You are on page 1of 5

Biostratigraf

Aldinofrizal
Fikri Zain Karim

(140710140029)
(140710140030)

Farhan Hamid Lubis

(140710140031)

Zayyed Akhmed

(140710140032)

M. Azhari Syamsu

(140710140034)

Resume
Korelasi Zona Kumpulan
Korelasi berdasarkan zona kumpulan didasarkan pada pengelompokan
taksa. Keberadaan zona tersebut ditentukan oleh flora dan fauna dalam
suatu penampang stratigrafi. Zona tersebut terlihat sangat bervariasi jika
ditinjau secara regional. Shaw (1994) menyatakan batas zona kumpulan
sangat rumit karena adanya zona transisi, karena zona kumpulan bisa saja
tidak terlihat atau bahkan hilang. Sehingga peneliti membuat adanya limit
praktis yang membatasi tingkat keakuratan. Cara pemecahan masalah lain
yang baru baru ini diajukan adalah dengan menerapkan teknik-teknik
analisis statistika
Korelasi Zona Puncak
Korelasi berdasarkan zona puncak dari cabang korelasi biostratigrafi
yaitu merupakan zona yang merepresentasikan saat atau saat saat ketika
suatu taxon tertentu berada pada puncak perkembangannya. Kelimpahan
maksimum yang terekam dalam rekaman stratigrafi mungkin berkaitan
dengan kondisi ekologi yang kondusif dan bersifat local dan sporadic,
kendala dari korelasi ini adalah tidak dapat digunakan sebagai penciri
kronostratigrafi.

Korelasi Fosil
Korelasi berdasarkan fosil merupakan matching up satuan satuan
stratigrafi berdasarkan waktu, penentuan kesebandingan waktu antar
berbagai strata merupakan dasar dari stratigrafi global. Metode korelasi
berdasarkan fosil ini dibagi dua yaitu metode biologi dan metode fisika/kimia.
Penentuan kesebandingan waktu ini dianggap sebagai tipe korelasi yang
terpenting.
Korelasi Berdasarkan Zona Selang
Zona selang adalah biozona yang membagi-bagi strata yang jatuh diantara
saat-saat dimana suatu taxon muncul untuk pertama kalinya dan saat-saat
suatu taxon hilang untuk pertama kalinya.
Tipe-tipe zona selang yang dikenal adalah:

Zona selang antara pemunculan pertama dan pemunculan terakhir suatu


taxon tunggal. Zona selang seperti ini dikenal dengan sebutan zona

kisaran taxon (taxon range zone).


Zona selang antara pemunculan pertama dua taksa yang berbeda atau

pemunculan terakhir dari kedua taksa tersebut.


Zona selang antara pemunculan pertama suatu taxon dan pemunculan

terakhir taxon yang lain.


Zona selang yang ditentukan oleh zona-zona kisaran yang saling
bertumpang tindih. Zona selang seperti ini dikenal dengan sebutan
concurrent range zone.

Korelasi Berdasarkan Zona Kisaran Takson


Zona kisaran takson mungkin berguna untuk kronokorelasi jika taksa
yang dipakai sebagai dasar penentuannya memiliki kisaran stratigrafi yang
pendek. Korelasi berdasarkan zona kisaran taxon seringkali dirujuk sebagai
korelasi berdasarkan fosil penunjuk. Fosil penunjuk (index fossil) adalah
taxon yang memiliki kisaran stratigrafi yang pendek, memiliki penyebaran

geografis yang luas, cukup melimpah untuk dapat ditemukan dengan relatif
mudah dalam rekaman stratigrafi, dan mudah dikenal.

Metode Korelasi Grafs


Organisme dapat bermigrasi secara lateral untuk kemudian muncul di
tempat lain pada waktu yang berbeda dengan pemunculan yang sebenarnya
dari organisme tersebut atau punah di tempat baru itu. Variabel-variabel
tingkah laku organisme seperti itu menyebabkan batas-batas zona selang
secara inherent bersifat fuzzy. Batas eksak dari biozona tidak akan pernah
dapat diketahui karena batas itu ditentukan secara empiris. Setiap saat
selalu mungkin terjadi pelebaran batas kisaran suatu taxon atau taksa
sejalan dengan munculnya hasil-hasil penelitian baru.
Salah satu cara untuk meminimalkan masalah fuzzy zonal boundaries
ialah dengan menerapkan metode-metode statistika dalam menangani data
biostratigrafi yang berupa data pemunculan awal dan pemunculan akhir
semua spesies dalam suatu penampang stratigrafi, bukan hanya kisaran dari
satu atau dua spesies saja. Shaw (1964) adalah orang yang pertama kali
mengusulkan metode grafis untuk menetapkan kesebandingan waktu antar
berbagai strata yang ada dalam dua penampang stratigrafi dengan cara
merajahkan data-data pemunculan awal dan pemunculan akhir semua
spesies yang ada pada suatu penampang terhadap data-data pemunculan
awal dan pemunculan akhir berbagai spesies itu pada penampang stratigrafi
lain.

Metode

yang

digunakan

oleh

Shaw

(1964),

yang

kemudian

disempurnakan oleh Miller (1977), pertama-tama dilakukan dengan cara


memilih suatu penampang stratigrafi sebagai penampang rujukan (reference
section). Penampang itu merupakan penampang paling tebal, bebas dari
pengaruh sesar atau struktur lain, dan mengandung banyak fosil (baik
jumlah

maupun

variasinya).

Penampang

rujukan

diukur

dan

diambil

sampelnya selengkap mungkin, kemudian posisi FAD dan LAD dari setiap
spesies pada penampang itu dicatat, misalnya pada meter ke berapa suatu
spesies muncul untuk pertama kali dan pada meter ke berapa pula spesies
itu hilang. Setelah itu, kita pilih penampang stratigrafi kedua untuk
dibandingkan dengan penampang rujukan. Pada penampang itu, kita juga
meneliti semua spesies dan kemudian menentukan FAD dan LAD mereka
pada penampang tersebut.
Kehadiran endapan yang mengindikasikan

physical events atau

isotopic events yang memiliki kebenaran kronostratigrafi bisa dimanfaatkan


dalam metode grafis itu, bahwa kehadiran endapan itu dapat digunakan
untuk membuktikan kesahihan best-fit line. Jika garis itu benar, maka posisi
stratigrafi endapan tersebut pada kedua penampang itu akan tepat
terhubungkan oleh garis tersebut.
Selain
untuk

bermanfaat
mengkorelasikan

penampang
metode

stratigrafi,
grafis

merupakan

sebuah

juga
alat

handal untuk mengevaluasi


perbedaan laju sedimentasi
pada berbagai penampang
atau

untuk

mendeteksi

kehadiran hiatus. Kemiringan


dari

best-fit

line

mengindikasikan laju sedimentasi relatif antara dua daerah yang diwakili


oleh

kedua

penampang

yang

dihubungkan.

Jika

terjadi

perubahan

kemiringan best-fit line, perubahan itu mengindikasikan terjadi peningkatan


atau penurunan laju sedimentasi relatif.
Korelasi Biogeografs

Meskipun zona selang dapat digunakan sebagai batasan untuk


menyatakan satuan strata yang diendapkan pada rentang waktu yang
relative pendek, namun tidak dapat digunakan untuk korelasi kronostratigrafi
secara rinci. Batas eksak dari biozone tidak akan dapat diketahui, karena
batas tersebut dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan ataupun
faktor lainnya.
Metodelain yang dapat digunakan adalah korelas itime-stratigraphic.
Dikarnakanper bedaansuhu di lautan, beberapa spesies hanya dapat
bertahan

hidup

di

zona

tertentu.

Namun

perubahan

iklim

dapat

menyebabkan mereka untuk berpindah ke zonaGambar


lain. Dengan mengambil
data-data

dari

beberapa

zona,

yang

kemudian

dikorelasikan

untuk

membentuk kurva iklim yang dibuat dari persentase spesies iklim hangat
dan spesies iklim dingin, maka akan dapat dilihat perubahan suhu dari suatu
zona.
Sebagai contoh, beberapa poraminifera biasanya bergulung kekanan
pada zona hangat dan bergulung kekiri pada suhu dingin. Dari gambar 14.16
dapat dilihat pada masa glasial, zona yang diteliti di dominasi oleh
poraminifera yang bergulung kekanan dan kemudian digantikan oleh
poraminifera yang bergulung ke kiri, hal ini disebabkan oleh perubahan suhu
pada zaman pleistosen.

You might also like