Rumah adat desa Buntoi dibangun pada abad ke-19 oleh kakek buyut pengurus rumah saat ini untuk digunakan sebagai tempat tinggal dan pertemuan. Bangunan ini dibangun dari kayu ulin dengan teknik manual. Orientasinya menghadap ke sungai untuk memanfaatkan transportasi air. Saat ini, rumah adat masih berdiri meskipun mengalami renovasi beberapa kali, sementara bangunan-bangunan lain di sekitarnya sud
Rumah adat desa Buntoi dibangun pada abad ke-19 oleh kakek buyut pengurus rumah saat ini untuk digunakan sebagai tempat tinggal dan pertemuan. Bangunan ini dibangun dari kayu ulin dengan teknik manual. Orientasinya menghadap ke sungai untuk memanfaatkan transportasi air. Saat ini, rumah adat masih berdiri meskipun mengalami renovasi beberapa kali, sementara bangunan-bangunan lain di sekitarnya sud
Rumah adat desa Buntoi dibangun pada abad ke-19 oleh kakek buyut pengurus rumah saat ini untuk digunakan sebagai tempat tinggal dan pertemuan. Bangunan ini dibangun dari kayu ulin dengan teknik manual. Orientasinya menghadap ke sungai untuk memanfaatkan transportasi air. Saat ini, rumah adat masih berdiri meskipun mengalami renovasi beberapa kali, sementara bangunan-bangunan lain di sekitarnya sud
Hasil wawancara Dengan pengurus rumah adat desa buntoi
1.)
Yang menempati dan merawat bangunan?
Nama
Umur Anak ke Nama anak Nama cucu
: Tambi Ilin (dipanggil juga dengan indu
andeh sebagai sapaan penduduk setempat dengan beliau). : 84 Tahun : .... dari bapa handerson : seli : endruw
Sebenarnya masih banyak anggota keluarga yang
menempati rumah tersebut. Tetapi, karena banyak dari keluarga yang berprofesi sebagai pengusaha atau pedagang. sehingga yang menjaga rumah tersebut hanya beliau dan anak cucunya. Tidak lepas dari kepindahan anggota keluarga yang lain seperti keponakan dan paman dari keluarga lainnya karena adanya hal yang berbau mistis atau gaib. Hal seperti ini tidak perlu dibahas!!! 2.) Status sosial dan Latar dibangunnya rumah adat tersebut?
belakang
dari
Menurut dari sepengetahuan beliau, bangunan tersebut
hanya dibangun dengan tujuan sebagai tempat tinggal atau tempat hunian. Dengan profesi dari kakek buyut beliau sebgai kepala adat atau disebut singa.......... juga sebagai pedagang dan pengusaha hasil perkebunan. Buyut beliau membawa pekerja dari banjarmasin untuk membangun rumah adat tersebut. Dengan upah sebesar 1000 ringgit. Awal mula bangunan tidak lepas dari pengaruh adat kebudayaan agama hindu. 3.) Material dipakai?
Utama
Bangunan?
Teknologi
yang
Material utama dari bangunan tersebut adalah kayu
ulin bulat yang dibawa dari desa Taringen hulu sungai pulang pisau kemudian dibawa menggunakan perahu dayung. Menurut beliau perahu ini cukup besar yang digunakan untuk berdagang dan didayung oleh beberpa jipen(budak) dan pekerja upahan . Untuk teknologi yang digunakan masih manual yaitu memakai gergaji pohon, kampak, kapak beliung, pahat,pisau unytuk membuat sirap
kayu, dan untuk mur atau pakunya menggunakan pasak
dari kayu. 4.) Tujuan dari pembangunan rumah adat tersebut selain dari tempat tinggal dibangun untuk apa? Ciri khas pada bangunan? Selain dari tempat tinggal bangunan hanya digunakan sebagai tempat pertemuan, dalam persepsi kami bangunan hanya digunakan sebagai tempat pertemuan mungkin dikarenakan dari profesi beliau yang sebagai pengusaha dan pedagang. Atau juga untuk menjamu tamu penting. Selain itu kegunaannya juga digunakan seskali sebagai upacara adat agama hindu seperti balian dan babigal, Ciri khas dari bangunan dapat dilihat dari motif pada bangunan rumah tersebut seperti motif pada rumah betang pada umumnya dan juga patung patung yang ada. hanya saja menurut kami rumah adat ini merupakan betang modern jika disebut sebagai betang pada umumnya yang digunakan untuk melindungi diri dari musuh yang mungkin kurang memperhatikan pencahayaan . sedangkan betang ini mempunyai sistem pencahayaan dan penghawaan yang baik berupa jendela bukaan keluar seperti rumah jaman sekarang pada umumnya. Hal lainnya yaitu pengerjaannya yang begitu baik dengan melihat dari bagian kasau kayu yang rapi dan pondasinya yang berbentuk persegi delapan atau lebih sesuai ukuran kayu. Berbeda dari betang lain yang kasaunya agak kasar dan pondasinya berbentuk kayu bulat. Betang ini juga mempunyai persamaan dengan astana al nur sari di kota lama, pangkalanbun dalam pengerjaan nya. Hal ini memungkinkan adanya pengaruh asimilasi antara kedua suku ketika proses pembangunanya. 5.) Bagaimana Orientasi pada bangunan? Apa alasannya? Orientasi atau arah pada bangunan yaitu mengarah ke DAS( Daerah Aliran Sungai) pulang pisau. Alasannya yaitu bangunan sengaja
menghadap ke arah sungai karena segala sesuatu
sumber baik itu ekonomi dan hubungan sosial masyarakat, dan juga penggunaan transportasi air yang ada hanya tersedia saat itu. 6.) Bangunan Bangunan, sarana dan prasana, an status peninggalan yang terdapat di lokasi? Bangunan yang tersisa hanyalah rumah betang itu sendiri dan keadaan bangunan juga beberapa kali mengalami renovasi dan diserahkan ke pemerintah sebagai destinasi wisata budaya, Sedangkan menurut sepengetahuan dari beliau terdapat juga bangunan seperti: rumah Balai yang terdapat di pinggir sungai dekat dermaga, kegunaannya adalah sebagai tempat menginap para tamu ketika ada kunjungan atau acara adat. Keadaan bangunan sudah rusak dimakan usia. Rumah jipen/rumah budak terdapat disamping kanan rumah adat tersebut. Rumah tersebut mempunyai empat kamar, satu ruang berkumpul, dan dapur masak. Keadaan bangunan juga sudah rusak dimakan usia. Sebagai prasarana Dermaga/ pelabuhan masih bertahan lokasinya berada di samping rumah balai sedangkan untuk sarana berupa alat transportasinya telah rusak dimakan usia. Keadaannya juga sudah mengalami renovasi. Sedangkan status peningglan yang ada sampai sekarang yaitu beberapa patung sapundu, patung harimau, rumah sangka pali, satu set gong,gamelan, beberapa buah balanai(guci),sangku pinang ,beberapa buah lunju (tombak) , dan sebuah laila(meriam kecil dari kuningan). Menurut dari pengakuan beliau sebagian dari patung sapundu telah dicuri oleh oknum yang tidak bertanggung jawab, dan juga