Professional Documents
Culture Documents
Pengantar
Inti dari aktivitas dalam ilmu pengetahuan adalah penelitian, karena hanya
dengan
penelitian
maka
khazanah
informasi
yang
terhimpun
sebagai
ilmu pengetahuan akan tumbuh dan berkembang, karena ilmu pengetahuan itu
sendiri adalah himpunan informasi tentang hal-hal yang diketahui secara ilmiah.
Khazanah informasi tentang pengetahuan yang bukan ilmiah, yaitu pengetahuan
awam, tidak memerlukan penelitian; karena informasi yang terhimpun hanyalah
bersumber dari hasil pengamatan, pengalaman, ataupun perasaan tentang fenomena
hanya dijumpai dalam kehidupan, tanpa adanya kejelasan dan rumusan tentang
struktur dari fenomenanya. Aktivitas lain yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan
hanya
merupakan
aktifitas
perantara
yang
mendukung
dan
memperkuat
ilmu pengetahuan,
makalah
ini,
penulis
mencoba
untuk
mengekspresikan
pikiran,
perasaan serta pandangan sebagai sebuah refleksi filosofis penulis tentang fenomena
sebagai titik awal untuk merumuskan dan atau menghasilkan sebuah sains, teknologi
dan industri kelautan Indonesia. Penulis ingin menstrukturkan pokok-pokok pikiran
dalam kaitan dengan pemahaman akan mata kuiah falsafah sains yang telah
diajarkan. Oleh karenanya, dalam makalah ini penulis lebih banyak mengajukan
pertanyaan-pertanyaan beruntun sebagai hakikat dalam berfilsafat.
A.
awam dari
dirasakan, atau
apabila unsur-unsur tersebut tidak tersusun dan saling terkait dalam suatu hubungan
saling pengaruh yang berupa mobil, maka hanyalah sekedar tumpukan benda-benda
yang tak tampak kegunaan dan fungsinya sebagai alat transport. Jadi unsur-unsur
pembentuk suatu fenomena
yang
membentuknya serta
dan
diketahui
fungsi-fungsi yang
dimiliki oleh sistemnya, dan selanjutnya dapat diterangkan fungsi-fungsi apa saja
yang dapat ditimbulkan oleh sistem tersebut. Dengan diketahui struktur dari suatu
fenomena,
maka
dapat
dijelaskan
mengapa
sesuatu
fenomena
mempunyai
ilmiah.
Khazanah
informasi
tentang
pengetahuan
ilmiah
itu
merupakan bagian dari ilmu pengetahuan, yang berisikan deskripsi dan penjelasan
struktur fenomena yang dijumpai di dalam kehidupan. Bila fenomenanya merupakan
fenomena
alam,
maka
informasi
tersebut
termasuk
dalam
khazanah
ilmu
pembentukan,
kegiatan-kegiatan
yang lingkup
struktur
dan
pengembangan,
pemeliharaan,
penyebarluasan,
secara ringkas
sebagai
sistem
disebut
sains
dan
tergantung
dari
jenis
fenomenanya,
dibedakan antara ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan
dengan lingkup perhatian pada
teknologi.
Sebagaimana telah dikemukakan terdahulu, ilmu pengetahuan sebagai suatu
fenomena
tidak
hanya
mencakup
informasi
mengenai
pengetahuan
ilmiah
isi
khazanah informasi
tersebut hanya dapat terjadi kalau dilakukan penelitian. Karena perbedaan dalam
lingkup perhatiannya, terdapat juga perbedaan antara penelitian dilingkup sains
dan teknologi. Dalam sains yang diupayakan adalah mendapatkan kejelasan dari
struktur dan kelakuan suatu fenomena. Fenomenanya sendiri sudah ada, tetapi
struktur dan kelakuannya belum diketahui. Dalam arena teknologi yang diupayakan
adalah terciptanya suatu sistem baru, yang mempunyai struktur dan kelakuan
yang diinginkan sehingga sesutu tujuan
dalam sains
kelakuannya.
diketahui kejadian-kejadian
dapat
mungkin terjadi atau paling tinggi kemungkinannya untuk terjadi bila sistem ada
dalam
lingkungan
fenomena
yang
keadaan
tertentu.
memungkinan
Pengetahuan
diketahuinya
tentang
spektrum
struktur
kelakuan
suatu
sistemnya
disintesakan sehingga
terbentuk
struktur lain,
membentuk fenomena baru, yang dapat memenuhi sesuatu tujuan?' Makin kaya
pengetahuan tentang struktur dari fenomena yang ada, makin dipermudah upayaupaya teknologis untuk menciptakan fenomena baru.
Oleh karena itu, kemajuan dalam sains, yang berarti makin kaya khazanah
pengetahuan tentang struktur dan kelakuan dari fenomena-fenomena, makin pesat
perkembangan teknologi,
fenomena
baru.
Peran
dalam
mendukung
perkembangan
teknologi
ini telah menimbulkan kerancuan dalam memandang peran sains dalam kehidupan
masyarakat, yaitu bahwa seolah-olah sains hanya terkait pada teknologi. Sebenarnya
peran sains lebih luas dari itu, yaitu memberikan jawaban atas keinginan orang
untuk tahu secara jelas, atau keingintahuan untuk mengenali secara lebih jelas
kejadian-kejadian yang dijumpainya. Bahwa setelah mendapatkan kejelasan lalu
terpikirkan untuk memanfaatkan pengetahuan itu untuk menciptakan sesuatu yang
lain, hanyalah suatu akibat saja. Teknologi merupakan salah satu arena dimana sains
berfungsi.
Apa dan bagaimana merumuskan suatu industri dari teknologi?
Memang
kalau
dilihat
dari
segi
pemenuhan
kebutuhan
naluriah
untuk mengenali fenomena di lingkungan kehidupannya dan untuk menciptakan halhal baru untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, teknologi terkesan sebagai arena
terpenting
dimana
sains
berfungsi.
Bagaimana
halnya
dengan
teknologi?
teknologis di dalam sistem industri. Diperlukan suatu jenis industri lain untuk
mengolah resep teknologis agar dapat siap pakai digunakan untuk berproduksi.
Industri yang mengolah resep teknologis menjadi siap
tersebut mempunyai sifat yang berbeda dari industri yang memproduksi komoditas
dan jasa, dan disebut industri teknologi, untuk menekankan bahwa yang dihasilkan
oleh industri itu bukanlah jasa atau komoditi melainkan resep-resep teknologis yang
siap pakai untuk diimplementasikan dalam kegiatan guna menghasilkan komoditi
dan jasa.
yang
menjadi
keahliannya,
maka
tanpa
ragu-ragu
mungkin
akan
menjawab: 'biologi'. Bila lebih lanjut ditanya tentang sinonim biologi dalam bahasa
Indonesia, maka mungkin tanpa berpikir ia akan berkata: 'ilmu hayat'. Sekiranya
dia ditanya dalam kelompok mana biologi itu termasuk, maka dia mungkin akan
menyambung : 'ilmu pengetahuan alam'. Kalau ditanya, mengapa tidak ilmu alam,
atau ilmu-ilmu alam? Mungkin jawabnya: ya, tidak tahu, sebab kenyataannya
memang begitu. Bila kenyataan begitu, sambung si penanya, mengapa biologi tidak
disebut ilmu pengetahuan hayat? Jawab ahli biologi itu: sebab ilmu pengetahuan
hayat itu tidak biasa. Jadi, kalau ditanya lagi, mengapa ilmu pengetahuan alam itu
tidak disebut ilmu alam saja? Sebab, mungkin kata sang biolog, ilmu pengetahuan
alam
itu
dibina
oleh
Lembaga
Ilmu
Pengetahuan
Indonesia.
Skenario
ini
pengalaman,
panca
indera
dan
intuisi
mampu
menangkap
alam
berbagai bentuk pengetahuan umpamanya kebiasaan, akal sehat, seni, sejarah dan
filsafat. Istilah pengetahuan ini diartikan sebagai keseluruhan bentuk dari kegiatan
manusia dalam usaha untuk mengetahui sesuatu. Apa yang kita peroleh dari proses
mengetahui ini dimasukkan ke dalam kategori yang disebut pengetahuan. Dalam
bahasa Inggris sinonim dari pengetahuan ini adalah knowledge.
Pengetahuan atau knowledge ini mencakup segenap bentuk yang kita tahu
seperti filsafat, ekonomi, seni, kimia, matematika, fisika dan biologi itu sendiri. Jadi
biologi termasuk ke dalam pengetahuan (knowledge) seperti juga ekonomi,
matematika dan fisika. Untuk membedakan tiap-tiap bentuk dari anggota kelompok
pengetahuan ini terdapat tiga kriteria yakni:
a. Obyek apakah yang ditelaah, untuk membuahkan pengetahuan (knowledge)
tersebut? Kriteria ini disebut obyek ontologis. Umpamanya saja ekonomi
menelaah hubungan antara
kimia dan
biologi
apakah yang
tersebut,
atau
dengan
perkataan
lain,
bagaimana
caranya
mendapatkan
pengetahuan itu? Kriteria ini disebut landasan epistemologis yang berbeda untuk
tiap bentuk apa yang diketahui manusia. Umpamanya landasan epistemologis
matematika adalah logika deduktif dan landasan epistemologis kebiasaan adalah
pengalaman dan akal sehat.
c. Untuk apa pengetahuan (knowledge) itu dipergunakan atau nilai kegunaan apa
yang dipunyai olehnya? Kriteria ini disebut landasan aksiologis yang juga dapat
dibedakan untuk tiap jenis pengetahuan (knowledge). Nilai kegunaan seni pentas
jelas berbeda dengan nilai kegunaan dari matematika atau biologi. Nilai kegunaan
ekonomi jelas berbeda dengan nilai kegunaan dari kimia dan oseanografi.
Jadi seluruh bentuk pengetahuan dapat digolongkan ke dalam kategori
pengetahuan di mana masing-masing bentuk dapat dicirikan oleh karateristik obyek
penge-
dan
landasan aksiologis yang khas. Lalu apakah sinonim knowledge dan science dalam
bahasa Indonesia?
Alternatif pertama adalah menggunakan ilmu pengetahuan untuk science dan
pengetahuan untuk knowledge. Hal ini yang sekarang
ilmu
pengetahuan
merupakan
anggota
yang
termasuk
ke
dalam
pengetahuan. Kedua, kata sifat dari science adalah scientific; yang sekiranya secara
konsekuen kita mempergunakan untuk ilmu adalah pengetahuan ilmiah? atau keilmu-pengetahuan-an? Dua istilah ini akan menyesatkan dan kurang nyaman
menggunakannya. Pengetahuan ilmiah bisa diartikan scientific knowledge yang
dalam bahasa Inggris sinonim dengan science; sedangkan ke-ilmu-pengetahuan-an
rasanya terlampau dibuat-buat. Kelemahan ketiga,
science dan mana yang sinonim dengan knowledge. Dalam hal ini yang lebih tepat
kiranya adalah penggunaan kata pengetahuan untuk knowledge dan ilmu untuk
science. Dengan demikian maka social sciences kita terjemahkan dengan ilmuilmu sosial dan natural sciences sama dengan ilmu-ilmu alam. Ilmu-ilmu alam dan
ilmu-ilmu sosial ini, juga seni, filsafat, bahasa, dll., termasuk ke dalam pengetahuan
yang merupakan istilah generik (genus). Kata sifat dari ilmu adalah ilmiah atau
keilmuan: metode yang dipergunakan dalam kegiatan ilmiah (keilmuan) adalah
metode ilmiah (keilmuan). Ahli dalam keilmuan adalah ilmuwan.
C. APAKAH YANG HARUS DIPERBUAT OLEH PARA PENDIDIK DAN
ILMUWAN? (Sebuah pesan moral bagi candidat doktor)
dan juga harus bertanggung jawab sebagai kelompok orang yang diserahi tugas
pembinaan para mahasiswa dalam iman yang benar. Allah sendiri yang menilai
keberhasilan kita. Kalau seorang mahasiswa memasuki suatu perguruan tinggi yang
pendidiknya sekular, maka ia perlu waspada karena menyadari akan ada seranganserangan terhadap kepercayaannya. Tetapi kalau ia memasuki sebuah perguruan
tinggi yang
ia
dosen
yang
telah
memikirkan
benar
tidaknya
aksioma-
Adalah merupakan kesempatan yang luar biasa bagi seseorang dosen untuk
meneguhkan iman mahasiswa melalui keahliannya. Para dosen telah dipercayai oleh
para mahasiswa sebagai sesepuh.
mereka menuju iman
Perang Dunia II, banyak dosen yang mempunyai minat demikian, tetapi terhambat
karena tidak memilki banyak buku teks yang memadai ditulis dari sudut spiritual.
9
tidak mempunyai
perkokoh mereka dalam menghadapi serangan dan ejekan dari para rekan mereka
yang
menganut
ajaran
sekular
dan
saintisme.
Kalau
mereka
mengajar
berdasarkan kitab suci, mereka dianggap kolot, picik, dan ketinggalan zaman.
Sebenarnya sekularisme dan kepicikan pihak yang memusuhi kitab-kitab suci
sudah menguasai sikon dan aksioma-aksioma pengajaran di banyak tempat. Dr.
Frances Schaffer menceritakan kasus seorang wanita yang mengajar di salah satu
universitas di London. Karena tidak bersedia mengajar sosiologi atas dasar
behaviorisme, maka wanita itu dipecat. Satu
Yahudi, setelah
menerima dan
percaya
Yesus kepada seorang pasien di rumah sakit jiwa. Karena pasien itu langsung
kembali normal dan sembuh, psikiater tersebut dilarang berpraktik di bagian negara
New York. Pasien bersangkutan sudah berada di rumah sakit jiwa selama
lima belas tahun tanpa tertolong. Oleh karena pasien itu sembuh, psikiater Kristen
itu diberhentikan dengan alasan tidak profesional
praktis.
menghambat itu, telah berubah sejak perang dunia II. Pada awal abad ke duapuluh
kaum intelek dilandasi oleh optimisme. Sangkanya, asal manusia dididik dengan baik
dan diberikan teknologi modern, pasti maju dan dengan demikian masalah
peperangan teratasi. Sains dipercayai sebagai sebagai penyelamat bagi umat
manusia. Dengan pecahnya perang, harapan optimis tersebut lenyap.
Sejak masalah itu, para ilmuwan berusaha memperbaiki dasarnya sendiri.
Banyak cendekiawan kembali ke gereja atau mesjid dan mulai membacakan Alkitab
atau Al-quraan. Mereka meletakkan
bidangnya
masing-
masing. Kini bertambah banyak dosen dan peneliti yang menyimak keterangan
Alkitab dan Al-quraan demi pengerahan baru dan segar di setiap bidang, terutama
dalam biologi, geologi, sosiologi, psikologi, kependidikan, sejarah dan teknologi.
Bahkan banyak antara mereka merasa tergerak menjadi dosen perguruan tinggi
sekuler sekaligus seorang pendeta atau ustad.
Dalam suasana yang baru ini, sebagai seorang pendidik dan ilmuwan dapat
memilih bahan kuliah dari spektrum
imannya sendiri dan iman para mahasiswa asuhannya. Pendidik harus dapat
memberi contoh bahwa justru kitab sucilah (Firman Allah) yang merupakan dasar
sains yang paling produktif. Pendidik dan ilmuwan (dosen) mempunyai kesempatan
10
yang baik untuk menolong kaum rohaniwan juga. Dari golongan teolog banyak juga
yang hanyut karena mengikuti teladan ilmuwan sekular, yang atheis. Para imam dan
pendeta
cenderung mendengarkan
dan
Filsuf
besar ini merasa sangat tersinggung dengan pertanyaan ini dan langsung memecat
serta mengeluaran
yang
mempunyai
kegunaan
praktis
melainkan
sekedar
upaya
untuk
memperkaya jiwa. Sambil minum teh atau kopi, mereka berdebat tentang masalah
nuklir sampai ke pedagang kaki lima, sekadar untuk mengasah ketajaman berpikir
mereka dan mendapatkan kepuasaan. Ilmu sekadar pengetahuan yang harus
bisa dihafal, agar bisa dikemukakan waktu berdebat; makin hafal lantas makin
hebat! Pengetahuan yang dikuasai harus mencakup bidang-bidang yang amat luas,
maka makin hebat. Kemampuan mengutip teori-teori ilmiah yang bersifat estetik ini
lalu berkembang menjadi status sosial (sarjana sains/S.Si, Magister Sains/M.Si,
M.Sc., dan Doktor Sains/D.Sc., Ph.D.).
Penempatan ilmu dalam fungsi estetis pada jaman Yunani kuno
itu
yang
belian.
tempatnya kalau kaum yang elit memikirkan masalah praktis yang tidak sesuai
dengan status sosial mereka. Bukankah pekerjaan praktis yang memeras tenaga
adalah predikat kaum orang kecil atau rakyat kecil? Sebenarnya pendapat semacam
itu bukanlah sesuatu yang aneh, sebab sekarang pun masih ada yang berpendapat
11
seperti itu: jangan mau jadi masinis atau pekerja teknik, anakku, jadilah pegawai
negeri atau politikus. Itu baru hebat!
Presepsi yang salah inilah yang sebenarnya menyebabkan berkembangnya
kebudayaan menghafal dalam sistem pendidikan Indonesia. Ilmu tidak berfungsi
sebagai pengetahuan yang diterapkan dalam memecahkan masalah
kita sehari-
tidak selalu
menggembirakan.
Kita tidak bisa memecahkan masalah tentang kelautan yang hanya dengan
menyanyi lagu atau membaca puisi tentang kelautan. Kita harus melakukan
tindakan-tindakan
kongkrit,
tidak
dengan
membentuk
vokal
grup,
namun
berperan. Akan tetapi pada banyak kejadian, para ilmuwan kelautan hanya
menyodorkan buku-buku teks, jurnal-jurnal ilmiah serta karya ilmiah sejenisnya. Hal
ini tak jauh berbeda dengan dari buku primbon dukun ramal yang dipergunakan
untuk konsultasi dalam memecahkan masalah-masalah praktis. Paling-paling yang
berbeda adalah
depan anak anda setelah ia dewasa? Atau Prof, bagaimana ramalan situasi potensi
produksi perikanan
laut
Bahkan seperti konsultasi dengan dokter, kita bukan seakadar didiagnosis namun
juga diberi pemecahan terapinya.
Buku-buku tebal ilmuwan pada hakikatnya adalah sama saja dengan bukubuku primbon tukang ramal yakni menjelaskan, meramal dan mengontrol. Tentu saja
yang berbeda adalah asas dan prosedurnya: menjelaskan-meramalkan-mengontrol
inflasi, kita memenggunakan asas dan prosedur keilmuan, sedangkan menjelaskan12
perdukunan.
memecahkan
datang
Dengan
demikian
dukun
tidak
menggunakan
usah
heran
asas dan
kalau
dalam
berkonsultasi
kepada
ilmuwan
melainkan
kepada
dukun
atau
paranormal. Karena keduanya melakukan fungsi yang sama meskipun dengan asa
dan prosedur yang berbeda. Pilihan di antara keduanya tergantung kepada
kepercayaan elit,
membantu
membuat syair
terhadap
pengetahuan
tersebut
ada
pada
masyarakat
itu.
kemandirian
ilmu
sangat
terkait
dengan
budaya
penelitian,
maka
khazanah
ilmu
pengetahuan
masyarakat
dapat
terjadi
dan
dibutuhkan.
Akan
tetapi
bila
informasi
luar
ini
mengendalikan
pertumbuhan dan ragam khazanah ilmiah suatu masyarakat, maka jelas masyarakat
tersebut tidak mempunyai kemandirian ilmu pengetahuan.
Penutup
Kesimpulan yang dapat dikemukakan dari uraian di atas, yakni:
Bahwa fenomena, sains, teknologi dan industri merupakan empat hal yang
berbeda. Salah satu arena dimana fenomena berfungsi adalah sains, arena
kegiatan di mana sains berfungsi adalah teknologi, arena kegiatan terpenting
dimana teknologi berfungsi adalah industri.
Bahwa
kemandirian
ilmu
pengetahuan
suatu
masyarakat
hanya
di-
DAFTAR RUJUKAN
1. Hempel, G.C., 1966. Philosophy of Natural Science. Printice-Hall, INC.
Englewood Cliffs, N.J.
2. Suriasumantri,J.S, 2013. Filsafat ilmu Sebuah pengantar populer. Tempo,
375halaman
3. Latif M, 2014. Orientasi ke arah pemahaman filsafat ilmu. Penerbit Kecana
Group, 340halaman
4. Rahman M.A, 2013. Sejarah filsafat barat. Penerbit IRCiSoD, 435 halaman
5. Kasdim dkk, 2012. Critical thinkin.Membangun pikiran logis. PT Pustakan
Sinar Harapan Jakarta, 165 halaman.
14