Professional Documents
Culture Documents
KARAKTER MANUSIA
Mempelajari kepribadian manusia itu menarik. Coba bayangkan, dari 2 milyar manusia yang
ada di dunia ini tidak ada satupun yang sama persis, baik secara bentuk dan karakternya.
Sekalipun anda memiliki dua orang yang sama persis dan dibesarkan dalam lingkungan yang
juga 100% sama, saya yakin anda akan memiliki dua orang pribadi yang berbeda. Ada
banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian atau karakter manusia ini.
Secara umum, faktor-faktor tersebut dibagi menjadi dua bagian besar. Yang pertama adalah
faktor internal atau bawaan. Faktor lainnya adalah faktor eksternal atau lingkungan. Kali
ini saya akan memfokuskan pada faktor eksternal karena saya sudah menulis menganai faktor
internalnya... he...he.. ..he...hore..hore..hore...! (lapo aee seee...!)
Dalam beberapa waktu kedepan, saya akan memperdalam tentang faktor internal ini (setelah
saya selesai menulis mengenai faktor yang mempengaruhi perkembangan kepribadian
manusia ini) Pokok bahasannya adalah mengenai kepribadian primer dan kepribadian
sekunder (penekanan pada bagian ini!) Kenapa harus menulis mengenai perkembangan
kepribadian ini dulu daripada karakter sekunder ? Karena karakter sekunder ini sangat
dipengaruhi oleh faktor faktor eksternalnya...begitu sayaang....
Loh....kan bisa juga menulis mengenai karakter sekunder baru faktor yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian paak Wapaaaan....Iyaaa...benar juga yaaa....tapi karena saya yang
nulis, jadi anda tidak berhak mengatur cara saya menulis....(sejujurnya...karena idenya masih
garing tapi gengsi gak mau ngakui...) ^-^'
Jadi....untuk mempersingkat perdebatan kita (masih gengsi), faktor faktor eksternal yang
mempengaruhi perkembangan kepribadian manusia adalah :
1. Faktor Lingkungan
2. Faktor Trauma Masa Kecil
ataupun kepada dirinya sendiri. Jika trauma masa kecilnya disebabkan oleh kedua
orangtuanya, maka perkembangan kepribadiannya menjadi tidak sehat.
Saya teringat dengan cerita
Billy Miligan. Dia
mempunyai 24 kepribadian
yang berbeda dalam dirinya.
Ada Arthur, Reagan, Philip,
Kevin, April, Adalana, Jason,
Shawn, Sang Guru, dan
lainnya. Bagaimana Billy bisa
memiliki masalah kepribadian
yang unik ini ? Trauma masa
kecil adalah jawabannya. Di
usianya yang relatif muda,
Billy disiksa oleh ayah tirinya
sendiri. Dia dipukul,
ditendang, diperkosa
(sodomi), dan hampir dikubur
William Stanley Milligan yang hidup-hidup. Saya rasa tidak
lebih dikenal dengan nama Billy ada yang lebih menyakitkan
dalam hidup daripada
pelecehan dan penyiksaan dari
orang tua kita.
Kisah Billy membuktikan kebenaran ini, di lain waktu saya akan tulis mengenai Billy ini
karena saya sudah membaca habis bukunya. Sebenarnya ada juga kasus yang serupa dengan
Billy, yaitu Sybil Dorsett. Seorang wanita yang memiliki 16 kepribadian yang berbeda dalam
dirinya. Penyebabnya sama, trauma masa kecil !
Saya yakin, anda ataupun saya mempunyai paling
tidak satu kenangan masa kecil kita. Pengalaman
saya adalah mandi kemudian mainan handuk di
kamar mandi, lalu tak sengaja saya memecahkan
lampu kamar mandi. Langsung saya lari dalam
pelukan kepada papa saya dan menangis terseduhseduh sambil meminta maaf. Kalau tidak salah,
usia saya waktu kejadian tersebut 7 tahun. Saya
Sybil Dorsett ingat juga papa saya membelai kepala saya dan
bilang, "Tidak apa-apa....tidak apa-apa....!"
Dari sini saya mempunyai figur yang baik mengenai seorang papa. Secara tidak langsung hal
ini mempengaruhi kepribadian saya yang lemah lembut, baik hati, murah senyum, pemaaf,
dan pemberani (alagombal!) Luar biasa bukan pengalaman masa kecil kita ? Untungnya
situasi yang saya alami positif, bayangkan jika sebaliknya.
FAKTOR AGAMA DAN BUDAYA
Mitos : Pria Logis dan Wanita Emosional.
Pernyataan salah ini terus meluas di masyarakat kita, meyakinkan para wanita merah dan
putih mereka tidak benar-benar berpikir logis, dan para pria biru dan kuning sebenarnya
mereka tidak merasakan emosi yang mereka miliki. Omong kosong. Tetapi betapa sering kita
mendengar komentar bias seperti anak lelaki besar tidak boleh mangis dan wanita Cuma
bisa menangis untuk memanipulasi ? Kita juga takut untuk menghadapi kebenaran siapa diri
kita, sehingga sering membuat komentar yang terburu-bru dan menguntungkan diri sendiri
dengan mengorbankan orang lain agar kita bisa merasa lebih baik tentang diri kita. Bantulah
diri anda, dan lampaui bias agama dan/atau budaya yang kaku demi merangkul identitas
kepribadian sejati setiap orang.
Tentu saja, orang cepat belajar bagaimana caranya hidup di dunia ini, Jika seseorang
memperoleh pesan konsisten bahwa salah untuk berperilaku dengan cara tertentu karena
agama atau masyarakat mengatakan demikian, biasanya mereka menyisihkan pendapat
pribadi demi bertahan hidup dan diterima oleh mereka. Beberapa individu telah mengalah
begitu banyak sepanjang hidup mereka, sampai entah mereka menjadi sangat marah pada
segala sesuatu, atau mereka bahkan tidak memiliki kemiripan lagi dengan siapa mereka saat
lahir. Jika anda ingin membicarakan tentang tragedi manusia, itulah tragedi sesungguhnya
kehilangan jati diri sejatinya !
Wuiiih.gila bener, padahal masih banyak lagi yang mau saya tulis, gak terasa udah tiga
halaman lebih. Kalo kepanjangan bisa bosen yang baca ! Semoga anda menangkap maksud
saya, jika ada pertanyaan atau hal-hal yang kurang jelas, jangan sungkan sungkan untuk
mengirimkan email kepada saya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
kepribadian kita. Sukses untuk anda !
Manajemen Komunikasi
Terkadang orang menganggap kemampuan berbicara itu datang begitu saja sehingga tidak
ada keinginan untuk melatih, mengembangkan, dan menyempurnakan karena orang merasa
kemampuan berbicara itu tidak perlu dilatih dan merupakan takdir. Misalnya, orang yang
termasuk jika saat berbicara selalu menyakitkan hati orang, lelet, plegak-pleguk dan selalu
berpikiran takdirku ya seperti ini, tetapi apakah sebetulnya memang seperti itu?
Berbicara perlu latihan, kita bisa melihat seorang anak yang juga butuh bicara dan butuh
contoh supaya dapat belajar dengan baik. Berbicara adalah suatu proses learning, seseorang
tidak bisa begitu saja dapat berbicara dengan bagus kalau dia tidak berlatih (belajar). Faktorfaktor yang mempengaruhi dalam hal ini yang pertama adalah faktor inside (internal dan
eksternal).
Faktor internal dibagi menjadi:
1. Belajar bahasa sangat dipengaruhi oleh karakter seseorang (kepribadian), yaitu
menyangkut tentang kedewasaan emosi, profil kepribadian apakah dia seorang yang
minder atau justru mempunyai self confident yang kuat, semua itu akan bisa terbaca
dari seseorang saat berbicara. Maka, sebetulnya sangat mudah kita melihat dan tertipu
seseorang hanya dari caranya berbicaranya saja, hal ini yang perlu kita cermati.
2. Organ dari alat berbicara (fisik). Ada yang memang sedikit mempunyai hambatan
dalam berbicara karena organnya, misalnya: gagap, cadel, latah, dsb sehingga dapat
dijembatani dengan berlatih dan mengatur terus intonasi, ritme, atau yang lain-lainya
supaya pesan yang Anda sampaikan ke orang lain dapat tersampaikan dengan baik.
Melihat dari dua hal di atas kita dapat mengetahui bahwa profil kepribadian seseorang,
namun apakah kepribadian seseorang kemudian bisa dilatih?.
Faktor kepribadian seseorang sangat berpengaruh pada saat mengekspresikan emosi dan salah
satu ekspresi dari emosi adalah verbal, maka sangat sulit sekali pada saat marah kita bisa
mengontrol diri kita sendiri supaya tetap berbicara lemah lembut, bijak, tenang, rapi, santai,
tanpa seling surup atau menimbulkan misunderstanding terhadap partner yang kita ajak
bicara, sehingga orang yang kita ajak bicara dapat mendengar dan menangkap isi dan maksud
dari apa yang kita katakan dengan jelas, maka latihan perlu dilakukan terus-menerus. Orang
yang mudah marah, sangat agresif, sangat tempramental namun pada saat marah berbicaranya
akan baik dan efektif adalah suatu hal yang sulit tapi bukan berarti tidak bisa.
Efektif atau tepat pada sasaran, jadi apa yang kita inginkan bisa kita raih dengan cara
berbicara. Nah ini adalah tujuan dari bagaimana kita harus belajar yang efektif. Pada saat
pribadi kita sedang goyah, kecewa, sedih, marah, tapi pada saat kita memverbalisasikan
dalam berbicara kita masih mampu menata, sehingga dapat diterima orang dengan baik dan
pesan tersampaikan.
[Parenting]
Di grup-grup WA dan FB dari kemarin beredar link video 30 menit Bunda Elly
Risman (Psikolog Keluarga). Saya sudah nonton dan merinding banget. Padahal
isi pembicaraan bunda Elly sudah berkali-kali saya dengar (dan saya sampaikan
ulang, kalau sesekali diminta ngisi kajian parenting). Tapi, kali ini seiring
dengan isu LGBT akhir-akhir ini, Bu Elly terlihat emosional, suaranya bergetar,
dan berkali-kali matanya berkaca-kaca.
Intinya, berbagai bentuk penyimpangan perilaku anak (mulai dari yang
sederhana: bohong, lelet, malas sampai ke yang parah: selfie telanjang,
kecanduan pornografi, hingga seks bebas dan same-sex attraction/gay/lesbi,dll)
berakar dari kesalahan pola asuh orang tua.
Kesalahannya seperti apa sih? Bisa liat sendiri di video. Di video bagian awal
bu Elly menyebut kesalahan komunikasi, cara bicara ortu yg korup > itu
maksudnya 13 gaya komunikasi yang salah. Jadi logikanya: cara komunikasi
kita yang salah akan berefek buruk pada kepribadian anak (misal, jadi penakut,
alay, gampang dipengaruhi orang, tidak tegas memegang prinsip > nah, ini erat
kaitannya dengan berbagai penyimpangan perilaku seks, mereka mau-mau saja
dibujuk/diajak untuk coba-coba, akhirnya kecanduan).
Cara-cara komunikasi yang salah itu tidak dijelaskan detil oleh bu Elly di video
tersebut, karena waktu yang singkat, hanya 30 menit.
Saya pernah ikut seminar bunda Elly dan ikut pelatihannya bunda Rani Razak
Noeman terkait kesalahan komunikasi ini. Ini saya copas rangkumannya.
Karena awalnya saya nulisnya di grup WA, harap maklum banyak sekali pakai
singkatan, saya ga sempet ngedit ulang. Teorinya dari seminar&pelatihan Ibu
Elly Risman&Ibu Rani Razak Noeman; tetapi penguraian ulang dengan kalimat
saya sendiri.
Selama ini, pengakuan dari para teman-teman peserta pelatihan (termasuk saya
sendiri), dengan mengubah cara bicara, dll, manfaatnya terasa: respon anak
positif, lebih nurut, masalah yang ada bisa teratasi. Sehingga kita lebih tenang
dalam menghadapi anak dan ga banyak energi keluar utk ngomel. Syaratnya
konsisten dan sabar, insyaAllah akan ada respon positif dari anak.
1. Memerintah. Knp kok kita ga boleh memerintah anak
(apalagi disertai bentakan)? Krn, anak jd pasif, ga mandiri,
ga ada inisiatif/kreatif, dan ibu jg capek nyuruh2 terus.
Kalo kita ingin anak berbuat sesuatu, ajak, dan terangkan alasannya. Nak, yuk
sholat, mama temani, nak, yuk bereskan mainanmu, biar rmh rapi. Insya
Allah, lama2 akan trbiasa dan atas inisiatif sendiri anak akan melakukan hal2
itu.
Kebiasaan nyuruh2 bikin anak pasif. Misal nilai matematika jelek, jgn disuruh2
belajar atau les. Tapi, ajak bicara/diskusi, usahakan sampai anak menemukan
sendiri apa sebab nilainya jelek, dan dia sendiri yg bilang aku ingin les! jadi
anak ada rasa tanggung jwb, dia les bukan krn disuruh ibu, tp krn dia merasa
perlu les.
2. Mengancam
Para ibu paling ahli mengancam: kalo gak makan, mama tinggal! Kalo nakal,
mama kurung di kamar mandi! Akibatnya, anak nurut karena takut, bukan
karena kesadaran. Anak jadi penakut, mau saja diajak2 hal negatif sama
teman2nya karena takut ancaman.
Ada yang bilang, sah-sah saja mengancam anak, toh Allah di Quran jg
mngancam dg siksa yg pedih! Jwbnya: ancaman Allah itu kan hukum utk org yg
baligh (sdh ada taklif). Utk anak2, kita sampaikan wajah Jamal (indah) Allah
dulu.. Nak, sholat..supaya kita disayang Allah.. Nak, Allah itu baik, sudah kasih
ini.. itu .. yuk kita berterimakasih.. caranya dg sholat.. Mnrt pnelitian, otak kiri
dan kanan anak tersambung syaraf2nya pada usia9 th, dan saat itu dia bisa
mnghubungkan sebab-akibat yg abstrak (ghaib). Jd saat itulah idealnya kita
kenalkan hukuman Allah, bhw manusia2 yg tidak patuh akan mendapat siksa,
masuk neraka. InsyaAllah dg proses ini, anak beribadah dg landasan cinta dan
syukur, bukan semata2 takut pd neraka. Amin.
3. Menceramahi.
Jangan suka menceramahi anak ya bu.. Knp? Karena..coba inget2 lg, dulu wkt
kecil, kalo diceramahi ibu/bpk..rasanya gmn? Bete, sebel, dan dlm hati bilang
sok tau banget! Atau cerewet! Ya nggak? Lebih baik, ajak anak berdiskusi
dalam suasana santai.
4. Menginterogasi
Terutama untuk anak remaja, gaya interogasi malah bikin mereka kesal dan
semakin menjauh dari ortu. Anak pulang telat, ibu langsung bergaya polisi,
Darimana tadi? Sama siapa? Ngapain aja? Tadi habis les sama temen2, kalian
mampir dulu di cafe ya? Kamu coba-coba ngerokok ya, kok bau rokok?!
Tujuan ortu tentu baik, tapi caranya yang kurang baik.
5. Memberi label/cap
Ibu sering ngomel: kamu lelet, nakal, bandel, ceroboh,dll. Kalo ibu marah
biasanya ga puas kalo ga berkata, kamu kok ga pernah nurut/dengerin ibu
sih?! Memberi cap akan membentuk citra diri anak. Ketika dia dikatai
berulang2 bhw dia lelet atau bodoh atau bandel, dia lama2 akan merasa bhw
dirinya memang demikian. Dan lama2 dia akan cuek, pasif, dan berpikiran
emang aku ya begini ini, situ mau apa?!
Jadi biasakan ucapkan kata2 yg membentuk citra positif anak, puji anak sesuai
apa yg dilakukan (berlebihan memuji juga tidak baik, akan membuat anak
narsis). Ungkapkan perasaan ibu. Misal, Nak, ibu kesal kalau kamu.
6. Membandingkan.
Tujuan ibu membanding2kan anak adalah supaya anak termotivasi, belajar yg
rajin dong, kayak kakak..Liat kakak tuh, juara terus, kamu kok engga?
Bu, ada bbrp kasus ekstrim yg ditemukan guru parenting saya, akibat ibu suka
mmbandingkan. Salah satunya, ada prp dewasa, kena kanker parah. Saat
diterapi, keluar masalahnya: dia selama ini tertekan krn sejak kecil ibunya ga
pernah puas sama dia, selalu banding2kan dg kakaknya.
7: Menghakimi.
Contoh, kakak berantem sama adik, lalu ibu tanpa mau meneliti dulu langsung
bilang kakak jgn nakal sama adik!, atau anak nilainya jelek, ini pasti gara2
kamu main game melulu! Tujuan ibu ngomong gini adalah utk mperbaiki
perilaku anak, ya kan? Tapi sayang, cara ini ga ngefek. Anak akan merasa sakit
hati (terutama kali dia merasa benar/dituduh secara salah). Lama2 dia merasa ga
disayang, disalahin melulu..dst (efeknya akan mirip dg yg sy ceritakan
kemarin). Ketika anak msh kecil, mgkn msh bisa kita kontrol. Tp ketika sdh
remaja, jika komunikasi dg ortu ga bagus, anak akan menjauh dan lebih
mndengar kata2 temannya.
Teknik paling ngefek dlm membangun komunikasi dg anak: bertanya (bukan
menginterogasi lho) dan dengar jawabannya. Jadi jgb menghakimi, biarkan
anak menyampaikan argumen, lalu giring dia utk ambil kesimpulan/penilaian
atas perilakunya sendiri. Ini juga berdampak positif: melatih anak berpikir dan
menyusun argumen.
8: menyalahkan.
Ini sering banget kita lakukan dan terasa wajar. Misal anak numpahin minuman
di karpet ya ampun! Kok numpahin minum aja sih? Liat ni karpet jadi kotor!
Hati2 dong!
Mungkin kita bertanya2, emang anak salah, kok ga boleh disalahin?
Problemnya ada di gaya bicara. Kalo anak salah ya kita kasih tau, tp bukan dgn
menyalahkan (apalagi plus ngomel, marah, atau melabeli dasar kamu memang
ceroboh!). Seperti sdh sy bilang sblmnya, tujuan kita belajar gaya bicara yg
benar adalah agar komunikasi ortu-anak terbangun baik sehingga berbagai
masalah besar di masa depan bisa dihindari. Anak yg disalah2in melulu akan
tumbuh jd org ga pede, ga kreatif (selalu takut salah), mgkn jd pembohong
(daripada disalahin, mending bohong aja),dll.
Ini musti dilatih supaya ibu2 terbiasa. Jd refleks saat anak berbuat kesalahan
upayakan bukan berupa menyalahkan, coba ganti kalimat lain.. misalnya..
waduuh.. jatuh ya.. ayo bantu ibu ngelap karpetnya.. (pokoknya tahan lidah,
jgn sampai meledak nyalah2in). Saat itupun anak sdh tau kok kalau dia salah. Jg
jangan ibu langsung bersihkan sendiri, libatkan anak,biarin dia ikut bersihin.ga
bersih gpp, kan masih kecil.. Ibu bantuin bersihkan (bareng2). Di sini ada yg
dipelajari anak: menahan emosi (krn anak belajar dg meniru sikap ibu),
bertanggung jwb, dan dia tau kalo ga jln hati2, ada akibatnya.
9 mendiagnosis/menganalis.
Misal tadi, anak jatuh dan minuman di gelas tumpah ke karpet. Ibu ga marah tp
bilang gini, adek tadi pasti jalannya sambil ngelamun ya? Trus, jd ga liat nih
ada mainan di atas karpet. Coba kalo td adek jln pelan aja, perhatiin kakinya,
jgn sampi kesandung..pasti ga bakal tumpah nih susunya..
Kebayang kalo ibu2 terbiasa ngomong gini..sampai anak remaja masih rajin
menganalisis, pasti dlm hati mrk akan bilang bawel amat sih enak gue! Sok tau
banget! Dlm kondisi gini, ga ngefek ibu2 nasehat ini-itu..krn di pikiran mrk
sdh tertanam ibuku sok tau! Gawat kan?
Nah, yg sebaiknya dilakukan adalah BERTANYA (bukan interogasi ya).
Waduh..adek kok nilai matematikanya jelek? (Biarkan anak mnganalisis
sendiri..jgn lgsg bilang ini pasti krn kamu males bikin pr!) Bila komunikasi
terjalin baik, anak terbuka curhat..misal mmg dia ga paham penjelasan guru..
Lalu tanya lagi : menurutmu, jalan keluarnya apa ya?
Jadi kalo akhirnya anak les, itu atas kesadaran si anak (dan dia jd senang
mnjalaninya) bukan krn hasil analisis ibu ini pasti gurumu emang payah.. udah,
mulai besok kamu les aja!
10 menyindir.
Ibu2 sendiri kalo disindir org enak ga? Pasti kesel kan? sayangnya banyak jg
ibu2 yg sukan nyindir orang.. juga nyindir anaknya. Anak2 yg disindir ibunya
pun tetap sakit hati, merasa terhina, dan merasa disalahkan.
Contoh: anak lagi sibuk baca buku cerita, pdhl rumah berantakan atau blm cuci
piring. Ibu sambil beresin rumah, bilang duh, tuan putri, santai banget nih baca
buku.. emang enak ya jd putri, ada pembantu yg ngurusin semuanya!
11. Memberi solusi.
Udah, kamu bobo aja, biar ibu yg beresin mainanmu. ya, sini biar ibu yg
bikinin prakarya-nya, kamu kerjakan PR yg lain Anak udh di sekolah, sms,
buku pr ketinggalan..ibu buru2 nganter peer ke sekolah. Anak mau ujian, buku
ga ketemu sambil ngomel, ibu bantu cariin dan ketemu (kalo ga ketemu, ibu
yg pinjem dari anak temennya, lalu ibu yg fotokopi). Sibuk bangeeeet.. ya kan?
Padahal, kita ibuk2 nih udah banyak urusan:.masak, nyuci, ngitung duit belanja
(dan stress kalo duit ga cukup), taklim, kerja, dll. Masa mau sih merepotkan diri
utk hal2 yg seharusnya diurus sendiri oleh anak? Kebiasaan memberi solusi
pada anak, selain merepotkan diri sendiri juga mendidik anak jd pribadi manja,
bergantung ke orang, tdk bertanggung jawab, ga kreatif mencari solusi utk
problemnya sendiri. Maka, stop berusaha jadi SUPERMOM yg selalu ingin
kasih solusi.
Kalo ada masalah, ajak diskusi: menurutmu apa yg sebaiknya kamu lakukan?
Bantu anak menemukan solusi masalah, biarkan dia berlatih mikir, bukan kita
menyuapinya dg solusi. Saat dia sdh memilih solusi, fasilitasi, dampingi. Misal,
anak ga paham2 matematika. Tanya: mnrtmu, musti gmn ya? Kalo dia bilang
ingin les, fasilitasi. Kalo ga ada uang, bilang ke anak, dorong dia mncari
alternatif lain. Misal:aku mau belajar sama paman (kebetulan psmannya mhsw
matematika), fasilitasi, misalnya dg cara anter ke rmh paman.
12. Menyuap.
Kalau adek ga rewel nanti ibu beliin eskrim.. Ssst, main dulu sana. Nanti
kalo tamunya dah pulang ibu kasih uang bwt beli mainan. Skrg jgn ribut ya!
Malu sama tamu. Ayo beresin mainannya, ntar ibu kasih hadiah.. Ehm
siapa yg pernah ngomong gini?
Ibu2 ini namanya menyuap ya. Kita skrg benci sama para pejabat yg makan
suap.. tapi kadang kita lupa, sikap senang disuap itu ditumbuhkan oleh ortu
Jgn sampai anak2 kita besar jd penyuka suap, mau kerja kalo ada uang pelicin,
dll..naudzu billah..
Tujuan kita menyuap adalah supaya urusan cepet selesai. Krn itu yg musti
diingat: mendidik anak itu mmg butuh waktu.. makanya jgn sibuk dg urusan
selain anak, biar banyak waktu. Jadi, kalo anak nangis, kita tetap tenang, ga
tergoda menyuap. Lakukan antisipasi: saat mau ada tamu, bilang Nak, nanti
ibu ada tamu. Kamu yg tenang ya, jangan rewel. Ibu sayang pada anak yg
sopan. Janji ya? Siapkan segala macam mainan. Kalau anak rewel: introspeksi
diri..jgn2 emang udah kelamaan ngobrolnya. Tegas saja ke tamu: duh, maaf,
obrolannya kita sambung kain waktu ya.. Tapi kalo baru 5 mnt udh rewel, mgkn
krn sering disuap, artinya anak ga tepati janji. Katakan baik2:ibu kecewa kamu
ga tepati janji.. tlg tunggu 10 mnt lagi, ibu ngobrol dulu dg tamu, lalu main
dgnmu. Dan 10 menit, tepati janji ibu. Anak akan belajar mnepati janji.
13 Berbohong.
Ada tamu, ibu males menemui,,bilang ke anak bilang, ibu ga ada!. Anak
minta jajan, ibu ga ada uang! (Padahal ada, tp buat keperluan lain). Anak ga
mau makan ntar ditangkep polisi lho (selain ngancem, jg bohong, kan polisi
ga akan nangkep org yg mogok makan). Akibat dr bohong.. ya kita semua udah
taulah.Kita benci dibohongi (apalagi sama suami:D), masa kita latih anak kita
jadi pembohong?!
Sumber blogspot
Kesehatan mental yang baik adalah kondisi ketika batin kita berada dalam keadaan tentram
dan tenang, sehingga memungkinkan kita untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan
menghargai orang lain di sekitar.
Seseorang yang bermental sehat dapat menggunakan kemampuan atau potensi dirinya secara
maksimal dalam menghadapi tantangan hidup, serta membentuk hubungan positif dengan
orang lain.
Namun sebaliknya, orang yang kesehatan mentalnya terganggu akan mengalami gangguan
suasana hati, kemampuan berpikir, serta kendali emosi yang pada akhirnya bisa mengarah
pada perilaku buruk.
Tidak mengherankan jika penyakit mental dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan
sehari-hari penderitanya, misalnya terganggunya interaksi atau hubungan mereka dengan
orang lain, terganggunya prestasi di ruang lingkup pendidikan, dan terganggunya
produktivitas dalam pekerjaan.
Terdapat beberapa jenis masalah kesehatan mental dan berikut ini adalah tiga jenis kondisi di
antaranya yang paling umum terjadi.
Stres
Stres adalah keadaan ketika seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara
emosi maupun mental.
Seseorang yang stres biasanya akan tampak gelisah, cemas, dan mudah tersinggung. Stres
juga dapat mengganggu konsentrasi, mengurangi motivasi, dan pada kasus tertentu, memicu
depresi.
Stres bukan saja dapat memengaruhi psikologi penderitanya, tetapi juga dapat berdampak
kepada cara bersikap dan kesehatan fisik mereka.
Merokok.
Gangguan tidur
Lelah
Sakit kepala
Sakit perut
Nyeri dada
Obesitas
Hipertensi
Diabetes
Gangguan jantung
Banyak faktor yang dapat menyebabkan seseorang mengalami stres, sebagian di antaranya
adalah masalah keuangan, hubungan sosial, atau tuntutan di dalam pekerjaan. Untuk
mengatasi stres, kunci utamanya adalah mengidentifikasi akar permasalahan dan mencari
solusinya.
Selain itu, penanggulangan stres juga bisa dilakukan dengan mengaplikasikan nasihat-nasihat
yang masuk ke dalam manajemen stres yang baik, seperti:
Belajar menerima suatu masalah yang mustahil diatasi atau hal-hal yang
tidak dapat Anda ubah.
Selalu berpikir positif bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam hidup
ada hikmahnya.
Temui dokter jika teknik penanggulangan stres yang Anda lakukan tidak membuahkan hasil.
Dokter kemungkinan akan menyarankan Anda menjalani suatu terapi atau konseling. Selain
itu pergilah ke dokter jika stres yang Anda alami sampai menimbulkan penyakit fisik. Dalam
kasus ini, diagnosis dan pemberian obat-obatan bisa dilakukan.
Gangguan kecemasan
Gangguan kecemasan adalah kondisi psikologis ketika penderitanya mengalami rasa cemas
berlebihan secara konstan dan sulit dikendalikan, sehingga berdampak buruk terhadap
kehidupan sehari-hari mereka.
Bagi sebagian orang normal, rasa cemas biasanya timbul pada suatu kejadian tertentu saja,
misalnya saat akan menghadapi ujian di sekolah atau wawancara kerja. Namun pada
penderita gangguan kecemasan, rasa cemas ini kerap timbul pada tiap situasi. Itu sebabnya
orang yang mengalami kondisi ini akan sulit merasa rileks dari waktu ke waktu.
Selain gelisah atau rasa takut yang berlebihan, gejala psikologis lain yang mungkin bisa
muncul pada penderita gangguan kecemasan adalah berkurangnya rasa percaya diri, menjadi
lekas marah, stres, sulit berkonsentrasi, dan menjadi penyendiri.
Sementara itu gejala fisik yang mungkin menyertai masalah gangguan kecemasan adalah:
Sulit tidur
Badan gemetar
Jantung berdebar
Sesak napas
Lelah
Pusing
Kesemutan
Meski penyebab gangguan kecemasan belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor
diduga dapat memicu munculnya kondisi tersebut. Salah satu faktor pemicu gangguan
kecemasan adalah trauma akibat intimidasi, pelecehan, dan kekerasan di lingkungan luar atau
pun keluarga.
Faktor risiko lainnya adalah stres berkepanjangan, gen yang diwariskan dari orang tua, dan
ketidakseimbangan hormon serotonin dan noradrenalin di dalam otak yang berfungsi
mengendalikan suasana hati.
Selain itu, gangguan kecemasan juga dapat dipicu oleh penyalahgunaan minuman keras dan
obat-obatan terlarang.
Jika Anda merasa menderita gangguan kecemasan, penting untuk membicarakan gejala yang
Anda alami pada dokter agar diagnosis bisa dipastikan dan pengobatan yang tepat dapat
diberikan.
Ada beberapa kondisi yang memiliki gejala fisik yang sama dengan gangguan kecemasan,
contohnya gangguan kelenjar tiroid dan anemia. Dan untuk membedakan kondisi-kondisi
tersebut dengan gangguan kecemasan, pemeriksaan darah perlu dilakukan.
Sebenarnya gangguan kecemasan dapat Anda atasi tanpa bantuan dokter melalui cara-cara,
seperti mengonsumsi makanan bergizi tinggi, cukup tidur, mengurangi asupan kafein,
minuman beralkohol, atau zat penenang lainnya, tidak merokok, berolah raga secara rutin,
dan melakukan metode relaksasi sederhana, seperti yoga atau meditasi.
Namun temuilah dokter jika Anda merasa tidak bisa lagi menangani sendiri gejala gangguan
kecemasan, apalagi kondisi tersebut sampai membuat kehidupan sehari-hari Anda
berantakan. Penanganan dari dokter biasanya meliputi pemberian obat-obatan antidepresan,
serta terapi kognitif.
Depresi
Mudah tersinggung.
Berikut ini adalah dampak depresi terhadap kesehatan fisik yang mungkin dapat terjadi:
Gangguan tidur.
Lemah.
Libido turun.
Sembelit.
Ada beragam hal yang dapat memicu terjadinya depresi, mulai dari peristiwa dalam hidup
yang menimbulkan stres, kehilangan orang yang dicintai, merasa kesepian, hingga memiliki
kepribadian yang rapuh terhadap depresi.
Selain itu depresi yang dialami seseorang juga bisa disebabkan oleh penderitaan akibat
penyakit parah dan berkepanjangan, seperti kanker dan gangguan jantung, cedera parah di
kepala, efek dari konsumsi minuman beralkohol berlebihan dan obat-obatan terlarang, hingga
akibat faktor genetika dalam keluarga.
Temui dokter jika Anda merasakan gejala-gejala depresi selama lebih dari dua minggu dan
tidak kunjung mereda. Terlebih lagi jika gejala depresi tersebut sampai mengganggu proses
pendidikan, pekerjaan, dan hubungan sosial Anda dengan orang lain, bahkan hingga membuat
Anda berniat menyakiti diri sendiri atau bunuh diri.
Penanganan depresi yang akan dilakukan oleh dokter akan disesuaikan dengan tingkat
keparahan depresi yang diderita masing-masing pasien. Bentuk penanganan bisa berupa
terapi konsultasi, pemberian obat-obatan antidepresi, atau kombinasi keduanya.
Tong Kosong Nyaring Bunyinya, menandakan bahwa suara-suara yang muncul tidak selalu
memberikan kontribusi Prestasi atau Performa Kerja yang Maksimal. Jika Anda melihat
bahwa Orang Jepang Lebih banyak Bekerja daripada Bicara, menandakan bahwa mereka
sangat memperhatikan Proses Kerja dibandingkan Wacana. Perilaku Efektif menegaskan
bahwa Bekerja pada Koridor yang tepat dan akurat untuk memperoleh Hasil. Kemampuan
Terbesar Anda adalah Bisa dan Dapat Diandalkan. Jadilah Tulang Punggung dibandingkan
Tulang lainnya.
Setiap Organisasi memerlukan Pahlawan yang Diam, tanpa banyak bicara mencari perhatian
namun dapat diandalkan dalam Pekerjaannya. Sebagian besar orang tidak akan berkeberatan
untuk Bekerja Keras, namun mereka akan sangat Kecewa pada saat Kerja Keras mereka
diabaikan.
Untuk mendorong lebih banyak perilaku efektif dalam Tim Organisasi Anda, maka
perhatikan beberapa point berikut ini:
1. Identifikasi dan Hargai Perilaku Baik.
Anda apresiasi seseorang pada saat dia berbuat baik, maka akan memperkuat pondasi Kinerja
Tim kedepannya. Namun lakukan dengan proporsional bukan setiap Anda memergoki
perilaku baiknya. Dorong mereka untuk melakukan pekerjaan dengan lebih baik lagi pada
waktu mendatang. Perilaku baik itu terlalu berharga untuk diremehkan.
2. Mendukung Pahlawan yang tidak banyak bicara.
Jangan mudah mengabaikan orang yang bisa diandalkan karena Anda fokus pada yang
memiliki performa buruk. Coba Anda telaah lebih jauh beberapa pertanyaan berikut:
Siapa yang begitu Tenang dan Tidak Berasumsi namun Performanya Baik?
Berikan Perhatian Khusus dan Tulus kepada mereka tidak hanya secara Profesional namun
juga secara Individual dan Personal.
Istilah kesehatan mental diambil dari konsep mental hygiene, kata mental diambil dari bahasa
Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahas latin yang artinya psikis, jiwa atau
kejiwaan. Mental hygiene merujuk pada pengembangan dan aplikasi seperangkat prinsipprinsip praktis yang diarahkan kepada pencapaian dan pemeliharaan unsur psikologis dan
pencegahan dari kemungkinan timbulnya kerusakan mental atau malajudjusment.
Aspek psikis manusia pada dasarnya merupakan satu kesatuan dengan sistem biologis,
sebagai sub sistem dari eksistensi manusia, maka aspek psikis selalu berinteraksi dengan
keseluruhan aspek kemanusiaan. Karena itulah aspek psikis tidak dapat dipisahkan untuk
melihat sisi jiwa manusia.
Ada beberapa aspek psikis yang turut berpengaruh terhadap kesehatan mental, antara
lain :
Pengalaman awal Pengalaman awal merupakan segenap pengalaman-pengalaman yang
terjadi pada individu terutama yang terjadi di masa lalunya. Pengalaman awal ini adalah
merupakan bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental individu di
kemudian hari.Kebutuhan Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan mental
seseorang. Orang yang telah mencapai kebutuhan aktualisasi yaitu orang yang
mengeksploitasi dan segenap kemampuan bakat, ketrampilannya sepenuhnya, akan mencapai
tingkatan apa yang disebut dengan tingkatan pengalaman puncak.Dalam berbagai penelitian
ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami gangguan mental, disebabkan oleh
ketidakmampuan individu memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Kebutuhan yang dimaksud di
sini adalah kebutuhan dasar yang tersusun secara hirarki. Kebutuhan biologis, kebutuhan rasa
aman, meliputi kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, pengetahuan, keindahan dan
kebutuhan aktualisasi diri.
Gangguan dan penyakit jiwa
1. Psikosomatik
Adalah penderita yang menemukan kelainan-kelainan atau keluhan. Pada
tubuhnya yang disebabkan oleh faktor-faktor emosional melalui syarat
yang menimbulkan perubahan yang tidak mudah pulihnya, misalnya : sulit
tidur jika banyak masalah, hilang nafsu makan, makan berlebihan.
2. Kelainan kepribadian
Penderita sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sosial.
Misalnya orang suka meledak emosinya.
3. Retardasi mental
Adalah keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan jiwa
seseorang. Contoh dalam memahami sesuatu ilmu pengetahuan yang
baru di dapat atau kata-kata baru, cara pemahamannya terlalu lama.
4. Rasionalisasi
Dimana penderita sering memutarbalikkan fakta yang bersangkutan
dengan ego individunya sendiri atau dalam arti lain memutarbalikkan hati
nuraninya sendiri yang mengakibatkan kepercayaan diri hilang.
5. Neurosis
Adalah gangguan jiwa yang penderitanya masih dalam keadaan sadar,
dengan melalui ketidakberesan tingkah laku, susunan syaraf juga karena
sikap seseorang terhadap orang lain. Ciri-ciri neurosis meliputi : sering
adanya konflik, reaksi kecemasan, kerusakan aspek-aspek kepribadian,
phobia, gangguan pencernaan. Seseorang yang terkena neurosis
mengetahui bahwasanya bahwa jiwanya terganggu, baik disebabkan
gangguan jasmani dan jiwanya sendiri.
6. Psikosis
Pada psikosis ini penderita sudah tidak dapat menyadari apa penyakitnya,
karena sudah menyerang seluruh keadaan netral jiwanya.
Ciri-cirinya meliputi :
Gangguan emosional
Dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja. Masa remaja yang
ditandai dengan pencarian identitas diri, pada masa dewasa awal, identitas diri
ini didapat sedikit-demi sedikit sesuai dengan umur kronologis dan mental egenya.
Berbagai masalah juga muncul dengan bertambahnya umur pada masa dewasa
awal. Dewasa awal adalah masa peralihan dari ketergantungan kemasa mandiri,
baik dari segi ekonomi, kebebasan menentukan diri sendiri, dan pandangan
tentang masa depan sudah lebih realistis.
Erickson (dalam Monks, Knoers & Haditono, 2001) mengatakan bahwa seseorang
yang digolongkan dalam usia dewasa awal berada dalam tahap hubungan
hangat, dekat dan komunikatif dengan atau tidak melibatkan kontak seksual. Bila
gagal dalam bentuk keintiman maka ia akan mengalami apa yang disebut isolasi
(merasa tersisihkan dari orang lain, kesepian, menyalahkan diri karena berbeda
dengan orang lain).
Hurlock (1990) mengatakan bahwa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun
samapi kira-kira umur 40 tahun, saat perubahan-perubahan fisik dan psikologis
yang menyertai berkurangnya kemampuan reproduktif.
Secara umum, mereka yang tergolong dewasa muda (young ) ialah mereka yang
berusia 20-40 tahun. Menurut seorang ahli psikologi perkembangan, Santrock
(1999), orang dewasa muda termasuk masa transisi, baik transisi secara fisik
(physically trantition) transisi secara intelektual (cognitive trantition), serta
transisi peran sosial (social role trantition).
5. Menerima kritik dan saran; orang matang memiliki kemauan yang realistis,
paham bahwa dirinya tidak selalu benar, sehingga terbuka terhadap kritikkritik dan saran-saran orang lain demi peningkatan dirinya.
6. Pertanggungjawaban terhadap usaha-usaha pribadi; orang yang matang
mau memberi kesempatan pada orang lain membantu usahan-usahanya
untuk mencapai tujuan. Secara realistis diakuinya bahwa beberapa hal
tentang usahanya tidak selalu dapat dinilainya secara sungguh-sunguh,
sehingga untuk itu dia bantuan orang lain, tetapi tetap dia
brtanggungjawab secara pribadi terhadap usaha-usahanya.
7. Penyesuaian yang realistis terhadap situasi-situasi baru; orang matang
memiliki cirri fleksibel dan dapat menempatkan diri dengan kenyataankenyataan yang dihadapinya dengan situasi-situasi baru.
Dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan
yang baru, dan harapan-harapan sosial yang baru. Masa dewasa awal adalah
kelanjutan dari masa remaja. Sebagai kelanjutan masa remaja, sehingga ciri-ciri
masa remaja tidak jauh berbeda dengan perkembangan remaja. Ciri-ciri
perkembangan dewasa awal adalah:
1. Usia reproduktif (Reproductive Age). Masa dewasa adalah masa usia
reproduktif. Masa ini ditandai dengan membentuk rumah tangga.Tetapi
masa ini bisa ditunda dengan beberapa alasan. Ada beberapa orang
dewasa belum membentuk keluarga sampai mereka menyelesaikan dan
memulai karir mereka dalam suatu lapangan tertentu.
2. Usia memantapkan letak kedudukan (Setting down age). Dengan
pemantapan kedudukan (settle down), seseorang berkembangan pola
hidupnya secara individual, yang mana dapat menjadi ciri khas seseorang
sampai akhir hayat. Situasi yang lain membutuhkan perubahan-perubahan
dalam pola hidup tersebut, dalam masa setengah baya atau masa tua,
yang dapat menimbulkan kesukaran dan gangguan-gangguan emosi bagi
orang-orang yang bersangkutan. Ini adalah masa dimana seseorang
mengatur hidup dan bertanggungjawab dengan kehidupannya. Pria mulai
membentuk bidang pekerjaan yang akan ditangani sebagai karirnya,
sedangkan wanita muda diharapkan mulai menerima tanggungjawab
sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
3. Usia Banyak Masalah (Problem age). Masa ini adalah masa yang
penuh dengan masalah. Jika seseorang tidak siap memasuki tahap ini, dia
akan kesulitan dalam menyelesaikan tahap perkembangannya. Persoalan
yang dihadapi seperti persoalan pekerjaan/jabatan, persoalan teman
hidup maupun persoalan keuangan, semuanya memerlukan penyesuaian
di dalamnya.
4. Usia tegang dalam hal emosi (emostional tension). Banyak orang
dewasa muda mengalami kegagalan emosi yang berhubungan dengan
persoalan-persoalan yang dialaminya seperti persoalan jabatan,
perkawinan, keuangan dan sebagainya. Ketegangan emosional seringkali
dinampakkan dalam ketakutan-ketakutan atau kekhawatirankekhawatiran. Ketakutan atau kekhawatiran yang timbul ini pada
umumnya bergantung pada ketercapainya penyesuaian terhadap
Persepsi seks maya pada dewasa awal. Hasil penelitian oleh Ida Ayu
Putu Sri Andini, menunjukkan bahwa baik pria maupun wanita memiliki
sikap yang negatif terhadap seks maya. Hal tersebut dipengaruhi oleh
faktor kebudayaan Indonesia yang masih memegang teguh adat dan
istiadat budaya timur, dimana manusia harus memperhatikan aturan dan
nilai budaya di dalam bersikap dan berperilaku. Menurut Azwar (dalam
Riyanti dan Prabowo, 1998) kebudayaan yang berkembang dimana
Untuk mengetahui apakah seseorang siap menikah atau tidak, ada beberapa
criteria yang perlu diperhatikan:
Individu yang memiliki kematangan emosi akan memiliki kesiapan menikah yang
lebih baik, artinya mereka mampu mengatasi perubahan-perubahan dan
beradaptasi setelah memasuki pernikahan.
Dewasa awal adalah masa dimana seluruh potensi sebagai manusia berada pada
puncak perkembangan baik fisik maupun psikis. Masa yang memiliki rentang
waktu antara 20 40 tahun adalah masa-masa pengoptimalan potensi yang ada
pada diri individu. Jika masa ini bermasalah, akan mempengaruhi bahkan
kemungkinan individu mengalami masalah yang paling serius pada masa
selanjutnya.
Menurut Vailant (1998), membagi masa dewasa awal menjadi tiga masa, yaitu
masa pembentukan (20 30 tahun) dengan tugas perkembangan mulai
memisahkan diri dari orang tua, membentuk keluarga baru dengan pernikahan
dan mengembangkan persahabatan. Masa konsolidasi (30 40 tahun), yaitu
masa konsolidasi karir dan memperkuat ikatan perkawinan. Masa transisisi
(sekitar usia 40 tahun), merupakan masa meninggalkan kesibukan pekerjan dan
melakukan evaluasi terhadap hal yang telah diperoleh.
Tugas-Tugas Perkembangan Dewasa Awal
Optimalisasi perkembangan dewasa awal mengacu pada tugas-tugas
perkembangan dewasa awal menurut R.J. Havighurst (1953), telah
mengemukakan rumusan tugas-tugas perkembangan dalam masa dewasa awal
sebagai berikut:
1. Memilih teman bergaul (sebagai calon suami atau istri). Setelah
melewati masa remaja, golongan dewasa muda semakin memiliki
kematangan fisiologis (seksual) sehingga mereka siap melakukan tugas
reproduksi, yaitu mampu melakukan hubungan seksual dengan lawan
jenisnya. Dia mencari pasangan untuk bisa menyalurkan kebutuhan
biologis. Mereka akan berupaya mencari calon teman hidup yang cocok
untuk dijadikan pasangan dalam perkawinan ataupun untuk membentuk
kehidupan rumah tangga berikutnya. Mereka akan menentukan kriteria
usia, pendidikan, pekerjaan, atau suku bangsa tertentu, sebagai prasyarat
pasangan hidupnya. Setiap orang mempunyai kriteria yang berbedabeda.
2. Belajar hidup bersama dengan suami istri. Dari pernikahannya, dia
akan saling menerima dan memahami pasangan masing-masing, saling
menerima kekurangan dan saling bantu membantu membangun rumah
tangga. Terkadang terdapat batu saandungan yang tidak bisa dilewati,
sehingga berakibat pada perceraian. Ini lebih banyak diakibatkan oleh
ketidak siapan atau ketidak dewasaan dalam menanggapi masalah yang
dihadapi bersama.
3. Mulai hidup dalam keluarga atau hidup berkeluarga. Masa dewasa
yang memiliki rentang waktu sekitar 20 tahun (20 40) dianggap sebagai
rentang yang cukup panjang. Terlepas dari panjang atau pendek rentang
waktu tersebut, golongan dewasa muda yang berusia di atas 25 tahun,
umumnya telah menyelesaikan pendidikannya minimal setingkat SLTA
(SMU-Sekolah Menengah Umum), akademi atau universitas. Selain itu,
sebagian besar dari mereka yang telah menyelesaikan pendidikan,
umumnya telah memasuki dunia pekerjaan guna meraih karier tertinggi.
Dari sini, mereka mempersiapkan dan membukukan diri bahwa mereka
sudah mandiri secara ekonomis, artinya sudah tidak bergantung lagi pada
orang tua. Sikap yang mandiri ini merupakan langkah positif bagi mereka
karena sekaligus dijadikan sebagai persiapan untuk memasuki kehidupan
rumah tangga yang baru. Belajar mengasuh anak-anak.
4. Mengelolah rumah tangga. Setelah menjadi pernikahan, dia akan
berusaha mengelolah rumah tangganya. Dia akan berusaha membentuk,
membina, dan mengembangkan kehidupan rumah tangga dengan sebaikbaiknya agar dapat mencapai kebahagiaan hidup. Mereka harus dapat
menyesuaikan diri dan bekerja sama dengan pasangan hidup masingmasing. Mereka juga harus dapat melahirkan, membesarkan, mendidik,
dan membina anak-anak dalam keluarga. Selain itu, tetap menjalin
hubungan baik dengan kedua orang tua ataupun saudara-saudaranya
yang lain.
5. Mulai bekerja dalam suatu jabatan. Usai menyelesaikan pendidikan
formal setingkat SMU, akademi atau universitas, umumnya dewasa muda
memasuki dunia kerja, guna menerapkan ilmu dan keahliannya. Mereka
berupaya menekuni karier sesuai dengan minat dan bakat yang dimiliki,
serta memberi jaminan masa depan keuangan yang baik. Bila mereka
merasa cocok dengan kriteria tersebut, mereka akan merasa puas dengan
pekerjaan dan tempat kerja. Sebalik-nya, bila tidak atau belurn cocok
antara minat/ bakat dengan jenis pekerjaan, mereka akan berhenti dan
mencari jenis pekerjaan yang sesuai dengan selera. Tetapi kadang-kadang
ditemukan, meskipun tidak cocok dengan latar belakang ilrnu, pekerjaan
tersebut memberi hasil keuangan yang layak {baik), mereka akan
bertahan dengan pekerjaan itu. Sebab dengan penghasilan yang layak
(memadai), mereka akan dapat membangun kehidupan ekonomi rumah
tangga yang mantap dan mapan. Masa dewasa muda adalah masa untuk
mencapai puncak prestasi. Dengan semangat yang menyala-nyala dan
penuh idealisme, mereka bekerja keras dan bersaing dengan teman
sebaya (atau kelompok yang lebih tua) untuk menunjukkan prestasi kerja.
Dengan mencapai prestasi kerja yang terbaik, mereka akan mampu
memberi kehidupan yang makmur-sejahtera bagi keluarganya.
6. Mulai bertangungjawab sebagai warga Negara secara layak. Warga
negara yang baik adalah dambaan bagi setiap orang yang ingin hidup
tenang, damai, dan bahagia di tengah-tengah masyarakat. Warga negara
yang baik adalah warga negara yang taat dan patuh pada tata aturan
perundang-undangan yang ber-laku. Hal ini diwujudkan dengan cara-cara,
seperti (1) mengurus dan memiliki surat-surat kewarganegaraan (KTP,
akta kelahiran, surat paspor/visa bagi yang akan pergi ke luar negeri), (2)
mem-bayar pajak (pajak televisi, telepon, listrik, air. pajak kendaraan
bermotor, pajak penghasilan), (3) menjaga ketertiban dan keamanan
masyarakat dengan mengendalikan diri agar tidak tercela di mata
masyarakat, dan (4) mampu menyesuaikan diri dalam pergaulan sosial di
masyarakat (ikut terlibat dalam kegiatan gotong royong, kerja bakti
membersihkan selokan, memperbaiki jalan, dan sebagainya). Tugas-tugas
perkembangan tersebut merupakan tuntutan yang harus dipenuhi
seseorang, sesuai dengan norma sosial-budaya yang berlaku di
masyarakat. Bagi orang tertentu, yang menjalani ajaran agama (rnisalnya
hidup sendiri/selibat), mungkin tidak mengikuti tugas perkembangan
bagian ini, yaitu mencari pasangan hidup dan membina kehidupan rumah
tangga. Baik disadari atau tidak, setiap orang dewasa muda akan
melakukan tugas perkembangan tersebut dengan baik.
Inspirasi-inspirasi yang tidak realistis (unrealistic aspiration); Kesukarankesukaran dewasa awal, dapat ditimbulkan oleh konsep-konsep yang tidak
realistis dalam benak pada dewasa awal (yang baru meninggalkan masa
remaja) tentang apa yang diharapkan dengan apa yang dapat dicapai.
PENUTUP
Masa dewasa adalah masa yang sangat panjang (20 40 tahun), dimana sumber
potensi dan kemampuan bertumpu pada usia ini. Masa ini adalah peralihan dari
masa remaja yang masih dalam ketergantungan menuju masa dewasa, yang
menuntut kemandirian dan diujung fase ini adalah fase dewasa akhir, dimana
kemampuan sedikit demi sedikit akan berkurang. Sehingga masa dewasa awal
adalah masa yang paling penting dalam hidup seseorang dalam masa penitian
karir/pekerjaan/sumber penghasilan yang tetap.
Masa ini juga adalah masa dimana kematangan emosi memegang peranan
penting. Seseorang yang ada pada masa ini, harus bisa menempatkan dirinya
pada situasi yang berbeda; problem rumah tangga, masalah pekerjaan,
pengasuhan anak, hidup berkeluarga, menjadi warga masyarakat, pemimpin,
suami/istri membutuhkan kestabilan emosi yang baik.
Kerja keras adalah syarat utama dalam sebuah keberhasilan atau sukses, baik
individu ataupun organisasi. Hampir dapat dipastikan seluruh orang sukses dunia
akan berujar bahwa tidak ada jalan pintas dalam mencapai kesuksesan atau puncak
karir. Tinggal sejauh mana Anda mampu melakukan hal-hal kreatif sehingga tidak
banyak usaha yang terbuang percuma. Kerja Keras adalah WAJIB namun Kerja
Cerdas adalah PERLU. Dengan adanya kerja keras nan cerdas maka mungkin saja
Anda cukup mengalokasikan 20% waktu untuk mencapai 80% hasil (Konsep
Pareto).
1. Perjelas Tujuan (Goals) Anda
Perilaku efektif satu diantaranya adalah memperjelas tujuan akhir Anda. Tanpa
tujuan yang jelas maka Anda hanya melakukan hal yang sia-sia. Tujuan yang jelas,
sebagaimana ajaran dari Stephen Covey mengenai Perilaku Efektif Manusia,
Memulai dari Tujuan Akhir, akan mempermudah RoadMap Anda mencapai
tujuan dan memperkuat motivasi kerja Anda.
2. Jaga Jasmani Anda
Terkadang masalahnya bukan mental, namun kondisi fisik Anda yang tidak cukup
mendukung. Dengan kondisi fisik yang belum maksimal dapat berpengaruh pada
motivasi Anda bekerja lebih keras. Menjaga performa fisik atau jasmani akan
sangat menunjang Anda bekerja lebih baik. Dapat dijelaskan bahwa dalam
Jasmani yang Sehat akan terdapat Jiwa yang Kuat, Mens Sana in Corpore Sano.
3. Pikirkan Perilaku daripada Motivasi
Motivasi adalah sumber daya yang terbatas, sehingga lebih bijak jika Anda
menjadikan sebuah kebiasaan atau perilaku dalam bekerja dibandingkan mencari
motivasi. Anda dapat memulai dengan kebiasaan kecil yang berpengaruh pada
produktivitas Anda, dibandingkan membangun motivasi untuk mengerjakan
sesuatu yang besar. Kebiasaan yang Anda lakukan dengan rutin lebih menunjang
performa dibandingkan sekedar membaca buku atau mendengar pengalaman
sukses orang lain.
4. Carilah Ketidaknyamanan
Keluarlah dari Zona Nyaman Anda, maka jalan menuju kesuksesan akan lebih
terbuka dibandingkan Anda bertahan pada kondisi nyaman. Ketidaknyamanan
akan melatih pola pikir kreatif dan produktif, dan memaksa Anda bertahan
mencapai tujuan akhir. Comfort Zone hanya akan mematikan paradigma Anda
secara pasti meski perlahan.
5. Apresiasi atau Hukum diri Anda
Meski Anda bekerja untuk diri sendiri, namun tidak ada salahnya jika Anda
memberikan Reward atau Punishment. Reward and Punishment tidak hanya
berlaku bagi perusahaan atau organisasi, namun dapat diterapkan pada diri sendiri,
dan inilah cara efektif melatih diri Anda untuk bersikap konsisten dan komitmen
1
Pahami makna kelenturan emosional. Kuat atau lentur secara mental
dan emosional berarti mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi
seperti stres, trauma, kesulitan, atau tragedi. [1] Kelenturan bukanlah
sesuatu yang dimiliki sejak lahir, melainkan proses yang dapat dipelajari
siapa saja, dan dapat ditemukan dalam diri orang biasa. [2]
o
2
Pelajari tentang penataan emosional. Belajar menata emosi adalah
bagian lain yang penting untuk menjadi kuat secara mental dan
emosional. Anda mungkin tidak bisa mengendalikan masalah dalam hidup,
tetapi Anda selalu bisa memilih cara bereaksi. [5] Sekali lagi, ini bukan
keterampilan bawaan dari lahir, siapa pun dapat belajar menata emosi
secara produktif.[6]
3.
3
Identifikasi area spesifik yang ingin Anda ubah. Sebelum dapat
membangun kekuatan mental dan emosional, Anda harus mengetahui
kekuatan dan kesulitan Anda dalam rangka menentukan apa yang ingin
diubah. Buat daftar kekuatan dan permasalahan sebanyak yang bisa Anda
pikirkan. Setelah menyelesaikan daftar tersebut, cari tahu bagaimana
mengubah setiap kesulitan menjadi tujuan yang dapat diupayakan.
o
4.
4
Akui kekuatan Anda. Selain mengidentifikasi berbagai area untuk
diubah, Anda harus menyisihkan waktu untuk mengakui kekuatan yang
Anda punya. Bacalah daftar kekuatan Anda dan beri selamat pada diri
sendiri karena memiliki atribut positif tersebut. Rasa bangga yang
sewajarnya pada diri sendiri akan membantu Anda untuk tetap berfokus
pada kualitas yang positif dan membantu membangun kekuatan mental
dan emosional.[8]
5.
5
Pikirkan lagi tentang pengalaman masa lalu. Alasan yang membuat
Anda merasa seperti tidak cukup kuat secara mental atau emosional
mungkin ada hubungannya dengan sesuatu yang terjadi di masa lalu.
Pengalaman masa lalu dapat memengaruhi kekuatan mental dan
emosional, baik yang terjadi beberapa bulan lalu maupun yang jauh ke
belakang ketika Anda masih kecil. Penelitian menunjukkan bahwa anakanak yang mengalami kekerasan, diabaikan, atau mengalami bahaya
cenderung memiliki masalah kekuatan mental dan emosional, yang dapat
menggiring mereka menyalahgunakan obat-obatan terlarang atau
mencoba bunuh diri.[9]
o
6.
6
Pastikan apakah Anda memiliki ketergantungan yang memerlukan
perawatan. Ketergantungan pada obat-obatan terlarang, alkohol, seks,
atau sesuatu yang lain dapat merusak kekuatan mental dan emosional.
Jika Anda merasa ketergantungan pada sesuatu, cari bantuan untuk
menghilangkan kebiasaan buruk tersebut. Jika ketergantungan yang
dimaksud parah, Anda mungkin memerlukan perawatan. Bicaralah dengan
terapis atau dokter jika menurut Anda ketergantungan tersebut mulai
merusak kekuatan mental dan emosional.
7.
7
Catatlah pikiran dan perasaan Anda dalam jurnal. Menulis jurnal
dapat membantu memahami apa yang mungkin menyebabkan Anda
mengalami kesulitan, dan juga merupakan cara yang bagus untuk
mengurangi stres.[10] Jika ingin mulai menulis jurnal, pilihlah tempat
nyaman dan rencana untuk mencurahkan waktu paling tidak 20 menit per
hari untuk menulis. Anda bisa memulai dengan menuliskan perasaan atau
apa yang Anda pikirkan, atau Anda bisa menggunakan kalimat dorongan.
Beberapa kalimat dorongan yang dapat digunakan meliputi:
o
Seandainya aku bisa bicara dengan diri sendiri ketika masih kecil,
aku akan mengatakan
Ketika merasa terpuruk, yang paling baik yang bisa kulakukan atau
kukatakan pada diri sendiri adalah
8.
8
Pertimbangkan untuk bicara dengan terapis. Tanpa bantuan,
mungkin tidak mudah bagi Anda untuk mengetahui mengapa Anda
merasakan kesulitan dan menentukan cara terbaik untuk mengatasi
perasaan. Ahli kesehatan mental berlisensi dapat membantu Anda
memahami perasaan dan membantu mengatasinya.
o
1
Jauhi kebiasaan buruk yang mengganggu kedamaian mental. Jika
Anda bermain-main dengan kesehatan mental dengan minum alkohol,
memakai narkoba, mencuri, berbohong, dan sebagainya, Anda hanya
mengecilkan kemampuan untuk menjadi kuat secara mental dan
emosional. Mulailah secara bertahap menyingkirkan kebiasaan buruk
tersebut, atau paling tidak batasi sehingga kebiasaan itu tidak
mengendalikan perilaku dan emosi Anda. Jika Anda memiliki
ketergantungan, carilah bantuan
2.
2
Rawat dan perhatikan diri Anda. Olah raga, makan sehat, istirahat,
dan relaksasi akan membantu Anda mengembangkan dan
mempertahankan kekuatan mental dan emosional. Dengan
memperhatikan diri sendiri, Anda mengirimkan isyarat kepada pikiran
bahwa Anda berhak diperhatikan. Pastikan Anda mencurahkan cukup
waktu untuk memenuhi kebutuhan dasar akan olahraga, makanan, tidur,
dan relaksasi.[11]
o
Minumlah banyak air, sedikitnya delapan gelas sehari dan lebih jika
Anda berolahraga dan berkeringat.
3.
3
Perkaya pikiran Anda. Tantang diri Anda untuk terus belajar sepanjang
waktu. Anda akan lebih kuat secara mental dan lebih bijaksana dengan
semakin banyaknya pengetahuan yang diperoleh. Jangan biarkan diri Anda
terjebak dalam satu pola, baik mental maupun fisik. Miliki rasa ingin tahu,
kembangkan kepekaan, dan ketahui informasi tentang dunia.
o
4.
4
Perdalam sisi spiritual Anda. Banyak orang memperoleh kekuatan
dengan memperhatikan spiritualitas mereka. Memiliki hubungan dengan
sesuatu yang lebih besar dari diri Anda, apa pun itu, dapat mengilhami
jiwa dengan kekuatan dan kesadaran akan tujuan. Penelitian menunjukkan
bahwa spiritualitas dan doa membantu meredakan stres dan mengurangi
waktu pemulihan ketika sakit.[12] Spiritualitas bisa dalam berbagai bentuk,
jadi temukan satu yang cocok untuk Anda. Tidak ada cara yang paling
tepat dari lainnya dalam spiritualitas.
1
Tetapkan tujuan dan ikuti jalurnya.[13] Anda dapat berlatih
membangun kekuatan mental dengan menetapkan tujuan yang berarti
dan berusaha mencapainya, langkah demi langkah. Untuk bisa
melanjutkan satu langkah ke langkah berikutnya, Anda memerlukan usaha
dari diri sendiri, mampu mengatasi kebosanan dan penderitaan, dan tetap
teguh sampai berhasil. Itu tidak mudah, dan semakin banyak Anda
berlatih, semakin baik kemampuan Anda dalam mencapai tujuan.
Jika Anda memiliki tujuan besar yang tampaknya tak bisa dicapai,
uraikan dalam langkah-langkah lebih kecil yang bisa dilakukan [14]
Misalnya, jika Anda ingin menjadi lebih tegas, Anda dapat
menetapkan tujuan untuk menyatakan pendapat tiga kali per
minggu. Contohnya mungkin seremeh mengatakan pada pasangan
bahwa Anda ingin makan malam di restoran tertentu, tidak menurut
saja pada pilihan pasangan.
2.
2
Kuatlah ketika melawan kenegatifan. Sikap negatif datang dalam
berbagai cara, mungkin dari dalam berupa pikiran negatif dan berbicara
pada diri sendiri dengan muatan bahaya, atau dari luar berupa umpan
balik negatif atau kekerasan yang dilakukan orang lain. Walaupun
menghilangkan kenegatifan adalah sesuatu yang berada di luar kendali
manusia, namun ada cara untuk menanganinya.
3.
4.
5.
Contoh, jika suami Anda selalu lupa menutup pasta gigi, sadari
bahwa pasta gigi yang tertutup mungkin tidak penting baginya
sebagaimana Anda menganggapnya penting. Anda bisa memilih
cara mengatasi situasi inimenutup pasta gigi sendiri dan
memikirkan cara lain agar suami bisa berkontribusi pada urusan
rumah tangga, atau menempelkan catatan (manis) di dinding
sebagai pengingat yang halus.
6.
6
Ubahlah cara pandang Anda. Jika Anda cenderung berkutat dalam
masalah Anda sendiri, temukan cara untuk memandang kehidupan Anda
dan semua kemungkinannya dengan cara berbeda. Semua orang
menghadapi jalan buntu dari waktu ke waktu, dan mereka yang memiliki
kekuatan mental dan emosional mampu mencari jalan lain untuk
mencapai tujuan. Jika Anda mengalami kesulitan untuk keluar dari pikiran
Anda sendiri, cobalah teknik berikut ini:
o
7.
7
Miliki pandangan yang positif. Orang yang kuat secara mental dan
emosional cenderung tidak banyak mengeluh. Mereka memiliki banyak
masalah seperti orang lain, tetapi tetap tenang dan berfokus pada tujuan
yang lebih besar. Memiliki sikap positif terhadap semua hal yang terjadi
dalam hidup dan kemungkinan yang ada di masa depan akan sangat
membantu Anda pada masa-masa sulit. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa pandangan positif dalam menyikapi hidup juga bermanfaat untuk
kesehatan fisik.[23]
Cari sisi positif dalam situasi sulit. Apa pun situasinya, selalu ada
hikmah yang bisa dijadikan pelajaran.
8.
8
Jujurlah pada diri sendiri. Kemampuan menghadapi kenyataan
mungkin merupakan tanda terbesar dari kekuatan mental dan emosional
seseorang. Jika Anda ingin mengatasi kendala, Anda harus mampu
menghadapinya. Membohongi diri sendiri tentang apa yang terjadi pada
akhirnya hanya akan menyakiti Anda.[24]
o
1
Berpikirlah sebelum bertindak. Ketika dihadapkan pada situasi sulit,
ambil waktu sebanyak yang Anda butuhkan untuk berpikir secara
menyeluruh sebelum bereaksi atau mengambil keputusan. Anda akan
memiliki waktu yang cukup untuk mengendalikan emosi dan menimbang
pilihan, dan ini merupakan suatu keharusan apa pun situasi yang tengah
Anda hadapi.[25]
o
2
Pertimbangkan semua sudut. Sebelum memutuskan apa yang harus
dilakukan, dengan tenang pikirkan situasi yang dihadapi baik-baik. Apa
yang sebenarnya terjadi? Apa jalan yang mungkin bisa diambil? Selalu ada
lebih dari satu cara untuk menangani masalah. [28]
o
3.
3
Tetapkan dan ambil jalan yang benar. Gunakan hati nurani sebagai
panduan. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengambil
keputusan berdasarkan insting cenderung lebih puas dengan
keputusannya dibandingkan orang yang menimbang keputusan dengan
hati-hati.[29] Terkadang jawabannya sudah jelas, dan kadang sulit sekali
memutuskan apa yang benar untuk dilakukan. Jangan biarkan masalah
membesar di luar kendali, ambil keputusan dan jalankan.
o
4.
4
Renungkan apa yang terjadi. Setelah mengalami situasi sulit, pikirkan
apa yang telah terjadi, cara Anda menanganinya, dan bagaimana
hasilnya. Apakah Anda bangga pada tindakan Anda? Apakah ada sesuatu
yang akan Anda lakukan dengan cara berbeda seandainya bisa? Ambil
pelajaran sebanyak mungkin dari pengalaman. Kebijaksanaan hanya
dapat diperoleh dari latihan semacam ini. Dengan menyusuri apa yang
terjadi, alih-alih mencoba mengeluarkannya dari kepala, akan membantu
Anda mengetahui apa yang harus dilakukan bila menghadapi tantangan
lain di kemudian hari.[30]
o
Banyak orang tahu apa yang baik, berbicara mengenai kebaikan namun melakukan yang
sebaliknya
Pada awalnya, manusia itu lahir hanya membawa personality atau kepribadian. Secara
umum kepribadian manusia ada 4 macam dan ada banyak sekali teori yang menggunakan
istilah yang berbeda bahkan ada yang menggunakan warna, tetapi polanya tetap sama. Secara
umum kepribadian manusia ada 4, yaitu :
1. Koleris : tipe ini bercirikan pribadi yang suka kemandirian, tegas, berapi-api, suka
tantangan, bos atas dirinya sendiri.
2. Sanguin : tipe ini bercirikan suka dengan hal praktis, happy dan ceria selalu, suka kejutan,
suka sekali dengan kegiatan social dan bersenang-senang.
3. Plegmatis : tipe ini bercirikan suka bekerjasama, menghindari konflik, tidak suka
perubahan mendadak, teman bicara yang enak, menyukai hal yang pasti.
4. Melankolis : tipe ini bercirikan suka dengan hal detil, menyimpan kemarahan,
perfeksionis, suka instruksi yang jelas, kegiatan rutin sangat disukai.
Di atas ini adalah teori yang klasik dan sekarang teori ini banyak sekali berkembang, dan
masih banyak digunakan sebagai alat tes sampai pengukuran potensi manusia.
Kepribadian bukanlah karakter. Setiap orang punya kepribadian yang berbeda-beda. Nah dari
ke 4 kepribadian tersebut, masing-masing kepribadian tersebut memiliki kelemahan dan
keunggulan masing-masing. Misalnya tipe koleris identik dengan orang yang berbicara
kasar dan terkadang tidak peduli, sanguin pribadi yang sering susah diajak untuk serius,
plegmatis seringkali susah diajak melangkah yang pasti dan terkesan pasif, melankolis
terjebak dengan dilema pribadi iya dimulut dan tidak dihati, serta cenderung perfeksionis
dalam detil kehidupan serta inilah yang terkadang membuat orang lain cukup kerepotan.
Dalam tataran teori, pendidikan karakter sangat menjanjikan bagi menjawab persoalan
pendidikan di Indonesia. Namun dalam tataran praktik, seringkali terjadi bias dalam
penerapannya. Tetapi sebagai sebuah upaya, pendidikan karakter haruslah sebuah program
yang terukur pencapaiannya. Bicara mengenai pengukuran artinya harus ada alat ukurnya,
kalo alat ukur pendidikan matematika jelas, kasih soal ujian jika nilainya diatas strandard
kelulusan artinya dia bisa. Nah, bagaimana dengan pendidikan karakter?
Jika diberi soal mengenai pendidikan karakter maka soal tersebut tidak benar-benar
mengukur keadaan sebenarnya. Misalnya, jika anda bertemu orang yang tersesat ditengah
jalan dan tidak memiliki uang untuk melanjutkan perjalananya apa yang anda lakukan? Untuk
hasil nilai ujian yang baik maka jawabannya adalah menolong orang tersebut, entah
memberikan uang ataupun mengantarnya ke tujuannya. Pertanyaan saya, apabila hal ini
benar-benar terjadi apakah akan terjadi seperti teorinya? Seperti jawaban ujian? Lalu apa alat
ukur pendidikan karakter? Observasi atau pengamatan yang disertai dengan indikator
perilaku yang dikehendaki. Misalnya, mengamati seorang siswa di kelas selama pelajaran
tertentu, tentunya siswa tersebut tidak tahu saat dia sedang di observasi. Nah, kita dapat
menentukan indikator jika dia memiliki perilaku yang baik saat guru menjelaskan, anggaplah
mendengarkan dengan seksama, tidak ribut dan adanya catatan yang lengkap. Mudah bukan?
Dan ini harus dibandingkan dengan beberapa situasi, bukan hanya didalam kelas saja. Ada
banyak cara untuk mengukur hal ini, gunakan kreativitas anda serta kerendahan hati untuk
belajar lebih maksimal agar pengukuran ini lebih sempurna.
Dengan kata lain, mendidik diri sendiri berarti suatu proses mengajar, dan
memberi informasi (information) atau pemahaman tertentu pada diri sendiri,
agar siap berpikir, bersikap, bertindak, dan berperilaku tertentu sebagaimana
yang telah direncanakan sebelumnya. Oleh karena yang bersangkutan
berencana untuk berbuat kebajikan di muka bumi, maka pemikiran, sikap,
tindakan, dan perilakunya dididik agar sesuai, mendukung dan dapat
mewujudkan rencana tersebut.
Proses mengajar (teach) diri sendiri bukanlah pekerjaan yang mudah, karena
banyak keinginan diri yang seringkali bertentangan dengan yang diajarkan.
Upaya mengajar diri sendiri minimal harus meliputi:
Pertama, give lesson, yaitu upaya memberi pelajaran pada diri sendiri tentang
hal-hal yang berkaitan dengan dinamika hidup dan kebajikan. Hal ini dilakukan
melalui pengamatan, analisis dan penarikan kesimpulan atas fenomena yang
ditemui.
Kedua, show how to, yaitu upaya menunjukkan atau menerangkan pada diri
sendiri tentang hal-hal yang berkaitan dengan dinamika hidup dan kebajikan. Hal
ini dilakukan dengan cara menunjukkan pada diri sendiri fenomena yang baik
dan yang buruk yang dialami oleh orang lain sebagai benchmarking
(pembanding dan pengingat).
Selain kesediaan mengajar diri sendiri, unsur penting dalam mendidik diri sendiri
adalah informasi, yang merupakan fakta tentang sesuatu benda, orang, kejadian,
dan lain sebagainya. Informasi berkaitan dengan berita (messages), di mana
informasi dianalogikan sebagai isi sesuatu (misal: air), sedangkan berita
dianalogikan sebagai wadah sesuatu (misal: gelas).
Sebagaimana diketahui berita berisi informasi, dan ide. Dalam konteks berita, hal
terkecil yang termasuk informasi antara lain sepotong tulisan atau sepenggal
perkataan yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain. Oleh kerena itu,
ketika seseorang sedang berupaya mendidik diri sendiri, maka informasi
hendaklah sekurang-kurangnya dimaknai sebagai sepotong tulisan atau
sepenggal perkataan tentang diri sendiri maupun orang lain, yang disampaikan
oleh dirinya sendiri kepada dirinya sendiri.
Beberapa pihak menyebut fenomena ini sebagai, diskusi internal, yang wujud
konkritnya berupa kontestasi berbagai argumen yang ada dalam ranah
pertimbangan, agar dapat dirumuskan sikap yang tepat untuk menyelesaikan
suatu masalah tertentu.
2.
3.
4.
5.
Menerima saran, kritik dan masukan yang bersifat membangun dari orang lain
6.
7.
Respon atau potensi yang sering juga disebut pendorong secara individu untuk bereaksi
terhadap suatu keadaan atau segala hal yang terjadi dalam lingkungan kita. Hal ini bisa di
artikan bahwa kita semua mempunyai sikap atau respon (pendorong) untuk melakukan hal
yang tadinya hanya kita dengar atau kita lihat. sikap ini yang akan membentuk suatu
kreatifitas ketika kita mau mengembangkannya.
Kata mental dapat diartikan sebagai rangakaian sistem abstrak yang hidup dalam pikiran
dan perasaan mengenai respon apa yang harus di anggap penting dan berharga dalam hidup
kita. Dengan mental yang kuat kita mampu bertahan dari terpaan aral melintang yang
menimpa kita, kesimpulannya mungkin kita akan mempunyai nilai hidup tersendiri yang
positif
jika
kita
mempunyai
mental
yang
kuat.
Sikap mental adalah suatu kemungkinan yang akan terjadi pada diri seseorang sehingga
mempunyai konsepsi atau perilaku yang muncul dari jiwanya sebagai reaksi atau respon atas
situasi yang mempengaruhinya. Semoga kita semua mempunyai sikap mental yang positif
karena itu akan mempengaruhi kita dalam kehidupan sehari hari mulai dari kedisiplinan,
kemampuan
,
ketrampilan,
dan
kreatifitas
kita.
Sikap mental lemah adalah ekspresi penyikapan yang dilandaskan pada kesimpulan kalah
oleh realita, hanyut ke dalam realita, pengertian kalah di sini, adalah kegagalan kita
menemukan bagian spesifik dari realita yang tepat untuk memberdayakan diri kita.
Sikap mental kuat adalah ekspresi penyikapan yang dilandaskan pada kesimpulan menang,
Sehingga mampu merespon setiap keadaan (realita) dengan respon yang positif, maka dengan
kekuatan mental yang kuat tersebut mampu membuat kehidupan kita menjadi lebih sukses,
lebih baik, bahkan harapan dan impian yang kita inginkan dapat tercapai menjadi kenyataan
di kehidupan kita
Mengapa kita perlu memilih sikap mental kuat?
Perbedaan pola sikap mental yang kita gunakan dalam melihat dan merespon kenyataan
(realita), akan menciptakan perbedaan kesimpulan mental (hasil makna) yang kita pahami.
Perbedaan kesimpulan akan membedakan keputusan, dan perbedaan keputusan akan
membedakan (rencana) tindakan, perbedaan tindakan akan membedakan kebiasaan dan
perbedaan kebiasaan akan membedakan karakter (prilaku menghadapi hidup) dan perbedaan
di tingkat karakter akan membedakan perbedaan tanggapan (feedback) yang dikeluarkan oleh
kehidupan kepada kita. Mungkin inilah sedikit urut-urutan dari kesimpulan yang sering kita
dengar bahwa: Dunia di dalam, akan menentukan dunia di luar. Nasib adalah pilihan,
bukan hadiah dari peluang, batu bisa hanya sekedar menjadi batu tetapi bisa pula menjadi
patung yang bernilai tinggi, Nasib tidak akan berubah jika kita tidak mau merubahnya.
Jadi, segala sesuatu banyak tergantung pada orangnya. Kata-kata tergantung orangnya ini
menunjuk sikap mental (mental attitude), respon dan strategi yang kita pilih untuk menyikap
hidup, jalan hidup yang kita gunakan untuk mendapatkan keinginan, dan seterusnya. Hidup
ini adalah pilihan
pun yang dikerjakan terkesan grusa-grusu, selalu terburu-buru, dan seperti sibuk sendiri,
padahal orang lain bisa bekerja dengan santai tapi terarah.
Tidak hanya di dalam pekerjaan, dalam kehidupan sehari-hari yang membutuhkan banyak
energi untuk menghadapi setiap tantangan dan pengalaman hidup sangat kita perlukan mental
yang kuat. Fokus pada menyelesaikan persoalan hidup, lalu mengolah diri untuk lebih yakin
lagi dalam mengatasinya, akan jauh lebih baik ketimbang kita panik. Ketenangan hati akan
jauh lebih mudah kita dapatkan di saat kita focus.
Fokuskan hati dan pikiran kita pada masa depan , jangan biarkan diri kita tenggelam dalam
bayang bayang masa lalu , Emosi sering membutakan mata hati , saat datang dan tak
terkendali pasti melukai diri sendiri maupun orang lain, maka sadari gejalanya, kenali
seketika, supaya sesal dan dosa tak hinggap di sana.
Apa yang kita pikirkan, apa yang kita ucapkan, dan apa yang kita lakukan akan
menghasilkan aksi dan reaksi dari sekitar kita, Jika hal negative yang kita kedepankan maka
kita pun akan menuai hasil yang negative pula yaitu: kesedihan , kekecewaan, , emosi , dan
sebagainya
Sikap positif pasti membawa kita pada hasil yang positif dalam setiap aspek kehidupan yang
kita jalani maka kegembiraan, keceriaan, kebahagiaan selalu bersama dalam keseharian kita
sehingga membuat hari hari kita lebih berharga dan bermakna.
>>> Mampu Memanajemen ( Mengendalikan ) KEINGINAN
Manajemen keinginan adalah bagaimana menyikapi keinginan dengan mengukur kemampuan
dari segala sisi dan realistis. Penderitaan , kesusahan , kekawatiran, ketegangan , kesetressan ,
ketidaktentraman, timbul bukan hanya karena materi tetapi terbakar oleh berbagai keinginan.
Penderitaan akan timbul dari tiap keinginan yang tidak menggunakan parameter pemahaman
yang jelas. Setiap saat keinginan kita terus berkembang , dan ini adalah fakta, dari berbagai
keinginan kita yang belum tercapai tersebut terakumulasi selama berhari hari, berminggu
minggu, berbulan bulan dan bahkan bertahun tahun yang pada akhirnya membuat kita susah
dan sangat menderita.
Banyak orang mendefinisikan kesuksesan sebagai kemampuan untuk memenuhi semua
keinginan. Semakin banyak keinginan yang bisa dipenuhi seseorang, hidupnya akan disebut
semakin sukses. Pandangan seperti itu jelas menganggap bahwa tujuan hidup seseorang
adalah mengejar semua keinginannya. Sayangnya kita sering hanya mengejar untuk
memenuhi keinginan dan yang perlukan adalah banyak uang, bahkan mereka terkadang tidak
mempedulikan hal lain selain mengejar keinginan-keinginannya. Apa yang diperlukan
untuk memenuhi semua keinginan kita ?
Dari uraian diatas tersebut kita di tuntut mempunyai pemahaman yang jelas mengenai
berbagai faktor yang harus di penuhi dalam mencapai satu per satu dari keinginan kita , kita
perlu mengetahui dua jenis keinginan, yaitu: keinginan yang membutuhkan uang dan
keinginan yang tidak membutuhkan uang untuk pemenuhannya. Jika keinginan kita harus
dengan uang , maka satu hal yang harus kita fokuskan adalah Memiliki Penghasilan Lebih,
karena dengan kita mempunyai Penghasilan lebih , satu per satu keinginan kita dapat kita
penuhi secara bertahap , artinya kita harus terlebih dulu memiliki usaha yang mapan atau
pekerjaan yang mapan yaitu pekerjaan yang tidak bergantung pada orang lain (orang gajian)
dengan begitu kita tidak kawatir kena PHK.
Sebagai contoh fakta yang terjadi pada sebagian besar saudara saudari kita yang menjadi
buruh migran (TKI/KW) dengan bekerja di luar negeri mereka berharap mendapatkan
penghasilan lebih, sehingga mereka mempunyai begitu banyak keinginan seperti: ingin punya
gelang/kalung emas , ingin memperbaiki/ membangun rumah, ingin beli perabotan rumah ,
ingin sepeda motor/mobil , ingin bantu orang tua beli sawah , ingin menikah dengan pesta
yang meriah , ingin ini dan itu banyak sekali jika nanti mereka kembali ke tanah air (pulang
kampung) .
Keinginan keinginan tersebut terus berkembang dan terus terakumulasi (Menumpuk)
mungkin selama bertahun tahun di pikiran mereka, maka tidak heran jika mereka yang
kurang beruntung (gagal) mengalami stress berat atau gangguan mental karenan gagal meraih
mimpi mereka . Begitupula bagi mereka yang katakanlah berhasil mendapatkan uang banyak
dan ketika pulang ke kampung halaman karena mereka termotivasi tujuan hidup (bekerja)
mereka adalah mengejar semua keinginan maka ketika beberapa dari keinginan telah
terpenuhi dan akhirnya uang mereka telah habis sedangkan di kampung mereka tidak
memiliki pekerjaan/penghasilan yang memadai , maka yang terjadi adalah mereka di sadari
maupun tidak mengalami gangguan mental atau stress.
Terpaksa mereka harus kembali bekerja ke luar negeri lagi (kembali menjadi buruh migrant
lagi, dan ini akan terus terjadi) mereka harus kembali meninggalkan kampung halaman , jauh
dari keluarga dan orang orang yang di cintai demi memenuhi kebutuhan hidup mereka ,
mengadu nasib yang terkadang mereka mengalami pelecehan, penyiksaan , perlakuan kurang
mengenakan, dan sebagainya (ini fakta banyak dari saudara kita yang sudah berpuluh puluh
tahun terpaksa harus bekerja di luar negeri)
Saran saya bagi saudara saudari- ku semua yang kebetulan saat ini sebagai buruh migrant
(TKI / TKW) profesi anda sangat mulia, jalani profesi anda dengan perasaan senang ,
imbangi dengan memiliki mental yang kuat dan positif , fokuskan keinginan anda pada satu
hal yaitu : bagaimana anda mampu mempersiapkan diri sebaik baiknya untuk memiliki
usaha/pekerjaan yang mapan di tanah air , miliki harapan dan keyakinan yang kuat dengan
selalu berkerja dan berdoa semoga selalu sehat wal afiat , barokah rizki dan manfaat lahir
batin, Amiin !!!
Satu hal penting yang harus anda inggat bahwa ratusan atau bahkan lebih motivasi
motivasi yang telah anda dengar/baca (anda terima dari siapapun tidak semuanya PAS
(cocok) bagi diri anda, terkadang banyak yang menimbulkan berbagai keinginan yang justru
membelenggu pikiran anda, artinya anda harus realistis dalam menyikapi berbagai
keinginan , kebutuhan dan realita.
credit : pixabay
Melatih mental pribadi adalah hal penting terutama dilakukan ketika seseorang masih kecil,
seorang ibu harus melatih mental anak sejak dini, mereka dilatih agar kelak memiliki mental
kuat dan pribadi yang baik.
Pernah merasakan gemetar sebelum presentasi di sekolah? atau berbicara tersendat sambil
bermuka biru saat bertemu orang penting? itu tanda kamu memiliki mental dan rasa percaya
diri yang kurang.
Percaya diri yang kuat membuat kamu berbeda berhadapan orang lain, dalam wawancara
kerja misalnya, orang yang percaya diri akan lebih bisa menjawab semua wawancara kerja
dengan lancar dibanding dengan orang kurang percaya diri, dalam presentasi di sekolah atau
di tempat kerja juga membutuhkan percaya diri dan mental yang kuat.
Mental dan percaya diri yang kuat juga diperlukan oleh mereka yang ingin berhadapan
dengan banyak orang, misalnya dalam pertandingan olah raga, dalam ajang pertandingan
olimpiade, atau acara yang ditonton banyak orang. Berbagai macam cara menumbuhkan rasa
percaya diri, mari simak beberapa tips berikut untuk menumbuhkan mental dan rasa percaya
diri kita.
Semua Orang Memiliki Kedudukan Yang Sama Di Depan Hukum Tuhan
Coba selalu ingatlah jika semua orang memiliki kedudukan yang sama dihadapan Tuhan, kita
itu sama, kenapa kita merasa minder dengan mereka kalau Tuhan saja menganggap semua
orang sama, apalagi kita diciptakan dengan kelebihan yang tidak orang lain miliki.
Kamu Adalah Orang Penting
Selalu berpikirlah bahwa kamu adalah orang penting, entah sepenting apapun orang yang
berhadapan dengan anda, selalu berpikirlah bahwa anda lebih penting darinya. Banyak orang
lain yang minder saat bertemu dengan orang yang lebih darinya, namun apakah kamu pernah
berfikir bahwa mereka juga sama dengan kamu, hanya sedikit perbedaan antara kamu dan
dia.
Pikirkanlah jika setiap kita berhadapan dengan orang selalu pikirkan bahwa kita adalah orang
penting, banyak orang yang membutuhkan kelebihan yang kita miliki.
Pikirkanlah Hasil Akhirnya Jika Kamu Percaya Diri
Selalu berfikirlah jika cara kita berbicara, cara kita menyampaikan dengan baik akan
menghasilkan sesuatu yang baik, sebagai contoh jika dalam wawancara kerja kita dapat
berbicara dengan baik maka potensi kita diterima lebih besar daripada yang sebaliknya.
Kamu Adalah Orang Yang Menguasai Dibidangnya
Dalam diskusi dihadapan orang-orang yang menginginkan kita sebagai pembicara disuatu
bidang, selalu pikirkan bahwa kita adalah yang paling menguasai diantara orang yang ada
diruangan tersebut, jangan pedulikan banyaknya pesaing didalam ruangan tersebut, cara
bicara anda dengan percaya diri akan menandakan bahwa kamu adalah yang lebih menguasai.
Janganlah Sombong dan Berbohong
Berbicaralah dengan apa adanya dan juga jangan berbohong, buntut dari berbohong dalam
diskusi misalnya jika ada yang lebih tahu tentang yang kamu bicarakan, dan ia tahu bahwa
kamu berbohong, ia akan langsung menganggap kamu hanya omong kosong belakang.
Tidaklah berbeda dalam pertandingan, jika sebelum bertanding kamu sudah sombong
menunjukan prestasi kamu terhadap orang disekitar, dan ternyata saat dalam pertandingan
kamu kalah, maka mereka hanya akan menganggapmu amatiran. Hal ini hanya akan
menimbulkan kekecewaan dikemudian hari.
Katakanlah : AKU PASTI BISA !
Manusia diciptakan dengan indra yang sama, sepasang kuping, satu mulut, dan masih banyak
lagi, bahkan ada dari mereka yang memiliki kekurangan namun bisa menjadi seseorang yang
melebihi orang normal biasa, mereka saja bisa kenapa kita tidak bisa?. Hal sepele yang bisa
menjadi penyemangat kita adalah AKU PASTI BISA