Professional Documents
Culture Documents
TINJAUAN PUSTAKA
Permulaan Masehi
Pada permulaan masehi, agama Kristen mulai berkembang. Pada
masa ini keperawatan mengalami kemajuan yang berarti seiring dengan
kepesatan perkembangan agama Kristen. Organisasi wanita pertama yang
dibentuk pada saat itu dinamakan Deaconesses, mengunjungi orang-orang
sakit dan anggota keagamaan laki-laki memberikan perawatan serta
mengubur orang mati. Pada perang salib perawat laki-laki dan perempuan
bertugas merawat orang-orang yang luka dalam peperangan tersebut.
Kemajuan profesi keperawatan pada masa ini juga terlihat jelas
dengan berdirinya rumah sakit terkenal di Roma yang bernama Monastik
hospital. Rumah sakit ini dilengkapi dengan fasilitas bangsal-bangsal
perawatan untuk merawat orang sakit serta bangsal-bangsal lain sebagai
tempat merawat orang cacat, miskin dan yatim piatu.
Seperti halnya di Eropa, pada pertengahan abad VI masehi
keperawatan juga berkembang di benua Asia. Tepatnya di timur tengah
seiring dengan perkembangan agama Islam. Tokoh keperawatan yang
4
dari
orientasi
banyaknya
besar
untuk kehidupan
perawat
Ia
tentara
keperawatan.
Sebaliknya,
belanda,
maka
Gubernur
Jenderal
tidak
diikuti
Inggris,
perkembangan
Raffless,
sangat
milik Misionaris Katolik dan Zending Protestan antara lain Rumah sakit
PGI Cikini, Rumah Sakit St. Carolus Salemba, Rumah Sakit St. Boromeus
Bandung dan Rumah Sakit Elisabeth Semarang. Bersamaan dengan
berdirinya rumah sakit diatas, didirikan sekolah perawat. RS PGI Cikini
tahun 1906 menyelenggarakan pendidikan juru rawat, RSCM tahun 1912
ikut menyelenggarakan pendidikan juru rawat. Itulah sekolah perawat
pertama yang berdiri di Indonesia meskipun baru pendidikan okupasional.
Kekalahan tentara sekutu dan kedatangan tentara Jepang tahun
1942-1945
menyebabkan
perkembangan
keperawatan
mengalami
kemunduran karena pekerja perawat pada masa Belanda dan Inggris sudah
dikerjakan oleh perawat yang telah dididik, maka pada masa Jepang tugas
2
perawat dilakukan oleh mereka yang tidak dididik untuk menjadi perawat.
Masa Setelah Kemerdekaan
a Periode tahun 1945-1962
Tahun 1945-1950 merupakan periode awal kemerdekaan dan
merupakan masa transisi Pemerintah Republik Indonesia sehingga
dapat dimaklumi jika masa ini boleh dikatakan tidak ada
perkembangan. Demikian pula tenaga perawat yang digunakan diunitunit pelayanan keperawatan adalah tenaga yang ada, pendidikan tenaga
keperawatan masih meneruskan sistem pendidikan yang telah ada
(lulusan pendidikan Perawat Pemerintah Belanda).
Pendidikan keperawatan dari awal kemerdekaan sampai tahun
1953 masih berpola pada pendidikan yang dilaksanakan oleh
pemerintah Hindia Belanda. Sebagai contoh, sampai dengan tahun
1950 pendidikan tenaga keperawatan yang ada adalah pendidikan
tenaga keperawatan dengan dasar pendidikan umum Mulo +3 tahun
untuk mendapatkan ijazah A (perawat umum) dan ijazah B untuk
perawat jiwa. Ada juga pendidikan perawat dengan dasar sekolah
rakyat +4 tahun pendidikan yang lulusannya disebut mantri juru rawat.
Baru pada tahun 1953 dibuka sekolah pengatur rawat dengan tujuan
untuk menghasilkan tenaga keperawatan yang lebih berkualitas.
Namun, pendidikan dasar umum tetap SMP yang setara dengan Mulo
dengan lama pendidikan tiga tahun. Pendidikan ini dibuka di tiga
tempat (yaitu di Jakarta, di Bandung dan di Surabaya), kecuali
ditambah
pengembangannya
pendidikan
satu
sampai
dengan
tahun.
tahun
Ditinjau
1955
dari
ini
aspek
tampak
mendasar
dalam
pandangan
tentang
pendidikan
diberlakukan
Keperawatan.
Dari sinilah
kurikulum
awal
nasional
pengembangan
untuk
profesi
Diploma
III
keperawatan
Kedokteran
Universitas
Indonesia
berubah
menjadi
Fakultas
Keperawatan.
Tahun 1998 dibuka kembali program Keperawatan yang ketiga
yaitu Program Studi Ilmu Keperawatan di Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Kurikulum Ners disahkan, digunakannya kurikulum ini
merupakan hasil pembaharuan kurikulum S1 Keperawatan tahun 1985.
Tahun 1999 Program S1 kembali dibuka, yaitu Program Studi
Ilmu Keperawatan (PSIK) di Universitas Airlangga Surabaya, PSIK di
Universitas Brawijaya Malang, PSIK di Universitas Hasanuddin Ujung
Pandang, PSIK di Universitas Sumatera Utara, PSIK di Universitas
Diponegoro Jawa Tengah, PSIK di Universitas Andalas, dan dengan
SK Mendikbud No. 129/D/0/1999 dibuka juga Sekolah Tinggi Ilmu
Keperawatan (STIK) di St. Carolus Jakarta. Pada tahun ini juga (1999)
kurikulum
DIII
Keperwatan
selesai
diperbaharui
dan
mulai
11
12
Kesehatan
(SPK)
merupakan
institusi
yang
telah
bahwa
14
pengkajian/pendataan
secara
lebih
mendalam,
kesehatan
menjadi
politeknik
kesehatan.
Strata
atau
Sarjana
Keperawatan
mulai
mendesak,
kemudian
program
S1
Keperawatan
juga
Kesehatan telah
16
yang
lain
adalah
bagaimana
kita
meningkatkan
dan
untuk
meningkatkan
relevasi
dan
mutu
asuhan
pendidikan
yang
memperdalam
pengetahuan
dan
pengembangan
pendidikan
tinggi
keperawatan,
pelayanan
gambaran,
penatalaksanaan
pendidikan
keperawatan
18
menghindar
dari
kegiatan
ini,
karena
seperti
yang
kesehatan, namun upaya ini dirasa masih jauh dari yang kita harapkan.
Arah dan kurikulum pendidikan keperawatan. Dalam situasi global
saat ini, kita berharap dapat mencetak tenaga keperawatan yang
berkompetensi tinggi. Namun dampaknya, arah pendidikan sering kali
19
seimbang
untuk
memenuhi
kebutuhan
setempat
semakin
keperawatan
masih
sangat
terbatas
untuk
kebutuhan
jurnal-jurnal keperawatan).
Siswa/mahasiswa
keperawatan
semakin
dilibatkan
dalam
20
Virginia Henderson
a.
b.
universal.
sebagai
konsultan.
Pelayanan
kesehatanakan
tradisional.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
2.
c.
d.
e.
22
b.
c.
ilmu
dan
proses
keperawatan
disertai
Penelitian.
Dari hampir tidak ada sama sekali berubah menjadi ada dan
mapan, karena tenaga sarjana (SI, S2) telah cukup banyak.
f.
g.
h.
i.
23
j.
spesialisasi
keperawatan
kesehatan
keluarga
perlu
dikembangkan.
F. Dampak Sejarah Terhadap Perkembangan profesi keperawataan
Sejarah adalah setiap peristiwa atau kejadian di masa lampau
yangmenyenangkan maupun memilukan. Sejarah bukan sebatas cerita untuk
generasi mendatang yang ditulis sekadar untuk dihafalkan. Setiap manusia
memiliki sejarah masing-masing, baik yang bersifat individual, komunal,
maupun
nasional.
Sama halnya
dengan
sejarah perjuangan
bangsa.
Kemerdekaan yang diraih bukan hanya melibatkan tentara, tetapi juga seluruh
elemen bangsa. Mulai dari pemimpin sampai rakyat jelata, orang tua sampai
anak-anak. Semuanya bahu-membahu berjuang dengan semangat patriotisme.
Sejarah akan mewarnai masa depan. Apa yang terjadi di masa sekarang
dipengaruhi oleh sejarah pada masa sebelumnya. Kesuksesan yang diraih
seseorang dalam hidupnya merupakan hasil atau buah dari keuletan dan
perjuangannya di masa lalu. Contohnya adalah negara Jepang. Negara tersebut
menjadi salah satu negara yang pesat perekonomiannya. Keberhasilan ini salah
satunya dipengaruhi oleh semangat bangsa ini untuk terus maju dan
meningkatkan produktivitasnya. Teori yang sama berlaku pula di negara kita.
Keterpurukan yang dialami bangsa Indonesia di hampir segala bidang
disebabkan oleh perilaku korup yang telah mendarah daging di negara ini sejak
dulu.
Sistem hegemoni yang diterapkan oleh bangsa Eropa selama menjajah
Indonesia telah memberi dampak yang sangat besar pada seluruh lini
kehidupan, termasuk profesi perawat. Posisi Indonesia sebagai negara yang
terjajah (subaltern) menyebabkan kita selalu berada pada kondisi yang tertekan,
lemah, dan tidak berdaya. Kita cenderung menuruti apa saja yang menjadi
keinginan penjajah. Situasi ini terus berlanjut dalam kurun waktu yang lama
24
25
26
terus berlanjut karena lingkup keperawatan bukan hanya pada saat klien sakit,
tetapi juga setelah kondisi klien sehat.
27