanyak 10 ml. dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml.
4. Pembuatan Amoniak 10 %
Memipet Amoniak pekat sebanyak 10 ml. dimasukkan kedalam labu ukur 50 ml. ditanda
bataskan dan dihomogenkan.
BAB IV
PENUTUP
Demikian proposal ini disusun sebagai persyaratan dalam pelaksanaan praktikum.
NO
JENIS ELUEN
Rf
Etanol : Aquades ( 1 : 1 )
0.34
-0.38
Aseton : Aquades ( 1 : 1 )
0.31
Pembahasan
1. Analisa Prosedur
Pembuatan eluen
Eluen 1 : Memasukkan 50 ml etanol dan 50 ml aquades dalam beaker gelas 1000 ml.
Eluen 2 : Memasukkan 15 ml kloroform, 5 ml etanol, dan 3 ml aquades dalam beaker gelas 1000
ml. Eluen 3 : Memasukkan 50 ml aseton dan 50 ml aquades dalam beaker gelas 1000 ml.
Kemudian ditutup alumunium foil. Keadaan eluen harus tertutup, karena apabila eluen dibiarkan
terbuka, fase gerak akan mengalami penguapan dan itu akan menyebabkan sampel yang
ditotolkan sulit untuk mengalami pemisahan atau bisa jadi tidak dapat memisah. Didiamkan
selama 30 menit.Pendiaman bertujuan agar tekanan dalam larutan stabil dan tidak terjadi
penguapan lebih cepat pada eluen yang bersifat volatil.
Diperlukan asam asetat 10% dalam penentuan zat pewarna, tersedia asam asetat pekat
kemudian dipipet sebanyak 10 ml. Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml. Ditambahkan
aquades sampai tanda batas dan dihomogenkan.
Diperlukan amoniak 10% dalam penentuan zat pewarna, tersedia amoniak pekat
kemudian dipipet sebanyak 10 ml. Dimasukkan kedalam labu ukur 100 ml. Ditambahkan
aquades sampai tanda batas dan dihomogenkan.
Memasukan sampel sebanyak 10 ml dan dimasukkan ke dalam beaker gelas 100 ml.
Diasamkan dengan menambahkan 5 ml Asam asetat 10 %. Fungsi penambahan asam asetat yaitu
Asam asetat akan menarik zat pewarna dan kemudian akan diserap oleh benang wol yang telah
dicampurkan. Benang wol yang memiliki serat akan menangkap zat pewarna yang telah terpisah
dari makanan tersebut dengan bantuan dari asam asetat.Memanaskan dan mendiamkan sampai
mendidih (10 menit).Mengambil benang wool, dicuci dengan air dan dibilas dengan
aquades.Menambahkan 25 ml amoniak 10 % ke dalam benang wool yang telah dibilas
tersebut.Fungsi dari penambahan Amoniak yaitu mempercepat pembagian solut dalam hal ini
sampel kedalam dua pelarut yg tidak saling bercampur sehingga didapat fase
organiknya.Memanaskan benang wool sampai tertarik pada benang wool (luntur).Benang wool
dibuang, larutan diuapkan sampai kering. Diuapkan sampai kring bertujuan untuk mendapatkan
hasil warna yang lebih pekat yang nantinya akan ditotolkan pada kertas kromatografi. Residu
ditambah beberapa tetes etanol,etanol berfungsi untuk melarutkan sampel untuk ditotolkan pada
kertas kromatografi yang siap pakai. Dieluasi dalam bejana dengan eluen sampai mencapai tanda
batas.Kertas kromatografi diangkatdan dibiarkan mengering. Warna yang terjadi
diamati,membandingkan Rf antara Rf sampel dan Rf standar.
Rf sampel dihitung dengan rumus :
Faktor Retensi ( Rf ) = Jarak yang ditempuh oleh senyawaJarak yang
2. Analisa Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan harga Rf sampel dengan menggunakan 3 eluen yang
berbeda tidak ada yang sama dengan harga Rf standar. Padahal didalam kemasan produk sudah
tertera mengandung zat pemanis buatan Tartrazine. Hal ini mungkin disebabkan oleh :
Pada eluen 1 , waktu pendiaman lebih dari 30 menit. Sehingga eluen menjadi menguap
dan tekanan dalam larutan menjadi tidak stabil.
Pada eluen 2, selain karena waktu pendiaman yang lama juga dikarenakan pencampuran
eluen yang salah, yaitu kloroform yang bersifat nonpolar dicampurkan dengan aquades
yang bersifat polar. Selain itu sifat kloroform sama dengan sifat sampel sehingga sampel
tertarik dan terlarut dalam kloroform.
Pada eluen 3, selain karena waktu pendiaman yang lama juga dikarenakan aseton yang
digunakan bukan aseton p.a , aseton yang digunakan mungkin sudah tercampur bahan
kimia yang lain sehingga sampel tidak tertarik scara sempurna.
Pembilasan benang wool yang tidak merata sehingga ada senyawa-senyawa lain atau zat
warna yang tidak terserap oleh benang wol ikut teruji.
LAMPIRAN
1. Perhitungan pembuatan asam asetat 10%
1010050=500100=5 ml 50 ml