You are on page 1of 5

1

KEDARURATAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Anemia MegaloblastikDeflsiensl Folat: Asam folat 1 mg per oral sekali sehari,


biasanya menghasilkan retikulositosis yang mencolok (striking) dalam empat atau lima hari.
Tambahan besi harus diberikan sebab sintesis hemoglobin yang cepat membutuh-kan besi
tambahan.

Anemia Infeksl: Infeksi yang mendasari harus diobati dengan antibiotika yang tepat. Tempat
terlazim infeksi kronik selama kehamilan adalah traktus urinarius. Tambahan besi mungkin juga
dibutuhkan.

Anemia Sel Sablt: Selama kehamilan tidak diperlukan untuk menaikkan kadar hemoglobin
pasien di atas kadar yang biasa selama tidak hamil (sering dalam rentang 7 g/100 ml). Selama
persalinan dan kelahiran, transfusi eritrosit padat (packed red celt) mungkin diperlukan.
Tambahan asam folat 1 mg sehari, dianjurkan. Tetapi tambahan besi biasanya tidak dibutuhkan.
Terapi oksigen harus diberikan selama ada peningkatan kebutuhan oksigen.

Anemia Hemolltlk: Bila mungkin, agen hemolitik (darah tak cocok, toksin kimia atau bakteri)
harus disingkirkan. Anemia hemolitik akuisita mungkin berespon terhadap terapi kortikosteroid
atau splenektomi.

KEPUSTAKAAN
Finch CA, Huebers H: Perspectives in iron metabolism. New Eng J Med 506:1520-1528,1982 McFee JG:
Iron meetabollsm and iron deficiency during pregnancy. Clin Obstet Gynecol 22:799-808,1979
Morrison JC: Hemoglobinopathies and pregnancy. Clin Obstet Gynecol 22:819-542,1979

12. Apendisitis Selama Kehamilan


PERTIMBANGAN UMUM
Meskipun apendisitis merupakan salah satu gangguan bedah abdomen paling serius yang
mengkomplikasi kehamilan, namun insiden apendisitis tidak dipengaruhi oleh kehamilan, berkisar
dari 1 dalam 1.000 sampai 1 dalam 3.000 pasien hamil. Tetapi risiko ibu meningkat karena gejala
dan tanda apendisitis cenderung ditutupi oleh kehamilan. Selanjutnya, jika apendiks akan perforasi
selama kehamilan lanjut, maka uterus yang membesar akan menyulitkan omentum untuk
membatasi infeksi intraperitoneum.

KEDARURATAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

DATA SUBJEKTIF
GEJALA SAAT INI
Nyeri Abdomen: Nyeri awal apendisitis, bersifat visera, biasanya dialami di daerah
epigastrium atau periumbilikus. Awitan (mulainya) bertahap dan sering bersifat kolik, karena lesi
primer dapat berupa fekalit atau pita yang menyumbat apendiks. Dengan peningkatan peradangan
serosa apendiks dan keterlibatan selanjutnya dari peritoneum parietalis di atasnya, maka nyeri
terlokalisasi dalam 6 sampai 12 jam pada area di atas apendiks. Karena kehamilan berlanjut, maka
apendiks tergeser ke atas oleh uterus yang membesar. Karena alasan inilah nyeri apendisitis tidak
terbatas di kuadran kanan bawah, tetapi terletak pada sisi di mana apendiks terletak pada stadium
kehamilan itu.

Anoreksia, nausea atau vomitus umumnya terjadi beberapa jam setelah nyeri awal.
Derajat nausea atau vomitus tergantung pada 2 faktor: pertama, jumlah distensi apendiks yang
meradang dan kedua, kerentanan refleks pasien.
Selama trimester pertama, nausea dan vomitus menjadi gejala kehamilan lazim yang mungkin
sulit diinterpretasikan. Tetapi setelah bulan keempat, kemunculan mendadak nausea atau vomitus
harus selalu dianggap mempunyai kemungkinan makna patologik.
Keparahan dan frekuensi vomitus pada mulai timbulnya serangan apendisitis dapat merupakan
manifestasi derajat distensi apendiks dan, sebagai akibatnya, risiko perforasi yang segera.

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Suatu riwayat serangan berulang nyeri kuadran kanan bawah sebelum kehamilan tampak
berkorelasi dengan apendisitis akut selama kehamilan.

DATA OBJEKTIF
PEMERIKSAAN FISIK
Pemerlksaan Umum: Suhu dapat normal atau sedikit meningkat, sampai 101 F (38'C).
Pemeriksaan Abdomen: Nyeri tekan biasanya terlokalisasi pada daerah tepat di atas
apendiks. Nyeri tepat merupakan tanda iritasi peritoneum.
Setelah bulan ke empat kehamilan, maka apendiks tergeser ke atas; akibatnya, titik nyeri tekan
maksimum lebih tinggi dari titik McBurney. Pada bulan ke enam, ileum dan dasar apendiks
terletak setinggi krista iliaka, yang terletak dekat spina iliaka anterior (kecuali sebelumnya
difiksasi oleh perlekatan). Pada trimester ketiga, nyeri dan nyeri tekan dapat naik setinggi tepi iga
kanan (Gb. 12-1).

KEDARURATAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Gambar 12-1. Selama kehamilan, uterus vangjnembesar memindahkan apendiks ver-miformis ke


atas. (Dimodifikasi dari Barber HRK, Graber EA: Surgical Disease in Pregnancy. Philadelphia, W.B.
Saunders Company, 1974)

Distensi abdomen biasanya sedang.


Spasme otot, 'defance muscular', dan rigiditas dapat diperkirakan pada kira-kira 50% pasien.
Gerakan uterus dari sisi kiri ke kanan sering menyebabkan nyeri pada daerah apendiks.
Untuk membedakan nyeri yang berasal dari uterus dengan penyakit ekstrauterus, Alders
(1951) mengusulkan perasat berikut: Sementara dokter mempertahankan jari-jari pemeriksaan
pada titik nyeri tekan maksimum, pasien diminta berputar ke sisi kirinya. Nyeri yang ditimbulkan
oleh tekanan jari-jari tersebut menjadi berkurang atau hilang seluruhnya jika lesi terletak di uterus,
karena uterus menjauhi jari-jari pemeriksaan: Daerah nyeri tekan telah bergeser: Tetapi, bila
lesinya ekstrauterus, sensasi nyeri tetap tidak berubah: Nyeri tekannya terfiksasi (Tanda Alder).

KEDARURATAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

Pemeriksaan Rektum: Nyeri tekan rektum yang terbatas pada sisi kanan merupakan
gambaran kira-kira 80% pasien.

TES LABORATORIUM
Hitung Sel Darah Lengkap dengan Apusan Darah: Mula-mula, Wrung leukosit
mungkin normal atau sedikit meningkat. Tetapi, kehamilan sendiri dapat juga mening-katkan
hitung leukosit (sampai 12.000 dan bahkan sampai 20.000 selama persalinan dan awal
puerperium). Akibatnya, hitung leukosit lebih mungkin bermanfaat dalam diagnosis jika ada
peningkatan progresif dalam 6 sampai 12 jam, dengan pergeseran pasti ke kiri.
Urinalisis normal, kecuali ureter atau pelvis renalis terkena.

DIAGNOSIS BANDING
Selama kehamilan muda, diagnosis banding meliputi hiperemesis gravidarum, kehamil an ektopik,
perdarahan korpus luteum, batu ginjal dan salpingitis akut. Selama kehamilan lanjut, mencakup
pielonefritis atau batu ginjal, pankreatitis, kolesistitis, preek-lampsia, solusio plasenta, leiomioma
degeneratif, torsi adneksa, spasme ligamentum teres uteri dan persalinan.

KOMPLIKASI POTENSIAL
Komplikasi yang diantisipasi dan dicegah meliputi ruptur apendiks dengan peritonitis difusa
(ditunjukkan oleh peningkatan nyeri abdomen, vomitus, rigiditas hebat dinding abdomen, nyeri
tekan, dan nyeri lepas). Biasanya suatu abses lokalisata terbentuk sekitar perforasi, meskipun
selama kehamilari'ada Hsiko besa'r peritonitis ge'neralisata;""

RENCANA
DATA DIAGNOSTIK TAMBAHAN
Foto abdomen dapat bermanfaat dalam diagnosis banding masalah mendua, walaupun
tidak ada gambaran sinar-x yang khas pada apendisitis. Kemungkinan keuntungan infor-masi
radiologik harus selalu ditimbang terhadap risiko radiasi.
Laparotomi Eksplorasi: Bila gambaran klinik menggambarkan apendisitis (nyeri
apigastrium atau periumbilikus awal, yang diikuti oleh nausea atau vomitus, dengan lo-kalisasi ke
dalam daerah di atas apendiks; demam ringan; dan leukositosis), laparotomi eksplorasi mungkin
satu-satunya jalan untuk membuat diagnosis yang tepat.

KEDARURATAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI

PENATALAKSANAAN DAN PENDIDIKAN PASIEN


Pasien harus selalu dirawat di rumah sakit bila diduga apendisitis, karena risiko lebih be-sar bagi
seorang wanita hamil daripada yang tidak hamil.
Cairan intravena diberikan karena hidrasi. Dalam antisipasi pembedahan, pasien tidak
diperbolehkan makan atau minum.
Secepat diagnosis dianggap mungkin, maka laparotomi eksplorasi diharuskan. Fakta bahwa
mortalitas ibu disertai dengan kesalahan diagnosis akan membenarkan eksplorasi pada semua
kasus yang mencurigakan. Apendektomi pada hakekatnya selalu merupakan tindakan terpilih.
Dengan bukti ruptur apendiks, antibiotika diberikan secara intravena (sering penisilin, gestamisin
dan klindamisin). Pada saat operasi, seksio sesarea direko-mendasikan hanya untuk indikasi
obstetri.

KEPUSTAKAAN
Gomez A,Wood M: Acute appendicitis in pregnancy. Am J Surgery 137:180, 1979; Obstet
Gynecol Surv 54:660-662,1979 DeVore GR: Acute abdominal pain in the pregnant patient due to
pancreatitis, acute appendicitis,
cholecystitis, or peptic ulcer disease. Clin Perinatol 7:349-369,1980

13. Asma Selama Kehamilan


PERTIMBANGAN UMUM
Asma dapat didefinisikan sebagai dispne paroksismal yang disertai oleh bunyi tambahan yang
disebabkan oleh spasme pipa bronkus atau pembengkakan mukosa bronkus. Ditandai oleh
bronkokonstriksi reversibel, serangan asma dapat dicetuskan oleh alergen, infeksi saluran
pernapasan, polutan lingkungan atau faktor psikogen. Obstruksi jalan pernapasan akibat spasme
bronkus, edema mukosa dan peningkatan reaktif dalam sek-resi bronkus.

DATA SUBJEKTIF
Dispne paroksismal merupakan gejala paling khas. Biasanya suatu serangan asma dimulai
dengan sensasi kesesakan dada yang diikuti oleh batuk dan bising mengi. Demam menggambarkan
infeksi saluran pernapasan. Biasanya pasien sadar akan diag-nosisnya, karena telah mengalami
beberapa serangan sebelumnya.

You might also like