Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Kepemimpinan
merupakan
faktor
terpenting
dalam
suatu
1.2.
Metode Penelitian
Untuk memperoleh data dalam penyusunan makalah ini, kami
Ruang Lingkup
Adapun pembatasan ruang lingkup yang akan dibahas pada makalah ini
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Definisi Kepemimpinan
Cukup banyak definisi kepemimpinan yang ditawarkan para ahli di bidang
organisasi dan manajemen.
Masing-masing memiliki
perspektif dan
pada
konsep
hubungan
yang
melaluinya
seseorang
Definisi kepemimpinan juga diajukan Yukl, yang menurutnya adalah ... the
process of influencing others to understand and agree about what needs to be
done and how to do it, and the process of facilitating individual and collective
efforts to accomplish shared objectives.[4] [... proses mempengaruhi orang
lain agar mampu memahami serta menyetujui apa yang harus dilakukan
sekaligus bagaimana melakukannya, termasuk pula proses memfasilitasi
upaya individu atau kelompok dalam memenuhi tujuan bersama.]
Definisi kepemimpinan, cukup singkat, diajukan Peter G. Northouse yaitu ...
is a process whereby an individual influences a group of individuals to
achieve a common goal.[5] [ ... adalah proses dalam mana seorang individu
mempengaruhi sekelompok individu guna mencapai tujuan bersama.]
Sedangkan secara umum kepemimpinan adalah adalah proses mempengaruhi
aktivitas-aktivitas sebuah kelompok yang diorganisasi ke arah pencapaian
tujuan. Dalam pengertian lain kepemimpinan adalah kemampuan dan
keterampilan seseorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan satuan
kerja untuk mempengaruhi orang lain, terutama bawahannya, untuk berfikir
dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif ia
memberikan sumbangan nyata dalam pencapaian tujuan organisasi
Peranan Kepemimpinan
Menurut H.G. Hicks dan C.R. Gullett dalam bukunya yang berjudul
Organization: theory and Behavior tahun 1979 menyebutkan bahwa peranan
kepemimpinan adalah : bersikap adil, memberikan sugesti, mendukung
tercapainya tujuan, sebagai katalisator, menciptakan rasa aman, sebagai wakil
organisasi, sumber inspirasi, dan yang terahkir mau menghargai.
c.
d.
Katalisator (catalyzing)
Dalam dunia kepemimpinan, seorang pemimpin dikatakan sebagai seorang
katalisator, apabila pemimpin itu berperan, yang selalu dapat meningkatkan
segala sumber daya manusia yang ada. Berusaha dapat meningkatkan reaksi
yang menimbulkan semangat dan daya kerja cepat dan semaksimal mungkin.
e.
pemimpin
berkewajiban
menciptakan
rasa
aman
bagi
para
a.
b.
Setiap orang pada dasarnya menghendaki ada pengakuaan pada hasil karyanya
dari orang lain. Demikian pula setiap bawahan dalam organisasi memerlukan
adanya pengakuan dan penghargaan dari atasan. Oleh karena itu seorang
Manajemen bersal dari bahasa latin yaitu asal monus yang berarti tangan dan
agree yang berarti melakukan, kata tersebut akhirnya digabungkan menjadi
manager yang artinya menangani.
Manajemen adalah gabungan dari ilmu dan seni yang merupakan sekumpulan
proses tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pemimpinan,
serta pengendalian atas penggunaan sumber-sumber daya organisasi untuk
mencapai tujuan.
Tinjauan terhadap manajemen
Manajemen dapat ditinjau dari beberapa segi (applied approach), yaitu
digolongkan menjadi sebagai berikut:
1. Manajemen administratif (administrative mangement), yaitu manajmen
atau pejabat pimpinan yang kerjanya menitikberatkan dalam bidang
pemikiran (kerja pikir). Maksudnya adalah suatu pendekatan dari
pempinan atas sampai ke tingkat pimpinan yang terbawah sekalipun,
termasuk para pekerjanya.
2. Manajemen operatif (oprative management), yaitu manajemen atau
pejabat pempinan yang langsung memimpin kerja ke arah tercapainya
kerja yang nyata. Makdunya adalah pendekatan dari bawah ke tingkat
yang lebih atas, adapaun titik beratnya adalah efisien dan produktivitas
para pelaksananya yang terdapat di tingkat bawah.
keputusan
merupakan
bagian
dari
perencanaan,
namunproses
diperlukan untuk mencapai tujuan, penempatan orang-orang (staf) pada kegiatankegiatan ini, penyediaan faktor-faktor fisik yang cocok bagi lingkungan
(keperluan kerja).
c.
Penggerakan (Actuating)
Penggerakan pada dasarnya merupakan fungsi manajemen yang komplek dan
ruang lingkupnya cukup luas serta berhubungan erat dengan sumber daya
manusia. Penggerakan merupakan salah satu fungsi terpenting dalam menejemen.
Penggerakan adalah hubungan erta antara aspek-aspek individual yang
ditimbulkan dari adanya pengaturan terhadap bawahan untuk dapat dimengerti
dan pembagian kerja yang efektif dan efesien untuk mencapai tujuan pendidikan
yang nyata. Sedangkan Terry (1986) mendefinisikan actuating sebagai usaha
menggerakan anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan
dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan yang bersangkutan dan sasaran
anggota perusahaan, karena para anggota ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.
d. Pengawasan (Contrilling)
Pada dasarnya rencana dan pelaksanaan merupakan satu kesatuan tindakan,
walaupun hal ini jarang terjadi. Pengawasan diperlukan untuk melihat sejauh
mana hasil tercapai. Menurut Murdick pengawasan merupakan proses dasar yang
secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasanya suatu
organisasi. Proses dasarnya terdiri dari tiga tahap (1) menetapkan standar
pelaksanaan, (2) mengukur pelaksanaan pekerjaan dibandingkan dengan standar,
dan (3) menentukan kesenjangan (deviasi) antara pelaksanaan standar dan
rencana.
Prinsip-Prinsi Manajemen
Manajemen dipandang sebagai suatu sistem didasarkan pada asumsi
bahwa organisasi merupakan sistem terbuka, tujuan organisasi mempunyai
kebergantungan. Adapun prinsip-prinsip manajemen berdasarkan sistem yaitu:
a. Prinsip Manajemen Berdasarkan Sasaran (MBS)
Istilah MBS (manajemen berdasarkan sasaran) pertama kali dipopulerkan sebagai
suatu pendekatan terhadap perencanaan. MBS merupakan teknik manajemen yang
Pengertian Administrasi
Secara etimologis istilah administrasi berasal dari bahasa Inggris dari kata
administration yang berbentuk infinitifnya adalah to administer. Dengan
demikian, secara etimologis admnistrasi dapat diartikan sebagai kegiatan memberi
bantuan dalam mengelola informasi, mengelola manusia, mengelola harta benda
kearah suatu tujuan yang terhimpun dalam organisasi.Administrasi dalam arti
sempit merupakan penyusunan dan pencatatan data dan informasi secara sitematis
2
10
dengan
maksud
untuk
menyediakan
keterangan
serta
memudahkan
2.3
Teori kepemimpinan
Teori kepemimpinan telah berevolusi dari waktu ke waktu kedalam
berbagai jenis, setiap teori menyediakan gaya yang efektif dalam berorganisasi.
11
Hal
ini
menganalisis
sebagian
besar
teori
terkemuka
dan
Teori Sifat
Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang
pemimpin ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki
pemimpin itu. Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan bahwa untuk
menjadi seorang pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh
kemampuan pribadi pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud
adalah kualitas seseorang dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di
dalamnya.
Ciri-ciri ideal yang perlu dimiliki pemimpin menurut Sondang P Siagian
(1994:75-76) adalah: pengetahuan umum yang luas, daya ingat yang kuat,
rasionalitas, obyektivitas, pragmatisme, fleksibilitas, adaptabilitas, orientasi
masa depan; sifat inkuisitif, rasa tepat waktu, rasa kohesi yang tinggi,
naluri relevansi, keteladanan, ketegasan, keberanian, sikap yang antisipatif,
kesediaan menjadi pendengar yang baik, kapasitas integratif; kemampuan
untuk bertumbuh dan berkembang, analitik, menentukan skala prioritas,
membedakan yang urgen dan yang penting, keterampilan mendidik, dan
berkomunikasi secara efektif. Walaupun teori sifat memiliki berbagai
kelemahan (antara lain : terlalu bersifat deskriptif, tidak selalu ada relevansi
antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas kepemimpinan) dan
dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila kita renungkan
nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya mengenai
berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin justru sangat
diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.
b)
Teori Perilaku
12
kecenderungan
penekanan
pada
segi
teknis
pekerjaan,
Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh
ciri kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan
tuntutan situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi
dengan memperhitungkan faktor waktu dan ruang.
13
14
Penyebab Konflik
Banyak faktor yang bertanggung jawab terhadap terjadinya konflik
terutama dalam suatu organisasi. Faktor-faktor tersebut dapat berupa perilaku
yang menentang, stress, kondisi ruangan, kewenagan dokter perawat, keyakinan,
eksklusifisme, kekaburan tugas, kekurangan sumber daya, proses perubahan
imbalan, dan masalah komunikasih. Terdapat tiga macam perilaku menentang,
yaitu competitive bomber yang dicirikan dengan perilaku mudah menolak,
menggerutudan menggumam, mudah untuk tidak masuk kerja, dan merusak
secara agresif yang disengaja. Tipe perilaku menentang kedua adalah Martyred
Acomodation, yang ditunjukkan dengan penggunaan kepatuha semua atau palsu
dan kemampuan bekerja sama dengan orang lain, namun smbil melakukan ejekan
dan hinaan. Tipe perilaku yang menentang ke tiga adalah Avoider, yang
ditunjukkkan dengan penghindaran kesepakatan yang telah dibuat dan menolak
untuk berpartisipasi. Stres juga dapat mengakibatkan terjadinya konflik dalam
suatu organisasi. Kewenangan Dokter perawat yang berlebihan dan tidak saling
mengindalikan usulan-usulan diantara mereka, juga dapat mengakibatkan
munculnya konflik.
Penyebab lain terjadinya konflik dapat diakibatkan oleh adanya perbedaan
nilai atau keyakinan antara satu orang dengan orang lain. Peran ganda yang
disandang
seseorang
perawat
dalam
bangsal
keperawatan
seringkali
15
Proses konflik
La Monica (1986) mengutif pendapatnya Filley (1980) membagi proses
konflik dalam 6 tahapan, yaitu kondisi yang mendahului, konflik yang dipersepsi,
konflik yang dirasakan, perilaku yang dinyatakan, penyelesaian atau penekanan
konflik, dan penyelesain akibata konflik. Kondisi yang mendahului merupakan
penyebab terjadinya konflik seperti yang sudah didiskusikan sebelumnya. Tahap
terakhir dari proses konflik adalah upaya penyelesaian akibat dari konflik.
Menurut Hicks dan gullett dalam buku kepemimpinan dan motivasi
(Wahjosumidjo ; 2001) menyebutkan bahwa peranan pimpinan dalam suatu
organisasi adalah menciptakan rasa aman (providing security). Dengan terciptanya
rasa aman , organisasi atau bawahan dalam melaksanakan tugas-tugasnya merasa
tidak tertanggu, bebas dari segala perasaan gelisah, kekawatiran, bahkan merasa
memperoleh jaminan keamanan dari pimpinan.
Dan bagaimana seorang pemimpin itu harus berperilaku terhadap konflik,
perlu berorientasi kembali kepada berbagai teori kepemimpinan perilaku yang
ada. Salah satu diantaranya ialah management grid yang dikembangkan oleh
Robert R. Blake dan Jane S. Mouton
Berdasarkan management grid, setiap perilaku seorang pemimpin dapat
diukur melalui dua demensi, yaitu berorientasi kepada hasil atau tugas (T), dan
yang lain berorientasi kepada bawahan atau hubungan kerja (H).
Teori intraksi pada tahun 1970 mengumumkan bahwa konflik merupakan
suatu hal yang penting, dan secara aktif mengajak organisasi untuk menjadikan
16
konflik sabagai salah satu pertumbuhan produksi. Teori ini menekankan bahwa
konflik dapat mangakibatkan pertumbuhan produksi sekaligus kehancuran
organisasi, keduanya tergantung bagai mana manajel mengelolahnya. Mengingat
konflik adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dalam organisasi, maka
manajer harus dapat mengelolahnya dengan baik.
Konflik dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu, konflik intrapersonal,
interpersonal, dan antar kelompok.
1. Intrapersonal.
Konflik yang terjadi pada individu sendiri. Keadaan ini merupakan masalah
internal untuk mengklarifikasi nilai dan keinginan dari konflik yang terjadi.
2. Interpersonal.
Konflik interpersonal terjadi antara dua orang atau lebih di mana nilai, tujuan dan
keyakinan berbeda. Konflik ini sering terjadi karena seseorang secara konstan
berinteraksi dengan orang lain, sehingga ditemukan perbedaan-perbedaan.
3. Antar kelompok.
Konflik terjadi antar dua atau lebih dari kelompok orang, departemen, atau
organisasi. Sumber konflik jenis ini adalah hambatan dalam mencapai kekuasaan
dan otoritas (kualitas jasa layanan), serta keterbatasan prasarana.
Strategi penyelesaian konflik dapat dibedakan menjadi 6, yakni:
1. Kompromi atau negosiasi
Suatu strategi penyelesaian konflik dimana semua yang terlibat saling
menyadari dan sepakat pada keinginan bersama. Enyelesaian strategi ini sering
diartikan sebagai lose-lose situation. Kedua unsur yang terlibat meyerah dan
menyepakati hal yang telah dibuat. Di dalam manajemen keperawatan, strategi ini
sering digunakan oleh middle dan top manajer keperwatan. (Nursalam, 2009:127)
Ketika masing-masing pihak yang berkonflik berusaha mengalah dalam
satu atau lain hal, terjadilah tindakan berbagi, yang mendatangkan kompromi.
Dalam maksud kompromis (compromising), tidak jelas siapa yang menang siapa
yang kalah. Alih-alih, muncul kesediaan dari pihak-pihak yang berkonflik untuk
membatasi objek konflik dan menerima solusi meski sifatnya sementara. Karena
itu ciri khas maksud kompromis adalah bahwa masing-masing pihak rela
menyerahkan sesuatu atau megalah.contohnya bisa berupa kesediaan untuk
17
menerima kenaikan gaji 2 dollar per jam dan bukannnya 3 dollar, untuk menerima
kesepakatan parsial dengan sudut pandang tertentu, dan untuk mengaku turut
bertanggungjawab atas sebuah pelanggaran. (Robbins, 2008:182)
2. Kompetensi
Strategi ini dapat diartikan sebagai win/lose penyelesaian konflik.
Penyelesaian ini menekankan bahwa hanya ada satu orang atau kelompok yang
menang tanpa mempertimbangkan yang kalah. Akibat negatif dari strategi ini
adalah kemarahan, putus asa, dan keinginan untuk perbaikan di masa mendatang.
(Nursalam, 2009:127)
Ketika seseorang berusaha memperjuangkan kepentingannya sendiri, tanpa
memedulikan dampaknya atas pihak lain yang berkonflik, orang dapat kita
katakan sedang bersaing (competing). Contoh dari perilaku ini mencakup maksud
untuk mencapi tujuan anda dengan mengurbankan tujuan orang lain, berupaya
meyakinkan orang lain bahwa kesimpulan anda benar dan kesimpulan ia salah,
dan mencoba membuat orang lain dipesalahkan atas suatu masalah. (Robbins,
2008:181)
3. Akomodasi
Ketika salah satu pihak berusaha menyenangkan hati lawannya, pihak
tersebut kiranya akan bersedia menempatkan kepentingan lawan diatas
kepentingannya sendiri. Dengan kata lain, agar hubungan tetap terpelihara, salah
satu pihak bersedia berkurban. Kita menyebut maksud ini sebagai akomodatif
(accommodating). Contohnya adalah kesediaan untuk mengurbankan kepentingan
Anda sehingga tujuan pihak lain dapat tercepai, mendukung pendapat orang lain
meskipun Anda
dengan
kompetisi.
Pada
ini
seseorang
berusaha
18
4. Smootting
Teknik ini merupakan penyelesaian konflik dengan cara mengurangi
kompnen emosional dalam konflik. Pada strategi ini, individu yang terlibat dalam
konflik berupaya mencari kebersamaan daripada perbedaan dengan penuh
kesadaran dan introspeksi diri. Strategi ini bisa diterapkan pada konflik yang
ringan, tetapi untuk konflik yang besar, misalnya persaingan pelayanan/hasil
produksi,tidak dapat dipergunakan. (Nursalam, 2009:128)
5. Menghindar
Semua yang terlibat dalam konflik, pada strategi ini menyadari tentang
masalah yang dihadapi, tetapi memilih untuk menghindar atau tidak
menyelesaikan masalah. Strategi ini biasanya dipilih bila ketidak sepakatan
membahayakan kedua pihak, biaya penyelesaian lebih besar daripada menghindar,
atau perlu orang ketiga dalam menyelesaikannya, atau jika masalah dapat
terselesaikan dengan sendirinya . (Nursalam, 2009:128)
Seseorang mungkin mengakui adanya konflik namun ia ingin menarik diri
atau menekannya. Contoh-contoh dari perilaku meghindar (avaiding) adalah
mencoba mengabaikan sesuatu konflik dan menghindari orang lain yang tidak
bersepakat dengan anda. (Robbins, 2008:182)
6. Kolaborasi
Strategi ini merupakan strategi win-win solution. Dalam kolaborasi,
kedua unsur yang terlibat menentukan tujuan bersama dan bekerjasama dalam
mencapai suatu tujuan. Karena keduanya meyakini akan tercapainya suatu tujuan
yang telah ditetapkan, masing-masing meyakininya. Strategi kolaborasi tidak akan
bisa berjalan bila kompetisi insentif sebagai bagian dari situasi tersebut, kelompok
yang terlibat tidak mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah, dan
tidak adanya kepercayaan dari kedua kelompok atau seseorang. (Nursalam,
2009:128)
Ketika setiap pihak yang berkomplik berkeinginan untuk bersama-sama
memperjuangkan kepentingan kedua belah pihak, dapat dikatakan mereka sedang
bekerjasama dan mengupayakan hasil yang sama-sama menguntungkan. Dalam
bekerja sama (collaborating), maksud para pihak adalah menyelesaikan masalah
dengan memperjelas perbedaan ketimbang mengakomodasi sudut pandang.
Contohnya
adalah
upaya
untuk
mencari
solusi
menang-menang
yang
19
yaitu :
Menciptakan kontak dan membina hubungan
Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan
Menumbuhkan kemampuan / kekuatan dii sendiri
Menentukan tujuan
Mencari beberapa alternative
Memilih alternative
Merencanakan pelaksanaan jalan keluar
yaitu :
1) Arbitrasi ( arbitration)
Arbitrasi merupakan prosedur dimana pihak ketiga mendengarkan kedua belah
pihak yang berselisih, pihak ketiga bertindak sebagai hakim dan penengah dalam
menentukan penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian yang mengikat.
20
2) Mediasi (mediation)
Mediasi dipergunakan oleh mediator untuk menyelesaikan konflik tidak seperti
yang diselesaikan oleh abritor, karena seorang mediator tidak mempunyai
wewenang secara langsung terhadap pihak- pihak yang bertikai dan rekomendasi
yang diberikan tidak mengikat.
b. Strategi menang-kalah (win-lose strategy)
Dalam strategi saya menang anda kalah (win lose strategy), menekankan
adanya salah satu pihak yang sedang konflik mengalami kekalahan tetapi yang
lain memperoleh kemenangan.
Beberapa cara yang digunakan untuk menyelesaikan konflik dengan winlose strategi dapt melalui:
1) Penarikan diri, yaitu proses penyelesaian konflik antara dua atau lebih pihak yang
kurang puas sebagai akibat dari ketergantungan tugas (task independence)
2) Taktik-taktik penghalusan dan damai, yaitu dengan melakukan tindakan
perdamaian dengan pihak lawan untuk menghindari terjadinya konfrontasi
terhadap perbedaan dan kekaburan dalam batas bidang kerja (jurisdictional
ambiquity)
3) Bujukan, yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah posisinya untuk
mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan dengan konflik,
karena adanya rintangan komnikasi (communication barriers)
4) Taktik paksaan dan penekanan, yaitu menggunakan kekuasaan formal dengan
menunjukkan kekuatan (power) melalui sikap ororiter karena dipengaruhi oleh
sifat-sifat individu (individual traits)
5) Taktik-taktik yang berorientasi pada tawar-menawar dan pertukaran persetujuan
sehingga tercapai suatu kompromi yang dapat diterima oleh dua belah pihak,
untuk menyelesaikan konflik yang berkaitan dengan persaingan terhadap sumbersumber (competition for resources)
c.
21
Jadi strategi ini menolong memecahkan masalah pihak-pihak yang terlibat dalam
kkonflik, bukan hanya sekedar memojokkan orang.
Strategi menang-menang jarang dipergunakan dalam organisasi dan
industry, tetapi ada dua cara di dalam strategi ini yang dapt dipergunakan sebagai
alternatif pemecahan konflik interpersonal yaitu :
1) Pemecahan masalah terpadu (integrative problema solving) usaha untuk
menyelesaikan secara mufakat atau memadukan kebutuhan-kebutuhan kedua
belah pihak.
2) Konsultasi proses antar pihak (inter-Party Process Consultation) dalam
penyelesaian konsutasi proses biasanya ditangani oleh konsultan proses, dimana
keduanya tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan konflik dengan
kekuasaan atau menghakimi salah satu adau kedua belah pihak yang terlibat
konflik.
3. Strategi mengatasi konflik organisasi(organitation conflict)
Ada bebrapa startegi yang bisa dipakai untuk mengantisipasi terjadinya konflik
organisasi diantaranya adalah :
a. Pendekatan Birokratis(Bureaucratis approach)
Konflik muncul karena adanya hubungan birokratis yang terjadi secara vertical
dan untuk menghadapi konflik vertical model ini, manajer cenderung
menggunakan struktur hirarki
Kemampuan Pemimpin
Pemimpin yang baik sangat diharapkan oleh setiap orang dalam
2.
Bisa membangun hubungan timbal balik yang baik dengan orang lain.
3.
4.
5.
6.
Mampu menarik orang lain untuk ikut karena hasil kontribusi yang kita
berikan selalu positif.
7.
2.
3.
4.
24
6.
BAB III
25
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas maka kami dapat mengambil kesimpulan bahwa
26